0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan8 halaman
Tiga artikel jurnal yang dirangkum membahas penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan literasi matematika siswa. Penulis menyarankan PBL sebagai solusi untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan partisipasi siswa secara aktif dalam pembelajaran. Teori tentang PBL memaparkan langkah-langkah dan contoh pelaksanaannya dalam pembelaj
Tiga artikel jurnal yang dirangkum membahas penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan literasi matematika siswa. Penulis menyarankan PBL sebagai solusi untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan partisipasi siswa secara aktif dalam pembelajaran. Teori tentang PBL memaparkan langkah-langkah dan contoh pelaksanaannya dalam pembelaj
Tiga artikel jurnal yang dirangkum membahas penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan literasi matematika siswa. Penulis menyarankan PBL sebagai solusi untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan partisipasi siswa secara aktif dalam pembelajaran. Teori tentang PBL memaparkan langkah-langkah dan contoh pelaksanaannya dalam pembelaj
JUDUL ARTIKEL : Problem Based Learning pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah PENULIS : Nur Fitriani Zainal TAHUN TERBIT : 2022 NAMA JURNAL : Jurnal Basicedu LINK ARTIKEL : https://www.jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/2650 MASALAH YANG DIHADAPI PENULIS : Guru sebagai pendidik berperan penting dalam mengarahkan keberhasilan peserta didik khususnya dalam mengembangkan potensi kecerdasan dan membentuk karakter mulia. Bentuk pengembangan potensi kecerdasan peserta didik pada Abad ke 21 berupa pengembangan keterampilan. Dalam mendukung ketercapaian keterampilan tersebut, pemerintah menerapkan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skill (HOTS) pada mata pelajaran matematika, literasi dan IPA terutamapenerapan HOTS pada pembelajaran matematika yang dimana banyak guru masih merasa kurang menguasai dan juga kesulitan saat kegiatan pembelajaran. Salah satu pemicu penerapan HOTS, yaitu: posisi peringkat Indonesia dalam PISA (Programme for International Student Assessment) dan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) yang masih rendah.
SOLUSI YANG DITAWARKAN PENULIS :
Upaya yang dapat dilakukan dalam mendukung ketercapaian pembelajaran berorientasi HOTS, yaitu dengan merancang dan mengimplementasikan pembelajaran yang mampu membentuk rasa ingin tahu, perilaku saintifik dan sosial peserta didik. Problem Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Masalah) sebagai salah satu rujukan model pembelajaran. Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang direkomendasikan khususnya dalam pembelajaran Matematika di tingkat SD/MI, karena mendorong peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik sejak dini melalui penyelidikan, pemecahan masalah, penyajian pemecahan masalah, review pemahaman peserta didik terkait konsep pemecahan masalah dan evaluasi proses pemecahan masalah yang berimplikasi pada perkembangan konstruksi pengetahuan peserta didik. Artikel Jurnal 2 (Jurnal Nasional) JUDUL ARTIKEL : Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan Matematika Siswa PENULIS : Aulia Firdaus, Mohammad Asikin, Budi Waluya, Zaenuri TAHUN TERBIT : 2021 NAMA JURNAL : Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama LINK ARTIKEL : https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/qalamuna/article/view/871 MASALAH YANG DIHADAPI PENULIS : Dalam jurnal tersebut penulis menghadapi permasalahn yaitu kemampuan siswa dalam hal literasi matematika masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara lain. Kondisi serupa terjadi pada siswa SMP Terpadu Al Minhaj Kabupaten Batang pada kemampuan literasi matematika yang masih tergolong rendah. Kemampuan literasi matematika di SMP Terpadu Al Minhaj belum bisa mencapai nilai minimal yang ditetapkan oleh MGMP yaitu minimal 50% harus mampu menjawab benar pada tiap konten yang ada pada soal. Kemampuan siswa untuk mengidentifikasi dan menuliskan masalah, kemampuan dalam mencapai solusi, menyimpulkan hasil matematika, menggunakan pemahaman konteks untuk menyelesaikan masalah, menggunakan representasi untuk memecahkan masalah merupakan komponen dari indikator kemampuan literasi matematika yang masih rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan literasi siswa SMP Terpadu Al Minhaj masih tergolong rendah. Fenomena rendahnya capaian hasil belajar siswa pada kemampuan literasi matematika menyebabkan rendahnya capaian hasil belajar siswa pada materi yang telah dipelajari.
SOLUSI YANG DITAWARKAN PENULIS :
Fenomena rendahnya capaian hasil belajar siswa pada kemampuan literasi matematika menyebabkan rendahnya capaian hasil belajar siswa pada materi yang telah dipelajari. Oleh sebab itu, kegiatan belajar harus dilakukan guru untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan literasi matematika yang baik. Salah satu alternatif inovasi pembelajaran yang dapat digunakan guru adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). PBL dapat berpengaruh positif dan signifikan untuk meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa. Sementara itu keunggulan PBL yaitu 1) siswa dapat memahami isi pelajaran dengan mudah, 2) menemukan pengetahuan baru bagi siswa karena guru memberikan pemecahan masalah yang menantang kemampuan siswa, 3) siswa aktif dalam pembelajaran, 4) membantu siswa untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata, 5) membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam kelompok, 6) dapat melakukan evaluasi diri, 7) lebih menyenangkan dan disukai siswa, 8) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki pada kehidupan nyata. Keterkaitan antara langkah-langkah PBL dengan literasi matematika adalah pada tahap orientasi masalah terkait dengan memahami dan merumuskan masalah, pada tahap mengorganisasi siswa untuk berkolaborasi keterkaitan dengan memahami masalah dan menetapkan model, membimbing pengalaman individu/kelompok keterkaitan dengan menerapkan model dan menggunakan matematika, mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi yang memiliki keterkaitan menggunakan matematika dan menjelaskan solusi, serta menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah berkaitan dengan menjelaskan solusi. Artikel Jurnal 3 (Jurnal Internasional) JUDUL ARTIKEL : PENULIS : TAHUN TERBIT : NAMA JURNAL : LINK ARTIKEL : MASALAH YANG DIHADAPI PENULIS : SOLUSI YANG DITAWARKAN PENULIS : TEORI TENTANG PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Pengertian/Definisi Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) merupakan model pembelajaran berbasis inkuiri yang berpusat pada siswa dimana dalam penerapannya, pembelajaran didorong oleh masalah yang membutuhkan solusi sehingga siswa membangun pengetahuan dan keterampilannya melalui rangkaian aktivitas pemecahan masalah. Ciri-Ciri Problem Based Learning memiliki karakteristik, yaitu: berpusat pada peserta didik sehingga mendorong peserta didik bertanggung jawab dalam memperoleh pengetahuan dalam pembelajaran; masalah sebagai titik awal pembelajaran merupakan masalah dunia nyata, ill- structured (tidak terstruktur), terintegrasi dengan berbagai disiplin ilmu dan membutuhkan penyelidikan; guru sebagai fasilitator; kolaborasi dan komunikasi merupakan hal yang penting untuk: membangun kerja sama peserta didik dalam memecahkan masalah, review pemahaman peserta didik terkait konsep setelah melalui proses pemecahan masalah, penilaian berupa self-assesment dan peer-assesment; serta evaluasi untuk mengetahui kemajuan pengetahuan peserta didik. Langkah-langkah Sintaks (Langkah-Langkah) Model Problem Based Learning dijabarkan sebagai berikut : - Orientasi peserta didik pada masalah - Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar - Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok - Mengembangkan dan menyajikan hasil karya - Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Contoh implementasinya Rancangan Pelaksanaan Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) di SD/MI pada Mata pelajaran Matematika Kelas VI SD/MI dengan sub materi Luas Permukaan dan Volume Gabungan Bangun Ruang. Sintaks pembelajaran dalam RPP merujuk pada langkah kerja Problem Based Learning dan penilaian pembelajaran Problem Based Learning yang berfokus pada proses dan produk. Materi ajar dan Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran diadaptasi dari Senang Belajar Matematika: Buku guru kelas VI SD/MI. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME GABUNGAN BANGUN RUANG KELAS VI MI/SD A. Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan luas permukaan gabungan dari beberapa bangun ruang 2. Mengidentifikasi luas permukaan gabungan dari beberapa bangun ruang 3. Menjelaskan volume gabungan dari beberapa bangun ruang 4. Menjelaskan volume gabungan dari beberapa bangun ruang B. Pelaksanaan Pembelajaran: 1. Guru memaparkan tujuan pembelajaran kepada peserta didik 2. Guru memberikan contoh benda dalam kehidupan sehari-hari yang bentuknya berupa gabungan beberapa bangun ruang 3. Guru membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok belajar 4. Implementasi Problem Based Learning : LANGKAH AKTIVITAS GURU AKTIVITAS SISWA KERJA Orientasi peserta 1. Guru mengarahkan 1. Peserta didik didik pada masalah dan memotivasi menemukan dan peserta didik untuk membaca referensi menemukan dan yang membahas membaca referensi tentang bangun ruang. yang membahas 2. Peserta didik tentang bangun ruang. mengamati wujud 2. Guru mengarahkan benda yang terdapat peserta didik untuk dalam buku mengamati wujud referensi/bahan benda yang terdapat bacaan, seperti: ice dalam buku cream (merupakan referensi/bahan gabungan bangun bacaan, seperti: ice ruang setengah bola cream (merupakan dan kerucut), rumah gabungan bangun (merupakan gabungan ruang setengah bola bangun ruang limas dan kerucut), rumah segiempat dan kubus), (merupakan gabungan pensil (merupakan bangun ruang limas gabungan bangun segiempat dan kubus), ruang tabung dan pensil (merupakan kerucut), tenda gabungan bangun (merupakan gabungan ruang tabung dan bangun ruang prisma kerucut), tenda segitiga dan balok) (merupakan gabungan dan lainnya. bangun ruang prisma segitiga dan balok) dan lainnya. Mengorganisasikan 1. Guru memotivasi 1. Peserta didik berusaha peserta didik untuk peserta didik untuk memahami dan belajar memahami dan menganalisis bacaan menganalisis bacaan yang berkaitan yang berkaitan dengan benda yang dengan benda yang terbentuk dari terbentuk dari gabungan bangun gabungan bangun ruang (misalnya: ice ruang (misalnya: ice cream, rumah, pensil, cream, rumah, pensil, tenda dan lainnya). tenda dan lainnya). 2. Peserta didik menulis 2. Guru membimbing hal-hal/ permasalahan peserta didik untuk yang ditemukan menulis hal-hal/ dalam bacaan yang permasalahan yang berkaitan dengan peserta didik temukan benda yang terbentuk dalam bacaan yang dari gabungan bangun berkaitan dengan ruang (misalnya: ice benda yang terbentuk cream, rumah, pensil, dari gabungan bangun tenda dan lainnya) ruang (misalnya: ice dengan bahasa cream, rumah, pensil, sendiri. Permasalahan tenda dan lainnya) yang ditemukan, dengan bahasa misalnya: sendiri. menentukan volume 3. Guru memastikan dan luas permukaan setiap anggota benda yang terbentuk memahami tugas dari gabungan bangun masing-masing. ruang. 3. Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data/bahan- bahan/alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Membimbing 1. Guru memotivasi 1. Peserta didik penyelidikan peserta didik untuk melakukan individu maupun menyelidiki dan penyelidikan (mencari kelompok menemukan informasi data/referensi/sumber) terkait pemecahan untuk bahan diskusi masalah benda yang kelompok. Misalnya: terbentuk dari Peserta didik gabungan bangun mengingat dan ruang. menuliskan kembali 2. Guru memotivasi dan rumus/cara mendampingi peserta menghitung volume didik dalam bernalar dan luas permukaan untuk memecahkan berbagai bangun masalah terkait benda ruang. yang terbentuk dari 2. Peserta didik gabungan bangun melakukan penalaran ruang. Misalnya: untuk memecahkan mendampingi peserta masalah terkait benda didik mempelajari yang terbentuk dari cara menghitung gabungan bangun volume dan luas ruang. Misalnya: permukaan ice cream peserta didik yang terbentuk dari mempelajari cara gabungan bangun menghitung volume ruang setengah bola dan luas permukaan dan kerucut. ice cream yang 3. Guru memantau terbentuk dari dari keterlibatan peserta gabungan bangun didik dalam ruang setengah bola pengumpulan dan kerucut. data/bahan selama 3. Peserta didik aktif proses penyelidikan melakukan dan penalaran. penyelidikan dan penalaran untuk memecahan permasalahan terkait benda yang terbentuk dari gabungan bangun ruang Mengembangkan Guru memantau diskusi dan Kelompok melakukan diskusi dan menyajikan membimbing pembuatan untuk menghasilkan solusi hasil karya laporan sehingga karya setiap pemecahan masalah dan kelompok siap untuk hasilnya dipresentasikan/ dipresentasikan. disajikan dalam bentuk karya. Menganalisis dan 1. Guru mengarahkan Setiap kelompok melakukan mengevaluasi dan memfasilitasi presentasi, kelompok yang proses pemecahan peserta didik dalam lain memberikan apresiasi. masalah mempresentasikan Kegiatan dilanjutkan dengan temuan mereka terkait merangkum/ membuat permasalahan benda kesimpulan sesuai dengan yang terbentuk dari masukan yang diperoleh dari gabungan beberapa kelompok lainnya. bangun ruang. 2. Guru menilai kualitas presentasi individu dan kelompok. 3. Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok memberikan penghargaan serta masukan kepada kelompok lainnya. 4. Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi tentang gabungan beberapa bangun ruang. 5. Guru mengevaluasi hasil belajar peserta didik terkait materi yang dipelajari.