Anda di halaman 1dari 4

 

FMIPA UNESA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


LEARNING CYCLE
PADA MATERI KUBUS DAN BALOK

 
ABSTRAK  siswa secara aktif dalam pembelajaran. Untuk
dapat melibatkan keaktifan siswa, perlu
Pembelajaran matematika seharusnya
diwujudkan pembelajaran aktif.
menekankan pada keterlibatan siswa dalam
Dalam pembelajaran aktif, siswa merupakan
proses membangun dan menerapkan suatu
pusat pembelajaran dimana mereka terlibat
konsep matematika. Keterlibatan siswa dapat
secara terus-menerus baik mental maupun fisik
membuat pembelajaran matematika menjadi
dalam proses membangun pengetahuan [2]. Hal
lebih bermakna dan menyenangkan.
ini sejalan dengan pendekatan konstruktivis
Learning cycle Merupakan salah satu
dalam pembelajaran yang menekankan bahwa
model pembelajaran yang dapat melibatkan
siswa harus secara aktif membangun
siswa dalam proses membangun dan
pengetahuan dan keterampilannya [7]. Untuk
menerapkan konsep matematika. Penelitian ini
mewujudkan pembelajaran tersebut, diperlukan
merupakan penelitian deskriptif dengan
suatu model pembelajaran yang sesuai. Salah
rancangan one shot-case study. Tujuan dari
satu model pembelajaran yang sesuai adalah
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
model pembelajaran learning cycle. Model
keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa
pembelajaran learning cycle merupakan model
dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student
dengan menerapkan model pembelajaran
centered) dengan pendekatan konstruktivis.
learning cycle pada materi kubus dan balok.
Model pembelajaran learning cycle yang
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga kali
digunakan dalam penelitian ini yaitu model
pertemuan di kelas VIII-A SMP Negeri 28
pembelajaran learning cycle lima tahap (5E)
Surabaya. Data yang diperoleh dari penelitian
yang dikembangkan oleh Rodger W. Bybee dkk.
ini adalah data keterlaksanaan pembelajaran,
Tahap pembelajarannya terdiri dari tahap
data aktivitas siswa dan data hasil belajar siswa.
engagement (pembangkitan minat), exploration
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data,
(eksplorasi), explanation (penjelasan),
dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan
elaboration (elaborasi), dan evaluation
pembelajaran  pada pertemuan pertama dan
(evaluasi). [5]. Model pembelajaran ini
kedua termasuk dalam kategori terlaksana sangat
memberikan hasil yang baik jika diterapkan
sesuai dengan RPP. Dengan persentase pada
pada siswa yang berada pada tahap berpikir
masing-masing pertemuan berturut-turut adalah
operasional konkrit. Pada umumnya, siswa
sebesar 91,43% dan 97,14%. Sedangkan
SMP masih berada pada tahap operasional
penilaian terhadap keterlaksanaan pembelajaran
konkrit [6]. Sehingga peneliti memilih untuk
secara umum memperoleh rata-rata skor sebesar
menerapkan model pembelajaran learning cycle
3,24 dan termasuk dalam kategori baik.
di kelas VIII SMP. Salah satu pokok bahasan
Aktivitas siswa yang paling dominan muncul
yang diajarkan dalam pelajaran matematika
yaitu mendengarkan/memperhatikan penjelasan
kelas VIII SMP adalah pokok bahasan tentang
guru atau teman dengan persentase sebesar
geometri. Menurut Soenarjadi [4], berdasarkan
24,375%, sedangkan aktivitas terendah yaitu
fungsi dan kegunaannya bagi kehidupan sehari-
menunjukkan bukti atau memberikan klarifikasi
hari, geometri merupakan salah satu pokok
terhadap suatu konsep dengan persentase sebesar
bahasan dalam mata pelajaran matematika yang
3,75%. Hasil belajar siswa menunjukkan
penting untuk diajarkan dan dipelajari pada
banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan
setiap jenjang satuan pendidikan. Belajar
belajar adalah sebesar 77,14%
geometri bertujuan untuk  mengembangkan
kemampuan berpikir logis, mengembangkan
Kata Kunci: learning circle, Keterlaksanaan
intuisi keruangan, dan dapat membaca serta
pembelajaran, aktifitas, hasil belajar
menginterpretasikan imajinasi dalam
matematika. Kemampuan tersebut sangat 
PENDAHULUAN
penting mengingat objek matematika yang
Matematika mempunyai peran penting bersifat abstrak. 
di berbagai bidang dalam kehidupan sehari-hari Namun pokok bahasan geometri
maupun di berbagai disiplin ilmu. Namun, merupakan salah satu pokok bahasan yang
matematika masih dianggap sebagai mata dianggap sulit oleh siswa, salah satunya yaitu
pelajaran yang sulit oleh sebagian siswa [3]. dalam memahami dan menggunakan konsep
Salah satu cara untuk membuat pelajaran volume. Hal ini seharusnya tidak terjadi
matematika menjadi lebih menyenangkan dan mengingat pentingnya geometri, selain itu
tidak membosankan yaitu dengan melibatkan konsep volume sangat erat kaitannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam
penelitian ini akan diterapkan model Sedangkan untuk menghitung
pembelajaran learning cycle pada materi volume penilaian terhadap keterlaksanaan
kubus dan balok di kelasVIII-A SMP Negeri 28 pembelajaran dilakukan dengan cara
Surabaya. rnenentukan rata-rata dari skor yang telah
diperoleh pada masing masing aspek selarna
METODE PENELITIAN 2 kali perternuan, kemudian
Jenis penelitian ini merupakan mengkonsultasikan rata-rata skor penilaian
penelitian deskriptif, karena peneliti ingin (RSP) masing-masing aspek tersebut ke dalam
mendeskripsikan keadaan, peristiwa atau kategori berikut.
kejadian selama penelitian berlangsung.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII-A SMP 1,00 < RSP < 1.75: Kurang baik
Negeri 28 Surabaya. Pengambilan data
1,75 < RS P < 2,50 : Cukup Baik
dilaksanakan pada tengah semester kedua tahun
ajaran 2012/2013 yaitu pada tanggal 27-28 2,50 < RS P < 3,25 : Baik
Maret dan 2 April 2013. Subyek dalam
penelitian ini yaitu guru, satu kelompok (4 3,25 < RSP < 4,00 :Sangat Baik
siswa) yang dipilih secara acak, dan seluruh
siswa kelas VIII-A SMP Negeri 28 Surabaya. 2. Data Aktivitas Siswa
Jumlah siswa di kelas VIII-A yaitu 37 siswa
yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 22 siswa
perempuan. Sedangkan yang bertindak  sebagai
guru adalah peneliti. Rancangan yang digunakan Data aktivitas siswa diolah dengan
dalam penelitian ini adalah one shot case study, cara menentukan besarnya frekuensi masing-
yaitu pada satu kelas terpilih diberikan masing aktifitas, kemudian menghitung
treatment atau perlakukan dalam hal ini persentasenya.
penerapanmodel pembelajaran learning cycle,
dari hasil treatment akan dideskripsikan tentang
keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa dan 3. Data Hasil Belajar Siswa
hasil belajar siswa [1].
Teknik pengumpulan data pada Kctentuan hasil belajar siswa dianalisis
penelitian ini yaitu pengamatan dan tes.Teknik berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan
analisis data yang digunakan yaitu:  Minimal) untuk mata pelajaran matematika yang
ditetapkan oleh SMP Negeri 28 Surabaya,
1. Data Keterlaksanaan Pembelajaran yaitu 75. Sehingga ketuntasan belajar siswa
dapat ditentukan dengan cara membandingkan
Data keterlaksanaan pembelajaran skor tes hasil belajar setiap siswa dengan
diolah dengan cara menghitung persentase minimal skor yang telah ditetapkan dalam KKM
keterlaksanaan pembelajaran dan skor rata- tersebut.
rata setiap aspek yang diamati serta rata-
rata skor akhir. Tabel 1. Ketuntasan Belajar Siswa
Persentase keterlaksanaan Skor THB Ketuntasan Belajar
pembelajaran dihitung dengan rumus Skor > 75 Tuntas
sebagai berikut Skor < 75 Tidak Tuntas

Keterangan:
% KP = persentase keterlaksanaan Sedangkan untuk menentukan besarnya
pembelajaran. prosentase siswa yang telah mencapai
ketuntasan belajar dapat digunakan rumus
Hasil perhitungan persentase sebagai berikut.
keterlaksanaan pernbelajaran dapat
dikategorikan sebagai berikut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
0 % < %KP < 25% : tidak sesuai Pengambilan data dilaksanakan di
RPP kelasVIII-A SMP Negeri 28 Surabaya pada
25% < %KP < 5O% : kurang sesuai RPP tanggal 27-28 Maret dan 2 April 2013.
5O% < % KP < 75% : sesuai RPP
75% < % KP < 100% : sangat sesuai Keterlaksanaan Pembelajaran
RPP
Data hasil penelitian tentang digunakan. Kemudian aktivitas siswa
keterlaksanaan pembelajaran dengan dengan persentase tertinggi kedua dan ketiga
menerapkan model pembelajaran learning cycle adalah mengerjakan LKS atau menuliskan ide
pada materi kubus dan balok di kelas VIII-A dalam membangun atau menerapkan konsep
SMP Negeri 28 Surabaya selama dua kali dan berdiskusi dengan persentase masing-
pertemuan menunjukkan bahwa aspek yang masing sebesar 18,125% dan 13,125%. Aktivitas
diamati pada pembelajaran pertemuan pertama selanjutnya adalah bertanya/menjawab
terlaksana 94,29% dan pada pertemuan kedua pertanyaan guru atau teman dengan persentase
terlaksana 97,14%. Pada kedua pertemuan 9,375%.Kemudian aktivitas menarik kesimpulan
tersebut keterlaksanaan pembelajaran dari suatu konsep dengan persentase
termasuk dalam kategori terlaksana sangat kemunculan sebesar 8,75%. Aktivitas
sesuai dengan RPP. selanjutnya adalah menggunakan kelengkapan
Sedangkan data hasil penilaian terhadap belajar yang disediakan (membangun dan
keterlaksanaan pembelajaran menunjukkan menemukan konsep dengan alat peraga)
bahwa aspek yang memperoleh rata-rata skor dengan persentase kemunculan sebesar 6,25%.
paling tinggi adalah menyampaikan apersepsi Aktivitas selanjutnya adalah mengungkapkan
pada siklus I, memberikan motivasi dan pemahaman terhadap suatu masalah dan
membangkitkan minat serta rasa ingin tahu menyampaikan  pendapat. Kedua aktivitas ini
siswa pada siklus I dan II, mengawasi dan mempunya persentase kemunculan yang sama,
membimbing siswa dalam menemukan konsep yaitu sebesar 5,625%.Aktivitas selanjutnya
pada siklus I, meminta salah satu kelompok adalah mengerjakan soal evaluasi atau
untuk mempresentasikan hasil diskusi melakukan evaluasi terhadap belajarnya sendiri
kelompoknya pada siklus I, meminta siswa dengan persentase kemunculan sebesar
untuk kembali berdiskusi dengan anggota 5%.Sedangkan aktivitas yang muncul
kelompok  pada siklus I, menutup diskusi kelas paling jarang adalah aktivitas menunjukkan
pada siklus II dan suasana kelas yaitu berpusat bukti atau memberikan klarifikasi/penjelasan
pada siswa dan antusiasme guru yang tergolong terhadap konsep yang telah ditemukan dengan
dalam kategori sangat baik dengan rata-rata skor persentase sebesar 3,75%. Aktivitas ini paling
4. jarang muncul karenaaktivitas tersebut muncul
Aspek yang memperoleh rata-rata skor ketika siswa mempresentasikan hasil diskusi
paling rendah adalah mengajukan pertanyaan kelompoknya, sedangkan kelompok siswa yang
factual dalam kehidupan sehari-hari yang diamati hanya melakukan presentasi pada
berhubungan dengan topik bahasan pada siklus I pertemuan pertama siklus I saja.
dan mendorong siswa untuk melakukan evaluasi
diri pada siklus IIyang tergolong dalam kategori Hasil Belajar Siswa
cukup dengan rata-rata skor 2. Rata-rata skor
Data hasil penelitian tentang hasil
penilaian keterlaksanaan  pembelajaran pada
belajar siswa kelas VIII-A SMP Negeri 28
pertemuan pertama dan kedua masing-masing
Surabaya setelah mengikuti pembelajaran
adalah 3,17 yang tergolong dalam kategori baik
dengan menerapkan model pembelajaran
dan 3,31 yang tergolong dalam kategori sangat
learning cycle  pada materi kubus dan balok
baik. Secara keseluruhan, rata-rata skor
menunjukkan bahwa banyaknya siswa yang
penilaian keterlaksanaan pembelajaran selama
mengikuti tes adalah 35 siswa karena terdapat
dua kali pertemuan adalah 3,24 dan tergolong
dua siswa yang tidak masuk. Banyaknya siswa
dalam kategori baik.
yang tuntas adalah 27 siswa atau sebesar
77,14%. Sedangkan banyaknya siswa yang tidak
Aktivitas Siswa
tuntas adalah 8 siswa atau sebesar 22,86%
Data hasil penelitian tentang aktivitas
siswaselama mengikuti pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran learning cycle SIMPULAN DAN SARAN
pada materi kubus dan balok di kelas VIII-A Berdasarkan analisis data dan
SMP Negeri 28 Surabaya selama dua kali pembahasan hasil penelitian, maka dapat
pertemuan menunjukkan bahwa seluruh aktivitas diperoleh simpulan sebagai berikut.
yang diharapkan dilakukan oleh siswa telah 1. Keterlaksanaan pembelajaran dengan
terlaksana. Aktivitas siswa yang paling menggunakan model pembelajaran
dominan adalah mendengarkan /memperhatikan learning cycle pada materi volume kubus
penjelasan guru atau teman dengan persentase dan balok di kelas VIII-A SMP Negeri 28
sebesar 24,375%. Aktivitas tersebut muncul Surabaya pada pertemuan pertama dan
secara dominan terutama di awal pembelajaran, kedua termasuk dalam kategori terlaksana
yaitu pada saat guru memberikan apersepsi, sangat sesuai dengan RPP dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran, persentase keterlaksanaan masing-masing
memberikan motivasi dan memberikan sebesar 94,29% dan 97,14%. Sedangkan
informasi tentang pembelajaran yang akan
penilaian terhadap keterlaksanaan Gaya Belajar dan Perbedaan Gender. E-
pembelajaran secara umum memperoleh Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
rata-rata skor sebesar 3,24 dan termasuk Vol.3: pp:1-8.
dalam kategori baik. [Online],http://dispendik.surabaya.go.id/sur
2. Selama proses pembelajaran dengan abayabelajar/jurnal/199/3.8.pdf,[Diakses:
menggunakan model pembelajaran 16 Mei 2013]
learning cycle, aktivitas yang diharapkan [5] Tuna, Abdulkadir dan Ahmet Kacar.
dapat dilakukan oleh siswa 2013.The Effect Of 5E Learning Cycle
telahterlaksana. Aktivitas siswa yang Model in Teaching Trigonometry on
paling dominan muncul yaitu aktivitas Students’ Academic Achievement and The
mendengarkan atau Permanence Of Their Knowledge.
memperhatikan penjelasan guru atau International Journal on New Trends in
teman dengan persentase sebesar Education and Their Implications. Vol.4(1):
24,375%. Sedangkan aktivitas yang paling pp: 73-87. [Online],
jarang muncul adalah menunjukkan bukti http://ijonte.org/FileUpload/ks63207/File/ij
atau memberikan klarifikasi/penjelasan onte._2013.1.complete.pdf  [Diakses: 13
terhadap konsep yang telah ditemukan Januari2013]
dengan persentase 3,75%. [6] Suwangsih, Erna. 2010. Teori
3. Setelah mengikuti pembelajaran dengan Belajar Matematika(BagianI).
menggunakan model pembelajaran [Online],http://file.upi.edu/Direktori/DUAL
learning cycle, hasil belajar siswa kelas -
VIII-A SMP Negeri 28 Surabaya MODES/MODEL_PEMBELAJARAN_M
menunjukkan bahwa dari 35 siswa yang ATEMATIKA/BBM3_(Dra._Erna_Suwang
mengikuti tes, banyaknya siswa yang sih,_ M.Pd..pdf [Diakses: 16 Mei 2013].
mencapai ketuntasan belajar adalah 27 [7] Uno, Hamzah B. 2008. Orientasi Baru dalam
siswa atau sebesar 77,14% dan yang tidak Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
mencapai ketuntasan belajar adalah 8 Aksara.[8] Wena, Made. 2009. Strategi
siswa atau sebesar 22,86%. Dari Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu
hasil belajar tersebut, dapat diketahui Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta:
bahwa melalui penerapan model Bumi Aksara.
pembelajaran learning cycle, sebagian
besar siswa telah mampu menguasai
materi volume kubus dan balok.

Berdasarkan diskusi dalam penelitian


ini, guru seharusnya membuat setting tempat
duduk siswa sebelum pembelajaran dimulai dan
lebih dapat membagi dan mengoptimalkan
waktu sesuai dengan yang telah direncanakan
dalam RPP, sehingga kegiatan dapat terlaksana
seluruhnya. Selain itu juga, seharusnya guru
lebih teliti dalam menyusun LKS maupun soal
tes hasil belajar, terutama pada penggunaan
satuan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
[2] Hollingsworth, Pat dan Lewis, Gina.
2008.Pembelajaran Aktif Meningkatkan
Keasyikan Kegiatan di Kelas. Jakarta:
Indeks.
[3] Kemendiknas. 2011. Modul Matematika
1Teori Belajar dalam Pembelajaran
Matematika: Bahan Pendidikan dan
LatihanGuru Pasca-Uji Kompetensi Awal.
[Online],http://sergur.kemdiknas.go.id/inde
x.php?NoSmart&docidp=Matematika
%20Modul%201& p=mdlpuka[Diakses: 16
Mei 2013].
[4] Soenarjadi, Gatot. 2008. Profil Pemecahan
Masalah Geometri Ditinjau Dari Perbedaan

Anda mungkin juga menyukai