Anda di halaman 1dari 12

HASIL STUDI LITERATUR

KELOMPOK : IV
FASILITATOR : Ratih Ayu Apsari
NAMA : Mia Fikjayanti
NIM : E1R016053

TOPIK : MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Judul Artikel : PENGEMBANGAN SOAL UNTUK MENGUKUR


KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI POKOK
BAHASAN BARISAN DAN DERET BILANGAN DI KELAS
IX AKSELERASI SMP XAVERIUS MARIA PALEMBANG

Tahun Terbit : 2013


Sumber : https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm/article/download/821/234
Masalah yang : Tujuan penelitian adalah peneliti mencoba mengembangkan soal-
Diangkat soal berpikir tingkat tinggi, dengan harapan soal-soal tersebut
dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi para
siswa.

Temuan Penting : - Pada penelitian ini peneliti mendapatkan hasil bahwa


kemampuan analisis siwa sudah cukup baik, sebagian besar siswa
sudah telah mampu menganalisis informasi yang masuk dan
membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian
yang lebih kecil untuk mengenali pola dan hubungannya. Mampu
mengenali serta membedakan factor penyebab dan akibat dari
sebuah scenario yang rumit dan telah mampu mengidentifikasi
merumuskan pertanyaan.
- Perangkat soal yang dikembangkan telah memiliki potensial
effect, hal ini terlihat dari hasil tes kemampuan tingkat tinggi
siswa dengan nilai 35,59 dimana nilai ini termasuk memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi kategori baik.

Kelemahan/ : -
Keterbatasan
Rekomendasi : Disarankan kepada peneliti lain, perangkat pembelajaran ini dapat
Penelitian dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengkajilebih
Berikutnya mendalam mengenai soal-soal dalam pembelajaran matematika
disekolah menengah dalam upaya mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa.

Refleksi/ Catatan : - Memperhatikan RPP yang digunakan


Pribadi - Soal yang digunakan bisa lebih memancing kemampuan
berpikir tinkat tinggi
- Pemilihan redaksi yang tepat

TOPIK : MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Judul Artikel : Pembelajaran Matematika Geometri Secara Realistis Dengan


GeoGebra
Tahun Terbit : 2017
Sumber : Google cendikia

Masalah yang : Geometri adalah salah satu cabang ilmu Matematika yang membahas
Diangkat mengenai bentuk bidang, ruang. Perpindahan bidang atau ruang lebih
spesifik dipelajari didalam Geometri Transformasi. Menggambarkan
serta menghitung geometri secara matematis dapat dengan mudah
dilakukan dengan menggunakan suatu aplikasi. Media aplikasi
berfungsi sebagai katalis untuk membuat pekerjaan menjadi efektif.
Media aplikasi yang digunakan adalah aplikasi GeoGebra.

Temuan Penting : Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bagus Ardi Saputro,
Muhammad Prayito dan Farida Nursyahidah [7, 8], penelitian ini
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan GeoGebra, yaitu
pembelajaran yang memecahkan masalah pembelajaran Matematika
melalui solusi kreatif dengan memanfaatkan aplikasi dalam komputer.
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus sebagai berikut:
1. Pada siklus pertama pelaksanaan pembelajaran Matematika
menggunakan Geogebra adalah sebagai berikut: Pertama, guru
memotivasi siswa kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kedua, guru menyampaikan materi pembelajaran pada LCD dengan
materi melukis garis singgung lingkaran dan penggunaan GeoGebra.
Ketiga, guru memberikan permasalahan untuk dipecahkan oleh siswa.
Keempat, guru membimbing siswa dalam memecahkan masalah
tersebut dengan membentuk kelompok. Kelima, guru menyuruh siswa
menyampaikan hasil diskusi.
2. Pada siklus kedua pelaksanaan pembelajaran Matematika
menggunakan GeoGebra adalah sebagai berikut: Pertama, guru
memotivasi siswa kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kedua, guru menyampaikan materi pembelajaran pada LCD tentang
melukis garis singgung melalui suatu titik diluar lingkaran dan garis
singgung persekutuan luar dua lingkaran dipikirkan secara individu
dan mengaplikasikan dengan Geogebra. Ketiga, guru memerintahkan
siswa untuk membuat kelompok dan memberikan soal kepada setiap
masing-masing kelompok. Keempat, guru menyuruh siswa
mempresentasikan hasil jawaban mereka. Kelima, guru mengevaluasi
jawaban siswa dan memberikan reward kepada kelompok yang
melakukan presentasi.
3. Pada siklus ketiga atau siklus terakhir pelaksanaan pembelajaran
Matematika menggunakan Geogebra adalah sebagai berikut: Pertama,
guru memotivasi siswa kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kedua, guru menyampaikan materi pembelajaran tentang melukis garis.
singgung persekutuan dalam dua lingkaran dengan LCD. Keempat,
guru memberikan permasalahan untuk dipecahkan oleh siswa secara
kelompok. Kelima, guru dan siswa mengevaluasi hasil pekerjaan
siswa. Kelima, guru dan murid bersama-sama menyampaikan
kesimpulan dari materi di akhir pembahasan.

Pembelajaran Matematika menggunakan GeoGebra secara keseluruhan


sampai berakhirnya tindakan siklus III, kemandirian dan kemampuan
pemecahan masalah siswa mengalami perubahan yang positif. Adanya
peningkatan kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah dapat
dilihat dari indikator-indikator yang nampak seperti kemampuan siswa
dalam menyelesaikan tugasnya sendiri, kemampuan siswa dalam
percaya pada dirinya sendiri, dan kemampuan siswa merumuskan
masalah Matematika pada Tabel 1. Kemampuan siswa menerapkan
strategi untuk menyelesaikan masalah dan kemampuan siswa dalam
menginterpretasikan hasil permasalahan. Adapun data-data yang
diperoleh mengenai peningkatan kemandirian dan kemampuan
pemecahan masalah dalam belajar pembelajaran Matematika dengan
menggunakan Geogebra dari sebelum tindakan sampai akhir tindakan
dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Kelemahan/ : Penggunaan Geogebra yang masih kurang familiar dikalangan siswa


Keterbatasan
Rekomendasi : Disarankan kepada peneliti lain, agar dapat mengembangkan media
Penelitian pembelajaran interaktif berbasis komputer dengan materi dan model
Berikutnya yang berbeda sehingga dapat menjadi lebih menarik dan lebih
interaktif.

Refleksi/ : - Memperhatikan efisiensi waktu saat menggunakan Geogebra


Catatan Pribadi - Dalam penggunaan Geogebra apakah bisa dimengerti oleh
siswa.
TOPIK : STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MINAT BELAJAR

Judul Artikel : PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MINAT


BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
Tahun Terbit : 2015
Sumber : Google cendikia

Masalah yang : Menganalisis dan menguji kebenaran hipotesis mengenai


Diangkat pengaruh strategi pembelajaran dan minat belajar terhadap hasil
belajar matematika. Hipotesis penelitian yang diuji meliputi: 1)
Pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar matematika
siswa. 2) Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar
matematika siswa. 3) Pengaruh interaksi strategi pembelajaran
dan minat belajar terhadap hasil belajar matematika siswa.
Temuan Penting : Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis
Anova dua jalan dengan bantuan program SPSS 16. Setelah
dilakukan perhitungan kemudian ditemukan adanya interaksi
maka dilanjutkan dengan uji Tuckey. Berikut adalah hasil
pengujiannya.
1. Pengujian hipotesis: Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Hipotesis pertama menyatakan
“Secara keseluruhan hasil belajar matematika siswa yang
diberikan strategi pembelajaran inkuiri berbeda dengan hasil
belajar matematika siswa yang diberikan strategi pembelajaran
ekspositori.”. Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel Test of
Between-Subject Effects di atas yang merupakan tabel utama
yang mempresentasikan hasil hipotesis yang diajukan peneliti.
Dari tabel tersebut, diketahui nilai p-value untuk kategori metode
pembelajaran adalah 0,018 (< 0,05), maka kesimpulannya
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
matematika siswa pada penerapan strategi pembelajaran inkuiri
dan strategi pembelajaran ekspositori. Sehingga disimpulkan
terdapat pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran terhadap
hasil belajar matematika siswa.

2. Pengujian hipotesis: Pengaruh Minat Belajar terhadap Hasil


belajar Matematika Siswa Hipotesis kedua menyatakan “Secara
keseluruhan hasil belajar matematika siswa dengan minat belajar
tinggi berbeda dengan minat belajar rendah”. Berdasarkan Hasil
pengujian pada tabel Test of Between-Subject Effects diketahui
untuk kategori minat belajar tinggi dan rendah memiliki nilai sig
0,285 (> 0,05). Maka kesimpulannya adalah terdapat pengaruh
yang tidak signifikan antara hasil belajar matematika siswa minat
belajar tinggi dengan hasil belajar matematika siswa dengan minat
belajar rendah. Sehingga disimpulkan terdapat pengaruh yang
tidak signifikan minat belajar terhadap hasil belajar matematika
siswa.

3. Pengujian hipotesis: Pengaruh Interaksi Strategi Pembelajaran


dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Hipotesis
ketiga menyatakan “Terdapat pengaruh interaksi antara Strategi
pembelajaran dan minat belajar terhadap hasil belajar Matematika
siswa”. Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat pada tabel Test
of Between-Subject Effects diperoleh nilai p-value untuk interaksi
metode dan minat belajar (metode*minat belajar) adalah 0,469 (>
0,05), maka kesimpulannya terdapat perbedaan interaksi yang
tidak signifikan strategi pembelajaran (inkuiri dan ekspositori)
dengan minat belajar (tinggi-rendah) . Dengan demikian dapat
dikatakan terdapat pengaruh interaksi yang tidak signifikan antara
strategi pembelajaran dan minat belajar terhadap hasil belajar
matematika siswa.

Kelemahan/ : -
Keterbatasan
Rekomendasi : -
Penelitian
Berikutnya
Refleksi/ Catatan : - Menjadi fasilitator yang baik
Pribadi - Memperhatikan RPP yang digunakan
- Alokasi waktu pelaksaan di rncanakan agar lebih tepat dan
efisien.

TOPIK : ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS


DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
Judul Artikel : Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pemecahan
Masalah Matematika Sesuai dengan Gaya Kognitif dan Gender
Tahun Terbit : 2015
Sumber : Google cendikia

Masalah yang : Mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis dalam


Diangkat memecahkan masalah matematika. Penelitian ini meliputi
penelitian analisis kasus kasus studi kasus
Temuan Penting : Berdasarkan hasil kemampuan komunikasi matematis pada Tabel
1 dan Tabel 2, dapat dirumuskan persamaan dan perbedaan
kemampuan komunikasi matematis antara siswa FD dan FI secara
tertulis atau lisan dari masing-masing indikator sebagai berikut.
1. Menginterpretasikan Ide Matematis.
Siswa FD dan FI memiliki persamaan dalam memahami dan
menginterpretasikan ide matematika yaitu sudah memahami
masalah dengan baik, hanya saja cara dalam memahami
masalah berbeda. Siswa FD lebih memahami masalah secara
keseluruhan, sedangkan siswa FI lebih memahami masalah
secara terpisah. Hal ini sesuai dengan karakteristik gaya
kognitif FD yang lebih memandang objek secara global dan
menyatu dengan lingkungan sekitar, sedangkan karakteristik
gaya kognitif FI memandang objek terdiri dari bagian-bagian
diskrit dan terpisah dari lingkungan. Selain itu, siswa FD
menyatakan langkah pemecahan masalah dengan mencoba-
coba dan terpola, ada juga siswa FD yang sudah menyatakan
langkah pemecahan masalah dengan baik namun masih
bersifat umum, artinya langkah pemecahan masalah yang
diberikan berdasarkan informasi yang tersaji pada soal tanpa
menganalisis permasalahan yang sebenarnya. Siswa FD juga
memberikan respon secara lisan, namun sulit untuk dipahami
dan cenderung kurang jelas serta tidak efisien. Ada juga siswa
FD yang merespon secara lisan dengan cukup baik meskipun
masih bersifat umum. Hal ini sesuai dengan karakteristik
gaya kognitif FD yang cenderung hanya menerima informasi,
sehingga tidak mampu mengorganisir informasi kembali
untuk diungkapkan kepada orang lain. Berbeda dengan siswa
FD, siswa FI menyatakan langkah pemecahan masalah
dengan baik dan ada yang menyajikan langkah pemecahan
masalah dengan tepat, respon secara lisan juga jelas. Hal ini
sesuai dengan karakteristik gaya kognitif FI yang mampu
mengorganisasi masalah yang belum terorganisir serta
mereorganisasi masalah yang sudah terorganisir, sehingga
siswa FI dapat merespon secara lisan dengan argumen yang
jelas.
2. Menggambarkan Situasi Masalah Dalam Bentuk Visual.
Siswa FD tidak memiliki persamaan dengan siswa FI pada
saat menggambarkan situasi masalah dalam bentuk visual.
Hal ini terlihat ketika siswa FD menggambarkan situasi
masalah berdasarkan informasi pada soal tanpa menganalisis
permasalahan yang sebenarnya dan tidak sesuai dengan
langkah pemecahan masalah, ada juga yang sudah sesuai
dengan langkah pemecahan masalah namun belum sampai
pada pemecahan masalah yang diharapkan. Siswa FD
mengaplikasikan konsep geometri dalam menentukan posisi
dengan tidak tepat dan dapat mengomunikasikan ide secara
tertulis namun sulit mengomunikasikan ide secara lisan. Hal
ini sesuai dengan karakteristik gaya kognitif FD yang
kesulitan memproses informasi dan cenderung hanya
menerima informasi yang disajikan tanpa mengorganisasi
kembali sehingga sulit menggambarkan situasi masalah
melalui gambar. Berbeda dengan siswa FD, siswa FI
membuat gambar dengan menganalisis informasi yang
disajikan dan sesuai dengan langkah pemecahan masalah
dengan tepat, mengaplikasikan konsep geometri dalam
menentukan posisi untuk pemecahan masalah dengan baik
dan pengaplikasiannya cenderung mencoba-coba atau ada
yang mengaplikasikan konsep disertai aplikasi gambar lain
untuk menyakinkan jawaban dan dapat mengomunikasikan
ide tertulis dan lisan dengan baik. Meskipun, keduanya
berbeda pada saat mengaplikasikan konsep geometri, namun
keduanya sudah pada pemecahan masalah yang sebenarnya.
Hal ini sesuai dengan karakteristik gaya kognitif FI yang
mampu memproses informasi dan mengorganisasi objek
yang belum terorganisir dan mereorganisasi objek yang sudah
terorganisir.
3. Menyatakan Hasil Pemecahan Masalah. Siswa FD dan FI
terlihat memiliki kesamaan dalam menyatakan hasil
pemecahan masalah, yaitu: dengan menggunakan persamaan
matematis dan menyajikan hasil pemecahan masalah
berdasarkan hasil visualisasi masalah. Namun, siswa FD
menyajikan hasil secara terstruktur atau ada juga yang kurang
terstruktur, sedangkan siswa FI menyajikan hasil secara
terstruktur. Hal ini sesuai dengan karakteristik gaya kognitif
FD yang sulit fokus pada satu aspek dan menganalisis pola
menjadi bagian yang berbeda, sedangkan karakteristik gaya
kognitif FI yang menunjukkan bagian-bagian terpisah dari
pola keseluruhan dan mampu menganalisis pola ke dalam
komponen-komponennya.
4. Membaca Pemahaman dengan Suatu Representasi
Matematika Tertulis. Siswa FD dan FI terlihat memiliki
perbedaan dalam membaca pemahaman dengan suatu
representasi matematika tertulis pada tahap review, yaitu
memeriksa jawaban. Siswa FD memeriksa jawaban dengan
melihat kembali hasil perhitungan pada lembar jawaban dan
menyesuaikan hasil dengan gambar meskipun kurang teliti,
sedangkan siswa FI memeriksa hasil perhitungan sesuai
dengan gambar dan teliti. Maksud dari ketidaktelitian ini
bahwa ada sebagian dari hasil pemecahan masalah yang tidak
diperiksa dengan baik, sehingga masih terdapat kesalahan
pada proses perhitungan. Hal ini bisa disebabkan dari cara
siswa FD yang menyajikan hasil pemecahan masalah menjadi
bagian yang berbeda, dalam arti bagian yang berbeda tersebut
adalah pola pemecahan masalah dari keseluruhan hasil. Hal
ini sesuai dengan karakteristik gaya kognitif FD yang sulit
fokus pada satu aspek dan menganalisis pola menjadi bagian
yang berbeda, sedangkan karakteristik gaya kognitif FI yang
mampu menunjukkan bagian-bagian terpisah dari pola
menyeluruh dan mampu menganalisis pola ke dalam
komponen-komponennya. Hasil analisis pada siswa FD
sesuai dengan teori Witkin yang menyatakan bahwa gaya
kognitif FD memiliki karaktersitik sebagai berikut: kesulitan
memproses informasi, cenderung hanya menerima informasi
yang diberikan dan tidak mampu mengorganisasi kembali,
persepsi kuat ketika dimanipulasi sesuai konteksnya namun
lemah ketika terjadi perubahan konteks, sulit fokus pada satu
aspek cenderung mengikuti tujuan yang sudah ada,
menganalisis pola menjadi bagian-bagian yang berbeda, serta
memandang objek secara global dan menyatu dengan
lingkungan sekitar.
Kelemahan/ : -
Keterbatasan
Rekomendasi : -
Penelitian
Berikutnya
Refleksi/ Catatan : - Menjadi fasilitator yang baik
Pribadi - Memperhatikan RPP yang digunakan
- Alokasi waktu pelaksaan di rncanakan agar lebih tepat dan
efisien.
TOPIK : MEDIA PEMBELAJARAN

Judul Artikel : EVALUATIONAL RESEARCH ON A VIDEO-BASED IN-


SERVICE MATHEMATICS TEACHER TRAINING PROJECT
- REPORTED INSTRUCTIONAL PRACTICE AND
JUDGEMENTS ON INSTRUCTIONAL QUALITY
Tahun Terbit : 2006
Sumber : www.researchgate.net
Masalah yang : evaluational research on a video-based in-service teacher training
Diangkat program with more than 30 participating upper secondary
mathematics teachers. As the program aimed at encouraging the
teachers in improving cognitive activation in their classrooms, the
evaluation focused both on components of the teachers’
professional knowledge and on indicators for implementation in
instructional practice.
Temuan Penting : For the development of situation-specific professional knowledge
concerning instructional quality, we had observed rather diverging
judgements on instructional
quality of the videotaped classroom situations before the
beginning of the in-service teacher training (cf. Kuntze & Reiss,
2005). As we liked to observe especially the development of
professional knowledge of teachers holding more “traditional”
beliefs with respect to the dominant German teaching script, we
distinguished
between “traditionally oriented” teachers and “teachers favouring
discourse” using a cluster analysis (fig. 4). On the base of
judgements on instructional quality before and after the project, a
certain convergence of the judgements of the two clusters can be
stated. Additionally, especially the cluster of the rather
“traditionally oriented” teachers rated video A more positively
after the project. According to our approach, this videotaped
classroom situation was marked by a relatively strong
argumentational exchange. Consequently, the participants’
perceptions and opinions
related to video A were very important for us as indicators for the
impacts of the video-based discussions in the teacher training
project. For instance, when asked to compare the videotaped
classroom situations to their own instructional practice, thetwo
clusters show the developments represented in figure 5

Kelemahan/ : - The data do not allow causal implications like: “Developments


Keterbatasan in professional knowledge have caused changes in the reported
instructional practice“. The correlations found in the study might
just reflect simultaneous developments of the enrolled teachers in
the different domains.
Rekomendasi : - The changes in situation-specific professional knowledge and
Penelitian reported instructional practice were generally rather moderate.
Berikutnya The findings might indicate that the participating teachers
acquired additional alternative possibilities of conceiving
mathematics instruction and acting in the classroom. Hence, two
of the impacts of the teacher training project might have been
enriched patterns of perception for instructional situations and
diversified possibilities of acting in the classroom.

Refleksi/ Catatan : - Menjadi fasilitator yang baik


Pribadi - Memperhatikan RPP yang digunakan
- Alokasi waktu pelaksaan di rncanakan agar lebih tepat dan
efisien.

Anda mungkin juga menyukai