Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS ARTIKEL JURNAL

TOPIK : PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Artikel Jurnal 1 (Jurnal Nasional)


JUDUL ARTIKEL : Problem Based Learning pada Pembelajaran Matematika di Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
PENULIS : Nur Fitriani Zainal
TAHUN TERBIT : 2022
NAMA JURNAL : Jurnal Basicedu
LINK ARTIKEL : https://www.jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/2650
MASALAH YANG DIHADAPI PENULIS :
Guru sebagai pendidik berperan penting dalam mengarahkan keberhasilan peserta didik
khususnya dalam mengembangkan potensi kecerdasan dan membentuk karakter mulia.
Bentuk pengembangan potensi kecerdasan peserta didik pada Abad ke 21 berupa
pengembangan keterampilan. Dalam mendukung ketercapaian keterampilan tersebut,
pemerintah menerapkan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi atau higher order thinking skill (HOTS) pada mata pelajaran matematika, literasi dan
IPA terutamapenerapan HOTS pada pembelajaran matematika yang dimana banyak guru
masih merasa kurang menguasai dan juga kesulitan saat kegiatan pembelajaran. Salah satu
pemicu penerapan HOTS, yaitu: posisi peringkat Indonesia dalam PISA (Programme for
International Student Assessment) dan TIMSS (Trends in International Mathematics and
Science Study) yang masih rendah.

SOLUSI YANG DITAWARKAN PENULIS :


Upaya yang dapat dilakukan dalam mendukung ketercapaian pembelajaran berorientasi
HOTS, yaitu dengan merancang dan mengimplementasikan pembelajaran yang mampu
membentuk rasa ingin tahu, perilaku saintifik dan sosial peserta didik.
Problem Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Masalah) sebagai salah satu rujukan
model pembelajaran. Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang
direkomendasikan khususnya dalam pembelajaran Matematika di tingkat SD/MI, karena
mendorong peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik sejak dini melalui
penyelidikan, pemecahan masalah, penyajian pemecahan masalah, review pemahaman
peserta didik terkait konsep pemecahan masalah dan evaluasi proses pemecahan masalah
yang berimplikasi pada perkembangan konstruksi pengetahuan peserta didik.
Artikel Jurnal 2 (Jurnal Nasional)
JUDUL ARTIKEL : Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Matematika Siswa
PENULIS : Aulia Firdaus, Mohammad Asikin, Budi Waluya, Zaenuri
TAHUN TERBIT : 2021
NAMA JURNAL : Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama
LINK ARTIKEL :
https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/qalamuna/article/view/871
MASALAH YANG DIHADAPI PENULIS :
Dalam jurnal tersebut penulis menghadapi permasalahn yaitu kemampuan siswa dalam hal
literasi matematika masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara lain.
Kondisi serupa terjadi pada siswa SMP Terpadu Al Minhaj Kabupaten Batang pada
kemampuan literasi matematika yang masih tergolong rendah. Kemampuan literasi
matematika di SMP Terpadu Al Minhaj belum bisa mencapai nilai minimal yang ditetapkan
oleh MGMP yaitu minimal 50% harus mampu menjawab benar pada tiap konten yang ada
pada soal. Kemampuan siswa untuk mengidentifikasi dan menuliskan masalah, kemampuan
dalam mencapai solusi, menyimpulkan hasil matematika, menggunakan pemahaman konteks
untuk menyelesaikan masalah, menggunakan representasi untuk memecahkan masalah
merupakan komponen dari indikator kemampuan literasi matematika yang masih rendah,
sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan literasi siswa SMP Terpadu Al Minhaj masih
tergolong rendah.
Fenomena rendahnya capaian hasil belajar siswa pada kemampuan literasi matematika
menyebabkan rendahnya capaian hasil belajar siswa pada materi yang telah dipelajari.

SOLUSI YANG DITAWARKAN PENULIS :


Fenomena rendahnya capaian hasil belajar siswa pada kemampuan literasi matematika
menyebabkan rendahnya capaian hasil belajar siswa pada materi yang telah dipelajari. Oleh
sebab itu, kegiatan belajar harus dilakukan guru untuk membantu siswa dalam meningkatkan
kemampuan literasi matematika yang baik. Salah satu alternatif inovasi pembelajaran yang
dapat digunakan guru adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning). PBL dapat berpengaruh positif dan signifikan untuk
meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa. Sementara itu keunggulan PBL yaitu 1)
siswa dapat memahami isi pelajaran dengan mudah, 2) menemukan pengetahuan baru bagi
siswa karena guru memberikan pemecahan masalah yang menantang kemampuan siswa, 3)
siswa aktif dalam pembelajaran, 4) membantu siswa untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata, 5) membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam kelompok, 6) dapat melakukan evaluasi diri, 7) lebih
menyenangkan dan disukai siswa, 8) memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki pada kehidupan nyata.
Keterkaitan antara langkah-langkah PBL dengan literasi matematika adalah pada tahap
orientasi masalah terkait dengan memahami dan merumuskan masalah, pada tahap
mengorganisasi siswa untuk berkolaborasi keterkaitan dengan memahami masalah dan
menetapkan model, membimbing pengalaman individu/kelompok keterkaitan dengan
menerapkan model dan menggunakan matematika, mengembangkan dan menyajikan hasil
diskusi yang memiliki keterkaitan menggunakan matematika dan menjelaskan solusi, serta
menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah berkaitan dengan menjelaskan
solusi.
Artikel Jurnal 3 (Jurnal Internasional)
JUDUL ARTIKEL :
PENULIS :
TAHUN TERBIT :
NAMA JURNAL :
LINK ARTIKEL :
MASALAH YANG DIHADAPI PENULIS :
SOLUSI YANG DITAWARKAN PENULIS :
TEORI TENTANG PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Pengertian/Definisi
Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) merupakan model pembelajaran
berbasis inkuiri yang berpusat pada siswa dimana dalam penerapannya, pembelajaran
didorong oleh masalah yang membutuhkan solusi sehingga siswa membangun pengetahuan
dan keterampilannya melalui rangkaian aktivitas pemecahan masalah.
Ciri-Ciri
Problem Based Learning memiliki karakteristik, yaitu: berpusat pada peserta didik sehingga
mendorong peserta didik bertanggung jawab dalam memperoleh pengetahuan dalam
pembelajaran; masalah sebagai titik awal pembelajaran merupakan masalah dunia nyata, ill-
structured (tidak terstruktur), terintegrasi dengan berbagai disiplin ilmu dan membutuhkan
penyelidikan; guru sebagai fasilitator; kolaborasi dan komunikasi merupakan hal yang
penting untuk: membangun kerja sama peserta didik dalam memecahkan masalah, review
pemahaman peserta didik terkait konsep setelah melalui proses pemecahan masalah,
penilaian berupa self-assesment dan peer-assesment; serta evaluasi untuk mengetahui
kemajuan pengetahuan peserta didik.
Langkah-langkah
Sintaks (Langkah-Langkah) Model Problem Based Learning dijabarkan sebagai berikut :
- Orientasi peserta didik pada masalah
- Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
- Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Contoh implementasinya
Rancangan Pelaksanaan Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) di SD/MI
pada Mata pelajaran Matematika Kelas VI SD/MI dengan sub materi Luas Permukaan dan
Volume Gabungan Bangun Ruang. Sintaks pembelajaran dalam RPP merujuk pada langkah
kerja Problem Based Learning dan penilaian pembelajaran Problem Based Learning yang
berfokus pada proses dan produk. Materi ajar dan Langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran diadaptasi dari Senang Belajar Matematika: Buku guru kelas VI SD/MI.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME GABUNGAN BANGUN RUANG
KELAS VI MI/SD
A. Tujuan Pembelajaran:
1. Menjelaskan luas permukaan gabungan dari beberapa bangun ruang
2. Mengidentifikasi luas permukaan gabungan dari beberapa bangun ruang
3. Menjelaskan volume gabungan dari beberapa bangun ruang
4. Menjelaskan volume gabungan dari beberapa bangun ruang
B. Pelaksanaan Pembelajaran:
1. Guru memaparkan tujuan pembelajaran kepada peserta didik
2. Guru memberikan contoh benda dalam kehidupan sehari-hari yang bentuknya
berupa gabungan beberapa bangun ruang
3. Guru membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok belajar
4. Implementasi Problem Based Learning :
LANGKAH AKTIVITAS GURU AKTIVITAS SISWA
KERJA
Orientasi peserta 1. Guru mengarahkan 1. Peserta didik
didik pada masalah dan memotivasi menemukan dan
peserta didik untuk membaca referensi
menemukan dan yang membahas
membaca referensi tentang bangun ruang.
yang membahas 2. Peserta didik
tentang bangun ruang. mengamati wujud
2. Guru mengarahkan benda yang terdapat
peserta didik untuk dalam buku
mengamati wujud referensi/bahan
benda yang terdapat bacaan, seperti: ice
dalam buku cream (merupakan
referensi/bahan gabungan bangun
bacaan, seperti: ice ruang setengah bola
cream (merupakan dan kerucut), rumah
gabungan bangun (merupakan gabungan
ruang setengah bola bangun ruang limas
dan kerucut), rumah segiempat dan kubus),
(merupakan gabungan pensil (merupakan
bangun ruang limas gabungan bangun
segiempat dan kubus), ruang tabung dan
pensil (merupakan kerucut), tenda
gabungan bangun (merupakan gabungan
ruang tabung dan bangun ruang prisma
kerucut), tenda segitiga dan balok)
(merupakan gabungan dan lainnya.
bangun ruang prisma
segitiga dan balok)
dan lainnya.
Mengorganisasikan 1. Guru memotivasi 1. Peserta didik berusaha
peserta didik untuk peserta didik untuk memahami dan
belajar memahami dan menganalisis bacaan
menganalisis bacaan yang berkaitan
yang berkaitan dengan benda yang
dengan benda yang terbentuk dari
terbentuk dari gabungan bangun
gabungan bangun ruang (misalnya: ice
ruang (misalnya: ice cream, rumah, pensil,
cream, rumah, pensil, tenda dan lainnya).
tenda dan lainnya). 2. Peserta didik menulis
2. Guru membimbing hal-hal/ permasalahan
peserta didik untuk yang ditemukan
menulis hal-hal/ dalam bacaan yang
permasalahan yang berkaitan dengan
peserta didik temukan benda yang terbentuk
dalam bacaan yang dari gabungan bangun
berkaitan dengan ruang (misalnya: ice
benda yang terbentuk cream, rumah, pensil,
dari gabungan bangun tenda dan lainnya)
ruang (misalnya: ice dengan bahasa
cream, rumah, pensil, sendiri. Permasalahan
tenda dan lainnya) yang ditemukan,
dengan bahasa misalnya:
sendiri. menentukan volume
3. Guru memastikan dan luas permukaan
setiap anggota benda yang terbentuk
memahami tugas dari gabungan bangun
masing-masing. ruang.
3. Peserta didik
berdiskusi dan
membagi tugas untuk
mencari data/bahan-
bahan/alat yang
diperlukan untuk
menyelesaikan
masalah.
Membimbing 1. Guru memotivasi 1. Peserta didik
penyelidikan peserta didik untuk melakukan
individu maupun menyelidiki dan penyelidikan (mencari
kelompok menemukan informasi data/referensi/sumber)
terkait pemecahan untuk bahan diskusi
masalah benda yang kelompok. Misalnya:
terbentuk dari Peserta didik
gabungan bangun mengingat dan
ruang. menuliskan kembali
2. Guru memotivasi dan rumus/cara
mendampingi peserta menghitung volume
didik dalam bernalar dan luas permukaan
untuk memecahkan berbagai bangun
masalah terkait benda ruang.
yang terbentuk dari 2. Peserta didik
gabungan bangun melakukan penalaran
ruang. Misalnya: untuk memecahkan
mendampingi peserta masalah terkait benda
didik mempelajari yang terbentuk dari
cara menghitung gabungan bangun
volume dan luas ruang. Misalnya:
permukaan ice cream peserta didik
yang terbentuk dari mempelajari cara
gabungan bangun menghitung volume
ruang setengah bola dan luas permukaan
dan kerucut. ice cream yang
3. Guru memantau terbentuk dari dari
keterlibatan peserta gabungan bangun
didik dalam ruang setengah bola
pengumpulan dan kerucut.
data/bahan selama 3. Peserta didik aktif
proses penyelidikan melakukan
dan penalaran. penyelidikan dan
penalaran untuk
memecahan
permasalahan terkait
benda yang terbentuk
dari gabungan bangun
ruang
Mengembangkan Guru memantau diskusi dan Kelompok melakukan diskusi
dan menyajikan membimbing pembuatan untuk menghasilkan solusi
hasil karya laporan sehingga karya setiap pemecahan masalah dan
kelompok siap untuk hasilnya dipresentasikan/
dipresentasikan. disajikan dalam bentuk karya.
Menganalisis dan 1. Guru mengarahkan Setiap kelompok melakukan
mengevaluasi dan memfasilitasi presentasi, kelompok yang
proses pemecahan peserta didik dalam lain memberikan apresiasi.
masalah mempresentasikan Kegiatan dilanjutkan dengan
temuan mereka terkait merangkum/ membuat
permasalahan benda kesimpulan sesuai dengan
yang terbentuk dari masukan yang diperoleh dari
gabungan beberapa kelompok lainnya.
bangun ruang.
2. Guru menilai kualitas
presentasi individu
dan kelompok.
3. Guru membimbing
presentasi dan
mendorong kelompok
memberikan
penghargaan serta
masukan kepada
kelompok lainnya.
4. Guru bersama peserta
didik menyimpulkan
materi tentang
gabungan beberapa
bangun ruang.
5. Guru mengevaluasi
hasil belajar peserta
didik terkait materi
yang dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai