Anda di halaman 1dari 6

MODULE 1 ENGLISH FOR PUBLIC INFORMATION

1. Public Notices
Poster/Banners
3. Graphic Organizers
4. Infographics

MODULE 2 ENGLISH FOR PERSONAL COMMUNICATION


1. Personal Letter
2. invitations
3. Announcement
4. Advertisement

MODULE 3 ENGLISH FOR social function


1. descriptive
2. report

MODULE 4 ENGLISH FOR entertainment


1. Biography
2. Historical
3. Fables
4. Legends

MODULE 5 ENGLISH FOR PRACTICAL USE

1. Procedure

2. Iterenary (In a simple way, itinerary can be defined as a route or plan or guide book of travel. It usually
contains any information dealing with travel or journey such as schedule of visit (vacation), time,
dates, transportation, and other information.
3. News Item
6. English for Academic Context Learning Activity
1. Analytical Exposition Texts
2. Hortatory Exposition Text
3. Discussion Text

MODEL PEMBELAJARAN

Metode project based learning ini diprakarsai oleh hasil implikasi dari Surat Edaran Mendikbud no.4
tahun 2020. Project based learning ini memiliki tujuan utama untuk memberikan pelatihan kepada pelajar
untuk lebih bisa berkolaborasi, gotong royong, dan empati dengan sesama. Metode project based
learning ini sangat efektif diterapkan untuk para pelajar dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam
mengerjakan projek, eksperimen, dan inovasi.

Project Based Learning :


 Dimulai dengan sebuah pertanyaan esensial atau membimbing.
 Diselesaikan dalam waktu yang agak lama (beberapa minggu – bulan)
 Berorientasi dengan produk akhir atau “artifact” (berupa produk tulisan, lisan, visual dan
multimedia), serta kegiatan produksi yang memerlukan pengetahuan isi tertentu atau
keterampilan, dan biasanya menimbulkan satu atau lebih masalah yang harus dipecahkan
siswa. Proyek bervariasi dalam lingkup dan kerangka waktu, dan produk akhir sangat
bervariasi dalam tingkat teknologi yang digunakan serta kecanggihannya.
 Hasil pembelajaran berupa produk (model, prototype, poster seni, pertunjukan, dll)

Pembelajaran PjBL perlu mengangkat masalah riil yang terjadi di masyarakat, karena tujuan dari
PjBL adalah mengkoneksikan pengetahuan yang diperoleh siswa di kelas untuk diaplikasikan di
dunia nyata dengan membuat solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada – dimana siswa
juga berperan sebagai profesi-profesi yang ada di dunia nyata, seperti dokter, peneliti lingkungan,
ahli energi, insinyur, dll. Selain itu, PjBL harus mampu memberikan value/nilai/manfaat kepada
masyarakat sekitar/dunia nyata, dimana hal ini adalah esensi utama dari tujuan pendidikan.

Kegiatan belajar yang dialami oleh siswa akan sangat bermakna dalam kehidupannya, dimana
mereka akan selalu mengingat point-point penting dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
Selain itu, aliran pembelajaran dengan metode saintifik seperti yang ada pada PjBL akan
memberikan keterampilan bagaimana menjadi pembelajaran seumur hidup bagi para siswa, dan
pengetahuan ini akan sangat bermanfaat untuk dapat bertahan dalam kompetisi di dalam era
ekonomi yang berbasis pengetahuan.

Langkah-langkah pembelajaran PjBL adalah sebagai berikut :


1. Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)
2. Menyusun perencanaan proyek (design project)
3. Menyusun jadwal (create schedule)
4. Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of project)
5. Penilaian hasil (assess the outcome)
6. Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PjBL 

Kelebihan atau keunggulan PjBL sebagai berikut (Abidin, 2007:170) :

1. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan tambahan
apapun dalam pelaksanaannya. 
2. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik secara
disiplin.
3. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting baginya. 
4. Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan komunikasi dalam
mencapai tujuan pembelajaran penting dalam caracara baru. 
5. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan proyek-
proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat zona waktu.

Kekurangan/kelemahan PjBL adalah sebagai berikut (Abidin, 2013:171) :

1. Memerlukan banyak waktu dan biaya. 


2. Memerlukan banyak media dan sumber belajar. 
3. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.
4. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang dikerjakannya.

Penerapan Project Based Learning adalah pendekatan yang mengedepankan siswa untuk dapat
menyelesaikan permasalahan yang benar-benar ditemui di lapangan. Dalam pembelajaran ini
siswa akan berperan menjadi seorang profesional yang mencoba memecahkan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari
PENGEMBAGAN BAHAN AJAR

1. Dalam KBBI (2022), perangkat adalah alat atau perlengkapan, sedangkan pembelajaran adalah
proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

2. Menurut Zuhdan, dkk (2011), perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk
melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan
pembelajaran

3. Perangkat Pembelajaran? • Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan RPP
(Permendikbud No. 22 Tahun 2016). • Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian
pembelajaran, dan skenario pembelajaran. • Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan
pembelajaran yang digunakan.

4. Perangkat pembelajaran menjadi pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di
kelas, laboratorium atau di luar kelas

5. Beberapa Peraturan tentang Penyusunan Perangkat Pembelajaran


• Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang SKL
• Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
• Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
• Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
• Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang KI & SK, sudah direvisi diganti Permendikbud No.
27 Tahun 2018 terkait Perubahan KI & KD
• Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Penyederhanaan RPP
• Perencanaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka Tahun 2022

6. Komponen RPP Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016


1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema
3. Kelas/semester
4. Materi pokok
5. Alokasi waktu
6. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
7. Tujuan pembelajaran
8. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
9. Metode pembelajaran
10. Media pembelajaran
11. Sumber belajar
12. Langkah-langkah pembelajaran
13. Penilaian hasil belajar

7. Komponen RPP Menurut Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan RPP
1.Tujuan pembelajaran
2.Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
3.Penilaian Pembelajaran (Assesment)

8. Lanjutan
• Materi pembelajaran (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur)
• Metode pembelajaran (Model Pembelajaran, Pendekatan, Metode)
• Media pembelajaran (Laptop, LCD, Awetan, dll)
• Sumber belajar (Buku, Jurnal, dll)

9. Penilaian Hasil Pembelajaran Mengacu Permendikbud No. 23 Tahun 2016


Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Penilaian Sikap: observasi/pengamatan & lainnya
2. Penilaian Pengetahuan: tes tertulis, tes lisan, penugasan & lainnya
3. Penilaian Keterampilan: praktik, produk, proyek, portofolio & lainnya

 TPACK pada RPP


Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ialah sarana pembelajaran yang wajib dikuasai oleh
Bapak/Ibu sebagai guru. Isi dari RPP bergantung pada tingkat penguasaan guru di ranah
pedagogik, ilmu pengetahuan, serta teknologi.

Setiap guru harus bisa mengedepankan model pembelajaran yang sejalan dengan kondisi peserta
didiknya. Untuk sekarang ini, peserta didik dekat dengan teknologi.

Itulah mengapa semakin baik penguasaan guru terhadap TPACK, semakin baik pula kualitas RPP
yang dihasilkan. Dengan demikian, tujuan pembelajaran bisa tercapai.

 Adapun langkah-langkah pembelajaran TPACK dalam pembelajaran adalah


sebagai berikut.

Guru memberi penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan memberi motivasi pada peserta didik.
Guru memberikan informasi atau materi inti pembelajaran melalui slide power point agar peserta
didik bisa lebih mudah memahaminya.
Membentuk kelompok belajar melalui aplikasi perpesanan seperti Whatsapp.
Guru melakukan evaluasi pembelajaran.
Guru memberikan penghargaan pada peserta didik yang bisa mengikuti pembelajaran dengan baik
Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada
banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik, yakni penyelidikan yang
membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan nyata (Trianto, 2007: 67).

Menurut Dewey, model pembelajaran berdasarkan masalah ini adalah interaksi antara simulus
respon, hubungan antardua arah belajar dan lingkungan. Dalam model ini, siswa mengerjakan
permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inquiry dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian
dan percaya diri (Trianto, 2007: 67-68).

Rusman (2009: 232) mengemukakan ciri-ciri model pembelajaran berbasis masalah, yaitu (a)
permasalahan merupakan langkah awal dalam belajar, (b) permasalahan yang diangkat adalah
permasalahan yang nyata yang membutuhkan perspektif ganda, (c) permasalahan menantang
pengetahuan yang dimiliki dan membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar baru, (d) belajar
pengarahan diri menjadi utama, (e) pemanfaaatan sumber pengetahuan yang beragam, (f) belajar
adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif, (g) pengembangan keterampilan inquiry dan
pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi
dari sebuah permasalahan, (h) keterbukaan proses dalam Proses Belajar-Mengajar meliputi
sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar, dan (i) Proses Belajar-Mengajar melibatkan
evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar. Model

Pembelajaran Berbasis Proyek Sani (2013: 226-227) menjelaskan bahwa model pembelajaran
berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang dilakukan untuk memperdalam
pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan cara membuat karya atau proyek terkait
dengan materi ajar dan kompetensi. Proyek yang dibuat berkaitan dengan kebutuhan masyarakat,
seperti pompa air sederhana, pupuk organik, barang kerajinan dari limbah plastik atau limbah
kertas/karton, dan lain-lain. Proyek yang dibuat bisa sederhana atau prototipenya saja.

Model pembelajaran berbasis proyek ini mencakup kegiatan menyelesaikan masalah,


pengambilan keputusan, investigasi, dan keterampilan membuat karya. Peserta didik belajar
berkelompok dan setiap kelompok bisa membuat proyek yang berlainan. Guru hanya sebagai
fasilitator dalam 93 membantu merencanakan, menganalisis proyek, namun tidak sampai
memberikan arahan dalam menyelesaikan proyek. Sintaks dalam model pembelajaran berbasis
proyek sebagai berikut. Tahap pertama, guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar,
motivasi, dan kompetensi yang akan dicapai. Tahap kedua, peserta didik mengidentifikasi
permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan topik yang dikaji. Pertanyaan juga dapat
diajukan oleh guru. Tahap ketiga, kelompok membuat rencana proyek terkait dengan
penyelesaian permasalahan yang diidentifikasi. Tahap keempat, kelompok membuat proyek atau
karya dengan memahami konsep atau prinsip yang terkait dengan materi pelajaran. Tahap kelima,
guru atau sekolah memfasilitasi pameran atas pekerjaan/karya yang dihasilkan oleh peserta didik
Langkah-langkah model pembelajaran based learning?
Berikut ini langkah-langkah untuk menerapkan problem based learning.
1. Orientasi Siswa pada Masalah. ...
2. Mengorganisasi Siswa untuk Belajar. ...
3. Membimbing Penyelidikan Individual dan Kelompok. ...
4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya. ...
5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
Apa itu Project Based Learning dan contohnya?

Project based learning adalah model pembelajaran berupa tugas nyata seperti kerja
proyek, berkelompok, dan mendalam untuk mendapatkan pengalaman belajar yang
bermakna
Bagaimana penerapan Project Based Learning?
.

Anda mungkin juga menyukai