Anda di halaman 1dari 8

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jil. 17, No. 1, April 2017 p-ISSN: 1411 – 3411


e-ISSN: 2549 – 9815

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA


METODE MENGUNAKAN tongkat bicara

MENINGKATKAN KEGIATAN DAN HASIL BELAJAR SISWA


MENGGUNAKAN METODE TALKING STICK

Primawati1*, Ambiyar1 dan Devia Ramadhani1


1Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang
*
email: primafazma@gmail.com

Abstrak— Aktivitas siswa yang terjadi pada saat proses pembelajaran terlihat bahwa siswa cenderung menjadi
pendengar saja, enggan mengemukakan pendapat dan cenderung pasif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkapkan bahwa penerapan metode pembelajarantongkat bicara dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran menjelaskan proses dasar teknik mesin. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas dengan subjek penelitian kelas X Teknik Pemmesinan sebanyak 21 orang. Data dikumpulkan
melalui lembaran observasi untuk melihat perubahan aktivitas belajar dan tujuan tes untuk melihat perubahan
hasil belajar dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I aktivitas belajar mencapai 62,2%,
dan meningkat menjadi 81,03%. Pada siklus II. Untuk hasil belajar, pada siklus I ketuntasan klasikal mencapai
61,90% dan pada siklus II meningkat menjadi 76,19%. Nilai rata-rata siswa pada siklus I, 75,54 dan pada siklus II
meningkat menjadi 84,04. Jadi dapat dikatakan bahwa penerapan metode pembelajarantongkat bicara dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar, Talking Stick

Abstrak— Dalam proses pembelajaran teknik mesin dasar terlihat bahwa siswa cenderung pasif, sebagai pendengar
saja, enggan mengemukakan pendapat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan metode talk stick
dalam proses pembelajaran teknik mesin di SMK Muhammadiyah 1 Padang. Siswa kelas X dipilih sebagai subjek
penelitian. Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data proses kegiatan pembelajaran dan tes objektif
digunakan untuk mengetahui hasil belajar metode ini. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Hasil pada siklus 1, nilai
aktivitas belajar 62,2% dan siklus 2 81,03%. Nilai ketuntasan klasikal 61,90% pada siklus 1 dan 76,19% pada siklus 2. Rata-
rata hasil belajar pada siklus 1 adalah 75,54 dan 84,04 dalam siklus 2.

Kata kunci : aktivitas siswa, hasil belajar, tongkat bicara

Hak Cipta © 2017 INVOTEK. Seluruh hak cipta

1. dengan melibatkan mental siswa secara


maksimal, agar aktivitas siswa tidak terbatas
Pembelajaran merupakan suatu proses mendengarkan dan mencatat penjelasan dari
yang kompleks, karena dalam kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Pada
pembelajaran yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran demikian, guru
berbagai komponen dan kegiatan, yaitu cenderung hanya menuangkan ilmu
siswa dengan lingkungan belajar untuk pengetahuan kepada siswa tanpa adanya
memperoleh perubahan sesuai dengan timbal balik dari siswa itu sendiri. Strategi
yang diharapkan). Dalam proses belajar pembelajaran ini dimulai dengan strategi
sebaiknya dilaksanakan pembelajaran yang berpusat pada pendidik.

73
p-ISSN: 1411 - 3414 INVOTEK e-ISSN: 2549 - 9815

Oleh karena itu seorang guru diharapkan bekerja sama dengan teman sekelas dalam
memiliki kemampuan dalam memilih strategi mengikuti kegiatan, kemampuan siswa
yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran mengemukakan pendapat, memberi kesempatan
di kelasnya, sehingga tujuan yang telah kepada teman, mendengarkan dengan baik ketika
dituliskan dalam rencana pengajaran dapat teman berpendapat, memberi gagasan yang
tercapai. Sehingga dapat diketahui bahwa cermelang dan mengikuti kegiatan pembelajaran
seorang guru untuk menguasai metode dan dengan senang dan semangat.
strategi dalam pembelajaran. Menurut Sudjana Selain itu, berdasarkan pengamatan dan
(2010:34-35) pembelajaran yang digunakan keterangan yang diperoleh dari guru di SMK
pada strategi pembelajaran terbagi dua, Muhammadiyah 1 Padang, hasil belajar masih
pertama berpusat pada pendidik dan kedua sangat rendah. Sehingga untuk mencapai batas
pembelajaran yang berpusat pada peserta standar kelulusan untuk mata diklat
didik. Penggunaan strategi pembelajaran menjelaskan proses dasar teknik mesin belum
dalam pembelajaran peserta didik akan lebih bisa terwujudkan. Hal ini dapat diketahui dari
efektif pembelajaran kelompok (model rata-rata nilai rapor mata diklat menjelaskan
pembelajaran kooperatif). proses dasar teknik mesin siswa kelas X Teknik
Kurniasih dan Sani (2015:22-120) Pemesinan di SMK Muhammadiyah 1 Padang
mengemukakan berbagai macam model yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah Minimum (KKM) mata diklat menjelaskan
model pembelajaran tongkat bicara yang dapat proses dasar teknik mesin di SMK
diterapkan berdasarkan perbedaan Muhammadiyah 1 Padang yaitu 80 ,00. Pada
karakteristik masing-masing mata pelajaran kelas X TPM1 masih terdapat 20 orang siswa
yang dipelajari di sekolah. inilah yang menjadi yang belum mencapai kriteria ketuntasan
pertimbangan sesuai atau tidaknya model minimum untuk mata diklat menjelaskan
pembelajaran yang diterapkan pada sebuah proses dasar teknik mesin, sedangkan pada
mata diklat. kelas X TPM2 masih terdapat 12 orang siswa.
Salah satu mata diklat yang dipelajari kelas X Rendahnya hasil belajar pada mata diklat
Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah 1 menjelaskan proses dasar teknik mesin
Padang adalah mata diklat menjelaskan proses diantaranya disebabkan karena masih
dasar teknik mesin. Melalui mata yang diklat ini bervariasinya metode pembelajaran yang
diharapkan siswa dapat menjelaskan dasar digunakan guru di dalam kelas, mengingat
pemesinan, pengelasan, fabrikasi logam, bahwa mata diklat ini merupakan mata diklat
prinsip logam, peneumatik dan hidrolik serta teori yang proses belajar sepenuhnya
otomasi. Pemahaman pada mata diklat dilaksanakan di kelas, sehingga siswa merasa
menjelaskan proses teknik mesin dapat bosan dan tidak mengikuti proses belajar
diperoleh apabila siswa memiliki kesungguhan mengajar dengan baik. Oleh karena itu
dalam mempelajarinya, sehingga diharapkan diperlukan adanya variasi penerapan metode
siswa dapat menunjukkan aktivitas dasar dalam pembelajaran pada mata diklat menjelaskan
rangka menemukan pengetahuan, proses dasar teknik mesin untuk membantu
keterampilan atau sikap yang mereka siswa lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan
perintahkan. pembelajaran. Sehingga dapat
Namun berdasarkan pengamatan dilakukan yang mengembangkan potensi dan kemampuan
peneliti di SMK Muhammadiyah 1 Padang, yang dimiliki siswa serta dapat menemukan
aktivitas siswa pada proses pembelajaran, makna yang dalam dari apa yang dipelajarinya.
masih terbatas menjadi pendengar, dan tidak Sehingga nantinya diharapkan dapat
mengajukan pendapat, sehingga siswa terlihat meningkatkan hasil belajar siswa.
pasif. Saat pembelajaran berlangsung banyak
siswa yang menikmati, menikmati, kurang 2. TINJAUAN PUSTAKA
bersemangat, dan kurang memperhatikan saat
guru menjelaskan materi. Metode pembelajaran tongkat bicara sebagai
Peneliti tidak melihat adanya partisipasi siswa salah satu metode pembelajaran kooperatif,
dalam kegiatan pembelajaran yang mencakup diharapkan dapat dijadikan variasi metode
perhatian siswa terhadap penjelasan guru, pembelajaran yang dapat meningkatkan

74 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 1 April 2017
p-ISSN: 1411 - 3414 INVOTEK e-ISSN: 2549 - 9815

pengetahuan, keterampilan siswa dalam membahas membahas masalah yang terdapat


berinteraksi dengan guru dan sesama teman, di dalam wacana. (6) setelah selesai membaca
serta dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru
kegiatan pembelajaran menjelaskan proses dasar mempersilahkan anggota kelompok untuk
teknik mesin. Hal ini sejalan dengan tiga tujuan menutup isi bacaan, (7) guru mengambil
pembelajaran penting penerapan model tongkat dan memberikan kepada salah satu
pembelajarantongkat bicara menurut Depdiknas anggota kelompok, setelah itu guru memberi
(dalam Taniredja dkk, 2011:60) yaitu: (1) pertanyaan dan anggota kelompok yang
meningkatkan hasil akademik; (2) memberi memegang tongkat tersebut harus
peluang agar siswa dapat menerima teman- menjawabnya , demikian seterusnya sampai
temannya yang memiliki berbagai perbedaan latar sebagian besar siswa mendapat bagian untuk
belajar; (3) mengembangkan keterampilan sosial menjawab setiap pertanyaan dari guru, (8)
siswa. Selain itu menurut Kurniasih dan Sani siswa lain boleh menjawab pertanyaan jika
(2015:83) dengan menggunakan metode anggota kelompoknya tidak dapat menjawab
pembelajaran dalam suasana kelas bisa terlihat pertanyaan, (9) setelah semuanya mendapat
lebih hidup dan tidak monoton. Hal ini berarti giliran, guru membuat kesimpulan dan
metode pembelajarantongkat bicara sangat cocok melakukan evaluasi, baik individu ataupun
diterapkan pada mata diklat menjelaskan proses secara bersamaan, dan setelah itu menutup
dasar teknik mesin yang merupakan teori mata pelajaran (Kurniasih dan Sani, 2015).
diklat. Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini
adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data
3. METODOLOGI kuantitatif adalah data yang diambil dari nilai tes.
Sementara data kualitatif diambil dari
pengamatan terhadap kegiatan siswa yang
penelitian dilaksanakan di SMK dilakukan pada waktu proses pembelajaran
Muhammadiyah 1 Padang pada semester Januari berlangsung dengan menggunakan daftardaftar
- Juni tahun pelajaran 2015 / 2016. Dimulai dari periksa, wawancara dan dokumentasi. Sementara
tanggal 12 April – 17 Mei 2016. Subjek itu, sumber data dalam penelitian ini meliputi
penelitian adalah siswa kelas X Teknik siswa, guru, danpengamat.
Pemesinan di SMK Muhammadiyah 1 Padang peneliti menetapkan kriteria keberhasilan
yang mengumpulkan 21 orang. dalam peningkatan kualitas belajar melalui
Jenis penelitian yang digunakan adalah penerapan metode pembelajaran tongkat
penelitian tindakan kelas atau penelitian tindakan bicara ini yaitu: (1) aktivitas siswa; pada siklus I,
kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus aktivitas belajar siswa mencapai persentase
selama 4 minggu, yang mana dalam 1 siklus sebesar 60% dan pada siklus II, aktivitas siswa
terdiri atas 2 kali pertemuan dan dalam 2 minggu mencapai persentase sebesar 80%, (2) hasil
pertemuan tatap muka. Setiap siklus terdiri dari belajar; pada siklus I, ketuntasan klasikal
langkah-langkah berikut: (1) perencanaan, (2) mencapai persentase sebesar 60% dan pada
pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi terhadap siklus II, ketuntasan klasik mencapai
tindak pembelajaran yang telah dilakukan. persentase sebesar 75%.

Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


ini menggunakan metode pembelajaran
tongkat bicara dengan tahapan sebagai Siklus I
berikut: (1) guru tujuan pembelajaran pada saat Siklus I pertemuan 1 ini dilaksanakan pada
itu, (2) guru membentuk kelompok yang terdiri hari Selasa tanggal 12 April 2016 yang dimulai
atas 4-5 orang, (3) guru menyiapkan tongkat pada pukul 11.30-12.50 WIB. Pada pelaksanaan
yang panjangnya 20 cm, (4) setelah itu guru kegiatan pertemuan 1 ini, peneliti menjalankan
menyampaikan materi pokok yang akan semua rencana yang disusun dalam Rencana
dipelajari, kemudian memberikan kesempatan Pelaksanaan Pembelajaran. Pada pertemuan 1
bagi kelompok untuk membaca dan ini peneliti menjelaskan materi tentang sistem
mempelajari materi pelajaran tersebut dalam hidrolik rangkaian sederhana.
waktu yang telah ditentukan, (5) siswa

Peningkatan aktivitas dan Hasil .....(Primawati et al.) 75


p-ISSN: 1411 - 3414 INVOTEK e-ISSN: 2549 - 9815

Siklus I Pertemuan 2 ini dilaksanakan pada tingkat ketercapaian hasil belajar siswa dengan
hari Selasa tanggal 19 April 2016 yang dimulai penerapan metode pembelajaran tongkat bicara.
pada pukul 11.30-12.50 WIB. Pada pertemuan 2 Sehingga diperoleh persentase aktivitas dan hasil
peneliti menjelaskan semua pembelajaran yang belajar seperti pada Tabel 3 dan Tabel 4.
telah disusun dalam Rencana Pembelajaran Berdasarkan pengamatan terhadap
(RPP) dan memberikan evaluasi untuk aktivitas belajar pada siklus II yang diambil
mengukur tingkat ketercapaian hasil belajar dari format observasi pada siklus II. Secara
siswa dengan penerapan metode pembelajaran berurutan, pada tabel 3. terlihat bahwa
tongkat bicara. Sehingga diperoleh persentase persentase setiap indikator dari yang paling
aktivitas dan hasil belajar seperti pada Tabel 1 tinggi adalah: a) kegiatan-kegiatan visual
dan Tabel 2. dengan 90,35%; b) kegiatan-kegiatan
Secara berurutan, pada Tabel 1. terlihat mendengarkan dengan persentase 85,53%;
bahwa persentase tiap indikator dari yang c) kegiatan-kegiatan ditulis dengan proporsi
paling tinggi ke yang paling rendah adalah: a) 76,32%; dan d) kegiatan-kegiatan lisan
kegiatankegiatan visual dengan persentase dengan persentase 71,93%. Sementara
75%; b) kegiatan-kegiatan mendengarkan persentase rata-rata aktivitas siswa
dengan persentase 62,27%; c) kegiatan- meningkat menjadi 81,03% sehingga
kegiatan lisan dengan persentase 57,54%; dan dimasukkan ke dalam kategori aktif.
d) kegiatankegiatan ditulis dengan persentase Sementara berdasarkan tabel 4. dapat
50%. Sementara untuk persentase rata-rata diketahui siswa yang tuntas pada siklus II
aktivitas siswa adalah 62,20% sehingga adalah 16 orang atau 76,2%. Siswa tidak tuntas
dimasukkan ke dalam kategori cukup. pada siklus II sebanyak 5 orang atau 23,8%.
Sementara berdasarkan Tabel 2. dapat Secara klasikal ketuntasan siswa adalah 76,19%
diketahui siswa yang tuntas pada siklus I dan nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat
adalah 6 orang atau 61,9%. Siswa tidak tuntas menjadi 84,42. Siswa yang ikut meneliti 19
pada siklus I sebanyak 8 orang atau 38,1%. orang, dan 2 orang tidak mengikuti ujian pada
Secara klasikal ketuntasan siswa adalah 61,9% siklus II.
dan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah Maka dengan demikian siklus II dapat
76,56. Siswa yang ikut memeriksa 18 orang, dinyatakan berhasil karena aktivitas belajar
dan 3 orang lainnya tidak mengikuti ujian pada siswa telah mencapai persentase 80% dan
siklus I. Maka dengan demikian siklus I dapat hasil belajar mencapai persentase 75%
dinyatakan berhasil karena aktivitas belajar sesuai dengan indikator keberhasilan yang
telah mencapai persentase 60% dan hasil telah ditetapkan.
belajar mencapai persentase 60% sesuai
dengan indikator keberhasilan ditetapkan. 5. KESIMPULAN
Sehingga penelitian dapat dilanjutkan pada
siklus II. hasil Berdasarkan penelitian dan pembahasan
Siklus II terhadap penerapan metode pembelajaran
Siklus II pertemuan 1 ini dilaksanakan pada tongkat bicara pada mata diklat menjelaskan
hari Selasa tanggal 03 Mei 2016 yang dimulai proses teknik mesin kelas X TPM SMK
pada pukul 11.30-12.50 WIB. Pada pelaksanaan Muhammadiyah 1 Padang dengan kompetensi
kegiatan pertemuan 1 ini, peneliti menjalankan dasar sistem hidrolik dan pneumatik dapat
semua rencana yang disusun dalam Rencana dikatakan bahwa penerapan metode
Pelaksanaan Pembelajaran. Pada pertemuan 1 pembelajarantongkat bicara dapat meningkatkan
ini peneliti menjelaskan materi tentang sistem aktivitas dan hasil belajar. Hal ini terlihat dari
hidrolik rangkaian sederhana. peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar
Siklus II Pertemuan 2 ini dilaksanakan antara siklus I dan siklus II. Pada siklus I aktivitas
pada hari Selasa tanggal 17 Mei 2016 yang belajar mencapai 62,2% dan pada siklus II aktivitas
dimulai pada pukul 11.30-12.50 WIB. Pada belajar mencapai 81,03%. Sementara pada hasil
pertemuan 2 peneliti menjelaskan semua belajar siswa yang telah dilakukan. Pada siklus I
pembelajaran yang disusun dalam Rencana ketuntasan klasikal mencapai 61,90% dan pada
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan peneliti siklus II ketuntasan klasikal mencapai 76,19%.
memberikan tes evaluasi untuk mengukur Sementara nilai rata-

76 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 1 April 2017
p-ISSN: 1411 - 3414 INVOTEK e-ISSN: 2549 - 9815

rata siswa pada siklus I mencapai 75,54 dan pada [4] Memes W, Perbaikan Pembelajaran Topik
siklus II meningkat menjadi 84,04. Kalor di SLTP, Jurnal Pendidikan dan
Selanjutnya, peningkatan aktivitas dan hasil Pengajaran FKIP Negeri Singaraja.
belajar ini tercapai karena pada penerapan Departemen Pendidikan Nasional RI
metode pembelajaran ini siswa diarahkan untuk (2001).
memahami materi melalui diskusi, memahami [5] Miftahul Huda, Coorperative Learning :
sumber belajar berupa selebaran, bertanya dan Metode, Teknik, Struktur dan Metode
menjawab pertanyaan. Penerapan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Hal yang perlu dilakukan demi perbaikan (2014).
dalam penerapan metode pembelajaran tongkat [6] Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif &
bicara kedepannya adalah guru perlu lebih RND, Bandung : Alfabeta (2010).
memotivasi siswa akan pentingnya melakukan [7] Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian
kegiatan-kegiatan menulis dalam proses Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara
pembelajaran, melihat rendahnya aktivitas siswa (2012)
untuk kegiatan-kegiatan yang dibandingkan
dengan kegiatan-kegiatan lainnya pada siklus I.
Seterusnya, guru pembelajaran lebih Penulis Biodata
mengoptimalkan waktu untuk menerapkan
metode tongkat bicara sehingga masing- Primawati, lahir di Padang, 06 Maret 1986.
masing kelompok memiliki kesempatan lebih Sarjana Matematika di Jurusan Matematika
dari satu kali untuk mendapatkan tongkat, FMIPA UNAND 2008. Tahun 2011
melihat aktivitas rendahnya siswa untuk memperoleh gelar Magister Matematika
kegiatan-kegiatan lisan dibandingkan pada Program Pascasarjana UNAND. Staf
dengan kegiatan-kegiatan lainnya pada pengajar jurusan Teknik Mesin FT UNP sejak
siklus II. Selain itu guru perlu lebih tahun 2012- sekarang.
memotivasi untuk bertanya dan menyatakan
pendapat terkait materi yang disampaikan. Ambiyar, lahir di Padang Panjang, 13 Februari
Selain dari aktivitas yang dilakukan siswa di 1955. Menyelesaikan S1 pada jurusan
dalam kelas bersama anggota kelompoknya, Pendidikan Teknik Mesin IKIP Padang tahun
guru bersama mengamati aktivitas yang 1980 dan pendidikan Pascasarjana (S2)
dilakukan siswa di luar kelas bersama anggota Magister Pendidikan di jurusan Teknologi
kelompoknya sehingga tujuan dari penerapan Pendidikan Program Pascasarjana IKIP
metode pembelajaran tongkat bicara untuk Yogyakarta dengan bidang konsentrasi
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (PTK) pada
menjelaskan proses dasar teknik mesin dapat tahun 1986 Menyelesaikan pendidikan doktoral
diwujudkan. Terlaksananya penelitian ini juga di IKIP Jakarta dengan bidang konsentrasi
menunjukan bahwa metode pembelajaran Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (PEP) pada
tongkat bicara lebih cocok diterapkan pada tahun 2005. Sejak tahun 1981 menjadi staf
mata diklat teori dibandingkan dengan praktik pengajar tetap di jurusan Teknik Mesin Fakultas
mata diklat karena penerapannya terbatas di Teknik Universitas Negeri Padang.
ruang kelas.
Devia Ramadhani, lahir di Pariaman, 22 Maret
DAFTAR PUSTAKA 1991. Terdaftar sebagai mahasiswa pada
Pendidikan Teknik Mesin pada tahun 2012 dan
[1] Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, menyelesaikan S1 pada jurusan Pendidikan
Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta Teknik Mesin FT UNP pada tahun 2016.
(2013).
[2] Agus Suprijono, Pembelajaran Koorporatif :
Teori dan Aplikasi PAILKEM, Jakarta::
Pustaka Pelajar (2012).
[3] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi
Pendidikan, Jakarta : Penerbit Grafindo
Persada (2009).

Peningkatan aktivitas dan Hasil .....(Primawati et al.) 77


p-ISSN: 1411 - 3414 INVOTEK e-ISSN: 2549 - 9815

Tabel 1. Persentase Siswa yang Beraktivitas pada Siklus I Kelas X TPM SMK Muhammadiyah 1 Padang

Tidak. Indikator Tidak Sub Indikator Persentase


SEBUAH kegiatan-kegiatan A1 Siswa membaca selebaran yang diberikan
visual A2 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan pelajaran 75%
A3 Siswa tidak ada saat guru menjelaskan pelajaran
B kegiatan-kegiatan B1 Siswa bertanya kepada guru terkait materi yang
lisan disampaikan 57,54%
B2 Siswa menyatakan pendapat saat praktik dalam
kelompok
B3 Siswa berani menjawab pertanyaan ketika tongkat
diberikan
C kegiatan-kegiatan C1 Siswa mendengarkan penjelasan guru di dalam kelas
mendengarkan C2 Siswa mendengarkan pendapat teman kelompoknya 66,27%
saat berkreasi
C3 Siswa mendengarkan jawaban teman yang mendapat
tongkat bicara
D kegiatan-kegiatan D1 Siswa mencatat materi yang dijelaskan oleh guru
menulis 50%
D2 Siswa menggaris bawahi atau membuat
catatancatatatan kecil pada selebaran
D3 Siswa mencatat jawaban dari pertanyaan yang telah
didiskusikan kelompoknya
Persentase rata-rata dan kategori aktivitas 62,20%
(Cukup Aktif)
Sumber: Pengolahan data primer 2016.

Tabel 2. Hasil Tes Belajar Siklus I Siswa Kelas X TPM SMK Muhammadiyah 1 Padang

Tidak. Nama Siswa nilai Keterangan


1. Usia Pra Utama 0 Tidak Tuntas
2. Alfadri Adeli Yori 90 Tuntas
3. April Mayudi 80 Tuntas
4. Aprilla Fortuna 80 Tuntas
5. Arya Eka Mahendra 45 Tidak Tuntas
6. Asri Mulyadi 0 Tidak Tuntas
7. Difo Tri Septya 80 Tuntas
8. Ega Gumatul Bahri 40 Tidak Tuntas
9. Febrinaldi 80 Tuntas
10. Farchan Rahmatullah 85 Tuntas
11. M. Fajri 85 Tuntas
12. M. Juliandika 85 Tuntas
13. M. Rafki 80 Tuntas
14. Niki Setiawan 60 Tidak Tuntas
15. Ovaldo Febrian Nanda 80 Tuntas
16. Rahmat Fajri 65 Tidak Tuntas
17. Reski Eka Putra 80 Tuntas
18. rodi 90 Tuntas

78 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 1 April 2017
p-ISSN: 1411 - 3414 INVOTEK e-ISSN: 2549 - 9815

Tidak. Nama Siswa nilai Keterangan


19. Syafril Yaldo 0 Tidak Tuntas
20. Tomi Pratama 90 Tuntas
21. Yucky Padlin Andrestha 65 Tidak Tuntas
Jumlah siswa tuntas 80 : 13
Jumlah siswa tidak tuntas <80: 8

Tabel 3. Persentase Siswa yang Beraktivitas pada Siklus II Kelas X TPM SMK Muhammadiyah 1
Padang

Tidak. Indikator Tidak Sub Indikator Persentase


SEBUAH kegiatan-kegiatan A1 Siswa membaca selebaran yang diberikan
visual A2 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan pelajaran 90,35%
A3 Siswa tidak ada saat guru menjelaskan pelajaran
B kegiatan-kegiatan B1 Siswa bertanya kepada guru terkait materi yang
lisan disampaikan 91,93%
B2 Siswa menyatakan pendapat saat praktik dalam
kelompok
B3 Siswa berani menjawab pertanyaan ketika tongkat
diberikan
C kegiatan-kegiatan C1 Siswa mendengarkan penjelasan guru di dalam kelas
mendengarkan C2 Siswa mendengarkan pendapat teman kelompoknya 85,53%
saat berkreasi
C3 Siswa mendengarkan jawaban teman yang mendapat
tongkat bicara
D kegiatan-kegiatan D1 Siswa mencatat materi yang dijelaskan oleh guru
menulis 76,32%
D2 Siswa menggaris bawahi atau membuat
catatancatatatan kecil pada selebaran
D3 Siswa mencatat jawaban dari pertanyaan yang telah
didiskusikan kelompoknya
Persentase rata-rata dan kategori aktivitas 81,03%
(Aktif)

Tabel 4. Hasil Tes Belajar Siklus II Siswa kelas X TPM SMK Muhammadiyah I Padang pada Siklus II

Tidak. Nama Siswa nilai Keterangan


1. Usia Pra Utama 80 Tidak Tuntas
2. Alfadri Adeli Yori 92 Tuntas
3. April Mayudi 84 Tuntas
4. Aprilla Fortuna 88 Tuntas
5. Arya Eka Mahendra 80 Tidak Tuntas
6. Asri Mulyadi 72 Tidak Tuntas
7. Difo Tri Septya 84 Tuntas
8. Ega Gumatul Bahri 76 Tidak Tuntas
9. Febrinaldi 88 Tuntas
10. Farchan Rahmatullah 88 Tuntas

Peningkatan aktivitas dan Hasil .....(Primawati et al.) 79


p-ISSN: 1411 - 3414 INVOTEK e-ISSN: 2549 - 9815

Tidak. Nama Siswa nilai Keterangan


11. M. Fajri 92 Tuntas
12. M. Juliandika 88 Tuntas
13. M. Rafki 92 Tuntas
14. Niki Setiawan 0 Tidak Tuntas
15. Ovaldo Febrian Nanda 88 Tuntas
16. Rahmat Fajri 80 Tidak Tuntas
17. Reski Eka Putra 80 Tuntas
18. rodi 92 Tuntas
19. Syafril Yaldo 0 Tidak Tuntas
20. Tomi Pratama 84 Tuntas
21. Yucky Padlin Andrestha 76 Tidak Tuntas
Jumlah siswa tuntas 80 : 16
Jumlah siswa tidak tuntas <80: 5
Sumber: Pengolahan data primer 2016.

80 INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional dan Teknologi, Vol. 17 No. 1 April 2017

Anda mungkin juga menyukai