Anda di halaman 1dari 5

Volume 1 Nomor.

1, Maret 2021

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER


PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI DAN
PROPERTI SMK N 1 KECAMATAN GUGUAK
M Vikri Ramadhan1, M. Giatman2
1
Jurusan Teknik Sipil, 2Fakultasi Teknik, 3Universitas Negeri Padang
Email: mvikriramadhan97@gmail.com

Abstrak―Penelitian ini dilatarbelakangi oleh model pembelajaran yang digunakan guru belum sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran dan kesulitan siswa dalam memahami materi, sehingga memberikan
dampak kurang baik terhadap hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan
pengaruh model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar Mekanika Teknik
kelas X Jurusan Teknik Konstruksi dan Properti SMK N 1 Kecamatan Guguak. Penelitian ini menggunakan
jenis rancangan penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment), yang merupakan pengembangan dari
rancangan penelitian eksperimen sungguhan dengan menggunakan rancangan penelitian The Non Equivalent
Control Group. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X TKP SMKN 1 Kecamatan Guguak
berjumlah 40 orang, yaitu kelas X DPIB 22 orang dan Kelas X BKP 18 orang. Pengujian instrumen
dilakukan di SMK N 1 Kecamatan Guguak, pada Kelas X DPIB B dan X BKP B dengan jumlah sampel 30
orang siswa. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara pemberian pretest dan posttest,
data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol akan menjadi data yang digunakan dalam
penelitian. Analisis data penelitian menggunakan uji perbedaan dua rata-rata (t-test). Berdasarkan
perhitungan hipotesis t-test diperoleh thitung (5,20) > ttabel (2,025) menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima. Sehingga hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar Mekanika Teknik kelas X Jurusan Teknik
Konstruksi dan Properti SMK N 1 Kecamatan Guguak

Kata Kunci: Model pembelajaran NHT, Hasil Belajar, Mekanika Teknik

Abstract ― This research is motivated by the learning model used by the teacher that is not in accordance
with the characteristics of the subject and the difficulty of students in understanding the material, so that it
has a negative impact on student learning outcomes. The purpose of this study was to reveal the effect of the
Numbered Head Together (NHT) learning model on the learning outcomes of Engineering Mechanics in
class X of the Construction and Property Engineering Department at SMK N 1, Guguak District. This study
uses a quasi-experimental research design, which is the development of a real experimental research design
using the research design of The Non Equivalent Control Group. The population in this study were 40
students of class X TKP SMKN 1 Guguak District, namely class X DPIB 22 people and Class X BKP 18
people. Instrument testing was carried out at SMK N 1 Guguak District, in Class X DPIB B and X BKP B
with a sample size of 30 students. Data collection in this study was carried out by giving a pretest and
posttest, data on student learning outcomes in the experimental class and control class will be the data used
in the study. Analysis of research data using the two-mean difference test (t-test). Based on the calculation of
the t-test hypothesis, it is obtained that tcount (5.20)> t table (2.025) indicates that Ho is rejected and Ha is
accepted. So that the results of this study indicate that there is an effect of the Numbered Head Together
(NHT) learning model on the learning outcomes of Engineering Mechanics class X, the Department of
Construction and Property Engineering, SMK N 1, Guguak District

Keywords: NHT learning model, Learning Outcomes, Engineering Mechanics


PENDAHULUAN Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian
Pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan penyajian materi ajaryang meliputi segala aspek
kualitas diri seseorang di dalam lingkungan sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang
masyarakat. Dengan pendidikan manusia dapat dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait
lebih dihargai, dihormati dan disegani dalam yang digunakan secara langsung atau tidak
lingkungannya, karena manusia yang langsung dalam proses belajar. [4]
berpendidikan akan lebih mempunyai sikap Pada prinsipnya, prosedur pembelajaran
tolong-menolong, tanggung jawab ,toleransi dan kooperatif terdiri atas empat tahap yaitu [5]:
cinta kasih terhadap sesamanya. Pendidikan a. Penjelasan materi
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan b. Belajar dalam kelompok
watak pada diri seseorang karena orang yang c. Penilaian
cerdas saja tidak akan berkembang kecerdasannya d. Pengakuan kelompok
jika tidak diarahkan dan dikembangkan sesuai Model pembelajaran kooperatif Numbered
dengan karakter pendidikan. Berdasarkan jalur Heads Together adalah suatu model pembelajaran
pendidikan formal, jenjang pendidikan dimulai yang lebih mengedepankan kepada aktifitas siswa
dari Sekolah Dasar (SD) sederajat, Sekolah dalam mencari, mengolah, dan melaporkan
Menengah Atas Pertama (SMP) sederajat, Sekolah informasi dari berbagai sumber yang akhirnya
Menengah Atas (SMA) sederajat terbagi lagi dipresentasikan di depan kelas. [6]
menjadi Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Trianto (2015: 131) mengatakan guru
Menengah Kejuruan (SMK). menggunakan struktur enam fase sebagai sintaks
SMK Negeri 1 Kec. Guguak merupakan salah satu NHT yaitu[7]:
sekolah di Kabupaten 50 Kota yang sudah banyak 1) Persiapan
mencetak tenaga kerja di tingkat menengah. SMK Guru mempersiapkan perangkat perangkat
Negeri 1 Kec. Guguak memiliki beberapa bidang pembelajaran seperti RPP dan Lembar Kerja
keahlian salah satunya yaitu Teknik Bangunan Siswa (LKS).
dengan program keahlian Teknik Konstruksi dan 2) Pembentukan Kelompok
Properti (TKP) dengan dua kompetensi keahlian Pembagian kelompok dilakukan secara
diantaranya Desain Permodelan dan Informasi heterogen, dengan kata lain setiap kelompok
Bangunan (DPIB) dan Bisnis Konstruksi dan memiliki variasi kemampuan yang berbeda.
Properti (BKP). Hal ini bertujuan agar siswa yang lebih pandai
Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses dapat membantu temannya dalam proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk belajar.
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru 3) Penomoran
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya Dalam fase ini guru membagi siswa ke
sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.[1] dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap
Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 5.
yang dirancang untuk mendukung proses belajar 4) Mengajukan pertanyaan
peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian- Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada
kejadian eksternal yang berperanan terhadap siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan
rangkaian kejadian-kejadian internal yang dapat sangat spesifik dan dalam bentuk kalimat
berlangsung di dalam diri peserta didik. [2] tanya.
Tujuan belajar adalah mengadakan perubahan 5) Berpikir bersama
tingkah laku dan perbuatan. Perubahan itu dapat Siswa menyatukan pendapatnya terhadap
dinyatakan sebagai suatu kecakapan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu
keterampilan, kebiasaan, sikap, pengertian, dan meyakinkan tiap anggota timnya.
sebagai pengetahuan atau penerimaan dan 6) Menjawab
penghargaan.[3] Guru memanggil suatu nomor tertentu,
kemudian siswa yang nomornya sesuai
mengacungkan tangannya dan mencoba untuk Agar diperoleh hasil tes yang valid, reliabel,
menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas serta memperhatikan taraf kesukran soal dan daya
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan beda soal, maka dilakukan tes sebagai berikut:
yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. [8] Hasil belajar terbagi 1. Validitas
menjadi lima kategori, yaitu[9]: Uji validitas dilakukan untuk mengukur
(a) Informasi verbal ketepatan alat ukur terhadap apa yang di
(b) Keterampilan intelektual ukur. Suatu soal dikatakan valid apabila soal
(c) Strategi kognitif tersebut dapat mengukur apa yang hendak di
(d) Sikap ukur. Untuk menghitung validitas tes
(e) Keterampilan motoris menggunakan rumus korelasi point biserial
Mekanika Teknik adalah ilmu yang digunakan ( γpbi) yaitu: [13]:
untuk mempelajari perilaku struktur terhadap
γpbi= √ .......................................(1)
beban yang bekerja padanya. Perilaku struktur
tersebut adalah berupa lendutan, gaya reaksi Keterangan :
maupun gaya internal. [10] γpbi : koefisien korelasi point biserial.
Mp : rata-rata skor dari subjek yang
METODE PENELITIAN menjawab betul bagi item yang
Penelitian ini menggunakan jenis rancangan dicari validitasnya
penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment), Mt : rata-rata dari skor total
yang merupakan pengembangan dari rancangan St : standar deviasi dari skor total
penelitian eksperimen sungguhan. Rancangan proporsi
pada penelitian ini menggunakan The Non P :proporsi siswa yang menjawab
Equivalent Control Group. Rancangan ini hampir benar
sama dengan Pretest-posttest Control Group, q : proporsi siswa yang menjawab
akan tetapi subjek yang diambil tidak secara salah (q=1-p)
random, baik untuk kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol.. 2. Reliabilitas
Tabel 1. Desain Penelitian. Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes
Kelas Pre test Perlakuan Post test apabila di tes kan kepada subjek yang
Eksperimen O1 X O2 sama. Untuk menentukan reliabilitas
Kontrol O3 O4 tersebut digunakan rumus [14]:
Sumber:[11] = [( ][ ]..........................(2)
)
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil
Keterangan:
tahun ajaran 2020/2021 di SMK N 1 Kecamatan
: reliabilitas instrumen
Guguak kelas X DPIB dan X BKP.
k : jumlah butir pertanyaan
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas
: varians total
X TKP SMKN 1 Kecamatan Guguak berjumlah
p : proporsi subjek yang menjawab
40 orang, yaitu kelas X DPIB 22 orang dan
benar
Kelas X BKP 18 orang.
q : proporsi subjek yang menjawab
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
salah (q=1-p)
karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. [12]
Jadi sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas : jumlah hasil perkalian antara p dan q
Tabel 2. Interpretasi Reliabilitas
X Teknik Konstruksi dan Properti SMKN 1
Koefisien korelasi Kriteria
Kecamatan Guguak yang diambil dari 2 kelas (1 0,81- 1,0 Sangat tinggi
kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol). 0,61- 0,80 Tinggi
. Instrumen adalah alat ukur yang digunakan 0,40-0,60 Sedang
untuk pengumpulan data. Instrumen yang 0,21-0,40 Rendah
digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal 0,00-0,20 Sangat rendah
(pretest) dan tes akhir (posttest), berupa soal-soal Sumber:[14]
objektif guna melihat hasil belajar siswa dan
pemahaman akan materi yang disampaikan pada 3. Indeks Kesukaran Soal
kelas eksperimen yang menggunakan model Indeks kesukaran soal adalah bilangan
pembelajaran NHT dan kelas kontrol yang yang menunjukkan sukar dan mudahnya
menggunakan metode konvensional. suatu soal. Rumus yang digunakan untuk
menentukan indeks kesukaran soal sebagai rata pada kelas eksperimen adalah 70.55
berikut [13]: sedangkan pada kelas kontrol adalah 58,44.
P = .....................................................(3) Peningkatan rata-rata nilai Mekanika Teknik
dapat dilihat pada tabel 5.
Keterangan: Tabel 5. Rata-rata Peningkatan Hasil Belajar
P : indeks kesukaran soal
Kelas Pretest Postest Peningkatan
B : jumlah siswa yang menjawab
dengan benar Eksperimen 48,36 70,55 21,92
Js : jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3. Indeks Kesukaran Soal
Kontrol 49,33 58,44 9,11
Indeks Tingkat kesukaran
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang Untuk melihat apakah data dari kelas subjek
0,71-1,00 Mudah
penelitian terdistribusi normal, maka dilakukan uji
Sumber:[13] normalitas dengan menggunakan metode Chi
4. DayaPembeda kuadrat. Dari pengujian diperoleh hasil yang
Daya pembeda merupakan suatu indikator tercantum pada tabel 6 dan tabel 7.
untuk membedakan antara siswa yang
pandai dengan siswa yang kurang pandai. Tabel 6. Rangkuman Uji Normalitas Pretest
Untuk menghitung daya pembeda Jumlah Distribu
Kelas X2hitung X2tabel
Siswa si
menggunakan rumus sebagai berikut [13]: Eksperimen 22 4,38 12,59 Normal
........................................(4) Kontrol 18 1,274 12,59 Normal

Keterangan : Tabel 7. Rangkuman Uji Normalitas Postest


D : daya pembeda Jumlah Distrib
BA : banyak siswa kelompok bawah yang Kelas X2hitung X2tabel
Siswa usi
menjawab benar
Eksperimen 22 2,35 12,59 Normal
BB : banyak siswa kelompok bawah yang
menjawab benar Kontrol 18 3,55 11,07 Normal
JA : banyak peserta kelompok atas Untuk melihat apakah kedua kelas subjek
JB : banyak peserta kelokmpok bawah memiliki varians yang homogen atau tidak, maka
dilakukan dengan varian terbesar dibandsing
varian terkecil. Dari pengujian diperoleh hasil
Tabel 4. Interprestasi Daya Pembeda tercantum pada tabel 8 dan tabel 9.
Interprestasi daya beda Klasifikasi Tabel 8. Rangkuman Uji Homogenitas Pretest
0,71-1,00 Baik sekaili Kelas Fhitung Ftabel Keterangan
0,40-0,70 Baik Ekserimen
0,21-0,40 Cukup 0,05 1,47 2,22 Homogen
Kontrol
0,00-0,20 Jelek
Sumber: [13] Tabel 9. Rangkuman Uji Homogenitas Posttest
Kelas Fhitung Ftabel Keterangan
HASIL DAN PEMBAHASAN Ekserimen
Berdasarkan hasil pretest siswa, diperoleh nilai 0,05 1,29 2,22 Homogen
Kontrol
rata-rata kemampuan awal siswa kelas eksperimen Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas
adalah 48,36 dan nilai rata-rata kelas kontrol didapatkan bahwa kedua kelas subjekn
adalah 49.33. Nilai rata-rata pada kedua kelas berdistribusi normal dan mempunyai varian yang
masih sangat rendah. Hal ini disebabkan karena homogen sehinggu uji perbedaan antara dua kelas
siswa tidak mengetahui adanya tes kemampuan dilakukan dengan uji-t seperti yang terlihat pada
awal. Besarnya nilai rata-rata kedua kelas tabel 10.
memiliki perbedaan yang tidak jauh, sehingga Tabel 10. Rangkuman Uji Hipotesis
dapat disimpulkan bahwa kedua kelas yang Jumlah Rata-
digunakan sebagai sampel memiliki kemampuan Kelas Siswa rata S thitung ttabel
awal yang sama. (n) ( ̅)
Pengambilan data nilai posttest dilakukan Eksperimen 22 70,55 7,82
5,20 2,025
untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah Kontrol 18 58,44 6,89
menerima proses pembelajaran atau perlakuan
pada masing-masing kelas. Besarnya nilai rata-
KESIMPULAN Biodata Penulis:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan M Vikri Ramadhan. Lahir di Payakumbuh 8
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Februari 1997. Menyelesaikan S1 Sarjana
dalam penggunaan model pembelajaran NHT
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik
Mekanika Teknik kelas X Teknik Konstruksi dan Sipil Fakultas Teknik UNP Tahun 2021.
Properti SMKN 1 Kecamatan Guguak.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang
mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
[2]Sutikno, M. Sobry. 2013. Belajar dan
Pembelajaran. Lombok: Holistica
[3] Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran
Inovatif. Medan: Media Persada
[4]Darmansya dan Regina Ade Darman. 2017.
Strategi Pembelajaran. Bukittinggi:
Erka.
[5]Trianto. 2012. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif Progresif.
Jakarta: Kencana.
[6]Rahayu.2006.NumberedHeadsTogether.http:
//rahayu_numberedheadstogether(NHT)
blogulum.html. 20 Mei 2015 (11:49).
[7]Trianto. 2015. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif Progresif.
Jakarta: Kencana
[8]Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
[9]Gagne, R.M, (1977). The Conditions of
Learning, New York: Holt, Renehart
and Winston. [10]Sumadi, Suryabrata.
2011. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Rajawali Pers
[10] Juniman Silalahi. 2009. Mekanika Struktur
Jilid 1. Padang: UNP Press
[11]A. Muri Yusuf. 2013. Metodologi
Penelitian. Padang: UNP Press
Padang.
[12]Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
[13]Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
[14]Sugiyono (2017). Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai