Anda di halaman 1dari 9

Anggih Alfiantara, dkk., Pengembangan Modul Berorientasi Problem Based Learning ….

1769

PENGEMBANGAN MODUL BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING


BERBANTUAN APLIKASI ANDROID
Anggih Alfiantara*, Ersanghono Kusumo, Endang Susilaningsih
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D6 Lantai 2 Kampus Sekaran Gunungpati Semarang, 50229, Telp. (024)8508035
E-mail: anggihalfiantara@gmail.com

ABSTRAK

Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dari berbagai variabel


pembelajaran, salah satunya berupa modul sebagai variabel bahan ajar. Pengembangan modul
berbantuan android application mobile berorientasi Problem Based Learning diharapkan dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk
mengetahui validitas modul berorientasi Problem Based Learning dan untuk mendapatkan
respon dari pengguna. Desain penelitian yang digunakan yaitu four-D Models yang dimodifikasi.
Pengumpulan data menggunakan lembar validasi dan metode angket. Kelayakan awal bahan
ajar ditentukan oleh ahli materi dan ahli media menggunakan teknik deskriptif persentase.
Kelayakan akhir bahan ajar ditentukan berdasarkan hasil pengujian. Data hasil penelitian
dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Secara kuantitatif, data hasil
penelitian dianalisis dengan cara menghitung rerata skor dan menentukan kriteria pada interval
kelas tertentu. Uji validitas modul memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,196, dengan persentase
skor rata-rata 79,905%. Data skor perolehan angket tanggapan siswa sebesar 3,21, dan angket
tanggapan guru sebesar 3,40, sehingga modul ini terbukti memenuhi kriteria layak yang
didukung dengan respon baik dari pengguna. Berdasarkan hasil analisis data dapat
disimpulkan bahwa modul ini dinyatakan valid dan mendapat respon baik dari pengguna
sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar.

Kata kunci: modul, problem based learning, aplikasi android

ABSTRACT

Improving the quality of learning can be done from a variety of learning variables, one of
them is a variable module as teaching materials. Module development with android application
oriented Problem Based Learning is expected to increase activity and learning outcomes. This
development study aims to determine the validity of the module oriented problem based
learning and getting response from users. The study design used is four-D Models were
modified. Data collection is using validation sheet and questionnaires. Preliminar feasibility of
teaching materials is determined by the material experts and media experts by using descriptive
techniques percentage. Final feasibility of teaching materials is determined based on the results
of the test. The data were analyzed by using quantitative descriptive analysis method. In
quantitative terms, the data were analyzed by calculating the mean of score and determine the
criteria at the intervals of a certain class. Module validity test obtained an average value of
3,196, with an average percentage score of 79.905%. Data score from response questionnaire
of student obtained 3,21, and the response questionnaire of teachers obtained 3,40, so the
module is worthy criteria supported by good response from the users. Based on the results of
data analysis can be concluded that this module is declared valid and got a good response from
users so that it can be used as a learning resource.

Key words: module, problem based learning, android application

PENDAHULUAN intrucsional; (2) self-contained; (3) stand


Secara fisik bahan ajar modul alone; (4) adaptif; (5) bersahabat (Winkel,
memiliki karakterisitk atau ciri khas, adapun 2009). Salah satu contoh modul ynng dapat
karakteristik dari modul antara lain: (1) self- memotivasi siswa belajar adalah modul
1770 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 10, No. 2, 2016, halaman 1769 - 1777

berorientasi problem based learning, yang kelas X suatu SMA N di Muntilan, baik
merupakan metode instruksional yang bertanya langsung kepada guru maupun
menantang siswa agar belajar untuk belajar, eksplorasi perpustakaan, menunjukkan
bekerja sama dalam kelompok untuk bahan ajar sudah sangat tersedia tetapi,
mencari solusi, untuk meningkatkan rasa bahan ajar berorientasi Problem Based
ingin tahu, kemampuan analisis dan inisiatif Learning masih kurang. Pengujian cocok
(Wulandari, 2013). Semakin banyak dilakukan di sekolah ini, karena dari segi
pengalaman siswa yang mendapatkan ketersediaan bahan ajar berorientasi
pembelajaran berorientasi problem based problem based laeraning masih kurang, dan
learning, akan semakin meningkatkan sebagian besar siswa sudah mempunyai
ketrampilan berpikir dan membangun device android..
pemikiran supaya lebih efektif digunakan Peningkatan kualitas pembelajaran
dalam penyelesaian masalah (Whitcombe, dapat dilakukan dari berbagai variabel
2013). Bila siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran. Salah satu variabel
kondisi belajar yang demikian, tidak pembelajaran itu adalah tersedianya bahan
menutup kemungkinan sikap dan aktivitas ajar berupa modul. Modul cetak dapat
siswa akan tumbuh dan berkualitas, didesain sebagai sarana untuk mencapai
sehingga siswa juga akan terambil berkarya tujuan pembelajaran yang diinginkan dan
ataupun berwirausaha dengan kritis dapat digunakan sebagai sumber belajar
(Supartono, et al., 2009). Oleh karena itu, mandiri (Rufii, 2015). Pengembangan modul
penulis ingin mengembangkan bahan ajar yang termasuk dalam bahan ajar kimia
berorientasi Problem Based Learning. berbantuan android application mobile
Guru belum menjadi fasilitator berorientasi Problem Based Learning
sepenuhnya, karena siswa masih diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
memusatkan perhatian pada guru, sehingga dan hasil belajar siswa karena berisi
siswa belum sepenuhnya mengembangkan komponen, materi dan pertanyaan studi
ilmunya (Griffis, et al., 2008). Penggunaaan kasus yang akan menggali pengetahuan
modul stoikiometri berorientasi Problem dan mengajak siswa untuk berpikir ebih
Based Learning dalam proses pembelajaran tertata untuk menemukan solusi atas
kimia memberikan kesempatan kepada permasalahan. Untuk membantu proses
siswa untuk lebih memahami materi pembelajaran pada bahan ajar ini juga
pelajaran dengan cara mempelajari teks memanfaatkan pemrograman android, yang
dengan lebih baik karena modul mana di zaman sekarang ini mayoritas
memberikan kesempatan siswa untuk siswa memiliki handphone yang memiliki
belajar mandiri. Dengan demikian siswa sistem operasi android, sehingga penulis
dapat mengetahui konsep atau informasi membuat sebuah aplikasi mobile yang dapat
yang ada dan secara langsung diinstal pada mobile phonesiswa, supaya
mengaplikasikan pada uji pemahaman materi dapat dipelajari dimanapun dan
(Kusuma & K, 2010). Observasi dilakukan di kapanpun. Aplikasi ini dilengkapi dengan
Anggih Alfiantara, dkk., Pengembangan Modul Berorientasi Problem Based Learning …. 1771
soal-soal berupa permasalahan nyata yang modul secara detail dari cover,
dapat menggali pengetahuan berkaitan pendahuluan, isi, dan penutupnya yang
dengan pemecahan masalah berkaitan berorientasi Problem Based Learning. Pada
dengan problem based learning. tahap ini dilakukan tahap pengujian oleh
Permasalahan yang dikaji dalam pakar pendidikan kimia dan pakar media
penelitian ini adalah: 1) apakah modul selanjutnya dilakukan proses perbaikan
berorientasi Problem Based Learning (revisi I). Tahap uji coba dilakukan untuk
berbantuan aplikasi android valid digunakan menguji pelaksanaan penggunaan bahan
sebagai sumber belajar, 2) bagaimanakah ajar. Revisi akhir produk dilakukan setelah
respon dari pengguna modul berorientasi dilakukan analisis hasil uji coba berdasarkan
Problem Based Learning berbantuan angket yang diberikan kepada siswa dan
aplikasi android. Penelitian ini bertujuan guru. Tujuan dari revisi ini adalah untuk
untuk mengetahui validitas modul perbaikan akhir sebelum bahan ajar ini
berorientasi Problem Based Learning dan benar-benar siap dimplementasikan. Pada
respon dari pengguna. tahap implementasi, bahan ajar diterapkan
pada beberapa kelas.
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian di suatu SMA N di
Pengembangan penelitian ini Muntilan. Data penelitian berupa validitas
mengikuti model 4-D (four D-models) yang modul Problem Based Learning pada materi
dimodifikasi. Model 4-D terdiri 4 tahap stoikiometri. Validitas modul diperoleh dari
pengembangan yaitu Define (pendefinisian), lembar validasi kelayakan bahan ajar.
Design (perancangan), Develop
(pengembangan), dan Disseminate HASIL DAN PEMBAHASAN
(penyebaran) yang diubah menjadi Hasil penelitian disajikan secara
Implementation. Tahap Pendefinisian ini berurutan sesuai dengan paradigma
dilakukan observasi lapangan dan penelitian Research and Development. Data
mengumpulkan informasi mengenai observasi menunjukkan bahwa tidak banyak
kebutuhan siswa yang bertujuan untuk guru yang memanfaatkan serta mengem-
mengetahui apa yang dimaksud dengan bangkan bahan ajar untuk penyampaian
bahan ajar, sehingga dapat digunakan materi pembelajaran. Berdasarkan tanya
sebagai dasar dalam melaksanakan jawab terhadap guru menunjukkan, bahwa
pengujian. Tahap Rancangan bahan ajar, tidak ada guru kimia yang menulis bahan
gambaran secara umum mengenai bahan ajar sendiri. Guru lebih banyak memper-
ajar dibuat, mulai dari cover, pendahuluan, gunakan buku paket dari perpustakaan dan
isi, dan penutup disesuaikan dengan materi LKS selama proses pembelajaran.
yang bertujuan untuk menghasilkan Sesungguhnya kekurang sesuaian antara
prototipe material pembelajaran pada pokok kondisi siswa dengan tujuan materi yang
bahasan. Tahap pengembangan dilakukan terdapat dalam LKS atau bahan ajar lain
proses pembuatan dan pengembangan yang diperoleh dari penerbit dapat diatasi
1772 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 10, No. 2, 2016, halaman 1769 - 1777

dengan mengembangkan bahan bahan ajar yang luas tentang pemecahan masalah
berupa modul oleh guru. Modul (Ackay, 2009). Pembelajaran berbasis
mempermudah siswa untuk memahami masalah menempatkan siswa sebagai pusat
materi kimia yang abstrak menjadi konkrit, pembelajaran (Akinoglu dan Tandogan,
sehinga siswa lebih mudah memahami 2007). Secara realistis siswa dapat
materi modul (Mansur, et al., 2012). Modul menyelesaikan masalah yang disampaikan
yang dibuat harus praktis, sederhana, teoritis dan praktis melalui penyelesaian
bahasa mudah dipahami, aplikatif, dan masalah satu demi satu (Ying, 2003). Oleh
disertai contoh masalah maupun dukungan karena itu, peneliti mengembangkan modul
gambar ilustrasi yang menarik (Sudarwati, stoikiometri berorientasi Problem Based
2013). Learning yang dapat membantu
Merujuk pada penelitian yg lain, memberikan informasi yang lebih jelas dan
pendekatan Problem Based Learning sistematis kepada siswa, sehingga pada
diterapkan pada pembelajaran hukum- akhirnya dapat dijadikan sumber belajar
hukum dasar kimia, karena dalam mandiri yang mampu menampilkan
mempelajarinya diperlukan cara berpikir dan kompetesi tertentu sehingga sikap ilmiah,
analisis yang tinggi untuk membangun serta kreativitas, pikiran logis dan produktivitas
mengaitkan konsep hukum satu dengan siswa dapat tumbuh, apalagi modul
yang lain sesuai teori konstruktivisme dilengkapi dengan android application yang
(Wasonowati et al., 2014). Kelebihan dari portable sehingga dapat dibuka dimanapun
pembelajaran berbasis masalah yaitu siswa dan kapanpun pada device android.
sangat antusias dan mempeunyai perspektif
a b

c d

Gambar 1. Sampul depan (a), konten (b dan c), dan sampul belakang (d)
Anggih Alfiantara, dkk., Pengembangan Modul Berorientasi Problem Based Learning …. 1773
.
Modul stoikiometri berorientasi karena bahan ajar yang dikembangkan
Problem Based Learning ini berisi materi merupakan bahan ajar berorientasi problem
yang dilengkapi dengan permasalahan Based Learning.
kontekstual dan uji pemahaman setiap Komponen kedua yang dinilai dari
kegiatan pembelajaran, gambar-gambar bahan ajar yaitu komponen penyajian yang
ilustrasi, serta warna-warna penegas supaya divalidasi oleh ahli materi. Aspek-aspek
lebih mudah diingat maupun dipahami. yang dinilai dalam komponen penyajian
Modul terdiri atas halaman sampul depan, mencakup: 1) teknik penyajian; 2)
halaman awal, halaman konten, halaman pendukung penyajian; 3) penyajian
akhir dan halaman sampul belakang yang pembelajaran; dan 4) kelengkapan
tersaji pada Gambar 1. penyajian. Adapun hasil validasi komponen
Komponen isi menilai kelayakan penyajian disajikan pada Gambar 3.
bahan ajar dari segi materi, yaitu: 1) 4
kesesuaian materi; 2) keakuratan materi; 3) 3.5
pendukung materi; dan 4) kemutakhiran 3
2.5
materi. Adapun hasil validasi komponen isi 2
oleh ahli disajikan pada Gambar 2. 1.5
1
4 0.5
3.5 0
3 1 2 3 4
2.5 Aspek yang dinilai
2
1.5
1 Gambar 3. Hasil validasi komponen
0.5 penyajian
0
1 2 3 4 Diperoleh rerata skor sebesar 3,130
Aspek yang dinilai pada validasi komponen penajian oleh pakar
dengan kriteria sangat layak. Revisi
Gambar 2. Hasil validasi komponen isi
berdasarkan saran yang diberikan oleh
validator penyajian, diantaranya:
Rata-rata setiap aspek komponen isi
pencetakan modul menggunakan kombinasi
sudah baik atau lebih dari 2,33 yaitu
warna yang sesuai, warna background
sebesar 3,225 dikategorikan layak. Revisi
kolom pada bahan ajar disesuaikan dengan
berdasarkan saran yang diberikan oleh
warna font yang digunakan, dan perlu
validator adalah adalah menambahkan
memperbaiki layout header and footer
materi mengenai pereaksi pembatas lebih
supaya lebih proporsional. Masukan dari
mendalam dan permasalahannya dalam
pakar digunakan sebagai bahan untuk
kehidupan sehari-hari. Penekanan terhadap
memperbaiki bahan ajar berorientasi
penyajian permasalahan harus diperbanyak
1774 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 10, No. 2, 2016, halaman 1769 - 1777

Problem Based Learning sebelum dilakukan


4
uji coba. 3.5
Komponen ketiga yang dinilai yaitu 3
2.5
komponen bahasa yang mencakup: 1) 2
lugas; 2) komunikatif; 3) dialogis dan 1.5
interaktif; 4) kesesuaian dengan tingkat 1
0.5
perkembangan siswa; 5) keruntutan dan 0
kepaduan; dan 6) penggunaan istilah dan 1 2 3
simbol yang sesuai. Adapun hasil validasi Aspek yang dinilai

komponen bahasa disajikan pada Gambar


Gambar 5. Hasil validasi komponen
4. kegrafikan
4
3.5 Diperoleh rerata skor sebesar 3,066
3 pada validasi komponen penajian oleh pakar
2.5 dengan kriteria sangat layak. Revisi
2
berdasarkan saran yang diberikan oleh
1.5
1 validator kegrafikan, diantaranya:
0.5 penambahan gambar ilustrasi yang sesuai
0 pada sampul depan modul, konsistensi tata
1 2 3 4 5 6
letak kolom konten pada isi modul, dan perlu
Aspek yang dinilai
kesalahan pegetikan. Masukan dari pakar
Gambar 4. Hasil validasi komponen bahasa digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki bahan ajar berorientasi
Berdasarkan data Gambar 4 Problem Based Learning sebelum dilakukan
memperlihatkan bahwa sesuai penilaian uji coba.Data secara umum yang didapat
pakar untuk kelayakan bahasa dikategorikan dari proses validasi modul disajikan pada
sangat layak dengan skor 3,400. Revisi Tabel 1.
berdasarkan saran oleh validator adalah
Tabel 1. Hasil penilaian kelayakan modul
untuk menghapus kata penghubung yang stoikiometri berorientasi problem
berada pada awal kalimat supaya bahan based learning
Rerata
ajar lebih komunikatif. Komponen Kriteria
Nilai
Komponen keempat yang dinilai dari Kelayakan isi 3,225 Baik
Kelayakan penyajian 3,130 Baik
bahan ajar yaitu komponen kegrafikan yang Kelayakan bahasa 3,400 Sangat Baik
divalidasi oleh ahli media. Aspek-aspek Kelayakan kegrafikan 3,066 Baik
Rata-rata kelayakan 3,196 Baik
yang dinilai dalam komponen penyajian
mencakup: 1) ukuran modul; 2) desain Hasil validasi dari pakar dan guru,
sampul modul; dan 3) desain isi modul. dapat diketahui bahwa modul stoikiometri
Adapun hasil validasi komponenkegrafikan berorientasi Problem Based Learning baik
disajikan pada Gambar 5.
Anggih Alfiantara, dkk., Pengembangan Modul Berorientasi Problem Based Learning …. 1775
ataupun layak digunakan sebagai sumber menyatakan faktor penggunaan modul
belajar. Walaupun demikian peneliti tetap berorientasi Problem Based Learning yang
melakukan tahap revisi untuk memperbaiki dilengkapi dengan aplikasi android sebagai
produk modul stoikiometri berorientasi sarana pendukung dalam proses
Problem Based Learning agar menjadi lebih pembelajaran di kelas maupun di luar kelas
baik. Revisi yang dilakukan modul menjadi menyenangkan.. Faktor lainnya
stoikiometri berorientasi Problem Based yang mempengaruhi ketertarikan siswa
Learning mengacu pada hasil validasi dan pada bahan ajar yang dikembangkan yaitu
tanggapan yaitu sesuai dengan saran dan penggunaan model pembelajaran
komentar validator serta beberapa aspek berorientasi Problem Based Learning yang
yang belum mencapai skor maksimal memberikan contoh permasalahan nyata
sehingga dapat menjadi modul stoikiometri dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
berorientasi Problem Based Learning yang dikarenakan pembelajaran dengan bantuan
benar-benar valid sehingga layak untuk media yang inovatif dan model
digunakan. pembelajaran yang sesuai dapat
Uji coba skala kecil menunjukan meningkatkan minat belajar dan berpikir
respon positif ketertarikan siswa terhadap siswa sehingga turut mempengaruhi
modul berorientasi problem based terhadap prestasi belajar siswa
learningyang dikembangkan. Siswa yang (Permatasari, 2014). Tercapainya indikator
diambil untuk uji skala kecil adalah 10 keberhasilan adalah peran penting guru,
siswa.Data disajikan pada Tabel 2. karena seorang guru harus benar-benar
menjadi fasilitator yang baik dalam proses
Tabel 2. Hasil analisis angket tanggapan pembelajaran (Apriyanto, et al., 2014).
siswa
Tanggapan siswa pada uji coba
Kriteria Jumlah
Sangat Baik 2 skala besar. Pada tahap ini kegiatan
Baik 8 pembelajaran dilakukan menggunakan
Cukup 0
Kurang 0 modul yang sudah melewati tahap uji skala
kecil. Berdasarkan perolehan respon siswa
Tabel 2 menunjukkan bahwa siswa pada umumnya siswa memberikan respon
yang menyatakan sangat baik sebanyak 2 positif terhadap modul stoikiometri. Rata-
siswa dan bai 8 siswa. Rata-rata perolehan rata perolehan nilai angket tanggapan siswa
nilai angket tanggapan siswa adalah 3,01 adalah 3,21, dari 30 siswa, 10 siswa
dengan kriteria baik, maka diperoleh memperikan respon sangat baik, dan 20
kesimpulan bahwa tanggapan siswa siswa memperikan respon baik. Guru mata
terhadap modul stoikiometri berorientasi pelajaran kimia memberikan skor tanggapan
Problem Based Learning menunjukkan 3,40, dan menyatakan bahwa modul yang
kriteria baik. Siswa memberikan komentar dikembangkan dapat mempermudah proses
yang dituliskan dalam kolom saran pada penyampaian materi serta pembelajaran,
lembar tanggapan siswa. Sebagian siswa
1776 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 10, No. 2, 2016, halaman 1769 - 1777

maka modul dapat digunakan sebagai Science & Technology Education,


Vol 3, No 1, Hal 71-81.
sumber belajar.
Apriyanto, D., Mulyani, S. & VH, S.E., 2014,
Tahap terakhir dari pengembangan
Pengaruh metode pembelajaran
modul berorientasi Problem Based Learning mind mapping dan kemampuan
memori siswa terhadap prestasi
adalah mengimplementasikannya (Devi dan
belajar kimia pada pokok bahasan
Mulyani, 2014). Implementasi dilakukan Hukum-Hukum Dasar Kimia pada
siswa kelas X Semester Gasal di
pada 30 siswa. Berdasarkan hasil validasi
SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun
ahli, tanggapan siswa, dan tanggapan guru Pelajaran 2012/2013, Jurnal
Pendidikan Kimia, Vol 3, No 3, Hal
bahwa modul berorientasi Problem Based
1-10.
Learning layak ataupun valid digunakan
Devi, A. dan Mulyani, S.H., 2014,
dalam proses pembelajaran dikelas dan Perbedaan implemantasi
pembelajaran kimia model problem
respon yang diberikan oleh pengguna
based learning (PBL) materi
positif. stoikiometri kelas X MIA SMA
Negeri di kota Surakarta, Jurnal
Pendidikan Kimia, Vol 3, No 4, Hal
SIMPULAN 126-135.
Hasil validasi terhadap modul Griffis, K., V, T. dan J, W., 2008, Making
berorientasi Problem Based Learning authentic data accesible: the
sensing the environment inquiry
berbantuan aplikasi android diperoleh rerata module, Journal of Biological
Education, Vol 43, No 8, Hal 53-56.
nilai 3,196 dengan presentase mencapai
79,90 %, sehingga modul dinyatakan Kusuma, F. dan K, S., 2010,
Pengembangan bahan ajar
memenuhi komponen isi, penyajian, bahasa, berorientasi chemoentrepreneurship
dan kegrafikan yang baik sehingga valid untuk meningkatkan hasil belajar
dan life skill mahasiswa, Jurnal
digunakan sebagai sumber belajar siswa. Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 4, No
Respon yang diberikan oleh pengguna 1, Hal 544-551.

modul berorientasi Problem Based Learning Mansur, M., T, R. dan J, M.F., 2012, Literacy
visual media student success
berbantuan aplikasi android terbukti positif learning and information and
atau baik. comunication technology (ICT) in the
junior high school 11 prepare,
Makassar: Universitas Hasanudin
Press.

DAFTAR PUSTAKA Permatasari, I.A., 2014, Efektifitas


penggunaan model pembelajaran
joyfull learning dengan metode
Ackay, B., 2009, Problem based learning in pemberian tugas terhadap prestasi
science education, Journal of belajar siswa pada materi pokok
Turkish Science Education, Vol 6, koloid siswa kelas XI IPA SMA
No 1, Hal 21-36. Negeri 1 Simo tahun pelajaran
2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia,
Akinoglu, O. dan Tandogan, R.O., 2007, Hal 117-227.
The effect of problem-based active
learning in science education on Rufii, R., 2015, Developing module on
student's academic achievement, consructivist learning strategies to
attitude, and concept learning, promote student's independence
Eurasia Journal of Matematics' and performance, International
Anggih Alfiantara, dkk., Pengembangan Modul Berorientasi Problem Based Learning …. 1777
Journal of Education, Vol 3, No 5, Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran
Hal 109-119. 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia,
android application, Vol 3, No 3, Hal
Sudarwati, N., 2013, Developing and
66-75.
integrated module on
entrepreneurship to improve ability Whitcombe, S.W., 2013, Problem-based
in making business plans, learning student's perceptions of
International Journal of Bussiness, knowledge and profesional identity:
Humanities, and Technology, Vol 3, occupational therapists as 'kowers',
No 5, Hal 109-119. British Journal of Occupational
Therapy, Vol 76, No 1, Hal 37-42.
Supartono, N, W. dan A, H.S., 2009, Kajian
prestasi belajar siswa SMA dengan Winkel, 2009, Psikologi pengajaran
metode student teams achievment indonesia, Media Abadi.
divisions melalui pendekatan
Wulandari, B., 2013, Pengaruh problem-
chemoentrepreneurship (CEP),
based learning terhadap hasil
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol
belajar ditinjau dari motivasi belajar
3, No 1, Hal 337-344.
PLC di SMK, Jurnal Pendidikan
Wasonowati, R.R.T., T, R. dan S, R.D.A., Vokasi, Vol 3, No 2, Hal 179-191.
2014, Penerapan model problem
Ying, Y., 2003, Using problem based
based learning (PBL) pada
learning to improve the teaching of
pembelajaran hukum-hukum dasar
electrochemistry, Tokyo: China
kimia ditinjau dari aktivitas dan hasil
Papers.
belajar siswa kelas X IPA SMA

Anda mungkin juga menyukai