Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

Kegiatan Belajar 1 :
KONSEP DASAR PROFESI
1. Konsep profesi dan istilah-istilah yang terkait dengan profesi
2. Syarat dan urgensi profesi
3. Ragam profesi
4. Guru sebagai suatu profesi

1. Pengertian Profesi
Profesi pada hakikatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu yang menuntut
persyaratan khusus dan istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan
pihak yang memerlukannya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Homby seperti yang
dikutip Udin Syaifuddin Said (Udin, 2009) kata profesi menunjukkan dan mengungkapkan
suatu kepercayaan, bahkan suatu keyakinan atas sesuatu kebenaran (ajaran agama) atau
kredibilitas seseorang.
Secara etimologi profesi berasal dari kata profession yang berarti pekerjaan.
Perkerjaan yang dimaksud adalah yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan, dan sebagainya). Sedangkan secara istilah dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu
(keterampilan, kejuruan dan sebagainya)
2. Macam-Macam Istilah Profesi
Menurut Sanusi (Sanusi, 1991) ada lima konsep yang berkaitan dengan istilah
profesi, yaitu :
1) Profesi, profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para
anggotanya. Profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang yang tidak dilatih
dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu.
2) Profesional, kata profesional menunjuk pada 2 hal yaitu orang menyandang suatu
perkerjaan dan penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai
dengan profesinya. Dengan kata lain profesional adalah bentuk perkerjaan yang
memerlukan persyaratan khusus, yaitu menuntat ketrampilan berdasarkan konsep
dan teori ilmu pengetahuan yang menekankan pada suatu keahlian dalam bidang
tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
3) Profesionalisme, kata profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota
suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dengan tujuan
mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan
yang sesuai dengan profesinya secara terus-menerus. Profesionalisme juga
menunjuk pada derajat penampilan seseorang sebagai seorang profesional yang
memiliki tingkat profesionalisme yang tinggi, sedang maupun rendah dalam
perkerjaannya. Selain itu profesionalisme juga mengacu kepada sikap dan komitmen
anggota profesi untuk bekerja berdasarkan pada standar yang tinggi serta
menjunjung kode etik profesinya.
4) Profesionalitas, Profesionalitas adalah suatu sebutan terhadap sikap profesional
seorang pekerja yang memiliki kualitas serta derajat pengetahuan dan keahlian
dalam profesinya.
5) Profesionalisasi, profesionalisasi merupakan proses yang panjang dalam hal
peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggota profesi dalam mencapai
kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi.
3. Syarat Profesi
Menurut para ahli ada beberapa syarat yang harus dipenui oleh suatu pekerjaan
agar dapat disebut sebagai profesi, yaitu sebagai berikut :
a. Menurut Syafirudin Nurdin (Syafirudin, 2005) ada sepuluh syarat profesi yaitu
1) Panggilan hidup yang sepenuh waktu
2) Pengetahuan dan kecakapan atau keahlian
3) Kebakuan yang universal
4) Pengabdian
5) Kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif
6) Otonomi
7) Kode Etik
8) Klien
9) Berperilaku Pamong
10) Bertanggung jawab
b. Menurut Ahmad Tafsir (Tafsir, 1992) ada sepuluh juga syarat yang harus dipenuhi
agar perkerjaan dapat disebut sebagai sebuah profesi yaitu :
1) Profesi harus memiliki suatu keahlian yang khusus.
2) Profesi harus diambil sebagai pemenuhan panggilan hidup.
3) Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal.
4) Profesi adalah diperuntukkan bagi masyarakat.
5) Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostic dan kompetensi aplikatif.
6) Pemegang profesi memegang otonomi dalam melakukan profesinya.
7) Profesi memiliki kode etik.
8) Profesi memiliki klien yang jelas.
9) Profesi memiliki organisasi profesi.
10) Profesi mengenali hubungan profesinya dengan bidang-bidang lain.
Seseorang dapat dikatakan seorang guru jika memiliki syarat prinsip profesional yang
mencakup karakteristik yang tercantum Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen pasal 7 ayat 1, sebagai berikut:

a. Memiliki bakat, minat, panggilan, dan idealisme.


b. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas.
c. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
d. Memiliki ikatan kesejawatan dan kode etik profesi.
e. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesi berkelanjutan.
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan keprofesionalan

4. Urgensi Profesi
Sebagai pengajar, sikap profesionalisme dan profesional seorang guru
merupakan motivasi intrinsik untuk dijadikan sebagai pendorong dalam mengembangkan
dirinya menjadi tenaga profesional sehingga tercapainya etos kerja yang unggul yang
terwujud dalam lima bentuk kerja sebagai berikut :
1) Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal.
Agar seorang guru dapat mengidentifikasikan dirinya kepada figur yang dipandang
memiliki standar ideal, maka seorang guru harus dapat menunjukkan serta memiliki
profesional yang tinggi.
2) Meningkatkan dan memelihara citra profesi.
Meningkatkan dan memelihara citra profesi dapat diwujudkan dengan perilaku
profesional agar tercapainya tingkat profesionalisme yang tinggi. Perwujudan
dilakukan melalui berbagai cara, penampilan, cara bicara, penggunaan bahasa,
postur, sikap hidup sehari-hari, hubungan antar pribadi, dan sebagainya.
3) Memanfaatkan setiap kesempatan pengembangan profesional.
Berbagai kesempatan pengembangan profesional yang dapat dimanfaatkan antara
lain: (a) mengikuti kegiatan ilmiah seperti lokakarya, seminar, dan sebagainya, (b)
mengikuti penataran atau pendidikan lanjutan, (c) melakukan penelitian dan
pengabdian pada masyarakat, (d) menelaah kepustakaan, membuat karya ilmiah,
serta, serta (e) memasuki organisasi profesi.
4) Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi
Guru yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu aktif dalam seluruh kegiatan
dan perilakunya untuk menghasilkan kualitas yang ideal serta kritis dalam hal
mencari dan aktif dalam memperbaiki untuk memperoleh hal-hal yang lebih baik
dalam melaksanakan tugasnya.
5) Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.
Seorang guru yang memiliki rasa bangga dan percaya diri akan profesinya
ditunjukkan dengan penghargaan akan pengalamannya di masa lalu, berdedikasi
tinggi terhadap tugas-tugasnya sekarang, dan meyakini akan potensi dirinya bagi
perkembangan di masa depan.
Dari lima uraian bentuk kerja diatas maka dapat disimpulkan bahwa urgensi
profesionalisme dalam diri seorang guru memiliki kedudukan yang sangat vital
karena berfungsi untuk meningkatkan martabat guru sendiri dan meningkatkan
mutu pendidikan nasional dengan maksud agar berkembangnya potensi peserta
didik sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab sebagaimana yang termaktub
dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 pasal 4 dan 6.
5. Ragam profesi
Profesi adalah suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu
yang mensyaratkan kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan) tertentu secara
khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi kata profesi tidak
hanya berlaku untuk pekerjaan guru saja, namun juga berlaku untuk bidang pekerjaan
yang lain yang didasarkan pada keahlian tertentu seperti profesi kedokteran dan hukum
profesi yang paling tua yang dikenal sebagai profesi yang paling tua
6. Guru sebagai Suatu Profesi
Guru dikatan sebuah profesi karena menuntut keahlian dari para anggotanya yang
mempunyai tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Menurut Pidarta (1997:265) bahwa guru dan dosen adalah pejabat professional sebab
mereka diberi tunjangan professional. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru
berhak memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa guru adalah pejabat profesiona yang
menuntut keahlian khusus anggotanya sehingga pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh
orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai
guru.

Anda mungkin juga menyukai