Anda di halaman 1dari 7

MODEL LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS OPEN ENDED PROBLEM

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA


UNTUK SISWA KELAS VI SD

Nuryanis
PGSD FKIP Universitas Samudra
email: ade.orchid@gmail.com

Abstract: Nowadays, studying in Elementary School tends to use worksheet that is sold by
the publisher. Basically, most of worksheet for mathematics do not fit into the characteristic
of the students and not accommodate their creative thinking. This situation causes low
activity of the students and their creative thinking becomes undeveloped. This fact needs to
be solved by developing worksheet which contains open ended problem. This solution was
executed by developing worksheet which based on valid, practical, and effective form of
Open Ended Problem. This research was development research. This research adopts Mc
Kenny model, which consists of introductory analysis, designing, and marking phases. The
result of research shows that the developed worksheet which based on Open Ended Problem
is already valid, practical, and effective.

Keyword: Open Ended Problem, creative thinking, fluency, flexibility, novelty,


validity

Abstrak: Pembelajaran di sekolah dasar (SD) saat ini cenderung menggunakan LKS yang
dijual dari penerbit, tidak terkecuali untuk mata pelajaran matematika. LKS matematika
yang banyak digunakan pada dasarnya belum sesuai dengan karakteristik siswa dan belum
mengakomodasi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Keadaan
yang demikian menjadi salah satu pemicu rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran
dan pemikiran kreatif siswa menjadi tidak berkembang. Kenyataan ini perlu dicarikan solusi,
yaitu dengan mengembangkan LKS yang memuat soal bersifat terbuka. Solusi ini
diwujudkan dalam bentuk mengembangkan LKS berbasis Open Ended Problem yang valid,
praktis, dan efektif. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini
mengadopsi model Mc Kenny, yang terdiri atas tahap analisis pendahuluan, tahap
perancangan, dan tahap penilaian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa LKS
berbasis Open Ended Problem yang dikembangkan dinyatakan valid, praktis, dan efektif.

Kata kunci: Open Ended Problem, berpikir kreatif

PENDAHULUAN
Pembelajaran Matematika di sekolah sendiri dalam kehidupan siswa sehari-hari.
dasar (SD) memiliki tujuan untuk untuk Matematika bukan hanya berkaitan
membekali siswa dengan kemampuan berpikir menyelesaikan masalah dalam bentuk hitung-
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, hitungan kuantitatif, tetapi lebih dari itu.
serta kemampuan bekerrja sama (Depdiknas, Pelajaran matematika juga mengharapkan
2006: 345). Pembelajaran ini penting bagi kemampuan pemikiran kreatif siswa dapat
siswa mengingat kegunaan matematika itu berkembang dengan baik.

107
108 JURNAL INOVASI SEKOLAH DASAR VOLUME 2 NOMOR 2 NOVEMBER 2015

Kemampuan yang diharapkan dari LKS yang saat ini banyak digunakan
diberikannya pelajaran matematika akan dapat seperti yang dipaparkan di atas belum meng-
tercapai jika pembelajaran dilakukan dengan akomodasi kebutuhan siswa untuk mengem-
baik oleh guru. Dalam pelaksanaannya bangkan pemikiran kreatifnya. Padahal pemi-
membutuhkan metode dan pendekatan yang kiran kreatif perlu dikembangkan karena sa-
tepat, sehingga membuat siswa termotivasi dan ngat diperlukan dalam menghadapi dan menye-
terlibat aktif dalam pembelajaran. lesaikan masalah yang dihadapinya dalam
Selain itu, faktor penunjang dalam ter- kehidupan sehari-hari.
capainya kemampuan tersebut adalah dengan Disamping itu, LKS yang digunakan
tersedianya perangkat pembelajaran yang me- belum dapat memotivasi siswa untuk belajar
madai yang dapat digunakan oleh guru dan Matematika. LKS dari segi bentuk belum me-
siswa di sekolah. ngundang ketertarikan atau minat siswa untuk
Salah satu bentuk perangkat yang dapat menggunakannya. Hal ini disebabkan karena
mencapai tujuan untuk mengembangkan pe- LKS yang miskin warna dan gambar, terbuat
mikiran kreatif siswa dan aktivitas siswa lebih dari kertas tipis dan berwarna buram. Hal ini
tinggi dari siswa adalah dengan tersedianya bertolak belakang dengan karakteristik siswa
LKS yang mengakomodasi siswa untuk dapat SD yang menyukai berbagai warna. Bentuk
mengembangkan pemikiran kreatifnya. LKS LKS yang banyak digunakan di lapangan saat
ini memuat masalah yang bersifat terbuka ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.
yang membutuhkan banyak jawaban atau
banyak cara penyelesaian atau open ended
problem.
Penggunaan open ended problem dalam
LKS akan memberikan kebebasan siswa
untuk berpikir dan mengembangkan ide-
idenya, sehingga potensi intelektualnya
dalam proses menemukan sesuatu yang baru
dengan banyak cara dapat berkembang. Gambar.1 Cuplikan LKS yang banyak
Kondisi demikian akan mendukung digunakan saat ini
berkembangnya pemikiran kreatif siswa. Hal Permasalahan yang terjadi di lapangan
ini sesuai dengan pendapat Wijaya (2012:61) seperti yang dipaparkan di atas perlu diatasi
yang menyatakan bahwa tujuan open ended mengingat pentingnya mengembangkan pe-
problem adalah untuk me-ngembangakan mikiran kreatif siswa dan untuk memotivasi
aktivitas kreatif dan ke-mampuan berpikir siswa aktif dalam pembelajaran. Untuk me-
matematis siswa secara simultan. ngatasi masalah tersebut diperlukan LKS ber-
Saat ini LKS berbasis open ended pro- basis masalah terbuka yang dapat mengako-
blem belum ada digunakan di lapangan. LKS modasi siswa untuk lebih aktif dalam proses
yang banyak digunakan adalah LKS yang pembelajaran dan dapat mengembangkan
dibeli dari penerbit. LKS tersebut hanya me- berpikir kreatifnya. Solusi untuk masalah
muat permasalahan yang bersifat tertutup. yang terjadi di lapangan saat ini adalah
Ketika diberikan masalah bersifat terbuka, sis- dengan merancang LKS yang berbasis
wa belum dapat menyelesaikannya permasa- masalah terbuka atau LKS berbasis open
lahan tersebut. Siswa mempertanyakan bagai- ended problem.
mana cara menyelesaikannya dan meminta LKS yang berbasis open ended problem
guru untuk memberikan contoh terlebih dahulu. menyajikan masalah-masalah yang
membutuhkan berbagai jawaban atau berbagai
Model Lembar Kerja Siswa, Nuryanis 109

cara dalam menyelesaikan permasalahan yang (1999:139) yang mendefinisikan berpikir


diberikan. Melalui pendekatan open ended kreatif sebagai pemikiran yang original dan
problem ini siswa diberikan kebebasan ber- menghasilkan suatu hasil yang komplek, yang
pikir yang dapat mengundang potensi intelek- meliputi me-rumuskan ide-ide, menghasilkan
tual siswa dalam proses menemukan sesuatu ide-ide baru, dan menentukan keefektifannya.
yang baru dalam pemecahan masalah dengan Pengertian ini menunjukkan bahwa berpikir
banyak cara untuk memperolehnya. Hal ini kreatif merupa-kan suatu proses yang
bertujuan untuk mengembangkan ide-ide digunakan untuk men-datangkan atau
kreatif dan pola pikir matematis siswa. memunculkan suatu ide baru yang bermanfaat
Pernyataan ini sesuai dengan tujuan yang sebelumnya ide-ide ter-sebut belum
pendekatan open ended yang disampaikan pernah ada.
oleh Syaban (2011:1) yang menyatakan Mengembangkan ide-ide atau
bahwa pendekatan open ended problem pada pemikiran kreatif siswa dalam pembelajaran
dasarnya memiliki tujuan siswa diharapkan dapat dilaku-kan dengan The Torance Tests of
dapat mengembang-kan ide-ide kreatif dan Creative Thinking (TTCT). Hal ini sesuai
pola pikir matematis. dengan pen-dapat Silver (dalam Siswono,
Berdasarkan paparan di atas, maka dila- 2007:2) yang menjelaskan bahwa untuk
kukan pengembangan LKS pembelajaran ma- menilai berpikir kreatif anak-anak dan orang
tematika untuk siswa kelas VI SD yang berba- dewasa sering di-gunakan The Torance Tests
sis pada pendekatan open ended problem. of Creative Thinking (TTCT). Tiga komponen
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah kunci yang dinilai dalam kreativitas
bagaimana bentuk LKS matematika berbasis menggunakan TTCT adalah kefasihan
open ended problem yang valid, praktis, dan (fluency), fleksibilitas dan ke-baruan
efektif untuk siswa kelas VI SD? (novelty). Kefasihan mengacu pada
Kevalidan dari LKS dilihat dari hasil banyaknya ide-ide yang dibuat dalam me-
penilaian yang diberikan oleh validator terha- respon sebuah perintah. Fleksibilitas tampak
dap LKS yang dihasilkan. Sedangkan keprak- pada perubahan-perubahan pendekatan ketika
tisan LKS dilihat dari kemudahan LKS merespon perintah. Kebaruan merupakan ke-
digunakan dari aspek guru dan siswa. aslian ide yang dibuat dalam merespon
Sementara itu, untuk memperoleh jawaban perintah.
dari pertanyaan bentuk LKS pembelajaran
yang efektif, dapat dijawab dengan melihat METODE
aktivitas siswa kelas VI SD selama Penelitian ini merupakan penelitian
pembelajaran matematika dengan pengembangan karena dalam penelitian ini
menggunakan LKS berbasis open ended akan dikembangkan LKS. Penelitian ini
problem dan berdasarkan hasil pemikiran meng-gunakan model pengembangan yang
kreatif siswa kelas VI SD setelah dilakukan diadaptasi dari Model McKenny. Model ini
pembelajaran matematika dengan mengguna- terdiri dari tiga tahap utama, yaitu: (1)
kan LKS berbasis open ended problem. preliminary re-search (analisis pendahuluan),
Pemikiran kreatif merupakan pemikiran (2) prototyping phase (tahap perancangan),
yang melibatkan sintesis ide-ide, membangun dan (3) assesment stage (Plomp dan Nieveen,
ide-ide baru dan menentukan efektivitasnya. 20010: 15).
Selain itu, berpikir kreatif juga berkaitan Metode evaluasi yang digunakan adalah
dengan kemampuan untuk membuat formative evaluation menurut langkah Tahap-
keputusan dan menghasilkan produk yang an Tessmer (Tessmer dalam Hapizah dan
baru. Hal ini sesuai dengan pendapat Krulik Saleh, 2011: 292). Model ini terdiri dari ana-
110 JURNAL INOVASI SEKOLAH DASAR VOLUME 2 NOMOR 2 NOVEMBER 2015

lisis pendahuluan, Prototype 1 self evaluation PEMBAHASAN


dan expert review, prototype 2 evaluasi Pada tahap awal dilakukan analisis ter-
orang- perorang, prototype 3 evaluasi hadap kurikulum matematika kelas VI SD se-
kelompok kecil, dan prototype 4 uji lapangan. mester II. Hasil dari analisis kurikulum adalah
Penelitian ini dimulai dengan melaku- dilakukannya modifikasi dengan mengubah
kan observasi terhadap proses pembelajaran, urutan KD. KD yang diubah secara urutannya
observasi terhadap LKS yang banyak diguna- adalah KD 7.3 mengurutkan data yang di-
kan di lapangan, observasi terhadap karakte- letakkan sebelum KD 7.1 menyajikan data.
ristik siswa. Alasannya adalah pembelajaran penyajian
Berdasarkan observasi tersebut, dibuat data akan lebih mudah dilakukan oleh siswa
instrumen penelitian yang terlebih dahulu di- jika dapat yang dikumpulkan telah diurutkan
validasi oleh tiga tenaga ahli. Pada tahap ana- dan dikelompokkan terlebih dahulu.
lisis pendahuluan dilakukan analisis terhadap Modifikasi kurikulum juga dilakukan
kurikulum, konsep, dan siswa. Analisis ini di- terhadap indikator, yaitu menambahkan indi-
lakukan untuk mengetahui materi yang akan kator agar tujuan siswa dapat berfikir kreatif
diberikan dan kondisi siswa. Setelah LKS di- dapat dicapai. Tambahan indikator mencakup
rancang, LKS selanjutnya divalidasi sendiri meminta siswa menyelesaikan masalah
dan tenaga ahli. Tujuannya, agar LKS tersebut dengan beragam jawaban atau strategi dan
tergolong valid untuk dikembangkan. Hasil meminta penjelasan siswa terhadap strategi
validasi sendiri dilanjutkan dengan mem- pemecahan masalah yang dilakukan.
validasi perangkat pada enam tenaga ahli yang Hasil dari analisis kurikulum dapat
terdiri dari tiga pakar matematika, satu pakar diketahui berbagai konsep yang akan
bahasa, satu pakar perkembangan siswa SD, dipelajari oleh siswa. Konsep-konsep ini
dan satu orang guru SD. kemudian dianalisis yang bertujuan untuk
Hasil validasi dilanjutkan dengan menentukan isi dan materi yang dibutuhkan
meng-uji praktikalitasnya melalui evaluasi dalam pembelajaran.
formatif yang terdiri dari orang per orang, Materi yang dipelajari pada kelas VI
kelompok kecil, dan uji lapangan. Uji semester II adalah pecahan, system koordinat,
lapangan dilakukan terhadap SD 31 Pasir dan pengolahan data. Semua konsep yang ter-
Kandang Kota Padang. Hasil dari ujicoba dapat dalam materi disusun secara sistematis
direvisi berdasarkan angket, wawancara, dan dan berurutan agar konsep tersebut saling
pengamatan yang pe-neliti lakukan. Ujicoba men-dukung antara konsep yang satu dengan
praktikalitas dilakukan selama dua kali yang lainnya. Hasil dari analisis konsep
pertemuan. diwujudkan dalam bentuk peta konsep.
Setelah dilakukan uji lapangan dan ha- Hasil dari analisis pendahuluan menjadi
silnya telah direvisi, penelitian dilanjutkan dasar untuk melakukan tahap selanjutnya,
dengan melakukan uji efektivitas di SD Perco- yaitu tahap perancangan. Hasil rancangan per-
baan Kota Padang. Uji efektivitas ini dilaku- tama diberi nama prototype 1. Prototype 1 di-
kan juga sebanyak dua kali pertemuan. Dari revisi sendiri berdasarkan instrumen self-
kedua kalinya uji coba dilakukan diharapkan evaluation yang telah dibuat. LKS yang telah
agar perangkat pembelajaran yang direvisi sendiri, diberikan kepada ahli yang
dikembangkan tergolong perangkat yang ter-diri dari enam orang pakar pendidikan. Hal
praktis, dan efektif. ini dilakukan untuk melihat kevalidan LKS
yang dirancang. Kevalidan LKS mencakup
aspek isi, pendekatan, format, dan bahasa.
Model Lembar Kerja Siswa, Nuryanis 111

Hasil validasi terhadap LKS diperoleh praktis dan persentase kepraktisan dari aspek
bahwa pada LKS untuk setiap aspek sudah guru sebesar 84,74% dengan kategori praktis.
valid. Secara keseluruhan LKS yang dikem- Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
bangkan dikatakan valid dengan rata-rata 3,8. LKS berbasis open ended problem ini praktis
Artinya LKS sudah memenuhi berbagai aspek untuk digunakan oleh siswa dan guru dalam
diantaranya segi isi, pendekatan, format, dan pembelajaran matematika kelas VI SD.
bahasa. Setelah dilakukan uji lapangan untuk
LKS yang telah divalidasi, selanjutnya melihat kepraktisan. Penelitian dilanjutkan
direvisi diberi nama prototype 2 diujicobakan pada uji efektivitas. Uji efektivitas ini dilaku-
pada siswa untuk melihat tingkat kepraktisan- kan sebanyak dua kali pertemuan di SD
nya. Ujicoba ini dilakukan melalui one-to-one Percobaan Kota Padang.
evaluation dan small group (Evaluasi orang Keefektivan dilihat dari hasil observasi
per orang dan kelompok kecil). aktivitas dan hasil berpikir kreatif siswa sete-
Prototype 2 yang telah diujicoba lah pembelajaran. Aktivitas siswa yang dia-
melalui evaluasi kelompok kecil direvisi. mati dalam pembelajaran dengan mengguna-
Hasil revisi diberi nama prototype 3. kan LKS yang dirancang adalah (1) aktivitas
Prototype 3 inilah-yang diujicobakan pada siswa menjawab atau bertanya (pada guru atau
kelompok kecil. Prototype 3 kemudian teman) tentang materi/masalah matematika,
direvisi. Hasil revisi di-beri nama produk (2) aktivitas siswa dalam menyampaikan hasil
final. kerja (presentasi), (3) aktivitas siswa dalam
Evaluasi orang per orang dan kelompok menyelesaikan masalah pada LKS, (4) aktivi-
kecil dilakukan di SD 31 Pasir Kandang Kota tas siswa menanggapi hasil kerja temannya.
Padang. Evaluasi orang per orang dan ke- Persentase hasil aktivitas siswa pada pertemu-
lompok kecil dilakukan selama tiga kali per- an pertama untuk masing-masing aspek
temuan. Dari hasil evaluasi tersebut diperoleh aktivitas yang di-amati adalah 47,87%
bahwa mereka mampu mengisi kegiatan dengan kriteria sedikit; 82, 6% dengan kriteria
dalam LKS, meski dengan sedikit bimbingan. banyak sekali; 100% dengan kriteria banyak
Meski-pun demikian, LKS perlu direvisi sekali; dan 39,13% dengan criteria sedikit
untuk lebih memudahkan siswa lagi dalam sekali.
menggunakan-nya. Dalam hal ini revisi yang Pada pertemuan kedua persentase hasil
dilakukan ter-hadap LKS terletak pada aktivitas siswa menjawab atau bertanya (pada
penggunaan bahasa dan petunjuk penyelesaian guru atau teman) tentang materi/masalah
soal. mate-matika adalah 78,26% dengan kategori
Setelah dilakukan evaluasi orang per- banyak sekali. Persentase hasil aktivitas siswa
orang dan kelompok kecil, uji praktikalitas di- dalam menyampaikan hasil kerja (presentasi)
lanjutkan dengan uji lapangan yang dilaksana- adalah 91,3% dengan criteria banyak sekali,
kan sebanyak dua kali di SD 31 Pasir persen-tase aktivitas siswa dalam
Kandang Kota Padang. Uji praktikalitas ini menyelesaikan masalah pada LKS adalah
dilihat dari penggunaan LKS dalam 100% dengan kategori banyak sekali, dan
pembelajaran. Untuk melihat hasilnya persentase aktivitas siswa menanggapi hasil
digunakan angker respon guru dan siswa, kerja temannya yaitu 56,52%.
serta pedoman observasi pem-belajaran. Hasil pengamatan terhadap aktivitas
Hasil praktikalitas yang diperoleh dari siswa tersebut menunjukkan peningkatan wa-
pengamatan dan angket dianalisis dan di- laupun tidak terlalu signifikan. Peningkatan
peroleh persentase kepraktisan dari aspek ini terjadi disebabkan karena motivasi yang
siswa sebesar 86% dengan kategori sangat diberikan guru pada siswa.
112 JURNAL INOVASI SEKOLAH DASAR VOLUME 2 NOMOR 2 NOVEMBER 2015

Efektivitas LKS juga dilihat dari hasil Flk: fleksibelitas,


pemikiran kreatif siswa. Pemikiran kreatif ini Kfs: kefasihan
dinilai berdasarkan hasil kerja siswa menyele- Rendahnya hasil berpikir kreatif siswa
saikan LKS dan soal evaluasi disetiap akhir ini disebabkan karena siswa masih belum ter-
pertemuan. Penilaian terhadap pemikiran biasa mengerjakan soal dengan berbagai ja-
kreatif siswa didasarkan pada 3 aspek, yaitu waban. Namun, pada pertemuan kedua hasil
kebaruan, fleksibelitas, dan kefasihan. Keba- penilaian terhadap kemampuan berpikir
ruan merujuk pada penyelesaian soal yang kreatif siswa menunjukkan peningkatan.
berbeda dari sebelumnya, fleksibelitas Peningkatan ini terjadi disebabkan karena
merujuk pada keberagaman metode atau cara adanya motivasi yang diberikan guru pada
penyelesaian, sedangkan kefasihan merujuk siswa.
pada keberagaman jawaban (kuantitas).
Pada pertemuan pertama tidak ada se- SIMPULAN DAN SARAN
orang siswa pun yang memberikan jawaban Simpulan
yang memenuhi ketiga aspek dari penilaian Dari hasil pengembangan dapat disim-
berpikir kreatif. Sebanyak 13 orang siswa pulkan hal-hal sabagai berikut.
baru memenuhi 2 dari aspek yaitu kebaruan (1) Telah dihasilkan LKS berbasis open
dan ke-fasihan. Tidak ada seorang siswa pun ended dengan kategori rata-rata valid.
yang memberikan jawaban memenuhi aspek- Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil
fleksibelitas. validasi LKS oleh validator ahli. Hasil ini
Pada pertemuan kedua ada satu orang memberi gambaran bahwa LKS yang
siswa yang menunjukkan jawaban belum me- dikembangkan telah valid dan dapat
menuhi aspek kebaruan, 14 orang jawaban digunakan dalam pembelajaran
siswa memenuhi aspek fleksibelitas, dan se- matematika.
mua jawaban siswa telah memenuhi aspek (2) LKS berbasis open ended yang
kefasihan. Dari 23 orang siswa 13 orang siswa dihasilkan secara keseluruhan
telah dapat memberikan jawaban yang meme- dikategorikan praktis, karena
nuhi ketiga aspek berpikir kreatif, yaitu (1) memudahkan guru dan siswa dalam
kebaruan, (2) fleksibelitas, dan (3) kefasihan. menggunakannya, sesuai dengan waktu
Hasil ini dapat dilihat pada gambar 2. yang ditetapkan. LKS juga dapat mening-
katkan minat siswa untuk belajar mate-
matika.
(3) LKS berbasis open ended yang
dihasilkan telah efektif dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran yang dilihat se-lama
pembelajarn dengan LKS berlangsung.
Selain itu LKS yang dirancang juga dapat
meningkatkan pemikiran kreatif siswa.
Saran
Ada beberapa hal yang dapat peneliti
sarankan dalam penelitian ini, yaitu sebagai
Gambar.2 Banyak Siswa yang Memenuhi berikut.
Masing Masing Aspek Berpikir Kreatif Bagi pemerintah khususnya Dinas Pen-
Keterangan Gambar: didikan Kota Padang agar dapat mengadakan
Kbr: kebaruan, pelatihan bagi guru agar dapat mengembang-
Model Lembar Kerja Siswa, Nuryanis 113

kan LKS atau perangkat pembelajaran lainnya Shimada, S. 1997. The Open-Ended Approach:
dengan memperhatikan validitas, A New Proposal for Teaching Mathe-
praktikalitas, dan efektivitas. matics. Virginia: National Council of
Bagi guru disarankan agar: Teachers of Mathematics.
(1) melakukan penilaian dan memberikan
perhatian pada perkembangan berpikir Siswono, Tatag Y.E. 2007. Desain Tugas
kreatif siswa. untuk Mengidentifikasi kemampuan
(2) tidak terburu-buru menyampaikan materi berpikir Kreatif Siswa dalam Matema-
atau memberikan contoh solusi tika. Jurusan Matematika FMIPA: Uni-
penyelesaian masalah. Beri siswa versitas Negeri Surabaya (Online).
kesempatan untuk memikirkan terlebih Tersedia: di
dahulu solusi berdasarkan ide-idenya. tatagyes.files.wordpress.com/2007/10/t
(3) dapat mengembangkan LKS dan atag_jurnal_unej.pdf [25 juni 2013]
perangkat pembelajaran lain yang
berbasis open ended pada berbagai materi Siswono, Tatag Y.E. 2009. Kontribusi
lainnya di kelas yang berbeda. Teoritik tentang Tingkat Berpikir
(4) LKS berbasis open ended yang Kreatif Siswa dalam Matematika.
dihasilkan ini dapat digunakan pada Jurusan Matematika FMIPA UNESA
kurikulum 2013. LKS ini digunakan (Online). Tersedia:
sebagai pendamping buku Kurikulum http://tatagyes.files.wordpress.com/200
2013. Setelah pembelajaran diawali 9/11/paper07_jurnal_univadibuana.pdf
dengan menggunakan buku kuri-kulum [25 Juni 2013]
2013 selanjutnya untuk pen-dalaman dan
pengayaan guru dapat menggunakan Syaban, Mumun. 2011. Menggunakan Open-
LKS ini. Ended untuk Memotivasi Berpikir
(5) peneliti lain dapat melakukan ujicoba dan Matematika. EDUCARE: Jurnal
penyebaran pada skala yang lebih luas Pendidikan dan Budaya, (Online)
untuk mendapatkan hasil yang lebih (http://educare.e-fkipunla.net, diakses
sempurna. 19 Maret 2013).

DAFTAR RUJUKAN Tim Penyusun. 2011. Buku Panduan Penulis-


Depdiknas. 2008. Peraturan Menteri Pendi- an Tesis dan Disertasi. Padang: Univer-
dikan Nasional. Jakarta: Dirjen Pendi- sitas Negari Padang.
dikan Dasar dan Menengah.
Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matema-
Krulik, Stephen & Rudnick, Jesse A. 1999. tika Realistik Suatu Alternatif Pende-
The New Sourcebook for Teaching katan Pembelajaran Matematika.
Reasoning and Problem Solving in Yogyakarta: Graha Ilmu
Elementary School. Needham Heights,
Massachusetts: Allyn & Bacon.

Plomp, Tjeerd. 2010. An Introduction to Edu-


cational Design Research. Netherlands:
SLO Netherlands Institute for Curricu-
lum Development.

Anda mungkin juga menyukai