Disusun oleh:
Pandemi Covid-19 yang semakin merebak di Indonesia saat ini memberi perubahan besar dalam
kehidupan. Salah satunya pada aktivitas belajar mengajar. Aktivitas kelas tatap muka ditiadakan di
semua jenjang pendidikan. Kegiatan pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka langsung
antara guru dan siswa pun beralih ke pembelajaran daring/ virtual. Keadaan siswa yang belum siap
secara mental pun berpengaruh terhadap partisipasi siswa dan hasil belajar siswa. Pembelajaran daring
yang diterapkan ditengah ketidaksiapan sekolah, guru, dan siswa seolah membawa pembelajaran
terombang- ambing. Guru dituntut dapat menggunakan berbagai platform agar dapat membantu siswa
belajar.
Salah satu penggunaan platform yang memudahkan guru dan siswa selama ini yang digunakan
adalah google formulir. Guru setiap minggunya membuat link pembelajaran yang akan dibagikan ke
grup belajar siswa. Siswa akan belajar melalui materi dan soal- soal untuk mengukur pemahaman siswa
setiap kali pembelajaran melalui link google formulir. Pada kegiatan pembelajaran selama satu bulan
pertama cukup banyak siswa yang berpartisipasi. Dari jumlah keseluruhan 30 siswa, yang berpartisipasi
dalam pembelajaran awal sebanyak 20 siswa dan yang tidak berpartisipasi sebanyak 10 orang. Tetapi
dua bulan terakhir tingkat partisipasi siswa sangat rendah, bahkan yang tidak aktif lebih dari 50%.
Materi yang diberikan guru dalam bentuk video dan bahan ajar bahkan tidak disimak dan dibaca oleh
siswa, dan langsung mengerjakan soal- soal. Itupun dikerjakan dengan browsing penyelesaian soal- soal
dari google.
Tingkat partisipasi siswa yang sangat rendah berdampak pada hasil belajar. Cara siswa belajar
yang sangat beragam dan kurang adanya pantauan dari orangtua dan guru membuat keadaan ini
semakin memburuk. Keterbatasan kuota internet juga menjadi pemicu siswa tidak berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran.. Video konfrensi agar guru dan siswa dapat bertatap muka secara virtual melalui
aplikasi Zoom meeting sepertinya sangat sulit dilaksanakan. Hal ini dapat terlihat pada menurunnya
partisipasi siswa dalam pembelajaran daring. Berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar, diketahui
bahwa tingkat partisipasi dan ketuntasan pada materi pembelajaran hanya sekitar 40% dengan nilai
KKM 70. Sekitar 60% siswa tidak tuntas dan memperoleh hasil di bawah KKM.
Dalam pembelajaran daring, perlu adanya tatap muka langsung secara virtual antara guru dan
siswa agar guru dapat mengukur kualitas proses pembelajaran secara langsung. Seharusnya
pembelajaran daring dengan aplikas video konferensi pun menjadi solusi karena pemahaman siswa
terhadap materi atau suatu konsep bisa dapat dilakukan secara langsung. Selain aplikasi Zoom
Meeting, banyak aplikasi video konferensi yang bisa digunakan. Salah satunya Google Meet yang
merupakan fitur premium dari software video conferencing Google. Google Meet lebih mudah
digunakan atau user friendly. Hanya dengan membukanya via Google Chrome dan login melalui email
sudah dapat digunakan. Google Meet sangat berperan penting dalam kegiatan belajar. Apalagi
penggunaannya mudah, tidak perlu di download sangat membantu mengurangi ruang penyimpanan
pada smartphone. Melalui Google Meet siswa dan guru bisa berinteraksi secara langsung. Guru bisa
menyajikan materi dan mengukur pemahaman siswa terhadap amteri atau suatu konsep secara langsung.
Diharapkan dengan penggunaan Google Meet pada pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar siswa.
B. Identifikasi Masalah
Tingkat partisipasi dan hasil belajar siswa yang rendah dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini:
1. Keadaan siswa yang belum siap secara mental dalam melaksanakan pembelajaran secara daring.
2. Terbatasnya media belajar siswa berupa smartphone dan kuota intenet,
3. Siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang sama setiap harinya.
4. Kurangnya perhatian dari orang tua/ wali untuk siswa aktif belajar.
5. Keadaan siswa yang kurang mandiri, malas, dan tidak bersungguh- sungguh dalam belajar.
6. Tidak ada pantauan secara langsung atau tidak ada tatap muka bersama siswa sehingga siswa
merasa kurang termotivasi.
C. Analisis Masalah
Selama diterapakannya pembelajaran daring, peserta didik diberikan pembelajaran dengan
model yang sama setiap harinya. Pembelajaran menggunakan google form yang dimana tidak
terjadi interaksi secara langsung antara guru dan siswa sehingga siswa kurang termotivasi untuk
aktif belajar. Pembelajaran menggunakan link dari Google Formulir sebenarnya dapat membantu
siswa untuk belajar mandiri. Tetapi karena setiap harinya siswa menggunakan cara yang sama untuk
belajar sehingga siswa merasa bosan. Rasa bosan tersebut dapat menjadi penyebab berkurangnya
partisipasi aktif siswa dalam belajar sehingga memengaruhi hasil belajar siswa.
Karena itulah diperlukan Google Meet dalam pembelajaran daring, dimana guru dan siswa
dapat berinteraksi secara langsung. Sehingga guru dapat mengukur kualitas proses belajar siswa dan
hasil belajar siswa sekaligus.
D. Rumusan Masalah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Penelitian Tindakan Kelas
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berkembang dari istilah penelitian
tindakan (action research) (Sanjaya, hal. 24). PTK sendiri berarti Penelitian Tindakan Kelas
maka tindakan yang diteliti adalah tindakan yang terjadi di kelas yang berhubungan dengan
aktifitas KBM (kegiatan belajar mengajar). Secara otomatis yang akan diteliti yaitu
kegiatan siswa, dan penelitian ini seyogyanya dilakukan oleh seorang guru, agar guru
tersebut memahami tindakan siswa dan dapat menerapkan metode yang sesuai dalam
mengajar. Sehinga tujuan pengajaran dapat dicapai. Menurut McNiff (1992:1) dengan tegas
mengatakan, bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang
dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk
pengembangan dan perbaikan pembelajaran.
b.
Menurut Suharsimi (2002) bahawa PTK merupakan paparan gabungan definisi dari
tiga kata “Penelitian, Tiindakan, dan Kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu
objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka
peningkatan kualitas bteerbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian
periode/siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang
sama dan tepat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru yang sama.
c. Tujuan PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta
membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah
(Muslich, hal. 10).
Kekurangan pembelajaran daring juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, yaitu sebagai
berikut:
a. Kurangnya interaksi antara pengajar dan siswa atau bahkan antara siswa itu sendiri, bisa
memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar mengajar.
b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong
aspek bisnis atau komersial.
c. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan.
d. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional,
kini dituntut untuk menguasai teknik pembelajaran dengan menggunakan ICT (Information
Communication Technology).
e. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
f. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (berkaitan dengan masalah tersedianya listrik,
telpon dan komputer/laptop)
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas VIII dengan jumlah 32 siswa yang terdiri
dari 10 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Penelitian ini di lakukan di sekolah ini karena
berdasarkan hasil observasi awal, di peroleh fakta bahwa siswa kurang memahami berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran sehingga lebih dari 50% nilai siswa berada di bawah KKM.
Dari sisi kemampuan ekonomi, hampir sebagian besar siswa yang bersekolah di SMP
Negeri 12 Kupang berada pada taraf ekonomi menengah ke bawah. Sehingga dari sisi sarana/
media belajar berupa smartphone/ laptop serta kuota internet juga terbatas. Siswa yang kurang
mandiri, kurang tekun, dan tidak sungguh-sungguh dalam belajar masih menjadi kendala
utama.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Setting room meeting pada Google Meet
b) Penerapan media berdasarkan RPP;
c) Penerapan model pembelajaran sesuai dengan model Discovery Learning
d) Waktu pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada semester satu bulan Oktober –
November 2020 dikelas VIIIB pada Tahun Pelajaran 2020-2021. Pada
pelaksanaannya penelitian dilakukan dengan dua siklus.
3) Data dan cara pengumpulan data
Dalam penelitian ini, data yang akan diperoleh meliputi:
a. Hasil belajar siswa;
Hasil belajar diketahui dengan melaksanakan tes secara tertulis dengan kisi-kisi
sebagai berikut, yaitu:
TAKSONOMI KOGNITIF
URAIAN MATERI TOTAL
L1 L2 L3
Saluran Pencernaan 1,2 2
Proses Pencernaan 3,5,7,8 4,6 6
Gangguan pencernaan dan
9,10 2
Upaya Pencegahan
Teknik pengambilan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan google
form dikarenakan google form lebih cepat dan luas untuk menyebarkan kuisioner
kepada sebjek/ peserta didik. Rancangan penelitian dilakukan dengan membuat
pertanyaan/ soal melalui google form, menyebarkan link melalui Whatsapp grup,
dan mengumpulkan hasil respon siswa oleh peneliti untuk kemudian dianalisis.
b. Aktivitas siswa dalam belajar; (lembar observasi)
c. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran, (lembar observasi).
Teknik Analisis Data pada penelitian ini menggunakan: (1) Analisis Observasi
setelah di peroleh data aktivitas guru selama pembelajaran dan aktivitas belajar siswa,
kemudian data tersebut di olah dengan menggunakan rumus:
P= x 100%
Keterangan:
P = Presentase (%)
f = banyaknya siswa yang melakukan aktivitas
N = jumlah seluruh siswa
d. Siklus II
- Perecanaan
Pada siklus II, peneliti melakukan tindakan dengan melaksanakan pembelajaran daring
memanfaatkan penggunaan media PPT dan video animasi dalam mempresentasikan
konten/ materi dalam pembelajaran menggunakan Google Meet. Hal ini dilakukan agar
dapat menarik perhatian siswa dalam belajar. Sedangkan untuk untuk langkah evaluasi
pada tahap ini menggunakan Google formulir.
- Pelaksanaan
Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan pada bulan November 2020.
- Observasi
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi tes.
- Refleksi
Dari kegiatan siklus kedua ini peneliti dapat mengevaluasi bahwa kegiatan pembelajaran
daring dengan menggunakan Google Meet masih dapat dilanjutkan dan pelaksanaannya
sudah dianggap maksimal, karena keaktifan siswa mencapai angka 80 % lebih.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan pada tahun pelajaran 2020/ 2021 yang
dilakukan dalam dua siklus sejak mulai bulan Oktober hingga November 2020
pembelajaran dengan menggunakan Google Meet dan media PPT mampu meningkatkan
motivasi serta partisipasi siswa dalam pembelajaran IPA, siswa terlihat antusias dalam
mengikuti setiap pembelajaran yang disampaikan guru.
BAB IV
Jumlah Prosentase
No Nilai Jumlah Nilai Ket
Siswa Tuntas Tidak tuntas
1 100 2 200 8,40 % -
2 90 6 540 22,69 % -
3 80 7 560 23,52% -
4 70 9 630 26,47% -
5 60 5 300 - 12,60% Nilai rata-rata kelas
6 50 3 150 - 6,30% 2380 : 32 = 74
7 40 - - - -
8 30 - - - -
9 20 - - - -
10 10 - - - -
Jumlah 32 2380 81 % 19 %
Dari data pada pertemuan pertama Siklus I menunjukkan bahwa hasil rata-rata kelas
mencapai nilai 74 ternyata masih ada siswa yang belum tuntas karena mendapatkan nilai di
bawah KKM. Siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 2 orang ( 8,40 %), siswa yang mendapat
nilai 90 sebanyak 6 orang (22,69%), siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 7 orang (23,52%),
siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 9 orang (26,47%), siswa yang mendapatkan nilai 60
sebanyak 5 orang (12,60%), dan siswa yang mendapatkan nilai 50 sebanyak 3 orang (6,30%),
dan tidak ada siswa yang mendapat nilai 40 ke bawah. Berdasarkan hasil yang dicapai tersebut
maka siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 24 orang yaitu sekitar 75%. Sedangkan
yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 8 orang yaitu sekitar 25%.
- Siswa yang sudah dikatakan aktif dengan sangat baik berjumlah 8 orang. Atau 25 % dari
- Siswa yang keaktifannya pada kategori baik ada 12 orang atau 37,5% dan siswa yang
keaktifannya cukup baik ada 12 orang atau 37,5%. Adapun nilai rata-rata keaktifan kelas
pada siklus.1 yaitu 62,50 atau berada pada kategori cukup baik. Kriteria keberhasilan pada
penilaian aktivitas siswa di lihat dari keaktifan semua siswa. Pada hasil observasi siklus.1
masih terdapat siswa yang pasif sehingga perlu adanya perbaikan di siklus 2. Ini
dikarenakan kurang kerjasamanya antar siswa, masih mendominasi oleh beberapa siswa.
Tahapan persiapan dengan memperkenalkan siswa penggunaan google adalah sebagai berikut :
1) Peserta didik mendowload aplikasi Google Meet dari Playstore pada handphone/ android/
laptop.
2) Peserta didik membuka aplikasi google meet dan login menggunakan akun google berupa
email dan password.
3) Guru dan peserta didik saling terkoneksi dengan video conference menggunakan Google Meet
untuk mengecek kesiapan peserta didik dalam pembelajaran menggunakan Google Meet.
4) Guru menjelaskan apa itu Google Meet, fasilitas dari Google Meet lalu kelebihan dan
kekurangan dari Google Meet itu sendiri.
5) Peserta didik mempelajari fitur- fitur pada Google Meet, misalnya untuk mematikan suara
tekan tanda mikrofon, untuk mematikan tampilan gambar pembicara matikan tanda camera,
untuk menampilkan file yang akan dipresentasikan dapat menekan tanda Present Now.
6) Setelah peserta didik memahami penggunaan Google Meet maka kegiatan pembelajaran dapat
dilakukan dengan pembelajaran dari rumah.
Penelitian ini dilakukan terhadap 32 siswa kelas VIIIb pada SMP Negeri 12 Kupang.
Sebelum adanya Covid-19 pembelajaran berjalan secara konvensional. Dari ketiga puluh dua siswa
pada kelas VIIIb SMP Negeri 12 Kupang tersebut baru pertama kali memakai Google Meet untuk
pembelajaran secara daring. Sebelumnya peserta didik menggunakan media pembelajaran berbasis
online seperti Google Classroom dan Google Formulir.
Berdasarkan observasi dan hasil diskusi dengan teman sejawat, diperoleh hasil bahwa perlu
diadakannya perbaikan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Setelah melaksanakan proses
pembelajaran pada pertemuan pertama untuk Siklus I untuk materi tentang Sistem Pencernaan
pada Manusia, maka terdapat temuan sebagai berikut :
1. Pada kegiatan inti, saat mengerjakan LKPD guru memberikan waktu selama 20 menit kepada
peserta didik untuk menyelesaikan LKPD. Ternyata setelah 20 menit berlalu hanya 8 orang
peserta didik yang berhasil mengerjakan tepat waktu, sedangkan 24 peserta didik lainnya belum
selesai mengerjakan. Hal ini juga disebabkan karena baru pertama kalinya pembelajaran secara
virtual menggunakan Google meet dilaksanakan. Penyebab lainnya karena pada pembelajaran
daring seperti ini juga membuat peserta didik kurang bisa untuk berdiskusi atau bekerja sama.
2. Pada kegiatan pembelajaran juga masih terdapat banyak peserta didik yang belum memahami
penggunaan fitur pada Google Meet, misalnya penggunaan mikrofon. Sehingga pada saat
pembelajaran masih ada terdapat suara bising karena ada beberapa siswa yang masih terus
menyalakan mikrofon sasat sedang tidak berbicara.
3. Pada saat kegiatan pembelajaran juga masih terkendala oleh jaringan/ sinyal internet yang
kurang baik, sehingga pada saat pembelajaran terputur- putus sehingga mempengaruhi kualitas
pembelajaran. Untuk mengatasi hal ini maka solusi sementaranya adalah melakukan
dokumentasi rekaman video agar siswa yang mengalami ketertinggalan dapat mengulang untuk
menonton kembali video pembelajaran tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
penggunaan aplikasi Google Meet sebagai aplikasi video konfrensi, google form, dan Whatsapp
sangat membantu guru dan peserta didik dalam menjalankan pembelajaran IPA dengan topik Sistem
Pencernaan pada Manusia. Peserta didik dapat mengakses bahan ajar dan LKPD yang dibagikan oleh
guru melalui Whatsapp dan dapat memberikan respon absensi kehadiran dan tes formatif melalui
link Google Formulir.
Pada pembelajaran secara daring menggunakan aplikasi Google Meet, guru memberikan
presentasi dengan cara berbagi presentasi sehingga peserta didik dapat secara langsung melihat
presentasi atau penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Hal- hal yang membuat tidak begitu efektif dalam pembelajaran jarak jauh menggunakan
Google Meet adalah (1) sering terjadi kendala seperti sinyal/jaringan yang kurang bagus bagi peserta
didik yang tidak menggunakan wifi, (2) sering adanya suara- suara bising yang mengganggu
aktivitas pembelajaran disaat sedang menyalakan mikrofon yang nantinya berdampak pada kualitas
pembelajaran yang diterima.
Tetapi penggunaan Google Meet dinilai sangat praktis bagi para siswa dan guru. Hal
tersebut dikarenakan guru dan peserta didik lebih mudah melakukan komunikasi secara lisan
dibandingkan secara tertulis. Proses komunikasi secara lisan dapat menerima suatu hasil dan juga
pengertian yang lebih jelas daripada melakukan komunikasi secara tertulis. Sehingga pola ini dapat
menjadi pertimbangan pada pembelajaran mendatang.
Walaupun aplikasi Google Meet ini dinilai kurang efektif namun di sisi lain aplikasi ini
lebih efisien dan praktis bagi peserta didik. Untuk itu dengan adanya aplikasi Google Meet ini
diharapkan dapat membantu peserta didik dalam hal pembelajaran berbasis online dan diharapkan
peserta didik dapat memanfaatkan aplikasi ini dengan seefektif mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Rochiati Wiriatmadja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya
https://www.scribd.com/doc/178234665/Pengertian-Penelitian-Tindakan-Kelas
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131666729/penelitian/PENELITIAN+TINDAKAN+KELAS.pdf
https://www.ui.ac.id/strategi-pembelajaran-daring-di-era-pandemi-covid-19/file:///C:/Users/USER
%20ASUS/Downloads/161-Article%20Text-563-1-10-20200722.pdf
http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/rangkiang/article/view/4148/pdf_1
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JKTO/article/view/15680/11533
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiap6zqw8XsAhXfILcAHZuuAKIQFjAJ
egQIBxAC&url=http%3A%2F%2Fejournal.mandalanursa.org%2Findex.php%2FJISIP%2Farticle
%2Fdownload%2F1274%2F1162&usg=AOvVaw1tNdUcrF0dnPDn18g8qQ2s
file:///C:/Users/USER%20ASUS/Downloads/161-Article%20Text-563-1-10-20200722%20(2).pdf
Lampiran 1
A. K omptensi Inti
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan pertama :
1. Melalui literasi bahan ajar, peserta didik dapat menjelaskan tahapan dalam proses pencernaan
pada manusia dengan benar.
2. Melalui pengamatan video tentang saluran pencernaan , peserta didik dapat mengidentifikasi
saluran, organ aksesoris dan kelenjar yang berperan dalam sistem pencernaan pada manusia
dengan benar.
3. Melalui pengamatan video tentang proses pencernaan di mulut, peserta didik dapat menganalisis
fungsi organ aksesoris di dalam mulut dengan benar.
4. Melalui pengamatan video tentang proses pencernaan di mulut, peserta didik dapat menganalisis
proses pencernaan mekanik dan kimiawi yang terjadi di dalam mulut dengan benar.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama ( 1 x 60 menit )
1. Pendahuluan ( 10 menit)
Sebelum memulai pembelajaran peserta didik bergabung pada room Google Meet lewat link
yang telah di bagikan oleh guru melalui grup Whatsapp.
Peserta didik mengisi absen kehadiran melalui link Google Form
(https://forms.gle/e3WE7v25oAVynxfD6 ) , dan menyiapakan bahan ajar, buku siswa dan
LKPD yang telah dibagikan oleh guru sehari sebelumnya melalui WA grup.
Peserta didik besama guru memulai kegiatan pembelajaran dengan berdoa sesuai keyakinan
masing- masing.
Peserta didik menyimak apersepsi yang disampaikan oleh guru dengan menjawab beberapa
pertanyaan berikut:
- Saat kalian makan, pertama kalinya makan masuk ke dalam tubuh melalui apa?
(Mulut)
- Didalam mulut terdapat organ apa saja yang membantu pencernaan makanan?(Gigi,
lidah, kelenjar ludah).
- Di dalam mulut terjadi proses apa saja ? (Mengunyah dan menelan)
- Coba kalian bayangkan seandainya didalam mulut itu tidak ada kelenjar ludah, apa
yang akan terjadi? (makanan sulit dicerna dan ditelan).
Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
- Pengetahuan : Tes Formatif
- Keterampilan proses : Lembar penilaian LKPD
2. Instrumen Penilaian
- Pengetahuan : Tes Formatif PG (terlampir)
- Keterampilan : Terlampir
Kupang, 17 Oktober 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan kedua :
1. Setelah mengamati video tentang proses pencernaan, peserta didik dapat menganalisis proses
pencernaan pada kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus dengan benar
2. Setelah mengamati video tentang proses pencernaan dan studi literasi, peserta didik dapat
menganalisis proses pencernaan mekanik dan kimiawi pada lambung dan usus halus dengan
benar.
3. Setelah mengamati video tentang proses pencernaan, peserta didik dapat menganalisis fungsi
organ pencernaan aksesoris pada proses pecernaan di usus halus dengan benar.
4. Setelah melakukan studi pustaka, peserta didik dapat menggambarkan diagram alur proses
pencernaan mekanik dan kimiawi dengan benar.
E. Materi Pembelajran
Pertemuan ke-2 : - Proses pencenaan pada kerongkongan, lambung, usus halus, dan usus
besar.
-Organ pencernaan tambahan (Pankreas, hati dan kantung empedu)
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model : Discovery-Inquiary Learning
Metode : Pengamatan, diskusi, ceramah, penugasan.
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
Sebelum memulai pembelajaran peserta didik bergabung pada room Google Meet lewat link
yang telah di bagikan oleh guru melalui grup Whatsapp.
Peserta didik mengisi absen kehadiran melalui link Google Form
(https://forms.gle/e3WE7v25oAVynxfD6 ) , dan menyiapakan bahan ajar, buku siswa dan
LKPD yang telah dibagikan oleh guru sehari sebelumnya melalui WA grup.
Peserta didik besama guru memulai kegiatan pembelajaran dengan berdoa sesuai keyakinan
masing- masing.
Peserta didik menyimak apersepsi yang disampaikan oleh guru dengan mengamati gambar
saluran pernapasan dan menjawab pertanyaan- pertanyaan yang disampaikan oleh guru,
misalnya:
- Berdasarkan gambar tersebut, setelah makanan dikunyah di dalam mulut dan ditelan,
saluran pencernaan apa sajakah yang akan dilalui/dilewati oleh makanan?Coba anak-
anak amati pada gambar. (kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan
anus/dubur).
- Saat makanan berada pada saluran- saluran tersebut, proses apa saja yang akan
terjadi ? (makanan di dodorong ke lambung, makanan dicerna, sari makanan diserap,
sisa makanan dibuang dari tubuh).
- Pada saluran mana sajakah, makanan akan dicerna secara mekanik dan kimiawi?
Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
- Pengetahuan : Tes Formatif
- Unjuk kerja (Penugasan) : Produk berupa diagram alur pencernaan mekanik dan kimiawi.
2. Instrumen Penilaian
- Pengetahuan : Tes Formatif PG (terlampir)
- Keterampilan (penugasan) : Terlampir
A. K omptensi Inti
KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan ke-3: - Gangguan pada system pencernaan serta upaya pencegahannya.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Kontekstual dan saintifik
Model : Discovery Learning (DL)
Metode : Pengamatan, diskusi , ceramah, penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan ( 10 menit)
Sebelum memulai pembelajaran peserta didik bergabung pada room Google Meet lewat link
yang telah di bagikan oleh guru melalui grup Whatsapp.
Peserta didik mengisi absen kehadiran melalui link Google Form
(https://forms.gle/e3WE7v25oAVynxfD6 ) , dan menyiapakan bahan ajar, buku siswa dan
LKPD yang telah dibagikan oleh guru sehari sebelumnya melalui WA grup.
Peserta didik besama guru memulai kegiatan pembelajaran dengan berdoa sesuai keyakinan
masing- masing.
Peserta didik menyimak apersepsi yang disampaikan oleh guru dengan mengamati gambar
orang yang sakit gigi dan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh, misalnya:
- Apakah kalian pernah merasakan sakit gigi?(Pernah/ Tidak)
- Mengapa seseorang bisa terkena sakit gigi?(Kurang memperhatikan kebersihan mulut,
gigi berlubang, dll)
- Saat sedang sakit gigi, biasanya apa yang dirasakan? (Sulit berbicara, sulit mengunyah
makanan).
- Apa yang sebaiknya dilakukan agar seseorang terhindar dari sakit gigi? (rajin menyikat
gigi, memeriksakan gigi rutin ke dokter gigi, tidak mengonsumsi makanan yang manis
sebelum tidur).
Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Pengumpulan data:
Peserta didik mengumpulkan data/informasi dari bahan ajar, maupun browsing terkait
permasalahan tentang gangguan pada system pencernaan serta upaya untuk mencegahnya
sesuai dengan LKPD 03.
Peserta didik berdiskusi dengan teman lain dan menanyakan hal- hal yang tidak dimengerti
kepada guru melalui diskusi pada room meeting.
Pengolahan data :
Peserta didik menganalisis data hasil pengumpulan dan menuliskan hasil analisis terhadap
permasalah gangguan pencernaan pada LKPD yang telah tersedia.
Peserta didik mengomunikasikan secara lisan untuk mempresentasikan hasil analisis terhadap
masalah tersebut sesuai dengan pemahamannya.
Verivikasi:
Peserta didik yang lain diminta untuk menyimak dan membandingkan hasil kerjanya dengan
peserta didik lainnya
Peserta didik mengemukakan atas presentasi yang dilakukan dan ditanggapi oleh peserta didik
yang mempresentasikan maupun dari peserta didik lainnya.
Menyimpulkan:
Peserta didik menyimpulkan hasil kerjanya terkait berbagai gangguan pada system pencernaan
serta cara mencegahnya dengan bimbingan guru dan menuliskan hasil kesimpulan pada LKPD.
Peserta didik mengunggah LKPD dalam bentuk file atau foto yang telah dikerjakan melalui
WA kepada guru.
3. Penutup (10 menit)
Peserta didik menanyakan hal- hal yang masih belum dimengerti/ diragukan.
Peserta didik membuat rangkuman/ kesimpulan tentang berbagai macam gangguan pada system
pencernaan serta cara pencegahannya.
Peserta didik menyimak tugas yang diberikan guru untuk membuat poster yang menunjukkan
ajakan pentingnya menjaga kesehatan organ system pencernaan dan mengumpulkan dalam
bentuk foto dan mengirimkannya lewat Whatsapp grup.
Peserta didik menyelesaikan tugas yang diberikan dengan melihat rubrik penilaian tugas poster
yang disampaikan oleh guru pada Whatsapp grup sehingga peserta didik dapat berusaha untuk
membuat karya terbaik mereka.
Guru mengingatkan peserta didik untuk mengerjakan soal tes formatif pada link
https://forms.gle/K7yuoQZFxQthBePA6 untuk mengukur pemahaman siswa.
Guru menginformasikan kepada siswa bahwa akan diadakan post tes pada pertemuan
berikutnya.
Guru menutup kelas dengan mengucapkan salam.
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
- Pengetahuan : Tes Formatif
- Unjuk Kerja : Produk berupa poster dengan tema “Pentingnya menjaga kesehatan system
pencernaan pada manusia.”
2. Instrumen Penilaian :
- Pengetahuan : Tes Formatif PG (terlampir)
- Keterampilan : Terlampir
-
Jumlah
Rata-Rata
2.
3. Keterangan:
4. Tingkat keaktivan selama Proses Belajar Mengajar dalam Present(%)
5. 90 - 100 = sangat baik
6. 70 - 89 = baik
7. 60 - 69 = cukup baik
8. 50 - 59 = kurang baik
Lampiran 5
2. Organ- organ pada system pencernaan makanan manusia dapat dibedakan menjadi saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Berikut ini organ yang yang merupakan saluran
pencernaan sekaligus kelenjar pencernaan adalah ….
A. Lambung dan usus halus
B. Pankreas dan hati
C. Usus halus dan hati
D. Lambung dan hati
3. Hubungan yang benar antara organ, enzim serta fungsinya dari pencernaan di bawah ini adalah
…
A. Usus halus , Eripsin , memecah Tripsinogen menjadi Tripsin
B. Pankreas, Lipase, memecah Gliserol menjadi asam lemak
C. Mulut, Ptialin, memecah Amilum menjadi Glukosa
D. Lambung, Pepsin, memecah Protein menjadi Glukosa
4. Gerakan peristaltik yang mendorong bolus dalam kerongkongan sehingga dapat mencapai
lambung terjadi karena adanya ….
A. Enzim pencernaan yang terdapat dalam kerongkongan
B. Kontraksi dan relaksasi otot kerongkongan.
C. Membukanya epiglottis sehingga makanan masuk ke kerongkongan.
D. Kontrakasi otot dinding lambung sehingga menarik bolus kearah bawah.
5. Perhatikan gambar berikut!
Raina sedang sarapan. Ia menyantap sepiring steak ayam, kentang goreng dan meminum
segelas susu. Pencernaan protein dalam steak ayam dan susu terjadi pada organ bernomor ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
Hubungan antara bagian usus besar dan fungsinya yang benar adalah ….
A. 1 – Penyerapan air
B. 2 – pembusukkan sisa makanan
C. 3 – Pengeluaran feses
D. 4 – Penyimpanan feses sementara
Pasangan senyawa yang dihasilkan oleh pankreas dan fungsi yang tepat adalah ….
A. (1-D), (2-A), (3-B), (4-C)
B. (1-A), (2-D), (3-C), (4-B)
C. (1-B), (2-C), (3-A), (4-D)
D. (1-C), (2-B), (3-D), (4-A)
9. Sudah empat hari ini Toro merasa susah untuk buang air besar. Diagnosis dokter yang
memeriksanya menyatakan bahwa dia mengalami konstipasi. Proses pada alat pencernaan Toro
yang terganggu dan faktor penyebabnya adalah ….
A. penyerapan air yang berlebihan di usus dua belas jari (duodenum) yang disebabkan oleh
bakteri.
B. bakteri menyebabkan gangguan penyerapan air di usus penyerapan (ileum) sehingga
feses menjadi keras.
C. penyerapan air yang berlebihan di usus kosong (jejunum) kerana infeksi yang
disebabkan bakteri.
D. penyerapan air yang berlebihan di usus besar disebabkan makanan yang dikonsumsi
rendah serat.