Anda di halaman 1dari 4

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING BERBASIS

GRASPS (GOAL, ROLE, AUDIENCE, SITUATION,


PRODUCT AND STANDARDS) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Shofia Dewi Agustina
Pendidikan Ilmu Komputer
FPMIPA UPI
shofia.agustina@gmail.com

Dr. Dedi Rohendi, M.T


Pendidikan Ilmu Komputer
FPMIPA UPI
dedir@bdg.centrin.net.id

ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan
pengumpulan data menggunakan instrumen tes berbentuk pilihan
ganda. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster
Sampling dengan mengambil dua kelas sebagai sampel dari
keseluruhan populasi yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Rajapolah yang berjumlah 9 kelas. Kelas VIII-A (29 siswa)
dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya
menggunakan Project Based Learning Berbasis GRASPS (Goal,
Role, Audience, Situation, Product, Standards) dan kelas VIII-B
(28 siswa) sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya
menggunakan metode konvensional. Pengujian hipotesis
dilakukan menggunakan uji t dengan hipotesis penelitian yaitu:
Rerata hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya
menggunakan Project Based Learning Berbasis GRASPS (Goal,
Role, Audience, Situation, Product and Standards) lebih baik
dibandingkan dengan rerata hasil belajar siswa yang dalam
pembelajarannya
menggunakan
model
pembelajaran
konvensional. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa nilai
rata-rata kelas eksperimen sebesar 83,86 lebih tinggi dari nilai
rata-rata kelas kontrol sebesar 77,11. Pada kelas eksperimen
terjadi peningkatan sebesar 75% dari nilai pada tes awal
sedangkan pada kelas kontrol peningkatan hanya terjadi sebesar
61%. Setelah dilakukan uji t dengan thitung = 2,10 dan ttabel sebesar
2,00 pada taraf
= 0.05 dapat disimpulkan bahwa hipotesis
penelitian diterima yang berarti rerata hasil belajar siswa yang
dalam pembelajarannya menggunakan Project Based Learning
Berbasis GRASPS (Goal, Role, Audience, Situation, Product and
Standards) lebih baik dibandingkan dengan rerata hasil belajar
siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional.
Kata kunci : project based learning (PjBL), GRASPS,
konvensional, rerata hasil belajar

1. PENDAHULUAN
Salah satu masalah pokok pembelajaran pada pendidikan formal
saat ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini
nampak dari rata-rata hasil belajar siswa yang masih
memprihatinkan. Hasil belajar ini tentunya dipengaruhi oleh
berbagai faktor salah satunya adalah kualitas pembelajaran.

Asep Wahyudin, S.Kom., M.T.


Pendidikan Ilmu Komputer
FPMIPA UPI

Kualitas pembelajaran ini menyangkut model pembelajaran yang


digunakan guru di kelas.
Dalam membangun kompetensi siswa pada mata pelajaran TIK
harusnya lebih menekankan pada apa yang siswa kerjakan, bukan
pada apa yang siswa tahu. Namun pada kenyataannya, masih
banyak juga guru yang lebih banyak memberikan teori daripada
praktik. Mengkonstruksi pengetahuan siswa dengan tugas mengisi
LKS dan melakukan evaluasi hasil belajar hanya dengan soal-soal
yang menekankan pada daya ingat siswa serta melakukan
praktikum dengan suasana kelas yang teacher oriented dimana
siswa hanya mengikuti apa yang dicontohkan guru sehingga
kebanyakan siswa menjadi pasif dan kreatifitasnya pun terhambat.
Guru dengan kompetensi yang dimilikinya diharapkan mampu
memilih model pembelajaran yang tepat agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan serta mencapai hasil
belajar yang optimal. Semua itu menuntut lingkungan belajar yang
kaya dan nyata (rich and natural environment) agar dapat
memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan akhirnya bisa
meningkatkan hasil belajar siswa. Mengenai hal tersebut, ProjectBased Learning dipandang tepat sebagai sebuah model
pembelajaran alternatif untuk mata pelajaran teknologi informasi
dan komunikasi karena dirasa cukup potensial untuk memenuhi
tuntutan pembelajaran yang bermakna guna.
Adapun masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah rerata hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya
menggunakan Project Based Learning Berbasis GRASPS lebih
baik dibandingkan dengan rerata hasil belajar siswa yang dalam
pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional?
2. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang dalam
pembelajarannya menggunakan Project Based Learning Berbasis
GRASPS lebih baik dibandingkan dengan peningkatan hasil
belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan
pembelajaran konvensional?

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Project Based Learning
Project Based Learning (PjBL) merupakan salah satu model
pembelajaran kontekstual yang menggunakan masalah sebagai

langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan


pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas
secara nyata. Sebagaimana layaknya pendekatan kontekstual,
PjBL harus melibatkan tujuh pembelajaran efektif yaitu:
konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar,
pemodelan, refleksi dan penilaian sebenarnya (Authentic
Assesment). Karakteristik PjBL [2] yaitu:
a. Pebelajar membuat keputusan dan membuat kerangka kerja
b. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan
sebelumnya
c. Pebelajar merancang proses untuk mencapai hasil
d. Pebelajar bertanggung jawab untuk mendapatkan dan
mengelola informasi yang dikumpulkan
e. Melakukan evaluasi secara kontinu
f. Pebelajar secara teratur melihat kembali apa yang mereka
kerjakan
g. Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya
h. Kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi kesalahan
dan perubahan.
Dalam melaksanakan model pembelajaran PjBL tidak ada tahapan
yang baku namun pada dasarnya mengacu pada 3 tahapan berikut
[4]: tahap persiapan, tahap pembelajaran (yang didalamnya
memuat kegiatan: menentukan topik, merencanakan kegiatan,
investigasi, finishing) dan yang terakhir yaitu tahap evaluasi.

2.2 GRASPS
GRASPS merupakan sebuah metode Authentic Assesment yang
diambil dari gagasan Wiggins and McTighe bernama backward
planning atau backward design [1]. GRASPS merupakan
singkatan dari Goal, Role, Audience, Situation, Product and
Standards. Adapun Elemen dalam GRASPS ini adalah: (1) Goal,
merupakan tujuan atau aksi yang siswa akan di lakukan dalam
skenario (2) Role, yaitu peran siswa dalam skenario (3) Audience,
yaitu lingkungan yang nantinya akan berhubungan dengan peran
siswa dalam skenario (4) Situation, yaitu tantangan dan detail
suasana atau rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam skenario
(5) Product, yaitu hasil dari aktifitas siswa pembelajaran atau
selama menjalankan skenario (6) Standards, menyatakan
bagaimana tugas ini akan di nilai, dengan kriteria apa produk
tersebut akan di nilai dan apa saja indikator kesuksesannya.

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Mengacu pada tujuan akhir penelitian ini, maka digunakanlah
metode kuasi eksperimen atau disebut juga eksperimen semu
dengan desain pre-test dan post-test yang digambarkan dengan
pola sebagai berikut:
Pola :
E

T1

T1

T2
T2

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Rajapolah. Dengan menggunakan teknik cluster
sampling diambil 2 kelas sebagai sampel yaitu kelas VIII-A dan
kelas VIII-B, dimana kelas VIII-B merupakan kelompok kontrol
yang diberikan pengajaran secara konvensional sedangkan kelas
VIII-A adalah kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya
menggunakan Project Based Learning berbasis GRASPS (Gole,
Role, Audience, Situation, Product and Standards).

4. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. Tahap Persiapan: Membuat Framework Proyek Berbasis
GRASPS yang sesuai dengan Kompetensi Dasar yaitu
membuat dokumen pengolah kata sederhana

Elemen
GRASPS
Goal

Kegiatan
Dalam proyek ini, tugas kalian adalah mendirikan dan
mengelola sebuah perusahaan jasa dengan menggunakan
program pengolah kata Microsoft Word.

Role

Disini kalian adalah pemilik dan pengelola perusahaan jasa

Audience

Klien kalian adalah teman sekelas dan guru yang ada di


sekolah kalian

Situation

Situasi yang akan ditemui nanti adalah:

Menurut Grant Wiggins and Jay McTighe [1] bagian yang penting
dari GRASPS adalah menempatkan siswa kedalam skenario dunia
nyata dimana mereka menghasilkan artefak yang menggambarkan
isi pembelajaran dan apa yang mungkin mereka butuhkan untuk
menghasilkan itu dalam keadaan yang sebenarnya.
Project Based Learning (PjBL) berbasis GRASPS sebenarnya
merupakan pengembangan yang peneliti lakukan dari PjBL yang
telah ada sebelumnya. GRASPS dalam model pembelajaran ini
dijadikan dasar untuk mengkonstruksi proyek yang nantinya akan
diterapkan pada pembelajaran. Dalam hal ini bukan berarti
peneliti membatasi apa yang harus dilakukan siswa untuk proyek
mereka melainkan hanya memberi kerangka yang harus
dikembangkan oleh siswa sehingga tidak menyalahi karakteristik
PjBL sendiri.
Product

Standard

1. Kalian akan mendirikan sebuah perusahaan jasa


beranggotakan 4-5 orang
2. Merumuskan jasa atau layanan apa saja yang akan
ditawarkan perusahaan kalian
3. Agar bisa mendapatkan klien, kalian harus membuat
sebuah media promosi yang menarik dalam bentuk cetak
4. Kalian akan mencari klien minimal 2 orang (1 orang teman
sekelas dan 1 orang guru di sekolah kalian)
5. Rumuskan konsep pesanan klien lalu kerjakan maksimal
dalam 13 hari. Selama pengerjaan, kalian bisa
berkonsultasi dengan guru ataupun berbagi dengan teman
kalian melalui Formspring dan Blog yang telah disediakan
6. Pada waktu yang ditentukan, kalian akan
mempresentasikan hasil pesanan didepan klien
7. Klien akan memberikan pernyataan Sangat Puas, Puas,
Cukup Puas, Tidak Puas atau Sangat Tidak Puas terhadap
hasil pekerjaan perusahaan anda.
8. Klien akan membayar hasil kerja kalian sesuai dengan
kepuasan dan kesepakatan sebelumnya
Produk yang akan kalian hasilkan nantinya adalah sebuah
media promosi dalam bentuk cetak dan produk lain yang
merupakan pesanan klien
Produk-produk yang dibuat harus bisa membuktikan bahwa
kalian:
Mampu melakukan format teks
Mampu mengatur format paragraf
Mampu menyisipkan objek
Mengatur format Halaman

2. Tahap Pembelajaran:

5. HASIL ANALISIS DATA PENELITIAN

a) Mengemukakan sebuah masalah yaitu Bagaimana cara


kalian membangun sebuah perusahaan jasa dengan
menggunakan program aplikasi pengolah kata Microsoft
Word?.
b) Membagi siswa dalam kelompok kecil secara random
c) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan situasi-situasi
yang ada pada framework proyek sehingga dalam proses
tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan aktif seperti
Diskusi, Inquiri, Presentasi, Memberikan komentar, serta
mampu melakukan penilaian (menjadi evaluator) baik pada
dirinya sendiri maupun temannya yang lain.
3. Tahap Evaluasi
Karena bersifat Authentic Assesment, evaluasi pada
pembelajaran ini harus dilakukan dengan berbagai instrumen.
Pada penelitian ini, penilaian dilakukan dengan tes tertulis,
penilaian produk dengan kriteria yang sesuai dengan
standards pada framework proyek, serta penilaian
performance.
Pada tahap evaluasi ini ada beberapa orang yang menjadi
evaluator terhadap keberhasilan proyek siswa yaitu Audience
(teman sekelas siswa dan guru-guru di sekolah yang menjadi
klien) dan guru mata pelajaran TIK di kelas tersebut.
Penilaian performance dilakukan secara kontinu dengan
berdasar pada bukti hasil pembelajaran siswa di tiap
pertemuan baik dari presentasi siswa mengenai progress
proyek mereka, dari kertas hasil diskusi tiap kelompok,
maupun dari catatan-catatan peneliti mengenai aktivitas siswa
selama pembelajaran.

Kelas
PjBL
konvensional

Nilai
max
64
73

Nilai
min
14
18

Ratarata
38,4
46,1

Tabel 2 Data deskriptif post-test


Nilai
Nilai
RataKelas
max
min
rata
PjBL
100
68
83,86
konvensional
100
55
77,11

St.dev
13,94
16,68

St.dev
10,63
13,91

5.1 Uji Normalitas


Berdasarkan data hasil belajar (post-test). uji normalitas kelompok
eksperimen yang dilakukan menggunakan rumus chi kuadrat
diperoleh 2hitung sebesar 4,20. Sedangkan untuk kelompok kontrol
diperoleh 2hitung sebesar 4,57. Keduanya dikonsultasikan dengan
tabel chi-kuadrat pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 3. Harga
2tabel ternyata sebesar 7,82. Pada kedua kelompok 2hitung < 2tabel
maka dapat disimpulkan bahwa data post test kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol terdistribusi normal.

5.2 Uji Homogenitas


Hasil perhitungan analisis dua varians yang digunakan untuk
menguji homogenitas populasi diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,71
sedangkan Ftabel berharga 1,89.

Kendala yang dialami selama pembelajaran


Dalam menerapkan Project Based Learning berbasis GRASPS
ada beberapa kendala yang dialami peneliti. diantaranya:
1. Siswa terlalu terbiasa dengan pembelajaran konvensional
sehingga banyak siswa yang menganggap pembelajaran ini
sulit untuk dilakukan.
2. Peneliti mengalami kesulitan ketika mengarahkan siswa
agar bisa berinisiatif mencari dan membangun
pengetahuannya sendiri (inquri) sebelum mulai
mengerjakan proyek.
3. Siswa mengalami kesulitan mendapatkan akses internet di
lingkungan rumah sehingga sulit memanfaatkan fasilitas
yang disediakan guru untuk berdiskusi dan mencari
referensi proyek mereka.
4. Sulitnya mengatur siswa untuk berdisiplin
mengerjakan tugasnya secara tepat waktu.

Tabel 1 Data deskriptif pre-test

dalam

Menanggapi kesulitan yang dialami tadi, dalam hal ini peneliti


dituntut untuk cepat tanggap dengan berimprovisasi diluar
skenario yang ada ketika pembelajaran berlangsung.

Dengan hasil demikian maka Fhitung < Ftabel. Hal ini menunjukkan
bahwa populasi bersifat homogen.

5.3 Uji Hipotesis


Hasil uji t yang menghasilkan nilai perhitungan (thitung) sebesar
2,10 akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf signifikasi
5% dan dk = 55. Pengujian hipotesis ini dilakukan menggunakan
uji pihak kanan dengan kriteria sebagai berikut:
Jika thitung ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika thitung > ttabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak.
Berdasarkan tabel t, nilai untuk t(55)(0.05) adalah 2,00. Terlihat
bahwa thitung > ttabel atau 2,10 > 2,00. Maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis alternatif (H1) diterima yang berarti Rerata hasil
belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan
Project Based Learning Berbasis GRASPS (Goal, Role, Audience,
Situation, Product and Standards) lebih baik dibandingkan
dengan rerata hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran konvensional pada taraf
signifikasi 0,05.

5.4 Uji Gain


Peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui dengan cara
menghitung skor gain yang ternormalisasi. Berdasarkan hasil
perhitungan, pada kelompok kontrol terjadi peningkatan dengan
kategori sedang yakni sebesar 61% sedangkan pada kelompok

eksperimen, peningkatan hasil belajar jauh lebih besar yaitu 75%


dan termasuk pada kategori tinggi.

6. KESIMPULAN
1. Rerata hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya
menggunakan Project Based Learning Berbasis GRASPS
(Goal, Role, Audience, Situation, Product and Standards) lebih
baik dibandingkan dengan rerata hasil belajar siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional.
2. Peningkatan hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya
menggunakan Project Based Learning Berbasis GRASPS
(Goal, Role, Audience, Situation, Product and Standards) lebih
baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional.

7. DAFTAR PUSTAKA
[1] Carlson, Davis Lee and pamela A. Marshall. 2009.
Learning the science of research, Learning the art of
Teaching: Planing backward in a college genetics course
[online]
Tersedia
di:
http://www.bioscience.heacademy.ac.uk/journal/vol13/beej13-4.pdf
[2] Kamdi, Waras. 2008 project-based learning: pendekatan
pembelajaran
inovatif
[online]
Tersedia
di:
http://www.snapdrive.net/files/571708/PBL-TEORETIKTARAKAN.doc/ (10 Maret 2010)
[3] Programs of the Intel Education. [Online] di:
http://educate.intel.com (10 Maret 2010)
[4] Purnawan, Yudi. 2007. Pengenalan PBL (Pembelajaran
Berbasis Proyek)
[online]
Tersedia
di:
http://yudipurnawan.wordpress.com/category/project-basedlearning/ (10 Maret 2010)

Anda mungkin juga menyukai