ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasikan dan mengetahui persepsi siswa terhadap
pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis POE (Predict-Observe-Explain) pada Materi Suhu dan
Kalor. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development) dengan model
pengembangan R&D Sugiyono. Penelitian ini melalui tahap identifikasi masalah, pengumpulan informasi,
desain produk, validasi desain, perbaikan desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi
produk tahap akhir dan produksi masal. Namun, peneliti membatasi penelitian ini hanya pada tahap revisi
produk. Adapun yang menjadi subjek penelitian dalam pengembangan LKS ini yaitu siswa/i SMPN 1 Kota
Jambi kelas VII. Instrumen yang digunakan adalah angket validasi ahli materi dan media serta angket
persepsi siswa. Teknik analisis data yaitu berupa saran dari validator yang dilakukan secara deskriptif
kualitatif. Sedangkan skor angket validasi dan angket persepsi siswa dilakukan secara kuantitatif. LKS
berbasis POE yang telah selesai dikembangkan berupa media cetak yang memiliki spesifikasi LKS
berukuran 21.1 x 29.8 cm dan dibuat dengan full colour yang didesain semenarik mungkin, kegiatan
pembelajaran pada LKS ini terdiri 9 kegiatan yaitu perubahan wujud benda, mengukur suhu benda,
pemuaian benda padat, pemuaian benda cair, pemuaian benda gas, perpindahan kalor secara konduksi,
konveksi, radiasi dan kestabilan tubuh makhluk hidup. LKS ini juga disusun berdasarkan langkah-langkah
dari model pembelajaran POE yang terdiri dari orientation and motivation (orientasi dan motivasi),
introduction the experiment (petunjuk praktikum), prediction (prediksi), observation (observasi) and
explanation (penjelasan). LKS ini telah divalidasi oleh validator dan dinyatakan valid dengan skor ahli
materi sebesar 4.16 dan skor validasi oleh ahli media sebesar 3.8 yang termasuk dalam kategori baik.
Selanjutnya, skor hasil persepsi siswa terhadap LKS berbasis POE yaitu 3.37 dan dikategorikan sangat
setuju. Keunggulan dari LKS ini yaitu dilengkapi gambar dan petunjuk praktikum yang sederhana serta
terdapat uraian tahapan kegiatan yang disajikan secara jelas dan terperinci sesuai dengan tahapan POE..
Selain itu menurut (Kurt dan Ayas 2012) LKS berbasis POE ini dapat meningkatkan motivasi dan
pemahaman siswa berdasarkan kegiatan percobaan yang telah dilakukan siswa. Adapun kekurangan dari
LKS ini yaitu belum memiliki contoh soal dan pengayaan setelah melakukan percobaan kegiatan.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis POE (Predict-
Observe-Explain) pada Materi Suhu dan Kalor SMP/MTs Kelas VII layak digunakan sebagai salah satu
bahan ajar pembelajaran di kelas.
Pendahuluan
Pada kegiatan belajar mengajar yang LKS yang telah dimiliki oleh siswa selama ini
dilaksanakan di sekolah guru berperan aktif belum memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi
sebagai pembentuk pengetahuan yang artinya sendiri pengetahuannya (Majid, 2013). Isi LKS
guru berperan sebagai fasilitator. Kegiatan belajar lebih banyak di tekankan pada penjelasan rinci
mengajar tersebut membutuhkan sumber belajar (definisi) dari sebuah konsep, kemudian diikuti
guna menunjang keterlaksanaannya. Sumber dengan contoh soal dan sejumlah soal-soal
belajar yang digunakan siswa dapat berupa buku latihan. Selain itu, LKS biasa selama ini masih
paket maupun buku Lembar Kerja Siswa (LKS) menyajikan materi yang begitu banyak sehingga
yang biasanya disediakan di sekolah. tidak mendorong siswa untuk tertarik
LKS merupakan salah satu jenis alat mempelajarinya. Ditinjau dari segi penyajiannya
bantu pembelajaran. Tetapi pada kenyataannya kurang menarik sebab gambar pada LKS tidak
1
berwarna. Sebaiknya LKS yang disajikan harus mengikuti langkah-langkah POE secara
bisa menarik siswa untuk mempelajarinya, karena keseluruhan hanya menggunakan empat dari enam
LKS itu sendiri merupakan stimulus atau tahapan POE. Selanjutnya, pada penelitian Rohati
bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan (2014) menunjukkan nilai persepsi rata-rata
disajikan secara tertulis sehingga dalam 82,36% sehingga bahan ajar yang dihasilkan baik
penulisannya perlu memperhatikan kriteria media dan layak digunakan dalam proses pembelajaran
grafis sebagai media visual untuk menarik fisika. Kekurangan dari LKS yang dikembangkan
perhatian peserta didik. oleh Rohati yaitu tampilan penyajian yang masih
Berdasarkan hasil observasi berupa sangat sederhana. Oleh karena itu peneliti tertarik
angket analisis kebutuhan yang dilakukan di untuk mengembangkan LKS ini dengan tujuan
SMPN 1 Kota Jambi Kelas VII sebanyak 26 untuk menyempurnakan penyajian dan tampilan
siswa, penulis memperoleh sebanyak 85% siswa yang lebih baik lagi agar menarik untuk
menyatakan bahwa materi suhu dan kalor masih digunakan oleh siswa.
sulit dipahami oleh siswa. Hal ini dikarenakan Penelitian ini bertujuan untuk
guru sangat jarang menggunakan bahan ajar menghasilkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
pendukung seperti LKS dan hanya terfokus satu berbasis POE (Predict-Observe-Explain) pada
buku yaitu buku siswa dari permendikbud. Selain materi suhu dan kalor dan dapat mengetahui
itu, ketika mengajar guru hanya menggunakan persepsi siswa terhadap LKS berbasis POE pada
metode ceramah, dan diskusi-presentasi. Metode materi suhu dan kalor yang dikembangkan.
ini sebenarnya kurang menunjang untuk materi Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu
suhu dan kalor karena pada materi ini terdapat menghasilkan LKS berbasis yang dapat digunakan
praktikum yang harus membutuhkan bahan ajar sebagai salah satu media pembelajaran pada
lain. materi suhu dan kalor.
Salah satu metode pembelajaran yang
mampu memfasilitasi siswa dalam kegiatan proses Metode Penelitian
pembelajaran di kelas adalah model pembelajaran Model Pengembangan
POE (Predict Observe Explain). Model Jenis penelitian ini adalah penelitian dan
pembelajaran POE dapat mencakup cara-cara pengembangan (research and development).
yang dapat ditempuh oleh seorang guru untuk Adapun model pengembangan dalam penelitian
membantu siswa dalam meningkatkan ini menggunakan model R&D Sugiyono yang
pemahaman konsep pada materi tersebut. terdiri dari tahap identifikasi masalah,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Kurt pengumpulan informasi, desain produk, validasi
dan Ayas 2012) seperti yang dikutip oleh (Rahayu desain, perbaikan desain, uji coba produk, revisi
& Widodo, 2013), model POE yang digunakan produk, uji coba pemakaian, revisi produk tahap
dapat meningkatkan pemahaman siswa, karena akhir dan produksi masal (Sugiyono 2007).
siswa dapat menggunakan pengetahuan yang telah
siswa lakukan dalam menjelaskan suatu konsep Prosedur Pengembangan
fisika. LKS berbasis POE ini akan melatih siswa
untuk menggunakan tiga langkah utama dari
metode ilmiah yaitu (1) prediction, atau membuat
prediksi, membuat dugaan terhadap suatu
peristiwa fisika; (2) observation, yaitu melakukan
penelitian, pengamatan apa yang terjadi; (3)
explanation,, yaitu memberikan penjelasan. LKS
berbasis POE dengan materi Suhu dan Kalor,
diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
solusi bahan ajar yang lebih baik pada saat Gambar 1. Konsep Pengembangan Sugiyono
kegiatan proses pembelajaran di kelas.
Beberapa penelitian telah dilakukan Langkah-langkah pengembangan
terkait dengan pengembangan LKS berbasis POE. Sugiyono adalah identifikasi masalah,
Penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Rahayu pengumpulan informasi, desain produk, validasi
(2013) menunjukkan bahwa LKS tersebut layak desain, perbaikan desain, uji coba produk, revisi
digunakan untuk mendukung pembelajaran siswa produk, uji coba pemakaian, revisi produk tahap
SMP kelas VII dengan presentase nilai akhir dan produksi masal. Tetapi, tahapan
keefektifan sebesar 87,5% dengan kategori sangat pengembangan dalam penelitian ini dibatasi
baik. Kekurangan dari LKS yang telah hingga tahap revisi produk.
dikembangkan oleh Rahayu yaitu masih belum
2
1) Identifikasi masalah Visual Keterangan
Tahap identifikasi masalah merupakan 2. Kata Pengantar Halaman kata pengantar
tahap awal dalam penelitian pengembangan ini, memiliki bagian-bagian
berikut:
dimana pada tahap ini terjadi proses identifikasi 1. Judul “Kata
masalah yang ditemukan peneliti terhadap siswa Pengantar”
yang akan menjadi subjek peneliti. Tahap 2. Isi kata pengantar
identifikasi masalah dilakukan dengan melakukan 3. Keterangan tempat,
bulan, tahun, nama
observasi langsung ke sekolah untuk melihat penulis dan NIM
bagaimana kondisi siswa dan proses pembelajaran 4. Gambar pendukung
siswa di kelas. Selain itu, peneliti juga 5. Gambar pendukung
memberikan lembar observasi awal kepada siswa
untuk mengetahui permasalahan apa yang siswa 3. Pendahuluan Halaman pendahuluan
alami dalam proses pembelajaran di kelas. memiliki bagian-bagian
2) Pengumpulan informasi berikut:
1. Judul “Pendahuluan”
Setelah potensi masalah diidentifikasi,
2. Kompetensi dasar
selanjutnya dilakukan tahap selanjutnya yaitu 3. Peta konsep
tahap pengumpulan informasi. Pengumpulan 4. Tulisan “Suhu dan
informasi dilakukan dengan memberikan angket Kalor”
analisis kebutuhan kepada siswa, hal ini dilakukan 5. Tulisan “Suhu dan
Termometer”
peneliti untuk mengetahui kebutuhan dari siswa 6. Tulisan “Pemuaian”
terhadap produk yang akan dikembangkan. 7. Tulisan “Perpindahan
Kalor”
3) Desain Produk 8. Gambar Pendukung
9. Halaman
(Widoyoko, 2014) menyebutkan bahwa
“tahap desain dikenal juga dengan istilah 4. Daftar Isi Halaman daftar isi
membuat rancangan (blueprint). Ibarat bangunan, memiliki bagian-bagian
maka sebelum dibangun gambar rancang bangun berikut:
1. Judul
(blueprint) di atas kertas harus ada terlebih 2. Isi
dahulu”. Dalam merancang pembelajaran 3. Gambar pendukung
dilakukan kegiatan berikut: 4. Halaman
a. Pemilihan materi yang sesuai dengan silabus
SMP/MTs kelas VII serta pembuatan
storyboard
b. Pemilihan strategi pembelajaran yang akan
diterapkan pada produk 5. Isi Halaman pada isi inti
c. Pengumpulan sumber atau referensi yang dari LKS memiliki
dibutuhkan untuk pengembangan materi dalam bagian-bagian berikut:
1. Judul kegiatan
produk yang dikembangkan (misal: “Kegiatan
Rancangan awal LKS yang akan ke-1”)
dikembangkan disajikan dalam bentuk 2. Judul materi
storyboard. Storyboard LKS pada materi suhu 3. Alat dan bahan
dan kalor dapat dilihat pada tabel berikut: 4. Orientasi dan
motivasi
5. Gambar pendukung
Tabel 1. Story board LKS dari no. 4
Visual Keterangan 6. Petunjuk praktikum
1. Tampilan cover depan Halaman cover terdiri 7. Gambar pendukung
dari beberapa bagian, dari no. 6
yaitu: 8. Gambar pendukung
1. Gambar pendukung 9. Judul “Predict”
2. Judul LKS dan 10-12 Pilihan dari
materinya predict
3. Gambar pendukung 13. Judul “Observation”
4. Gambar Pendukung 14. Kolom observasi
5. Angka (romawi) VII siswa
yang mengartikan 15. Judul “Explain”
kelas VII 16. Kolom penjelasan
6. Keterangan nama, siswa
kelas, no.absen siswa 17. Gambar pendukung
18. Gambar pendukung
19. Halaman
3
4) Validasi Desain 2. Data kuantitatif
LKS yang telah dikembangkan kemudian Data kuantitatif pada penelitian ini adalah
divalidasi oleh ahli desain media dan ahli materi. data persepsi siswa, maka instrumen yang
Pada tahap validitas desain peneliti menggunakan digunakan adalah angket persepsi siswa dengan
dua macam validitas yaitu validitas ahli materi Skala Likert berskala genap. Angket yang
dan ahli media. Validitas ini dilakukan bertujuan digunakan untuk mengetahui persepsi siswa
untuk menghasilkan LKS yang layak untuk di uji adalah angket tertutup dimana pertanyaan yang
coba, maka LKS harus melewati tahapan validasi. disajikan sedemikian rupa sehingga responden
Validasi materi dan validasi media ini sangat diminta untuk memilih salah satu jawaban yang
penting demi perbaikan dan peningkatan kualitas sesuai dengan karakteristik dirinya.
LKS yang dikembangkan. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar Analisis Instrumen Penelitian
penilaian berupa angket. Tujuan dari penggunaan 1. Analisis Validitas
angket ini adalah untuk mengetahui kevalidan Dalam penelitian ini, jenis validitas yang
materi LKS pembelajaran oleh ahli materi dan digunakan yaitu validitas logis. Dikatakan
kevalidan desain LKS pembelajaran oleh ahli validitas logis karena validitas ini diperoleh
desain. dengan suatu usaha hati-hati melalui cara-cara
yang benar sehingga menurut logika akan dicapai
5) Perbaikan Desain suatu tingkat validitas yang dikehendaki.
Setelah desain produk divalidasi oleh 2. Analisis Reliabilitas
validator (materi dan media), peneliti melakukan Pengujian reliabilitas instrumen yang
revisi terhadap desain produk yang dibuat dilakukan peneliti yaitu secara internal
berdasarkan hasil dari penilaian serta masukan consistency yaitu dengan mencobakan instrumen
atau saran dari validator. Pada penelitian sekali saja. Pengujian reliabilitas instrumen yang
pengembangan yang dilakukan, jenis data yang dilakukan peneliti yaitu dengan menggunakan
diambil yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data metode Alpha (Riduwan, 2013).
kualitatif adalah hasil review berupa saran dan
n ( Sitotal )
2
pernyataan kesesuaian LKS yang dikembangkan r11 (1)
1
yang diperoleh dari tim validasi yaitu tim ahli n 1 Sitotal
materi dan tim ahli desain yang selanjutnya akan
digunakan sebagai acuan dalam perbaikan desain. dengan:
Sedangkan data kuantitatif meliputi skor hasil r11 nilai reliabilitas
Si jumlah varian skor tiap-tiap item
penilaian dari validator pada angket validasi LKS.
4
Teknik Analisis Data Keterangan :
1. Analisis data kualitatif 1
Data kualitatif yang berupa saran dari Xi =(skor tertinggi + skor terendah)
2
dosen pembimbing disajikan secara deskriptif
1
kualitatif. Sedangkan pada saat melakukan SDi = (skor tertinggi – skor terendah)
penelitian dilakukan dengan cara dokumentasi 6
(berupa foto)
Tabel di atas diturunkan dari kurva normal
2. Analisis data kuantitatif terhadap skala Likert
Data kuantitatif diperoleh angket validasi
ahli serta angket persepsi siswa. Adapun
instrumen angket persepsi siswa menggunakan
Skala likert bentuk checklist. Analisis data
kuantitatif dilakukan secara statistik deskriptif.
Adapun skala yang digunakan pada angket
persepsi ini yaitu angket dengan skala empat.
Adapun langkah-langkah untuk memperoleh hasil
kualitatif yaitu sebagai berikut:
a) Mengkuantitatifkan hasil checking dengan Gambar 2. Kurva Normal
memberi skor sesuai dengan bobot yang Sumber: Juknis Penilaian Afektif, 2010
telah ditentukan sebelumnya, yaitu:
Sangat Setuju (SS) diberi skor 4 dengan:
Setuju (S) diberi skor 3 Mi = ½ (Skor Maks – Skor Min)
Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 SDi = 1/6 (Skor Maks – Skor Min)
Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
7) Revisi Produk
Data persepsi siswa kemudian dianalisis Revisi produk dilakukan apabila pada saat
dengan menentukan tabel klasifikasi untuk uji coba produk ditemukan kelemahan atau
menentukan kategori skor yaitu dengan cara: kekurangan dari LKS yang telah dikembangkan.
mencari skor tertinggi, skor terendah, jumlah Kelemahan tersebut akan diperbaiki baik dari segi
kelas, dan jarak interval. Adapun skala yang desain maupun dari segi materi LKS. Revisi juga
digunakan pada angket persepsi ini yaitu angket dilakukan berdasarkan saran dan komentar dari
dengan skala empat. Hasil skor responden persepsi siswa.
dinyatakan dengan:
X Hasil dan Pembahasan
M (3)
N
1) Identifikasi Masalah
dengan:
Pada penelitian pengembangan ini,
M = Mean dilakukan tahap identifikasi masalah sebagai
∑X = Jumlah skor tahap awal untuk memulai penelitian. Peneliti
N = Jumlah responden melakukan studi lapangan dengan observasi ke
sekolah yaitu SMPN 1 Kota Jambi yang menjadi
b) Langkah selanjutnya adalah menentukan subjek penelitian, dan siswa kelas VII menjadi
kriteria atau kategorininterpretasi skor untuk objek penelitian. Identifikasi masalah dilakukan
skala Likert dengan skala empat dirumuskan dengan menyebarkan lembar observasi kepada
sebagai berikut: siswa yang bertujuan untuk mendapatkan
permasalahan awal yang dialami oleh siswa
Tabel 3. Kriteria Interpretasi Skor tersebut.
Rentang Skor Kriteria Hasilnya diperoleh bahwa siswa
Mi + 1,5 SDi ≤ ≤ Mi + 3,0 SDi Sangat mengalami kesulitan dalam memahami materi
baik Suhu dan Kalor, kesulitan yang ditemukan dari
Mi + 0 SDi ≤ < Mi + 1,5 SDi Baik hasil observasi karena bahan ajar yang digunakan
terfokus hanya satu buku yaitu buku siswa. Hal ini
Mi - 1,5 SDi ≤ < Mi + 0 SDi Kurang
dikemukakan oleh beberapa siswa di kelas,
Mi - 3 SDi ≤ < Mi - 1,5 SDi Sangat menurut Menurut Marcello A. Pramudya “Jujur,
kurang ketika belajar materi suhu dan kalor, hanya
Sumber: Juknis Penilaian Afektif, 2010 dijelasin dari yang ada di buku. Saat kegiatan
5
yang ada praktikum, sangat jarang dilakukan a) Validasi Materi
kegiatan tersebut”. Menurut Khaila Nur Hakim Pada validasi materi tahap I, validator I
“Bahasa yang dipakai dalam buku sangat tinggi menyarankan:
sehingga sulit dipahami, selain itu buku yang 1. Memperbaiki gambar sesuai dengan
digunakan hanya satu buku, mungkin akan lebih materi di setiap petunjuk kegiatan.
baik kalau ada buku tambahan untuk belajar, 2. Memperbaiki materi sesuai dengan
khususnya untuk kegiatan praktikum”. Dari konsep fisika.
pendapat yang dikemukakan oleh beberapa siswa, Pada validasi materi tahap I, validator I
dapat disimpulkan bahwa hasil observasi awal menyarankan:
ditemukan bahwa siswa kesulitan dalam 1. Memperbaiki langkah-langkah POE
memahami materi suhu dan kalor dan buku yang 2. Memperbaiki materi sesuai dengan siswa
digunakan hanya satu buku sehingga siswa tingkat SMP kelas VII.
mengalami kesulitan belajar. Pada validasi ke II, para validator ahli
materi diperoleh hasil rata-rata skor 4,16 dengan
2) Pengumpulan Informasi kategori “baik” tanpa revisi.
Tahap selanjutnya yaitu pengumpulan
informasi dengan menggunakan angket analisis b) Validasi Media
kebutuhan yang diberikan kepada siswa di kelas. Pada validasi media tahap I, validator I
Dari hasil penyebaran angket kebutuhan siswa menyarankan:
diperoleh bahwa hanya 73% mahasiswa yang 1. Memperbaiki tampilan cover sampul LKS
menyukai materi suhu dan kalor, sisanya 27% 2. Memperbaiki bahasa yang digunakan
tidak menyukai materi suhu dan kalor. Dari dalam LKS
informasi di atas dapat disimpulkan bahwa siswa 3. Memperbaiki gambar pada LKS di setiap
mengalami banyak kendala ataupun permasalahan kegiatan percobaan
dalam mengikuti pelajaran di kelas. Hasil lembar Pada validasi media tahap I, validator
observasi dan angket kebutuhan mahasiswa sangat juga menyarankan:
selaras bahwa masih banyaknya permasalahan 1. Memperbaiki tampilan cover sesuai
yang terjadi dalam pembelajaran IPA khususnya dengan tema materi LKS.
materi suhu dan kalor. 2. Memperbaiki tulisan dan font pada LKS.
Pada validasi media tahap II, para
3) Desain Produk validator diperoleh skor rata-rata 3,8 dengan
Tahapan selanjutnya yaitu melakukan kategori baik. Berrdasarkan hasil validasi materi
desain produk, hal ini bertujuan untuk dan media ini peneliti menyimpulkan bahwa dari
menghasilkan rancangan produk yang akan segi materi dan media produk LKS berbasis POE
dikembangkan. Pada tahap ini, peneliti mulai (Predict-Observe-Explain) pada materi suhu dan
merancang LKS berbasis POE pada materi suhu kalor telah layak untuk di uji coba.
dan kalor. Tahap perancangan ini meliputi
beberapa aspek, yaitu: 5) Perbaikan Desain
a) Pemilihan materi sesuai silabus Dari tahap validasi desain tentu terdapat
SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013. perbaikan desain yang diperoleh dari hasil
b) Pemilihan model pembelajaran yaitu validasi materi dan validasi media. Adapun
dengan berdasarkan langkah-langkah perbaikan desain berdasarkan hasil validasi materi
POE (Predict-Observe-Explain). dan validasi media adalah sebagai berikut:
c) Sumber atau referensi yang dibutuhkan
terkait materi suhu dan kalor
4) Validitas Desain
Pada tahap validitas desain peneliti
menggunakan dua macam validitas yaitu validitas
ahli materi dan ahli media. Validitas ini dilakukan
bertujuan untuk menghasilkan LKS yang layak
untuk di uji cobakan, maka LKS harus melewati
tahapan validasi. Validasi materi dan validasi
media ini sangatlah penting demi perbaikan dan
peningkatan kualitas LKS yang dikembangkan.
Dari validator-validator ini diperoleh saran yang Gambar 3. Gambar LKS sebelum diperbaiki
berguna untuk perbaikan LKS berbasis POE ini.
6
Gambar 6. Penyajian materi setelah diperbaiki
Gambar 4. Gambar LKS setelah diperbaiki
6) Uji Coba Produk
Tahap selanjutnya setelah dilakukan
perbaikan desain yaitu melakukan uji kelayakan
LKS ke sekolah. Adapun sekolah yang dipilih
sebagai tempat untuk menguji kelayakan LKS
yaitu di SMPN 1 Kelas VII C dan VII H sebanyak
26 orang. Hasil uji coba pada kelas VII C
digunakan untuk menentukan reliabilitas angket,
sedangkan hasil uji coba pada kelas VII H
digunakan untuk menentukan persepsi siswa
terhadap LKS berbasis POE yang telah
dikembangkan.
Uji reliabilitas dilakukan dengan cara
perhitungan koefisien korelasi dari persamaan
alfa. Dari perhitungan dengan menggunakan
persamaan tersebut diperoleh nilai reliabilitas
angket sebesar r11 = 0,420 dengan kategori
reliabilitas cukup. Dari perhitungan tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa angket dapat
dipercaya dan digunakan untuk mengambil data
terhadap kelayakan LKS berbasis POE yang telah
dikembangkan.
Tahap selanjutnya yaitu melakukan uji
coba untuk melihat kelayakan LKS berbasis POE.
Uji coba dilakukan di kelas VII H SMPN 1 Kota
Jambi, dimana data yang diambil merupakan
persepsi siswa terhadap LKS berbasis POE.
Gambar 5. Penyajian materi sebelum diperbaiki
Berdasarkan angket persepsi siswa
didapatkan skor angket sebagai berikut:
7
Tabel 4. Hasil Persepsi Siswa
Aspek Penilaian Skor Keterangan
Hasil Produk 22 Sangat Baik
Keefektifan 28,35 Sangat Baik
Rata-Rata Aspek 50,35 Sangat Baik
keseluruhan
7) Revisi Produk
Revisi dilakukan berdasarkan penilaian
dan pemikiran pribadi oleh penulis serta
berdasarkan saran dan komentar yang telah
diberikan oleh dua orang validator yaitu ahli
materi dan ahli media serta hasil uji coba persepsi
siswa terhadap LKS yang dikembangkan. Adapun
revisi yang dilakukan menyangkut tentang
konstruk atau tampilan LKS, bahasa atau kalimat
yang digunakan pada LKS dan isi materi yang
terdapat pada LKS. Berdasarkan dari hasil revisi
ini, LKS mengalami banyak perubahan dari awal
hingga akhir LKS dari segi materi maupun desain.
Berikut adalah hasil revisi yang telah dilakukan Gambar 7. Tampilan cover LKS setelah direvisi
oleh peneliti:
8
pustaka. Berikut tampilan LKS yang telah selesai
dikembangkan.
9
3 5
10
7 9
c) Kelemahan Produk
Kekurangan dari LKS ini yaitu belum
memiliki contoh soal dan pengayaan setelah
melakukan percobaan di setiap kegiatan.
11
sebesar 3.4 dengan kategori “baik”. Namun, Purjiyanta, E. (2007). IPA Terpadu untuk SMP
masih ada yang perlu diperbaiki sehingga materi Kelas VII: Jakarta: Erlangga.
harus kembali di validasi. Validasi tahap kedua
diperoleh rata-rata skor penilaian sebesar 41.6 Rahayu, S., & Widodo, A. (2013). Pengembangan
dengan kategori “baik”. Perangkat Pembelajaran Model POE
Validasi media berlangsung sebanyak dua Berbantuan Media “I am a Scientist”.
kali yang dilakukan untuk memperoleh kelayakan Innovative Journal of Curriculum and
LKS dari aspek media. Dari validasi ini, diperoleh Educational Technology, 2(1).
hasil bahwa validasi tahap pertama diperoleh
hasil skor penilaian rata-rata sebesar 3.2 dengan Riduwan, M. (2013). Belajar Mudah Penelitian
kategori “cukup baik”. Validasi tahap kedua Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
diperoleh hasil skor penilaian rata-rata sebesar 3.8 Pemula. Bandung: Alfabeta.
dengan kategori “baik”. Hasil analisis terhadap
data persepsi siswa diperoleh skor penilaian rata- Sugiyono, D. (2000). Metode Penelitian.
rata sebesar 3.37 dengan kategori “sangat setuju” Bandung: CV Alvabeta.
bahwa LKS berbasis POE (Predict-Observe-
Explain) pada materi suhu dan kalor layak untuk Sugiyono, P. Dr. 2012. Metode Penelitian
dikembangkan. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan
Ke-15. Alfabeta: Bandung.
Saran
Dalam penelitian ini hanya hingga tahap Suparno, P. (2007). Metodologi Pembelajaran
revisi produk, disarankan untuk penelitian Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata
selanjutnya dapat melakukan tahapan penelitian Dharma.
dan pengembangan secara keseluruhan hingga
tahap produksi masal. LKS ini belum diuji coba Syamsuri, I., Sulisetijono, I., & Rahayu, S. E.
mengenai aspek keterbacaan sehingga disarankan (2007). IPA biologi untuk SMP kelas VII.
untuk dapat melakukan uji coba mengenai aspek Jakarta: Erlangga.
keterbacaan. LKS ini juga disarankan untuk
melengkapi LKS dengan soal pengayaan setelah Widoyoko, E. P. (2014). Teknik penyusunan
melakukan percobaan serta dapat dijadikan instrumen penelitian: Yogyakarta:
sebagai bahan pembanding untuk menghasilkan Pustaka Pelajar.
atau mengembangkan bahan ajar yang lebih baik
lagi sehingga mampu meningkatkan motivasi Winarsih, A., Sulityoso, H., Amd, M. Z., &
belajar siswa yang lebih tinggi lagi. Suyanto, S. (2008). Ipa Terpadu: Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia
Daftar Pustaka (Grasindo).
12