Oleh :
NPM. 17144100023
ABSTRAK
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara konvensional
(umum).
2. Rendahnya Tingkat keaktifan dalam belajar.
3. Overnya tingkat kenakalan siswa.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini membahas mengenai
masalah perbandingan model pemebelajaran Time Token dan model
pembelajaran CPS (Creative Problem Solving) terhadap prestasi belajar
ditinjau dari keaktifan siswa SMA kelas X di kabupaten Sleman dan Bantul.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti bermaksud melaksanakan
penelitian dengan judul, Perbandingan Model Pembelajaran Time Token dan
CPS ( Creative Problem Solving ) terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari
Keaktifan Siswa Kelas X SMA se-Kabupaten Sleman dan Bantul.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai
peneliti yaitu:
1. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika antar model
pembelajaran dan antar keaktifan siswa SMA kelas X se-kabupaten
Sleman dan Bantul.
2. Untuk mengetahui perbedaan prestasi yang menggunakan model
pembelajaran Time Token dibandingkan dengan model pembelajaran
Creative Problem Solving ( CPS ).
3. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang
memiliki keaktifan belajar tinggi yang pelajaranya menggunakan
model Time Token ebih tinggi dibandikan dengan yang
menggunakan Creative Problem Solving ( CPS ).
4. Untuk mengetahui interaksi antar model pembelajaran dengan
keaktifan terhadap prestasi belajar matematika.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat diantaranya adalah:
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan secara teoritis mampu
memberikan konstribusi terhadap pembelajaran matematika terutama
tentang kreativitas dan prestasi belajar matematika siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa Meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar.
b. Bagi Guru Sebagai alternatif pembelajaran didalam kelas
menggunakan pembelajaran Time Token dan Creative Problem
Solving (CPS).
c. Bagi Sekolah Sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui kinerja
guru dalam menyampaikan materi dialam kelas.
5
5
d. Bagi Peneliti
1) Dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan keaktifan belajar dalam
memahami matematika.
2) Dapat digunakan sebagi acuan untuk melakukan penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Keaktifan
Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 19) berarti giat
(bekerja atau berusaha), sedangkan keaktifan diartikan sebagai hal atau
keadaan dimana siswa dapat aktif. Aktif artinya bahwa dalam
pembelajaran peserta didik aktif secara fisik dan mental dalam hal
mengemukakan penalaran, menemukan kaitan satu dengan yang lain,
mengkomunikasikan ide atau gagasan, mengemukakan bentuk
representasi yang tepat, dan menggunakan semua itu untuk memecahkan
masalah (Iif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, 2011: 30).
Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan
mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap
guru di dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar siswa ditandai oleh
adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional, dan fisik
jika dibutuhkan (Anurrahman, 2012: 119).
Menurut Nana Sudjana (2005: 61) keaktifan siswa dpat dilihat
dalam:
a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
b. Terlibat dalam pemecahan masalah
c. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya
d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah
e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh
g. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis
h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang
dihadapinya.
6
7
2. Prestasi
Belajar adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada semua orang
yang berlangsung seumur hidup. Belajar adalah kegiatan individu
memperoleh pengetahuan, prilaku dan keterampilan dengan cara
mengolah bahan belajar. Menurut Robert M. Gagne, belajar merupakan
kegiatan yang kompleks dengan hasil belajar berupa kemampuan yang
dihasilkan dari stimulasi yang berasal dari lingkungan, serta proses
kognitif yang dilakukan oleh pelajar (Roida, 2012).
Jadi belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada
semua orang dan berlangsung seumur hidup. Dengan perkataan lain juga
dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang berlansung
secara terus menerus, artinya sepanjang hayatnya manusia akan
mengalami proses belajar, sedangkan salah satu definisi modern tentang
9
B. Kerangka Berfikir
Pembelajaran matematika hendaknya di desain untuk dapat memberikan
kesempatan kepada siswa agar dapat menumbuhkembangkan kemampuan
mereka secara maksimal. Dengan demikian pembelajaran matematika
menuntut keaktifan siswa sedangkan guru hanya sebagai fasilitator untuk
membantu siswa dalam pembelajaran.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel independen (bebas) dan variabel
dependen (terikat). Variabel independen ini ada dua, Model Pembelajaran
sebagai (X1) yang terdiri dari dua yaitu Model Pembelajaran Time Token dan
Model Pembelajaran Creative Problem Solving. Kreativitas sebagai (X2)
terdiri dari keaktifan belajar tinggi dan Keaktifan belajar rendah. Variabel
dependen adalah prestasi belajar matematika (y).
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, hipotesis penelitian ini dapat di
rumuskan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan prestasi belajar matematika antar model pembelajaran
dan antar Keaktifan siswa SMA kelas X se-kabupaten Sleman dan
Bantul.
2. Ada perbedaan prestasi yang menggunakan model pembelajaran Time
Token dibandingkan dengan model pembelajaran Creative Problem
Solving (CPS).
3. Ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang memiliki
kreativitas berprestasi tinggi yang pelajaranya menggunakan model
Tiem Token lebih tinggi dibandikan dengan yang menggunakan
Creative Problem Solving ( CPS )
4. Ada interaksi antar model pembelajaran dengan keaktifan terhadap
prestasi belajar matematika
21
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Metode
eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari, yang bertujuan untuk mengetahui apakah sesuatu metode,
prosedur, sistem, proses, alat, dan bahan serta model efektif dan efisien
jika diterapkan di suatu tempat.
Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada
tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat
tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada
beberapa kelompok kontrol untuk perbandingan.
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode kuasi
eksperimen yang betul-betul (True Experimental Design) berbentuk
Pretest – Posttes Control Group Design (Sugiyono, 2016).
21
22
RERATA
NO NAMA SATUAN PENDIDIKAN
NILAI
D. Variabel Penelitian
Menurut Hatch dan Farhady variabel didefinisikan sebagi atibut
seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan
yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lainnya. (Sugiyono, 2016).
Adapun Kidder mengatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana
peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. (Sugiyono, 2016).
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka peneliti menyimpulkan
bahwa variabel penelitian adalah suatu sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang dipelajari peneliti untuk menarik
kesimpulan.
Pembelajaran matematika hendaknya di desain untuk dapat memberikan
kesempatan kepada siswa agar dapat menumbuhkembangkan kemampuan
mereka secara maksimal. Dengan demikian pembelajaran matematika
menuntut keaktifan siswa sedangkan guru hanya sebagai fasilitator untuk
membantu siswa dalam pembelajaran.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel independen (bebas) dan variabel
dependen (terikat). Variabel independen ini ada dua, Model Pembelajaran
sebagai (X1) yang terdiri dari dua yaitu Model Pembelajaran Time Token dan
Model Pembelajaran Creative Problem Solving. Keaktifan sebagai (X2)
terdiri dari keaktifan belajar tinggi dan Keaktifan belajar rendah. Variabel
dependen adalah prestasi belajar matematika (y). Penelitian ini menggunakan
empat subjek yaitu:
- Subjek 1: Keaktifan Belajar siswa tinggi yang diajar menggunakan
model Time Token
- Subjek 2: Keaktifan Belajar rendah yang diajar menggunakan model
Time Token
- Subjek 3: Keaktifan Belajar siswa tinggi yang diajar menggunakan
model CPS.
28
Pendahuluan
1 Guru menyiapkan siswa secara psikis dan
fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
2 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari
3 Guru menyampaikan manfaat
mempelajari materi yang akan dibahas
4 Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran
yang akan dicapai
5 Guru menjelaskan kriteria tes yang akan
dilakukan dalam proses pembelajaran
6 Guru menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan
30
Kegiatan inti
7 Guru menggunakan pendekatan
pembelajaran saintifik
8 Guru menghubungkan materi/ tugas pada
mata pelajaran Matematika dengan mata
pelajaran kompetensi kejuruan
9 Guru menggunakan media pembelajaran dan
sumber belajar lainnya
Yogyakarta, ………………….
Observer,
31
1. Uji Normalitas
Untuk menguji apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak,
maka dilakukan uji normalitas dengan menggunakan chi kuadrat.
Langkah-langkah uji normalitas data dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
32
2
k
f oi −f ei 2
X hitung =∑ ( )
i=1 f ei
Keterangan :
X2 : Nilai chi kuadrat (chi square)
foi : Nilai frekuensi yang diperoleh berdasarkan data
fai : Nilai frekuensi ekspektasi
k : Banyaknya kelas
c. Mencari X 2tabel
Cari X 2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = k – 3 dan taraf
kepercayaan 95% atau taraf signifikan α =5 %.
- Jika X 2hitung ≤ X 2 ≤ X 2tabel , maka distribusi data dinyatakan
normal.
- Jika X 2hitung> X 2tabel, maka distribusi data dinyatakan tidak
normal.
(Sugiyono, 2016)
2. Uji Homogenitas
Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui
variansi atau keragaman sampel homogen atau tidak. Rumus yang
digunakan pada uji homogenitas adalah uji Barlett menggunakan
bantuan Microsoft Office Excel 2013, dengan rumus yaitu:
a. Varians gabungan dari semua sampel
33
∑ (ni−1) S 2i
S2= i=1k
∑ (ni−1)
i=1
b. Harga satuan B
B=¿
c. Statistik chi-kuadrat
k
{
x ={ ln 10 } B−∑ ( ni−1) log S2i
2
i=1
}
Keterangan:
ni : Banyaknya sampel ke-i
Si : Varians sampel ke-i
B : Jumlah dari derajat kebebasan sampel dengan
logaritma dari variansi gabungan
log S2 : Logaritma dari varians gabungan hitung
(ni – 1) : Jumlah dari derajat kebebasan
k : Banyaknya kelompok sampel
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dan derajat
kebebasan (dk) = k-1, kriteria pengujian :
Jika X 2hitung ≤ X 2tabel, maka varians sampel homogen.
Jika X 2hitung> X 2tabel, maka varians sampel tidak homogen.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Maria Cleopatra. (2015). Pengaruh Gaya Hidup Dan Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Matematika, Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, Vol 5, No 2,
174.
34