Anda di halaman 1dari 25

BEST PRACTICE

SAID, S.Pd
SMP NEGERI 5 TINAMBUNG
Menerapkan Konsep Kekongruenan Dalam Membuat
Sarung Sutra Mandar untuk meningkatkan kemampuan
Literasi & Numerasi

AMBON 9-11 JUNI 2023


Tujuan yang ingin dicapai
Untuk meningkatkan kemampuan literasi
dan numerasi peserta didik yang akan
berdampak pada peningkatan hasil belajar
matematika peserta didik dengan
menggunakan Model Project Based
Learning dalam proses pembelajaran
terkait materi “Kekongruenan”
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah
Daerah kami merupakan penghasil sarung sutera (tenun
khas mandar) yang disebut Lipa’ Sa’be sehingga kami
mengangkat pembuatan lipa’ sa’be dalam materi
Kekongruenan guna untuk mengaplikasikan konsep
matematika dalam kehidupan sehari-hari serta
meningkatkan pemahaman kearifan lokal.
Mengapa praktik ini penting untuk
dibagikan?

Praktik ini sangat penting untuk dibagikan karena


pembuatan sarung tenun tidak hanya ada di daerah kami,
tetapi di daerah lain juga banyak yang menghasilkan
sarung sutera dan pembelajaran ini dapat menjadi
referensi bagi guru-guru yang daerahnya juga penghasil
sarung sutera. Laporan best practice ini diharapkan dapat
memotivasi guru-guru hebat lain agar dapat menerapkan
model, media, serta pendekatan pembelajaran inovatif.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan
tersebut?
1. Peserta didik belum terbiasa melakukan proses pembelajaran
dengan model Project Based Learning dan media pembelajaran
inovatif dalam proses belajar mengajar.
2. Masih banyak peserta didik yang memiliki motivasi rendah
dalam belajar
3. Guru kurang memilki waktu untuk berinovasi dalam
menerapkan model pembelajaran yang baru dan menyiapkan
rancangan pembelajaran inovatif. Sehingga terkadang dalam
satu semester sampai semester berikutnya, model pembelajaran
yang digunakan monoton.
4. Masih terdapat peserta didik yang kurang aktif dalam diskusi
kelompok.
5. Masyarakat sekitar masih belum familiar dengan hal ini karena
selama ini mereka tidak pernah dilibatkan.
Siapa saja yang terlibat?
Guru
Peserta
didik
Masyarakat setempat (penenun)
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi
tantangan tersebut?
1. Memberikan pemahaman melalui praktik
baik ini, karena hal ini akan membuat peserta
didik antusias karena melibatkan
kesehariannya.
2. Guru menceritakan dengan antusias proses
yang akan dilalui nantinya sehingga akan
membuat peserta didik termotivasi.
3. Menyiapkan waktu untuk belajar hal-hal baru
dan mempersiapkan menyusun perangkat
pembelajaran
Strategi yang digunakan
Praktik ini menerapkan model pembelajaran PjBL (Project
Based Learning) berbantuan media slide PPT dan media
audio-visual berupa video tentang kearifan lokal sarung sutra
Mandar.

Adapun penilaian yang dilakukan mencakup tiga ranah yakni


kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian kognitif melalui
lembar evaluasi yang dikerjakan secara mandiri, menjawab
pertanyaan pada LKPD yang dikerjakan secara berkelompok.
Penilaian Psikomotor melalui rancangan tenun sarung sutra
yang dibuat secara berkelempok, dan memperesentasikan
hasil kerja mereka. Penilaian afektif melalui observasi selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
Bagaiamana Prosesnya?
Adapun tahapan pelaksanaan praktik ini
dengan menggunakan model PjBL sebagai
berikut :
1. Menyusun perangkat pembelajaran
lengkap(RPP, bahan ajar, LKPD, lembar
evaluasi,lembar penilaian)
2. Membuat media pembelajaran berupa
slide PPT berisi materi kekongruenan
dan kearifan lokal.
3. Menyiapkan alat yang mendukung terlaksananya
pembelajaran seperti : Laptop, proyektor, speaker, kabel.
4. Setelah persiapan sudah lengkap praktik memulai dengan
pendahuluan yaitu dengan
a) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
1. Mengucapkan salam, menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran siswa.
2. Mengajak peserta
didik untuk berdo’a

3. Melakukan Apersepsi
dan memberikan
motivasi.
b) Pada kegiatan inti, praktik menerapkan model
PjBL dengan Sintaks sebagai berikut:
Fase I : Penentuan pertanyaan
mendasar

Fase 2 : Mendesain
perencanaan proyek
Fase 3 : Menyusun Jadwal

Fase 4 : Memonitor peserta


didik dan kemajuan proyek
Fase 5 : Menguji hasil

Fase 6 : Mengevaluasi
pengalaman
Pada kegiatan penutup :
1) Guru dan peserta didik
melakukan refleksi,
menyimpulkan materi

2. Guru memberikan
penguatan kepada
peserta didik
Guru memberikan post test terkait dengan
materi yang diajarkan.

Peserta didik menerima informasi yang


diberikan oleh guru terkait materi yang akan
dibahas pada pertemuan berikutnya.
Guru memberikan ucapan terima kasih dan
kata – kata motivasi kepada peserta didik
yang tetap disiplin dalam pembelajaran.
Guru mengakhiri kegiatan dengan mengajak
siswa berdoa, dilanjutkan dengan memberi
salam. (Religius)
Siapa saja yang terlibat?
Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini?
Kepala Sekolah, guru, peserta didik, rekan sejawat.
Masyarakat setempat (penenun). Selain itu,
perangkat pembelajaran yang disiapkan diantaranya:
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
b) Media Pembelajaran
c) Bahan Ajar
d) LKPD
e) Lembar evaluasi
f) Sarana dan Prasarana berupa Laptop, Proyektor,
Infokus, miniatur alat tenun (disiapkan siswa)
Refleksi Hasil dan Dampak :
Dampak dari aksi pada langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan,
yakni:
 Bagisaya sebagai guru, model PjBL adalah salah satu model yang
sangat menarik untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar. Sintaks
yang diaplikasikan dengan baik dalam proses belajar maka akan
menghasilkan kualitas pemahaman siswa yang lebih baik dengan
berbantuan penggunaan media slide PPT dan media audio-visual

 Dapat menjadikan peserta didik lebih aktif, kreatif dalam berpikir, tidak
jenuh, lebih kondusif, bekerja sama dengan baik dalam kelompok
mengerjakan LKPD, menenun sarung sutra, mempresentasikan hasil
kerja kelompok dan suasana pembelajaran menjadi sangat
menyenangkan.
Hasil yang didapatkan menjadi efektif :
Tujuan pembelajaran tercapai yakni
meningkatkan motivasi belajar peserta didik
sehingga mampu memahami materi
kekongruenan bangun datar.
Peserta didik dapat menyelesaikan semua
masalah yang ditemukan dalam proses
pembelajaran.
Nilai peserta didik rata-rata mencapai KKM
Mengapa? Karena :
1. Menjadikan peserta didik lebih aktif
dalam pembelajaran
2. Membangkitkan motivasi belajar peserta
didik
3. Menjadikan peserta didik kreatif dalam
berpikir
4. Pembelajaran lebih menarik
Respon orang lain terhadap strategi
yang dilakukan
1. Kepala sekolah : praktiknya sangat baik, teruslah
berkarya dan tingkatkan kompetensinya agar guru
yang lain dapat terinsipirasi.
2. Guru/teman sejawat : praktiknya sangat baik,
menyenangkan, siswa terlihat aktif, sebagai
rujukan dalam memperbaiki proses pembelajaran.
3. Peserta didik : belajarnya sangat menyenangkan
dan mudah dipahami.
4. Orang tua, sangat mendukung agar peserta didik
dapat meningkatkan pemahamannya terhadap
materi dan semakin bersemangat
Faktor keberhasilan dari strategi yang
dilakukan adalah
1. Pemilihan model dan media pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik materi dan peserta didik, yaitu model
PjBL berbantuan slide PPT dan media audio-visual .
2. Kesiapan, penguasaan terhadap materi dan semangat guru
3. Penyusunan perangkat pembelajaran lengkap yang
sistematis
4. Penyampaian materi yang mudah dipahami oleh peserta
didik
5. Proses pembelajaran sangat menyenangkan bagi peserta
didik sehingga membuat mereka termotivasi dalam belajar.
6. Sarana dan prasarana yang mendukung
7. Adanya dukungan dari kepala sekolah
8. Guru mau sharing dan berdiskusi dengan guru lain
Pembelajaran dari keseluruhan proses

Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran,


guru harus mampu merancang dan memilih
model dan media pembelajaran yang menarik
(Inovasi dan Kreatif) dan sesuai sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai