Sutowijoyo
Sutowijoyo Abstract
Balai Diklat Keagamaan Basically learning is students’ rights. However, there are still a lot of
(BDK) Surabaya students who do not learn in the classroom. Since a lot of students that
Jl. Ketintang Madya 92 do not learn, therefore the result of the learning is not maximum in
Surabaya other words the learning is not effective. That’s why one teachers forum
Naskah : is needed to improve the learning to be more effective which is called as
diterima : 24 Juli 2016 lesson study . Concerning with that background above therefore this
direvisi : 10 Agustus 2016 research aim is: a ) to know the level of achievement of lesson study at
disetujui : 23 Agustus 2016 MTsN Prigen b ) to know the effectiveness of lesson study in improving
the learning practice at MTsN Prigen. This research is qualitative
descriptive study. The data collected by observation and interview was
analyzed by using percentage and score. From the result and data
analysis it is concluded that: a ) lesson study at MTs Prigen was ‘ good
enough ‘implemented b ) the implementation of t lesson study at MTsN
Prigen can improve the effectiveness of learning practice.
Abstrak
Pada dasarnya belajar adalah hak siswa. Namun masih banyak siswa di kelas
yang tidak belajar. Karena banyak siswa yang tidak belajar maka hasil belajar-
nya tidak maksimal. Karena banyak siswa yang hasil beajarnya tidak maksimal
maka dikatakan pembelajaran tidak efektif. Untuk itu perlu sebuah forum
guru yang bisa meningkatkan pembelajaran agar lebih efektif yang disebut
lesson study. Terkait dengan latar belakang tersebut maka tujuan penelitian
ini adalah: a) untuk mengetahui tingkat pelaksanaan lesson study di MTs Negeri
Prigen. b) untuk mengetahui keefektivan lesson study dalam peningkatan
efektivitas praktek pembelajaran di MTs Negeri Prigen. Penelitian ini termasuk
penelitian kualitatif deskriftif. Data yang diperoleh dengan observasi dan
wawancara dianalisa dengan menggunakan persentase dan nilai. Dari
hasil dan analisa data penelitian disimpulkan bahwa : a) pelaksanaan lesson
study di MTs Negeri Prigen sudah cukup baik, a) penerapan lesson study di MTs
Negeri Prigen dapat meningkatkan efektivitas praktek pembelajaran.
295
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016
296
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016
c. Studi tentang siswa secara cermat. Fokus dilakukan dan didasarkan pada hasil ”sharing”
yang paling utama dari lesson study adalah pengetahuan profesional yang berlandaskan
pengembangan dan pembelajaran yang pada praktik dan hasil pengajaran yang
dilakukan siswa, misalnya, apakah siswa dilaksanakan para guru, (2) penekanan mendasar
menunjukkan minat dan motivasinya dalam pada pelaksanaan suatu lesson study adalah
belajar, bagaimana siswa bekerja dalam agar para siswa memiliki kualitas belajar, (3)
kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa,
tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal- dijadikan fokus dan titik perhatian utama
hal lainnya yang berkaitan dengan aktivitas, dalam pembeljaran di kelas, (4) berdasarkan
partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa pengalaman real di kelas, lesson study akan
dalam mengikuti proses pembelajaran. menempatkan peran guru sebagai peneliti
d. Observasi pembelajaran secara langsung. pembeljaran (Lewis, 2002).
Observasi langsung boleh dikatakan Kedua, lesson study yang didisain dengan
merupakan jantungnya lesson study. Untuk baik akan menjadikan guru yang profeional dan
menilai kegiatan pengembangan dan inovatif. Dengan melaksanakan lesson study
pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak para guru dapat (1) menentukan kompetensi
cukup dilakukan hanya dengan cara melihat yang perlu dimiliki siswa, merencanakan dan
dari Rencana Pelaksanan Pembelajaran atau melaksanakan pembelajaran (lesson) yang
hanya melihat dari tayangan video, namun efektif; (2) mengkaji dan meningkatkan
juga harus mengamati proses pembelajaran pelajaran yang bermanfaat bagi (3) mem-
secara langsung. perdalam pengetahuan tentang mata pelajaran
yang disajikan para guru; (4) menentukan standar
Dari beberapa definisi di atas dapat kompetensi yang akan dicapai para siswa; (5)
disimpulkan bahwa lesson study adalah suatu merencana pelajaran secara kolaboratif; (6)
model pembinan profesi pendidik melalui mengkaji secara teliti belajar dan perilaku
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan siswa; (7) mengembangkan pengetahuan
berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip pembelajaran yang dapat diandalkan; dan (8)
kolegalitas dan mutual learning untuk melaksanakan refleksi terhadap pengajaran
membangun komonitas belajar. Dengan yang dilaksanakannya berdasarkan pandangan
demikian, lesson study bukan metode atau siswa dan kolaganya (Lewis, 2002).
strategi pembelajaran tetapi kegiatan lesson Robinson (2006) mengusulkan ada
study dapat menerapkan berbagai metoda/ delapan tahap berdasarkan pada banyaknya
strategi pembelajaran yang sesuai dengan kegaitan yang diperlukan dalam pelaksanaan
situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi lesson study antara lain : a) Pemilihan topik
guru. Lesson study dapat dilakukan oleh lesson study, b) Melakukan review silabus untuk
sejumlah guru dan pakar pembelajaran yang mendapatkan kejelasan tujuan pembelajaran
mencakup 3 (tiga) tahap kegiatan, yaitu untuk topik tersebut dan mencari ide-ide dari
perencanan (planning), implementasi materi ada dalam buku pelajaran. c) Setiap tim
(action) pembelajaran dan observasi serta yang telah menyusun rencana pembelajaran
refleksi (reflection) terhadap perencanaan dan menyajikan atau mempresentasikan rencana
implementasi pembelajaran tersebut, dalam pembelajarannya, sementara kelompok lain
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. memberi masukan, sampai akhirnya diperoleh
Lesson study dipilih dan diimplemen- rencana pembelajaran yang lebih baik, d) Guru
tasikan karena beberapa alasan. Pertama, lesson yang ditunjuk oleh kelompok menggunakan
study merupakan suatu cara efektif yang dapat masukan-masukan terebut untuk memperbaiki
meningkatkan kualitas pembelajaran yang rencana pembelajaran, e) Guru yang ditunjuk
dilakukan guru dan aktivitas belajar siswa. Hal tersebut mempresentasikan rencana
ini karena (1) pengembangan lesson study
297
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016
299
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016
300
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016
301
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016
Data yang akan dianalisis adalah data cara B. Tingkat Ketercapaian pelaksanaan tahap do
merencanakan dan mengajar guru, cara guru Hasil analisa data ketercapaian guru dalam
melakukan obervasi dan refleksi, aktivitas pelaksanaan tahap do terdapat pada tabel 2
siswa, dan data hasil belajar siswa. Analisis data berikut :
dilakukan dengan cara menentukan persentase Tabel 2. Analisis Data Tingkat Ketercapaian
taraf keberhasilan. Pelaksanaan Tahap do
Kelompok
Hasil Penelitian dan Pembahasan No Subyek Aspek
Do IPA IPS PAI BH S SENI
Data hasil penelitian terdiri dari tiga Ketepatan penggunaan
4 3 3 4 4
macam, yaitu data ketercapaian tahap plan, do, metode pembelajaran
dan see. Selanjutnya analisa dari ketiga data Ketepatan penggunaan
4 3 3 4 4
Guru media pembelajaran
tersebut dipaparkan sebagai berikut: 1
Penggunaan bahan ajar 4 3 3 3 4
A. Tingkat Ketercapaian pelaksanaan tahap Plan Pengkondisian belajar 4 4 3 4 4
Hasil analisa data ketercapaian guru dalam Ketepatan instrumen 3 3 3 3 3
merencanakan pembelajaran pada tabel 1 evaluasi
pembelajaran
3 Keseuaian peran sebagai 4 4 4
Pengembangan rencana 4 4
5 4 3 3 4 4 observasi
pembelajaran
Pemberian kenyamanan 4 4 4
Kesesuaian teaching materials 4 4
6 3 3 3 4 3 pada siswa
dengan tujuan pembelajaran
Rata-rata 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
7 Kesesuaian Lembar Kerja Siswa 3 7 3 3 3
4,00
8 Ketepatan soal ulangan 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 Pada tabel 2 diketahui bahwa a) guru
Rata-rata
3,43 (cukup) sudah cukup baik dalam melakukan praktek
pembelajaran terutama dalam melakukan
Dari analisa data tersebut dapat
pengkondisian siswa belajar. Guru sudah sudah
disimpulkan bahwa guru di Madrasah
mampu menggunakan metode, media, LKS,
Tsanawiyah Negeri Prigen sudah cukup mampu
bahan ajar dan alat evaluasi, b) siswa sudah
untuk merencanakan pembelajaran terutama
cukup baik dalam mengikuti pembelajaran.
pada guru mata pelajaran Bahasa, IPA, dan seni
Siswa aktif dalam bertanya, mengerjakan tugas,
budaya. Guru-guru sudah baik dalam
dan mengikuti kegiatan pembelajaran yang lain
mengidentifikasi masalah, merumuskan tujuan
. Hasil belajar siswa sudah cukup baik terutama
pembelajaran, menentukan media dan model
pada mata pelajaran bahasa dan seni budaya.
pembelajaran. Walaupun demikian guru-guru
Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sudah
perlu berlatih lebih sering berkaitan dengan
berjalan dengan efektif. Pembelajaran dikatakan
membuat lembar kerja siswa (LKS) dan membuat
efektif apabila dalam proses pembelajaran
soal evaluasi.
302
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016
setiap elemen berfungsi secara keseluruhan, berarti lesson study di MTs N Prigen sudah
peserta didik merasa senang, puas dengan menjadi budaya di masrasah tersebut. Penerapan
pembelajaran, membawa kesan, sarana / lesson study membuat siswa lebih aktif belajar.
fasilitas memadai, materi dan metode Siswa yang aktif belajar menunjukkan
affordable, guru professional (Steers , 1985). pembelajaran telah berjalan dengan baik. Selain
Berati pula penerapan lesson study dapat faktor guru, keberhasilan proses pembelajaran
meningkatan efektivitas praktek pembelajaran banyak bertumpu pada sikap dan cara belajar
di MTs Negeri Prigen. siswa, baik perorangan maupun kelompok. Selain
itu, tersedianya sumber belajar dengan
C. Tingkat Ketercapaian pelaksanaan tahap see memanfaatkan media pembelajaran secara
Hasil analisa data ketercapaian guru dalam tepat merupakan faktor pendorong dan
pelaksanaan tahap see terdapat pada tabel 3 pemelihara kegiatan belajar siswa yang
berikut produktif (Djam’an Satori, et.al. 2003).
Tabel 3 Analisis Data Tingkat Ketercapaian
Pelaksanaan Tahap see Penutup
A. Kesimpulan
Kelompok Bidang Studi
No KOMPONEN Lesson study dapat meningkatkan
IPA IPS PAI BHS SENI
efektivitas praktek pembelajaran di MTs Negeri
1 Kesesuaian peran sebagai guru 3 4 4
4 3 Prigen. Hal ini dapat dirinci dengan indikator
model
2 Kesesuaian sebagai observer 4 4 4 4 4 ketercapaian efektivitas pembelajaran
3 Kesesuaian sebagai moderator 4 3 3 4 4 sebagai berikut :
4 Kesesuaian sebagai nara sumber 4 4 4 4 4 1. Guru-guru di MTs Negeri Prigen sudah cukup
5 Kesesuaian sebagai notulen 3 3 3 3 4 baik dalam menerapkan lesson study.
Kesesuaian sebagai kepala 4 4 4 4 4 2. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru model
6
sekolah dalam pembelajaran lesson study sudah cukup
Rata-rata
3,83 3,50 3,67 3,83 4,00 baik.
3,77 (baik) 3. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
juga sudah baik.
Pada Tabel 3 diketahui guru mampu
melakukan tahap see dengan baik. Guru sudah B. Saran
mampu berperan sebagai guru model, observer, 1. Pentingnya pengkondisian bagi guru dalam
moderarator, nara sumber, notulen dengan baik bentuk kegiatan lesson study dalam mening -
terutama peran sebagai kepala madrasah. Secara katkan efektivitas pembelajarannya.
keseluruan guru-guru sudah mampu menerapkan 2. Pentingnya bagi Mapenda untuk segera
kegiatan lesson study dengan cukup baik. Ini melakukan lesson study di tingkat kabupaten
/ kota dalam bentuk MGMP. []
Daftar Pustaka
Garfield, J. (2006). Exploring the Impact of Lesson Study on Developing Effective Statistics Curriculum.
(Online): diambil tanggal 19-6-2006 dari: www.stat.auckland.ac.nz/-iase/publication/-11/
Garfield.doc Handoko, T.Hani.
(2001). Manajemen, Edisi 2. Yogyakarta : BPFE UGM.
Iman, Muis Saad. (2004). Pendidikan Partisipatif. Yogyakarta: Safira Insania Press
Isjoni.(2003, 4 November). SMK dan Permasalahannya. Artikel Pendidikan Network [online], halaman
1. Tersedia : http://re-searchengines.com/isjoni3.html.[8 Desember 2007]
Kartadinata, Sunaryo. (2007). Tingkatkan Kualitas SDM melalui Pendidikan Kejuruan. Pikiran Rakyat (24
Oktober 2007)
303
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016
(Footnotes)
1 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen; Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 2-3
304