Anda di halaman 1dari 64

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR (Kognitif dan Keterampilan Proses) IPA

PADA MATERI SUHU DAN KALOR MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK

TERHADAP SISWA KELAS VII-A

TAHUN PELAJARAN 2020/2021 SMPN 2 KOMODO NGGORANG

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh

NURHIDAYAH
NIM :203129777111

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMIN MUTU
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Al-hamdulillah atas izin dan petunjuk Allah subbahanawutaAllah. Laporan ini dapat

terselesaikan walaupun dalam bentuk sederhana. Ungkapan rasa syukur kepada Allah

subbahannawutaAllah atas hidayah-Nya yang diberikan dalam mewujudkan karya ini tidak

dapat penulis lukiskan dengan kalimat apapun kecuali dengan hanya menyadari betapa kecilnya

diri ini dihadapan-Nya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian Laporan ini tanpa bantuan

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, laporan ini tidak dapat terselesaikan sebagaimana

mestinya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimah kasih yang

tak terhingga kepada mereka. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-

dalamnya, kepada orang tua yang tercinta yang telah mengasuh, membesarkan, mendidik

penulis dengan limpahan kasih sayang, doa restu, dan pengorbanan tulus ikhlas dan yang tak

terhingga telah menjadi spirit yang selalu mengiringi langkah penulis dalam menapaki hidup

meniti masa depan yang cerah. Secara khusus penulis haturkan terima kasih banyak yang tak

terhingga kepada:

1. Teman-temanku yang tidak disebutkan satu-persatu yang telah membagikan ilmunya

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................1


KATA PENGANTAR ................................................................................2
DAFTAR ISI ...............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................4
A. Latar Belakang ...................................................................5
B. Identifikasi Masalah............................................................7
C. Pembatasan Masalah...........................................................7
D. Rumusan Masalah ..............................................................7
E. Cara Pemecahan Masalah ..................................................8
F. Tujuan Penelitian................................................................8
G. Manfaat Penelitian..............................................................8
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN ............10
A. Belajar.................................................................................10
B. Pendekatan Saintifik............................................................18
C. Hipotesis Tindakan..............................................................25
D. Indikator Keberhasilan........................................................25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................26
A. Latar dan Karakteristik Penelitian ......................................26
B. Variabel Penelitian .............................................................26
C. Desain Penelitian ................................................................26
D. Materi Suhu dan Kalor .......................................................35
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................38
F. Teknik Analisis Data ..........................................................39
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembelajaran merupakan proses ilmiah. Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan

esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian

emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih

mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif

(deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik

simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi

spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif

menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah

umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian

merumuskan simpulan umum.

Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala,

memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.

Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-

bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip

penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serial aktivitas

pengoleksian data melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji

hipotesis (Kemendikbud, 2013).

Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) bukan hanya mementingkan penguasaan ataupun

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses ilmiah. Keterampilan metakognisi perlu diterapkan dan dilatih kepada siswa

karena metakognisi merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran sains

sehingga perlu dikembangkan kepada peserta didik.

Proses-proses metakognisi dibidang pengajaran sains memberikan pelajaran yang

penuh arti atau dengan kata lain siswa belajar dengan pemahaman sendiri serta keterampilan

metakognisi dapat membentuk siswa yang mandiri dengan cara menerapkan dan

mengembangkan keterampilan metakognisinya. Dengan demikian perlu adanya suatu

program pembelajaran yang berbeda dilapangan yang dapat digunakan oleh guru mata

pelajaran IPA fisika, dimana siswa yang diminta menemukan sendiri konsep yang lebih

4
mudah untuk dipahami berdasarkan fenomena yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari,

yang bisa dipahami menggunakan caranya sendiri sehingga diharapkan konsep tersebut bisa

lebih mudah untuk diingat oleh siswa.

Pada pelajaran IPA selain dituntut mendapatkan nilai yang baik yang memenuhi

standar ketuntasan minimum, aktivitas dan sikap belajar siswa juga dilihat dalam proses

pembelajaran, karena siswa dituntut untuk selalu aktif selama proses pembelajaran

berlangsung. Selain itu, salah satu yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya pencapaian

tujuan yaitu bagaimana aktivitas dan sikap siswa pada saat pembelajarannya. Dengan

demikian, aktivitas dan sikap belajar siswa juga harus diperhatikan. Sebagaimana kita

ketahui bahwa pembelajaran yang berkaitan dengan pegetahuan, keterampilan dan sikap

adalah pembelajaran dengan pendengkatan saintifik. Oleh karena itu, pendekatan tersebut

sesuai dengan kurikulum kita saat ini dimana siswa dituntut lebih terampil dan bersikap baik

selama proses pembelajaran artinya siswa yang menjadi pusat dalam proses pembelajaran

serta siswa yang berpikir sendiri dan guru hanya sebagai fasilitator dalam proses

pembelajaran.

Pendekatan saintifik mampu menjawab rekomendasi pembelajaran dari Delors dkk

(dalam Muhammad Taufik, 2010: 32). Dalam International Commission on Education for

the Twenty-First Century, Report to UNESCO (1996) telah merekomendasikan empat pilar

untuk mewujudkan pendidikan masa depan yang lebih baik yaitu: (1) Learning to know,

belajar mengetahui termasuk belajar bagaimana belajar; (2) Learning to do, belajar berbuat

sesuatu; (3) Learning to be, belajar menjadi seseorang: serta (4) Learning to life together,

belajar hidup bersama dengan orang-orang lain (Mohammad Taufik, 2013: 32).

Berdasarkan hasil penelitian oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemendikbud: 2013) menunjukan bahwa Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih

efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradidional. Hasil penelitian

membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10

persen setelah lima belas menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen.

Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari

90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen.

Selain itu juga, pendekatan saintifik dapat membuat siswa lebih aktif dan kreatif

karena Proses pembelajaran siswa dipandu dengan kaida-kaidah pendekatan ilmiah.

5
Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan,

pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses

pembelajaran dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah

dan kemudian guru dapat menilai siswanya dari semua aspek karena bukan hanya penilaian

kognitif, keterampilannya tetapi sikap juga ikut dinilai.

Berdasarkan pemaparan di atas maka saya mencoba mengangkat sebuah judul

penelitian “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN

SAINTIFIK PADA MATERI SUHU DAN KALOR TERHADAP SISWA KELAS VII

A SMPN 2 KOMODO.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan masalah pada latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Hasil Belajar IPA masih rendah.

2. Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi pelajaran

yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya tidak memahaminya

3. Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari

dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/dimanfaatkan.

C. PEMBATASAN MASALAH

Agar penelitian ini tidak membias kemana-mana maka peneliti membatasi masalah dalam

penelitian yaitu

1. Materi yang diajarkan adalah materi SMP kelas VII semester ganjil tahun pelajaran

2020/2021 dengan materi suhu dan kalor

2. Penilaian yang digunakan adalah penilaian pengetahuan, dan keterampilan.

3. Penelitian ini adalah penelitian untuk mengupayakan peningkatan hasil belajar IPA

melalui pendekatan saintifik di SMP Negeri 2 Komodo

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah yaitu Bagaimana

Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Saintifik Terhadap Siswa Kelas VII-A di

SMP Negeri 2 Komodo?

6
E. CARA MENGATASI MASALAH

Untuk dapat mengatasi masalah pada rumusan masalah di atas maka peneliti menggunakan

pendekatan saintifik (ilmiah). Pendekatan saintifik (ilmiah) memiliki kelebihan sebagai

berikut

1. Dapat mewujudkan pembelajaran learning to know, learning to do, learning to be, dan

learning to life together

2. Meningkatkan retensi informasi dari guru

3. Meningkatkan kemampuan kontekstual siswa

4. Membuat siswa belajar lebih aktif dan kreatif

5. Guru dapat menilai dari segala aspek

F. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Melalui

Pendekatan Saintifik Terhadap Siswa Kelas VII-A di SMP Negeri 2 Komodo

G. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini adalah

1. Bagi siswa

a. Siswa lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran

b. Siswa lebih mampu memahami proses pembelajaran

c. Siswa dapat belajar dari temannya

2. Bagi guru

a. Guru dapat lebih mudah memberikan informasi

b. Guru dapat menilai siswa dari segala aspek

3. Bagi sekolah

a. Meningkatkan kualitas pendidikan

b. Dijadikan referensi perbaikan pembelajaran di sekolah

7
BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Pada hakikatnya belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan sebagai hasil dari proses belajar. Perubahan tersebut dapat dilihat dari berbagai

aspek, seperti perubahan aspek pengetahuan, aspek pemahaman, aspek tingkah laku dan

keterampilan, kecakapan, kemampuan yang ada pada diri individu yang belajar

(Sahabuddin 2000).

Menurut Abdurrahman (1990: 20): belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai

hasil kegiatannya sendiri. Disini menunjukan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang

tidak pasif dan merupakan suatu proses berkelanjutan, dimana individu belajar

melakukan kegiatan dan pengalaman sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dan interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1995: 12).

Dari beberapa pengertian belajar yang dikemukakan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan suatau kegiatan atau proses yang

ditandai dengan perubahan pada diri individu baik berupa perubahan pengetahuan,

keterampilan, sikap sebagai hasil belajar.

2. Prinsip-prinsip Belajar

Terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dipakai sebagai dasar

dalam upaya pembelajaran . Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi,

keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, dan

perbedaan individual (Dimyati dan Mujiono, 2002: 42).

a. Perhatian dan motivasi

Siswa yang merasa bahan pelajaran sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan

untuk dipelajari dalam kehidupan sehari, akan membangkitkan motivasinya untuk

mempelajarinya (Slameto 2003: 172). Jadi siswa yang memiliki perhatian terhadap

8
suatu bahan pengajaran akan memiliki motivasi untuk mendapatkan pengetahuan

sebanyak-banyaknya.

b. Keaktifan

Keaktifan adalah salah satu bentuk sikap yang diperlihatkan oleh siswa. Siswa

yang memiliki sikap seperti ini, akan mampu untuk mencari, menemukan, dan

menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam situasi belajar mengajar, anak

mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta,

menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.

c. Keterlibatan langsung

Dalam belajar melalui pengalaman langsung, siswa bisa belajar, menghayati,

terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Selain

itu siswa akan merasa puas dengan situasi belajar yang dialaminya. Situasi ini akan

bersifat law of effect yaitu adanya hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi

akan diikuti dengan keadaan memuaskan (Syaiful Sagala, 2009: 53).

d. Pengulangan

Adanya pengulangan maka kemampuan untuk mengamati, menanggapi,

mengingat, berpikir dan sebagainya. Pengulangan terhadap materi pelajaran yang

diperolehnya akan memiliki pemahaman yang kuat

e. Tantangan

Dalam situasi belajar siswa berhadapan suatu yang ingin dicapai, namun selalu

mendapatkan hambatan yakni mempelajari bahan pelajaran maka timbullah motif

untuk mengatasi hambatan tersebut, dengan belajar sungguh-sungguh.

f. Balikan dan penguatan

Siswa akan belajar dengan baik apabila mengetahui dan mendapatkan hasil

yang baik. Hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh

baik terhadap usaha belajar selanjutnya.

g. Perbedaan individual

Adanya siswa yang memiliki karakter yang berbeda akan berpengaruh terhadap

hasil belajarnya.

9
3. Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Kehadiran dalam proses belajar mengajar atau pengajaran masih tetap memegang

penting. Peranan guru dalam proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio,

tape recorder, ataupun komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak

unsur-unsur manusiawi seperti sikap, atau sistem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan, dan

lain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai

melalui tersebut. Dalam pengajaran atau proses belajar mengajar guru memegang peranan

sebagai sutradara sekaligus aktor (Nana Sudjana, 2004: 12).

Ada sepuluh kompetensi guru dalam menurut P3G (Proyek Pembinaan

Pendidikan Guru) yakni; (a) menguasai bahan, (b) mengelola program belajar mengajar

(c) mengelola kelas (d) menguasai media/sumber belajar (e) menguasai landasan

kependidikan (f) menguasai interaksi belajar mengajar (g) menilai prestasi belajar (h)

mengenal fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan (i) mengenal dan menyelenggarakan

administrasi sekolah, dan (j) memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan

pengajaran.

4. Hasil Belajar

Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang belajar sudah tentu memerlukan

ukuran. Dengan mengukur hasil belajar maka seseorang akan dapat diketahui tingkat

penguasaan tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hasil dan pembelajaran ini disebut

hasil belajar. Jadi hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah melakukan

kegiatan belajar dimana hasil tersebut merupakan gambaran penguasaan pengetahuan dan

keterampilan dan peserta didik yang berwujud angka dan tes standar yang digunakan

sebagai pengukur keberhasilan.

Mengevaluasi pencapaian belajar siswa adalah salah satu kegiatan yang

merupakan kewajiban bagi setiap guru. Dikatakan kewajiban karena setiap guru pada

akhirnya hanya dapat memberikan informasi kepada lembaganya bagimana dan sampai

dimana penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai siswa tentang materi dan

keterampilan-keterampilan mengenai mata pelajaran yang telah diajarkan.

10
Untuk mengukur hasil belajar seseorang siswa umumnya mencakup beberapa

aspek :

a. Pengetahuan

Aspek pengetahuan adalah kemampuan siswa untuk mengungkapkan kembali

pengetahuan tentang fakta, kejadian, defenisi, istilah, rumusan, prinsip, dan konsep,

dalam hal ini siswa tidak dituntut untuk menganalisis informasi, melainkan hanya

sekedar mengingat apa yang telah dipelajari . kata-kata operasional yang digunakan

pertanyaan berikut : apa, siapa, dimana, defenisikan, sebutkan, dan lain-lain.

b. Pemahaman

Pemahaman adalah kemampuan siswa untuk mengerti apa yang sedang

dikomunikasikan dan menggunakan gabungan beberapa konsep atau prinsip terhadap

kenyataan yang nyata. Disini siswa dituntut untuk menunjukkan bahwa dia telah

mengeerti dan paham terhadap suatu informasi yang telah diberikan. Dalam hal ini

siswa tidak hanya dituntut untuk mengingat terhadap apa yang telah dipelajari

dengan menggunakan kata-kata sendiri. Jadi pemahaman lebih tinggi dari

pengetahuan. Kata-kata oprasional yang digunakan ; jelaskan, uraikan, bandingkan,

artikan

c. Aplikasi

Aplikasi adalah kemampuan siswa menggunakan ide, prinsip, teori dalam situasi

yang khusus, dan kongkrit. Disini siswa dituntut untuk menggunakan pengetahuan

dan pehaman yang diperoleh untuk menyelesaikan masalah dalam situasi yang

khusus dan kongkrit dengan demikian berati bahwa aplikasi mempunyai tingkatan

yang lebih tinggi tingkatannya dari pada aspek pemahaman. Kata-kata operasional

yang sering digunakan adalah pilihlah, tuliskan satu contoh, tuliskan, dan hitung.

d. Analisis

Analisis adalah kemampuan siswa untuk berpikiran kritis dan mendalam. Siswa

diharapkan mampu menguraiakan suatu masalah ke dalam komponennya dan mampu

menganalisa antar hubungannya. Dalam analisa siswa tidak hanya mampu mengingat

dan menggunakan proses intelektual yang lebih tinggi. Kata-kata operasinal yang

biasa digunakan adalah : simpulkan, tunjukann bagaimana, tentukan, hubungan sebab

akibat, dan kemukakan alasan.

11
e. Sintesa

Sintesa adalah kemampuan siswa untuk mengkombinasikan elemen menjadi satu

kesatuan yang baru. Kemampuan sintesis menuntun siswa untuk berpikir original

dan kreatif. Disini siswa dituntut untuk menggunakan proses intelektual yang tinggi

teori yang diguanakan pada aspek analisa untuk mengutarakan kemampuan sintesa

biasa digunakan kata-kata opresional antara lain; rancangkan, susunlah, dan

rencanagkanlah.

f. Evaluasi

Evaluasi adalah kemampuan siswa untuk melakukan penelitian terhadap suatu

pernyataan, pemecahan suatu masalah, metode, pekerjaan, materi, dan sebagainya.

Aspek evaluasi ini adalah aspek yang tertinggi tingkatannya dari ke enam aspek

yang ada, sebab pekerjaan menilai dapat dilaksanakan jika fungsi-fungi kognitif yang

lain. Sperti pengetahuan, pemahaman, apliasi, atau analisa, dan sintesis telah

dimiliki. Untuk mengetahui kemapuan evaluasi bisa digunakan digunakan kata-kata

operasional seperti ; berikan penilaian, pertimbangkan, mana yang lebih baik dan

sebagainya.

Oleh karena itu, hasil belajar yang dimaksudkan adalah hasil yang dicapai atau

dikuasai setelah melakukan kegiatan mengajar. Dengan demikian, peningkatan hasil

belajar sangat erat hubungannya dengan keberhasilan dalam situasi belajar mengajar.

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak yang berupa

nilai-nilai mata pelajaran (Nurkencana, 1990).

Prestasi belajar merupakan tujuan yang hendak dicapai dalam belajar. Jadi,

prestasi belajar adalah nilai pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang

dipelajari di sekolah yang menyangkut ilmu pengetahuan atau kecakapan yang

dinyatakan sesuai hasil yang diperoleh (Djamarah, 1994).

Pendapat lain mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu laporan, sebagai

bukti akhir bahwa anak telah mengatasi atau memecahkan masalah yang dipelajarinya

(Nasution, 2000).

Jadi, yang dimaksud dengan prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil

yang dicapai oleh seseorang dalam hal belajar yang berlangsung dalam jangka waktu

tertentu yang dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku, perubahan keterampilan

12
dan perubahan pengetahuan. Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil yang

dicapai oleh seseorang dengan melalui belajar yang sesuai dengan kemampuan yang ada

pada dirinya sendiri sehingga prestasi belajarnya itu merupakan ukuran yang dicapai oleh

seseorang ataupun anak didik.

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi tentang mata

pelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan Scientifik.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Djajasastra (1987: 66) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar yaitu: faktor intern, faktor ektern , dan faktor teknik atau pendekatan belajar.

Ketiga faktor tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Faktor Intern

Faktor intern adalah semua faktor yang ada pada diri siswa, yaitu berupa

bakat, motivasi, konsentrasi, minat, keadaan jasmani atau alat indra.

2. Faktor ekstern

Faktor ekstern yaitu semua faktor yang berada di luar pribadi siswa dalam

hal ini berupa lingkuangan tempat tinggal, teman sebaya, masyarakat dan sarana

belajar.

3. Faktor Teknik atau Pendekatan Belajar

Jika faktor intern dan ekstern sudah baik maka agar proses belajar dan

hasilnya baik haruslah ditunjang oleh teknik belajar yang baik. Dalam kairannya

dengan cara belajar siswa di sekolah, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

mengembangkan cara belajar yang baik, yaitu: menyusun rencana belajar, membuat

rangkuman tentang hal-hal yang dianggap perlu, membaca catatan hasil belajar,

memanfaatkan sumber belajar, menganalisis atau mengerjakan soal atau tugas dan

membuat situasi yang kondusif untuk belajar.

Dalam penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor eksternal yang diduga

berpengaruh terhadap prestasi belajar. Faktor eksternal adalah bagaimana pendekatan

scientifik diterapkan pada pembelajaran IPA.

13
B. Pendekatan Saintifik

1. Konsep Dasar Pendekatan Saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang

dirancang sedemikian rupa agar  peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum

atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

“ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada

peserta didik dalam mengenal, memahami  berbagai materi menggunakan pendekatan

ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada

informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan

tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai

sumber  melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan

proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan

menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan.

Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah

dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.

Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori

Piaget, dan teori Vygotsky.  Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan.

Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam Carin & Sund, 1975).

Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia

menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses

penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan

suatau penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari

teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk

melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat

retensi ingatan. Empat hal di atas adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang

diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik.

14
Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan

perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental atau struktur

kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi

lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata

seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa. Proses yang

menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan adaptasi. Proses

terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi.

Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan

stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru

ke dalam skema yang sudah ada didalam pikirannya. Akomodasi dapat berupa

pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri rangsangan yang ada atau

memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada.

Dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi

dan akomodasi.

Vygotsky, dalam teorinya  menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila

peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun

tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam

zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini

yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang

dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. (Nur dan Wikandari, 2000:4).

Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. berpusat pada siswa.

b. melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau

prinsip.

c. melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan

intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

d. dapat mengembangkan karakter siswa. (Anonim, 2014)

2. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan

dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah

(scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui

15
pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan

data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan,

dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin

pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi

seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-

sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik

dalam pembelajaran disajikan  sebagai berikut:

a. Mengamati (observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran

(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan

media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah

pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin

tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang

tinggi. Kegiatan  mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam

Permendikbud tentang Kurikulum 2013 no. 24 tahun 2016, hendaklah  guru membuka

secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan

melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi

peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan

(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan

mencari informasi.

b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada

peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau

dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan:

pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang

abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.

Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.

Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih

memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana

peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua

dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin

16
tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin

dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang

lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan

peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan

dalam Permendikbud no. 24 Tahun 2016, adalah  mengajukan pertanyaan tentang

informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk

mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan

faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang

diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,

kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu

untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

c. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan “mengumpulkan informasi”  merupakan tindak lanjut dari bertanya.

Kegiatan ini dilakukan  dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai

sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang

lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan

melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam

Permendikbud no. 24 Tahun 2016, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan

melalui eksperimen,  membaca sumber lain selain buku teks,  mengamati objek/

kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun

kompetensi yang diharapkan adalah  mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan,

menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan

kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,

mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

d. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar


Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan

pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud no. 24 Tahun 2016,

adalah memproses  informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil

kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan

kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari

yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan

17
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat

yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk

menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola

dari keterkaitan  informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah

mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan

menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam

menyimpulkan.

Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir

yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk

memperoleh simpulan berupa pengetahuan.  Aktivitas menalar dalam konteks

pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada

teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran

merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan

beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori.

Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam

referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di

memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah

tersedia.

e. Menarik kesimpulan
Kegiatan menyimpulkan  dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik

merupakan kelanjutan dari kegiatan  mengolah data atau informasi. Setelah

menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari

keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok,

atau  secara individual membuat kesimpulan.

f. Mengkomunikasikan
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini

dapat dilakukan melalui  menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam

kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut

disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau

kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan

pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor  24 Tahun

18
2016, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis

secara lisan, tertulis, atau media lainnya. 

Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah

mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan

kemampuan berbahasa yang baik dan benar. (Anonim, 2014)

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Hipotesis Tindakan pada Penelitian ini adalah dengan menerapkan pendekatan saintifik dapat

meningkatkan hasil belajar IPA terhadap Siswa kelas VII-A di SMP Negeri 2 Komodo

D. INDIKATOR KINERJA

Ukuran dari ketuntasan hasil belajar IPA siswa adalah apabila hasil tes siswa sudah

menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar. Menurut ketentuan Depdikbud bahwa siswa

dikatakan tuntas belajar jika memperoleh skor minimal 65 dari skor ideal, dan tuntas secara

klasikal apabila minimal 85% dari jumlah siswa yang telah tuntas belajar.

19
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Latar dan Karakteristik Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 2 Komodo Kabupaten Manggarai Barat Pada Kelas

VII A. Jumlah siswa dalam ini adalah 21 dengan jumlah siswa pria ada 11 orang dan jumlah

siswa perempuan ada 10 orang.

B. Variabel Penelitian

Pada komponen ini ditentukan variabel-variabel yang menjadi titik sasaran berupa:

1. Variabel input (seperti: siswa, guru, bahan ajar, sumber belajar, prosedur, evaluasi,

lingkungan belajar)

2. Variabel proses (seperti: keterampilan bertanya guru, gaya bertanya guru, cara bertanya

siswa, implementasi model dan metode mengajar)

C. Desain Penelitian

Desain penelitian sangat diperlukan dalam merencanakan dan melaksanakan

penelitian. Menurut Moh. Natsir (1998, 99) bahwa Desain penelitian adalah semua proses

yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. proses perencanaan dan

pelaksanaan penelitian ini di awali dengan rumusan masalah sampai pelaporan hasil

penelitian. setelah rumusan masalah ditetapkan, maka selanjutnya adalah mengumpulkan

dan mengkaji teori-teori yang relevan. Sumber data untuk penelitian ini selain didapatkan

dari bagian administrasi sekolah, juga dari hasil observasi, wawancara, angket dan tes hasil

belajar yang diberikan terhadap siswa. Dengan demikian desain penelitian adalah kuantitatif

deskriptif dengan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action)

Penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan tahapan pelaksanaan

meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi yang berulang.

Model penelitian yang digunakan disini adalah model spiral penelitian tindakan kelas dari

Kemmis dan Taggart yang diambil dari Hopkins.

20
Perencanaan

Refleksi

Tindakan/Observasi

Perbaikan

Rencana

Refleksi

Spiral penelitian tindakan kelas


(Suharsimi Arikunto, 2008: 105)
Tindakan/Observasi

Perbaikan

Rencana

Refleksi

Tindakan/Observasi

Dan Seterusnya

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan pada semester Ganjil tahun pelajaran

2020/2021 yang terdiri dari dua siklus atau lebih, dimana antara siklus I dan siklus II dan

seterusnya, merupakan satu rangkaian yang saling berkaitan. Artinya adalah pelaksanaan

tindakan siklus II merupakan kelanjutan dan perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus I.

Secara rinci Pelaksanaan tindakan kelas sebagai berikut:

Siklus I (Yang saya paparkan di siklus 1 hanya pada pertemuan 1)

(Terlampir RPP pertemuan 1 dan pertemuan 2)

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain:

1. Menelaah kurikulun SMP kelas VII semester ganjil yang akan diajarkan dalam

penelitian ini yaitu Suhu dan Pemuaian (Pertemuan 1 dan Pertemuan 2)

2. Menyiapkan buku literatur sesuai yang dibutuhkan

3. Menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan

4. Membuat Rencana Pembelajaran

21
5. Menyiapkan alat-alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran di kelas

6. Membuat instrumen penilaian hasil belajar (pengetahuan, dan keterampilan)

untuk melihat kemampuan siswa terhadap materi yang diajarkan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap tindakan sebagai berikut:

a. Pendahuluan

1) Guru memberi salam dan menyapa siswa.

2) Siswa dan guru berdoa untuk memulai pelajaran.

3) Guru menanyakan kehadiran siswa.

4) Guru meminta siswa mempersiapkan buku catatan, buku siswa, alat dan bahan

untuk mengikuti pelajaran.

5) Guru menampilkan Konsep suhu melalui aktivitas secara sederhana(Berdiri di

terik matahari di luar kelas dan masuk kembali di dalam ruangan kelas). Guru

memberikan kesempatan kepada siswa agar bertanya tentang aktivitas tersebut.

6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran.

7) Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu

Percobaan Tentang suhu.

b. Kegiatan Inti

Mengamati

1) Guru meminta siswa untuk mengamati Benda yang di bawa (Thermometer)

Menanya

2) Dari pengamatan diharapkan siswa bertanya.

a) Alat apakah namanya?

b) Kegunaan alat tersebut?

c) Bagaimana cara menggunakan alat tersebut?

d) Ada 3 jenis alat thermometer, Sebutkan 3 jenis thermometer?

e) Didalam pipa kapiler Termometer ada cairan yang terisi, Sebutkan 2 nama

cairan yang terisi di dalam pipa kapiler thermometer? Dan jelaskan perbedaan

kedua cairan tersebut?

3) Guru menuliskan pertanyaan di papan tulis sebagai pertanyaan yang akan dijawab

bersama-sama di akhir kegiatan inti.

22
4) Guru membimbing siswa untuk membaca handout tentang materi Suhu dan

Pemuaian

5) Guru meminta siswa membentuk kelompok dengan teman sebangkunya dan

membagikan LKPD 1 dan 2

Mencoba

6) Guru meminta siswa melakukan kegiatan pada LKPD 1 dan 2. Kegiatan pada

LKPD 1 dilakukan untuk melatih siswa memahami konsep suhu dan LKPD 2

untuk mengetahui penggunaan thermometer dan pembacaan skala.

7) Siswa mengamati secara berkelompok pada percobaan dengan menggunakan

LKPD 2.

8) Guru membimbing siswa dalam pengamatan dan diskusi pada LKPD 1 dan LKPD

Mengasosiasi

9) Siswa menuliskan hasil pengamatan konsep suhu pada tabel hasil pengamatan.

Mengomunikasikan

10)Beberapa siswa menyampaikan hasil pengamatan tentang konsep suhu seacara

tertulis. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang telah menyampaikan

hasil pengamatannya dengan tepat sesuai dengan konsep materi.

11)Guru memberikan arah dan refleksi tentang apa yang telah siswa lakukan, bahwa

yang kegiatan yang telah dilakukan adalah keterampilan proses dalam IPA antara

lain mengamati, menginferensi, dan mengomunikasikan.

12) Guru meminta siswa untuk menyampaikan pendapatnya mengenai kegunaan

mempelajari konsep suhu dalam kehidupan sehari-hari.

13) Guru mengevaluasi pendapat siswa mengenai kegunaan mempelajari konsep suhu

c. Penutup

1) Guru dan siswa mereviu hasil kegiatan pembelajaran mengenai Konsep suhu

2) Guru mendorong siswa untuk mensyukuri segala yang ada di dunia karena

nikmatnya yang diberikan Allah subbahannawutaAllah.

3) Guru menyampaikan materi selanjutnya yaitu Pemuaian

4) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

23
c. Tahap Observasi

Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati setiap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran melalui lembar observasi (Lampiran 4.a). Disamping itu aspek kognitif

(tes akhir siklus I Lampiran 5.a) dan rubrik penilaian pada aspek keterampilan (Lampiran

6.a dan 6.b).

d. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi dilakukan setelah selesai satu siklus pembelajaran dengan

mengadakan tes hasil belajar secara kognitif setelah menggunakan pendekatan saintifik

kemudian dianalisis.

e. Tahap Refleksi

Berdasarkan analisis tes hasil belajar siklus I, maka hal-hal yang harus diperbaiki

pada siklus II diantaranya adalah keseriusan siswa melakukan pengamatan, menanya,

kedalaman materi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan materi yang dikuasai dan

keaktifan siswa selama melakukan proses pembelajaran. Karena hal ini yang

menyebabkan hasil belajar yang dicapai pada siklus I masih kurang

Siklus II (RPP Pertemuan 3)

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain:

1. Menelaah kurikulum SMP kelas VII semester ganjil yang akan diajarkan dalam

penelitian ini yaitu Konsep Kalor.

2. Menyiapkan buku literatur sesuai yang dibutuhkan

3. Menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu pemuaian.

4. Membuat Rencana Pembelajaran

5. Menyiapkan alat-alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran di kelas

6. Membuat instrumen penilaian hasil belajar (pengetahuan) untuk melihat kemampuan

siswa terhadap materi yang diajarkan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap tindakan sebagai berikut:

a. Pendahuluan

1) Guru memberi salam dan menyapa siswa.

2) Siswa dan guru berdoa untuk memulai pelajaran.

24
3) Guru menanyakan kehadiran siswa.

4) Guru meminta siswa mempersiapkan buku catatan, buku siswa, alat dan bahan

untuk mengikuti pelajaran.

5) Guru memberikan apersepsi”Mengapa suhu air lama-lama semakin tinggi?”

6) Siswa menjawab dengan berbagai macam jawaban.

7) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang konsep pengukuran.

b. Kegiatan Inti

Mengamati

1) Guru bersama peserta didik melakukan aktivitas secara sederhana membakar lilin.
Mengapa lilin ketika di bakar akan meleleh?
Menanya

2) Dari pernyataan tersebut diharapkan siswa bertanya.

a) Mengapa lilin ketika di bakar akan meleleh?


b) Peristiwa apakah yang terjadi?

3) Guru menuliskan pertanyaan di papan tulis sebagai pertanyaan yang akan dijawab

bersama-sama di akhir kegiatan inti.

4) Guru membimbing siswa untuk membaca handout tentang materi kalor

5) Guru meminta siswa untuk berkelompok. Satu kelompok berisi 4 siswa

6) Guru membagikan LKPD 1 (Pengaruh kalor terhadap suhu benda) dan LKPD 2

(Pengaruh kalor terhadap wujud benda)

Mencoba

7). Dalam kelompok siswa melakukan kegiatan kalor dalam LKPD 1 dan LKPD 2
(Penyelidikan dengan memperhatikan gambar yang ada di LKPD 2 dan membaca
bahan ajar sebagai referensi penunjang untuk mengerjakan LKPD 2). Pada LKPD
1 terdapat kegiatan antara lain Mengukur suhu awal dari minyak kelapa dan air
sebesar 200 g, dan memanaskan minyak kelapa dan air sampai pada suhu 600c
dan mencatat waktu yang di butuhkan selama proses pemanasan, dan menghitung
nilai kenaikan suhu tersebut.
Mengasosiasikan

8). Siswa mendiskusikan pertanyaan dalam analisis hasil pengamatan dalam LKPD 1

dan 2 yang telah disiapkan oleh guru. Dan menalar hasil pengukuran.

7) Guru membimbing siswa melakukan diskusi tentang konsep suhu. Guru memberi

arahan dan mengendalikan siswa agar bekerja optimal.

8) Setiap kelompok menyimpulkan hasil diskusi mengenai Pemuaian.

25
Mengomunikasikan

9) Masing-masing kelompok mengomunikasikan hasil pengamatan mengenai konsep

kalor secara tertulis

c. Penutup (10 menit)

1) Guru dan siswa mereviu hasil kegiatan pembelajaran mengenai konsep kalor

2) Guru dan siswa merefleksi kegiatan dari awal tentang konsep kalor

3) Guru mendorong siswa untuk mensyukuri segala yang ada di dunia karena

nikmatnya yang diberikan Allah subbahannawutaAllah.

4) Guru menyampaikan informasi materi pada pertemuan berikutnya, yaitu:

Perpindahan kalor

5) Guru menutup pelajaran dengan salam.

c. Tahap Observasi

Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati setiap aktivitas siswa selama proses

pembelajaran melalui lembar observasi (Lampiran 4.b). Disamping itu ada aspek kognitif

(tes akhir siklus 2 Lampiran 5.b) dan rubrik penilaian aspek keterampilan (Lampiran 7)

d. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi dilakukan setelah selesai satu siklus pembelajaran dengan

mengadakan tes hasil belajar setelah menggunakan pendekatan saintifik kemudian

dianalisis.

D. Materi Suhu

1. Suhu
Suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya

suatu bendA. Sedangkan kalor adalah atu bentuk energy (energy panas atau kalor).

Sebagai gambaran tentangsuhuadalah saat mandi menggunakan air hangat. Untuk

mendapatkan air hangat tersebut kita mencampur air dingin dengan air panas. Ketika

tangan kita menyentuh air yang dingin, maka kita mengatakan suhu air tersebut dingin.

Ketika tangan kita menyentuh air yang panas maka kita katakan suhu air tersebut panas

Dengan indra peraba, anda dapat merasakan bahwa es memiliki suhu yang

rendah dan kopi panas yang memiliki suhu yang tinggi. Namun indra peraba tidak

dapat menyatakan secara tepat suhu yang dimilikisuatu benda. Dengan demikian, anda

26
Pada umummya cara kerja thermometer bergantung pada sifat
Termometrik suatu zat. Jenis-jenis trmometer, antara lain
thermometer cairan (kaca), termokopel, thermometer gas,
thermometer hambatan listrik dan lain-lain. Thermometer yang
biasa digunakan sehari-hari yaitu thermometer cairan (kaca) yang
didalamnya berisi raksa danalcohol. Kedua cairan tersebut
memiliki sifat fisis zat yang sensitive terhadap perubahan, yaitu
panjang, volume, hambatan listrik dan tekanannya

memerlukan alatyang dapat menyatakansuhu secara kualitatif yang di sebut

thermometer

2. Pemuaian
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran benda disebabkan karena adanya

pemanasan sedangkan penyusutan adalah berkurangnya ukuran benda karena

pendinginan. Pada umumnya, benda akan memuai ketika dipanaskan atau menyusut

ketika didinginkan. Pemuaian atau penyusutan terjadi pada zat pada, zat cair, dan zat gas.

Besarnya pemuaian suatu zat bergantung pada sifatnya. Jadi, misalnya besi dan

kuningan dipanaskan dengan suhu yang sama, tetapi kedua logam tersebut akan

mengalami perubahan panjang yang berbeda.

A. Muai Panjang

Pemuaian zat padat dapat terjadi pada panjang, luas, atau volumenya.

Pada pemuaian panjang dianggap bahwa benda mempunyai luas penampang

yang kecil, sehingga ketika dipanaskan hanya memuai pada arah panjangnya saja.

Besarnya pertambahan panjang sebuah benda yang dipanaskan adalah berbanding lurus

dengan :

 panjang mula-mula benda

 kenaikan suhu

3. Kalor.

A. KALOR DAPAT MENGUBAH SUHU BENDA

Apa yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur menjadi satu? Bagaimana
hubungan antara kalor terhadap perubahan suhu suatu zat? Adakah hubungan antara kalor yang
diterima dan kalor yang dilepaskan oleh suatu zat? Semua benda dapat melepas dan menerima
kalor. Benda-benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan
kalor. Demikian juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu lebih rendah dari lingkungannya
akan cenderung menerima kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya.
Suhu zat akan berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor. Dengan demikian, dapat
diambil kesimpulan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda

27
B. KALOR JENIS

Jika kalor yang sama diberika pada dua benda yang berbeda, akan menghasilkan
perubahan suhu yang berbeda. Kalor jenis suatu benda adalah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg benda itu sebesar1°C. berdasarkan
defenisi kalor jenis tersebut, maka secara matematika kalor jenis dituliskan dalam
bentuk persamaan sebagai berikut

Q
c= Atau Q = m. c. ΔT
m. ΔT

Untuk ∆T = T2 – T1 dimana T2 = Suhu akhir (0C) dan T1 = Suhu awal (0C)

Keterangan :
Q = kalor (joule atau kalori)

m = massa benda (kg)

ΔT = perubahan suhu (°C)

c = kalor jenis (J/kg °C)

Sebagai contoh, kalor jenis air 4.200 J/kg °C, artinya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °C adalah 4.200 J. Kalor jenis suatu zat dapat diukur
dengan alat kalorimeter.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data yang akurat dan sahih diperlukan alat pengukur data

(instrumen) yang tepat pula. Instrumen penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat

penting dalam penelitian karena berfungsi sebagai alat atau sarana pengumpulan data.

Dengan demikian, instrumen harus relevan dengan masalah dan aspek yang akan diteliti

agar supaya memperoleh data yang akurat.

Dari penjelasan tersebut, maka instrumen yang berfungsi mengumpulkan data atau

sarana perolehan data dan informasi kelengkapan pembahasan ini yaitu:

1. Observasi, pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul

dan akan hilang. Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa

dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. (lampiran 4.b)

28
2. Tes pengetahuan kognitif pada siklus 1 ( Lampiran 5.a) dan ter kemampuan kognitif pada

siklus 2 (Lampiran 5.b)

F. Rubrik Penilaian pada aspek keterampilan pada siklus 1 (Lampiran 6.a) dan siklus 2

(Lampiran 6.B)

G. Teknik Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Data yang berupa hasil observasi pada evaluasi konteks dan proses dianalisis

menggunakan analisis data kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan dan

memberi penjelasan terhadap data yang didapatkan. Adapun tingkat persentasenya

dapat dikategorikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.1. skala lima menurut Banni (Alih, 2007: 22)

Persentase
Interval Kategori Jumlah
(%)
0 – 34 Sangat Rendah
35 – 54 Rendah
55 - 64 Sedang
65 - 84 Tinggi
85 – 100 Sangat Tinggi

a. Data yang berupa hasil tingkat persentase dianalisis menggunakan rumus:

f
P x100%
N

Dimana : P = Angka persentase.

f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Jumlah frekuensi (Anas Sudijono, 2004: 443).

b. Data yang berupa hasil tes pengetahuan dianalisis menggunakan statistik deskriptif.
k
 f i xi
x i 1
k
 fi
i 1

Dimana :

x = Rata - rata

f i = Frekuensi

29
x i = Titik tengah (M. Arif Tiro, 2000: 133)

c. Mengkategorikan nilai hasil pengetahuan siswa dengan pedoman di bawah ini:

Tabel 3.2. Kategorisasi skala lima tes hasil belajar oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (Depdiknas, 2009)

Tingkat penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar


0 – 34 Sangat rendah
35– 54 Rendah
55 – 64 Sedang
65 – 84 Tinggi
85 – 100 Sangat tinggi

Ukuran dari ketuntasan hasil belajar IPA siswa adalah apabila hasil tes siswa sudah

menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar. Menurut ketentuan Depdikbud bahwa siswa

dikatakan tuntas belajar jika memperoleh skor minimal 65 dari skor ideal, dan tuntas secara

klasikal apabila minimal 85% dari jumlah siswa yang telah tuntas belajar.

30
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Konsep Dasar Pendekatan Saintifik. Artikel.


http://ruangkreasikita.blogspot.com/2014/03/konsep-dasar-pendekatan-saintifik.html.

Anonim. 2014. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik. Artikel.


http://ruangkreasikita.blogspot.com/2014/03/langkah-langkah-umum-pembelajaran-dengan-
pendekatan-saintifik.html

Arif Tiro, Muhammad. 2000. Dasar-dasar statistik. cet. II; Makassar: State University Of
Makassar Press

Arikunto Suharsimi, Suhardjono, Supardi, 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi
Aksara,

Bell, F.H. 1978. Teaching and Learning Mathematics. Iowa:WBC

Chambers, Paul. 2007. Teaching Mathematics: Developing as A Reflective Secondary Teacher.


Thousand Oaks, CA: Sage Publication Inc.

Djajadisastra, Y. 1987. Psikologi Perkembangan dan Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Asdi Mahasatya

Hamalik, Omaer. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Kemdikbud. 2013. Kompetensi Dasar Matematika SMP/MTs. Jakarta :Kemdikbud

Kemdikbud. 2013. Konsep Pendekatan Scientific (Ilmiah). Jakarta: Kemdikbud

Kemdikbud. 2013. Pengembangan Kurikulum 2013. Paparan Mendikbud dalam Sosialisasi


Kurikulum 2013. Jakarta : Kemdikbud

Kemdikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud

Kemdikbud. 2013. Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Matematika (Peminatan)


Melalui Pendekatan Saintifik. Jakarta: Kemdikbud

Kemdikbud. 2013. Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran. Jakarta:


Pusbangprodik.
Kurniasih, Lilis. 2011. Karakteristik Perke

31
LAMPIRAN 1 PADA SIKLUS 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
PERTEMUAN 1

Satuan Pendidikan : SMPN 2 KOMODO


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2020/2021
Alokasi Waktu : 2 JP (1 Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukan perilaku: jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang: ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan
kejadian tampamata.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkrit
dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang teori.
B. KD dan IPKD
Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar (KD)
(IPK
3.4 Menganalisis konsep suhu, pemuaian, 3.4.1 Mendeskripsikan konsep suhu.
kalor, perpindahan kalor, dan 3.4.2 Mendeskripsikan 3 jenis-jenis
penerapannya dalam kehidupan thermometer.
sehari-hari termasuk mekanisme 3.4.3 Membandingkan skala thermometer
menjaga kestabilan suhu tubuh pada dari hasil yang ketahui melalui
manusia dan hewan. percobaan
3.4.4 Menganalisi alat-alat yang
menggunakan prinsip suhu dalam
kehidupan sehari-hari.
.
4.4 Melakukan percobaan untuk 4.4.1 Melakukan percobaan cara
menyelidiki pengaruh kalor terhadap mengukur suhu menggunakan
suhu dan wujud benda serta thermometer
perpindahan kalor.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui diskusi secara kelompok (LKPD 1), peserta didik dapat
Mendeskripsikan konsep suhu.
2. Melalui diskusi kelompok dan Tanya jawab secara langsung, Peserta didik di
harapkan mampu mendeskripsikan 3jenis-jenis thermometer.

32
3. Setelah melakukan percobaan (LKPD 2) peserta didik di harapkan mampu
membandingkan skala thermometer dari hasil yang diketahui.
4. Melalui berbagai sumber literature peserta didik diharapkan mampu
Menganalisis alat-alat yang menggunakan prinsip suhu dalam kehidupan sehari-
hari.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Suhu dan perubahannya
Keterangan(Perpindahan kalor dilakukan di pertemuan ke 4 tidak di
rancang RPP, sehingga KD tidak tercapai karena tiga kali pertemuan)
E. Pendekatan Dan Metode
a. Pendekatan saintifik
b. Metode Eksperimen
c. Model Discovery Learning
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PERTEMUAN 1
Langkah-
langkah Kete
Alokasi
Aktivitas model rang
Waktu
Discovery an
Learning
KEGIATAN PENDAHULUAN
 Apersepsi Menciptakan 10
Guru Mengaitkan materi pembelajaran dalam situasi menit
kehidupan sehari-hari”Pada siang hari, kalian akan simulasi
merasakan panas. Akan tetapi ketika hari mulai malam,
udara akan terasa semakin dingin. Apakah yang
menyebabkan hal tersebut?”

PADA SIANG HARI PADA MALAM HARI


 Peserta didik mendengarkan Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
KEGIATAN INTI
1. Guru mengajak peserta didik untuk mengamati Identifikasi 70
aktivitas-aktivitas di kehidupan sehari-hari yang Masalah menit
menggunakan thermometer.”Pernah lihat ketika
dokter memeriksa pasiennya menggunakana alat yang
di taruh di ketiak. Alat apakah namanya?”
2. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk aktif dalam kegiatan pengamatan dengan
“menunjukkan secara langsung alat thermometer”

3. Peserta didik dapat memahami 3 jenis-jenis


thermometer dan cairan di dalam thermometer
sehingga bisa membedakan kelebihan dan

33
kekurangan menggunakan cairan alcohol dan raksa.
4. Guru memperlihatkan alat dan bahan yang disediakan
kepada peserta didik.
5. Peserta didik di beri kesempatan untuk bertanya Pengumpula
tentang bahan dan alat yang diperlihatkan. n data
6. Peserta didik di bagi dalam beberapa kelompok
secara Heterogen.
7. Peserta didik di berikan LKPD 1 dan 2 secara Pengolahan
berkelompok data dan
Analisis
8. Peserta didik mempelajari cara kerja pada praktikum
Verifikasi
dan diberi kesempatan untuk bertanya bila tidak
paham.
9. Peserta didik dibimbing dalam proses pengumpulan
data dan diberikan petunjuk apabila peserta didik
mengalami kesulitan. (Perwakilan kelompok akan
melakukan Praktikum di Laboratorium IPA dan di
videokan untuk di pelajari ulang tiap kelompok
karena kondisi Covid 19)
10.Peserta didik mengolah dan menganalisis data hasil
penyelidikan mengenai skala-skala pada thermometer
dan konversinya.
11.Peserta didik diminta untuk menyampaikan hasil
diskusinya tentang konsep suhu (LKPD 1), dan skala-
skala pada thermometer serta konversinya (LKPD 2)
dalam bentuk tulisan.
12.Peserta didik mengumpulkan tugas melalui media
online Whashapp dan messenger.
KEGIATAN PENUTUP
1. Guru memberikan penguatan terhadap materi selama 20
proses pembelajaran melalui catatan-catatan kecil menit
yang akan di tampilkan atau di kirim melalui aplikasi
whashapp dan messenger.
2. Guru mengoreksi hasil pekerjaan peserta didik dan
memberitahukan nilai yang di peroleh peserta didik
melalui Aplikasi Whashapp dan Messenger.
3. Guru menginformasikan pada pertemuan berikutnya
tentang perubahan akibat suhu(Pemuaian zap padat,
cair, dan gas).
G.Penilaian
1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Terlampir di Alat evaluasi)
2. Penilaian Kompetensi Keterampilan (Terlampir di Alat evaluasi)
H.Media, Alat/Bahan dan Sumber belajar
1. Media.
 LKPD 1 (dalam diskusi kelompok)
 LKPD 2 (dalam Percobaan)
 Lembar penilaian
 PPT
2. Alat/Bahan
 Gelas ukur 3 buah
 Air panas 150 ml
 Air hangat 150 ml
 Air dingin 150 ml

34
 Termometer
 HP ( Untuk Merekam video Praktikum)
3. Sumber Belajar.
o Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa
Mata Pelajaran IPA.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Pada halaman 135 samapai halaman 171
o Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru
Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Pada halaman
o Literatur dari Internet
https://www.youtube.com/watch?v=hjeDTw7Dee8&feature=youtu.b

Mengetahui, Nggorang, 3 Oktober 2020


Dosen Pembimbing, Mahasiswa

Dr Yahmin, M.Si Nurhidayah


NIM. 203129777111

Lampiran 2.

35
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
PERTEMUAN 2

Satuan Pendidikan : SMPN 2 KOMODO


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2020/2021
Alokasi Waktu : 2 JP (1 Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukan perilaku: jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang: ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian
tampamata.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkrit
dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang teori.
B. KD dan IPKD
Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar (KD)
(IPK
3.4 Menganalisis konsep suhu, pemuaian, 3.4.5 Menyelidiki peristiwa pemuaian zat
kalor, perpindahan kalor, dan Gas
penerapannya dalam kehidupan 3.4.6 Menentukan koefisien muai panjang
sehari-hari termasuk mekanisme 3.4.7 Menghitung besar pemuaian panjang
menjaga kestabilan suhu tubuh pada suatu zat padat.
manusia dan hewan. 3.4.8 Menganalisi alat-alat yang
menggunakan prinsip pemuaian
dalam kehidupan sehari-hari.

1.4 Melakukan
percobaan untuk menyelidiki 4.4.2 Melakukan percobaan pemuaian zat
pengaruh kalor terhadap suhu dan gas
wujud benda serta perpindahan kalor. .

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Melalui Percobaan dan Tanya jawab secara langsung antara guru dan peserta
didik dijharapkan mampu menyelidiki peristiwa pemuaian zat gas.
b. Melalui Diskusi kelompok peserta didik mampu menentukan koefisien muai
zat padat.
c. Melalui Tugas mandiri Peserta didik dapat menghitung besar pemuaian
panjang zat padat
d. Menganalisi alat-alat yang menggunakan prinsip Pemuaian dalam kehidupan
sehari-hari.

D. MATERI PEMBELAJARAN

36
Pemuaian
Keterangan(Perpindahan kalor dilakukan di pertemuan ke 4 tidak di
rancang RPP, sehingga KD tidak tercapai karena tiga kali pertemuan)
E. Pendekatan Dan Metode
a. Pendekatan saintifik
b. Metode Diskusi
c. Model Discovery Learning
F. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah-
langkah Alokas
Aktivitas Model i Keterangan
Discovery Waktu
Learning
KEGIATAN PENDAHULUAN
Apersepsi Menciptakan 10
Guru Mengaitkan materi Perubahan akibat situasi simulasi Menit
suhu(Pemuaian zat padat, cair, dan gas dalam
kehidupan sehari-hari.” Apa yang terjadi jika
sebuah kawat besi di panaskan?”

 Peserta didik mendengarkan Guru


menyampaikan tujuan pembelajaran.
KEGIATAN INTI
1. Guru mengajak peserta didik untuk mengamati 60Meni
fenomena-fenomena di sekitarnya yang t
berhubungan dengan pemuaian zat padat

“KENAPA KACA JENDELA DI RUMAH DI


LONGGARKAN KETIKA DI PASANG PADA
BINGKAINYA ?
2. Guru memberikan motivasi berupa percobaan
sederhana tentang pemuaian menggunakan
Botol kaca, balon, air panas, air dingin dan
ember. Dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat membangkitkan rasa
ingin tahu peserta didik sehingga siswa dapat
memahami konsep pemuaian zat padat

KENAPA KABEL LISTRIK ATAU KABEL

37
TELEPON KETIKA DI PASANG KABELNYA DI
KENDORKAN? Mengumpulka
3. Peserta didik di bagi dalam beberapa n data
kelompok secara hetorogen. Menganalisis
4. Peserta didik di berikan LKPD secara data
kelompok Verifikasi
5. Peserta didik mempelajari cara kerja pada
praktikum dan diberi kesempatan untuk Genarilisasi
bertanya bila tidak paham
6. Peserta didik di bimbing dalam proses
pengumpulan data dan diberikan petunjuk
apabila peserta didik mengalami kesulitan.
7. Peseta didik mengolah dan menganalisis data
hasil penyelidikan mengenai konsep pemuaian
gas
8. Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi
tentang percobaan pemuaian gas secara
tertulis.
9. Guru menginformasikan tentang koefisien
muai panjang, luas, dan volum secara singkat.
10.Melalui diskusi kelompok, Peserta didik
mencari informasi tentang koefisien muai
panjang, luas, dan volum dari beberapa
sumber (Buku paket dan media online)
11.Melalui diskusi kelompok, Peserta didik
mencari informasi tentang penerapan konsep
pemuaian dalam bidang teknologi dari
beberapa sumber (media online dan buku
paket).
12.Peserta didik bersama guru membahas contoh
soal tentang cara menghitung besar pemuaian
panjang zat padat.
13.Guru memberikan tugas tentang menghitung
besar pemuain panjang zat padat dan cara
mencari koefisien muai.
14.Peserta didik Mengumpulkan tugas secara
online melalui Aplikasi Whashapp dan
messenger.
15.Guru mengoreksi tugas peserta didik dan
menginformasikan nilai peserta didik melalui
media online Whashapp dan messenger.

KEGIATAN PENUTUP
16. Guru memberikan penguatan tentang 10
perubahan akibat suhu (Pemuaian Zat padat, Menit
cair, dan gas)
17. Guru Menginformasikan pada pertemuan
selanjutnya kita akan membahas tentang
kalor dan kalor pada perubahan wujud benda.
G. Penilaian
1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Terlampir di Alat evaluasi)
2. Penilaian Kompetensi Keterampilan (Terlampir di Alat evaluasi)

38
H.Media, Alat/Bahan dan Sumber belajar
1.Media.
 LKPD
 PPT
2.Alat/Bahan
 Balon, Baskom, Air Panas, Air Biasa, Botol kaca.
3. Sumber Belajar.
o Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa
Mata Pelajaran IPA.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Pada halaman 135 sampai halaman 171
o Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru
Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Pada halaman
o Literatur dari Internet
https://www.youtube.com/watch?v=t2Aop28qyEw&feature
youtu.be

Mengetahui, Nggorang, 3 Oktober 2020


Dosen Pembimbing, Mahasiswa

Dr Yahmin, M.Si Nurhidayah


NIM. 203129777111

Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

PERTEMUAN 3

Satuan Pendidikan : SMPN 2 KOMODO


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2020/2021
Alokasi Waktu : 2 JP (1 Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

39
2. Menunjukan perilaku: jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang: ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan
kejadian tampamata.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkrit
dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang teori.
B. KD dan IPKD
Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar (KD)
(IPK
3.4 Menganalisis konsep suhu, pemuaian, 3.4.9 Menyelidiki pengaruh kalor terhadap
kalor, perpindahan kalor, dan suhu benda.
penerapannya dalam kehidupan 3.4.10 Menghitung besar kalor yang di
sehari-hari termasuk mekanisme butuhkan untuk menaikkan suhu
menjaga kestabilan suhu tubuh pada benda.
manusia dan hewan. 3.4.11 Menyelidiki factor-faktor yang
mempengaruhi besar kalor yang
dibutuhkan untuk mengubah wujud
zat.
4.5 Melakukan percobaan untuk 4.4.3 Melakukan percobaan untuk
menyelidiki pengaruh kalor terhadap menyelidiki hubungan kalor, massa
suhu dan wujud benda serta zat, dan jenis zat.
perpindahan kalor.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui Penyelidikan, peserta didik mampu menyelidiki pengaruh kalor
terhadap suhu benda (Terlampir di LKPD 1)
2. Melalui diskusi dan Tanya jawab secara langsung dengan guru peserta didik di
harapkan mampu Menghitung besar kalor yang di butuhkan untuk menaikkan
suhu benda
3. Melalui diskusi kelompok (Terlampir di LKPD 2), peserta didik diharapkan
mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besar kalor yang
dibutuhkan untuk mengubah wujud zat.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Kalor
Keterangan(Perpindahan kalor dilakukan di pertemuan ke 4 tidak di
rancang RPP, sehingga KD tidak tercapai karena tiga kali pertemuan)
E. Pendekatan Dan Metode
a. Pendekatan saintifik
b. Metode Eksperimen
c. Sintak model Pembelajaran
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA
Aktivitas Langkah-langkah Alokasi Keterangan
Sintak Model Waktu

40
Pembelajaran.
KEGIATAN PENDAHULUAN
Apersepsi 10 Menit
Guru Mengaitkan materi Kalor
dalam kehidupan sehari-hari”
Ketika kita memasak air,
Mengapa suhu air lama-lama
semakin tinggi?”
“Faktor apakah yang
mempengaruhi kalor untuk
mengubah wujud suatu benda?”
 Peserta didik mendengarkan
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
KEGIATAN INTI
1. Guru mengajak peserta didik Pemberian rangsangan 60 Menit
untuk mengamati fenomena-
fenomena di sekitarnya yang
berhubungan dengan konsep
kalor dan pengaruhnya.

2. Guru memberikan motivasi Pertanyaan/Identifikas


kepada peserta didik untuk aktif i masalah
dalam kegiatan pengamatan
dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang
dapat membangkitkan rasa ingin
tahu peserta didik sehingga Pengumpulan data
peserta didik dapat memahami
konsep kalor dan pengaruhnya
terhadap suhu benda”
3. Peserta didik di bagi dalam
beberapa kelompok secara
Heterogen.
4. Peserta didik di berikan LKPD 1 Pengolahan data
dan 2
5. Peserta didik dibimbing dalam
proses pengumpulan data dan Pembuktian
diberikan petunjuk apabila
peserta didik mengalami
kesulitan. (Perwakilan
kelompok akan melakukan Verifikasi/Membuat
Praktikum di Laboratorium IPA kesimpulan
dan di videokan untuk di
pelajari ulang tiap kelompok
karena kondisi Covid
6. Peserta didik mengolah data dan
menganalisis data hasil
41
penyelidikan mengenai konsep
jumlah kalor untuk perubahan
wujud.
7. Peserta didik mendiskusikan
hasil pengamatannya dan
memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-
data atau teori pada buku
sumber melalui kegiatan
8. Peserta didik di minta untuk
menyampaikan hasil diskusinya
tentang konsep jumlah kalor
untuk perubahan wujud dalam
bentuk tulisan.
9. Guru memberikan informasi
tentang hubungan kalor dengan
massa benda, kalor jenis benda
dan kenaikan suhu pada
perubahan wujud benda secara
matematis.
10.Peserta didik bersama guru
membahas contoh soal tentang
cara menghitung besar kalor
untuk menaikkan suhu benda.
11.Peserta didik di berikan tugas
tentang cara menghitung besar
kalor untuk menaikkan suhu
benda.
12.Peserta didik mengerjakan tugas
yang diberikan tentang kalor
secara matematis.
13.Peserta didik mengumpulkan
tugas secara online melaui
Aplikasi Whashapp dan
messenger.

KEGIATAN PENUTUP
14.Guru memberikan penguatan 10Menit
terhadap materi selama proses
pembelajaran melalui catatan-
catatan kecil yang akan di
tampilkan atau di kirim melalui
aplikasi whashapp dan
messenger.
15.Guru mengoreksi hasil
pekerjaan peserta didik dan
memberitahukan nilai yang di
peroleh peserta didik

G. Penilaian
1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Terlampir di Alat evaluasi)
2. Penilaian Kompetensi Keterampilan (Terlampir di Alat evaluasi)

42
H. Media, Alat/Bahan dan Sumber belajar
1. Media.
 LKPD 1( Dalam percobaan)
 LKPD 2 (Soal dalam bentuk diskusi kelompok)
 PPT
2. Alat/Bahan
 Minyak goreng 200 gram, Air 200 gram, Pembakar spritus/lilin,
Penyangga kaki tiga, Gelas ukur250 ml, Alas penyangga kaki tiga, dan
Thermometer.
3. Sumber Belajar.
o Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa
Mata Pelajaran IPA.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Pada halaman 135 samapai halaman 171
o Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru
Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Pada halaman
o Literatur dari Internet
https://www.youtube.com/watch?v=JVs7zMU1Fs0&feature=youtu.be

Mengetahui, Nggorang, 3 Oktober 2020


Dosen Pembimbing, Mahasiswa

Dr Yahmin, M.Si Nurhidayah


NIM. 203129777111
Lampiran 4. aI
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
PADA PELAJARAN IPA TERPADU

Hari/Tanggal : Sabtu/17-10-2020 Materi Pelajara : Suhu dan Perubahan


Pertemuan/Siklu : 2/1 Nama Observer : Fransiska J. Manggin, S.Pd
s

Petunjuk Pengisian
Berilah tanda centang(√) pada kolom “ya” jika terlaksana atau”Tidak” jika tidak
terlaksana, sesuai dengan aspek yan di amati.
Terc Terca
No Kegiatan Guru apai Kegiatan Siswa pai
Y T Y T
PENDAHULUAN
1 Menyapa dan member salam Lebih dari 90% siswa menjawab
siswa dengan penuh salam dan sapa guru dengan penuh
perhatian semanagat
2 Mengecek kehadiran siswa Perwakilan siswa memberitahu guru
tentang temannya yang tidak masuk
3 Menyiapkan kondisis siswa Lebih dari 90% siswa menyiapkan

43
untuk belajar, seperti dirinya untuk belajar, dengan berdoa
mengajak siswa berdoa, atau atau menyiapkan buku.
menyiapkan buku dan alat
tulisnya
4 Memberi apersepsi yang Seluruh siswa menyimak apersepsi
relevan dengan materi yang dari guru
di ajarkan
5 Menyampaikan tujuan Seluruh siswa memperhatikan
pembelajaran penjelasan guru
KEGIATAN INTI
6 Memberikan motivasi terkait Lebih dari 90% siswa termotivasi
materi yang di ajarkan dengan penjelasan guru
7 Mengarahkan siswa untuk Siswa membentu kelompok sesuai
berkelompok dengan anggota dengan kesepakatan atau untruksi
minimal 4 orang dalam satu dari guru
kelompok
8 Membagikan LKPD kepada Setiap kelompok menerima LKPD
masing-masing kelompok
Mengamati
9 Meminta siswa mengamati Lebih dari 90% siswa membaca dan
informasi yang terdapat mengamati informasi yang terdapat
dalam LKPD pada LKPD
10 Mengarahkan siswa untuk Lebih dari 90% siswa menyimak
memperhatikan penjelasan guru terkait prosedur
prosedur/langkah menjawab dalam menjawab soal LKPD
beberapa permasalahan
dalam LKPD
Menanya
11 Memancing siswa untuk Lebih dari 90% siswa bertanya
bertanya terkait cara kepada guru cara menyelesaikan
menyelesaikan masalah pada masalah pada LKPD
LKPD yang dibagikan
12 Menjawab pertanyaan siswa Lebih dari 90% siswa menyimak
dengan member petunjuk petunjuk yang di berikan guru
berupa mengingatkan kemudian mengaitkan dengan
beberapa konsep yang telah permasalahan baru di terimanya di
di pelajari sebelumnya LKPD.

Menalar
13 Mengarahkan siswa untuk Lebih 90 % siswa aktif berdiskusi
berdiskusi kelompok dal;am dalam kelompoknya untuk menjawab
menjawab permasalahan masalah di LKPD.
yang ada di LKPD
14 Meminta siswa Lebih 90 % siswa mengidentifikasi
mengidentifikasi langkah- langkah-langkah yang tepat dari
langkah penyelesaian dari berbagai persoalan
setiap bentuk masalah/soal
15 Membimbing siswa Lebih 90 % siswa dapat menemukan
mengumpulkan informasi informasi khas dari setiap
penting dari setiap langkah karakteristik soal permasalahan
penyelesaian masalah yang di
berikan
16 Meminta siswa mengolah Lebih 85 % siswa dapat mengolah
informasi yang telah informasi yang telah diperoleh ke
diperoleh untuk dalam soal.
menyelesaikan masalah yang
diberikan
17 Mengarahkan siswa untuk Secara berkelompok siswa
mendiskusikan kembali hasil mendiskusikan hasil jawaban yang
pekerjaannya dengan teman tepat dari masalah yang di berikan
kelompoknya

44
Mengasosiasi
18 Mengarahkan siswa Lebih dari 80% siswa dapat membuat
menemukan bentuk atau pola rumus/pola yang sesuai dengan bentuk
yang sesuai dengan langkah soal tersebut
penyelesaian suatu masalah
soal
19 Meminta siswa untuk Lebih dari 80% siswa membuat
menuliskan poin penting dari catatan informasi yang penting dari
informasi yang telah di kegiatan yang telah dilakukan
peroleh
Mengkomunikasikan
20 Menunjuk atau meminta Perwakilan kelompok siswa yang
secara sukarela perwakilan berani/ditunjuk mempresentasikan
kelompok siswa hasil diskusinya
mempresentasikan hasil
diskusinya
21 Meminta kelompok siswa Setiap perwakilan kelompok kelas di
hanya menaggapi hasil kelas member tanggapan atas hasil
presentasi dari kelompok presentasin temannya
yang maju/tampil
22 Memberi penghargaan Lebih dari 90% siswa
kepada kelompok siswa yang mengapresiasikan hasil dari presentasi
mempresentasikan hasil temannya yang di tunjuk guru.
kerjanya di depan kelas
23 Mengevaluasi hasil presentasi Menyimak hasil penguatan/evaluasi
siswa, dengan member yang di berikan guru dalam
penguatan penyelesaian yang menyelesaikan suatu permasalahan
tepat
KEGIATAN PENUTUP
24 Meminta siswa melakukan Lebih dari 80% siswa melakukan
refleksi atas kegiatan belajar refleksi atas kegiatan belajar yang
yang telah dilakukannya telah dilakukan
25 Menunjuk/meminta siswa Perwakilan kelompok/siswa yang di
menyimpulkan inti kegiatan tunjuk menyampaikan kesimpulan
belajar yang telah di berikan dari materi yang telah dipelajari
26 Menyampaikan Lebih dari 90% siswa menyimak
materi/kegfiatan belajar yang informasi yang di berikan guru terkait
akan dilakukan pada kegiatan/materi yang akan dipelajari
pertemuan selanjutnya selanjutnya.
27 Memberikan tugas untuk Lebih dari 90% siswa mencatat tugas
dikerjakan di rumah yang diberikan oleh guru
28 Menutup pelajaran dengan Lebih dari 90% siswa menjawab
salam salam penutup guru

Catatan Observer
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nggorang, 17-10-
2020

Fransiska J Manggin

45
Lampiran 4. a2
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN
PENDEKATAN SAINTIFIK
PADA PELAJARAN IPA TERPADU
Hari/Tanggal : Sabtu/24-10-2020 Materi Pelajara : Pemuaian
Pertemuan/Siklu : 2/1 Nama Observer : Fransiska J. Manggin, S.Pd
s

Petunjuk Pengisian
Berilah tanda centang (√) pada kolom “ya” jika terlaksana atau”Tidak” jika tidak
terlaksana, sesuai dengan aspek yan di amati.
Terc Tercap
No Kegiatan Guru apai Kegiatan Siswa ai
Y T Y T

46
PENDAHULUAN
1 Menyapa dan member salam Lebih dari 90% siswa menjawab
siswa dengan penuh salam dan sapa guru dengan penuh
perhatian semanagat
2 Mengecek kehadiran siswa Perwakilan siswa memberitahu guru
tentang temannya yang tidak masuk
3 Menyiapkan kondisis siswa Lebih dari 90% siswa menyiapkan
untuk belajar, seperti dirinya untuk belajar, dengan berdoa
mengajak siswa berdoa, atau atau menyiapkan buku.
menyiapkan buku dan alat
tulisnya
4 Memberi apersepsi yang Seluruh siswa menyimak apersepsi
relevan dengan materi yang dari guru
di ajarkan
5 Menyampaikan tujuan Seluruh siswa memperhatikan
pembelajaran penjelasan guru
KEGIATAN INTI
6 Memberikan motivasi terkait Lebih dari 90% siswa termotivasi
materi yang di ajarkan dengan penjelasan guru
7 Mengarahkan siswa untuk Siswa membentu kelompok sesuai
berkelompok dengan anggota dengan kesepakatan atau untruksi
minimal 4 orang dalam satu dari guru
kelompok
8 Membagikan LKPD kepada Setiap kelompok menerima LKPD
masing-masing kelompok
Mengamati
9 Meminta siswa mengamati Lebih dari 90% siswa membaca dan
informasi yang terdapat mengamati informasi yang terdapat
dalam LKPD pada LKPD
10 Mengarahkan siswa untuk Lebih dari 90% siswa menyimak
memperhatikan penjelasan guru terkait prosedur
prosedur/langkah menjawab dalam menjawab soal LKPD
beberapa permasalahan
dalam LKPD
Menanya
11 Memancing siswa untuk Lebih dari 90% siswa bertanya
bertanya terkait cara kepada guru cara menyelesaikan
menyelesaikan masalah pada masalah pada LKPD
LKPD yang dibagikan
12 Menjawab pertanyaan siswa Lebih dari 90% siswa menyimak
dengan member petunjuk petunjuk yang di berikan guru
berupa mengingatkan kemudian mengaitkan dengan
beberapa konsep yang telah permasalahan baru di terimanya di
di pelajari sebelumnya LKPD.

Menalar
13 Mengarahkan siswa untuk Lebih 90 % siswa aktif berdiskusi
berdiskusi kelompok dal;am dalam kelompoknya untuk menjawab
menjawab permasalahan masalah di LKPD.
yang ada di LKPD
14 Meminta siswa Lebih 90 % siswa mengidentifikasi
mengidentifikasi langkah- langkah-langkah yang tepat dari
langkah penyelesaian dari berbagai persoalan
setiap bentuk masalah/soal
15 Membimbing siswa Lebih 90 % siswa dapat menemukan
mengumpulkan informasi informasi khas dari setiap
penting dari setiap langkah karakteristik soal permasalahan
penyelesaian masalah yang di
berikan
16 Meminta siswa mengolah Lebih 85 % siswa dapat mengolah
informasi yang telah informasi yang telah diperoleh ke

47
diperoleh untuk dalam soal.
menyelesaikan masalah yang
diberikan
17 Mengarahkan siswa untuk Secara berkelompok siswa
mendiskusikan kembali hasil mendiskusikan hasil jawaban yang
pekerjaannya dengan teman tepat dari masalah yang di berikan
kelompoknya
Mengasosiasi
18 Mengarahkan siswa Lebih dari 80% siswa dapat membuat
menemukan bentuk atau pola rumus/pola yang sesuai dengan bentuk
yang sesuai dengan langkah soal tersebut
penyelesaian suatu masalah
soal
19 Meminta siswa untuk Lebih dari 80% siswa membuat
menuliskan poin penting dari catatan informasi yang penting dari
informasi yang telah di kegiatan yang telah dilakukan
peroleh
Mengkomunikasikan
20 Menunjuk atau meminta Perwakilan kelompok siswa yang
secara sukarela perwakilan berani/ditunjuk mempresentasikan
kelompok siswa hasil diskusinya
mempresentasikan hasil
diskusinya
21 Meminta kelompok siswa Setiap perwakilan kelompok kelas di
hanya menaggapi hasil kelas member tanggapan atas hasil
presentasi dari kelompok presentasin temannya
yang maju/tampil
22 Memberi penghargaan Lebih dari 90% siswa
kepada kelompok siswa yang mengapresiasikan hasil dari presentasi
mempresentasikan hasil temannya yang di tunjuk guru.
kerjanya di depan kelas
23 Mengevaluasi hasil presentasi Menyimak hasil penguatan/evaluasi
siswa, dengan member yang di berikan guru dalam
penguatan penyelesaian yang menyelesaikan suatu permasalahan
tepat
KEGIATAN PENUTUP
24 Meminta siswa melakukan Lebih dari 80% siswa melakukan
refleksi atas kegiatan belajar refleksi atas kegiatan belajar yang
yang telah dilakukannya telah dilakukan
25 Menunjuk/meminta siswa Perwakilan kelompok/siswa yang di
menyimpulkan inti kegiatan tunjuk menyampaikan kesimpulan
belajar yang telah di berikan dari materi yang telah dipelajari
26 Menyampaikan Lebih dari 90% siswa menyimak
materi/kegfiatan belajar yang informasi yang di berikan guru terkait
akan dilakukan pada kegiatan/materi yang akan dipelajari
pertemuan selanjutnya selanjutnya.
27 Memberikan tugas untuk Lebih dari 90% siswa mencatat tugas
dikerjakan di rumah yang diberikan oleh guru
28 Menutup pelajaran dengan Lebih dari 90% siswa menjawab
salam salam penutup guru

Catatan Observer
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

48
Nggorang, 24-10-
2020

Fransiska . J Manggin, S.Pd

49
Lampiran 5.a

KISI-KISI TES KEMAMPUAN KOGNITIF PADA SIKLUS 1

SatuanPendidikan : SMPN 2 KOMODO


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VII / 1
Tahun Pelajaran : 2020/2021

Indikator Pencapaian Materi N Kunci Level


No Kompetensi Dasar Soal
Kompotensi Dasar o Jawaban Kognitif
3.4 Menganalisis 3.4.7 Mendeskripsikan Suhu 1 Pernyataan berikut ini benar, kecuali …. A C2
konsep suhu, konsep suhu. A. suhu merupakan besaran satuan
pemuaian, kalor, B. alat ukur suhu adalah termometer
perpindahan kalor, C.suhu menyatakan derajat panas benda
dan penerapannya D.molekul benda bergetar cepat jika suhu dinaikkan
dalam kehidupan
sehari-hari
termasuk
mekanisme
menjaga kestabilan
suhu tubuh pada
manusia dan hewan
2 Suhu suatu zat diukur dengan menggunakan …. B C2
A. barometer
B. termometer
C. higrometer
D. manometer

3 Satuan Sistem Internasional (SI) yang digunakan untuk suhu D C2

50
adalah ….
A. Celcius
B. Fahrenheit
C. Reaumur
D. Kelvin
3.4.2 Mendeskripsikan 3 4 Termometer klinis mempunyai daerah ukur antara …. D C4
jenis-jenis thermometer A. (0 – 50)°C
B. (0 – 100)°C
C. (30 – 50)°C
D. (35 – 42)°C

5 Salah satu keuntungan alcohol sebagai pengisi thermometer D C2


adalah ….
A. dapa mengukur suhu yang sangat tinggi
B.dapat mengukur suhu sangat rendah
C. tidak berwarna
D. tidak membasahi dinding tabung

3.4.3. Membandingkan skala 6 Suhu suatu Zat diukur oleh termometer Reamur adalah 60°R. B C4
thermometer dari hasil Apabila diukur dengan thermometer Celcius,  menunjukkan
yang ketahui melalui suhu …
percobaan A. 28°C B. 48°C
C. 75°C D. 80°C

3.4.4 Menganalisis alat-alat 7 Jenis cairan yang bisa di gunakan sebagai pengisi thermometer C C2
yang menggunakan adalah….
prinsip suhu dalam A. Minyak atau air B. air atau raksa
kehidupan sehari-hari C. raksa atau alcohol D air atau alcohol

51
8 Alat ukur untuk mengetahui suhu badan adalah…. A C2
A. Termometer B. Stopwatch
C. Neraca ohaus D. jangka sorong

3.4.5 Menyelidiki peristiwa Pemuaia 9 Gelas yang tebal akan pecah jika di tuangi air mendidih C C4
pemuaian zat Gas n karena….
A. Gelas memuai secara merata.
B. Gelas tidak tahan panas.
C. Bagian dala gelas memuai lebih cepat daripada bagian
luar
D. Bagian luar gelas menyusut dan bagian dalam memuai

3.4.6 Menentukan koefisien 10 . Pada suhu 00c suatu logam mempunyai panjang 75 cm. setelah A C4
muai panjang dipanasi hingga suhu 1000c, panjangnya menjadi 75,09 cm.
maka koefisien muai panjang logam sebesar…../0c
A. 0,000012 B. 0,00012
C. 0,0012 D. 0,12

11 Peristiwa bertambah besarnya ukuran suatu benda karena A C2


kenaikan suhu yang terjadi pada benda di sebut…..
A. Pemuaian B. Suhu
C. Kalor D. Perpindahan kalor

12 Pada umumnya suatu zat akan memuai jika mengalami A C4


kenaikan suhu, kecuali….
A. Minya goreng 00c sampai 40c B. Gas dari 00c sampai
2730c
C. Air dari 00c sampai 40c D. Aluminium dari 00c sampai
1800c
52
3.4.7 Menghitung besar 13 Kawat baja panjangnya 3 m mengalami kenaikan suhu 100c, D C4
0
pemuaian panjang koefisien muai panjang baja 0,000011/ c, maka panjang baja
suatu zat padat setelah memuai adalah….
A. 0,000033 m B. 0,00033 m
C. 3, 000033 m D. 3,00033 m

3.4.8 Menganalisis 4 contoh 14


KaKaca yang tahan terhadap perubahan suhu yang mendadak B C4
alat-alat yang adalah….
menggunakan prinsip A. memiliki koefisien muai yang besar.
pemuaian dalam B. memiliki koefisien muai yang kecil
kehidupan-kehidupan C. lapisan kaca di buat tebal
sehari-hari D. Warna kaca yang kusam.

15 Berikut merupakan pemakaian prinsip pemuaian dalam A C3


kehidupan sehari-hari, kecuali….
A. Penggunaan kayu sebagai pemegang satrika.
B. Pemasanhgan bingkai besi pada pidati
C. Pemasangan kaca jendela
D. Penggunaan thermometer pada bimetal

Pedoman Penskoran

53
JML JML
NO SOAL NILAI KETERANGAN
BENAR SALAH
NO NAMA
1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 15 T TT
1 4

54
1 Ferdinandus Galut
2 Antonius Silvester
3 Jeane F.C. Datong
4 Aprianus Rato
5 Paulinus Mario Bidiman
6 Okta Vina W. Rebaan
7 Fidelino A. Medonal
8 Marselinus G. Yolan
9 Fderiek Valencia Vedis
10 Yuliana I.C Purnama
11 Felisiana Widya Jaya
12 Adelia M Priska
13 Chelsiana B Meo
14 Stefanus Yoba
15 Pasifikus Septianus
16 Flafianes V. Losokm
17 Maria Paramita Sari
18 Maria Celsi Ayu
19 Saputri S. Jaya
20 Flaviana But
21 Fabiola D Krysti
22
Skor yang di peroleh
Keterangan Nilai = Skor maksimal
X 100

Benar nilai 1
Salah nilai 0
T = Tuntas
TT = Tidak Tuntas

55
LAMPIRAN 5. b

KISI-KISI TES KEMAMPUAN KOGNITIF PADA SIKLUS 2

Satuan Pendidikan : SMPN 2 KOMODO

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : VII/1

Tahun Pelajaran : 2020/2021

NO Kompotensi Dasar Indikator Pencapaian Materi No Soal Kunci Level

56
Jawaba
Kompotensi Dasar Kognitif
n

3.4 Menganalisis konsep suhu, 3.4.9 Menyelidiki Kalor 1 Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu D
pemuaian, kalor, pengaruh kalor suatu benda tergantung factor-faktor berikut, kecuali…
perpindahan kalor, dan terhadap suhu
penerapannya dalam benda. A. Massa Zat
kehidupan sehari-hari B. Jenis Zat
termasuk mekanisme
menjaga kestabilan suhu C. Lama Pemanasan
tubuh pada manusia dan
D. Massa Jenis Zat
hewan.

2 Satuan kalori di dalam System Internasional adalah…. C

A. Kalori

B. Kilokalori

C. Joule

D. kWh

3 Banyaknya kalor yang di butuhkan oleh 1 kg zat sehingga D


suhunya naik 10c di sebut…

A. Kapasitas kalor

B. Satu kalori

C. Satu kilo kalori

D. Kalor jenis

57
3.4.9 Menghitung 4 Sebanyak 500 g air di panaskan dari suhu 300c sampai 800c.
besar kalor Bila kalor jenis 4200 j/kg.k, kalor yang di perlukan
yang di adalah…..J
butuhkan
untuk A. 63.000
menaikkan B. 105.000
suhu benda.
C. 168.000

D. 210.000

5 Suhu air 200c dengan massa 10 kg dipanaskan sehingga C


suhunya menjadi 400c. Apabila di ketahui kalor jenis air 1
kkal/kg.k, maka kalor yang di perlukan sebesar…

A. 2 kkal

B. 20 kkal

C. 200 kkal

D. 800 kkal

3.4.10 Menyelidiki factor- 6 Perubahan wujud zat pada menjadi cair di sebut… B
faktor yang mempengaruhi
besar kalor yang dibutuhkan A. Membeku
untuk mengubah wujud zat B. Mencair

C. Menguap

D. Mengembun

58
7 Minyak wangi cair tercium harum saat tertumpah di air. B
Hal ini menunjukkan terjadi perubahan wujud zat cair
menjadi….

A. Padat

B. Gas

C. Es

D. Embun

8 Ketika tangan di tetesi spritus, maka tangan tersa dingin. D


Hal ini menunjukkan adanya perubahan wujud, yaitu….

A. Mencair, memerlukan kalor

B. Membeku, melepaskan kalor

C. Menguap, memerlukan kalor

D. Menguap, melepaskan kalor

Pedoman penskoran

No Soal Jml Jml Keterangan


No Nama Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 Benar Salah T TT
1 Ferdinandus Galut

59
2 Antonius Silvester

3 Jeane F.C. Datong

4 Aprianus Rato

5 Paulinus Mario Bidiman

6 Okta Vina W. Rebaan

7 Fidelino A. Medonal

8 Marselinus G. Yolan

9 Fderiek Valencia Vedis

10 Yuliana I.C Purnama

11 Felisiana Widya Jaya

12 Adelia M Priska

13 Chelsiana B Meo

14 Stefanus Yoba

15 Pasifikus Septianus

16 Flafianes V. Losokm

17 Maria Paramita Sari

18 Maria Celsi Ayu

60
19 Saputri S. Jaya

20 Flaviana But

21 Fabiola D Krysti

22

Skor yang di peroleh


Keterangan Nilai = X 100
Skor maksimal

Benar nilai 1

Salah nilai 0

T = Tuntas

TT = Tidak Tuntas

61
Lampiran 6.a
Rubrik penilaian keterampilan pada siklus 1
Materi : Suhu dan Perubahannya
Hari/Tanggal : Sabtu/17-10-2020
Nama kelompok : ….
Pertemuan :1
Aspek yang di nilai
No Nama siswa Persiapan Pelaksanaan Pengumpulan Menarik Nilai Akhir
Menganalisis data
percobaan percobaan data kesimpulan
1
2
3

Skor yang di peroleh


Kriteria skor Aspek yang dinilai Nilai = X 100
Skor maksimal
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang

Lampiran 6.b
Rubrik penilaian keterampilan pada siklus 1
Materi : Pemuaian

62
Hari/Tanggal : Sabtu/24-10-2020
Nama kelompok : ….
Pertemuan :2
Aspek yang di nilai
No Nama siswa Pelaksanaan Pengumpulan Menarik Nilai Akhir
Menganalisis data
percobaan data kesimpulan
1
2
3

Skor yang di peroleh


Kriteria skor Aspek yang dinilai Nilai = X 100
Skor maksimal
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang

Lampiran 7
Rubrik penilaian keterampilan pada siklus 2
Materi : Kalor
Hari/Tanggal : Sabtu/09-11-2020
Nama kelompok : ….
Pertemuan :3
Aspek yang di nilai
No Nama siswa Persiapan Pelaksanaan Pengumpulan Menarik Nilai Akhir
Menganalisis data
percobaan percobaan data kesimpulan
1
2
3

Skor yang di peroleh


Kriteria skor Aspek yang dinilai Nilai = X 100
Skor maksimal

63
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang

64

Anda mungkin juga menyukai