Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS CONCEPT MAPPING

PADA MATERI ELASTISITAS DI SMA


1)
Siti Dwi Rahayu, 1) Trapsilo Prihandono, 1) Agus Abdul Gani
1)
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Email: sitidwirahayu17@gmail.com

Abstract
Concept mapping was a way to find the concept relation which
arranged systematically in the real illustration from the relationship of the core
concept to the other concepts that was owned by a particular field of study.
Therefore, this research was focused on the development of teaching materials
in the form of module based on concept mapping in learning physics for Senior
High School. The research produced a student book. This research aimed to
determine the validity of book, student understanding level and student’s
response after using module based on concept mapping, using 4-D development
models. The result of this research indicated that the teaching material in the
form of module based on concept mapping was valid with validity 4.2 from 5
categories. Meanwhile, students understanding level of module based concept
mapping obtained an average value of 82.65% with category “understand”.
Regarding the third purpose of the research, the students responded the module
very positive for every aspect presented on the questionnaire. In short, module
based concept mapping was good and appropriate alternative to be used as a
learning material.

Key words: module based on concept mapping, validity, student understanding


level, response.

PENDAHULUAN Bahan ajar penunjang lainnya


yaitu buku paket, tetapi 85% siswa
Pembelajaran fisika tidak hanya menyatakan bahwa buku paket yang
memahami teori dan rumus yang ada digunakan berisi kalimat-kalimat atau
dalam buku, tetapi perlu pemahaman paragraf yang panjang dan sulit dipahami,
terhadap konsep fisika yang berkaitan hal ini membuat siswa malas dalam hal
dengan hakikat fisika yaitu terdiri dari membaca buku. Sehingga hasil belajar
produk, sikap dan proses. Proses siswa setelah pembelajaran tergolong
pembelajaran membutuhkan suatu materi masih rendah. Oleh sebab itu, untuk
pembelajaran yang disajikan dalam sumber mendukung berjalannya proses
belajar dan bahan ajar. Berdasarkan hasil pembelajaran sangat diperlukan adanya
observasi kelas secara acak di SMA Negeri pengembangan bahan ajar yang lengkap,
Rambipuji sebagian besar siswa ringkas, menarik dan kreatif untuk
mengatakan bahwa fisika itu sulit memudahkan siswa dalam memahami
dipelajari. Siswa menggunakan bahan ajar konsep materi yang akan diterimanya.
wajib berupa LKS, tetapi guru kesulitan Apabila bahan ajar yang akan digunakan
dalam menerapkannya di kelas. Hal ini oleh siswa menarik, maka siswa akan
disebabkan karena buku pegangan berupa termotivasi untuk membaca dan belajar
LKS tersebut sulit dimengerti oleh siswa, atas dorongan dari dirinya sendiri
materi yang disajikan tidak lengkap, (Rangsing, et al. 2015).
kurang runtut, dan soal yang disajikan Upaya untuk meningkatkan
terlalu sulit. kualitas pembelajaran salah satunya

240
Rahayu, Pengembangan Modul Fisika ... 241

dengan cara melalui pengembangan yang lebih lama dalam memori siswa.
sumber belajar terutama buku, baik buku Menurut Asan (2007) bahwa peta konsep
pelajaran, buku bahan ajar, dan media merupakan representasi dari beberapa
cetak lainnya (Yuliyanto dan Rohaeti konsep serta berbagai hubungan antar
2013). Bahan ajar yang dikembangkan struktur pengetahuan yang dimiliki oleh
peneliti dalam penelitian ini yaitu berupa seseorang. Penelitian yang dilakukan
modul. Modul ini dapat digunakan dalam Sambow et al. (2013) bahwa dengan
kegiatan pembelajaran yang berperan menggunakan peta konsep dapat
sebagai sumber belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
membantu siswa untuk memahami konsep Pengembangan Modul Fisika Berbasis
materi yang diajarkan, maupun digunakan Concept Mapping ini menyajikan materi
siswa untuk belajar secara mandiri sebagai dalam bentuk peta konsep yang
bahan untuk menunjang pemahaman menghubungkan setiap konsep dalam suatu
konsep-konsep fisika yang dipelajari. rangkaian yang benar. Dengan memetakan
Pengembangan modul dirasa sangat efektif konsep-konsep sesuai dengan urutannya,
untuk mengatasi kesulitan siswa dalam diharapkan dapat memudahkan siswa
belajar karena modul disusun dengan dalam menerima dan memahami konsep
konsep yang menarik dengan secara sistematis.
mencantumkan gambar, soal-soal serta Berdasarkan hasil penelitian
kegiatan praktikum. Menurut Kuswandari Puspitasari (2013) juga menyatakan bahwa
et al. (2013) dengan menggunakan modul dengan menggunakan Strategi concept
Fisika dapat mengoptimalkan penggunaan mapping disertai metode pemberian tugas
waktu pembelajaran, sehingga konsep- atau resitasi dapat meningkatkan hasil
konsep pada materi tersebut dapat belajar dan aktivitas siswa. Dalam
disampaikan dalam waktu yang telah penelitian yang dilakukan oleh Hardanti et
ditentukan dengan baik. al. (2016) menyatakan bahwa modul
Pentingnya penanaman konsep pembelajaran fisika berbasis peta konsep
pada siswa merupakan dasar bagi proses pada materi gelombang elektromagnetik
terwujudnya hakikat fisika. Pemetaan memenuhi kategori layak digunakan dan
terhadap konsep-konsep fisika dapat dapat meningkatkan hasi belajar siswa.
membantu siswa untuk mengkategorikan Berdasarkan uraian tersebut telah
atau menyusun konsep tersebut menjadi dilakukan pengembangan pendidikan yang
suatu kelompok. Peta konsep (Concept berjudul “Pengembangan Modul Fisika
Mapping) digunakan untuk Berbasis Concept Mapping pada Materi
menghubungkan antara konsep-konsep Elastisitas di SMA”. Penelitian ini
dalam bentuk porsi tertentu yang bertujuan untuk mendeskripsikan validitas
digunakan untuk menyatakan hubungan modul, mendeskripsikan tingkat
antar konsep menjadi satu kesatuan tema. pemahaman siswa terhadap modul dan
Menurut Pribadi dan Delfy (2015) mendeskripsikan respon siswa terhadap
menyatakan bahwa peta konsep dapat modul yang dikembangkan.
memfasilitasi mahasiswa untuk menulis
karya ilmiah. METODE
Peta konsep adalah suatu teknik
mencatat yang mengkombinasikan antara Penelitian pengembangan ini
gambar, simbol, warna, huruf, dan kata- menghasilkan produk berupa modul
kata yang saling berkaitan sebagai berbasis Concept Mapping yang diujicoba
penjelasan dari suatu hal. Kelebihannya terbatas di SMAN Rambipuji Jember
dengan teknik mencatat tersebut siswa dengan subjek penelitian siswa kelas XI
dituntut untuk kreatif dalam hal seni dan IPA 3. Desain penelitian menggunakan
konsep sehingga menghasilkan ingatan model pengembangan 4-D. Namun pada
242 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 3, September 2017, hal 240-247

penelitian ini hanya digunakan sampai analisis konsep dan spesifikasi tujuan
tahap ketiga. pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan
analisis pada standar kompetensi,
Analisis Awal
kompetensi dasar sesuai kurikulum KTSP
Akhir
2006, tujuan pembelajaran dan konsep
keilmuan. Pada tahap design terdapat

PENDEFINISIAN
empat langkah yaitu penyusunan tes,
Analisis siswa
pemilihan media, pemilihan format dan
Analisis Analisis perancangan awal.
Tugas Konsep Tujuan dari tahap design yaitu
untuk merancang bentuk awal modul fisika
Spesifikasi berbasis concept mapping yang
Tujuan dikembangkan. Tes yang digunakan disini
Pembelajaran yaitu evaluasi akhir setelah pelaksanaan
pembelajaran untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi pada
Penyusunan Tes
modul yang dikembangkan. Media yang
PERANCANGAN

dipilih pada penelitian ini berupa modul


Pemilihan Media pembelajaran dengan format booklet
menggunakan kertas ukuran A5, yang
Pemilihan Format dirancang menggunakan software
Microsoft publisher 2010 (Microsoft).
Pada tahap develop terdapat dua langkah
Rancangan Awal yaitu validasi ahli dan uji pengembangan.
Pada langkah validasi ahli terdapat 3
PENGEMBANGAN

Validasi Ahli validator yang terdiri dari dua dosen


jurusan pendidikan MIPA Universitas
Jember dan satu dari guru mata pelajaran
Uji Pengembangan fisika di SMA.
Teknik analisis untuk validasi ahli
yaitu berdasarkan rata-rata nilai indikator
ditentukan rata-rata nilai untuk setiap
Uji Validasi aspek penilaian kevalidan instrumen modul
PENYEBARAN

fisika berbasis concept mapping pada


Pengemasan
materi elastisitas di SMA sesuai langkah-
langkah berikut:
1) Melakukan rekapitulasi data penilaian
Penyebaran dan ke dalam tabel yang meliputi: aspek
Pengadopsian (Ai), indikator (Ii), dan nilai Vji untuk
masing-masing validator.
Keterangan: 2) Menentukan rata-rata nilai validasi
: dilakukan
: tidak dilakukan
setiap indikator dengan rumus:
∑𝑛 𝑉𝑗𝑖
𝐼𝑖 = 𝑗=1𝑛 (1-1)
Gambar 1. Desain Penelitian Model
Pengembangan 4D
dengan Vji adalah nilai validator ke-j
(Trianto,2011:190). terhadap indikator ke-I, n adalah jumlah
validator hasil yang diperoleh ditulis
Berdasarkan gambar 1 pada tahap pada kolom dalam tabel yang sesuai.
define terdapat lima langkah yaitu analisis 3) Menentukan rata-rata validasi untuk
awal-akhir, analisis siswa, analisis tugas, setiap aspek dengan rumus:
Rahayu, Pengembangan Modul Fisika ... 243

∑𝑚 𝐼𝑖𝑗 Pemahaman merupakan suatu


𝐴𝑖 = 𝑗=1 (1-2)
𝑛 bentuk pengertian yang menyebabkan
dengan Ai adalah rata-rata nilai aspek seseorang mengetahui sesuatu yang sedang
ke-i, Iij adalah rata-rata aspek ke-i dikomunikasikan dan dapat menggunakan
indikator ke-j,M adalah jumlah bahan atau ide yang sedang
indikator dalam aspek ke-i, hasil yang dikomunikasikan itu tanpa harus
diperoleh ditulis pada kolom dalam menghubungkannya dengan bahan lain
tabel yang sesuai. (Hidayat, 2014). Persentase tingkat
4) Menentukan nilai rata-rata total dari pemahaman konsep fisika siswa disajikan
semua spek dengan rumus: dalam tabel 3 dan dapat dihitung dengan
∑𝑛 𝐴
𝑉𝑎 = 𝑖=1 𝑖 (1-3) rumus sebagai berikut.
𝑛 𝑅
dengan Va adalah nilai rata-rata total 𝑁𝑃 = 𝑆𝑀 𝑥100% (1-5)
untuk semua aspek, Ai adalah rata-rata Keterangan :
nilai aspek ke-i, n adalah jumlah aspek. NP= nilai persen yang dicari atau
Nilai Va dirujuk pada interval diharapkan
penentuan tingkat kevalidan instrumen R= skor mentah yang diperoleh siswa
modul fisika berbasis concept mapping SM= skor maksimum ideal dari tes yang
pada materi elastisitas di SMA sebagai bersangkutan
berikut: Tabel 3. Kategori pemahaman konsep
Tabel 1. kriteria validitas modul Tingkat Kriteria
Nilai Validitas Kriteria Pemahaman Konsep
1 ≤ 𝑣𝑎 < 2 Tidak valid 85 < NP ≤ 100% Sangat paham
2 ≤ 𝑣𝑎 < 3 Kurang valid 75 < NP ≤ 85% Paham
3 ≤ 𝑣𝑎 < 4 Cukup valid 59 < NP ≤ 75% Cukup paham
4 ≤ 𝑣𝑎 < 5 Valid 54 < NP ≤ 59% Kurang paham
=5 Sangat valid NP ≤ 54 % Sangat kurang paham
(Hobri, 2010: 52-53). (Purwanto, 2001:103).
Angket respon siswa digunakan Tahap penyebaran (dessiminate) tidak
untuk mengukur pendapat siswa terhadap dilakukan karena keterbatasan waktu dan
modul fisika berbasis concept mapping biaya yang dimiliki peneliti, peneliti
pada materi elastisitas di SMA. Angket merupakan peneliti pemula sehingga
respon siswa diberikan pada siswa setelah belum memiliki pengalaman yang banyak
menyelesaikan seluruh kegiatan dalam penelitian pengembangan.
pembelajaran. Persentase respons siswa
dihitung dengan menggunakan rumus: HASIL DAN PEMBAHASAN
Presentase respon = 𝐵𝐴 ×100% (1-4)
Modul fisika berbasis concept
keterangan:
mapping pada materi elastisitas di SMA
A = proporsi jumlah siswa yang memilih
yang dikembangkan dalam penelitian ini,
B = jumlah siswa
terdiri dari beberapa bagian yaitu sampul
(Hobri, 2010: 53).
Tabel 2. kriteria respon siswa
(cover) memuat identitas utama bahan ajar
Kategori Respon Interval
seperti jenjang pendidikan, tema, materi
Siswa ajar, dan beberapa gambar penunjang
Sangat kurang PR < 20% pokok bahasan. Bagian kedua yaitu
positif pendahuluan yang terdiri dari deskripsi
Kurang 20% ≤ PR < 40% materi, petunjuk penggunaan modul,
Cukup 40% ≤ PR < 60% kompetensi yang terdiri dari standar
Positif 60% ≤ PR < 80% kompetensi dan kompetensi dasar dalam
Sangat positif 80% ≤ PR ≤ 100% kurikulum 2006 atau KTSP. Bagian ketiga
(Arikunto, 2010: 257). peta konsep berfungsi untuk memudahkan
siswa dalam memahami isi bahan ajar
244 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 3, September 2017, hal 240-247

melalui pemaparan struktur konsep secara dengan revisi setelah melalui proses revisi
umum (keterkaitan antar konsep). sesuai dengan saran dan kritik yang
Bagian keempat yaitu kegiatan diberikan oleh validator. Revisi yang
belajar tiap subbab yang berisi indikator dilakukan dari validator 1 sebanyak dua
yang harus dicapai dalam pembelajaran, kali, validator 2 sebanyak dua kali dan
tujuan pembelajaran, aplikasi fisika yang validator 3 tanpa melakukan revisi.
berguna untuk mengetahui aplikasi dalam Validasi modul fisika berbasis concept
kehidupan sehari-hari yang berkaitan mapping mencakup empat aspek
dengan materi tersebut, materi ajar, diantaranya kelayakan isi, kebahasaan,
kegiatan praktikum, contoh soal dan uji penyajian dan kegrafikaan. Keempat aspek
kompetensi. Bagian kelima materi ajar, tersebut kemudian dirata-rata untuk
memuat penjabaran materi-materi sesuai mengetahui nilai validitas akhir dari modul
dengan pokok bahasan Elastisitas disajikan fisika berbasis concept mapping.
dalam penjabaran yang ringkas namun Tabel 4. Hasil Validasi Modul
mudah dimengerti disertai peta konsep. Aspek Nilai rata- Kate-
Bagian keenam praktikum fisika, berisi No
Penilaian rata total gori
serangkaian petunjuk kerja yang harus 1 Kelayakan Isi 4.4 Valid
dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran 2 Kebahasaan 4.07 Valid
dalam bentuk praktikum untuk 3 Penyajian 4.16 Valid
meningkatkan kemampuan sikap ilmiah 4 Kegrafikaan 4.16 Valid
siswa. Berdasarkan penilaian akhir dari
Bagian ketujuh yaitu contoh soal ketiga validator, aspek kelayakan isi
dan pembahasan untuk mempermudah memiliki nilai rata-rata sebesar 4,4; aspek
siswa memahami materi yang bahasa memiliki nilai rata-rata sebesar
disampaikan. Bagian delapan uji 4,07; aspek penyajian memiliki nilai rata-
kompetensi, guna memperdalam rata sebesar 4,16; dan aspek kegrafikaan
pengetahuan siswa dalam aplikasi soal-soal memiliki nilai rata-rata sebesar 4,16;
untuk melatih kemampuan berpikir siswa. dengan rata-rata total seluruh aspek yaitu
Modul juga disertai tokoh fisika, berisi 4,2 hal ini sesuai dengan rujukan pada
mengenai informasi seorang tokoh yang interval penentuan tingkat kevalidan suatu
berhubungan dengan materi yang dipelajari produk (Hobri, 2010:52) yaitu rentang
dan rangkuman yang memuat ulasan 4 ≤ Va < 5, termasuk dalam kategori valid.
singkat materi ajar yang terdapat dalam Pengembangan modul yang dilakukan oleh
modul fisika berbasis concept mapping. Wulandari dan Lepiyanto (2016) dengan
Bagian akhir terdapat soal evaluasi berisi judul pengembangan modul pembelajaran
soal-soal dari kegiatan belajar satu samapi biologi berorientasi siklus belajar
tiga yang berguna untuk meningkatkan menghasilkan validasi dengan kategori
hasil pemahaman siswa. sangat baik.
Proses validasi dilakukan sebelum Data uji pemahaman siswa
modul digunakan dalam uji diperoleh setelah melaksanakan post-test
pengembangan. Modul fisika berbasis sehingga dapat diketahui tingkat
concept mapping ini divalidasi oleh dua ketuntasan belajar siswa. Total nilai dari
dosen program studi pendidikan fisika dan 35 siswa diperoleh 2893 dengan nilai rata-
satu guru mata pelajaran fisika. Validasi rata 82.65. Persentase tingkat pemahaman
modul fisika berbasis concept mapping ini konsep fisika siswa memiliki hasil 82.65%
bertujuan untuk menghasilkan produk yang dengan kategori pada tingkat paham.
valid sehingga layak untuk diujicobakan Data respon siswa memuat
kepada siswa. pernyataan yang berisi tanggapan siswa
Modul fisika berbasis concept terhadap pembelajaran dengan
mapping dapat digunakan tanpa atau menggunakan bahan ajar yang
Rahayu, Pengembangan Modul Fisika ... 245

dikembangkan. Analisis data respon siswa Kendala yang terdapat dalam


ini disesuaikan denga tabel dalam penelitian pengembangan modul fisika
Arikunto (2010: 257) Analisis data respon berbasis concept mapping yaitu materi
siswa dapat dilihat pada tabel 5 berikut. yang dikembangkan pada modul yaitu
elastisitas, pegas yang terdapat disekolah
Tabel 5. data angket respon siswa kurang dan ukuran tidak sama, terdapat
Aspek Percentage Kategori empat pegas dengan diameter 1 cm, dua
of agreement respon pegas dengan diameter 1.25 cm dan dua
Efektivitas 88.55% Sangat Positif pegas dengan diameter 1.5 cm sedangkan
Modul terdapat enam kelompok dan dalam setiap
Isi 88.55% Sangat Positif
kelompok dibutuhkan dua pegas pada
Bahasa 82.9% Sangat Positif
Penyajian 91.4% Sangat Positif praktikum pertama dan 2 pegas dengan
kegrafikaan 94.25% Sangat Positif diameter yang sama pada praktikum kedua.
Aspek respon yang tinggi dapat Kendala ini terjadi dikarenakan saat
dilihat pada aspek kegrafikaan sebesar melakukan observasi peneliti tidak
94.25% menyatakan ya atau setuju dengan melakukan observasi langsung ke
modul fisika berbasis concept mapping laboratorium sekolah, hanya dengan
yang digunakan. Data ini menunjukkan wawancara guru mengenai laboratorium
bahwa desain yang menarik pada modul sekolah tersebut.
dan ukuran modul yang dikembangkan Solusi dari permasalahan tersebut
sesuai. Selain itu respon positif yang tinggi adalah proses praktikum pada pertemuan
yaitu 91.4% juga dapat dilihat pada aspek kedua dan ketiga siswa menggunakan
penyajian. Hal tersebut menunjukkan pegas secara bergantian oleh tiap
bahwa siswa setuju dengan penyajian kelompok dan tetap menggunakan pegas
materi yang ada dalam modul fisika yang ada untuk memperoleh data, sehingga
berbasis concept mapping yang membuat terjadi perbedaan hasil nilai pengukuran
siswa lebih senang untuk melakukan yang diperoleh siswa dalam melakukan
pembelajaran. percobaan, seperti yang menggunakan
Aspek efektifitas, isi dan bahasa pegas dengan konstanta pegas lebih kecil
juga memiliki percentage of agreement memperoleh hasil pertambahan panjang
yang tinggi, dengan kesimpulan bahwa yang lebih besar dan lain sebagainya.
siswa merasa modul mendapatkan respon
yang sangat positif dari siswa. Hal tersebut SIMPULAN DAN SARAN
sesuai dengan yang dinyatakan oleh
Berdasarkan hasil penelitian dan
Arikunto (2010:257) bahwa respon
pembahasan pengembangan modul fisika
pembelajaran sangat positif apabila jumlah
berbasis concept mapping, maka dapat
siswa dengan kategori 80% ≤ PR ≤ 100%.
disimpulkan bahwa validitas modul fisika
Tingginya perolehan prosentase respon
berbasis concept mapping pada materi
belajar siswa yang tinggi dapat dipacu oleh
Elastisitas kelas XI IPA termasuk dalam
pembelajaran yang menyenangkan
kategori valid. Tingkat pemahaman siswa
khususnya dengan adanya teknik concept
terhadap modul fisika berbasis concept
mapping - events chains sehingga siswa
mapping pada materi Elastisitas kelas XI
merasa penasaran dan tertantang dengan
IPA termasuk dalam kategori paham.
pembelajaran dengan cara yang baru
Respon siswa yang didapatkan dalam
(Sari et al., 2015). Respon positif siswa
penelitian ini adalah sangat positif untuk
dapat dijadikan pedoman bahwa siswa
semua aspek yang dimunculkan. Hal ini
merasa lebih nyaman atau menikmati
berarti siswa menyukai modul fisika
dengan bahan ajar yang digunakan dalam
berbasis concept mapping pada materi
pembelajaran (Nugraha, 2013).
Elastisitas kelas XI IPA yang
dikembangkan.
246 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 3, September 2017, hal 240-247

Berdasarkan hasil penelitian Biromaru. Jurnal Pendidikan Fisika


pengembangan yang dilakukan, maka Tadulako (JPFT). Vol. 1(3):23-26.
saran yang dapat diajukan adalah
manajemen waktu pada saat pembelajaran Hobri. 2010. Metodologi Penelitian
dalam uji pengembangan perlu Pengembangan. Jember: Pena
diperhatikan dengan baik. Hal ini Salsabila.
dimaksudkan agar pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar, Monitoring Kuswandari, M., W. Sunarno, dan
terhadap kegiatan belajar siswa perlu Supurwoko. 2013. Pengembangan
diperhatikan agar siswa benar-benar Bahan Ajar Fisika Sma dengan
belajar secara mandiri menggunakan pendekatan Kontekstualpada Materi
modul dan guru hanya bertindak sebagai Pengukuranbesaran Fisika. Jurnal
fasilitator, saat uji pengembangan, Pendidikan Fisika. Vol. 1(2):41-44.
peralatan pembelajaran perlu dipersiapkan
dengan sebaik-baiknya agar pada saat Nugraha, D. A. 2013. Pengembangan
pembelajaran tidak terjadi suatu hal yang Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi
dapat menggangu pelaksanaan SETS, Berorientasi Konstruktivistik.
pembelajaran, bagi peneliti lanjut, Jurnal of Innovative Science
sebaiknya penelitian pengembangan ini Education (JISE). Vol. 2 (1): 27-34.
juga dilakukan pada materi yang lain
karena banyak materi fisika yang dapat Pribadi, B. A. dan R. Delfy. 2015.
dikembangkan dalam bentuk modul Implementasi Strategi peta Konsep
berbasis concept mapping. (Concept mapping) dalam Program
Tutorial Teknik Penulisan Artikel
DAFTAR PUSTAKA Ilmiah bagi Guru. Jurnal Pendidikan
Terbuka dan Jarak Jauh.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Vol.16(2):76-88.
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta. Purwanto, M. 2001. Psikologi Pendidikan.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Asan, A. 2007. Concept mapping in
Science Class: A Study of fifth grade Puspitasari. 2013. Upaya Peningkatan
students. Jurnal Educational Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar
Technology & Society. Vol. 10 Dengan Strategi Concept Mapping
(1):186-195. Disertai Metode Pemberian Tugas
atau Resitasi pada Siswa Kelas VIIG
Hardanti, E.K., Sarwanto dan Cari. 2016. Semester Genap Tahun Ajaran
Pengembangan Modul Pembelajaran 2012/2013 SMPN 4 Jember. Jurnal
Fisika Berbasis Peta Konsep pada Pendidikan Fisika. Vol. 2(2):220 –
Materi Gelombang Elektromagnetik 225.
Kelas XI SMAN 1 Dolopo Kabupaten
Madiun Jawa Timur. Jurnal Inkuiri. Rangsing, B., Subiki dan R. D. Handayani.
Vol.5(2):64-70. 2015. Pengembangan Bahan Ajar
Fisika Berbasis Majalah Siswa Pintar
Hidayat, K., A. Kade dan Haeruddin. 2014. Fisika (MSPF) pada Pembelajaran
Pengaruh Model Pembelajaran IPA di SMP. Jurnal Pendidikan
Berbasis Masalah (PBM) Fisika (JPF). Vol 4(3):243-247.
Menggunakan Bahan Ajar Berbasis E-
Materi terhadap Pemahaman Konsep Sambow, I., Syamsu dan A. Kade. 2013.
Fisika pada Siswa Kelas X SMA N 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Rahayu, Pengembangan Modul Fisika ... 247

dengan Penggunaan Peta Konsep Wulandari, H. dan A. Lepiyanto. 2016.


Berbantuan LKS pada Mata Pelajaran Pengembangan Modul Pembelajaran
IPA di Kelas IV SD Inpres Mantikole. Biologi Berorientasi Siklus Belajar
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. untuk Siswa Kelas XI SMA Teladan 1
5(8):46-56. Metro. Jurnal Pendidikan Biologi
Universitas Muhammadiyah Metro.
Sari, N. A. A., Subiki dan S. Wahyuni. Vol. 7(2):129-132.
2015. Pengembangan Bahan Ajar
Pembelajaran Fisika dengan Concept Yuliyanto, E. dan E. Rohaeti. 2013.
Mapping disertai Authentic Pengembangan Majalah Kimia untuk
Assessment pada Pokok Bahasan Meningkatkan Motivasi Belajar dan
Pemantulan Cahaya di SMP. Jurnal Kreativitas Peserta Didik Kelas X
Pendidikan Fisika. Vol. 3(4):317 – SMA N 1 Mlati. Jurnal Pendidikan
323. Sains Universitas Muhammadiyah
Semarang. Vol. 1 (1): 1-15.
Trianto. 2011. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai