Anda di halaman 1dari 6

S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 8 (1) (2022)

P-ISSN : 2442-9910 S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 8 (1) (2022)


E-ISSN : 2548-642X DOI: http://dx.doi.org/ 10.32699/spektra.v8i1.226

Penerapan Metode Pre-Experimental pada Materi Gerak Lurus


Beraturan (GLB) untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa
Hana Wahyuni1)*, Umi Pratiwi2)
1,2
Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo,
Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia
*email: wahyunihana96@gmail.com

Dikirimkan: 7/02/2022 Diterima: 26/04/2022 Dipublikasikan: 30/04/2022

Abstrak
Penerapan kurikulum 2013 menuntut proses pembelajaran berpusat pada siswa. Berdasarkan penelitiannyang
dilakukanoolehhHastutiH(2013)Hbahwassalahhsatuucaraaagarpprosesbbelajarmmengajarddapatbberpusat pada
siswa,mmampummeningkatkanmmotivasibbelajar,sserta hasil belajar siswa adalah pembelajaran dengan
praktikum.SSalah satu materi yanggsecara konseptual dapat didemonstrasikan melalui kegiatan pratikum adalah
pokokkpembahasanngerakklurusbberaturan (GLB). Metode yanggdigunakanddalammpenelitianniniaadalah
metode Pre-Experimental,ssampel yang diambil adalah kelas X MIPA 1 MA Al-Iman Bulus Purworejo yang
berjumlah 35 siswa laki-laki.DDatayyangddiperolehppadappenelitianninikkemudianddiolahddengannujisstatistik
menggunakannuji tbberpasanganndenganmmenggunakannOne Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono,22015).
Hasil penelitian berdasarkan data dan hasil penelitian yang dianalisis dengan uji t diketahui perhitungan nilai rata-
rata hasil pretest sebesar 7,6 rata-rata postest sebesar 8,17. Koefisien perbedaannrata-rataasiswaasebelumddan
sesudahhdiberikanpperlakuannsebesar 0,57143. Berdasarkan hasil penelitian,ddapatddisimpulkanbbahwaaada
perbedaan nilai rata-rata pretest dan posttest siswa setelah dilakukan praktikum.PPeningkatankkemampuan
analisisssiswaddiperolehddenganmmenghitungbbesarnyaaskorggain kemampuannanalisis yangddinormalisasi
(N-gain)ddari setiap indikatorkkemampuannanalisis. Nilai N-gain yang diperoleh yaitu sebesar 70,9%. Menurut
kategori skor N-gain nilai tersebutmmenunjukkanbbahwa terjadippeningkatanhhasil kemampuan menganalis
siswaayang termasuk dalamkkategori tinggi, karena nilai N-gain > 70%.
Kata Kunci: Praktikum, Kemampuan Analisis, GLB

Abstract
Theeimplementationnof the 2013 curriculummdemands a student-centered learningpprocess. Basedoon research
conducted by Hastuti (2013) that one way forhthe teaching and learning process to be student-centered, able to
increase learning motivation, and student learning outcomes is learning with practicum. One of the materials that
can be conceptually demonstrated through practical activities is the subject of the discussion of Uniform Straight
Motion (GLB). The method used in this study is the Pre-Experimental method, the sample taken is class X MIPA
1 MA Al-Iman Bulus Purworejo, totaling 35 people. Theddataoobtaineddinnthis studywwereethen processed by
statistical tests using paired t-tests using the One Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2015). The results of
the study based on the data and research results analyzed by t test, it is known that the calculation of the average
value of the pretest results is 7.6, the post-test average is 8.17. The average difference coefficient of students before
and after being given treatment is 0.57143. Based on the results of the study, it can be concluded that there is a
difference in the students' average pretest and posttest scores after practicum. The increase in students' analytical
ability is obtained by calculating the normalized gain score of analytical ability (N-gain) from each indicator of
analytical ability. The N-gain value obtained is 70.9%. According to the category of N-gain scores, these values
indicateethat thereeisaannincreaseeinntheeresults of students' analytical abilities who are included in the high
category, because the N-gain value is > 70%.
Keywords: Practicum, Analysis Skill, GLB

52
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 8 (1) (2022)

praktik pengalaman di kelas danntes


PENDAHULUAN kemampuannanalisis,ddiperolehddata bahwa
tidakaadaasiswa yangddapatmmenyelesaikan
Peningkatannkualitas pendidikan dapat
soal-soal yangddiberikan. Kemampuan analisis
dicapai denganmmeningkatkan kualitas
merupakan jenis kemampuan yang banyak
pembelajaran [1]. Penggunaan metode
dituntut oleh berbagai mata pelajaran,
pengajaran, pembelajaran, dan metode
khususnya fisika [7]. Kegiatan praktikum
pengelolaan kelas yang tepat dapat membuat
adalah satu aspek yang dapat membangun
proses pembelajaran efektif, efisien, dan
kemampuan analisis siswa.
mengupayakan daya tarik belajar, berdampak
Kemampuanaanalisisaadalah kemampuan
pada hasil pembelajaran. Penerapan kurikulum
yang menunjukkanncarabberpikirssiswaayang
2013 menuntut siswa menjadi fokus proses
dapatddiukur.Mengacu teori Bloom, Direktorat
pembelajaran [2].DDalam hal ini gurubberperan
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
sebagaiafasilitator untukmmenciptakannsituasi
(2017) berpendapat bahwa kemampuan berpikir
belajaryyangmmengarahkannatau memberikan
analisissmerupakannkemampuan memecahkan
rangsangankkepada siswaauntukbbelajar secara
permasalahanmmenjadimbagian-bagian yang
aktif, sehinggaddapat mencapai tujuan
lebih spesifik atau lebih kecil selanjutnya
pembelajaran seperti yang direncanakan [3].
bagian-bagianntersebut diorganisiruuntuk
Hal ini didukung oleh penelitian Hastuti (2013)
diketahui keterkaitan hubungannya [8].
yang mengemukakan bahwa salahhsatuccara
Indikatorkkemampuanmanalisis merupakan
untukmmembantuusiswa belajar lebih efektif
dasar untuk mengembangkan instrumengguna
dan merasa lebih termotivasi selama di sekolah
mengukurntingkat kemampuannanalisis siswa.
adalah dengan melakukan kerja praktik
Krethwohl, dkk., (2017) menyebutkannbahwa
(Praktikum) [4].
kemampuanaanalisisssiswa dapat diukur
Praktikum merupakan salah satu
melalui kegiatannberikut: (1) membedakan,
pembelajarannyang mendoronggsiswa untuk
yaituumembedakannbagiannyang relevanndari
aktifddan berpikir. Hubungan antara praktikum
yanggtidakkrelevanndanbbagian yang penting
dan fisika sangat erat [5]. Praktikum
dariyyang tidakppentingddarissuatu materi
merupakan bagian penting dari pembelajaran
yanggdiberikan.PProses initterjadi ketika siswa
fisika, namun banyakkguruuyanggtidak
mampummendiskripsikan,mmembedakan, atau
memasukkannpraktikum dalam proses
memfokuskan;m(2) mengorganisasikan, yaitu
pembelajaran.BBeberapa sekolah tidak
bagaimanaabeberapaeelemen cocokkbersama
melakukan praktikummkarena tidakklengkap
danndapatbbekerjasamaddalam suatuustruktur.
atauutidakaadanya alat praktikum [6].
Prosessini terjadi ketika siswa dapat
Sedangkanmmenurut Mahfudianin(2015) guru
menemukannkoherensi, mengintegrasikannatau
tidak melakukan praktikum karena
menggabungkan,aatau menguraikan;ddan (3)
keterbatasan waktu.PPenelitian tersebut
mengatribusikan,nyaitu menentukanninti atau
mendukung pengamatan yang telah dilakukan
menekankanmmateri tertentu. Proses ini terjadi
peneliti saat kegiatan asistensi di MA Al-Iman
ketika siswa mampu menentukan sudut
Bulus Purworejo. Sekolah menerapkan
pandang, pendapat, nilaiaatau tujuanndibalik
kurikulum 2013 dalam pembelajarannya. Hasil
materi pembelajaran [9].
observasi menunjukkan bahwa guru tidak
Berkenaan dengan pernyataan di atas, maka
melakukan praktikum karena waktu yang
kegiatan asistensi di MA Al-Iman Bulus
sangat terbatas. Di sisi lain, selama kerja
53
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 8 (1) (2022)

Purworejo ini bertujuan untuk memberikan Keterangan:n


pendampingan kegiatan praktikum fisika kelas O1: hasil pretestt
X tahun ajaran 2020/2021 pada pokok X: Perlakuan (treatment), melalui praktikum
pembahasan gerak lurus beraturan (GLB) O2: hasil posttest.
dengan metode pembelajaran Pre- Dataayang diperoleh kemudianndiolah
Experimental. Diharapkan dapat membantu dengannuji statistikmmenggunakannuji t.uUji t
siswa memahami materi fisika secara lebih digunakanuuntukmmelihatpperbedaan sebelum
efektif dan meningkatkan kemampuan analisis dan sesudah dilakukan praktikum [12].
materi fisika kelas X, serta memberikan nuansa Penelitian ini mengunakan instrumen
menyenangkan bagi siswa dalam belajar fisika. berupaasoal dalammbentukkessay yanggterdiri
dari 6 soal yang tersusun berdasarkan 3 indikator
METODE kemampuan analisis Krathwohl, dkk., (2017)
yang meliputi: (1) membedakan, (2)
Metode Pre-Experimental adalah
metode penelitiannyangddigunakan pada mengorganisasikan (3) mengatribusikan.
penelitiannini, dimana penelitianndilakukan Peningkatan kemampuan analisis siswa
dalam satu kelompok (kelompok eksperimen) diperolehhdenganmmenghitungbbesarnyaaskor
tanpa ada kelompok perbandingan atau gain kemampuannanalisisyyangddinormalisasi
kontrol. Sampelmdipilihddengan teknik (N-gain)ddari setiappindikator kemampuan
purposive sampling,yyaitu teknikppenentuan
analisis.dDihitunggdengan rumus N-gain
sampel dengan perbandingan tertentuu[10].
sebagaibberikut:
Sampel yang diambil adalah kelas X MIPA 1
MA Al-Iman Bulus Purworejo yanggterdiri S post  S pre
N  gain   100 0 0
dari 35ssiswaalaki-laki dengan rata-rata nilai S maks  S pre
raport dalam kategori baik. Penggunaan
NilaiNN-gainddikelompokkanddalam kategori
metode ini didasarkan pada tujuan penelitian
tinggi,ssedang,ddannrendah yang tercantum
untuk meninjau peningkatan kemampuan
analisis yang terjadi pada suatu kelas pada tabel 2.
berdasarkan dari perlakuan yang diberikan, Tabel 2. Kriteria skor N-gain
tanpa memerlukan kelompok pembanding No Nilai N-gain Kategori
atau kelompok kontrol. Penelitian ini 1 N-gainn> 70% Tinggii
menggunakan uji statistik menggunakan uji t
2 30% < N-gain < 70% Sedangi
dan N-gain untuk melihat pengaruh sebelum
3 N-gainn< 30% Rendahi
dan sesudah praktikum terhadap peningkatan
kemampuan analisis dengan metode pre-
experimental, menggunakannOne Group HASIL DAN PEMBAHASAN
Pretest-Posttest Designn[11]. Desain
penelitianntercantum pada tabel 1. Penelitiannyangddilakukannpada kelas X
Tabel 1. Rancangan PenelitianaOne Group MIPA 1 di MA Al-Iman Bulus Purworejo,
Pretest Posttest Design diperoleh data untuk melihat perbedaan
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest kemampuan analisis sebelum dan sesudah
Eksperimen O1 X O2 dilakukan praktikum. Dataahasil belajar siswa
54
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 8 (1) (2022)

dianalisisddengan ujiut. Data yang diperoleh


dari hasil penelitian adalahhsebagai berikut:
Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean


Pretest 7.60 35 .736 .124
posttest 8.17 35 1.200 .203

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
pretest & posttest 35 .879 ,001

Paired Samples Test


Paired Differences
Interval of the
Std. Error Difference Sig (2-
Mean Std. Dev Mean Lower Upper t df tailed)
pretest- -.571 .655 .111 -.796 -.347 -5.164 34 ,001
posttest

Paired Samples Effect Sizes


Interval
a
Stand. Point Estimate Lower Upper
pretest-posttest Cohen's d .655 -.873 -1.259 -.478
Hedges' .670 -.853 -1.231 -.467
correction

Berdasarkan data dan hasil penelitian diterimaamaka dapat diketahui, bahwa terdapat
yang dianalisis dengan uji t, maka diketahui perbedaannnilaiarata-rata pretestddannposttest
perhitungannnilai rata-ratahhasil pretest siswaasetelah dilakukan praktikum.
sebesarr7,6, nilaiarata-rataahasil postest Peningkatannkemampuannanalisis setiap
sebesar 8,17. Koefisien perbedaannrata-rata indikatorkkemampuannanalisis dapat dilihat
siswaasebelum dan sesudah diberikan dari perolehannskor tiappsoal berdasarkan
perlakuan sebesarr0,571. Skor analisis siwa indikatorssoalnmasing-masing yangikemudian
sebelum diberi perlakuan (treatment) sebesar diperesentasekan. Berikut persentaseiindikator
0,736 dengan standar eror sebesarnya 0,124 kemampuannanalisis dapat dilihat pada tabel 3.
dan skor analisis siwa setelah diberi perlakuan
(treatment) sebesar 1,200 dengan skor
standar eror sebesar 0,203. Besarnya koefisien
korelasiddariddata pretestldan posttest adalah
sebesara0,873. Nilai signifikasi uji t
menunjukkan 0,001 < 0,05, dimana Ho ditolak
dan Haaditerima. Karena Hooditolak dannHa

55
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 8 (1) (2022)

Tabel 3. Skor N-gain sebelumldan sesudah praktikum menggunakan


No. Indikator N-gaini Kategorii uji t dan N-gain.
Kemampuan (%) Saran
Analisis Pada saat menerapkan kegiatan
1 Membedakan 94,8 Tinggi praktikum dengan metode Pre-Experimental,
2 Mengorganisasikan 58,7 Sedang guru harus membuat pengelolaan kelas
3 Mengatribusikan 59,4 Sedang yang lebih baik untuk memastikan kegiatan
Rata-rata 70,9 Tinggi pembelajaranbberjalanddengannbaik dan
lancar,nterutama dalammmengatasiasiswa
Hasil dari tabel 3. Menunjukan bahwa
yanggseringmmembuatrramaiddan gaduh.
perubahan terendah terjadi pada indikator
Guruudan pendidik praktis dapat
mengorganisasi dan mengatribusi namun
menerapkannmodelppembelajaran berbasis
demikian perubahan peningkatan tersebut
proyekk(Project Based Learning)ddengan
masih dalam kategori sedang, dimana
metode eksperimen sebagai model dan
perubahan ini masih memungkinkan terjadinya
peningkatan. Sedangkan pada indikator metode pengajaran alternatif untuk
membeda mengalami peningkatan yang tinggi. meningkatkannkemampuan analisis siswa.
Sehingga nilai N-gain yang diperoleh yaitu
UCAPAN TERIMAKASIH
sebesar 70,9%. Menurut kategori yang terdapat
pada tabel 3, nilaittersebutnmenunjukkan
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada
bahwaaterjadi peningkatannhasil kemampuan
Ibu Umi Pratiwi, S.Si.,M.Sc. selakuudosen
menganalis siswa yang termasukkdalam
pembimbing yang telah membimbing serta
kategorittinggi, karenaanilai N-gain > 70%.
mengarah penelitian ini sehingga dapat
Dilihat dari hasil penelitian yang telah
terlaksana dengan baik. Peneliti juga
dibahas, kegiatan praktikum sesuai penelitian
mengucapkan terimakasihokepada pihak
Arikunto, dkk. (2014) yang menyatakan bahwa
sekolahayanggtelahmmemberikan izin untuk
kemampuan analisis siswa meningkat setelah
melakukan penelitian terutama guru fisika
melakukan kegiatan praktikum [13].
serta seluruh siswa MA Al-Iman Bulus
Berdasarkannhal tersebut, kegiatan praktikum
Purworejo yang telah berpartisipasi pada
dapatmmenjadissolusi yang baik untuk
kegiatan pengumpulan data penelitian.iPeneliti
meningkatkannkemampuan analisis siswa.
jugaimengucapkaneterimakasih kepadaapihak-
pihak yanggtelah membantuumenyelesaikan
PENUTUP
penelitianaini.
Simpulan
Berdasarkannhasil penelitian, dapat DAFTAR PUSTAKA
disimpulkannbahwa kegiatan praktikum
dengan metode Pre-Experimental padaimateri [1] Degeng, I N.S. (2013). Ilmu pembelajaran:
Klasifikasi variabel untuk pengembangan teori
GerakaLurus Beraturan (GLB) kelas X MIPA
dan penelitian. Bandung: Kalam Hidup dan
1 MA Al-Iman Bulus Purworejo berpengaruh Aras Media.
positif dan signifikan terhadap kemampuan [2] Yulianti, F., Sutrio, S., & Sahidu, H. (2020).
analisis siswa dengan kategori tinggi. PENGARUH MODEL GIVING QUESTION
GETTING ANSWERS MELALUI METODE
Dibuktikan dengan meningkatnyaahasil EKSPERIMEN TERHADAP MOTIVASI
pretest dan posttest siswaayanggdilakukan DAN HASIL BELAJAR FISIKA. ORBITA:
56
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 8 (1) (2022)

Jurnal Kajian, Inovasi dan Aplikasi [13] Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2014).
Pendidikan Fisika, 6(1), 173-180. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
[3] Prihatini, S., Handayani, W., & Agustina, R. Aksara.
D. (2017). Identifikasi Faktor Perpindahan
Terhadap Waktu Yang Berpengaruh Pada
Kinemetika Gerak Lurus Beraturan (Glb) Dan
Gerak Lurus Berubah Beraturan
(Glbb). Journal of Teaching and Learning
Physics, 2(2), 13-20.
[4] Hastuti, A. (2013). Penerapan Pembelajaran
Berbasis Praktikum untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Materi
Pokok Sistem Reproduksi Manusia. Skripsi.
UIN Sunan Kalijaga.
[5] Anwar, H. (2009). Penilaian Sikap Ilmiah.
Jurnal Pelangi Ilmu, 100-114.
[6] Mahfudiani, C. F. (2015). Efektivitas
Pemanfaatan Laboratorium IPA di SMA
Negeri seKabupaten Sleman. Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta.
[7] Gunawan, I., & Palupi, A. R. (2016).
Taksonomi Bloom–revisi Ranah Kognitif:
Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Penilaian. Premiere
educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan
Pembelajaran, 2(02).
[8] DitPSMK (2017). Analisis Standar
Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti,
dan Kompetensi Dasar. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
[9] Anderson, L.W dan Krathwohl, D.R. 2010.
Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran dan Asesmen (Revisi Taksonomi
Pendidikan Bloom). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
[10] Hasdiana, H., Erfan, M., & Ratu, T. (2019).
Efektifitas Model Pembelajaran InSTAD
Untuk Meningkatkan Minat Belajar Dan
Kemampuan Berpikir Analisis Fisika
Siswa. Quark: Jurnal Inovasi Pembelajaran
Fisika dan Teknologi, 2(1), 14-18.
[11] L. N. Haqiqi, R. W. Akhdinirwanto, and A.
Maftukhin, “PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN MODUL FISIKA
BERBASIS SOFTWARE SIGIL
BEREKSTENSI EPUB UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS,” SPEKTRA: Jurnal
Kajian Pendidikan Sains, vol. 6, no. 2, p. 125,
Oct. 2020, doi: 10.32699/spektra.v6i2.146.
[12] Muhaimin, A. (2019). Upaya Meningkatkan
Kemampuan Analisis Siswa Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi
Kelistrikan Mesin. Journal of Classroom
Action Research, 1(1), 5-13.
57

Anda mungkin juga menyukai