Anda di halaman 1dari 8

©JP-3

Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran

Implemtasi Model PjBL (Projek Based Learning) dengan Pendekatan CRT


(Culturally Responsive Teaching) Terhadap Hasil Belajar Biologi di Kelas X2
UPT SMA Negeri 10 Makassar

Elfina Justi; Yusminah Hala; Herawati


Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Biologi Universitas Negeri Makassar; Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar;
SMA Negeri 10 Makassar
email: elfinajustibio@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar peserta didik melalui implementasi model Projek Based Learning dengan
pendekatan Culturally Responsive Teaching. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan beberapa
tahapan diantaranya perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian ini
adalah peserta didik kelas X2 UPT SMA Negeri 10 Makassar yang berjumlah 35 orang peserta
didik. Sumber data diperoleh dari observasi, tes evaluasi dan kajian dokumentasi. Sedangkan
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui analisis kualitatif. Adapun
kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan yaitu >75. Untuk ketuntasan belajar klasikal
dinyatakan berhasil apabila persentasi peserta didik yang tuntas mencapai ≥ 85 % dari total
peserta didik dalam kelas. Dari hasil penelitian diperolah bahwa nilai rata-rata pree test 51
sedangkan nilai rata-rata post test 85. Dan persentasi peserta didik yang tuntas mencapai ≥
88,58%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan
pengimplemetasian model Projek Based Learning dengan pendekatan Curturally Responsive
Teaching dapat meningkatkan hasil belajarar secara klasikal.

Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, PjBL, CRT

A. PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan proses mengatur dan mengorganisasi lingkungan sekitar peserta
didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong mereka untuk belajar.[1] Pada dasarnya,
belajar adalah suatu “perubahan” tingkah laku yang terjadi pada seseorang setelah proses belajar
mengajar berakhir. Dalam proses pembelajaran di kelas peserta didik berperan sebagai subjek dan
objek dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai suatu tujuan proses belajar mengajar yang
dilakukan.[2] Proses pembelajaran Biologi selain melibatkan guru dan peserta didik secara
langsung, juga membutuhkan dukungan lain, seperti media pembelajaran yang memadai,
penggunaan metode yang tepat, dan lingkungan belajar yang mendukung keberhasilan belajar
peserta didik.

©Elfina Justi, Vol 5, No 3, September-Desember, 2023 | 596


©JP-3
Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran

Belajar dan mengajar adalah satu hal yang tidak dapat pisahkan. Peran guru dan peserta didik
sebagai pihak langsung dalam proses belajar mengajar biasanya menentukan bagaimana proses
tersebut berkembang. Cara guru mengajar anak didiknya sangat mempengaruhi hasil belajar dan
aktivitas peserta didik. Oleh karena itu, kemampuan dan kesiapan guru untuk mengajar sangat
penting untuk keberhasilan proses belajar mengajar.[3]
Proses pembelajaran dalam kelas yang terjadi di lapangan tentunya tidak seindah yang
dibayangkan pada umumnya. Berbagai permasalahan yang ditemukan seperti pembelajaran
konvensional, kurangnya daya tarik peserta didik, dan kurangnya interaksi peserta didik. Hal ini
tentunya akan berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Perubahan tingkah laku, pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang dialami peserta didik selama proses pembelajaran disebut hasil belajar.
Hasil belajar dapat dijelaskan dalam berbagai bentuk, termasuk fakta, keterampilan, dan perubahan
perilaku peserta didik.[3] Tercapainya tujuan pembelajaran sangat didukung oleh model, metode
serta pendekatan pembelajaran yang dipilih yang tentunya sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Salah satu strategi pembelajaran yang efektif seperti Model Pembelajaran Berbasis Projek (PjBL)
dapat digunakan untuk mengatasi masalah hasil belajar yang kurang.
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) yaitu menempatkan tekanan pada penggunaan
kegiatan atau proyek nyata sebagai media pembelajaran. Dalam model ini, peserta didik aktif
mengeksplorasi, menilai, dan menyintesis data, yang menghasilkan berbagai hasil belajar. Model
Pembelajaran Projek Based (PjBL) juga dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam
proses pembelajaran dan menanamkan keterampilan berpikir kritis dan praktis. PjBL memiliki fitur
yang memungkinkan peserta didik menyelesaikan tugas secara mandiri, toleran terhadap kesalahan,
dan membutuhkan waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah yang kompleks.[4] Selain
model pembelajaran yang menunjang hasil belajar, pendekatan pembelajaran juga memiliki andil
dalam memperkokoh hasil belajar peserta didik seperti pendekatan CRT (Culturally Responsive
Teaching).
Pendekatan Pembelajaran Responsif Budaya (CRT) adalah metode pembelajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan identitas budaya peserta didik dan membuat lingkungan belajar
yang aman dan menarik.[5] Beberapa strategi dalam pendekatan CRT meliputi: (1) Menciptakan
lingkungan belajar yang menghargai dan aman semua peserta didik, baik berdasarkan budaya, latar
belakang, atau kebutuhan individu. (2) Membantu peserta didik mengembangkan sikap positif
tentang pembelajaran dengan menyediakan lingkungan yang mendukung dan mendukung. (3)
Memberikan umpan balik yang memberikan informasi yang tepat tentang kemajuan dan area yang
perlu ditingkatkan, tanpa memberikan umpan balik yang menurutkan atau mengketla. (4)
Menggantikan kesalahan yang terjadi menjadi peluang belajar untuk meningkatkan pemahaman
dan keterampilan peserta didik. (5)Peserta didik memiliki kontrol maksimum tentang pendidikan
mereka, seperti memilih topik proyek atau mengentali topik dalam wawancara diskusi.[6]
UPT SMA Negeri 10 Makassar memiliki permasalahan di kelas, khususnya pada peserta didik
kelas X2 yang berjumlah 35 peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan
guru Biologi dan pengamatan langsung yang dilakukan oleh guru model dalam proses
pembelajaran diperoleh bahwa ketika proses pembelajaran berlangsung, peserta didik lebih
asik mengobrol dengan temannya sendiri, bermain dengan teman sebangkunya, beberapa
bermain gadget tanpa memperhatikan pembelelajaran berlangsung. Selain proses pembelajaran
dalam kelas masih bersifat konvensional guru cenderung monoton sehingga memberikan kesan
yang membosankan. Hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah seperti pembelajaran menjadi
tidak serius, daya pemahaman peserta didik terhadap materi rendah, keterampilan kerjasama yang
menurun, dan daya tarik yang menurun. Tentunya akan berpengaruh pada hasil belajar peserta
didik. Dengan demikian, penerapan Model PjBL dengan pendekatan CRT diharapkan membantu
meningkatkan hasil belajar dan keterampilan peserta didik secara keseluruhan.

©Elfina Justi, Vol 5, No 3, September-Desember, 2023 | 597


©JP-3
Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran

B. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif, tindakan yang diberikan
adalah proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Projec Based Learning
dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas
X2 UPT SMA Negeri 10 Makassar dengan jumlah peserta didik sebanyak 35 peserta didik terdiri
dari 13 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. Materi yang di sampaikan tentang upaya
pelestarian keanekragaman hayati. Penelitian ini dilaksanakan di UPT SMA Negeri 10 Makassar.
Sumber data diperoleh dari observasi, tes evaluasi dan kajian dokumentasi. Sedangkan teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui analisis deskriptif kualitatif.
2. Proseder Kerja Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk dua siklus yang memiliki empat tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, evaluasi dan refleksi.
Sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut [7]:

Gambar. 1 Prosedur Penelitian Tindakan

a. Gambaran Umum Siklus I


1) Perencanaan
Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan dalam tahapan ini sebagai berikut:
a) Menganalisis kurikulum SMAN kelas X semester genap mata Pelajaran Biologi.
b) Membuat perangkata pembelajaran yang digunakan disetip pertemuan yaitu modul ajar Unit
Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM).
c) Membuat lembar observasi dan catatan lapangan peserta didik serta lembar observasi aktivitas
guru untuk mengamati kondisi pembelajaran di kelas ketika penelitian tindakan kelas
sedang berlangsung.
d) Membuat media pembalajaran yang diperlukan.

©Elfina Justi, Vol 5, No 3, September-Desember, 2023 | 598


©JP-3
Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran

e) Membuat tes atau alat evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dari
implementasi model Projek Based Learning dengan pendekatan Culturally Responsive
Teaching peserta didik melalui pree test dan post test.
2) Pelaksanaan
Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam tahapan ini yaitu melakukan
pembelajaran secara sistematik yang berurutan sesuai modul ajar diantataranya:
a) Tahap membuka pelajaran dengan menyampaikan pertanyaan pemantik, tujuan pembelajaran,
serta memberikan gambaran upaya pelestarian kenekaragaman hayati dari budaya Suku Kajang
dengan menerapakan Pasang Ri Kajang yaitu Talla’ Kamase-Mase (Hidup Sederhana).
b) Tahap merencanakan proyek dengan membagi peserta didik dalam 7 kelompok masing-masing
kelempok terdiri 5 prang secara heterogen.
c) Tahap menyusun jadwal aktivitas dilakukan guru dan peserta didik secara kolaboratif untuk
menentukan jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
d) Tahap mengawasi jalannya proyek dilakukan guru dalam mementoring peserta didik dalam
penyelesain proyek.
e) Penilaian terhadap proyek dilakukan guru melalui presentasi kelompok di depan kelompok lain
secara bergantian.
f) Evalusi dan refleksi.
3) Pengamatan
Adapun kegiatan pengamatan dilakukan guru pamong untuk mengamati peneliti yang berperan
sebagai guru melakukan tindakan proses pembelajaran di kelas sesuai dengan kenyataan yang
terjadi meliputi:
a) Situasi kegiatan pembelajaran
b) Kemampuan peserta didik menyelesaikan proyek
c) Keaktifan guru dalam mengelolah kelas
4) Refleksi
Adapun kegiatan refleksi dilakukan mencermati hasil observasi aktivitas guru, hasil belajar
peserta didik, catatan-catan lain yang tidak termuat dalam lembar observasi yang menyangkut
kegiatan dan keberhasilan untuk tindak lanjut pada pertemuan berikutnya.
5) Gambaran Umum Siklus II
Pembajaran siklus II dilakukan relatif sama pada siklus I tetapi merupakan lanjutan tahapan
pembelajaran yang dilukan dari siklus I, dengan kegiatan pembelajaran sebagai berikut;
1) Merumuskan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil refleksi siklus I.
2) Melaksanakan tindakan siklus II.
3) Peserta didik mengerjakan tes evalusi berupa post test.
4) Melalukan analisis hasil belajar peserta didik.
3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas analisis kualitatif. Teknik
analisis data secara kualitatif ini digunakan untuk mendeskripsikan hasil observasi, tes evaluasi
dan kajian dokumentasi dan aktivitas guuru mengenai keterlaksanaan pembelajaran serta respon
speserta didik terhadap pembelajaran model Projek Based Laerning dengan pendekatan Culturally
Responsive Teaching.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Data yang diperoleh dari penelitian ini mencakup: (1) data hasil pengamatan aktivitas guru
selama pembelajaran dengan model pembelajaran Projek Based Learning dengan pendekatan
Culturally Responsive Teaching; dan (2) data hasil belajar Biologi setelah penerapan model model
pembelajaran Projec Based Learning dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching.
1. Hasil Observasi Aktivitas guru tentang Keterlaksanaan Pembelajaran
Adapun hasil data observasi aktivitas guru tentang keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat
pada tabel berikut:

©Elfina Justi, Vol 5, No 3, September-Desember, 2023 | 599


©JP-3
Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran

Tabel 1 : Hasil obeservasi aktivitas guru tentang keterlaksanaan pembembelajaran

Aspek yang Dinilai Siklus I Siklus II


N (%) N (%)
Kegiatan Pendahuluan 4,3 85,0 4,8 95,0
Kegiatan Inti 4,1 81,9 4,3 85,6
Kegiatan Penutup 4,1 82,5 4,1 82,5
Pengelolaan Waktu 4,0 79,0 4,1 82,7
Pengelolaan Kelas 4,3 86,3 4,6 91,3
Rata-rata 4,2 83,3 4,4 88,6
(Sumber: Hasil analisis data)

Berdasarkan data observasi aktivitas guru selama siklus I dan siklus II, setiap tahapan berjalan
dengan baik. Hal ini terbukti dengan hasil bahwa guru mampu melakukan kegiatan pembelajaran
pada mata pelajaran dengan baik. Perangkat pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat
mengakomodasi belajar peserta didik, dan hasilnya adalah peningkatan kemampuan aktivitas guru.
Tabel hasil analisis data yang secara persentase meningkat menunjukkan aktivitas yang dilakukan
oleh guru. Ini menunjukkan bahwa hasil refleksi siklus I direncanakan kembali untuk
meningkatkan aktivitas siklus II.
2. Data Hasil Belajara Peserta Didik
Adapun data analisis hasil belajar peserta didik yang telah menerima perlukaan berupa
implentasi model Projek Based Learrning dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching
dengan kriteria peserta didik dikatakan tuntas apabila memiliki nilai paling sedikit 75 dapat dilhat
pada tabel berikut :
a. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Peserta Didik
Setelah dilakukan tes evalusi pada peserta didik dan analisis data dari hasil belajar peserta didik
yang meliputi penilaian kognitif, penilaian keterampilan dan penilaian sikap dapat diakumulasi pada
diagram berikut :

Gambar 2 : Diagram persentase penilaian kognitif peserta didik

(Sumber: Hasil analisis data)

©Elfina Justi, Vol 5, No 3, September-Desember, 2023 | 600


©JP-3
Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran

Gambar 3 : Diagram persentase penilaian keterampilan peserta didik

(Sumber: Hasil analisis data)

Gambar 4 : Diagram persentase penilaian sikap peserta didik

(Sumber: Hasil analisis data)

Berdasarkan hasil evalusis (pre test dan post test) kemudian nilai N-Gain untuk mengukur
peningkatan pemahaman peserta didik setelah mengikuti suatu pembelajaran dapat dilihat pada
tabel berikut:

©Elfina Justi, Vol 5, No 3, September-Desember, 2023 | 601


©JP-3
Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran

Tabel 2 : Rata-rata nilai hasil belajar peserta didik dan Nilai N Gain

Pre Test Post Test Post-Pre Skol Ideal N Gain N


(100-Pre) Score Gain
%
Rata- 50,85 85,14 34,28 49,14 0,688 68,80
Rata
(Sumber: Hasil analisis data)

Tujuan pembelajaran menjadi acuan untuk membuat penilaian kognitif (pree-test dan post
test). Dari hasil post-test diketahui sebagian besar peserta didik telah mendapatkan nilai tuntas
berdasarkan KKTP. Adapun nilai standar ketuntasan minimal yaitu 75. Dari hasil post-test yang
telah dilakukan juga dapat diketahui deskripsi ketuntasan tujuan pembelajaran yaitu sebagai berikut:

Tabel 3 : Interval skor ketuntasan belajar

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)


0 ≤ x ≤ 75 Tidak Tuntas 4 11,42
75 ≤ x ≤ 100 Tuntas 31 88,58
Jumlah 35 100
(Sumber: Hasil analisis data)

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jumlah peserta didik yang tidak memenuhi ktriteria
ketuntasan individu adalah sebanyak 4 peserta didik (11,42%), sedangkan peserta didik yang
memenuhi kriteria ketuntasan individu sebanyak 31 peserta didik (88,58%). Dari deskripsi di atas
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik telah memenuhi indikator ketuntasan hasil
belajar secara klasikal. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila terdapat ≥ 85 % dari total peserta
didik dalam kelas lulus kriterian ketuntasan individual dan ≥ 88,58% peserta didik dalam kelas lulus
kriteria KKM = 75. Sedangkan menurut perhitungan N-gain untuk mengetahui tingkat efektivitas
proses pembelajaran, diketahui nilai rata-rata N-Gain peserta didik yaitu 0,68 dan rata-rata
persentase 68,80 % yang berarti peningkatan hasil belajar berada pada kriteria sedang. Sedangkan
untuk efektivitas proses pembelajaran berada pada kategori cukup efektif.

D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan kelas yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan
bahwa penelitian tindakan kelas dengan pengimplemetasian model Projek Based Learning dengan
pendekatan Curturally Responsive Teaching dapat meningkatkan hasil belajarar secara klasikal.
Dilihat dari hasil analisis data nilai rata-rata pre test 51 dan nilai rata-rata post test 85 serta persentasi
peserta didik yang tuntas mencapai ≥ 88,58%. Sedangkan menurut perhitungan N-gain untuk
mengetahui tingkat efektivitas proses pembelajaran, diketahui nilai rata-rata N-Gain peserta didik
yaitu 0,68 dan rata-rata persentase 68,80 % yang berarti peningkatan hasil belajar berada pada
kriteria sedang. Sedangkan untuk efektivitas proses pembelajaran berada pada kategori cukup
efekti.

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. S. Eka Sari, D. Wardiah, and N. Nuranisa, “Pengaruh Model Pembelajaran Projek Based
Learning (Pjbl) Terhadap Hasil Belajar Geografi Kelas X Sma Pgri 1 Palembang,” Fakt. J.

©Elfina Justi, Vol 5, No 3, September-Desember, 2023 | 602


©JP-3
Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran

Ilm. Kependidikan, vol. 9, no. 1, p. 43, 2022, doi: 10.30998/fjik.v9i1.13348.


[2] D. R. Kumala, Z. Rohmah, and ..., “Pendampingan Belajar Menggunakan Media Ular
Tangga Pembelajaran Bahasa Inggris Peserta didik SD di Bandarkedungmulyo,” Jumat
Pengabdi. Masy. Bid. Pendidik., vol. 1, no. 1, pp. 44–47, 2020, [Online]. Available:
http://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/abdimaspen/article/view/1065
[3] M. Amelia Prihatini Hatta, “Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik pada
Mata Pelajaran Administrasi Infrastruktur Jaringan melalui Model Pembelajaran Project
Based Learning (PJBL) Kelas XII TKJ,” J. Pendidik. Tambusai, vol. 6, no. Vol. 6 No. 1 (2022):
April 2022, pp. 2869–2875, 2022, [Online]. Available:
https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/3328/2814
[4] “Project Based Learning (PjBL) atau Metode Pembelajaran Berbasis Proyek.” Accessed:
Dec. 10, 2023. [Online]. Available: https://www.kangjo.net/berita/detail/project-based-
learning-pjbl-atau-metode-pembelajaran-berbasis-proyek
[5] N. Ayu, L. Bondan, L. Hamidah, and E. N. Savitri, “Peningkatan Keterampilan Kerja Sama
Peserta Didik Kelas VII F SMP Negeri 9 Semarang Melalui Model Problem Based Learning
Berpendekatan Culturally Responsive Teaching,” pp. 172–183, 2023, [Online]. Available:
https://proceeding.unnes.ac.id/index.php/snipa/article/view/2301
[6] “Culturally Responsive Teaching (CRT) Framework | Center for Teaching & Learning |
University of Colorado Boulder.” Accessed: Dec. 10, 2023. [Online]. Available:
https://www.colorado.edu/center/teaching-learning/teaching-resources/learner-
motivation/culturally-responsive-teaching-crt-framework
[7] W. Hendra, P. S. Arsa, and L. Krisnawati, “Penerapan Model Pjbl Pelajaran Teknik Kerja
Perbengkelan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Xtavi Smkn 3 Singaraja,” J.
Pendidik. Tek. Elektro Undiksha, vol. 6, no. 2, pp. 75–85, 2017, doi:
10.23887/jjpte.v6i2.20233.

©Elfina Justi, Vol 5, No 3, September-Desember, 2023 | 603

Anda mungkin juga menyukai