Penyusunan Studi Kasus hampir sama dengan Praktik Baik (Best Practice).
Adapun pola penyusunannya menggunakan metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi,
Refleksi Hasil dan Dampak)
Komponen topik dalam studi kasus meliputi:
a. Deskripsi studi kasus (SITUASI) : kondisi yang menjadi latar belakang masalah,
mengapa studi kasus ini penting untuk dilakukan.
b. Analisis situasi (TANTANGAN) : jelaskan situasi kasus yang terjadi secara detail,
apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut, bagaimana cara
mengatasi hambatan yang ada.
c. Alternatif solusi (AKSI) : langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi
tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja
yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini.
d. Evaluasi (REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK) : bagaimana dampak dari aksi dari
Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?
Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan,
Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang
dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Studi kasus ini bersumber dari praktik pengalaman lapangan baik sebelum menjadi
peserta ppg maupun saat menjadi peserta ppg.
LAPORAN STUDI KASUS
LOGO KAMPUS
Oleh:
MUHAMMAD QOWY
NIM. xxxxxxxxxx
Kesulitan berbicara di depan umum inilah yang juga dialami oleh siswa kelas 9A
di satuan pendidikan SMPN 3 Jombang. Permasalahan ini diketahui melalui hasil
pengamatan dan wawancara pada guru sejawat pengajar kelas 9A tahun ajaran sebelumnya
(2021-2022). Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa dari 32 siswa, hanya 10 siswa yang
mendapatkan nilai di atas KKM, sedangkan 22 siswa lainnya tidak, dengan rata-rata kelas
75,84. Hasil ini tentu masih di bawah ketentuan ketuntasan minimal yang telah ditentukan,
yaitu 78. (data terlampir)
Kasus yang saya paparkan di atas penting untuk dikaji lebih lanjut karena akan
berdampak pada kemampuan saya dalam melakukan evaluasi dan merencanakan tindak
lanjut pembelajaran. Selain itu topik ini akan membantu saya meningkatkan kompetensi
pedagogik seperti kemampuan menerapkan model dan media pembelajaran yang sesuai
dengan karekteristik siswa, kompetensi manajerial yang berhubungan dengan pengelolaan
kelas dan kompetensi cakap digital yang terintegrasi dengan teknologi.
B. ANALISIS SITUASI
Untuk mengatasi tantangan tersebut, dari hasil diskusi dengan teman sejawat, guru
melakukan tindakan sebagai berikut:
1. Guru melakukan beberapa persiapan, diantaranya menggunakan fasilitas printer sekolah
untuk mencetak kartu Peta Pikiran dan LKPD, meminjam projector untuk mendukung
media PPT yang disiapkan, dan memberi arahan kepada siswa untuk mempersiapkan diri
melalui WA grup sebelum pelaksanaan aksi.
2. Guru melakukan test diagnostik non kognitif untuk mengetahui kebutuhan belajar siswa.
Test diagnostik ini dilaksanakan pada pertemuan sebelum pelaksanaan aksi.
3. Kegiatan pidato dilakukan secara berkelompok agar dapat lebih menghemat waktu dan
memberi kesempatan kepada semua siswa secara menyeluruh dalam hal praktik berpidato.
C. ALTERNATIF SOLUSI
(Mengorganisasi)
3. Setelah menerima kartu Peta Pikiran dan LKPD, siswa mencermati penjelasan guru
tentang skema berpidato dengan teknik Ekstemporan yang akan dilakukan dalam
kelompok.
a. Setiap kelompok melakukan kegiatan berpidato secara bersama. (Pidato dalam
kelompok dilakukan secara bergilir, maksimal 5 menit)
b. Siswa yang bertugas sebagai audien akan menilai penampilan teman yang
berpidato menggunakan instrumen penilaian yang diberikan oleh guru. Hal ini
dilakukan untuk menunjang kegiatan numerasi dalam pembelajaran.
(instrumen terlampir)
(Membimbing penyelidikan)
4. Setelah skema dipahami, siswa mencermati kartu Peta Pikiran yang menjadi
acuan siswa untuk berpidato.
5. Siswa melakukan persiapan selama 10 menit untuk menggali informasi
melalui gawai masing-masing dan mempersiapkan diri untuk berpidato
sesuai tema yang didapat.
6. Siswa (yang belum menemukan konsep) meminta arahan guru.
(Mengembangkan)
7. Setelah mendapatkan arahan dan mencatat pemantapan persiapan, siswa mencatat
hal-hal yang akan disampaikan pada bagian inti dalam LKPD.
(Menyajikan hasil)
8. Setelah persiapan selesai, siswa memulai kegiatan berpidato (maks. 5 menit
per siswa) di hadapan kelompok masing-masing.
(Menganalisis)
9. Siswa yang bertugas sebagai audien menilai penampilan teman. (instrumen nilai
terlampir)
10. Setelah semua siswa berpidato, siswa menyerahkan LKPD kepada guru.
(Mengevaluasi)
11. Selanjutnya, siswa mencermati evaluasi dari guru terhadap proses kegiatan
berpidato yang telah dilakukan.
(Menyajikan hasil)
12. Salah satu siswa sebagai model (berdasarkan nilai tertinggi) menyampaikan pidato
di hadapan semua siswa.
(Mengevaluasi)
13. Siswa bersama guru memberikan evaluasi terhadap penampilan pidato siswa
pemodelan.
Dari hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan siswa melalui isian google form
dapat disimpulkan bahwa 100% siswa senang dengan pembelajaran model Problem Based
Learning dan strategi Peta Pikiran serta kegiatan tersebut dapat meningkatkan kemampuan
siswa sesuai tujuan pembelajaran, yaitu dapat menyampaikan gagasan dalam pidato secara
lisan dengan baik. Selain itu, aksi ini juga berdampak pada kemampuan berbicara dan
kepercayaan diri siswa dalam berpidato di hadapan banyak orang. (data terlampir)
Adapun faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini adalah penggunaan media
Peta Pikiran dalam teknik pidato ekstemporan yang membantu siswa lebih percaya diri
dalam berbicara secara runtut dan terarah karena adanya garis besar bahasan pidato yang
menjadi acuan berbicara siswa. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil penilaian praktik pidato
siswa yang menunjukkan hasil nilai rata-rata kelas mencapai 89,71 dengan nilai tertinggi
siswa adalah 100 dan nilai terendah siswa adalah 79. Berdasarkan hasil tersebut,
kemampuan siswa dalam praktik berbicara pada pembelajaran pidato dengan menggunakan
model Problem Based Learning dan strategi Peta Pikiran dapat disimpulkan berhasil karena
nilai yang diperoleh berada di atas kriteria ketuntasan minimum (KKM). (data terlampir)
NILAI TERENDAH 63
NILAI TERENDAH 79
KELAS : .......................................................
Dengan Stategi Mind Mapping of Speech (MMS), peserta didik dapat menyampaikan
gagasan, pikiran, arahan atau pesan dalam pidato secara lisan dengan baik.
Langkah-langkah kegiatan:
1. Setelah Kartu MMS dibagikan, peserta didik meletakkannya pada kolom yang
disediakan!
2. Cermati kartu MMS, lalu galilah informasi terkait tema pidato yang akan kamu
sampaikan melalui gawaimu!
3. Setelah menggali informasi, tulislah kerangka yang akan kamu sampaikan pada
bagian inti dalam kolom berikut.
KOMPONEN KERANGKA ISI
Tema
Abstraksi
Imbauan