Anda di halaman 1dari 19

1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK


KELAS 5 SD YBPK WONOREJO MATERI PROSES
PENCERNAAN HEWAN RUMINANSIA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT

Oleh :
Gabriel Dwi Firdinan Batista
837518095
g3penk05@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian mengenai Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas 5 materi


Proses Pencernaan Hewan Ruminansia dengan Menggunakan Media Pembelajaran
Power Point. Yang dilatar belakangi oleh rendahnya persentase keberhasilan peserta
didik dan kurangnya keaktifan peserta didik dalam peroses pembelajaran. Untuk itu
peneliti bertujuan meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik dalam
perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penelitian yang dilakukan ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang pada pelaksanaannya terdiri dari dua
siklus. Pada tiap siklus yang dilaksanakan, mengandung beberapa tahapan yang terdiri
dari perencanaan, tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi, dengan subjek
penelitian peserta didik kelas 5 SD YBPK Wonorejo sebanyak 12 peserta didik.
Data yang dikumpulkan melalui metode observasi dan metode dokumentasi. Dari
penelitan yang telah dilaksanakan, didapati hasil belajar yang mengalami peningkatan
dari sebelum dilaksanakannya penelitian. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan
penggunaan media pembelajaran yang tepat, akan membantu guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran yang juga akan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Media Power Point, Pembelajaran IPA

I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Identifikasi Masalah
Pada satuan Pendidikan tingkat Sekolah Dasar, pembelajaran IPA
merupakan salah satu dari beberapa ilmu dasar yang wajib untuk
dipelajari. Proses Pembelajaran IPA sendiri juga menekankan pada
pemberian pengalaman langsung bagi peserta didik untuk
mengembangkan kompetensi agar dapat memahami apa yang ada di alam
sekitar secara ilmiah. Proses pembelajarannya menekankan pada
2

pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompotensi


agar memahami alam sekitar secara ilmiah. Bagi sebagian peserta
didik, IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap
menyulitkan.
Akibat dari situasi tersebut, peserta didik kurang menguasai materi
pembelajaran IPA yang menyebabkan peserta didik menjadi tidak
menyukai mata pelajaran IPA karena mereka beranggapan bahwa mata
pelajaran IPA itu sulit.
Melihat permasalahan tersebut, pendidik memerlukan strategi yang
tepat agar pembelajaran IPA dapat lebih menyenangkan dan peserta didik
menjadi lebih mudah dalam memahami materi IPA. Penggunaan metode
dan media pembelajaran dapat menjadi solusi untuk mengatasi hal
tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah pada PTK ini
adalah:
1. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas 5 SD
YBPK Wonorejo materi proses pencernaan hewan ruminansia dengan
menggunakan media power point ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dilaksanakan tersebut untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik kelas 5 SD YBPK Wonorejo dengan memahami proses
pencernaan hewan ruminansia menggunakan media power point. Dari hasil
penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas tersebut, dapat bermanfaat bagi :
1. Penulis
a. Mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan media power
point pada pembelajaran IPA materi proses pencernaan hewan
ruminansia secara tepat.
3

b. Mendapatkan bekal dan pengalaman baru, sehingga lebih siap


melaksanakan pembelajaran berikutnya.

2. Peserta Didik
Peserta didik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam
memahami proses pencernaan hewan ruminansia serta mendapatkan
pengalaman yang baru terhadap proses pembelajaran yang berlangusng
dengan penggunaan alat – alat media pembelajaran.
3. Guru
Untuk guru, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran melalui pengunaan media power point yang
penggunaannya masih kurang di dalam proses pembelajaran.

II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Suharsimi Arikunto (2012:3), Dilihat dari namanya Clasroom
Action Research telah membuktikan isi yang tercantum di
dalamnya, merupakan suatu aktivitas riset yang telah dicoba di dalam
kelas. Disebabkan terdapat 3 kata yang membentuk penafsiran terebut, hingga
terdapat 3 penafsiran yang bisa untuk diterangkan. Penelitian mengarah
kepada kegiatan pencermatan suatu objek dengan penggunaan cara dan aturan
metodologi tertentu agar memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
dalam rencana peningkatan mutu suatu hal yang menarik dan penting bagi
peneliti. Dengan mencampurkan batas pegertian 3 kata ini, yakni
riset, aksi, kelas, bisa diambil kesimpulan kalau riset aksi kelas ialah sesuatu
pencermatan terhadap aktivitas belajar berbentuk suatu aksi, yang terencana
mencuat serta terjalin dalam suatu kelas.
Tidak hanya itu, Pardjono (2007:12) Clasroom Action
Research merupakan satu tipe riset aksi yang dicoba pendidik agar mutu
pendidikan di kelasnya dapat meningkat. Misi pemberdayaan dalam konteks
riset aksi kelas yaitu, memberdayakan pendidik serta sekalian peserta
4

didik. PTK berfokus pada kelas ataupun pada proses belajar mengajar yang
terjalin di dalam kelas, bukan pada input kelas maupun output . PTK wajib
tertuju ataupun mengenai akan segala hal kejadian di dalam kelas. Selain
itu, Rochiati Wiriaatmadja (2009:13) mengemukakan, penelitian tindakan
kelas merupakan bagaimana sekelompok pendidik bisa mengorganisasikan
kondisi praktek pendidikan mereka, serta belajar dari pengalaman mereka
sendiri. Mereka bisa mencobakan suatu gagasan revisi didalam praktek proses
pembelajarannya, serta memandang pengaruh nyata dari upaya tersebut.
Langkah – langkah Pelaksanaan PTK Menurut Burhan Elfanany (2013)
Tahapan Pra PTK
Penyusunan proposal penelitian, meliputi :
a. Halaman pengantar yang berisi halaman judul dan halaman
pengesahan. Halaman isi yang berisi latar belakang masalah, rumusan
permasalahan, cara pemecahan masalah.
b. Tujuan dan manfaat penelitian.
c. Kerangka teori dan hipotesis.
d. Rancangan metodologi.
e. Tim peneliti
f. Jadwal penelitian
Tahapan Tindakan
a. Perencanaan Tindakan
1) Membuat rencana pembelajaran beserta sekenario tindakan yang
akan dilaksanakan.
2) Merumuskan tujuan instruksional umum dan khusus. Pendidik
pelaksana PTK wajib untuk menambah tujuan sesuai dengan hasil
yang diharapkan oleh pendidik setelah melakukan tindakan
perbaikan.
3) Merumuskan indikator keberhasilan.
4) Memilih bahan ajar.
5) Memilih metode
5

6) Memilih alat bantu, anatara lain : pedoman observasi, catatan harian,


kamera, dll.
7) Mempersiapkan alat ukur untuk mengukur ketercapaian tujuan
instruksional khusus.
8) Memperjelas skenario pembelajaran
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan ini, telah dibuat implementasi (pelaksanaan) dari
semua rencana. Tahap ini, dilangsungkan di dalam kelas,
merupakan realisasi dari teori pendidikan dan teknik mengajar
yang telah direncanakan sebelumnya.
c. Pengamatan Tindakan
Informasi yang dikumpulkan pada tahapan ini berisi tentang penerapan
aksi dari rencana yang sudah terbuat serta akibatnya terhadap proses
kemudian hasil instruksional yang dikumpulkan dengan perlengkapan
bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti
d. Refleksi terhadap Tindakan
Tahapan ini untuk memproses data yang telah didapat pada saat
pengamatan. Data yang didapat kemudian dianalisis.

B. Hasil Belajar
Endarmoko (2006:231) menyebutkan bahwa kata hasil memiliki arti
buatan, produk, rakitan, pendapatan, buah, perolehan, prestasi, dampak, efek,
pengaruh. Sedangkan dalam KBBI (1989: 13) belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berubahnya tingkahlaku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar serta mengajar memiliki 3 faktor
proses, ialah tujuan pengajaran , pengalaman belajar- mengajar, serta hasil
belajar. Dua konsep belajar mengajar yang dicoba oleh peserta didik dan
pendidik terpadu dalam satu aktivitas. Diantara keduannya itu terjadi interaksi
dengan pendidik. Keahlian yang dipunyai peserta didik dari proses belajar
mengajar saja wajib dapat memperoleh hasil dapat pula lewat kreatifitas
seorang itu tanpa terdapatnya intervensi orang lain selaku pengajar.
6

Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya dalam Hamid itu berpendapat


bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu
kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri
peserta didik, yaitu:
a. Ranah proses berfikir (cognitive domain)
b. Ranah nilai atau sikap (affective domain)
c. Ranah keterampilan (psychomotor domain)
Dalam konteks penilaian hasil belajar, maka ketiga domain ataupun ranah
seperti itu yang wajib dijadikan target dalam setiap aktivitas penilaian hasil
belajar. Sasaran kegiatan evaluasi hasil belajar adalah:
a. Apakah peserta didik sudah dapat memahami semua bahan atau materi
pelajaran yang telah diberikan pada mereka?
b. Apakah peserta didik sudah dapat meresapi bahan – bahan atau materi
pelajaran yang sudah diterima selama proses pembelajaran?
c. Apakah materi pelajaran yang sudah diberikan itu sudah dapat diamalkan
secara kongkret dalam praktek atau dalam kehidupannya sehari – hari?
Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses hasil belajar peserta
didik sebagai berikut:
a. Faktor dari luar meliputi lingkungan (lingkungan alam dan sosial) dan
instrumental (kurikulum, pendidik atau pengajar, sarana dan fasilitas,
administrasi).
b. Faktor dari dalam meliputi: fisiologi (kondisi fisik, kondisi panca indra)
dan psikologi (bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan
kognitif).
Hasil belajar peserta didik dapat terpengaruh oleh kemampuan peserta didik
dan kualitas pengajaran yang diberikan. Maksudnya adalah kemampuan dasar
pendidik baik dibidang kognitif , bidang sikap serta bidang perilaku .

C. Media Pembelajaran
7

Media merupakan bentuk jamak dari medium yang artinya pengantar


atau perantara. Media pembelajaran dimaksudkan adalah segala sesuatu yang
bisa digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan,
atensi, serta keinginan peserta didik sehingga bisa mendorong proses
belajar. Dengan demikian, kita mengharapkan hasil pengalaman belajar lebih
berarti lagi bagi para peserta didik. Sesuai dengan hal tersebut Gagne dan
Briggs menekankan pentingnya media pembelajaran sebagai alat untuk
merangsang proses belajar.
Menurut Sumiati (2012: 163), manfaat media pembelajaran antara lain
menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak menjadi konkrit,
memberikan pengalaman nyata dan langsung karena peserta didik dapat
berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya,
mempelajari materi pembelajaran secara berulang – ulang, memungkinkan
adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu materi
pembelajaran atau obyek, menarik perhatian peserta didik, sehingga
membangkitkan minat, motivasi, aktivitas, dan kreativitas belajar peserta
didik, membantu peserta didik belajar baik secara individual, kelompok,
maupun klasikal, materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk
diungkapkan kembali dengan cepat dan tepat, mempermudah dan
mempercepat pendidik menyajikan materi pembelajaran dalam proses
pembelajaran sehingga peserta didik memudahkan peserta didik untuk
mengerti dan memahaminya, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan
indera.
Berdasarkan daya atau kemampuan liputannya, jenis media pembelajaran
terdiri atas media pembelajaran dengan daya atau kemampuan liputannya
yang luas, yaitu dapat menjangkau tempat yang luas dengan jumlah orang
atau peserta didik yang banyak, contoh: televisi dan radio. Berdasarkan
pengguna atau pemakai yang memanfaatkan media pembelajaran, jenis media
pembelajaran terdiri atas media pembelajaran yang digunakan untuk
pembelajaran secara massal atau banyak orang, contoh: televisi, radio.
Berdasarkan pembuatan dan pemanfaatannya, jenis media pembelajaran
8

terdiri atas media by design, yaitu media pemebalajaran yang dirancang,


dipersiapkan, dan dibuat sendiri oleh pendidik lalu digunakan untuk proses
pembelajaran, contohnya semua media pembelajaran yang dirancang,
dipersiapkan dan dibuat sendiri oleh pendidik. Salah satu contoh media yang
dapat digunakan untuk proses pembelajaran yaitu microsoft powerpoint.
Microsoft powerpoint adalah sebuah aplikasi yang dapat membantu
dalam penyusunan sebuah presentasi yang efesien, professional, serta mudah
dalam penggunaannya. Microsoft powerpoint juga dapat membantu suatu
gagasan menjadi lebih menarik lagi dan jelas tujuannya apabila
dipresentasikan karena microsoft powerpoint dapat membantu dalam
pembuatan slide, outline presentasi, presentasi elektronika, menunjukkan
slide yang dinamis, termasuk clip art yang menarik, yang seluruhnya itu
mudah ditampilkan di layar monitor komputer ataupun laptop, ini sangat
membantu jika presentasi dihadiri oleh banyak audience (peserta didik)
sehingga audience (peserta didik) dapat melihat dengan jelas melalui
proyektor dengan jelas dan mudah. Dengan bantuan LCD presentator dapat
dengan mudah sekali dalam menjelaskan apa yang dipresentasikan dengan
sangat mendetail, dokumen yang berbentuk powerpoint juga dapat di upload
melalui internet dan dapat dinikmati dengan mudah oleh khalayah umum.
Print Out dan Handout : presentasi dicetak dan dibagikan pada peserta didik,
ini akan memudahkan peserta didik atau audience mencermati hal-hal yang
dijelaskan dalam presentasi. Powerpoint mempunyai sarana paket slide
presentasi ke dalam CD.

D. Kerangka Berpikir
Kondisi awal sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti belum
menggunakan media power point. Akibat belum digunakannya media power
point, hasil belajar peserta didik kelas 5 di SD YBPK Wonorejo masih
rendah. Agar hasil belajar peserta didik kelas 5 di SD YBPK Wonorejo
meningkat, maka peneliti harus melakukan tindakan dengan menggunakan
media power point. Media power point dapat meningkatkan hasil belajar
9

peserta didik karena media pembelajaran ini memungkinkan peserta didik


untuk lebih memahami materi pembelajaran.

III PELAKSANAAN PERBAIKAN


A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD YBPK Wonorejo yang
berjumlah 12 siswa, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 4 siswa
perempuan. Dari ke 12 peserta didik ini memiliki kemampuan yang
heterogen, latar belakang keluarga yang berbeda, dan tingkat sosial ekonomi
yang juga berbeda. Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas 5 di SD
YBPK Wonorejo yang mana SD tersebut terletak di Desa Wonorejo
Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan mengunakan
2 siklus, siklus I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 30 April 2021 dan
siklus II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 7 Mei 2021. Penelitian ini
dilaksanakan dapat berjalan lancar karena keikutsertaan dan bantuan
berbagai pihak, di antaranya: teman sejawat di SD YBPK Wonorejo, teman-
teman sekelas di Universitas Terbuka, dan ke dua orang tua.

B. Deskripsi Per Siklus


Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Desain siklus PTK pada penelitian ini divisualisasikan pada gambar berikut :
10

Gambar 3.1 Desain Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Taggrat


(Sumber: Kemmis dan Mc Taggrat, 2007)

Desain siklus pelaksanaan PTK ini menggunakan model Kemmis & Mc


Taggrat yang memiliki empat tahapan yaitu perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Peneliti terlebih
dahulu melakukan observasi pembelajaran ditempat penelitian sebagai persiapan
untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran yang cocok diterapkan
didalam penelitian nanti.

1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan 1
Tindakan perbaikan yang akan direncanakan pada siklus I ini
memerlukan beberapa persiapan, diantaranya adalah:
a. Perencanaan perbaikan pada pembelajaran materi IPA kelas
5 di siklus I akan disertai dengan lembar pengamatan, tes tulis dan
daftar nilai (terlampir).
b. Penyusunan bahan evaluasi.
c. Penyusunan jadwal pelaksanaan perbaikan.
d. Penyusunan instrumen penilaian.
e. Pelaksanaan.
Guru menyampaikan materi dengan langkah - langkah berikut ini :
Kegiatan awal :
- Guru memberikan salam.
- Guru mengabsen kehadiran peserta didik.
Kegiatan inti :
- Guru memberikan informasi tentang hewan ruminansia.
- Guru menjelaskan proses pencernaan pada hewan ruminansia.
11

- Guru memberikan gambaran proses pencernaan pada hewan


ruminansia dengan media gambar.
- Guru memberikan tes pada peserta didik.
Kegiatan penutup :
- Guru memberikan tanggapan dari hasil tes yang diberikan
- Guru membuat kesimpulan mengenai materi pelajaran yang telah
dilakukan.
b. Pelaksanaan
1. Guru melaksanakan memberikan salam sebelum
memulai proses pembelajaran.
2. Guru mempersiapkan media pembelajaran.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan
pada siswa untuk memperhatikan atau menganalisis
gambar.
4. Siswa secara individu mengerjakan LKPD yang
sudah disediakan oleh guru.
5. Simpulan.
6. Guru mengakhriri pembelajaran dengan evaluasi
dalam tes, dengan aspek penilaian sebagai berikut: 1)
Hasil evaluasi; 2) waktu pengerjaan evaluasi;
c. Pengamatan Tindakan I
Kemunculan aspek-aspek yang diamati
1. Sebagian besar peserta didik masih terlihat bingung dan ragu
untuk menyampaikan pendapatnya dalam pembelajaran
tersebut.
2. Peserta didik cenderung menunggu perintah dari guru.
3. Rendahnya partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran
tersebut.
4. Peserta didik sibuk dengan kegiatannya sendiri
5. Pembelajaran yang dilaksanakan masih bersifat “teacher
center“ berpusat pada guru.
12

6. Peserta didik tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan


diri. Pembelajaran yang dilaksanakan masih berpusat pada
guru. Guru tidak melibatkan peserta didik dalam pembelajaran,
dan peserta didik hanya menjadi objek dalam pembelajaran.
d. Refleksi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan
2. Peneliti menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatan.
Selanjutnya membuat suatu refleksi, apakah ada yang perlu
dipertahankan dan diperbaiki
3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk
tindakan berikutnya;
4. Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan Siklus I

2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan II
Pada siklus II ini, peneliti akan melakukan Tindakan perbaikan
dengan perencanaan yang sebagai berikut :
a. Perencanaan perbaikan pada pembelajaran materi IPA kelas 5
di siklus I akan disertai dengan lembar pengamatan, tes tulis dan
daftar nilai (terlampir).
b. Menyempurnakan rencana pembelajaran pada siklus I.
c. Menyajikan media pembelajaran yang tepat dan mudah
dipahami serta dapat menarik perhatian peserta didik.
d. Mempersiapkan bahan kerja peserta didik lebih awal dari waktu
pertemuan, dimaksudkan agar peserta didik lebih memahami
konsep
e. Menyiapkan instrumen penilaian berupa LKPD dan lembar
observasi peserta didik.
f. Pelaksanaan
Guru menyampaikan materi dengan langkah – langkah berikut ini :
Kegiatan awal :
13

- Guru memberikan salam dan menyapa peserta didik.


- Guru mengabsen kehadiran peserta didik.
- Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pembelajaran.
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti :
- Guru memberikan informasi tentang hewan ruminansia melalui
media power point
- Guru memberikan macam – macam contoh hewan ruminansia
- Guru menampilkan video tentang proses pencernaan makanan
hewan ruminansia.
- Guru membentuk kelompok di dalam kelas dan berikan tugas
diskusi.
- Setelah peserta didik selesai berdiskusi, salah satu peserta didik
dari masing – masing kelompok memaparkan hasil diskusi
mereka.
- Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik kelompok
lainnya untuk untuk memberikan tanggapan dari hasil paparan
yang di lakukan kelompok lain.
- Peserta didik mengerjakan tes
Kegiatan penutup :
- Guru memberikan tanggapan dari hasil tes yang diberikan
- Guru membuat kesimpulan materi pelajaran.
b. Pelaksanaan
1. Guru melaksanakan apersepsi.
2. Guru bertanya pengalaman peserta didik dalam materi
proses pencernaan hewan ruminansia pada siklus I.
3. Guru bertanya tentang kesulitan peserta didik dalam
materi proses pencernaan hewan ruminansia pada
siklus I dan memberikan penjelasan.
14

4. Guru menyiapkan power point yang akan ditayangkan.


5. Guru menayangkan video pada power point melalui LCD.
6. Siswa diberi kesempatan untuk memperhatikan tayangan
gambar dan video.
7. Peserta didik secara berkelompok diminta berdiskusi
untuk mengidentifikasi tayangan materi proses
pencernaan hewan ruminansia.
8. Siswa secara individu mengerjakan LKPD materi
proses pencernaan hewan ruminansia yang
ditayangkan.
9. Siswa bersama guru merangkum dan menyimpulkan
pembelajaran materi proses pencernaan hewan
ruminansia.
10. Guru memberikan evaluasi dengan menggunakan soal
penilaian berupa tes materi proses pencernaan hewan
ruminansia, dengan berpedoman aspek penilaian dalam
soal tes.
c. Pengamatan Tindakan II
Kemunculan aspek-aspek yang diamati
a. Peserta didik sudah mulai dapat untuk memahami materi
pembelajaran.
b. Peserta didik sudah mulai aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
c. Partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran telah
banyak yang meningkat.
d. Peserta didik tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan
dengan media yang ada dan sudah bisa berfokus pada
pelajaran.
e. Guru sudah mampu mengelola kondisi kelas dengan baik.
d. Refleksi Tindakan II
Hasil refleksi yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
15

a. Peserta didik tidak melakukan aktifitas di luar skenario


pembelajaran dan berfokus pada pembelajaran yang dilakukan.
b. Peserta didik sudah mulail aktif bertanya pada guru atau teman
mengenai hal-hal yang tidak dimengerti.
c. Proses belajar sudah mulai tidak berpusat pada guru.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. PELAKSANAAN SIKLUS
1. Deskripsi Skenario Perbaikan
Dalam penelitian yang telah dilaksanakan pada peserta didik kelas 5 SD
YBPK WONOREJO terkait hasil belajar mereka tentang materi proses
pencernaan pada hewan ruminansia dengan menggunakan media power
point dengan menggunakan 2 siklus.

2. Pelaksanaan Simulasi Perbaikan


a) Siklus I
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti tahap siklus
I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 30 April 2021. Pembelajaran
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah rencanakan sebelumnya
dan berlangsung dengan lancar. Pada akhir pembelajaran peneliti
memberikan evaluasi hasil belajar dan diperoleh hasil yang sebagai
berikut:
No. Nama Nilai Keterangan
1 Allan 80 TUNTAS
2 Angel 90 TUNTAS
3 Sandi 60 TIDAK TUNTAS
4 Dendhi 60 TIDAK TUNTAS
5 Atul 60 TIDAK TUNTAS
6 Fiko 50 TIDAK TUNTAS
7 Hilki 70 TUNTAS
8 Iren 50 TIDAK TUNTAS
9 Vian 50 TIDAK TUNTAS
16

10 Morgan 70 TUNTAS
11 Aji 60 TIDAK TUNTAS
12 Caca 80 TUNTAS
JUMLAH 780 T 5 42%
Rata – rata 65 TT 7 58%

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siklus I

Dari perolehan nilai siklus I yang ada pada tabel diatas diperoleh
hasil data yaitu sebanyak 5 peserta didik yang nilainya telah mencapai
KKM atau sekitar 42%. Dengan hasil yang telah didapatkan pada siklus
I ini masih bisa dikatakan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan
masih belum sepenuhnya berhasil.

b) Siklus II
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti tahap siklus
II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 7 Mei 2021. Pembelajaran
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah rencanakan sebelumnya
dan berlangsung dengan lancar. Pada akhir pembelajaran peneliti
memberikan evaluasi hasil belajar dan diperoleh hasil yang sebagai
berikut:
No. Nama Nilai Keterangan
1 Allan 90 TUNTAS
2 Angel 100 TUNTAS
3 Sandi 70 TUNTAS
4 Dendhi 80 TUNTAS
5 Atul 70 TUNTAS
6 Fiko 60 TIDAK TUNTAS
7 Hilki 80 TUNTAS
8 Iren 70 TUNTAS
9 Vian 60 TIDAK TUNTAS
10 Morgan 80 TUNTAS
11 Aji 70 TUNTAS
17

12 Caca 100 TUNTAS


JUMLAH 930 T 10 83%
Rata – rata 78 TT 2 17%

Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siklus II

Berdasarkan hasil data pada tabel diatas, dapat diperoleh nilai siklus II,
10 peserta didik mendapatkan nilai ≥70 atau sekitar 83% peserta didik
dinyatakan telah tuntas dalam mencapai KKM yang telah ditentukan. Dari
analisis diatas dapat disimpulkan dengan pelaksanaan perbaikan proses
pembelajaran ini ketuntasan belajar telah tercapai.
B. PEMBAHASAN DARI SETIAP SIKLUS
Berdasarkan hasil perolehan data, pembelajaran yang diajarkan oleh guru
merupakan pembelajaran tematik yang hanya diambil satu materi saja, yaitu
proses pencernaan pada hewan rumansia. Maka dari itu, soal evaluasinya
hanya berpusat pada materi yang diambil agar lebih terfokus.
Dapat disimpulkan bahwa materi yang telah disampaikan oleh guru pada
siklus pertama secara klasikal peserta didik belum tuntas belajar. Kemudian
pada pembelajaran siklus kedua sebanyak 83% peserta didik yang belajarnya
tuntas. Hanya 2 peserta didik atau 17% yang masih belum tuntas dalam
belajar. Terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 41% pada siklus I dan II
untuk ketuntasan belajar peserta didik.
Pembelajaran
No. Nilai
Siklus 1 Siklus 2
1. ≥70 5 peserta didik 10 peserta didik
2. ≤70 7 peserta didik 2 peserta didik

Tabel 4.3 Rekap Data Hasil Belajar

V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan data dan pembahasan pada bab sebelumya, maka
kesimpulan yang bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar materi proses
18

pencernaan hewan ruminansia pada peserta didik kelas 5 di SD YBPK Wonorejo


dengan menggunakan media power point dari banyak peserta didik yang awalnya
tidak memenuhi ketuntasan KKM hingga pada akhir tahap penelitian yaitu siklus
II telah tercapai 83% peserta didik yang hasil belajarnya telah memenuhi KKM
atau sebanyak 10 dari 12 peserta didik yang telah tuntas dalam hasil belajar.

B. Saran
Bagi seorang pendidik, hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan
kemampuannya dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta
dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya
dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang
dimilikinya. Serta guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam menggunkan
media yang sesuai dengan tingkat kemauan siswa supaya pembelajaran lebih
bervariasi dan tidak monoton menggunakan paradigma lama sehingga anak
tidak bosan. Bagi sekolah, hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang
dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar misalnya dengan
penambahan media pembelajaran yang dapat mendukung para guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA
Abdorrakhman, Gintings. (2010). Esensi Praktis; Belajar Dan Pembelajaran.
Bandung: Humaniora.
Anitah Sri, dkk. 2019. Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.
Arief Sadiman. 2002. Media Pembelajaran dan Proses Belajar Mengajar,
Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Asra Sumiati. 2012. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacan Prima.
Elfanany, Burhan. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Araska.
Endarmoko, E. 2006. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka.
19

Marisa, dkk. 2019. Komputer dan Media Pembelajaran. Tangerang Selatan :


Universitas Terbuka.
Sapriati Amalia, dkk. 2020. Pembelajaran IPA di SD. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka.
Suhardjono, Arikunto, s dan Supardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Suryanto, A, dkk. 2019. Evaluasi Pembelajaran. Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Taniredja, Tukiran dkk. 2012. Model – model Pembelajaran Inovatif. Bandung:
Alfabeta.
Wardani, I. G. A. K, dkk. 2018. Perspektif Pendidikan SD. Tanggerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Wardani, I. G. A. K, dkk. 2019. Teknik Penulisan Karya Ilmiah.. Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Wardani, I. G. A. K. & Wihardit, K. 2020. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka
Wardani, I. G. A. K. 2020. Pemantapan Kemampuan Profesional. Tanggerang
Selatan : Universitas Terbuka.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai