BAB I
PENDAHULUAN
sesuatu yang dating dari luar, melainkan dikonstruksi secara personal, (4)
pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengaturan
situasi lingkungan belajar, dan (5) kurikulum bukanlah sekedar hal dipelajari,
melainkan seperangkat pembelajaran, materi dan sumber. Masnur Muslich (dalam
Supriono, 2015:2) pembelajaran yang berciri konstruktivisme menekankan
terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produkif berdasarkan
pengetahuan terdahulu dan pengalaman belajar yang bermakna. siswa harus
mengonstruksi terlebih dahulu pengetahuan tersebut dan memberikan makna
melalui pengalaman nyata.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
konstruktivisme dapat menjadikan siswa lebih mudah memahami konsep. Apabila
siswa mampu mengkonstruksi pengetahuaanya sendiri secara aktif, maka siswa
akan memahami konsep pembelajaran matematika yang diajarkan serta
menyelesaikan permasalahan-permasaahan matematika.
Materi yang dikaji dalam penelitian ini ialah relasi dan fungsi. Karena
materi ini merupakan materi yang dapat melatih cara berpikir siswa karena
memiliki keterkaitan antar objek yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
siswa, serta memerlukan pemahaman konsep matematis di dalam penyelesaian
masalah. Maka dari itu, dengan pembelajaran konstruktivisme diharapkan siswa
akan memahami konsep relasi dan fungsi secara utuh dari pengetahuan rill menuju
pengetahuan secara abstrak.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, peneliti mengangkat permasalahan ini
untuk menjadi sebuah penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Ditinjau dari Teori Konstruktivisme
dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Relasi dan Fungsi Kelas
VIII SMP”
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
8
didesain sedemikian rupa sebagai bahan belajar secara mandiri untuk membantu
siswa menguasai tujuan kompetensi yang diharapkan. Maka dari itu, tingkat
penguasaan siswa terhadap materi dapat diukur dengan modul.
B. Karakteristik Modul
Modul yang didesain atau dikembangkan harus memiliki karakteristik
yang diperlukan supaya dapat meningkatkan motivasi bagi penggunanya. Menurut
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008 : 4-7), modul yang
akan dikembangkan harus memperhatikan lima karakteristik sebuah modul
diantaranya self instruction, self contained, stand alone, adaptif, dan userfriendly.
1. Self Instruction, siswa dimungkinkan belajar secara mandiri dan tidak
tergantung pada pihak lain. Self Instruction dapat terpenuhi jika modul
tersebut memuat tujuan yang jelas, materi pembelajaran dikemas dalam
unit-unit kegiata yang kecil/spesifik, ketersediaan contoh dan ilustrasi
yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran, terdapat soal-
soal latihan, tugas dan sejenisnya, kontekstual, bahasanya sederhana dan
komunikatif, adanya rangkuman materi pembelajaran, adanya instrumen
penilaian mandiri (self assessment), adanya umpan balik atas penilaian
siswa dan adanya informasi tentang rujukan.
2. Self Contained, seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat
dalam modul tersebut. Karakteristik ini memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara tuntas.
3. Stand Alone, modul yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar
lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
Siswa tidak perlu bahan ajar lain untuk mempelajari atau mengerjakan
tugas pada modul tersebut.
4. Adaptif, modul tersebut dapat menyesuaian perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, fleksibel/luwes digunakan diberbagai
perangkat keras (hardware). Modul yang adaptif adalah jika modul
tersebut dapat digunakan sampai kurun waktu tertentu.
10
C. Komponen Modul
Adapun komponen-komponen modul menurut Marwarnand (2011:4)
mencakup tiga bagian, yaitu bagian pembuka, inti, dan penutup dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. Bagian Pembuka
a. Judul
Judul modul perlu menarik dan member gambaran tentang materi yang
dibahas.
b. Daftar Isi
Daftar isi menyajikan topik-topik yang dibahas. Topik-topik tersebut
diurutkan berdasarkan urutan kemunculan dalam modul
c. Peta Informasi
Modul perlu menyertakan peta informasi. Pada daftar isi akan terlihat
topik apa saja yang dipelajari, tetapi tidak terlihat kaitan antar topik
tersebut. Pada peta informasi akan diperlihatkan antar topik-topik dalam
modul. Peta informasi yang disajikan dalam modul dapat saja
menggunakan diagram isi bahan ajar yang telah dipelajari sebelumnya.
d. Daftar Tujuan Kompetensi Umum
Penulisan tujuan kompetensi membantu pembelajar untuk mengetahui
pengetahuan, sikap, atau keterampilan apa yang dapat dikuasai setelah
menyelesaikan pelajaran.
2. Bagian Inti (Kegiatan Belajar)
a. Pendahuluan/Tinjauan Umum Materi
Pendahuluan pada suatu modul berfungsi untuk : (1) memberikan
gambaran umum mengenai isi materi modul, (2) meyakinkan pembelajar
11
bahwa materi yang akan dipelajari dapat bermanfaat bagi mereka, (3)
meluruskan harapan pembelajar mengenai materi yang akan dipelajari , (4)
mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan
dipelajari, (5) memberikan petunjuk bagaimana mempelajari materi yang
akan disajikan. Dalam pendahuluan dapat saja disajikan peta informasi
mengenai materi yang akan dibahas dan daftar tujuan kompetensi yang
akan dicapai setelah mempelajari modul.
b. Hubungan dengan Materi atau Pelajaran yang Lain
Materi pada modul sebaiknya lengkap, dalam arti semua materi yang perlu
dipelajari tersedia dalam modul. Bila materi tersebut pada buku teks maka
arahan tersebut dapat diberikan dengan menuliskan judul dan pengarang
buku teks tersebut.
c. Uraian Materi
Uraian materi merupakan merupakan penjelasan secara terperinci tentang
materi pembelajaran yang disampaikan dalam modul. Organisasikan isi
materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang sistematis, sehingga
memudahkan pembelajar memahami materi pembelajaran. Apabila materi
yang akan dituangkan cukup luas, maka dapat dikembangkan ke dalam
beberapa Kegiatan Besar (KB). Setiap KB memuat uraian materi,
penugasan, dan rangkuman.
Organisasi materi kegiatan belajar antara judul, subjudul dan uraian harus
yang mudah untuk diikuti oleh pembelajar. Pemberian judul atau
penjudulan merupakan alat bantu bagi pembaca modul untuk mempelajari
materi yang disajikan dalam bentuk teks tertulis
d. Penugasan
Penugasan dalam modul perlu untuk menegaskan kompetensi apa yang
diharapkan setelah mempelajari modul. Penugasan juga menunjukkan
kepada pembelajar bagaimana dalam modul yang merupakan bagian
penting
e. Rangkuman
12
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat dan tepat
dalam pemecahan masalah.
Penguasan konsep merupakan tingkatan hasil belajar siswa sehingga dapat
mendefinisikan atau menjelaskan sebagian atau mendefinisikan bahan pelajaran
dengan menggunakan kalimat sendiri. Dengan kemampuan siswa menjelaskan
atau mendefinisikan maka siswa tersebut telah memahami konsep atau prinsip
dari suatu pelajaran meskipun penjelasan yang diberikan mempunyai susunan
kalimat yang tidak sama dengan konsep yang diberikan tetapi maksudnya sama.
Menurut Sanjaya (2009 : 55) pemahaman konsep adalah kemampuan
siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran,, dimana siswa tidak
sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi
mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk yang mudah mengerti,
memberikan interpretasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai
dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
konsep adalah kemampuan seseorang mengungkapkan kembali pengetahuan yang
diperoleh dengan menggunakan kalimat sendiri.
Mengingat pentingnya pemahaman konsep tersebut, Menurut Hiebert dan
Carpenter (dalam Dafril: 2011). Pengajaran yang menekankan kepada
pemahaman mempunyai sedikitnya lima keuntungan, yaitu:
1. Pemahaman memberikan generative artinya bila seorang telah memahami
suatu konsep, maka pengetahuan itu akan mengakibatkan pemahaman
yang lain karena adanya jalinan antar pengetahuan yang dimiliki siswa
sehingga setiap pengetahuan baru melaui keterkaitan dengan pengetahuan
yang sudah ada sebelumnya.
2. Pemahaman memacu ingatan artinya suatu pengetahuan yang telah
dipahami dengan baik akan diatur dan dihubungkan secara efektif dengan
pengetahuan-pengetahuan yang lain melalui pengorganisasian skema atau
pengetahuan secara lebih efisien di dalam struktur kognitif berfikir
sehingga pengetahuan itu lebih mudah diingat.
14
Agar pemahaman siswa terarah sesuai dengan konsep ilmiah salah satu
cara yang tepat ialah dengan memperbaiki proses belajar mengajar di dalam kelas.
yang telah ada sehingga sesuai. Hal ini dapat dilakukan oleh guru dengan
cara menyediakan suatu pengalaman belajar misalnya percobaan yang
lebih meyakinkan siswa, guru perlu menggunakan pertanyaan yang
sifatnya menggali konsepsi siswa.