1769
ABSTRAK
ABSTRACT
Improving the quality of learning can be done from a variety of learning variables, one of
them is a variable module as teaching materials. Module development with android application
oriented Problem Based Learning is expected to increase activity and learning outcomes. This
development study aims to determine the validity of the module oriented problem based
learning and getting response from users. The study design used is four-D Models were
modified. Data collection is using validation sheet and questionnaires. Preliminar feasibility of
teaching materials is determined by the material experts and media experts by using descriptive
techniques percentage. Final feasibility of teaching materials is determined based on the results
of the test. The data were analyzed by using quantitative descriptive analysis method. In
quantitative terms, the data were analyzed by calculating the mean of score and determine the
criteria at the intervals of a certain class. Module validity test obtained an average value of
3,196, with an average percentage score of 79.905%. Data score from response questionnaire
of student obtained 3,21, and the response questionnaire of teachers obtained 3,40, so the
module is worthy criteria supported by good response from the users. Based on the results of
data analysis can be concluded that this module is declared valid and got a good response from
users so that it can be used as a learning resource.
berorientasi problem based learning, yang kelas X suatu SMA N di Muntilan, baik
merupakan metode instruksional yang bertanya langsung kepada guru maupun
menantang siswa agar belajar untuk belajar, eksplorasi perpustakaan, menunjukkan
bekerja sama dalam kelompok untuk bahan ajar sudah sangat tersedia tetapi,
mencari solusi, untuk meningkatkan rasa bahan ajar berorientasi Problem Based
ingin tahu, kemampuan analisis dan inisiatif Learning masih kurang. Pengujian cocok
(Wulandari, 2013). Semakin banyak dilakukan di sekolah ini, karena dari segi
pengalaman siswa yang mendapatkan ketersediaan bahan ajar berorientasi
pembelajaran berorientasi problem based problem based laeraning masih kurang, dan
learning, akan semakin meningkatkan sebagian besar siswa sudah mempunyai
ketrampilan berpikir dan membangun device android..
pemikiran supaya lebih efektif digunakan Peningkatan kualitas pembelajaran
dalam penyelesaian masalah (Whitcombe, dapat dilakukan dari berbagai variabel
2013). Bila siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran. Salah satu variabel
kondisi belajar yang demikian, tidak pembelajaran itu adalah tersedianya bahan
menutup kemungkinan sikap dan aktivitas ajar berupa modul. Modul cetak dapat
siswa akan tumbuh dan berkualitas, didesain sebagai sarana untuk mencapai
sehingga siswa juga akan terambil berkarya tujuan pembelajaran yang diinginkan dan
ataupun berwirausaha dengan kritis dapat digunakan sebagai sumber belajar
(Supartono, et al., 2009). Oleh karena itu, mandiri (Rufii, 2015). Pengembangan modul
penulis ingin mengembangkan bahan ajar yang termasuk dalam bahan ajar kimia
berorientasi Problem Based Learning. berbantuan android application mobile
Guru belum menjadi fasilitator berorientasi Problem Based Learning
sepenuhnya, karena siswa masih diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
memusatkan perhatian pada guru, sehingga dan hasil belajar siswa karena berisi
siswa belum sepenuhnya mengembangkan komponen, materi dan pertanyaan studi
ilmunya (Griffis, et al., 2008). Penggunaaan kasus yang akan menggali pengetahuan
modul stoikiometri berorientasi Problem dan mengajak siswa untuk berpikir ebih
Based Learning dalam proses pembelajaran tertata untuk menemukan solusi atas
kimia memberikan kesempatan kepada permasalahan. Untuk membantu proses
siswa untuk lebih memahami materi pembelajaran pada bahan ajar ini juga
pelajaran dengan cara mempelajari teks memanfaatkan pemrograman android, yang
dengan lebih baik karena modul mana di zaman sekarang ini mayoritas
memberikan kesempatan siswa untuk siswa memiliki handphone yang memiliki
belajar mandiri. Dengan demikian siswa sistem operasi android, sehingga penulis
dapat mengetahui konsep atau informasi membuat sebuah aplikasi mobile yang dapat
yang ada dan secara langsung diinstal pada mobile phonesiswa, supaya
mengaplikasikan pada uji pemahaman materi dapat dipelajari dimanapun dan
(Kusuma & K, 2010). Observasi dilakukan di kapanpun. Aplikasi ini dilengkapi dengan
Anggih Alfiantara, dkk., Pengembangan Modul Berorientasi Problem Based Learning …. 1771
soal-soal berupa permasalahan nyata yang modul secara detail dari cover,
dapat menggali pengetahuan berkaitan pendahuluan, isi, dan penutupnya yang
dengan pemecahan masalah berkaitan berorientasi Problem Based Learning. Pada
dengan problem based learning. tahap ini dilakukan tahap pengujian oleh
Permasalahan yang dikaji dalam pakar pendidikan kimia dan pakar media
penelitian ini adalah: 1) apakah modul selanjutnya dilakukan proses perbaikan
berorientasi Problem Based Learning (revisi I). Tahap uji coba dilakukan untuk
berbantuan aplikasi android valid digunakan menguji pelaksanaan penggunaan bahan
sebagai sumber belajar, 2) bagaimanakah ajar. Revisi akhir produk dilakukan setelah
respon dari pengguna modul berorientasi dilakukan analisis hasil uji coba berdasarkan
Problem Based Learning berbantuan angket yang diberikan kepada siswa dan
aplikasi android. Penelitian ini bertujuan guru. Tujuan dari revisi ini adalah untuk
untuk mengetahui validitas modul perbaikan akhir sebelum bahan ajar ini
berorientasi Problem Based Learning dan benar-benar siap dimplementasikan. Pada
respon dari pengguna. tahap implementasi, bahan ajar diterapkan
pada beberapa kelas.
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian di suatu SMA N di
Pengembangan penelitian ini Muntilan. Data penelitian berupa validitas
mengikuti model 4-D (four D-models) yang modul Problem Based Learning pada materi
dimodifikasi. Model 4-D terdiri 4 tahap stoikiometri. Validitas modul diperoleh dari
pengembangan yaitu Define (pendefinisian), lembar validasi kelayakan bahan ajar.
Design (perancangan), Develop
(pengembangan), dan Disseminate HASIL DAN PEMBAHASAN
(penyebaran) yang diubah menjadi Hasil penelitian disajikan secara
Implementation. Tahap Pendefinisian ini berurutan sesuai dengan paradigma
dilakukan observasi lapangan dan penelitian Research and Development. Data
mengumpulkan informasi mengenai observasi menunjukkan bahwa tidak banyak
kebutuhan siswa yang bertujuan untuk guru yang memanfaatkan serta mengem-
mengetahui apa yang dimaksud dengan bangkan bahan ajar untuk penyampaian
bahan ajar, sehingga dapat digunakan materi pembelajaran. Berdasarkan tanya
sebagai dasar dalam melaksanakan jawab terhadap guru menunjukkan, bahwa
pengujian. Tahap Rancangan bahan ajar, tidak ada guru kimia yang menulis bahan
gambaran secara umum mengenai bahan ajar sendiri. Guru lebih banyak memper-
ajar dibuat, mulai dari cover, pendahuluan, gunakan buku paket dari perpustakaan dan
isi, dan penutup disesuaikan dengan materi LKS selama proses pembelajaran.
yang bertujuan untuk menghasilkan Sesungguhnya kekurang sesuaian antara
prototipe material pembelajaran pada pokok kondisi siswa dengan tujuan materi yang
bahasan. Tahap pengembangan dilakukan terdapat dalam LKS atau bahan ajar lain
proses pembuatan dan pengembangan yang diperoleh dari penerbit dapat diatasi
1772 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 10, No. 2, 2016, halaman 1769 - 1777
dengan mengembangkan bahan bahan ajar yang luas tentang pemecahan masalah
berupa modul oleh guru. Modul (Ackay, 2009). Pembelajaran berbasis
mempermudah siswa untuk memahami masalah menempatkan siswa sebagai pusat
materi kimia yang abstrak menjadi konkrit, pembelajaran (Akinoglu dan Tandogan,
sehinga siswa lebih mudah memahami 2007). Secara realistis siswa dapat
materi modul (Mansur, et al., 2012). Modul menyelesaikan masalah yang disampaikan
yang dibuat harus praktis, sederhana, teoritis dan praktis melalui penyelesaian
bahasa mudah dipahami, aplikatif, dan masalah satu demi satu (Ying, 2003). Oleh
disertai contoh masalah maupun dukungan karena itu, peneliti mengembangkan modul
gambar ilustrasi yang menarik (Sudarwati, stoikiometri berorientasi Problem Based
2013). Learning yang dapat membantu
Merujuk pada penelitian yg lain, memberikan informasi yang lebih jelas dan
pendekatan Problem Based Learning sistematis kepada siswa, sehingga pada
diterapkan pada pembelajaran hukum- akhirnya dapat dijadikan sumber belajar
hukum dasar kimia, karena dalam mandiri yang mampu menampilkan
mempelajarinya diperlukan cara berpikir dan kompetesi tertentu sehingga sikap ilmiah,
analisis yang tinggi untuk membangun serta kreativitas, pikiran logis dan produktivitas
mengaitkan konsep hukum satu dengan siswa dapat tumbuh, apalagi modul
yang lain sesuai teori konstruktivisme dilengkapi dengan android application yang
(Wasonowati et al., 2014). Kelebihan dari portable sehingga dapat dibuka dimanapun
pembelajaran berbasis masalah yaitu siswa dan kapanpun pada device android.
sangat antusias dan mempeunyai perspektif
a b
c d
Gambar 1. Sampul depan (a), konten (b dan c), dan sampul belakang (d)
Anggih Alfiantara, dkk., Pengembangan Modul Berorientasi Problem Based Learning …. 1773
.
Modul stoikiometri berorientasi karena bahan ajar yang dikembangkan
Problem Based Learning ini berisi materi merupakan bahan ajar berorientasi problem
yang dilengkapi dengan permasalahan Based Learning.
kontekstual dan uji pemahaman setiap Komponen kedua yang dinilai dari
kegiatan pembelajaran, gambar-gambar bahan ajar yaitu komponen penyajian yang
ilustrasi, serta warna-warna penegas supaya divalidasi oleh ahli materi. Aspek-aspek
lebih mudah diingat maupun dipahami. yang dinilai dalam komponen penyajian
Modul terdiri atas halaman sampul depan, mencakup: 1) teknik penyajian; 2)
halaman awal, halaman konten, halaman pendukung penyajian; 3) penyajian
akhir dan halaman sampul belakang yang pembelajaran; dan 4) kelengkapan
tersaji pada Gambar 1. penyajian. Adapun hasil validasi komponen
Komponen isi menilai kelayakan penyajian disajikan pada Gambar 3.
bahan ajar dari segi materi, yaitu: 1) 4
kesesuaian materi; 2) keakuratan materi; 3) 3.5
pendukung materi; dan 4) kemutakhiran 3
2.5
materi. Adapun hasil validasi komponen isi 2
oleh ahli disajikan pada Gambar 2. 1.5
1
4 0.5
3.5 0
3 1 2 3 4
2.5 Aspek yang dinilai
2
1.5
1 Gambar 3. Hasil validasi komponen
0.5 penyajian
0
1 2 3 4 Diperoleh rerata skor sebesar 3,130
Aspek yang dinilai pada validasi komponen penajian oleh pakar
dengan kriteria sangat layak. Revisi
Gambar 2. Hasil validasi komponen isi
berdasarkan saran yang diberikan oleh
validator penyajian, diantaranya:
Rata-rata setiap aspek komponen isi
pencetakan modul menggunakan kombinasi
sudah baik atau lebih dari 2,33 yaitu
warna yang sesuai, warna background
sebesar 3,225 dikategorikan layak. Revisi
kolom pada bahan ajar disesuaikan dengan
berdasarkan saran yang diberikan oleh
warna font yang digunakan, dan perlu
validator adalah adalah menambahkan
memperbaiki layout header and footer
materi mengenai pereaksi pembatas lebih
supaya lebih proporsional. Masukan dari
mendalam dan permasalahannya dalam
pakar digunakan sebagai bahan untuk
kehidupan sehari-hari. Penekanan terhadap
memperbaiki bahan ajar berorientasi
penyajian permasalahan harus diperbanyak
1774 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 10, No. 2, 2016, halaman 1769 - 1777
modul berorientasi Problem Based Learning Mansur, M., T, R. dan J, M.F., 2012, Literacy
visual media student success
berbantuan aplikasi android terbukti positif learning and information and
atau baik. comunication technology (ICT) in the
junior high school 11 prepare,
Makassar: Universitas Hasanudin
Press.