Anda di halaman 1dari 9

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO


STRAY (TS-TS) PADA SISWA KELAS VIIIA
SMP MATARAM KASIHAN

Anna Revi Nurutami


Universitas PGRI Yogyakarta
annarevi6@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui
model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) pada mata pelajaran
matematika kelas VIIIA SMP Mataram Kasihan materi kubus dan balok.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Mataram Kasihan pada tahun ajaran 2014/2015.
Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, kolaboratif antara guru matematika
kelas VIIIA SMP Mataram Kasihan dan peneliti, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas
VIIIA SMP Mataram Kasihan semester genap tahun pelajaran 2014/2015 dan objek penelitian
adalah pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) pada materi pokok kubus dan balok. Terdiri dari dua siklus,
siklus pertama dan kedua dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Teknik pengumpulan data
menggunakan lembar observasi, angket, tes hasil belajar, dan dokumentasi,. Teknik analisis
data dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik data
kualitatif maupun data kuantitatif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Berdasarkan analisis angket keaktifan, pada siklus I mencapai 66,18% kategori cukup, di siklus
II meningkat menjadi 72,15% kategori cukup, sehingga dapat disimpulkan keaktifan belajar
siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 5,97%. Berdasarkan analisis
lembar observasi keaktifan, pada siklus I keaktifan siswa mencapai 80,3% dan siklus II
mencapai 88,64%, sehingga dapat disimpulkan keaktifan belajar siswa dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan sebesar 8,34%. Nilai rata-rata kelas prasiklus sebesar 56,83 dengan
ketuntasan nilai rata-rata kelas sebesar 68,70 dengan ketuntasan sebesar 62,5%. Pada siklus II
nilai rata-rata kelas menjadi 75,91 dengan ketuntasan sebesar 83,3%, sehingga dapat
disimpulkan rata-rata kelas mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 7,21 dan
ketuntasan belajar mengalami kenaikan dari siklus I ke siklus II sebesar 20,8%. Keterlaksanaan
pembelajaran pada siklus I sebesar 71,4% kategori cukup, meningkat menjadi 80,20% kategori
tinggi pada siklus II, sehingga keterlaksanaan pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan sebesar 8,8%.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS), Keaktifan dan Hasil
belajar.
1. PENDAHULUAN menunjukkan 56,38%, ini berarti
Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa kurang.
yang dilakukan pada bulan Maret 2015 Menurut peneliti berdasarkan
di kelas VIIIA SMP Mataram Kasihan, observasi, persentase keaktifan
sebagian besar siswa masih kurang menunjukkan kriteria kurang dan nilai
memberikan perhatian ketika rata-rata siswa belum memenuhi KKM,
pembelajaran berlangsung. Hal ini maka perlu adanya upaya untuk
disebabkan selama pembelajaran meningkatkan keaktifan dan hasil
berlangsung, siswa cenderung tidak belajar siswa. Salah satu model
aktif dan kurang adanya timbal balik pembelajaran yang peneliti anggap
antara siswa dengan siswa maupun cocok untuk meningkatkan keaktifan
siswa dengan guru. Siswa asyik dan hasil belajar siswa adalah model
bercanda dan mengobrol sendiri dengan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
temannya, bahkan ada siswa yang Two Stray (TS-TS). Pada pembelajaran
bermain handphone dan membaca buku kooperatif tipe Two Stay Two Stray
selain buku mata pelajaran yang sedang (TS-TS) akan memberikan kesempatan
diajarkan. Selama proses pembelajaran, kepada kelompok untuk membagikan
siswa kurang untuk bertanya dan pasif hasil dan informasi ke kelompok lain.
saat menjawab pertanyaan dari guru, Berdasarkan uraian di atas
sehingga guru harus menunjuk salah peneliti berkolaborasi dengan guru
satu siswa untuk menjawabnya. Ketika kelas untuk melakukan penelitian
diberikan tugas dalam kelompok, dengan judul “Upaya Meningkatkan
terdapat beberapa siswa yang tidak ikut Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa
serta dalam diskusi kelompok. SMP Melalui Model Pembelajaran
Mataram Kasihan menetapkan standar Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
nilai ketuntasan minimal 71, sedangkan (TS-TS) pada Siswa Kelas VIIIA SMP
dari hasil prasiklus menunjukkan Mataram Kasihan”.
bahwa hanya 4 siswa dari 24 siswa Tujuan yang ingin dicapai dari
kelas VIIIA SMP Mataram Kasihan penelitian ini adalah untuk
yang mendapatkan nilai diatas KKM meningkatkan keaktifan dan hasil
dengan persentase 16,67%. Nilai rata- belajar siswa melalui model
rata kelas pada saat prasiklus adalah pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
56,83. Berdasarkan analisis angket Two Stray (TS-TS) pada mata pelajaran
keaktifan siswa yang diberikan pada matematika kelas VIIIA SMP Mataram
saat prasiklus, persentase keaktifan Kasihan.
Manfaat bagi Guru adalah dapat utam dilakukan oleh siswa untuk
dijadikan strategi mengajar alternatif mempelajari bahan ajar matematika
bagi guru matematika SMP Mataram dalam rangka menguasai
Kasihan dalam pembelajaran. Manfaat kompetensi yang telah ditetapkan.
bagi siswa adalah dapat meningkatkan Guru matematika berfungsi sebagai
partisipasi siswa dalam pembelajaran fasilitator dan dinamisator kegiatan
matematika, memberikan pengalaman belajar oleh siswa (Endang
pembelajaran baru serta pada akhirnya Susetyawati dan Sumaryanta, 2005:
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 31).
Manfaat bagi peneliti adalah dapat B. Keaktifan
menambah pengetahuan dan Dalam Kamus Besar Bahasa
pengalaman dalam kegiatan Indonesia, aktif berarti giat
pembelajaran matematika dengan (bekerja, berusaha). Nana Sudjana
menggunakan pembelajaran kooperatif (2005: 61) menyatakan bahwa
tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) yang keaktifan belajar siswa dapat dilihat
dapat meningkatkan keaktifan dan hasil dalam berbagai hal diantaranya
belajar siswa. sebagai berikut.
a. Turut serta dalam
melaksanakan tugas belajarnya,
2. KAJIAN TEORI
b. Terlibat dalam pemecahan
A. Pembelajaran Matematika masalah,
c. Bertanya kepada siswa lain
Menurut Abdul Majid (2014: 4),
atau kepada guru apabila tidak
pembelajaran (instruction) memahami persoalan yang
dihadapinya,
bermakna sebagai upaya untuk
d. Berusaha mencari berbagai
membelajarkan seseorang atau informasi yang diperlukan
untuk pemecahan masalah,
kelompok orang melalui berbagai
e. Melaksanakan diskusi
upaya (effort) dan berbagai strategi, kelompok sesuai dengan
petunjuk guru,
metode dan pendekatan kearah
f. Menilai kemampuan dirinya
pencapaian tujuan yang telah dan hasil-hasil yang
diperolehnya,
direncanakan. Pembelajaran
g. Melatih diri dalam
matematika diartikan sebagai memecahkan soal atau masalah
yang sejenis,
proses belajar matematika oleh
h. Kesempatan menggunakan atau
siswa dengan bantuan/ menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam
pendampingan guru. Hal ini
menyelesaikan tugas atau
dimaksudkan bahwa dalam persoalan yang dihadapinya.
pembelajaran matematika, kegiatan
C. Hasil Belajar saling bekerja sama, bertanggung

Hasil belajar adalah pola-pola jawab, saling membantu

perbuatan, nilai-nilai, pengertian- memecahkan masalah, dan saling

pengertian, sikap-sikap, apresiasi mendorong satu sama lain untuk

dan keterampilan (Agus Suprijono, berprestasi. Metode ini juga melatih

2014: 5). Hasil belajar menurut siswa untuk bersosialisasi dengan

Nana Sudjana (2005: 22) dijelaskan baik (Miftahul Huda, 2013: 207).

sebagai kemampuan yang dimiliki Sintak metode TS-TS dapat dilihat

siswa setelah ia menerima pada rincian tahap-tahap berikut

pengalaman belajarnya. Hasil ini.

belajar pada penelitian ini adalah a. Guru membagi siswa dalam


beberapa kelompok yang setiap
hasil belajar matematika yaitu kelompoknya terdiri dari empat
siswa. Kelompok yang
kemampuan yang telah dicapai oleh
dibentuk pun merupakan
kelompok heterogen, misalnya
siswa pada mata pelajaran
satu kelompok
matematika setelah menerima heterogen,misalnya satu
kelompok terdiri dari 1 siswa
pengalaman belajar. berkemampuan tinggi, 2 siswa
berkemampuan sedang, dan 1
D. Pembelajaran Kooperatif tipe siswa berkemampuan rendah.
Hal ini dilakukan karena
Two Stay Two pembelajaran kooperatif tipe
TS-TS bertujuan untuk
Stray (TS-TS) memberikan kesempatan pada
siswa untuk saling
Model pembelajaran kooperatif tipe membelajarkan (Peer Tutoring)
dan saling mendukung.
Two Stay Two Stray (TS-TS) b. Guru memberikan sub pokok
bahasan pada tiap-tiap
dikembangkan oleh Spencer Kagan kelompok untuk dibahas
bersama-sama dengan anggota
(1990). Metode ini bisa digunakan
kelompok masing-masing.
dalam semua mata pelajaran dan c. Siswa bekerja sama dalam
kelompok yang beranggotakan
untuk semua tingkatan usia peserta empat orang. Hal ini bertujuan
untuk memberikan kesempatan
didik. Metode TS-TS merupakan kepada siswa untuk dapat
terlibat secara aktif dalam
sistem pembelajaran kelompok proses berpikir.
d. Setelah selesai, dua orang dari
dengan tujuan agar siswa dapat masing-masing kelompok
meninggalkan kelompoknya seluruh data yang tersedia dari berbagai
untuk bertamu ke kelompok
sumber yaitu dari tes hasil belajar,
lain.
e. Dua orang yang tinggal dalam angket, lembar observasi, dan
kelompok bertugas
dokumentasi.
membagikan hasil kerja dan
informasi mereka kepada tamu 4. HASIL PENELITIAN DAN
dari kelompok lain.
PEMBAHASAN
f. Tamu mohon diri dan kembali
ke kelompok mereka sendiri Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan
untuk melaporkan temuan
pada tanggal 27 Mei 2015 s/d 6 Juni
mereka dari kelompok lain.
g. Kelompok mencocokkan dan 2015 yang dilakukan dalam dua siklus
membahas hasil-hasil kerja
dan pra siklus . Dalam siklus I terdiri
mereka.
h. Masing-masing kelompok dari dua pertemuan dengan pertemuan
mempresentasikan hasil kerja
penyampaian materi dan pertemuan tes
mereka.
3. METODE PENELITIAN komunikasi matematika. Namun
Jenis penelitian ini adalah penelitian sebelum siklus I dilaksanakan di
tindakan kelas yang dilakukan di SMP adakan dulu pra siklus diperoleh :
Mataram Kasihan pada semester genap a. Hasil tes pra siklus adalah sebagai
tahun ajaran 2014/2015. Subjek berikut : rata-rata nilai siswa
penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA sebesar 56,38 dengan ketuntasan
SMP Mataram Kasihan tahun ajaran prasiklus sebesar 16,67%.
2014/2015 sejumlah 24 siswa dan Persentase keaktifan menunjukkan
obyek pada penelitian ini adalah 56,38%, ini berarti keaktifan
pelaksanaan pembelajaran matematika siswa kurang.
dengan menggunakan model b. Pada siklus I di laksanakan selama
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay 2 pertemuan. Guru menerapkan
Two Stray (TS-TS) pada materi kubus model pembelajaran kooperatif
dan balok. Dalam penelitian ini tipe Two Stay Two Stray (TS-TS)
mengikuti tahapan Penelitian Tindakan dengan cara memberikan LKS dan
Kelas (PTK) meliputi: Perencanaan memberikan kesempatan siswa
(Planning), pelaksanaan tindakan untuk bertanya, siswa mulai
(Acting), pengamatan (Observing), berdiskusi dengan kelompok dan
refleksi (Reflecting). Teknik mengerjakan LKS yang telah
pengumpulan data meliputi tes, angket, dibagikan oleh guru. Dua orang
observasi, dan dokumentasi. Teknik yang tinggal dalam kelompok
analisis data yang digunakan dalam bertugas membagikan hasil kerja
penelitian ini adalah dengan menelaah dan informasi mereka kepada
tamu dari kelompok lain. Setelah Keaktifan Belajar Siswa
selesai, dua orang tamu mohon 100.00%

80.00% 72.15%
diri dan kembali ke kelompok 56.38%
66.18%
60.00%

mereka sendiri untuk melaporkan 40.00%

temuan mereka dari kelompok 20.00%

0.00%
lain (kembali diskusi dengan PraSiklus Siklus I Siklus II

kelompok asal). Perwakilan


Gambar 1. Grafik Keaktifan
beberapa kelompok diminta untuk
Belajar Siswa Berdasarkan Angket
menyajikan hasil diskusi
Terjadi peningkatan keaktifan
kelompok di depan kelas, dan
belajar siswa pada setiap siklusnya.
siswa dari kelompok lain diminta
Dari prasiklus 56,38% menjadi
menanggapi. Setelah itu dilakukan
66,18% pada siklus I, mengalami
tes dimana rata-rata nilai siswa
peningkatan sebesar 9,8%. Dari
adalah 68,70 dengan ketuntasan
siklus I 66,18% menjadi 72,15%
sebesar 62,5%. Penelitian tetap
pada siklus II, sehingga keaktifan
dilanjutkan sebab indikator
siswa meningkat sebesar 5,97%.
keberhasilan belum mencapai
Berdasarkan lembar observasi
yang di inginkan dan
keaktifan siswa adalah sebagai
pembelajaran kooperatif tipe TS-
berikut:
TS belum terlaksana.
Peningkatan keaktifan belajar siswa
c. Pada siklus II perbaikan kearah
dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
yang lebih baik dilakukan oleh
peneliti bersama dengan guru.
Keaktifan Belajar Siswa
Melaksanakan model 100.00% 88.64%
80.30%
pembelajaran kooperatif tipe Two 80.00%
60.00%
Stay Two Stray (TS-TS) dan 40.00%
20.00%
melaksanakan tes pada siklus dua 0.00%
Siklus I Siklus II
dengan nilai rata-rata siswa
sebesar 75,91 dengan ketuntasan Gambar 2. Grafik Keaktifan
sebesar 83,3%. Belajar Siswa Berdasarkan Observasi
d. Grafik peningkatan keaktifan dan Terjadi peningkatan keaktifan
hasil belajar siswa belajar siswa dari siklus I 80,3%
menjadi 88,64% pada siklus II,
Peningkatan keaktifan belajar siswa
sehingga keaktifan siswa meningkat
dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
sebesar 8,34%.
Peningkatan rata-rata hasil 5. KESIMPULAN
belajar dapat dilihat pada grafik Berdasarkan hasil
dibawah ini. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Nilai Rata-rata
yang dilaksanakan secara
100 kolaboratif antara peneliti dengan
75.91
80 68.7
60
56.83 guru matematika kelas VIIIA SMP
40
Mataram Kasihan, Bantul,
20

0 Yogyakarta dengan menggunakan


PraSiklus Siklus I Siklus II
model pembelajaran kooperatif tipe
Two Stay Two Stray (TS-TS) pada
Gambar 15. Grafik Peningkatan materi kubus dan balok, dapat
Rata-rata Hasil Belajar Siswa meningkatkan keaktifan dan hasil
Peningkatan ketuntasan hasil belajar matematika siswa. Pada
belajar dapat dilihat pada grafik proses pembelajaran matematika
dibawah ini. dengan model pembelajaran
Persentase Ketuntasan kooperatif tipe Two Stay Two Stray
100%
83.30% (TS-TS) terbukti bahwa siswa
80%
62.50%
60%
menjadi lebih aktif dalam
40%
mengikuti pembelajaran, siswa
16.67%
20%

0%
lebih mudah memahami dan
PraSiklus Siklus I Siklus II
menyelesaikan masalah
matematika, berani bertanya
Gambar 16. Grafik Peningkatan kepada siswa lain atau kepada guru
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa apabila tidak memahami persoalan
Pada prasiklus rata-rata belajar yang dihadapinya, menggunakan
siswa yaitu 56,83 dengan ketuntasan kesempatan menerapkan apa yang
belajar 16,67% mengalami telah diperolehnya dalam
peningkatan menjadi 68,70 dengan menyelesaikan tugas atau persoalan
ketuntasan belajar 62,5% pada siklus yang dihadapinya.
I dan mengalami peningkatan pada Penggunaan model
siklus II dengan rata-rata hasil belajar pembelajaran kooperatif tipe Two
siswa 75,91 dengan ketuntasan Stay Two Stray (TS-TS) dapat
belajar 83,3%. meningkatkan keaktifan belajar
siswa. Berdasarkan analisis angket
keaktifan, pada siklus I mencapai
66,18% kategori cukup, di siklus II dengan PTK. Yogyakarta: PT Citra Aji
meningkat menjadi 72,15% Parama.
kategori cukup, sehingga dapat Abdul Majid. 2014. Strategi
disimpulkan keaktifan belajar siswa Pembelajaran. Bandung: Remaja
dari siklus I ke siklus II mengalami Rosdakarya.
peningkatan sebesar 5,97%. Agus Suprijono. 2014. Cooperative
Berdasarkan analisis lembar Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
observasi keaktifan, pada siklus I Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
keaktifan siswa mencapai 80,3% Ahmad Susanto. 2015. Teori Belajar
dan siklus II mencapai 88,64%, dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
sehingga dapat disimpulkan Jakarta: Prenadamedia Group.
keaktifan belajar siswa dari siklus I Aunurrahman. 2012. Belajar dan
ke siklus II mengalami peningkatan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
sebesar 8,34%. Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis
Penggunaan model Kompetensi: Pembelajaran Tuntas.
pembelajaran kooperatif tipe Two Jakarta: Direktorat PLP.
Stay Two Stray (TS-TS) pada siswa Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar
dapat meningkatkan hasil belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
siswa, dari nilai rata-rata kelas pada Cipta.
siklus I, nilai rata-rata kelas sebesar Endang Susetyawati dan Sumaryanta.
68,70 dengan ketuntasan sebesar 2005. Teknologi Pembelajaran
62,5%. Pada siklus II nilai rata-rata Matematika. Yogyakarta: Universitas
kelas menjadi 75,91 dengan PGRI Yogyakarta.
ketuntasan sebesar 83,3%, sehingga Miftahul Huda. 2013. Model-model
dapat disimpulkan rata-rata kelas Pengajaran dan Pembelajaran.
mengalami peningkatan dari siklus Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
I ke siklus II sebesar 7,21 dan Mohammad Jauhar. 2011.
ketuntasan belajar mengalami Implementasi PAIKEM dari
kenaikan dari siklus I ke siklus II Behavioristik sampai Konstruktivistik.
sebesar 20,8%. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Muhammad Thobroni dan Arif
6. REFERENSI Mustofa. 2013. Belajar dan
Abdul Aziz Saefudin. 2012. Pembelajaran Pengembangan Wacana
Meningkatkan Profesionalisme Guru dan Praktik Pembelajaran dalam
Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Suharsimi Arikunto dkk. 2013.
Ar-Ruzz Media. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Nana Sudjana. 2014. Penilaian Hasil Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Proses Belajar Mengajar. Bandung: _________. 2012. Penelitian Tindakan
Remaja Rosdakarya. Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
__________. 2010. CBSA Cara Belajar _________. 2012. Dasar-dasar
Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Bandung: Sinar Baru Algensindo. Aksara.
__________. 2005. Penilaian Hasil Sumaryanta. 2010. Kajian Kurikulum
Proses Belajar Mengajar. Bandung: Pendidikan Matematika. Yogyakarta:
Remaja Rosdakarya Universitas PGRI Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian http://www.asikbelajar.com/2012/11/m
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, odel.pembelajaran.two.stay.two.stray.ht
Kualitatif, dan R&D. Bandung: ml diakses pada tanggal 9 Maret 2015.
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai