Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BLENDED

LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNIK


PENGELASAN SISWA KELAS X SMKN 1 LUBUK PAKAM
TA 2022/2023

JURNAL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari


Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh
EKKLESIA ADE PRATIWI SIHOMBING
5171121003

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2024
LEMBAR PERSETUJUAN

JURNAL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING


PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PENGELASAN SISWA
KELAS X SMKN 1 LUBUK PAKAM TA 2022/2023

Oleh :
EKKLESIA ADE PRATIWI SIHOMBING
5171121003

Jenjang Pendidikan S- Jurusan Pendidikan Teknik Mesin


Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

Telah Disetujui Untuk


Mengajukan Penyerahan Skripsi

Medan, 29 Januari 2024


Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing

Prof. Selamat Triono, M.Sc., Ph.D


NIP. 195812081984031001
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING PADA
MATA PELAJARAN TEKNIK PENGELASAN SISWA KELAS X
SMKN 1 LUBUK PAKAM TA 2022/2023

𝐄𝐤𝐤𝐥𝐞𝐬𝐢𝐚 𝐀𝐝𝐞 𝐏𝐫𝐚𝐭𝐢𝐰𝐢 𝐒𝐢𝐡𝐨𝐦𝐛𝐢𝐧𝐠 𝟏 , 𝐏𝐫𝐨𝐟. 𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐓𝐫𝐢𝐨𝐧𝐨, 𝐌. 𝐒𝐜. , 𝐏𝐡. 𝐃𝟐


Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
E-mail : ekklesiaadepratiwihombing@gmail. com1 , selamattrionoahmad@gmail. com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan peningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan
Blanded Learning dan untuk mengetahui faktor mendukung dan menghambat peningkatan hasil
belajar siswa menggunakan pembelajaran Blanded Learning. Metode yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus yang
terdiri dari empat kompetensi dalam setiap pelaksanaan siklus, yaitu tahap perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti berkolaborasi dengan guru
mata pelajaran Teknik Pengelasan. Guru menerapkan rencana yang dibuat peneliti, sementara penulis
bertindak sebagai perencana, pengamat, analisis data, dan penulis laporan. Instrumen pengumpulan
data yang digunakan adalah tes dan juga lembar observasi.Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa
model Blanded Learning dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar murid berdasarkan
temuan analisis penelitian. Teristimewa standar kompetensi teknik pengelasan manual (SMAW). Hal
ini terlihat pada pra siklus dengan nilai rata-rata 69,6, meningkat pada siklus I dengan nilai rata-rata
74,48, dan meningkat lagi pada siklus II dengan nilai rata-rata 82,18. Sedangkan pra siklus memiliki
tingkat ketuntasan 37,5%, siklus I memiliki tingkat ketuntasan 59,4%, dan siklus II memiliki tingkat
ketuntasan 87,5%, terjadi peningkatan tingkat ketuntasan murid.

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Blanded Learning, Teknik Pengelasan

Abstract
The aim of this research is to improve student learning outcomes through the application of Blended
Learning and to determine the factors that support and hinder the improvement of student learning
outcomes using Blended Learning. The method used in this research is the Classroom Action
Research (CAR) method which is carried out in two cycles consisting of four competencies in each
cycle, namely the planning, action, observation and reflection stages. In this Classroom Action
Research the researcher collaborated with the Welding Engineering subject teacher. The teacher
implements the plan made by the researcher, while the writer acts as a planner, observer, data analyst,
and report writer. The data collection instruments used were tests and observation sheets. The results
of this research conclude that the Blended Learning model can be used to improve student learning
outcomes based on research analysis findings. Especially the competency standards for manual
welding techniques (SMAW). This was seen in the pre-cycle with an average value of 69.6, increased
in cycle I with an average value of 74.48, and increased again in cycle II with an average value of
82.18. Meanwhile, the pre-cycle had a completion rate of 37.5%, cycle I had a completion rate of
59.4%, and cycle II had a completion rate of 87.5%, there was an increase in student completion
levels..

Keywords: Learning model, Blended Learning, Welding Techniques.

1
2

I. Pendahuluan pengetahuan yang pesat ditunjang oleh


Hasil belajar siswa merupakan tolak perkembangan teknologi menuju
ukur ataupun penilaian yang bisa terbentuknya masyarakat digital.
dijadikan sebagai acuan berhasil atau Masyarat digital yang mampu memiliki
tidaknya suatu pembelajaran. Hasil keterampilan abad 21 seperti
belajar dapat berupa kemampuan – keterampilan untuk belajar secara
kemampuan yang dimiliki siswa. mandiri (the ability to learn
Kemampuan ini didapat setelah melalui independently), etika dan tanggung
dan menerima pengalaman – jawab (ethicd and responsibility),
pengalaman dalam proses belajar yang keterampilan komunikasi
diperoleh oleh siswa. Untuk mengetahui (communication skills), keterampilan
hasil belajar yang diperoleh oleh siswa berpikir (thinking skills; critical thinking
maka dilakukan penilaian hasil belajar. problem – solving, creativity,
Tinggi dan bagus nilai hasil belajar originality, strategizing), kerja tim dan
berarti proses pembelajaran telah sukses. fleksibelitas (team work and flexibility),
Akan tetapi rendahnya hasil belajar serta keterampilan digital (digital skills)
siswa menunjukkan tidak tercapai dan dan keterampilan literasi. (Hana, Ridwan
suksesnya proses pembelajaran. : 2020, 597).
Menurut Nana Sudjana (1995: 26) hasil Berdasarkan hasil observasi pada
belajar yang dicapai dipengaruhi dua tanggal 2 Juni 2022 hasil belajar pada
faktor utama, yakni : faktor dalam diri mata pelajaran Teknik Pengelasan kelas
dan faktor lingkungan X program keahlian Teknik Pemesinan
Adapun menurut Slameto (2010:54) belum optimal. Nilai rata-rata siswa
faktor – faktor yang mempengaruhi hasil masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan
belajar dapat dikaji sebagai berikut : Minimal (KKM). Hasil belajar siswa
faktor internal yang meliputi : faktor pada mata pelajaran teknik Pengelasan
jasmani (kesehatan dan cacat tubuh), terlihat belum optimal. Pada tahun ajaran
faktor fisiologis (intelegensi, perhatian, 2021/2022 yang dimana, kelas X TP 1
minat, bakat, motif, kematangan, dan terdapat 20 siswa yang memiliki nilai ≤
kedisiplinan) dan faktor kelelahan 75, 6 siswa yang memiliki nilai 76 – 80,
(jasmani dan rohani); faktor eksternal 4 siswa yang memiliki nilai 81 – 89, 0
yang meliputi : faktor keluarga (relasi siswa yang memiliki nilai 90 – 100. Pada
antar keluarga, keadaan ekonomi kelas X TP 2 terdapat 19 siswa yang
keluarga, latar belakang kebudayaan memiliki nilai ≤ 75, 6 siswa yang
keluarga), faktor sekolah (metode memiliki nilai 76 – 80, 5 siswa yang
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan memiliki nilai 81 – 89, dan 0 siswa yang
siswa, disiplin siswa, keadaan gedung) memiliki nilai 90 – 100. Dari data
dan faktor kegiatan masyarakat (media tersebut terlihat hasil belajar siswa pada
massa, teman bergaul, dan bentuk mata pelajaran teknik Pengelasan pada
kehidupan masyarakat). kelas X TP 1, dan X
Memasuki era revolusi industry 4.0,
yaitu era dimana perkembangan ilmu
3

TP 2 di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam b Kurangnya pemanfaatan


masih belum memenuhi kriteria standart teknologi dan media dalam
nilai ketuntasan belajar. penyampaian materi yang
Paradigma pembelajaran yang dapat digunakan guru.
mengatasi kendala siswa dalam c Rendahnya pemahaman Blanded
pembelajaran teori maupun praktik Learning sebagai model
diperlukan untuk mengatasinya. Dalam pembelajaran dikarenakan
proses pembelajaran diera teknologi saat kurangnya pengetahuan tentang
ini model pembelajaran blanded konsep penerapan dan manfaat
learning diperlukan dalam pembelajaran terhadap hasil belajar.
di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Seperti d Siswa tidak serius dalam
sudah dijelaskan blanded learning menanggapi pembelajaran yang
mampu mengatasi kejenuhan siswa disampaikan oleh guru.
dalam proses pembelajaran juga e Siswa tidak mau bertanya kepada
memotivasi siswa untuk mampu belajar guru saat tidak memahami
mandiri dan juga mencari solusi dalam pelajaran yang disampaikan oleh
penyelesaian masalah juga membuat guru.
siswa lebih aktif dan mengambil peran
dalam pendidikan. 3. PUSTAKA
Berdasarkan uraian diatas dapat
Hakikat Belajar
disimpulkan bahwa masih ada beberapa
faktor yang menghambat siswa Belajar merupakan proses untuk
memperoleh hasil belajar yang memperoleh pengetahuan, keterampilan
memuaskan. Permasalahan di atas dapat dan sikap yang menghasilkan suatu
menggambarkan bahwa model perubahan tingkah laku. Menurut
pembelajaran berpengaruh dalam Slameto (2010:2) Belajar ialah suatu
pencapaian hasil belajar siswa. Maka proses usaha yang dilakukan seseorang
penelitian dengan judul Penerapan untuk memperoleh suatu perubahan
Model Pembelajaran Blanded Learning tingkah laku yang baru secara
pada Mata Pelajaran Teknik Pengelasan keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya
Siswa Kelas X SMKN 1 Lubuk Pakam sendiri dengan interaksi dengan
perlu dilakukan. lingkungannya. Dari pendapat diatas
dapat diketahui bahwa melalui proses
2. MASALAH
belajar akan menyebabkan perubahan
Berdasarkan latar belakang masalah pada diri individu terhadap suatu keadaan
yang telah diuraikan, dapat yang lebih baik.
diidentifikasikan masalah sebagai Lebih lanjut, Degeng (2013)
berikut: menyatakan bahwa “Belajar merupakan
a Hasil belajar siswa kelas X mata pengaitan pengetahuan baru pada
pelajaran Teknik Pengelasan struktur kognitif yang sudah dimiliki si
SMK Negeri 1 Lubuk Pakam pelajar. Maksudnya adalah peserta didik
masih tergolong rendah. dalam proses belajar akan menghubung-
4

hubungkan pengetahuan yang telah Blanded learning merupakan istilah


dimilikinya kemudian menghubungkan yang berasal dari bahasa Inggris yang
pengetahuan baru.” terdiri dari dua suku kata, blanded dan
Sesuai dengan pendapat para ahli learning. Blanded artinya campuran atau
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kobinasi yang baik. Blanded learning ini
suatu perubahan tingkah laku yang pada dasarnya merupakan gabungan
dihasilkan karena sebuah pengalaman keunggulan pembelajaran yang
yang telah dialami oleh peserta didik dilakukan secara tatap muka dan secara
sehingga menghasilkan perubahan di virtual.
mana perubahan itu bersifat konstan. Menurut Moebs dan Weilbelzahi
(dalam Husamah, 2014:12) Blanded
Mata Pelajaran Teknik Pengelasan learning sebagai pencampuran online
Pengelasan adalah salah satu bidang dan pertemuan tatap muka (face to face
yang diajarkan di SMK. Pengelasan meeting) dalam satu aktivitas
adalah salah satu teknik penyambungan pembelajaran yang terintegrasi.
logam dengan cara mencairkan sebagian Menurut Sulihin (2012) dalam
logam induk dan logam pengisi dengan jurnalnya yang berjudul “Pengaruh
atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa Blanded Learning Terhadap Motivasi
logam penambah dan menghasilkan Belajar Dan Hasil Belajar Siwa Tingkat
sambungan yang kontinu. SMK” Blanded learning merupakan
Mata pelajaran teknik pengelasan kombinasi karakteristik pembelajaran
bertujuan agar siswa mampu tradisional dan lingkungan pembelajaran
mengidentifikasi jenis dan fungsi alat- elektronik atau Blanded learning
alat pengelasan, berbagai jenis dimensi. Jadi, Blanded Learning adalah
Untuk aspek sikap, siswa diharapkan model pembelajaran yang
mampu menyadari pentingnya kesehatan menggabungkan tatap muka dan tidak
dan keselamatan kerja, responsive, tatap muka di mana pembelajaran
kreatif, dan inovatif dalam kegiatan teori berbasis online atau E-learning menjadi
maupun praktek materi pelajaran media yang memiliki peran penting
pengelasan dengan tingkat presisi secara dalam proses kegiatan belajar mengajar
teliti dan cermat. sehingga ada perubahan dalam proses
Dari uraian diatas dapat disimpulkan pembelajaran. Blanded learning juga
bahwa pada hakikatnya mata merupakan pembelajaran yang
pelajaran Teknik Pengelasan fokus pada mengkombinasikan pembelajaran sistem
kompetensi tingkat menengah yang harus konvensional dan modern. Dengan
dimiliki oleh tenaga operator, teknisi dan blanded learning siswa akan merasakan
jabatan lain sesuai dengan perkembangan pengalaman belajar yang baru.
dunia kerja teknik pengelasan.
Google Classroom
Blanded Learning
Berdasarkan pendapat Ernawati
(2018. h.15) , google classroom ialah
sebuah system e- learning yang
5

disediakan oleh google yang merupakan Negeri 1 Lubuk Pakam dengan waktu
layanan berbasis internet. Layanan ini pengerjaan di semester genap
dirancanag agar mempermudah pendidik 2022/2023. Jadwal Penelitian yang
dalam membuat dan mengirimkan tugas dilaksanakan adalah sebagai berikut :
kepada pelajar secara paperless. Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Seseorang yang hendak menggunakan
Bulan / Minggu tahun
layanan ini diharuskan memiliki akun di Jenis
2022/2023
google. Google classroom merupakan Kegiatan
Maret April Mei Juni
sebuah aplikasi yang memungkinkan Uji Coba
terciptanya ruang kelas didunia maya. Instrume
Google classroom didesain untuk n
empat pengguna yaitu pengajar, siswa, Perencan
aan/Pra
wali dan administrator. Bagi pengajar
Siklus
dapat mengelola kelas, tugas, nilai serta Siklus I
memberikan masukan secara langsung Siklus II
(real-time). Siswa dapat memantau Subjek yang diteliti yaitu siswa
materi dan tugas kelas, berbagi materi kelas X TP 1 SMK Negeri 1 Lubuk
dan berinteraksi dalam aliran kelas atau Pakam yang terdiri dari 32 siswa dan 1
melalui email, mengirim tugas dan guru pengampu mata pelajaran teknik
mendapat masukan dan nilai secara pengelasan
langsung. Wali mendapat ringkasan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.
email terkait tugas siswa. Administrator Peserta penelitian berada dalam keadaan
dapat membuat, melihat atau menghapus yang sehat dan terlibat dalam instruksi
kelas di domainnya, menambahkan atau yang berlangsung di kelas. Penelitian ini
menghapus siswa dan pengajar dari kelas bertujuan untuk menerapkan pendekatan
serta melihat tugas di semua kelas 39 di pembelajaran dengan model Blanded
domainnya (Graham & Borgen, 2018: Learning pada pembelajaran kelas X TP
77). 1 SMK Negeri 1 Lubuk Pakam pada
mata pelajaran teknik pengelasan.
4. METODE PENELITIAN
Adapun dalam penelitian tindakan
Penelitian ini dilakukan di SMK kelas ini menggunakan model Kurt-
Negeri 1 Lubuk Pakam yang berlokasi di Lewin yang memiliki konsep inti dalam
jalan Galang Tanjung Gabus 1 satu siklus memiliki 4 langkah, yaitu :
Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau
dilaksanakan pada tahun ajaran tindakan (action), (3) pengamatan
2022/2023 pada bulan April - Juni 2023. (observation), dan (4) refleksi
Waktu penelitian disesuaikan (reflection). Prosedur penelitian
dengan jadwal pembelajaran Teknik tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus,
Pengelasan pada kelas X Teknik dengan tiap siklus dilaksanakan sesuai
Permesinan sehingga tidak menganggu dengan perubahan yang ingin dicapai
aktivitas belajar mengajar di SMK pada faktor – faktor yang diselidiki.
6

Hubungan keempat komponen tersebut siswa.


dapat digambarkan sebagai berikut : b. Menghitung nilai jawaban
pretest dan postest siswa dengan
menggunakan rumus.
jumlah jawaban benar
Nilai = × 100
skor total

c. Menghitung nilai rata-rata tes


keseluruhan siswa.
Skor rata − rata
Jumlah total skor
=
Jumlah siswa

Mengukur tingkat penguasaan


konsep dengan cara membandingkan
presentase nilai :
Tabel 2. Kategori Penguasaan Konsep
Nilai % Katagori
Gambar 1. Peta pembelajaran siklus I 81% - 100% Sangat baik
dan siklus II
61% - 80% Baik
5. ANALISIS 41% - 60% Cukup
Setelah keseluruhan data terkumpul, 21% - 40% Kurang
maka tahap selanjutnya adalah analisis 0% - 20% Sangat Kurang
data, karena pada tahap inilah peneliti (Usman 2006: 107)
dapat merumuskan hasil-hasil
penelitiannya. Data yang telah b. Aktivitas Siswa
terkumpul selanjutnya diolah dengan Untuk mengetahui aktivitas siswa
menggunakan statistik yang sesuai. dianalisis dengan persentase. Adapun
Dalam menganalisis data penelitian ini rumus persentase adalah:
f
terdapat beberapa langkah pengolahan P = × 100%
N
yaitu: Keterangan :
a. Evaluasi Hasil Belajar P = Angka persentase
Analisis ini dilakukan untuk f = frekuensi yang sedang dicari
mengetahui apakah ada peningkatan persentasinya
terhadap hasil belajar siswa melalui N = Jumlah frekuensi/banyaknya
penerapan metode pembelajaran individu.
demonstrasi. Apabila observasi ini dia mati oleh
Langkah-langkah dalam pengolahan dua orang pengamat, maka data yang
data tes adalah sebagai berikut: terkumpul akan dianalisis dengan
a. Memberi skor pada tiap lembar mengggunakan persamaan :
jawaban pretest dan postest
7

Nilai 6. HASIL DAN PEMBAHASAN


(skor pengamatan 1 + skor pengamatan 2)/2
= Penelitian ini merupakan penelitian
Total skor maksimal
× 100% tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa
inggris disebut dengan Classroom Action
Untuk membuat internal presentase Research (CAR). Penelitian ini telah
dan kategori kriteria penilaian hasil dilaksanakan di SMK Negeri 1 Lubuk
observasi aktivitas siswa sebagai Pakam dengan subjek penelitian
berikut: merupakan siswa kelas X Program
Tabel 3. Kriteria Penilaian Observasi Keahlian Teknik Pengelasan yang
Aktivitas Siswa berjumlah 32 siswa. Laporan hasil
Kategori penelitian tindakan kelas ini disajikan
No Nilai %
Penilaian dengan menampilkan analisis ketuntasan
1 80 – 100 Baik Sekali belajar. Analisis tersebut digunakan
2 66 – 83 Baik untuk memperoleh hasil penelitian
3 56 – 65 Cukup tindakan kelas yang dicoba buat
4 40 – 55 Kurang mengenali kenaikan hasil belajar siswa
serta meningkatkan proses belajar
5 30 – 39 Gagal
mengajar dalam kelas.
(Arikunto, 2005: 281)
Pada Pre-test nilai rata-rata hasil
belajar siswa pada pembelajaran
c. Respon siswa
pengelasan pada materi ajar teknik
Data tentang respon siswa diperoleh
pengelasan busur manual (SMAW)
melalui angket, dianalisis menggunakan
sebesar 69,9 dengan persentase
statisik deskriptif dengan persentase.
ketuntasan klasikal 37,5% ataupun 12
Secara sistematis persentase dari setiap
siswa yang sanggup memperoleh nilai
respon siswa dapat dituliskan:
diatas KKM ≥ 75. Berikut ini hendak
Nilai
Jumlah respon siswa tiap aspek yang muncul dipaparkan presentase ketuntasan hasil
=
Jumlah seluruh siswa belajar siswa pada uji dini (Pre Test).
× 100% Tabel 5. Presentase Ketuntasan Hasil
Adapun kriteria persentase respon Belajar Pre Test
Persentase
siswa adalah sebagai berikut: No
Persentase Tingkat Banyak
Jumlah
Ketuntasan Ketuntasan Siswa
Siswa
Tabel 4. Kriteria Persentase Respon Sangat
1 85% - 100% 0 0,0%
Tinggi
Siswa
2 75% - 84% Tinggi 12 37,5%
No Angka Keterangan 3 65% - 74% Sedang 12 37,5%
1 0 – 10 % Tidak tertarik 4 55% - 64% Rendah 5 15,7%
2 11 – 40% Sedikit tertarik Sangat
5 0% - 54% 3 9,4%
Rendah
3 41 – 60% Cukup tertarik Jumlah 32 100%
4 61 – 90% Tertarik
Pada siklus I ini peneliti melihat
5 91 – 100% Sangat tertarik
dan meneliti hasil observasi
(Anas, 2005:43)
8

(pengamatan) proses belajar mengajar Sangat


5 0% - 54% 0 0%
guru dan siswa untuk mengetahui Rendah
seberapa besar hasil belajar siswa dan Jumlah 32 100%
pemahaman terhadap topik yang
Dari temuan penjelasan di atas
diajarkan. Adapun penelitian
terlihat bahwa ketuntasan klasikal
pengamatan ini ditulis sesuai dengan
pembelajaran Siklus I belum mencapai
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
tahap ketuntasan klasikal yang
(RPP) yang masih memiliki beberapa
ditetapkan sebesar 80%. Berlandaskan
kendala yang dialami oleh peneliti.
hal itu, peneliti kemudian menerapkan
Analisis data hasil observasi
siklus II pada tahap tindakan guna
kegiatan mengajar guru berdasarkan
meningkatkan hasil belajar murid dalam
pengamatan pelaksanaan tindakan ketika
penerapan model pembelajaran Blanded
siklus pertama hasil yang ditunjukkan di
bawah ini : Learning
Pada siklus II ini observasi
dilakukan oleh peneliti guna mengkaji
dan menganalisis temuan observasi
(pengamatan) untuk mengetahui
seberapa besar hasil belajar siswa dan
pemahaman terhadap informasi yang
diajarkan. Berdasarkan pengamatan
pelaksanaan tindakan pada peredaran
pertama berikut adalah hasil yang di
dapat:

Gambar 2. Histogram Siklus I

Persentase ketuntasan hasil belajar


mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran Blanded Learning belum
sepenuhnya terlaksana sebagaimana
dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 6. Presentase Ketuntasan Hasil
Belajar Siklus I
Gambar 3. Histogram Siklus II
Persentase
Persentase Tingkat Banyak
No Jumlah
Ketuntasan Ketuntasan Siswa Persentase ketuntasan hasil belajar
Siswa
85% - Sangat mengajar dengan menggunakan model
1 2 6,2% pembelajaran Blanded Learning belum
100% Tinggi
2 75% - 84% Tinggi 17 53,1% sepenuhnya terlaksana sebagaimana
3 65% - 74% Sedang 7 21,9% dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
4 55% - 64% Rendah 6 18.8%
9

Gambar 4. Peningkatan Ketuntasan


Tindakan Penelitian
Tabel 7. Presentase Ketuntasan Hasil Grafik di atas menujukkan bahwa
Belajar Siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa
Persentase dalam pembelajaran secara berturut-
Persentase Tingkat Banyak
No Jumlah turut sesuai perbandingan data hasil
Ketuntasan Ketuntasan Siswa
Siswa
belajar dari pra Siklus, Siklus I, dan
85% - Sangat
1 8 25% Siklus II. Pra Siklus sebesar 37,5%,
100% Tinggi
2 75% - 84% Tinggi 20 62.5% meningkat pada Siklus I sebesar 59,4%,
3 65% - 74% Sedang 4 12.5% dan meningkat lagi pada Siklus II
4 55% - 64% Rendah 0 0% sebesar 87,5%. Nilai rata-rata siswa
Sangat secara berturut-turut dari siswa pada
5 0% - 54% 0 0%
Rendah siklus I dan II meningkat, sehingga
Jumlah 32 100% persentase hasil belajar siswa
meningkat, mencapai 50,0%.
Dari hasil ketuntasan hasil belajar
Peningkatan proses belajar siswa dan
secara klasikal sebesar 87,5
guru sejalan dengan peningkatan
kesimpulannya siklus II tuntas dalam
persentase hasil belajar rata-rata siswa
pembelajaran klasikal tergolong sangat
setelah diterapkan Blanded Learning
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
menggunakan Classroom hasil belajar
belajar siswa secara klasikal pada siklus
siswa secara signifikan tuntas.
II telah memperoleh penguasaan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan 7. SIMPULAN
sebesar 80%, atau sebaliknya telah
berhasil dan telah mencapai nilai KKM Dapat disimpulkan bahwa model
yang telah ditetapkan sekolah, hasil Blanded Learning dapat digunakan
belajar siswa meningkat; Hasilnya, untuk meningkatkan hasil belajar murid
penelitian ini dianggap memuaskan berdasarkan temuan analisis penelitian.
hingga siklus II. teristimewa standar kompetensi teknik
Penerapan model Blanded Learning pengelasan manual (SMAW). Hal ini
dapat meningkatkan hasil belajar siswa terlihat pada pra siklus dengan nilai rata-
pada mata pelajaran teknik pengelasan rata 69,6, meningkat pada siklus I
manual (SMAW), seperti terlihat pada dengan nilai rata-rata 74,48, dan
grafik terlampir yang didasarkan pada meningkat lagi pada siklus II dengan
perbandingan data hasil belajar siswa nilai rata-rata 82,18. Sedangkan pra
pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. siklus memiliki tingkat ketuntasan
37,5%, siklus I memiliki tingkat
ketuntasan 59,4%, dan siklus II memiliki
tingkat ketuntasan 87,5%, setelah
diterapkan Blanded Learning hasil
belajar siswa secara signifikan tuntas.
10

Seiring dengan paradigma Tanggerang. Pendidikan Ilmu


pembelajaran, Blanded Learning dapat Sosial, 15(4).
meningkatkan keterlibatan guru dalam
Husamah. (20140. Pembelajaran
memimpin dan menarik kesimpulan dari
Bauran (Blended Learning).
materi pelajaran. Selama di kelas, murid Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.
terlibat dalam bertanya dan menanggapi
pertanyaan instruktur, yang Lestari, Hana & Ridwan Iskandar.
memungkinkan mereka untuk (2020). Literasi Sains Siswa
memperhatikan penjelasan guru saat Melalui Penerapan Model
belajar. Selama online murid dapat Blended Learning dengan Blog.
mengerjakan dan mengakses materi Jurnal Kajian Penelitian dan
Pendidikan dan Pembelajaran, 4
yang diberikan dengan mudah melalui
(26) : 599.
Google Classroom.
Nana Sudjana. (1995). Dasar – Dasar
REFRENSI Proses Belajar Mengajar,
Bandung : Sinar Baru
Akbar, Usman (2006). Metodologi Algensindo.
Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi
Aksara. Sjukur, Sulihin B. (2012). Pengaruh
Blended Learning terhadap
Anas Sudijono. (2012). Pengantar Motivasi Belajar dan Hasil
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Belajar Siswa Tingkat SMK.
PT. Raja Grafindo Persada. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol.
2, Nomor 3, November 2012
Arikunto, S. 2005. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor –
Jakarta: Rineka Cipta. Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Pustaka Indonesia
Bonk dan Graham. (2006). Buku
Pegangan Pembelajaran
Campuran. USA : Pfeiffer
Publishing.

Degeng, Nyoman, S. (2013). Ilmu


pembelajaran : Klasifikasi
Variabel untuk Pengembangan
Teori dan Penelitian. Bandung :
Aras Media.

Ernawati. (2018). Pengaruh


Penggunaan Aplikasi Google
Classroom Terhadap Kualitas
Pembelajaran dan Hasil Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas XI MAN 1 Kota

Anda mungkin juga menyukai