Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SCIENTIFIC

APPROACH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS


SISWA PADA MATERI MEDAN MAGNET DI SMA
1)
Kurnia Mas Rahmawati, 1) Sri Handono Budi Prastowo, 1) Singgih Bektiarso
1)
Program Studi pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Email: kurniamas96@yahoo.co.id

Abstract
This research aimed to produce scientific approach-based physics learning
material in magnetic field topic, describe it’s validity, practicality, and effectiveness to
improve students’ critical thinking skill. The development procedures of the research
employed Nieveen’s research design which consisted of three stages, namely preliminary
research, prototyping stage, and assessement stage. The instruments used in this research
were validation sheet, observation sheet, and critical thinking test. Based on the results
of the data analysis concluded: (1) the validity of scientific approach-based physics
learning material was at very valid category with an average score of expert validation
was 3.47 and average score of user validation was 3.67, (2) the practicality of scientific
approach-based physics learning material was in very high category, (3) the effectiveness
of scientific approach-based physics learning material to improve students’ critical
thinking skill showed that the average of N-Gain score was 0.53 which was in the medium
category, so the scientific approach-based physics learning material was effective in
improving critical thinking skill.

Key word: physics learning materials; scientific approach; magnetic field, critical
thinking skill

PENDAHULUAN

Pembelajaran fisika merupakan bagian fakta-fakta dan tentunya membuat siswa


dari sains yang banyak membahas tentang menjadi pribadi yang kurang kritis.
alam dan gejalanya mulai dari yang bersifat
real hingga yang bersifat abstrak. Salah satu Kemampuan berpikir kritis adalah
materi pembelajaran fisika yang dianggap salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi
sulit dan bersifat abstrak adalah materi medan yang dibutuhkan untuk memudahkan dalam
magnet. Hal ini disebabkan karena dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
pelaksanaan pembelajaran siswa tidak Selain itu, pengembangan kemampuan
banyak dilibatkan dalam proses berpikir kritis termasuk salah satu
pengkonstruksian suatu konsep dalam kompetensi pembelajaran fisika yang
pikirannya, siswa juga tidak terlibat untuk tertuang dalam Permendikbud nomor 64
mendiskusikan dan menanyakan banyak hal tahun 2013. Ini menunjukkan bahwa proses
tetapi hanya sekedar mendengar dan maupun asesmen pembelajaran fisika harus
mengulangi jawaban-jawaban yang berorientasi untuk mengembangkan
diharapkan (Exline, 2004). Kenyataan ini kemampuan berpikir kritis siswa (Ritdamaya
membuat siswa senantiasa menghapalkan dan Suhandi, 2016:87-88). Berpikir kritis
80
Rahmawati, Pengembangan Bahan Ajar ...81

adalah berpikir reflektif, proses metakognisi Bahan ajar merupakan seperangkat


yang kompleks dan melibatkan beberapa materi yang disusun secara utuh dan
keterampilan (seperti menganalisis, sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis
mengevaluasi dan menginferensi) yang sehingga tercipta lingkungan atau suasana
bertujuan untuk membuat keputusan secara yang memungkinkan siswa untuk belajar
logis mengenai apa yang hendak dilakukan (Depdiknas, 2008). Bahan ajar ini dipilih
dalam menyelesaikan suatu masalah (Ennis, untuk dapat melatihkan kemampuan berpikir
1985). Berpikir kritis juga digunakan siswa kritis siswa karena dapat disesuaikan dengan
dalam upaya untuk mengamati gambar atau lingkungan sosial, budaya, geografis, dan
grafik, mengajukan pertanyaan tentang karakteristik siswa sehingga sesuai dengan
materi pembelajaran, ataupun dalam kebutuhan dan perkembangan siswa.
mengasosiasi hasil percobaan, serta untuk Menurut penelitian yang dilakukan oleh
menyelesaikan persoalan dan menjawab Wahyuni (2015) menyatakan bahwa
pertanyaan yang diberikan. Menurut Rofiah pengembangan bahan ajar dapat
et al. (2013) bahwa kemampuan berpikir meningkatkan keterampilan berpikir kritis
kritis yang dimiliki seseorang tidak dapat siswa.
dimiliki secara langsung melainkan diperoleh
melalui latihan. Kemampuan berpikir kritis Berdasarkan hasil penelitian oleh
dalam pembelajaran dapat dilatih melalui Sirait et al. (2016:7) menyatakan bahwa
penerapan pendekatan saintifik dalam bahan ajar yang digunakan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran. pembelajaran adalah buku yang berasal dari
penerbit dan lembar kerja siswa yang berisi
Pendekatan saintifik merupakan latihan soal atau ulasan dari setiap topik. Hal
pendekatan pembelajaran yang tersebut senada dengan penelitian yang
mengkondisikan siswa aktif terlibat dalam dilakukan oleh Tjiptiany et al. (2016:1939)
proses pembelajaran melalui proses-proses yang menyatakan bahwa pemerintah sudah
ilmiah, sehingga pengetahuan yang diperoleh menerbitkan buku kurikulum 2013 tetapi
siswa merupakan hasil konstruksi siswa buku siswa tersebut belum memperlihatkan
sendiri (Bybee, 2006). Menurut Asta et al. secara jelas bagaimana seharusnya guru
(2015:1-10) bahwa pendekatan saintifik dalam menerapkan metode saintiifik. Begitu
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar juga dengan hasil wawancara dengan guru
dengan mengendalikan kemampuan berpikir fisika di SMAN 1 Glenmore bahwa bahan
kritis. Selain itu, kurikulum 2013 menuntut ajar yang digunakan di sekolah belum
pembelajaran fisika di SMA dilaksanakan sepenuhnya melaksanakan langkah-langkah
dengan pendekatan saintifik (Kemendikbud, saintifik dan membutuhkan bahan ajar yang
2016). Pendekatan saintifik dalam sesuai dengan kurikulum 2013. Berdasarkan
pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, uraian diatas, maka penelitian ini bertujuan
menanya, mengumpulkan informasi, untuk mengembangan bahan ajar fisika
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. berbasis scientific approach untuk
Melalui langkah-langkah pembelajaran meningkatkan kemampuan berpikir kritis
saintifik 5M diharapkan dapat memberikan siswa pada materi medan magnet di SMA.
pengalaman belajar yang baik bagi siswa.
Penerapan pendekatan saintifik dalam METODE
pembelajaran dapat dilakukan dengan
memanfaatkan bahan ajar yang berbasis Jenis penelitian ini adalah penelitian
pendekatan saintifik. pengembangan dengan tujuan untuk
menghasilkan produk pengembangan berupa
82 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 8 No. 2, Juni 2019, hal 80-86

bahan ajar berbasis scientific approach yang Instrumen yang digunakan dalam
valid, praktis, dan efektif untuk memfasilitasi penelitian ini adalah lembar validasi bahan
siswa melatih kemampuan berpikir kritis. ajar berbasis scientific approach, lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran, serta
Penentuan daerah penelitian ini adalah pretest dan postest kemampuan berpikir kritis
dengan menggunakan metode purposive siswa.
sampling area, artinya daerah yang sengaja
dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Analisis validitas bahan ajar
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 ditentukan berdasarkan rata-rata skor total
Glenmore tahun ajaran 2018/2019 semester hasil validasi dengan mengacu pada kriteria
ganjil dengan subjek penelitian XII IPA 1 validitas yang terdapat pada Tabel 1 berikut:
sebanyak 38 siswa sebagai subjek uji
lapangan, dan sebanyak 10 siswa kelas XII Tabel 1. Kriteria penilaian validasi produk
IPA 4 sebagai subjek uji coba terbatas.
Interval Skor
Kategori Keterangan
Hasil Penilaian
Desain pengembangan bahan ajar
sangat Dapat digunakan
dalam penelitian ini adalah desain 3,25 <Skor≤ 4,00
valid tanpa revisi
pengembangan yang dikemukakan oleh Dapat digunakan
Nieveen (2006) yang terbagi dalam beberapa 2,50<Skor≤ 3,25 valid dengan revisi
tahap yaitu preliminary research, sedikit
development or prototyping stage, dan Dapat digunakan
kurang
asessement stage. Pada tahap preliminary 1,75 <Skor≤ 2,50 dengan banyak
valid
research dilakukan analisis permasalahan, revisi
studi literatur, dan analisis kebutuhan Belum dapat
sehingga diperoleh solusi yang tepat untuk digunakan dan
tidak
mengatasi permasalahan yang ada. 1,00 <Skor≤ 1,75 masih
valid
Prototyping stage terdiri dari kegiatan memerlukan
konsultasi
menyusun bahan ajar berbasis scientific
approah beserta perangkat pembelajaran dan (Ratumanan dan Laurens, 2011)
instrumen penelitian yang digunakan, Analisis keterlaksanaan pembelajaran
melakukan validasi bahan ajar untuk diperoleh berdasarkan rata-rata skala
mengetahui validitas bahan ajar, dan penilaian kedua observer dengan mengacu
melakukan uji coba terbatas. Asessement pada kriteria keterlaksanaan pembelajaran
stage terdiri dari kegiatan uji lapangan untuk yang terdapat pada Tabel 2 berikut:
mengetahui tingkat kepraktisan dan
keefektifan bahan ajar. Kepraktisan bahan Tabel 2. Kriteria keterlaksanaan pembelajaran
ajar ditinjau dari tingkat keterlaksanaan
pembelajaran menggunakan bahan ajar. Nilai
Kriteris Keterlaksanaan
Sedangkan keefektifan bahan ajar ditinjau Keterlaksanaan
Pembelajaran
berdasarkan peningkatan kemampuan Pembelajaran
1,00 ≤ Skor ≤ 1,75 tidak baik
berpikir kritis siswa. Keefektifan produk diuji
1,75 < Skor ≤ 2,50 kurang baik
dengan menggunakan desain penelitian one
2,50 < Skor ≤ 3,25 Baik
group pretest-postest design. 3,25 < Skor ≤ 4,00 baik sekali
Rahmawati, Pengembangan Bahan Ajar ...83

(Ratumanan dan Laurens, 2011) telah direvisi sesuai masukan dan saran dari
validator.
Analisis kemampuan berpikir kritis
siswa menggunakan uji N-Gain. Perhitungan
N-Gain didasarkan atas formula yang telah
dikemukakan oleh Hake (1998):

Tabel 4. Hasil validitas bahan ajar oleh ahli

Dengan: Rata-Rata Tingkat


Aspek Validitas
‹ɡ› = nilai N-Gain Aspek Validitas
Sf = rata-rata nilai postest Konstruk 3,45
sangat
Si = rata-rata nilai pretest Isi 3,38 3,47
valid
Bahasa 3,57
Kriteria peningkatan kemampuan berpikir
kritis didasarkan pada ketentuan seperti pada Hasil validasi pengguna dapat dilihat
Tabel 3 berikut: pada Tabel 5 yang memperoleh nilai validitas
sebesar 3,67 dengan tingkat validitas sangat
Tabel 3. Kriteria kemampuan berpikir kritis valid. Kriteria validitas diperoleh
Skor Gain berdasarkan rata-rata skor dari 4 aspek yaitu
Kategori relevansi, akurasi, keterbacaan, dan
Ternormalisasi
≥ 0,7 Tinggi kebahasaan. Dari data validasi pengguna
0,7 > ≥ 0,3 Sedang diketahui bahwa bahan ajar tidak perlu
Rendah
dilakukan revisi.
< 0,3
Hake (1998) Tabel 5. Hasil validasi bahan ajar oleh pengguna

HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-


Tingkat
Aspek Rata Validitas
Validitas
Berdasarkan hasil analisis nilai Aspek
validitas bahan ajar berbasis scientific relevansi 3,17
approach yang telah divalidasi oleh dua akurasi 3,71 sangat
dosen pendidikan fisika FKIP Universitas 3,67
keterbacaan 3,80 valid
Jember sebagai validasi ahli dan satu guru kebahasaan 4,00
fisika kelas XII SMAN 1 Glenmore sebagai
validasi pengguna diketahui bahwa bahan Setelah proses validasi selesai
ajar yang dikembangkan tergolong sangat kemudian dilakukan uji coba terbatas pada 10
valid. siswa di kelas XII IPA 4. Bahan ajar
kemudian diperbaiki dan disempurnakan
Hasil validasi ahli dapat dilihat pada sesuai kekurangan yang ditemukan selama
Tabel 4 yang memperoleh nilai validitas tahap uji coba terbatas. Bahan ajar hasil
sebesar 3,47 dengan tingkat validitas sangat perbaikan kemudian diterapkan untuk uji
valid. Kriteria validitas diperoleh lapangan pada 38 siswa di kelas XII IPA 1.
berdasarkan rata-rata skor dari 3 aspek yaitu
konstruk, isi, dan bahasa. Pada saat validasi Pada saat pembelajaran, dua orang
ahli, bahan ajar berbasis scientific approach observer mengamati keterlaksanaan setiap
84 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 8 No. 2, Juni 2019, hal 80-86

langkah pembelajaran. Ringkasan hasil


keterlaksanaan pembelajaran di kelas XII Rata-Rata Pretest dan Postest
IPA 1 dan XII IPA 4 selama tiga kali 80
pertemuan ditunjukkan pada Tabel 6 berikut:
60
40
63,05
20
22,18
Tabel 6. Ringkasan hasil keterlaksanaan 0
pembelajaran Pretest postest

Pertemuan Rata-Rata Gambar 1. Grafik rata-rata nilai pretest dan


Kelas Kriteria
Ke- Skor posttest
1 3,71 baik sekali
XII IPA 1 2 3,82 baik sekali Pada Gambar 1 dapat diketahui bahwa
3 3,82 baik sekali rata-rata nilai pretest adalah 22,18 dan rata-
1 3,47 baik sekali rata nilai posttest adalah 63,05. Sehingga
XII IPA 4 2 3,67 baik sekali terdapat perbedaan antara nilai pretest dan
3 3,79 baik sekali posttest sebesar 40,87. Selanjutnya untuk
mengetahui peningkatan hasil pretest dan
Berdasarkan analisis data posttest kemampuan berpikir kritis sebelum
keterlaksanaan pada Tabel 6 menunjukkan dan sesudah menggunakan bahan ajar
bahwa bahan ajar berbasis scientific berbasis saintifik untuk melatih kemampuan
approach yang dikembangkan dalam berpikir kritis menggunakan uji N-Gain.
penelitian ini dapat terlaksana dengan baik Adapun hasil perhitungan secara rata-rata N-
sekali sesuai dengan kegiatan pembelajaran Gain dapat dilihat pada Tabel 7.
yang direncanakan guru, sehingga bahan ajar
berbasis scientific approach termasuk Tabel 7. Hasil perhitungan uji N-Gain
kategori praktis sebagai bahan ajar pada
materi medan magnet. Komponen Pretest Postest
nilai tertinggi 50 90
Data hasil tes kemampuan berpikir nilai terendah 10 41
kritis dilakukan pada saat sebelum dilakukan rata-rata 22,18 63,05
pembelajaran menggunakan bahan ajar N-Gain 0,53
berbasis scientific approach melalui kegiatan kategori sedang
pretest dan setelah dilakukan pembelajaran
menggunakan bahan ajar berbasis scientific Data yang diperoleh dianalisis secara
approach melalui kegiatan posttest. Rata-rata deskriptif dengan menelaah rata-rata nilai uji
nilai pretest dan posttest pada kelas XII IPA N-Gain dari hasil uji lapangan. Dari hasil
1 dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: analisis diketahui bahwa rata-rata skor N-
Gain adalah 0,53 yang termasuk dalam
kategori sedang.
Rahmawati, Pengembangan Bahan Ajar ...85

Tes berpikir kritis yang digunakan materi medan magnet di SMA dalam kategori
untuk mengetahui keefektifan bahan ajar sangat valid, sehingga bahan ajar berbasis
berbasis scientific approach ada 5 soal yang scientific approach dapat digunakan sebagai
masing-masing soal mengandung 1 indikator bahan ajar pada pokok bahasan medan
berpikir kritis yaitu soal 1 dengan indikator magnet, (2) keterlaksanaan pembelajaran
elementary clarification, soal 2 dengan menggunakan bahan ajar fisika berbasis
indikator the basic of the decision, soal 3 scientific approach pada materi medan
dengan indikator inference, soal 4 dengan magnet di SMA dapat terlaksana dengan baik
indikator advance clarification, dan soal 5 sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang
dengan indikator strategi and tactics. direncanakan guru, sehingga bahan ajar
Berdasarkan hasil analisis jawaban setiap berbasis scientific approach termasuk dalam
butir soal pretest dan posttest diketahui kategori praktis sebagai bahan ajar pada
bahwa setiap butir soal mengalami pokok bahasan medan magnet, dan (3)
peningkatan hasil jawabannya. Sehingga peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa
dapat dikatakan bahwa bahan ajar berbasis setelah menggunakan bahan ajar berbasis
scientific approach yang dikembangkan telah scientific approach menunjukkan kriteria N-
efektif dalam meningkatkan kemampuan Gain sedang, sehingga bahan ajar berbasis
berpikir kritis. Hal ini sejalan dengan scientific approach memiliki kriteria efektif
penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari et dan layak digunakan sebagai bahan ajar pada
al. (2015), menunjukkan bahwa keterampilan pokok bahasan medan magnet.
berpikir kritis siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran menggunakan modul fisika Saran berdasarkan hasil
berbasis scientific pada materi fluida statis pengembangan bahan ajar berbasis scientific
mengalami peningkatan yang signifikan. approach untuk meningkatkan kemampuan
Hasil penelitian Ulandari et al. (2018), berpikir kritis pada materi medan magnet di
menunjukkan bahwa modul berbasis saintifik SMA yang telah dilakukan, yaitu: (1)
pada materi gerak harmonik mampu penelitian pengembangan ini sebaiknya
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dilakukan ke ruang lingkup yang lebih luas
yang masuk dalam kategori sedang, sehingga seperti di kelas lain atau di sekolah lain, dan
modul berbasis saintifik dikatakan efektif (2) penelitian menggunakan bahan ajar
digunakan dalam pembelajaran sebagai berbasis saintifik ini perlu adanya
implementasi dari kurikulum 2013. Begitu pembimbingan pada awal sebelum
juga dengan Natalina et al. (2016), pembelajaran, seperti panduan penggunaan
mengemukakan hasil penelitiannya bahwa dan cara pembelajaran menggunakan bahan
modul berbasis scientific approach pada ajar berbasis scientific sebelum siswa belajar
materi biologi dapat meningkatkan secara mandiri.
kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga
modul yang dikembangkan dapat digunakan DAFTAR PUSTAKA
sebagai alternatif dalam kegiatan Asta, I. K. R. dan A. A. G. Agung dan I. W.
pembelajaran. Widiana. 2015. Pengaruh pendekatan
SIMPULAN DAN SARAN saintifik dan kemampuan berpikir
kritis terhadap hasil belajar IPA. E-
Berdasarkan data yang diperoleh pada Journal PGSD Universitas Pendidikan
hasil dan pembahasan pengembangan maka Ganesha. 3(1): 1-10.
dapat disimpulkan yaitu: (1) validitas bahan
ajar fisika berbasis scientific approach pada
86 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 8 No. 2, Juni 2019, hal 80-86

Bybee, R. W. 2006. Scientific Inquiry and Ratumanan, G. T. dan Laurens. 2011.


Nature of Science. Netherlands: Evaluasi Hasil Belajar pada Tingkat
Springer. Satuan Pendidikan. Surabaya: Unesa
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan University Press
Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Ritdamaya, D. dan A. Suhandi. 2016.
Jenderal. Konstruksi instrumen tes keterampilan
Ennis, R. H. dan E. Weir. 1985. The Ennis berpikir kritis terkait materi suhu dan
Weir Critical Thinking Essay Test. kalor. Jurnal Penelitian dan
Pacific Grove, CA : Midwest Pengembangan Pendidikan Fisika.
Publication. 2(2): 87-96.
Exline, J. 2004. Workshop: Inquiry-based Rofiah, E. dan N. S. Aminah dan E. Y.
Learning. Ekawati. 2013. Penyusunan instrumen
Hake, R.R. 1998. Interactive engagement v.s tes kemampuan berpikir kritis tingkat
traditional methods: six- thousand tinggi fisika pada siswa SMP. Jurnal
student survey of mechanics test data Pendidikan Fisika. 1(2): 17-22.
for introductory physics courses. Sirait, J. V. dan N. Bukit dan M. Sirait.
American Journal of Physics. 66(1). Pengembangan bahan ajar fisika pada
Kemendikbud. 2016. Silabus Mata Pelajaran materi fluida dinamis berbasis
Sekolah Menengah Atas/Madrasah scientific inquiry untuk meningkatkan
Aliyah. Jakarta: BPSDMPK-PMP. hasil belajar. Jurnal Pendidikan
Natalina, M. dan W. Syafi’i dan S. Heryeni. Fisika. 5(1): 7-11.
2016. Pengembangan modul Tjiptiany, E. N. dan A. R. As’ari, dan M.
pembelajaran IPA biologi berorientasi Muksar. 2016. Pengembangan modul
pendekatan saintifik untuk pembelajaran matematika dengan
meningkatkan kemampuan berpikir pendekatan inkuiri untuk membantu
kritis pada materi struktur tumbuhan. siswa SMA kelas X dalam memahami
Jurnal Biogenesis. 13 (1): 141-148. materi peluang. Jurnal Pendidikan:
Nieveen, N. dan S. McKenney dan J. V. D. Teori, Penelitian, dan Pengembangan.
Akker. 2006. Educational Design 1(10): 1938-1942.
Research. New York: Routledge. Ulandari, F. S. dan S. Wahyuni dan R. W.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Bachtiar. 2018. Pengembangan modul
Kebudayaan Republik Indonesia No. berbasis saintifik untuk melatih
64 Tahun 2013. Standar isi pendidikan kemampuan berpikir kritis pada materi
dasar dan menengah. 4 Juni 2013. gerak harmonis di SMAN Balung.
Berita Negara Republik Indonesia Jurnal Pembelajaran Fisika. 7 (1):15-
Tahun 2013 Nomor 809. Jakarta. 21.
Puspitasari, Y. D. dan Suparmi dan N. S. Wahyuni, S. 2015. Pengembangan Bahan
Aminah. 2015. Pengembangan modul Ajar IPA Untuk Meningkatkan
fisika berbasis scientific pada materi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
fluida statis untuk meningkatkan SMP. Prosiding Seminar Nasional dan
keterampilan berpikir kritis. Jurnal Pendidikan Fisika (SNFPF).
Inkuiri. 4 (2): 19-28.

Anda mungkin juga menyukai