Anda di halaman 1dari 11

Pengembangan Perangkat Pembelajaran ....

(Dyah Putri Hutami)18

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS GUIDED


DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
DAN KEMAMPUAN KERJA SAMA PESERTA DIDIK
THE DEVELOPMENT OF LEARNING MATERIAL BASED ONGUIDED DICOVERY LEARNING
TO IMPROVE CONCEPT UNDERSTANDING AND COOPERATION SKILL OF STUDENTS

Oleh: Dyah Putri Hutami dan Yusman Wiyatmo


dyahtiami@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan perangkat pembelajaran fisika berbasis guided
discovery learning yang layak digunakan dalam pembelajaran dan (2) mengetahui peningkatan
pemahaman konsep dan kemampuan kerja sama peserta didik yang menggunakan perangkat
pembelajaran berbasis guided discovery learning. Penelitian ini menggunakan metode R & D dengan
model 4D yang terdiri dari tahap (1) define (analisis kebutuhan pembelajaran), (2) design (perancangan
produk), (3) develop (penilain produk, uji coba produk, dan revisi produk), dan (4) dessiminate
(penyebarluasan produk akhir). Produk yang dikembangkan berupa RPP, LKPD, tes pemahaman konsep,
dan lembar observasi kemampuan kerja sama. Uji coba produk dilakukan pada peserta didik kelas XI IPA
SMA Negeri 1 Srandakan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perangkat pembelajaran yang
dihasilkan layak digunakan dalam pembelajaran fisika dengan kategori sangat baik, (2) peningkatan
pemahaman konsep peserta didik setelah menggunakan perangkat pembelajaran berbasis guided
discovery learning adalah sedang (〈𝑔〉 = 0,6), serta peningkatan kemampuan kerja sama adalah tinggi
(〈𝑔〉 = 0,9).

Kata kunci: perangkat pembelajaran fisika, guided discovery learning, pemahaman konsep, kemampuan
kerja sama

Abstract
This research aimed to: (1) producephysics learning material based on guided discovery learning which is
reasonable for learning process and (2) determine the improvement of student’s concept understanding and
determine student’s cooperation skill who studied usingphysicslearning material based on guided discovery
learning. This research uses R & D methodes with 4D models that consist of (1) define (learning need analysis),
(2) design (designing the product), (3) develop (product appraisal, product field testing, and product revising), dan
(4) dessiminate (dessiminating the final product). Product field testing was done on SMA Negeri 1 Srandakan with
XI IPA students as the research subject. The result of this research show that: (1) the physics learning material is
reasonable in very good category, (2) the improvement of student’s concept understandingin medium category
(〈𝑔〉 = 0,6), and the improvement of student’s cooperation skill in high category (〈𝑔〉 = 0,9).

Keywords: physics learning material, guided discovery learning,concept understanding, cooperation skill

PENDAHULUAN menggunakannya dalam pengembangan teori


yang dinyatakan dalam bahasa matematis
Fisika adalah bagian dari Ilmu
(Halliday dkk, 2008: 3). Dengan demikian, dalam
Pengetahuan Alam (IPA) yang dibelajarkan pada
mempelajari fisika diperlukan pemahaman yang
mata pelajaran tersendiri pada jenjang
kuat pada konsep dan praktik konsep-konsep
SMA(BSNP, 2006: 159). Tujuan fisika adalah
dasar fisika.
untuk menemukan hukum-hukum dasar yang
mengatur fenomena alam dan untuk
19 Jurnal Pendidikan Fisika Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Mendidik peserta didik melalui fisika Berdasarkan permasalahan-permasalahan
berkaitan dengan upaya mengembangkan peserta tersebut, maka dibutuhkan suatu model
didik yang bersumber pada materi dan sifat fisika pembelajaran yang dapat memperbaiki proses
(Suparwoto, 2007:13). Dengan demikian, pembelajaran baik dalam hal pemahaman konsep
pembelajaran fisika di SMA bertujuan agar maupun peningkatan kemampuan kerja sama
peserta didik mampu menguasai konsep fisika peserta didik. Model guided discovery learning
dan saling keterkaitannya. Sejalan dengan hal merupakan suatu model pembelajaran yang
tersebut, sikap ilmiah seperti jujur, objektif, menuntut peserta didik agar menemukan sendiri
terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama konsep dan prinsip. Karena peserta didik
dengan orang lain juga akan melekat pada peserta menemukan sendiri, maka apa yang dipelajari
didik (Badan Standar Nasional Pendidikan, peserta didik akan bertahan lama dalam ingatan.
2006:168). Selain itu, peserta didik juga belajar untuk
Berdasarkan pengalaman selama berpikir analistis dan mencoba memecahkan
melakukan PPL, banyak peserta didik yang masalahnya sendiri (Hosnan, 2014: 282).Selain
mengerjakan soal fisika hanya mengetahui itu, model pembelajaran ini juga memfasilitasi
persamaan matematis tanpa mengetahui konsep peserta didik untuk saling bekerja sama dengan
apa saja yang perlu diterapkan dalam peserta didik lainnya.
mengerjakan soal. Peserta didik hanya Berdasarkan permasalahan tersebut,
menghafalkan persamaan-persamaan matematis penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
tanpa mengetahui arti secara fisis persamaan- perangkat pembelajaran yang layak untuk
persamaan tersebut. Akibat lain dari kurangnya meningkatkan pemahaman konsep dan
pemahaman konsep adalah setelah selesai kemampuan kerja sama. Perangkat pembelajaran
melakukan proses pembelajaran mereka akan mengacu pada model pembelajaran guided
lupa pada materi yang telah dipelajari. discovery learning. Perangkat yang
Menurut Wagner (2015: 1), salah satu dikembangkan yaitu Rencana Pelaksanaan
kemampuan untuk bertahan dalam karier, Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik
pendidikan, dan kemasyarakatan pada abad ke-21 (LKPD), tes pemahaman konsep, dan lembar
adalah kemampuan kerja sama. Pentingnya observasi kemampuan kerja sama. Perangkat
kemampuan kerja sama peserta didik tidak diikuti pembelajaran dikembangkan sesuai dengan
dengan pengembangan kemampuan kerja sama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
peserta didik dalam pembelajaran, khususnya sesuai dengan kurikulum sekolah yang akan
pembelajaran fisika. Hal ini didasarkan pada dijadikan tempat uji coba.
observasi peserta didik pada prapenelitian
menunjukkan bahwa masih sangat kurangnya
kemampuan kerja sama antarpeserta didik selama
proses pembelajaran fisika berlangsung.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran .... (Dyah Putri Hutami)20
METODE PENELITIAN ditetapkan, yaitu model 4D. Penjelasan prosedur
pengembangan adalah sebagai berikut.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian 1. Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap ini bertujuan untuk menetapkan
pengembangan atau Research and Development
dan mendefinisikan syarat-syarat instruksinonal.
(R & D). Pengembangan dalam penelitian ini
Tahap pendefinisian terdiri dari lima langkah.
menggunakan model 4D yang terdiri dari empat
a. Analisis Awal-Akhir
tahap yaitu define, design, develop, dan
Merupakan studi untuk menentukan
dessiminate. Model pengembangan ini dipilih
permasalahan pembelajaran yang dialami guru
untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
dan peserta didik SMA dalam pembelajaran
fisika berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
fisika. Hasil analisis ini dijadikan sebagai dasar
(RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), tes
dalam pengembangan perangkat pembelajaran.
pemahaman konsep, dan lembar observasi
b. Analisis Peserta Didik
kemampuan kerja sama peserta didik pada materi
Tujuan analisis peserta didik adalah untuk
Hukum Gas Ideal untuk kelas XI SMA.
menganalisis karakteristik peserta didik seperti
kemampuan akademik, tingkat perkembangan
Waktu dan Tempat Penelitian
kognitif, dan lingkungan sekolah.
Penelitian ini dilakukan pada semester
c. Analisis Tugas
genap tahun ajaran 2016/2017 di SMA Negeri 1
Analisis tugas bertujuan untuk
Srandakan. Waktu penelitian disesuaikan dengan
mengidentifikasi standar kompetensi dan
alokasi waktu yang direncanakan oleh guru dalam
kompetensi dasar yang digunakan oleh sekolah
pembelajaran materi Hukum Gas Ideal.
tempat penelitian, yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang diperlukan
Subjek Penelitian
dalam pengembangan produk.
Subjek penelitian adalah peserta didik
d. Analisis Konsep
kelas XI IPA SMA Negeri 1 Srandakan sebanyak
Analisis konsep berfungsi untuk
dua kelas. Kelas yang digunakan adalah kelas XI
mengidentifikasi konsep-konsep yang akan
IPA 1 dengan jumlah peserta didik 22 orang dan
digunakan dalam pengembangan perangkat
kelas XI IPA 2 dengan jumlah peserta didik 25
pembelajaran. Konsep-konsep yang telah
orang. Kelas XI IPA 1 sebagai subjek uji coba
diidentifikasi kemudian dibuat dalam bentuk peta
terbatas dan kelas XI IPA 2 sebagai subjek uji
konsep.
coba luas.
e. Spesifikasi Tujuan Pembelajaran
Prosedur Pengembangan Spesifikasi tujuan pembelajaran dilakukan
Prosedur pengembangan perangkat untuk merumuskan tujuan pembelajaran
pembelajaran ini sesuai dengan langkah-langkah yangpada materi hukum gas ideal. Tujuan ini
berdasarkan model pengembangan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk
mengembangkan perangkat pembelajaran.
21 Jurnal Pendidikan Fisika Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
2. Tahap Perancangan (Design) b. Revisi I
Tujuan dari tahap ini adalah untuk Revisi I dilakukan berdasarkan data
merancang perangkat pembelajaran yang akan penilaian kelayakan perangkat pembelajaran oleh
dikembangkan. dosen fisika dan guru fisika. Produk hasil revisi I
a. Penyusunan Tes Acuan Kriteria digunakan untuk uji coba terbatas.
Tahap ini dilakukan dengan menyusun
kisi-kisi instrumen penilaian pemahaman konsep c. Uji Coba Terbatas
dan kemampuan kerja sama. Pada tahap ini produk yang dihasilkan
b. Pemilihan Media diujicobakan secara terbatas pada peserta didik.
Pemilihan media bertujan untuk memilih Soal tes pemahaman konsep diujicobakan untuk
media yang tepat digunakan selama proses mengetahui validitas dan reliabilitas butir soal
pembelajaran.Dengan demikian, tujuan secara empiris. Pada akhir pembelajaran, peserta
pembelajaran dapat tercapai serta proses didik diminta untuk mengisi angket penilaian
pembelajaran dapat berjalan secara efektif. LKPD. Selain itu juga diambil data
c. Pemilihan Format keterlaksanaan RPP.
Pemilihan format dipilih sesuai dengan d. Revisi II
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikandengan Revisi II dilakukan berdasarkan data yang
langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan diperoleh dari uji cobaterbatas. Hasil revisi II
model guided discovery learning. digunakan untuk melakukan uji coba luas.
d. Perancangan Awal e. Uji Coba Luas
Perancangan awal ini berguna untuk Uji coba luas menggunakan produk hasil
menghasilkan draf awal perangkat pembelajaran revisi II. Tujuan dari tahap ini adalah untuk
yang dikembangkan antara lain RPP dan mengetahui kelayakan produk secara final,
LKPDyang sesuai dengan Kurikulum Tingkat mengetahui peningkatan pemahaman konsep, dan
Satuan Pendidikan dengan model guided peningkatan kemampuan kerja sama peserta didik
discovery learning. Selain itu, disusun pula draf setelah menggunakan produk. Selain itu, peserta
awal instrumen penilaian. didik juga diminta untuk memberikan saran dan
3. Pengembangan (Develop) masukan mengenai LKPD yang diujicobakan.
Tahap ini bertujuan untuk f. Revisi III
mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai Revisi III dilakukan berdasarkan data
dengan draf awal yang telah dihasilkan. penilaian dan saran peserta didik terhadap LKPD.
a. Validasi Ahli dan Praktisi Selain itu juga dilakukan pemeriksaan ulang
Validasi ahli dilakukan oleh dosen produk hasil pengembangan. Dengan demikian,
Jurusan Pendidikan Fisika UNY dan guru mata dapat diperoleh perangkat pembelajaran akhir
pelajaran fisika SMA. Tahap ini bertujuan agar yang baik.
didapatkan masukan pada perangkat
pembelajaran.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran .... (Dyah Putri Hutami)22
4. Penyebaran (Desseminate) penilaian tes pemahaman konsep yaitu aspek
Tahap penyebaran (dessiminate) isi, konstruksi, dan kebahasaan.
merupakan tahap di mana produk akhir penelitian 4) Lembar penilaian kelayakan lembar observasi
disebarkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) kemampuan kerja sama, untuk menilai lembar
dengan memberikan perangkat pembelajaran. observasi kemampuan kerja sama peserta
didik selama pembelajaran fisika berlangsung.
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Aspek penilaian lembar observasi
Data kemampuan kerja sama yaittu aspek isi,
1. Jenis Data kebahasaan, dan konstruksi.
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian b. Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP
ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data Instrumen ini digunakan untuk
kualitatif berupa saran dan masukan produk oleh mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan
ahli, praktisi, dan peserta didik. Data kuantitatif menggunakan model guided discovery learning.
berupa data yang berupa skor penilaian dari ahli, c. Angket Respon Peserta Didik
praktisi, dan peserta didik, skor tes pemahaman Instrumen ini berguna untuk memperoleh
konsep dan skor kemampuan kerjasama. respon peserta didik setelah menggunakan LKPD
2. Instrumen Pengumpulan Data yang dikembangkan. Respon peserta didik yang
a. Lembar Penilaian Kelayakan Perangkat didapat dari instrumen ini antara lain skor
Pembelajaran penilaian, komentar, krtitik, dan saran..
Instrumen ini digunakan untuk d. Soal Tes Pemahaman Konsep
memperoleh data penilaian perangkat Instrumen ini bertujuan untuk
pembelajaran oleh validator. Instrumen penilaian memperoleh data pemahaman konsep materi
perangkat pembelajaran meliputi: hukum gas ideal. Instrumen ini diberikan sebelum
1) Lembar penilaian kelayakan RPP, untuk dan setelah pembelajaran mengunakan perangkat
menilai RPP yang digunakan dalam pembelajaran berbasis guided discovery
pembelajaran. Aspek penilaian RPP learning. Soal tes pemahaman konsep
disesuaikan dengan format RPP Kurikulum disesuaikan dengan indikator pencapaian
Tingkat Satuan Pendidikan. kompetensi dan aspek pemahaman konsep yang
2) Lembar penilaian kelayakan LKPD, untuk ada pada jenjang kognitif C1-C2 yang terdiri dari
menilai LKPD yang digunakan peserta didik aspek menafsirkan, mencontohkan,
dalam pembelajaran fisika. Aspek penilaian mengklasifikasi, menyimpulkan,
LKPD yaitu aspek didaktik, konstruksi, dan membandingkan, dan menjelaskan. Soal tes
teknis. berbentuk pilihan ganda.
3) Lembar penilaian kelayakan tes pemahaman e. Lembar Observasi Kemampuan Kerja Sama
konsep, untuk menilai validitas dan Instrumen ini digunakan untuk
reliabilitas tes pemahaman konsep. Aspek mengumpulkan data kemampuan kerja sama
peserta didik selama proses pembelajaran.
23 Jurnal Pendidikan Fisika Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Instrumen ini diisi oleh observer. Aspek penilaian Xi – 1,8 SBi< X ≤ Xi −
Kurang Baik
kemampuan kerja sama peserta didik yaitu 0,6 SBi
X ≤ Xi − 1,8 SBi Sangat Kurang Baik
kemampuan intrapersonal, bertanggung jawab,
(Widoyoko, 2017: 123)
interaksi yang saling mendukung, dan
pemrosesan kelompok. 2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Produk
3. Teknik Pengumpulan Data a. Validitas dan Reliabilitas secara Teori
Dalam penelitian ini digunakan teknik tes Analisis validitas produk dilakukan
dan nontes. Teknik nontes menggunakan dengan menggunakan Aiken’s V(Azwar, 2016:
instrumen yang terdiri dari lembar validasi 116) dengan rumus sebagai berikut:
produk, lembar keterlaksanaan RPP, lembar ∑𝑠
𝑉 = 𝑛(𝑐−1) (2)
observasi kemampuan kerja sama, dan angket
Keterangan:
respon peserta didik. Teknik tes menggunakan
s = r – lo
instrumen yang berupa soal tes pemahaman
r = angka yang diberikan oleh penilai
konsep yang berbentuk soal pilihan ganda.
lo = angka penilaian validitas yang terendah
n = jumlah penilai
Teknik Analisis Data
c = angka penilaian validitas yang tertinggi
1. Analisis Hasil Kelayakan Produk dan
Rentang angka V yang diperoleh adalah 0 sampai
Respon Peserta Didik
1 (Azwar, 2016: 117) .
Skor total rata-rata dari setiap aspek dan
Reliabilitas produk dilakukan
indikator yang dihitung dengan menggunakan
menggunakan persamaan Percentage of
rumus:
Agreement (PA) persamaan tersebut adalah
∑ 𝑥𝑖
𝑀𝑒 = (1) sebagai berikut (Borich, 2003: 328).:
𝑛

Keterangan: (𝐴−𝐵)
𝑃𝐴 = 100% (1 − (𝐴+𝐵)) (3)
Me = rata-rata
Keterangan:
∑ = jumlah
PA : Nilai kesepakatan penilai
𝑥𝑖 = nilai x ke-i sampai ke-n
A : Frekuensi hitung penilai dengan skor
n = jumlah penilai
tertinggi
Langkah selanjutnya adalah mengubah skor rata-
B : Frekuensi hitung penilai dengan skor
rata menjadi nilai dengan kriteria skala lima
terendah
didasarkan pada Tabel 1.
Produk dinyatakan reliabel apabila memiliki nilai
Tabel 1. Konversi Skor Produk menjadi Nilai
Skala Lima PA lebih besar sama dengan 75%.
Interval Skor Kategori b. Validitas dan Reliabilitas secara Empiris
X > Xi + 1,8 SBi Sangat Baik
Analisis validitas dan reliabilitas secara
Xi + 0,6 SBi< X ≤ Xi +
Baik empiris dilakukan dengan menggunakan program
1,8 SBi
Xi − 0,6 SBi< X ≤ Xi + Quest. Syarat butir valid apabila nilai INFIT
Cukup Baik
0,6 SBi MNSQ adalah 0,77-1,30 dan nilai INFIT t adalah
Pengembangan Perangkat Pembelajaran .... (Dyah Putri Hutami)24
±2 (Subali & Suyata, 2011: 10). Reliabilitas Peningkatan pemahaman konsep dan
ditampilkan pada reliability of estimate case. kemampuan kerja sama peserta didik
Nilai ini dibandingkan dengan tabel Alpha menggunakan analisis Normalized Gain (N-gain).
Cronbach untuk mengetahui tingkat reliabilitas. Berdasarkan Hake (1999: 1), skor N-gain dihitug
dengan rumus sebagai berikut:
3. Analisis Keterlaksanaan RPP %𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠−%𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠
〈𝑔〉 = (5)
100%−%𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠
Analisis keterlaksanaan RPP dilakukan
Keterangan:
dengan menghitung persen keterlaksanaan RPP
〈𝑔〉 = nilai gain ternormalisasi
meggunakan rumus sebagai berikut:
%postes = skor akhir masing-masing
∑𝑋
𝐾= × 100% (4) peserta
𝑛

Keterangan: didik
K : Persen keterlaksanaan RPP %pretes = skor awal masing-masing
∑X : Jumlah skor peserta didik
n : Jumlah butir pernyataan keterlaksanaan Kategori nilai gain ternormalisasi adalah seperti
pembelajaran pada Tabel 3.
Langkah selanjutnya adalah mengkonversi Tabel 3. Kategori Nilai Gain Ternormalisasi
persentase menjadi kategori sesuai dengan Tabel Rata-rata Nilai Gain
Kategori
2. Ternormalisasi
Tabel 2. Konversi Persentase Keterlaksanaan 1,0 > (〈𝑔〉) > 0,7 Tinggi
RPP menjadi Kategori
Persentase (%) Kategori 0,7 > (〈𝑔〉) > 0,3 Sedang

≥80 Sangat Baik 0,3 > (〈𝑔〉) > 0,0 Rendah

>60–80 Baik Colleta & Phillips dalam Tung (215: 419)

>40–60 Cukup Baik


>20–40 Kurang Baik HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

≤20 Sangat Kurang Baik 1. Kelayakan Perangkat Pembelajaran


Penilaian kelayakan perangkat
4. Analisis Tes Pemahaman Konsep dan pembelajaran diperoleh melalui validasi yang
Kemampuan Kerja Sama dilakukan oleh 2 orang validator yang terdiri dari
Analisis data tes pemahaman konsep dan dosen fisika dan guru fisika. Perangkat
kemampuan kerja sama dilakukan dengan pembelajaran yang dinilai oleh validator terdiri
mengkategorikan skor total ke dalam skala lima dari RPP, LKPD, tes pemahaman konsep, dan
seperti pada Tabel 1.Kategori ini berdasarkan lembar observasi kemampuan kerja sama.
nilai rata-rata kelas dan standar deviasi kelas. Aspek penilaian RPP yaitu identitas mata
5. Analisis Peningkatan Pemahaman Konsep pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar,
dan Kemampuan Kerja Sama indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
25 Jurnal Pendidikan Fisika Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian dengan nilai PA sebesar 89,50%. Berdasarkan
hasil belajar, dan sumber belajar. Aspek-aspek ini hasil analisis soal menggunakan program Quest,
RPP ini disesuaikan dengan Permendiknas No. 41 didapatkan setiap butir soal memiliki nilai INFIT
tahun 2007. Hasil penilaian RPP oleh dosen fisika MNSQ 0,81-1,27 dan nilai INFIT t 1,3-1,6.
dan guru fisika menunjukkan bahwa RPP Dengan demikian, seluruh soal valid. Sedangkan,
termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor reliabilitas soal yang ditunjukkan oleh nilai alpha
rata-rata 4,60. cronbach adalah 0,86 sehingga soal termasuk
LKPD yang dihasilkan merupakan jenis kategori reliabel.
LKPD yang membantu peserta didik menemukan Berdasarkan hasil penilaian tersebut,
konsep dengan langkah pembelajaran sesuai perangkat pembelajaran yang dihasilkan memiliki
dengan guided discovery learning.Terdapat 3 kategori sangat baik. dengan demikian, perangkat
LKPD yang dikembangkan yang digunakan pembelajaran yang dihasilkan layak untuk
masing-masing untuk satu pertemuan. digunakan dalam proses pembelajaran fisika.
LKPD yang dihasilkan dinilai oleh 2
orang validator dan peserta didik pada uji coba 2. Peningkatan Pemahaman Konsep dan
terbatas dan luas. Berdasarkan penilaian Kemampuan Kerja Sama Peserta Didik
validator, LKPD yang dihasilkan termasuk dalam Peningkatan pemahaman konsep diperoleh
kategori sangat baiak dengan skor rata-rata dari data hasil pretes dan postes yang
sebesar 4,4. Sedangkan, penilaian LKPD oleh diujicobakan kepada 25 peserta didik. waktu
peserta didik pada uji coba terbatas mendapatkan pengerjaan tes adalah 80 menit dengan 20 soal
skor rata-rata 4,11 (baik) dan penialain LKPD pilihan ganda. Skor rata-rata hasil pretes adalah
pada uji coba luas adalah 4,31 (sangat baik). 3,08 dengan kategori tidak baik. Skor rata-rata
Dalam penilaian lembar observasi postes adalah 13,28 dengan kategori baik.Gambar
kemampuan kerja sama, terdapat 7 kriteria 1 menyajikan hasil peningkatan pemahaman
penilaian. Hasil penilaian oleh validator konsep peserta didik.
menunjukkan bahwa lembar observasi 14 13.28
12
kemampuan kerja sama peserta didik termasuk
Skor Rata-rata

10
dala kategori sangat baik dengan skor rata-rata 8
6
4,50. 4 3.08
2
Tes pemahaman konsep dianalisis 0
Pretes Postes
validitas dan reliabilitas baik secara teori maupun
Tes Pemahaman Konsep
empiris. Analisis validitas dan reliabilitas secara
teori dilakukan berdasarkan penilaian validator. Gambar 1. Hasil Peningkatan Pemahaman
Berdasarka penilaian validator, seluruh soal tes Konsep.

pemahaman konsep yang berjumlah 20 soal Berdasarkan nilai pretes dan postes, dapat
pilihan ganda adalah valid dengan nilai Aiken’s V diketahui N-gain rata-rata pemahaman konsep
antara 0,875-1,000. Soal juga dinyatakan reliabel
Pengembangan Perangkat Pembelajaran .... (Dyah Putri Hutami)26
peserta didik, yaitu 0,60. Nilai N-gain ini Data kemampuan kerja sama awal peserta
termasuk dalam kategori sedang. didik diambil sebelum penelitian untuk
Gambar berikut ini menunjukkan persentase memperoleh skor awal. Data akhir diambil
gain pemahaman konsep peserta didik. kemampuan kerja sama awal peserta didik

tinggi diambil melalui observasi selama proses


16%
pembelajaran. Skor rata-rata awal kemampuan
kerja sama peserta didik adalah 0,84 sedangkan
skor rata-rata akhir kemampuan kerja sama
adalah 14,43. Skor rata-rata awalkemampuan
kerja sama sangat kecil karena pembelajaran
sedang
84% dilakukan dengan metode konvensional atau
dengan ceramah. Dengan demikian, kemampuan
Gambar 2. Persentase Gain Pemahaman Konsep
Peserta Didik kerja sama peserta didik tidak muncul selama
proses pembelajaran.peningkatan kemampuan
Dari 25 peserta didik, terdapat 21 peserta didik
kerja sama peserta didik disajikan pada Gambar3
(84 %) dengan kategori peningkatan pemahaman
menunjukkan hasil peningkatan kemampuan
konsep sedang dan 4 peserta didik (16 %)dengan
kerja sama peserta didik.
kategori peningkatan pemahaman konsep tinggi.
20
Tidak ada gain pemahaman konsep peserta didik
14.43
Skor Rata-rata

15
yang termasuk dalam kategori rendah.
10
Dalam penelitian ini diketahui bahwa
5
peningkatan pemahaman konsep sama peserta 0.84
0
didik setelah menggunakan perangkat Awal Akhir
Observasi
pembelajaran berbasis guided discovery learning
termasuk dalam kategori sedang. Hal tersebut Gambar 3. Hasil Peningkatan Kemampuan Kerja
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sama
Eggen dan Kauchak (2012: 178) bahwa selama Rata-rata nilai N-gain kemampuan kerja sama
pembelajaran menggunakan guided discovery adalah 0,90. Nilai ini termasuk dalam kategori
learning peserta didik diberikan kesempatan tinggi. Keseluruhan peserta didik sejumlah 25
untuk membangun pemahaman konsep mereka orang mengalami peningkatan kemampuan kerja
sendiri, bukan sekadar menghafal. Pemahaman sama yang tinggi.
konsep peserta didik juga lebih bermakna Dalam penelitian ini diketahui bahwa
dibandingkan dengan peserta didik yang peningkatan kemampuan kerja sama peserta didik
diberikan konsep tanpa melalui proses penemuan setelah menggunakan perangkat pembelajran
sesuai dengan teori yang dikemukakan Bell berbasis guided discovery learning termasuk
(Hosnan, 2014: 284). dalam kategori tinggi. Hal ini sesuai dengan Bell
(Hosnan, 2014: 284) yang menyatakan bahwa
27 Jurnal Pendidikan Fisika Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
model guided discovery learning dapat 2. Perangkat pembelajaran fisika berbasis
memberikan kesempatan kepada peserta didik guided discovery learning dapat
untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dan dikembangkan lebih lanjut untuk materi fisika
membentuk kerja sama yang efektif. Dalam dan kelas yang berbeda dengan
bekerja sama, peserta didik saling membagi memperhatikan analisis kebutuhan sehingga
informasi, serta mendengar dan menggunakan sesuai dengan model guided discovery
ide-ide orang lain. learning.

SIMPULAN DAN SARAN 3. Perangkat pembelajaran fisika berbasis


guided discovery learning diharapkan dapat
Simpulan
diteliti dan dikembangkan lebih lanjut untuk
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan meningkatkan ranah kognitif dan ranah sikap
perangkat pembelajaran fisika berbasis guided yang lebih luas.
discovery learning dapat disimpulkan sebagai
berikut. 4. Perangkat pembelajaran fisika berbasis
guided discovery learning tidak hanya dalam
1. Telah dihasilkan produk berupa perangkat
bentuk media cetak, tetapi dapat
pembelajaran fisika berbasis guided discovery
dikembangkan dalam bentuk multimedia
learning yang terdiri dari RPP, LKPD, tes
sehingga dapat lebih menarik.
pemahaman konsep, dan lembar observasi
sikap yang layak digunakan dalam DAFTAR PUSTAKA
pembelajaran dengan kategori sangat baik. Azwar, S. (2016). Konstruksi Tes Kemampuan
Kognitif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2. Peningkatan pemahaman konsep peserta didik
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006).
setelah menggunakan perangkat pembelajaran
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
berbasis guided discovery learning adalah Dasar dan Menengah Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
sedang (〈𝑔〉 = 0,6) serta peningkatan
SMA/MA. Jakarta: Badan Standar
kemampuan kerja sama adalah tinggi Nasional Pendidikan.
(〈𝑔〉 = 0,9). Borich, G. D. (2003). Observation Skills for
Effective Teaching. 4th. ed. Columbus:
Saran Merrill Pentice Hall.

1. Perlu memperbaiki kegiatan percobaan pada Eggen, P & Kauchak, D. (2012). Strategi dan
Model Pembelajaran Mengajarkan
materi hukum Gay Lussac karena pada
Konten dan Ketrampilan Berpikir, Edisi
penelitian ini percobaan belum dapat 8. (Terjemahan Strio Wahono). Jakarta:
Indeks. (Edisi asli diterbitkan tahun 2012
menunjukkan volume gas yang konstan.
oleh Perason Education, Inc).
Dengan demikian, percobaan hanya dapat
Hake, R. R. (1998). Interactive-Engagement
menunjukkan bahwa perubahan suhu Versus Traditional Method: A Six-
menyebabkan perubahan tekanan. Thousand-Student Survey of Mechanics
Test Data for Introductory Physics
Courses. American Journal of Physics. 66,
Pengembangan Perangkat Pembelajaran .... (Dyah Putri Hutami)28
64–74. Diambil pada tanggal 14 April Fakultas Matematika dan Ilmu
2017, dari Pengetahuan Alam.
http://www.montana.edu/msse/Data_analy
sis/Hake_1998_Normalized_gain.pdf Tung, K. Y. (2015). Pembalajaran dan
Perkembangan Belajar. Jakarta: Indeks.
Halliday, D., Resnick R., & Walker, J. (2008).
Fundamentals of Physics. 8th. ed. New Wagner, T. (2008). The Seven Skills for Careers,
Jersey: John Wiley. College, and Citizenship. Educational
Leadership. 1, 1-4. Diakses tanggal 6
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saitifik dan Maret 2017, dari
Kontekstual dalam Pembelajaran Abad http://www.hosa.org/emag/articles/advisor
21. Bogor: Ghalia Indonesia s_corner_oct08_pg2_5.pdf

Subali, B. & Suyata, P. (2011). Panduan Analisis Widoyoko, E. P. (2017). Teknik Penyusunan
Data Pengukuran Pendidikan untuk Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Memperoleh Bukti Empirik Kesahihan Pustaka Pelajar.
Menggunakan Program Quest.
Yogyakarta: LPPMP UNY.

Suparwoto. (2007). Dasar-Dasar dan Proses


Pembelajaran Fisika. Yogyakarta:

Anda mungkin juga menyukai