Anda di halaman 1dari 7

Penerapan Model Problem Based Learning

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN


PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS XI SMK NEGERI 3 SURABAYA

Lantik Anjar Ginanjar


S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: lantik7@gmail.com

Mochamad Cholik
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: m_cholik_m12@yahoo.com

Abstrak
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan membuat inovasi-inovasi baru model
pembelajaran. Inovasi model pembelajaran tersebut guna meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar. Salah satunya melalui pembelajaran dengan model problem based learning. Tujuan dari penelitian ini adalah
(1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar menggunakan model
pembelajaran problem based learning pada mata pelajaran teknik pemesinan bubut di SMK Negeri 3 Surabaya, (2)
Untuk mengetahui respons siswa terhadap model pembelajaran problem based learning pada mata pelajaran teknik
pemesinan bubut. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan dua siklus. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas XI TPm 2 Program Keahlian Teknik Pemesinan semester genap tahun pelajaran
2014/2015 di SMKN 3 Surabaya. Data penelitian diambil menggunakan lembar angket respon siswa, lembar
pengamatan aktivitas, lembar hasil belajar siswa dan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada siklus 1 didapat 89 %, dan siklus 2 didapat 91%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa pada proses pembelajaran mengalami peningkatan dari
siklus 1 ke siklus 2. Hasil belajar siswa didapat rerata pada siklus 1 = 70, dan siklus 2 = 79,78. Dapat disimpulkan
bahwa menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada siklus 1 sampe siklus 2.
Kata kunci : model pembelajaran, problem based learning, hasil belajar siswa, dan aktivitas siswa

Abstract
One of the efforts to improve the quality of education is to create new innovations learning model. The learning model
innovation to improve students' motivation in following the teaching and learning process. One of them is through
learning by problem based learning models. The purpose of this study is (1) To determine the learning outcomes of
students during the teaching and learning activities using learning problem based learning models on subjects lathe
machining techniques in SMK Negeri 3 Surabaya, (2) To determine the student's response to the problem based
learning model on subjects lathe machining techniques. This type of research is a classroom action research that uses
two cycles. The subjects were students of class XI TPM 2 Engineering Program Machining second semester of
academic year 2014/2015 at SMK 3 Surabaya. The data were taken using a sheet student questionnaire responses,
activity observation sheet, sheet student learning outcomes and analyzed by using descriptive analysis of quantitative
and qualitative. The results showed that the activity of students in cycle 1 obtained 89%, and cycle 2 obtained 91%. It
can be concluded that the activity of students in the learning process has increased from cycle 1 to cycle 2. Results
obtained average student learning in cycle 1 = 70, and the cycle 2 = 79.78. It can be concluded that the study results
showed an increase in cycle 1 until cycle 2.
Key words: model of learning, problem based learning, student learning outcomes, and student activity

PENDAHULUAN langsung yang hanya memberikan bekal kepada siswa


Sejalan dengan perkembangan masyarakat berupa kompetensi. Sementara kemampuan
dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai berkomunikasi, kemampuan memecahkan masalah
tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang dan keterampilan berfikir belum dimiliki siswa.
cukup menarik adalah yang berkenaan dengan Karena itu guru sebagai pendidik diharapkan mampu
peningkatan mutu pendidikan. Salah satu upaya untuk membuat inovasi-inovasi baru model pembelajaran
meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan sesuai dengan mata diklat yang diajarkan.
membuat inovasi-inovasi baru model pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah dirancang
Inovasi model pembelajaran tersebut guna terutama untuk membantu peserta didik
melengkapi kekurangan model pembelajaran mengembangkan keterampilan berpikir, memecahkan

71
JPTM.Volume 04 Nomor 01 Tahun 2015, 71-77

masalah, dan intelektual; mempelajari peran orang Sasaran Penelitian


dewasa dengan mengalaminya melalui situasi nyata Sasaran penelitian ini adalah kelas XI TPm-2
atau simulasi, dan menjadi pembelajar mandiri dan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 SMK N
otonom (Richard I. Arends, 2013:102). 3 Surabaya menggunakan model pembelajaran
Model ini diharapkan dapat menjawab problem based learning pada materi teknik pemesinan
permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan saat bubut.
ini dengan menuntut siswa untuk meningkatkan
prestasi belajarnya berupa kemampuan komunikasi, Teknik Pengumpulan Data
kemampuan memecahkan masalah dan keterampilan Tenik pengumpulan data yang digunakan
berfikir selain kompetensi yang dimiliki siswa. dalam penelitian ini adalah : observasi, angket, dan
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik tes.
untuk mengadakan penelitian dengan judul:  Observasi, dilakukan sebelum penelitian untuk
“Penerapan Model Problem Based Learning Untuk menentukan responden penelitian, setting
Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa di penelitian dan karakteristik subyek yang akan
Kelas XI SMK Negeri 3 Surabaya”. diteliti.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini  Angket, digunakan untuk mengetahui respon
adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa selama siswa mengenai model problem based learning
mengikuti kegiatan belajar mengajar menggunakan pada mata pelajaran teknik pemesinan bubut.
model pembelajaran problem based learning pada  Tes, merupakan cara untuk mendapatkan skor
mata pelajaran teknik pemesinan bubut di SMK yang mencerminkan hasil belajar siswa selama
Negeri 3 Surabaya. Untuk mengetahui respon siswa berdiskusi. Dalam penelitian ini tes yang
terhadap model pembelajajaran problem based digunakan adalah lembar penilaian.
learning pada mata pelajaran teknik pemesinan bubut.
Manfaat dari penelitian ini dapat meningkatkan Teknik Analisis Data
pengetahuan dan pengalaman peneliti sebagai calon Analisis terhadap angket validasi perangkat
guru tentang model pembelajaran problem based pembelajaran
learning. Sebagai bahan pertimbangan guru dalam Untuk menganalisa hasil penilaian yang
memilih model pembelajaran yang akan digunakan dilakukan oleh validator dengan berdasarkan tabel
untuk mendukung proses belajar mengajar. Dapat skor skala Likert, digunakan rumus:
meningkatkan tingkat kreatifitas, berfikir kritis, 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
sistematis, logis, bernalar dan kemauan kerjasama Prosentase = x100% (1)
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒌𝒓𝒊𝒕𝒆𝒓𝒊𝒖𝒎
yang efektif sehingga diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Skor kriterium=skor tertinggi tiap item x jumlah
item x jumlah responden (Riduwan, 2010:21)
METODE
Rancangan Penelitian Atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
Rancangan penelitian yang digunakan dalam 𝑭
penelitian ini adalah model PTK Kemmis dan Taggart 𝑲= 𝒙 𝟏𝟎𝟎% (2)
𝑵𝒙𝑰𝒙𝑹
(Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama, 2012 : 21).
Keterangan :
ACT & REVISED ACT &
PLAN
OBSERVE
REFLECT
PLAN OBSERVE
REFLECT K = Prosentase kelayakan
F = Jumlah jawaban responden
Gambar 1.Model PTK Kemmis dan Taggart N = Skor tertinggi dalam angket
Keterangan: I = Jumlah pertanyaan dalam angket
 Perencanaan (Planning) R = Jumlah responden (Riduwan, 2010)
Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah
kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. Setelah dilakukan analisa, hasil analisa akan
 Tindakan (Acting) dibandingkan dengan kriteria kelayakan berdasarkan
Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya kriteria prosentase respon sebagai berikut:
tindakan (acting) dari guru berupa solusi tindakan Tabel 1. Kriteria prosentase respon
sebelumnya. Prosentase Kriteria
 Pengamatan (Observing) 0%-20% Sangat kurang
Selanjutnya diadakan pengamatan (observing) 20%-40% kurang
yang teliti terhadap proses pelaksanaannya. 41%-60% cukup
 Refleksi (Reflecting) 61%-80% Baik/layak
Setelah diamati, berulah guru dapat melakukan 81%-100% Sangat baik/sangat layak
refleksi (reflecting) dan dapat menyimpulkan apa (Riduwan, 2010)
yang telah terjadi dalam kelasnya.
Penerapan Model Problem Based Learning

Analisis terhadap angket respon siswa Nilai Kriteria


65-79 B Baik
Prosentase =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
x100% (3) 80 – 100 A Sangat baik
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒌𝒓𝒊𝒕𝒆𝒓𝒊𝒖𝒎

HASIL DAN PEMBAHASAN


Skor kriterium=skor tertinggi tiap item x jumlah
Bab ini menyajikan deskripsi data hasil dan
item x jumlah responden (Riduwan, 2010:21)
pembahasan validasi penilaian perangkat
pembelajaran serta hasil dari penelitian yang telah
Atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
dilakukan pada kelas XI TPm 2 SMK Negeri 3
𝑭 Surabaya. Data yang diperoleh pada penelitian adalah
𝑲= 𝒙 𝟏𝟎𝟎% (4) lember penilaian dan lembar kerja siswa serta angket
𝑵𝒙𝑰𝒙𝑹
Keterangan : respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran
K = Prosentase kelayakan problem based learning.
F = Jumlah jawaban responden
N = Skor tertinggi dalam angket Hasil validasi perangkat pembelajaran
I = Jumlah pertanyaan dalam angket Untuk mengukur validitas perangkat
R = Jumlah responden (Riduwan, 2010) pembelajaran digunakan rumus :
𝐹
𝐾= 𝑥 100% (8)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑢𝑚
Setelah dilakukan analisa, hasil analisa akan
dibandingkan dengan kriteria kelayakan berdasarkan
Berdasarkan rumus ini diketahui bahwa
kriteria prosentase respon sebagai berikut:
instrumen perangkat pembelajaran dinyatakan valid
Tabel 2. Kriteria prosentase respon
dan layak digunakan apabila mempunyai nilai K ≥ 61
Prosenta
Kriteria %. Berdcfdasarkan hasil validasi pada seluruh
se
instrumen perangkat pembelajaran didapatkan rincian
0%-20% Sangat kurang sebagai berikut; (1) silabus 88,45 %, (2) Rencana
20%-40% kurang Pelaksanaan Pembelajaran 88,45 %, (3) evaluasi hasil
41%-60% cukup belajar siswa 80,09 %. Dengan demikian dapat
61%-80% Baik/layak disimpulkan bahwa silabus, Rencana Pelaksanaan
81%-100% Sangat baik/sangat layak Pelaksanaan, dan evaluasi hasil belajar siswa
(Riduwan, 2010) dinyatakan valid dan layak untuk digunakan.
Analisis Hasil Belajar Siswa
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di 90%
SMKN 3 Surabaya yaitu ketuntasan belajar individu 88% 0.8958
sebesar ≥ 75 % 86% 0.869
0.8888

Skor siswa 84%


Ketuntasan belajar individu = x100% (5)
Skor Maksimal
Afektif
Bobot nilai yang diberikan pengamat
berdasarkan rubrik yang terlampir pada lembar
pengamatan. Kemudian hasil pengamatan tersebut
dihitung rata-rata tiap aspeknya dengan menggunakan
Gambar 2. Grafik validasi silabus
rumus :

(6) Berdasarkan hasil validasi yang di tunjukkan


pada Gambar 2 dapat diketahui ; (1) aspek
perwajahan dan tata letak mendapatkan hasil 89,58 %
Sementara rata-rata nilai tiap aspek pada artinya berdasarkan tabel kriteria prosentase respon,
seluruh PBM dihitung menggunakan rumus : bahwa silabus pada perwajahan dan tata letak
termasuk kategori sangat baik/sangat layak, (2) pada
(7) aspek isi mendapatkan hasil 86,90 % artinya
berdasarkan tabel kriteria prosentase respon pada
Hasil dari penghitungan tersebut kemudian di aspek isi termasuk kategori sangat baik/sangat layak
konversikan pada tabel kriteria seperti yang disajikan dan pada aspek bahasa mendapatkan hasil 88,88 %
pada Tabel 3. artinya berdasarkan tabel kriteria prosentase respon
Tabel 3. Kriteria penilaian kinerja afektif dan pada aspek bahasa termasuk kategori sangat baik/
psikomotor siswa sangat layak.
Nilai Kriteria
0 – 34 E Sangat kurang
35 – 49 D Kurang
50 – 64 C Cukup

73
JPTM.Volume 04 Nomor 01 Tahun 2015, 71-77

kriteria prosentase respon, termasuk kategori sangat


100% baik/sangat layak.
80%
60% Hasil validasi butir soal
40%
20% Butir soal dikatakan valid apabila mempunyai
0% nilai rata-rata > 2,0. Berdasarkan hasil perhitungan
diketahui bahwa dari 40 soal semua soal uraian yang
diujikan, seluruhnya valid. Karena dalam penelitian
ini direncanakan jumlah soal yang akan digunakan
untuk pre test-post test adalah berjumlah 20 soal
uraian.
Gambar. 3. Grafik validasi RPP
Hasil penelitian tindakan kelas
Hal-hal yang dilakukan sebelum melaksanakan
Berdasarkan hasil validasi instrumen Rencana pembelajaran dengan menerapka model problem
Pelaksanaan Pembelajaran pada Gambar 3 maka based learning adalah penyusunan instrumen berupa:
diperoleh data sebagai berikut: (1) kompetensi dasar silabus yang berisi kerangka kegiatan belajar
mendapatkan hasil 79,17 % artinya berdasarkan tabel mengajar, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
kriteria prosentase respon, termasuk kategori baik/ yang mengarahkan siswa untuk bekerjasama dan
layak, (2) indikator pencapaian hasil belajar berdiskusi pada kegiatan pembelajaran, lembar
mendapatkan hasil 75 % artinya berdasarkan tabel penilaian (LP), dan angket respon siswa. Lembar
kriteria prosentase respon, termasuk kategori baik/ penilaian diberikan kepada siswa saat kegiatan belajar
layak, (3) materi mendapatkan hasil 80,55 % artinya mengajar pada siklus I maupun siklus II dengan model
berdasarkan tabel kriteria prosentase respon, termasuk problem based learning untuk mengetahui hasil
kategori baik/layak, (4) bahasa mendapatkan hasil belajar aspek kognitif siswa. Untuk mengetahui
83,33 % artinya berdasarkan tabel kriteria prosentase aktivitas siswa selama berdiskusi menggunakan
respon, termasuk kategori sangat baik/sangat layak, instrumen satu. Angket respon siswa diberikan apabila
(5) format mendapatkan hasil 88,88 % artinya proses pembelajaran penerapan model problem based
berdasarkan tabel kriteria prosentase respon, termasuk learning sudah tercapai yaitu pada siklus II.
kategori sangat baik/sangat layak, (6) sumber dan Sintaks pembelajaran dengan menerapkan
sarana belajar mendapatkan hasil 91,67 % artinya model problem based learning dalam penelitian ini
berdasarkan tabel kriteria prosentase respon, termasuk adalah di awal pembelajaran, guru mengorientasikan
kategori sangat baik/sangat layak, (7) kegiatan belajar siswa pada masalah. Selanjutnya, pada tahap ini guru
mengajar mendapatkan hasil 75 % artinya berdasarkan juga memberikan motivasi kepada siswa untuk
tabel kriteria prosentase respon, termasuk kategori mengetahui pentingnya mempelajari materi diberikan
baik/layak dan (8) alokasi waktu mendapatkan hasil oleh guru.
75 % artinya berdasarkan tabel kriteria prosentase Kedua guru mengorganisasikan siswa untuk
respon, termasuk kategori baik/layak. belajar dengan membagi siswa kedalam kelompok-
kelompok dan setiap kelompok terdiri dari lima orang.
Guru menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran
100% Problem Based Learning. Pada pembelajaran ini
80%
60% menekankan pemecahan masalah dalam kelompok-
0.875 0.6944 0.8333
40% kelompok yang terdiri dari lima orang. Guru
20% memberikan tugas kelompok untuk menyelesaikan
0%
lembar penilaian dengan cara berdiskusi.
Ketiga guru membimbing siswa dalam
berdiskusi mengenai langkah-langkah pengerjaan pada
gambar jobsheet mesin bubut meliputi mempersiapkan
alat dan bahan benda kerja pada mesin bubut,,
Gambar. 4. Grafik validasi butir soal pengaturan kecepatan putaran mesin bubut, memasang
pahat, membubut muka, membubut rata, dan sampai
Berdasarkan hasil validasi instrumen hasil proses finishing.
belajar siswa yang disajikan pada Gambar 4.4 Kegiatan keempat adalah guru memberikan
diperoleh data sebagai berikut; (1) materi kesempatan kepada kelompok siswa untuk
mendapatkan hasil 87,50 % artinya berdasarkan tabel mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka dan
kriteria prosentase respon, termasuk kategori sangat memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
baik/sangat layak, (2) konstruksi mendapatkan hasil bertanya, menjawab dan menyanggah pada saat
69,44 % artinya berdasarkan tabel kriteria prosentase diskusi kelas. Guru bersama-sama dengan siswa
respon, termasuk kategori baik/ layak dan (3) bahasa membahas hasil diskusi kelompok siswa untuk
mendapatkan hasil 83,33 % artinya berdasarkan tabel menyimpulkan materi yang telah mereka pelajari.
Penerapan Model Problem Based Learning

Afektif Respon siswa dalam kegiatan belajar mengajar


Penilaian afektif siswa dilakukan dengan dengan penerapan model problem based learning
menggunakan instrumen 1. Dimana penilaian yang
dilakukan oleh pengamat berdasarkan pada rubrik 80
yang tercantum pada lembar pengamatan kinerja 78
afektif siswa. Pengamatan dilakukan dalam dua siklus. 76
Secara lengkap hasil pengamatan pada seluruh KBM
disajikan pada Tabel 4. 74
Tabel 4. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Setiap 72
Siklus 70
Siklus I Siklus II 68
Penilaian oleh Penilaian oleh
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
pengamat Hasil pengamat Hasil
1 2 3 4 1 2 3 4
1. 0 0 5 18 87 0 0 6 17 86
2. 0 1 17 5 73 0 0 16 7 76 Gambar. 5. Grafik Hasil Angket Respon Siswa
3. 0 1 17 5 73 0 0 12 11 80
4. 0 0 7 15 81 0 0 8 15 84 Hasil angket penilaian respon siswa terhadap
5. 0 0 6 17 86 0 0 5 18 87
6. 0 0 4 19 88 0 0 3 20 89 model pembelajaran berdasarkan masalah yang
7. 0 0 5 18 87 0 0 5 18 87 digunakan peneliti untuk mengambil data
Jumlah 575 589
menggunakan angket respon siswa. Pelaksanaan
Rata-
89 % 91 % dilakukan pada akhir putaran kedua. Adapun hasil
rata
Didapatkan rincian hasil nilai rata-rata sebagai penilaian data akan dijabarkan sebagai berikut: (1)
berikut pada siklus I = 89% dan siklus II = 91%. model pembelajaran berdasarkan masalah membuat
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas saya bersemangat untuk belajar teknik pemesinan
siswa pada proses pembelajaran model problem based
bubut 80%; (2) model pembelajaran berdasarkan
learning mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus
II. masalah membuat saya mudah memahami materi
teknik pemesinan bubut 75%; (3) model pembelajaran
Kognitif berdasarkan masalah melatih saya untuk
Evaluasi hasil belajar dilakukan dengan mengungkapkan pendapat 78%; (4) model
menggunakan lembar penilaian. Evaluasi dilaksanakan pembelajaran berdasarkan masalah mendorong saya
pada siklus I sampai siklus II. Siswa dinyatakan lulus berani bertanya 75%; (5) model pembelajaran
apabila mendapatkan nilai memenuhi KKM yang
berdasarkan masalah melatih saya untuk bekerja sama
diterapkan di SMK Negeri 3 Surabaya yaitu ≥ 75.
Disajikan pada tabel 5. 76%; (6) model pembelajaran berdasarkan masalah
Tabel 5 Hasil Belajar Siswa melatih saya untuk menjelaskan hasil kerja di hadapan
Siklus I Siklus II teman-teman 73%; (7) cara berdiskusi yang digunakan
Kel. No Nilai Ket. Kel. No Nilai Ket.
dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah hal
1 82 1 79
2 82 2 79 baru bagi saya 76%; (8) saya suka cara guru mengajar
1 3 82 Tuntas 1 3 79 Tuntas dengan model pembelajaran berdasarkan masalah
4 82 4 79
5 82 5 79
77%; (9) LKS yang diberikan guru sangat mendukung
6 60 6 84 dalam mempelajari materi alat potong dan parameter
7 60 7 84 pemotongan pada mesin bubut 76%; (10) LKS yang
8 60 Tidak 8 84
2 2 Tuntas diberikan guru cukup menarik dan mudah dimengerti
9 60 tuntas 9 84
10 60 10 84 72%.
11 60 11 84 Berdasarkan hasil perhitungan prosentase
12 70 12 78
13 70 13 78 respon siswa, didapatkan secara keseluruhan
3
14 70 Tidak
3
14 78
Tuntas prosentase ketertarikan siswa terhadap model
15 70 tuntas 15 78
pembelajaran berdasarkan masalah, didapat sebesar
16 70 16 78
17 70 17 78 82,39%. Dibandingkan dengan kriteria prosentase
18 70 18 78 respon, hasil sebesar 82,39% dapat dikategorikan
19 70 19 78
20 70 Tidak 20 78
sangat baik.
4 4 Tuntas
21 70 tuntas 21 78 Keterbatasan Penelitian
22 70 22 78 Pada Penelitian Penerapan Model
23 70 23 78
Rata- Pembelajaran Problem Based Learning pada Mata
70,00 79,78
rata Pelajaran Teknik Pemesinan Bubut di SMK Negeri 3

75
JPTM.Volume 04 Nomor 01 Tahun 2015, 71-77

Surabaya ini terdapat beberapa keterbatasan, antara


lain : Fitriani, Yan Nurrakhim. 2013. Penerapan Model
 Terdapat proses pembelajaran problem based Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam
Pencapaian Kompetensi Pengembangan
learning yang belum terukur seperti dalam Desain Motif Batik Di SMKN 2 Prambanan.
proses pembelajaran. http://eprints.uny.ac.id/10455/1/JURNAL.pdf
 Peneliti hanya menilai hasil belajar pada . Diakses 5 April 2014.
aspek kognitif dan afektif saja saja, tidak
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar.
menilai psikomotor siswa. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

PENUTUP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013.


Simpulan Teknik Pemesinan Bubut I.
Berdasarkan hasil penelitian dengan
Kusumah, Wijaya dan Dwitagama Dedi. 2012.
menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
(PTK) sebanyak dua siklus pada penerapan PT Indeks.
pembelajaran berdasarkan masalah pada mata
pelajaran teknik pemesinan bubut kelas XI TPm 2 Nawawi, Aep Saepuloh. 2013. Model Pembelajaran
SMK Negeri 3 Surabaya dapat disimpulkan bahwa: Berbasis Masalah (Problem Based
hasil belajar siswa setelah menggunakan pembelajaran Learning).
http://saepulohnawawi.blogspot.com/2013/09
problem based learning dapat meningkat pada siklus
/model-pembelajaran-berbasis-masalah.html.
kedua dengan siswa mampu mengembangkan Diakses 3 April 2014.
keterampilan berpikir dan memecahkan masalah dan
respon siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Noveri, Alek. 2011. Penerapan Model Pembelajaran
problem based learning menunjukkan bahwa siswa Berdasarkan Masalah Terhadap Hasil Belajar
memilik keterampilan berpikir. Siswa Pada Pokok Bahasan Pengetahuan dan
Penggunaan Alat Ukur di Kelas X SMK
Negeri 1 Tuban. Skripsi. Tidak
Saran
dipublikasikan. Surabaya: Unesa
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, disarankan khususnya kepada guru mata Nur, Mohamad. 2011. Model Pembelajaran
pelajaran teknik pemesinan bubut dan sekolah pada Berdasarkan Masalah. Surabaya: Pusat Sains
umumnya terkait penerapan model problem based dan Matematika Sekolah Unesa.
learning adalah:
 Bagi peneliti lain yang ingin menggunakan model Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
problem based learning untuk lebih memperbaiki Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kerangka
pada proses pembelajaran problem based learning. Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
 Diharapkan hasil penerapan model problem based Menengah Kejuruan /Madrasah Aliyah
learning ini dapat digunakan untuk penerapan Kejuruan.
pembelajaran selanjutnya karena siswa yang
dituntut untuk bagaimana menciptakan kreatifitas Redhana, I Wayan. 2012. Model Pembelajaran
berfikir secara mandiri dan saling membantu Berbasis Masalah Untuk Peningkatan
dalam mengikuti dan terlibat aktif pada proses Keterampilan Pemecahan Masalah Dan
belajar mengajar. Berpikir Kritis.
 Untuk penelitian lanjut yang ingin menggunakan http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPP/
model problem based learning dapat article/download/1694/1481. Diakses 5 April
menggunakan judul penelitian sebagai berikut: 2014.
Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Riduwan . 2012. Dasar-Dasar Statistik.
Komunikasi Siswa SMK. Bandung:Alfabeta.
 Bagi peneliti lain yang ingin menggunakan model
problem based learning lebih berinovasi lagi Semarang, IKIP. Pembelajaran Berbasis Masalah.
dengan memberikan soal yang dapat merangsang http://3e-
siswa untuk berfikir. kelompok2.blogspot.com/p/pengertian.html.
Diakses 3 April 2014.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I. 2013. Belajar untuk Mengajar. Sofa. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Jakarta : Salemba Humanika. (Problem Based Learning).
Penerapan Model Problem Based Learning

http://massofa.wordpress.com/2013/05/27/mo
del-pembelajaran-berbasis-masalah-problem-
based-learning/. Diakses 3 April 2014.

Sudarta, Johan. 2011. Penerapan Model Pembelajaran


Problem Base Learning Pada Mata Diklat
Memelihara Baterai Kelas X SMKN 1 Kanor
- Bojonegoro. Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Surabaya: Unesa

Sudrajat, Akhmad. 2011. Pembelajaran Berdasarkan


Masalah – Problem Based Learning.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/0
9/28/pembelajaran-berdasarkan-masalah/.
Diakses 26 Maret 2014.

Suseno, Wangsa. 2011. Minat Dalam Belajar Siswa.


https://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/
12/01/minat-dalam-belajar-siswa/. Diakses 7
Juni 2015

Syaifullah, Andi Rahmat. 2012. Penerapan Model


Pembelajaran PBI (Problem Based
Instruction) dalam Upaya Peningkatan
Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pgri
Sukodadi Lamongan. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. Surabaya: Unesa

Tim. 2014. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi.


Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Utami, Alida. 2011. Model Pembelajaran Berbasis


Masalah (Problem Based Learning).
http://alida-utami.blogspot.com/. Diakses 26
Maret 2014.

Wijaya, Hendra Adi. 2011. Pengembangan Perangkat


Pembelajaran Model Problem Base Learning
Pada Standar Kompetensi Memperbaiki
Sistem Penerima Televisi Di SMKN 3
Surabaya. Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Surabaya: Unesa

77

Anda mungkin juga menyukai