Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN

MENGGUNAKAN APLIKASI GOOGLE CLASSROOM UNTUK MENINGKATKAN


HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN PAI KELAS X SMAN 1
SUBAH

Disusun oleh
Wahidah

A. Latar Belakang
Pada saat pandemic semua aktivitas utamanya berada di rumah. Situasi ini merupakan
realitas baru yang juga dialami dunia pendidikan utamanya terjadi pada pelajar. Mau
tidak mau, suka atau tidak, semua pihak mulai guru, orangtua, dan murid harus siap
menjalani kehidupan baru lewat pendekatan belajar menggunakan teknologi informasi
dan media elektronik agar proses pengajaran dapat berlangsung dengan baik. Pendidik
yang cerdas harus pandai dalam memilih media pembelajaran agar siswa lebih tertarik
dalam mengikuti pembelajaran.
Pada umumnya lembaga pendidikan seperti sekolah ataupun madrasah memanfaatkan
media dalam pembelajaran masih belum maksimal. Di era globalisasi sekarang ini sistem
google classroom menjadi suatu kebutuhan yang mendasar bagi guru dalam melakukan
pembelajaran jarak jauh atau daring. Akibat dampak dari pandemi covid-19 khususnya
pada dunia pendidikan maka berbagai upaya sudah dilakukan guna menemukan solusi
terbaik untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Salah satunya yaitu dengan
menggunakan aplikasi daring yaitu google classroom. Google Classroom adalah platform
gratis berbasis web yang dibuat untuk mempermudah kegiatan pembelajaran pendidik
dan murid.
(https://glints.com/id/lowongan/google-classroom-adalah/#.Y0A9v3ZBzIU)
Berdasarakan uraian diatas penulis sangat tertarik untuk menganalisa lebih lanjut
tentang “ Penerapan Model Pembelajaran Problem Base Learning Dengan
Menggunakan Aplikasi Google Classroom Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
Didik Mata Pelajaran PAI Kelas X SMAN 1 Subah “
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi, terdapat permasalahan sebagai berikut :
1. Kurangnya perhatian peserta didik terhadap pembelajaran yang dilaksanakan
2. Peserta didik kurang aktif menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru

C. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dikemukakan di atas, maka didapat analisis
masalah sebagai perikut:
1. Penggunaan/pemilihan model belajar belum mampu mengaktifkan peserta didik dan
membuat hasil belajar peserta didik sesuai dengan harapan
2. Kurangnya pemahaman peserta didik terkait materi yang disampaikan guru
3. Kurang memanfaatkan fitur yang ada pada media pembelajaran yang digunakan

D. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Penerapan Model Pembelajaran Problem Base Learning Dengan
Menggunakan Aplikasi Google Classroom Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik Mata Pelajaran PAI Kelas X SMAN 1 Subah ?
2. Bagaimanakah Hasil belajar peserta didik dengan Penerapan Model Pembelajaran
Problem Base Learning Dengan Menggunakan Aplikasi Google Classroom Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran PAI Kelas X SMAN 1
Subah
?

E. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui Penerapan Model Pembelajaran Problem Base Learning Dengan
Menggunakan Aplikasi Google Classroom Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik Mata Pelajaran PAI Kelas X SMAN 1 Subah
2. Mengetahui Hasil belajar peserta didik dengan Penerapan Model Pembelajaran
Problem Base Learning Dengan Menggunakan Aplikasi Google Classroom Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran PAI Kelas X SMAN 1
Subah

F. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan.
Setelah penulis membaca dan mempelajari beberapa karya ilmiyah sebelumnya, penulis
menemukan beberapa karya ilmiyah dengan satu variabel judul yang sama yaitu
mengangkat tema Penerapan Model Pembelajaran Problem Base Learning Dengan
Menggunakan Aplikasi Google Classroom Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
Didik sebagai berikut:
1. Makalah “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) BERBANTUAN APLIKASI GOOGLE CLASSROOM
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR
KRITIS DAN HASIL BELAJAR” Oleh: Sarwindah Tri Yuliani Dalam makalah
tersebut, penerapan model pembelajaran PBL berbantuan aplikasi Google
Classroom dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis pada
siswa kelas V SD Negeri 1 Giriwono Kecamatan Wonogiri Semester 1 Tahun
Pelajaran 2020/2021. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya ketuntasan belajar
peserta didik dalam setiap siklusnya. Selain itu keterampilan berpikir kritis siswa
juga meningkat setiap siklusnya. Sehingga penerapan Model PBL berbatuan
aplikasi Google Classroom dinyatakan berhasil.

2. Makalah Pengaruh Model Based Learning Berbantuan Aplikasi Google


Classroom Terhadap Hasil Belajar SMA Negeri 1 Dawarblandong Mojokerto Oleh
Adi Purnomo (https://docplayer.info/221320236-Pengaruh-model-problem-based-
learning- berbantuan-aplikasi-google-classroom-terhadap-hasil-belajar-sma-negeri-1-
dawarblandong-mojokerto.html)
Dalam makalah tersebut, penerapan model pembelajaran PBL berbantuan aplikasi
Google Classroom dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia.

Dari kedua makalah tersebut, penulis mengemukakan bahwa perbedaan yang signifikan
dalam penulisan ini dengan penelitian yang telah dikemukakan di atas adalah terletak
pada metode penelitian serta objek yang diteliti. Sedangkan persamaan dari kedua
makalah di atas dengan tulisan penulis adalah sama-sama mengangkat tema tentang
penerapan model pembelajaran PBL dengan menggunakan aplikasi Google Classroom

G. Kajian Teori
1. Penelitian Tindakan Kelas
Jenis penelitian yang digunakan sebagai acuan penulisan ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas yang biasa disingkat dengan PTK. Menurut Suharsismi Arikanto (
2019 : 1 ), Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang memaparkan terjadinya
sebab akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika
perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian
perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut.
Sedangkan menurut Septantiningtyas et al., (2019), Penelitian tindakan kelas berasal
dari bahasa Inggris, yaitu Classrom Action Research, Classrom Action Research,
yang berarti penelitian dengan melakukan tindakan yang dilakukan oleh
guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat (https://www.lamaccaweb.com/2022/06/04/pengertian-ptk-atau-
penelitian-tindakan-kelas/)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan
praktek pembelajaran di kelas secara professional.
2. langkah langkah penelitian tindakan kelas
Ada beberapa langkah dalam penelitian tindakan kelas yaitu sebagai berikut :

a) mengidentifikasi dan merumuskan masalah;


b) menganalisis masalah;
c) merumuskan hipotesis tindakan;
d) membuat rencana tindakan dan pemantauannya;
e) melaksanakan tindakan dan mengamatinya;
f) mengolah dan menafsirkan data; dan
g) melaporkan.
(https://internationaljournallabs.com/blog/langkah-langkah-penelitian-tindakan-
kelas/)
3. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
a) Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan gambaran
sistematis untuk melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar siswa
dalam tujuan tertentu yang ingin dicapai. Artinya, model pembelajaran
merupakan gambaran umum namun tetap mengerucut pada tujuan khusus.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran
dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran
yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-
tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends, 1997).
(https://educhannel.id/blog/artikel/pengertian-model-pembelajaran.html)
b) Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
1) Pendapat Arends
Arends (2007: 43) menjelaskan bila pada dasarnya PBL menyajikan
berbagai situasi bermasalah yang autentik serta memiliki makna kepada
siswa, yang mana bisa berfungsi sebagai batu pijakan untuk melakukan
kegiatan investigasi serta penyelidikan.PBL ini dirancang untuk membantu
peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir kritis serta
keterampilan problem solving atau menyelesaikan masalah, dan menjadi
pembelajar yang mandiri.
2) Pendapat Barrett
Barrett (2011: 4) menguraikan bahwa PBL merupakan pembelajaran yang
dihasilkan dari suatu proses pemecahan masalah yang disajikan di awal
proses pembelajaran. Siswa belajar dari masalah yang nyata dalam
kehidupan sehari-hari, mengorganisasi, merencana, serta memutuskan apa
yang dipelajari dalam kelompok kecil.
3) Pendapat Tan
Tan (2003: 22) menguraikan bahwa PBL merupakan suatu pembelajaran
yang mana penerapannya bukan sekedar memasukkan masalah dalam kelas,
namun juga dalam kegiatannya memberi kesempatan pada peserta didik
untuk aktif membentuk pengetahuan lewat interaksi serta penyelidikan
dengan kolaborasi. (https://meenta.net/problem-based- learning/)
4. Karakteristik yang tercakup dalam Problem Based Learning (PBL)
Karakteristik yang tercakup dalam Problem Based Learning (PBL) antara
lain:
a) masalah digunakan sebagai awal pembelajaran;
b) masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple-perspective);
c) masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di
ranah pembelajaran yang baru;
d) sangat mengutamakan belajar mandiri;
e) memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber
saja, dan
f) pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
(https://bertema.com/langkah-langkah-problem-based-learning-pbl-dalam-
proses-pembelajaran)
5. Aplikasi Google Classroom
Google Classroom merupakan sebuah aplikasi yang memungkinkan terciptanya
ruang kelas di dunia maya. Selain itu, Google Classroom bisa menjadi sarana
distribusi tugas, submit tugas bahkan menilai tugas-tugas yang dikumpulkan.
Dengan demikian, aplikasi ini dapat membantu memudahkan guru dan peserta didik
dalam melaksanakan proses belajar dengan lebih mendalam. Hal ini disebabkan
karena baik peserta didik maupun guru dapat mengumpulkan tugas, mendistribusikan
tugas, menilai tugas di rumah atau dimanapun tanpa terikat batas waktu atau jam
pelajaran.
6. Langkah pengaplikasian Google Classroom
Langkah-langkah menggunakan Google classroom adalah sebagai berikut :
a) Buka website google kemudian masuk pada laman Google Classroom
b) Pastikan Anda memiliki akun Google Apps for Education. Kunjungi
classroom.google.com dan masuk. Pilih apakah Anda seorang guru atau peserta
didik, lalu buat kelas atau gabung ke kelas.
c) Jika Anda administrator Google Apps, Anda dapat menemukan informasi lebih
lanjut tentang cara mengaktifkan dan menonaktifkan layanan di Akses ke Kelas.
d) Guru dapat menambahkan peserta didik secara langsung atau berbagi kode
dengan kelasnya untuk bergabung. Hal ini berarti sebelumnya guru di dalam
kelas nyata (di sekolah) sudah memberitahukan kepada peserta didik bahwa guru
akan menerapkan google clasroom dengan syarat setiap peserta didik harus
memiliki email pribadi dengan menggunakan nama lengkap pemiliknya (tidak
menggunakan nama panggilan/samaran).
e) Guru memberikan tugas mandiri atau melemparkan forum diskusi melalui laman
tugas atau laman diskusi kemudian semua materi kelas disimpan secara otomatis
ke dalam folder di google drive.
f) Selain memberikan tugas, guru juga dapat menyampaikan pengumuman atau
informasi terkait dengan mata pelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik
di kelas nyata pada laman tersebut. Peserta didik dapat bertanya kepada guru
ataupun kepada peserta didik lain dalam kelas tersebut terkait dengan informasi
yang disampaikan oleh guru.
g) Peserta didik dapat melacak setiap tugas yang hampir mendekati batas waktu
pengumpulan di laman Tugas, dan mulai mengerjakannya cukup dengan sekali
klik.
h) Guru dapat melihat dengan cepat siapa saja yang belum menyelesaikan tugas,
serta memberikan masukan dan nilai langsung di Kelas.
(https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/130691-1606014439.pdf)

H. Analisis Data, Evaluasi, dan Refleksi


1. Analisis Data
Analisis data pada penelitian in didapat dari hasil belajar peserta didik setelah
mengerjakan evaluasi di setiap akhir siklus. Hasil belajar peserta didik yang
diperoleh dari bidang kognitif ditentukan dari perolehan skor nilai evaluasi . Untuk
perhitungan hasil belajar pada bidang kognitif antara siklus I dan siklus II
menggunakan rata-rata skor kelas dari Post-test yang diberikan dan persentase
peserta didik yang melampui KKM (>=80).
2. Evaluasi dan Refleksi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia arti dari kata evaluasi adalah penilaian.
Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana
suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan
suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya,
serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan
harapan-harapan yang ingin diperoleh (Umar, 2005). (https://e-
journal.uajy.ac.id/15500/3/TS150702.pdf)
Refleksi adalah kegiatan untuk mengkaji tindakan perbaikan yang telah
dilakukan, tentang apa yang telah dihasilkan atau yang belum dituntaskan atas
tindakan perbaikan tersebut. Hasil dari kegiatan evaluasi dan refleksi adalah
menentukan tindakan atau langkah lebih lanjut untuk upaya mencapai tujuan dari
penelitian.

I. Tahap – Tahap Penelitian


Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan menggunakan tiga siklus yang setiap
siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi.

J. Kesimpulan
Dari tiga siklus pendidikan tindakan kelas yang telah dilakukan, dapat dilihat dari
tabel yang tertera dibawah ini
No Nama Peserta Didik Siklus Siklus Siklus
1 2 3
1 A 60 70 90
2 B 70 70 80
3 C 80 70 100
4 D 70 90 90
5 E 60 80 100
6 F 60 70 80
7 G 90 90 100
8 H 60 80 90
9 I 70 70 90
10 J 80 90 90
11 K 60 70 70
12 L 70 60 100
13 M 70 60 90
14 N 80 90 100
15 O 60 60 90
16 P 80 70 100
17 W 80 90 90
18 X 60 70 80
19 Y 80 80 100
20 Z 70 90 100
21 AB 60 80 100
22 AC 90 100 100
23 AD 50 80 90
Nilai Tertinggi 90 100 100
Nilai Terendah 50 60 70
Nilai Rata-rata
Jumlah Peserta didik 10 12 1
Tuntas
Jumlah Peserta didik 13 11 22
Belum
Tuntas
Ketuntasan Belajar 42,42% 66,67% 84,85%
Klasikal
Tabel 4.4 Rekapitulasi hasil belajar siswa kelas X SMAN 1 Subah siklus I, siklus
II dan siklus III

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa


penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning menggunakan aplikasi
Google Classroom dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X pada
mata pelajaran PAI di SMAN 1 Subah.

K. Daftar Pustaka

Suharni Arikanto, 2019, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara


(https://bertema.com/langkah-langkah-problem-based-learning-pbl-dalam-proses-
pembelajaran)
(https://educhannel.id/blog/artikel/pengertian-model-pembelajaran.html)
(https://e-journal.uajy.ac.id/15500/3/TS150702.pdf)
(https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/130691-1606014439.pdf)
(https://glints.com/id/lowongan/google-classroom-adalah/#.Y0A9v3ZBzIU)
(https://internationaljournallabs.com/blog/langkah-langkah-penelitian-tindakan-kelas/)
(https://meenta.net/problem-based-learning/)
(https://www.lamaccaweb.com/2022/06/04/pengertian-ptk-atau-penelitian-tindakan-
kelas/)

Anda mungkin juga menyukai