Anda di halaman 1dari 6

SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014

ISSN : 2339-1553

EFEKTIVITAS PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP


KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA SMP

Dori Lukman Hakim1*, Nani Daniati 2


1*2
FKIP - Universitas Negeri Singaperbangsa, Karawang, Indonesia.

dorilukmanhakim@gmail.com

Abstrak
Pembelajaran matematika dituntutpola pikir siswa yang kreatif, maka harus diperhatikan proses
pembelajarannya sehingga memunculkan kreatif. Kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika dapat
ditingkatkan dengan berbagai jenis, diantaranya pertanyaan yang merangsang kemampuan berpikir kreatif
dengan diberikan jenis soal yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan solusi yang
beragam, soal seperti ini termasuk soal Open-ended (Problem Terbuka). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan pendekatan Open-
ended dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kotabaru,Karawang. Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis quasi exsperiment dengan desain Non-equivalent
Pretest Posttest Control Group Design. Dalam penelitian ini sampel dikelompokkan menjadi dua, yaitu
kelompok eksperimen diberikan pendekatanOpen-endeddan kelompok kontrol diberikan pendekatan
konvensional. Penelitianini menggunakan instrument tes, yaitupretest dan posttest untuk mengukur
peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa. Analisis data meliputi data pretest, posttest,
dan N-Gain. Pada hasil analisis N-Gain terlihat bahwa nilai signifikansi dengan uji Mann-Whitney
menunjukkan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dengan pendekatan Open-ended
lebih besar dari pada rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dengan pendekatan
konvensional. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan
pendekatan Open-ended lebih baik dari pada pembelajarankonvensional.

Kata Kunci : Pendekatan Open-ended, Berfikir Kreatif Matematika.

Abstrack
Learningmathematicsstudentsdemandedcreativemindset, it should be notedthat createa creativelearning
process. Creativityof students in learningmathematicscan beenhanced withvarioustypes,
includingquestions thatstimulatecreative thinking abilitieswithgiventypes of problemsthatgivestudents the
chance toprovidediverse solutions, such itemsincludethe Open-ended questions(Open Problem). This
studyto determine theimprovement ofstudents'creative thinking abilitybyusingopen-ended approachin
teachingmathematicsinjuniorclass VII SMP Negeri 2Kotabaru, Karawang. This studyusesquantitative
methodsto the type ofquasiexsperimentwithNon-equivalent designspretestposttestcontrol group design.
Inthis studythe sampleswere groupedinto two, namely theexperimental groupwas givenopen-ended
approachandthe control groupwas givenconventional approaches. This study used atestinstrument,
thepretestandposttesttomeasure theincrease instudents' mathematicalcreative thinking abilities. Analysis
of dataincludesthe datapretest, posttest, andN-Gain. In theanalysis ofthe results ofthe N-Gain seenthatthe
value ofsignificancewiththe Mann-Whitney testshowed that the averagemathematicsstudentscreative
thinking abilitieswithopen-ended approachis greater thantheaveragemathematicsstudentscreative thinking
abilitieswithconventionalapproaches. It canbe concludedthat thecreative thinking abilityof studentstousethe
Open-ended approachis better thanconventional learning.

Key word : Open-ended approach, CreativeThinkingMathematics.

259
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

1. Pendahuluan dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa


Dalam masa penuh persaingan seperti beragam.
sekarang ini, diperlukan SDM yang mampu Berdasarkan latar belakang masalah
menghadapi tantangan masa depan. Oleh tersebut hasil penelitian ini akan mengungkap
sebab itu pengembangan potensi kreatif “Efektivitas Pendekatan Open-Ended
seperti yang dimaksud dalam fungsi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
pendidikan nasional pada dasarnya perlu Dalam Pembelajaran Matematika
dikembangkan, baik untuk kepentingan pribadi
maupun perkembangan bangsa. 2. Batasan dan Rumusan Masalah
Pendidikan diharapkan menjadi sarana 2.1. Batasan Masalah
dalam meningkatkan kreatifitas peserta didik, Dalam penelitian ini peneliti membatasi
sehingga kemampuan berpikir dan sikap batasan masalah pada materi pelajaran segi
kreatif yang sangat menentukan keberhasilan empat kelas VII SMP.
mereka dalam memecahkan masalah di masa 2.2. Rumusan Masalah
yang akandatang meningkat secara optimal. Rumuskan masalah dalam penelitian ini
Namun hal tersebut jarang ditemukan untuk mengetahui :
dalam proses pendidikan di Indonesia saat ini, 2.2.1. Apakah peningkatan kemampuan
pendidikan di Indonesia lebih banyak guru berpikir kreatif siswa dengan menggunakan
mendominasi pada proses pembelajarannya. pendekatan Open-ended lebih baik dari siswa
Sumarmo dalam Meida (2011:3)Kemampuan dengan menggunakan model pembelajaran
siswadalam menyelesaikan masalah konvensional?
matematika pada umumnya
belummemuaskan. Kesulitan yang dialami
siswa palingbanyakterjadipadastrategi 3. Tujuan Penelitian
melaksanakan perhitungan yang tepat serta Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai
memeriksa hasil perhitungan. berikut:
Untuk menumbuhkan pola pikir kreatif 3.1. Mengetahui peningkatan kemampuan
siswa maka kita tidak hanya memperhatikan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan
hasil dari pembelajaran saja, tapi juga harus pendekatan Open-ended.
memperhatikan proses pembelajaran itu
sendiri Guru bisa memanfaatkan proses 4. Manfaat Penelitian
pembelajaran untuk menumbuhkan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
kemampuan berpikir kreatif siswa. Bila dalam diantaranya:
prosesnya guru kurang mendukung 4.1. Bagi guru, sebagai masukan dalam
pengembangan pola pikir, maka kemungkinan memperluas wawasan tentangpendekatan
akan menghasilkan lulusan yang kurang pembelajaran khususnya penggunaan
berkompeten. pendekatan Open-ended dalam rangka
Pembelajaran matematika saat ini meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
dianggap sulit oleh siswa, oleh karena itu 4.2Bagi peneliti, dapat dijadikan bahan
untuk memunculkan potensi kemampuan pertimbangan dan bahan uji kelayakan untuk
berpikir kreatif siswa pembelajaran kegiatan penelitian di masa yang akan datang
matematika perlu dirancang sedemikian rupa. khususnya dalam penelitian di bidang
Kreatifitas siswa dapat lebih ditingkatkan pendidikan matematika.
dengan jenis-jenis pertanyaan yang 4.3Bagi siswa, diharapkan penerapan
merangsang kemampuan berpikir kreatif. pendekatan pembelajaran Open-ended dapat
Jenis soal yang memberikan kesempatan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan
kepada siswa untuk memberikan solusi yang prestasi belajar.
beragam dapat memicu kreatifitas mereka.
Soal seperti ini termasuk jenis soal Open- 5. Kajian Teori
ended (Problem Terbuka). Ada beberapa 5.1 Kemampuan Berpikir Kreatif
pendekatan pembelajaran yang dapat Matematika dalam kehidupan sehari-hari
digunakan untuk mengembangkan potensi tanpa disadari sering digunakan, baik itu
berpikir kreatif siswa, yaitu Open-ended ini secara langsung ataupun tidak. Kreatif
dikarenakan beberapa kelebihan (Heriawan mempunyai definisi (1) memiliki daya cipta,
dkk, (2012:154), yaitu 1) Melatih dan memiliki kemampuan untuk menciptakan; (2)
menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas, bersifat (mengandung) daya cipta: pekerjaan
kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, yangmenghendaki kecerdasan dan imajinasi
sharing, keterbukaan dan sosialisasi. 2)Siswa (KBBI,2003:619). Sedangkan berfikir kreatif
dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan menurutDaryanto dalam Rahmawati (2010:3)
metode, cara atau pendekatan yang bervariasi pada hakikatnya adalah berhubungan dengan

260
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

penemuan sesuatu, mengenai hal yang metode yang barudalam kegiatan belajar
menghasikan sesuatu baru dengan matematika.
menggunakan sesuatu yang telah ada.
Manusiapada dasarnya diciptakan Tuhan 5.2 Pendekatan Open-Ended
sebagai mahluk yang kreatif. Namun Pendekatan Open-ended merupakan salah
kreatifitas tersebut ada yang dikembangkan, satu upaya inovasi pendidikan matematika
dan ada pula yang tersumbat dalam yang pertama kali dilakukan oleh para ahli
prosesnya.Berpikir kreatif pada intinya adalah pendidikan matematika Jepang. Pendekatan
proses memanfaatkan pengetahuan yang ini lahir sekitar duapuluh tahun yang lalu dari
dimiliki untuk menemukan gagasan baru atau hasil penelitian yang dilakukan Shigeru
memperbaharui gagasan yang sudah ada Shimada, Toshio Sawada, Yoshiko
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Yashimoto, dan Kenichi Shibuya (Nohda
Wallas dalam Solihat (2010:15) dalam Heriawan dkk, 2012:1).
mengemukakan langkah-langkah proses Pendekatan Open-ended adalah "an
kreatif meliputi empat tahap, yaitu: instructional strategy that creates interest and
1) Tahap persiapan, yaitu seseorang stimulates creative mathematical activity in the
mempersiapkan diri untuk memecahkan classroom through students’ collaborative
masalah dengan belajar berfikir, mencari work. Lessons using open-ended problem
jawaban, bertanya kepada orang lain, dan solving emphasize the process of problem
sebagainya. solving activities rather than focusing on the
2) Tahap inkubasi, adalah tahap dimana result" (Shimada &Becker dan Foong dalam
individu seakan-akan melepaskan diri untuk Amirudin dkk, 2011:9).
sementara dari masalah tersebut, dalam arti Pada dasarnya pendekatan Open-ended
bahwa ia tidak memikirkan adalah modifikasi dari model pembelajaran
masalahnyasecarasadar,tetapi “mengerannya” berbasis masalah dimana siswa pada awalnya
dalam alam prasadar. diberikan masalah oleh guru dan akhirnya
3)Tahap iluminasi, adalah tahap timbulnya penyajian dan mengevaluasi proses
“insight” atau ”Aha Erlebnis”, saat timbulnya pemecahan masalah tersebut....suatu
inspirasi atau gagasan baru, beserta proses- pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika
proses psikologis yang mengawali dan pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu
mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan tantangan (challenge) yang tidak dapat
baru. dipecahkan oleh suatu prosedur rutin (routine
4) Tahap verifikasi atau evaluasi adalah procedure) yang sudah diketahui si pelaku ...
tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut (Shadiq, 2004:11).
harus diuji terhadap realitas. Disini diperlukan Suatu pertanyaan akan menjadi masalah
pemikiran kritis dan konvergen. Dengan bagi seorang anak tapi belum tentu menjadi
perkataan lain, proses divergensi (pemikiran masalah bagi anak lainnya, tergantung
kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi individu. Dalam memecahkan masalah
(pemikiran kritis). tersebut anak
Pembelajaran kreatif dimaksudkan agar harus menguasai konsep kemudian
guru menciptakan kegiatan belajar yang menggunakannya dengan menggabungkan
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat dengan keterampilan yang dimiliki untuk
kemampuan peserta didik, siswa dapat menghadapi situasi-situasi yang baru.
menjadi kreatif dalam proses Jika dilihat dari cara dan jawaban suatu
pembelajarannya. Artinya, siswa kretaif dalam masalah, maka ada dua tipe masalah, yakni
memahami masalah, menemukan ide yang tipe masalah yang diberikan mempunyai cara
terkait, mempresentasikan dalam bentuk lain dan jawaban yang tunggal (close problem)
yang lebih mudah diterima, dan menemukan atau tipe masalah yang mempunyai cara dan
kesenjangan yang harus diisi untuk jawaban yang tidak tunggal (open problem)
memecahkan masalah.(Modul PLPG (Ruseffendi dalam Amirudin dkk, 2011:6).
Matematika,2013:14-15). Secara konseptual masalah terbuka dalam
Kemampuanberpikir kreatif dalam pembelajaran matematika adalah masalah
pembelajaran matematika adalah upaya yang atau soal-soal matematika yang dirumuskan
sengaja diciptakan untuk mengkondisikan sedemikian rupa, sehingga memilki beberapa
siswa sehingga dapat menggunakan atau bahkan banyak solusi yang benar, dan
kecakapan akal budi untuk mengaitkan terdapat banyak cara untuk mencapai solusi
pengetahuan yang dimiliki dengan itu. Pendekatan ini memberikan kesempatan
pengetahuan yang baru untuk mencipta dan pada siswa untuk “experience in finding
menyelesaikan masalah menggunakan something new in the process” (Schoenfeld
dalam Amirudin dkk, 2011:12 ).

261
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

Langkah-langkah pembelajaran dengan rerata peningkatan kemampuan berpikir


pendekatan Open-ended menurut Kahfi dalam kreatif siswa antara kelas eksperimen dan
Khalistin dan Hidayanto (2013:2) meliputi: 1) kelas Kontrol kemudian N-gain untuk
guru memberi masalah; 2) siswa mengetahui peningkatan kemampuan
mengeksplorasi masalah; 3) guru merekam kemampuan berpikir kreatif siswa. Analisis
respon siswa; 4) pembahasan respon siswa data yang telah diperoleh akan menggunakan
(kelas); dan 5) siswa meringkas apa yang SPSS (Ststistical Product and Service
dipelajari. Solution) Versi 17 for Windows.
5.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 10. Hasil Penelitian
“Kemampuan berpikir kreatif siswa yang Kemampuanberpikir kreatifdalam penelitian
diberi pendekatan Open-ended mempunyai ini adalah kemampuan siswamemberikan
peningkatan lebih baik dibandingkan dengan jawaban yang mungkin dari setiap pertanyaan
siswa yang diberi model pembelajaran terbuka yang mempunyai berbagai alternatif
konvensional” jawaban serta memperlihatkan berbagai
indikator dari kemampuan berpikir kreatif itu
sendiri. Berikut hasil penelitian dan
pembahasan.

6. Metode Penelitian 10.1 Data Pretest


Penelitian ini menggunakan metode Data pretest digunakan untuk mengetahui
eksperimen semu (quasi exsperimental) apakah kemampuan awal siswa
dengan desain menggunakan Non-equivalent pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Control Group Design (Sugiyono,2012:116). berbeda atau sama. Data pre test dari masing-
Sebagai berikut : masing kelas terdiri dari 40 siswa. Skor yang
diberikan memiliki rentang 0-40, berikut tabel 1
O X O . data hasil pretest
O O
Tabel 1 Nilai Maksimum, Nilai Minimum, Rerata, dan
Keterangan: Simpangan Baku Data Tes Awal (Pre Test) Kelas
X = Treatment (Perlakuan) Eksperimen dan Kelas Kontrol
O = Hasil Pretest dan Posttest

7. Populasi dan Sampel


7.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 2
Kotabaru Kabupaten Karawang Tahun Pada tabel 1 terlihat bahwa skor
Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 11 Kelas maksimum, skor minimum, rerata
paralel, dengan jumlah siswa 484 Siswa. dansimpangan baku kelas eksperimen dan
7.2. Sampel kelas kontrol tidak jauh berbeda. Ini
Pengambilan sampel dilakukan dengan menunjukkan bahwa skor pre test kelas
cara random kelas, dengan kelas eksperimen eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh
(VII-G) sebanyak 40orang dan kelas kontrol berbeda. Bahkan ini terbukti dari hasil Uji-T tes
(VII-H) sebanyak 40orang. awal yang terlihat di tabel 2

8. Instrumen Penelitian Tabel 2 Uji-t Tes Awal (Pre test) Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Instrumen dalam penelitian ini diantaranya
tes uraian karena melalui tes uraian dapat
lebih diungkapkan fakta mengenai langkah-
langkah jawaban siswa yang didalamnya
memuat proses berfikir, ketelitian, dan
sistematika penyusunan serta dapat diketahui
kesulitan yang dialami siswa sehingga
memungkinkan dilakukannya perbaikan.
Pada Tabel 2 terlihat bahwa nilai
9. Teknik Analisis Data signifikansi (sig.2-tailed) dengan uji-t adalah
Analisis Data Tes Kemampuan Berpikir 0,975. Karena nilai signifikansi lebih besar dari
Kreatif Uji Statistik yang digunakan adalah uji 0,05 maka berdasarkan kriteria pengambilan
kesamaan dua rerata. Uji kesamaan dua keputusan, 𝐻0 diterima. Ini menunjukkan
rerata digunakan untuk melihat perbedaan bahwa Kemampuan berpikir kreatif siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tes

262
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

awal tidak berbeda secara signifikan. menunjukkan bahwa kemampuan berpikir


Kemampuan awal baik dari kelaseksperimen kreatif pada siswa pada siswa pada kelas
dan kelas kontrol adalah sama hal tersebut eksperimen lebih baik daripada kemampuan
dikarenakan kedua kelas tersebut selama ini berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol. Hal
mendapatkan proses pembelajaran yang tersebut
sama sebelum dilakukan penelitian yaitu dikarenakan kedua kelas mendapat proses
pembelajaran konvensional (ekspositori). pembelajaran yang berbeda.
Berbeda dengan hasil pre test kedua kelas
10.2 Data Posttest yang menunjukkan kemampuanawal yang
Post Test diberikan pada kelas eksperimen sama, hasil post test kedua kelas
dan kelas kontrol untuk mengetahui menunjukkan perbedaan. Hal tersebut bisa
bagaimana kemampuan akhir siswa setelah disebabkan karena bedanyaperlakuan dalam
mendapat perlakuan. Datapost test diperoleh proses pembelajaran yang diterima siswa.
dari masing-masing kelas yang terdiri dari 40 Pada kelas eksperimen siswa diberikan
siswa. Skor yangdiberikan mempunyai rentang perlakuan yang berbeda dari biasanya yaitu
0-40. Dari hasil pengolahan data untuk pendekatan Open-ended. Hal tersebut
masing-masing kelas diperoleh nilai memacu motivasi siswa dalam proses
maksimum, nilai minimum, nilai rerata dan pembelajarannya. Ini pun ditunjukkan pada
simpangan baku seperti terdapat pada Tabel 3 pernyataan delapan angket respon siswa,
dimana 97,5 % siswa menyatakan lebih
Tabel 3 Nilai Maksimum, Nilai Minimum, Rerata, dan termotivasi dalam pembelajaran matematika
Simpangan Baku Data Tes Awal (Post Test) Kelas
dengan menggunakan pendekatan Open-
Eksperimen dan Kelas Kontrol
ended.
Sedangkan di kelas kontrol hanya
beberapa siswa yang mendapat skor post test
yang besar, sedangkan sebagian besar
mendapat skor yang kecil. Hal tersebut yang
Pada tabel 3 terlihat bahwa skor post test mengakibatkan data skor post test kelas
kelas eksperimen dan kelas kontrol kontrol tidak berdistribusi normal.
menunjukkan perbedaan. Rerata skor post Kemungkinan hal tersebut dikarenakan siswa
test kelas eksperimen 29,80 lebih tinggi mendapatkan proses pembelajaran yang tidak
dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu berubah sehingga siswa kurang termotivasi
21,25. Namun untuk memastikan perbedaan
rerata skor post test kedua kelas tersebut 10.3 Analisis data N-Gain
apakah signifikan perlu dilakukan uji Analisis data N-gain bertujuan untuk
kesamaan dua rerata. mengetahui peningkatan kemampuan
Dikarenakan salah satu data kelas hasil kemampuan berpikir kreatif
post test tidak berdistribusi normalyaitu skor siswa.Perhitungan tersebut diperoleh dari nilai
post test kelas kontrol maka tidak diuji pre test dan post test masing-masing kelas
homogenitasnya, tetapi digunakan uji statistik yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
non-parametrik dengan uji Mann-Whitney Peningkatan yang terjadi sebelum dan
pada SPSS 17. sesudah pembelajaran menurut Meltzer
(http:untukmuslalu.files.wordpress.com/2012/1
Tabel 4 Uji Mann Whitney Tes Akhir (Post test) Kelas 2/n-gain.pdf) dihitung dengan rumus g-faktor
Eksperimen dan Kelas Kontrol (N-Gain).Lebih lanjut hasil perhitungan
tersebut dianalisa sebaran datanya, hasil
output sebaran data N-Gain kedua kelas
tersebut dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 Sebaran Data N-Gain Kelas Eksperimen dan


Kelas Kontrol

Pada Tabel 4 terlihat bahwa nilai


signifikansi (sig.2-tailed) dengan uji Mann- Pada tabel 5 terlihat bahwa rerata N-Gain
Whitney adalah 0,000.Karena nilai signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda.
lebih kecil dari 0,05 maka berdasarkan kriteria Rerata kelas eksperimen 0,658 lebih tinggi
pengambilan keputusan, 𝐻0 ditolak.Ini dibandingkan kelas kontrol yang mempunyai
rerata hanya 0,377. Namun untuk

263
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF II, TAHUN 2014
ISSN : 2339-1553

memastikan apakah terdapat peningkatan


yang signifikan terhadap hasil tes kemampuan Pada gambar 1 di atas siswa diberikan
berpikir kedua kelas tersebut perlu dilakukan permasalahan yaitu “Pak Alba mempunyai
uji kesamaan dua rerata pada hasil N-Gain. kebun berbentuk persegi panjang dengan
Dikarenakan salah satu tidak berdistribusi panjang 9 m dan lebar 6 m. Beliau akan
normal yaitu N-Gain kelas kontrol maka tidak membuat kolam ikan berbentuk persegi
diuji homogenitasnya, tetapi digunakan uji dengan panjang sisi 4 m. Berapakah banyak
statistik non-parametrik dengan uji Mann- kolam yang bisa dibuat dan luas tanah yang
Whitney pada SPSS 17. tidak di buat kolam ikan (gunakan minimal dua
cara untuk mengerjakan soal ini)?.
Tabel 6. Uji Mann-Whitney N-Gain Kelas Eksperimen dan Siswa menjawab berbagai kemungkinan
Kelas Kontrol
letak kolam yang mungkin dibuat dan
menghitung sisa kebun yang tidak dibuat
kolam dari beberapa kemungkinan letak kolam
yang dibuat.
Hal tersebut menunjukkan berbagai ide
siswa untuk menjawab permasalahan terbuka,
siswa menunjukkan indikator berpikir kreatif
yaitu kemampuan menghasilkan jawaban
dengan banyak ide (fluence), menghasilkan
jawaban yang bervariasi (flexibility),
Pada Tabel 6 terlihat bahwa nilai menghasilkan ide baru (originality) serta bisa
signifikansi (sig.2-tailed) dengan uji Mann- membuat rincian denganmenggabungkan dan
Whitney adalah 0,000. Karena nilai signifikansi mengembangkan pengetahuan yang telah
lebih kecil dari 0,05 maka berdasarkan mereka miliki (elaboration).
kriteriapengambilan keputusan, 𝐻0 ditolak. Ini
menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan 11.Kesimpulan
kemampuan berpikir kreatif siswa pada Berdasarkan penelitian di lapangan selama
pembelajaran matematika kelas eksperimen proses pembelajaran kemampuan berpikir
lebih besar dari pada rata-rata peningkatan kreatif dengan pembelajaran menggunakan
kemampuan berpikir kreatif siswa pada pendekatan Open-ended serta kajian hasil
pembelajaran matematika kelas kontrol dan penelitian yang diolah dan dianalisis, maka
berbeda secara signifikan. diperoleh kesimpulan bahwa peningkatan
Hal tersebut juga ditunjukkan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan
perbandingan rata-rata N-Gain kelas menggunakan pendekatan Open-ended lebih
eksperimen dan N-Gain kelas kontrol., dimana baik dari pada model pembelajaran
rata-rata N-Gain kelas kontrol 0,377 yang konvensional dalam pembelajaran
menunjukkan peningkatan dengan kriteria matematika.
rendah, sedangkan rata-rata N-Gain
eksperimen 0,658 yang menunjukkan
peningkatan dengan kriteria sedang. Ini Daftar Pustaka
menunjukkan bahwa pendekatan Open-ended
lebih efektif terhadap kemampuan berpikir Heriawan,Adang dkk. (2012).Metodelogi
kreatif siswa dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis. Banten :
Peningkatan kemampuan berpikir kreatif LP3G
siswa dapat terlihat pada cara menjawab
siswa yang bervariatif yang ditunjukkan pada Rahmawati, Tanti. (2010) Kompetensi Berfikir Kritis
gambar di bawah ini. dan Kreatif dalam Pemecahan Masalah
Matematika.di SMP Negeri 12 Malang. Skripsi
UNM: Malang

Solihat, E. (2010). Pengaruh pendekatan open


ednded terhadap kemampuan berfikir kretif siswa
dalam belajar Matematika. Skripsi UIN : Jakarta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan


Kualitatif dan R&D . Cet. Ke-12. Bandung : Alfabeta

Amirudin dkk (Online). 15 April 2014. Tersedia :


http://kelompokinovatif.blogspot.com.2012//11/meto
Gambar 1. Jawaban Siswa yang Memperlihatkan de-pembelajaran pendekatan openended html?m=1
Kemampuan Berpikir Kreatif

264

Anda mungkin juga menyukai