ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui
model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) pada mata pelajaran
matematika kelas VIIIA SMP Mataram Kasihan materi kubus dan balok.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Mataram Kasihan pada tahun ajaran 2014/2015.
Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, kolaboratif antara guru matematika
kelas VIIIA SMP Mataram Kasihan dan peneliti, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas
VIIIA SMP Mataram Kasihan semester genap tahun pelajaran 2014/2015 dan objek penelitian
adalah pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) pada materi pokok kubus dan balok. Terdiri dari dua siklus,
siklus pertama dan kedua dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Teknik pengumpulan data
menggunakan lembar observasi, angket, tes hasil belajar, dan dokumentasi,. Teknik analisis
data dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik data
kualitatif maupun data kuantitatif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Berdasarkan analisis angket keaktifan, pada siklus I mencapai 66,18% kategori cukup, di siklus
II meningkat menjadi 72,15% kategori cukup, sehingga dapat disimpulkan keaktifan belajar
siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 5,97%. Berdasarkan analisis
lembar observasi keaktifan, pada siklus I keaktifan siswa mencapai 80,3% dan siklus II
mencapai 88,64%, sehingga dapat disimpulkan keaktifan belajar siswa dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan sebesar 8,34%. Nilai rata-rata kelas prasiklus sebesar 56,83 dengan
ketuntasan nilai rata-rata kelas sebesar 68,70 dengan ketuntasan sebesar 62,5%. Pada siklus II
nilai rata-rata kelas menjadi 75,91 dengan ketuntasan sebesar 83,3%, sehingga dapat
disimpulkan rata-rata kelas mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 7,21 dan
ketuntasan belajar mengalami kenaikan dari siklus I ke siklus II sebesar 20,8%. Keterlaksanaan
pembelajaran pada siklus I sebesar 71,4% kategori cukup, meningkat menjadi 80,20% kategori
tinggi pada siklus II, sehingga keterlaksanaan pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan sebesar 8,8%.
Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS), Keaktifan dan Hasil
belajar.
1. PENDAHULUAN menunjukkan 56,38%, ini berarti
Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa kurang.
yang dilakukan pada bulan Maret 2015 Menurut peneliti berdasarkan
di kelas VIIIA SMP Mataram Kasihan, observasi, persentase keaktifan
sebagian besar siswa masih kurang menunjukkan kriteria kurang dan nilai
memberikan perhatian ketika rata-rata siswa belum memenuhi KKM,
pembelajaran berlangsung. Hal ini maka perlu adanya upaya untuk
disebabkan selama pembelajaran meningkatkan keaktifan dan hasil
berlangsung, siswa cenderung tidak belajar siswa. Salah satu model
aktif dan kurang adanya timbal balik pembelajaran yang peneliti anggap
antara siswa dengan siswa maupun cocok untuk meningkatkan keaktifan
siswa dengan guru. Siswa asyik dan hasil belajar siswa adalah model
bercanda dan mengobrol sendiri dengan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
temannya, bahkan ada siswa yang Two Stray (TS-TS). Pada pembelajaran
bermain handphone dan membaca buku kooperatif tipe Two Stay Two Stray
selain buku mata pelajaran yang sedang (TS-TS) akan memberikan kesempatan
diajarkan. Selama proses pembelajaran, kepada kelompok untuk membagikan
siswa kurang untuk bertanya dan pasif hasil dan informasi ke kelompok lain.
saat menjawab pertanyaan dari guru, Berdasarkan uraian di atas
sehingga guru harus menunjuk salah peneliti berkolaborasi dengan guru
satu siswa untuk menjawabnya. Ketika kelas untuk melakukan penelitian
diberikan tugas dalam kelompok, dengan judul “Upaya Meningkatkan
terdapat beberapa siswa yang tidak ikut Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa
serta dalam diskusi kelompok. SMP Melalui Model Pembelajaran
Mataram Kasihan menetapkan standar Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
nilai ketuntasan minimal 71, sedangkan (TS-TS) pada Siswa Kelas VIIIA SMP
dari hasil prasiklus menunjukkan Mataram Kasihan”.
bahwa hanya 4 siswa dari 24 siswa Tujuan yang ingin dicapai dari
kelas VIIIA SMP Mataram Kasihan penelitian ini adalah untuk
yang mendapatkan nilai diatas KKM meningkatkan keaktifan dan hasil
dengan persentase 16,67%. Nilai rata- belajar siswa melalui model
rata kelas pada saat prasiklus adalah pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
56,83. Berdasarkan analisis angket Two Stray (TS-TS) pada mata pelajaran
keaktifan siswa yang diberikan pada matematika kelas VIIIA SMP Mataram
saat prasiklus, persentase keaktifan Kasihan.
Manfaat bagi Guru adalah dapat utam dilakukan oleh siswa untuk
dijadikan strategi mengajar alternatif mempelajari bahan ajar matematika
bagi guru matematika SMP Mataram dalam rangka menguasai
Kasihan dalam pembelajaran. Manfaat kompetensi yang telah ditetapkan.
bagi siswa adalah dapat meningkatkan Guru matematika berfungsi sebagai
partisipasi siswa dalam pembelajaran fasilitator dan dinamisator kegiatan
matematika, memberikan pengalaman belajar oleh siswa (Endang
pembelajaran baru serta pada akhirnya Susetyawati dan Sumaryanta, 2005:
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 31).
Manfaat bagi peneliti adalah dapat B. Keaktifan
menambah pengetahuan dan Dalam Kamus Besar Bahasa
pengalaman dalam kegiatan Indonesia, aktif berarti giat
pembelajaran matematika dengan (bekerja, berusaha). Nana Sudjana
menggunakan pembelajaran kooperatif (2005: 61) menyatakan bahwa
tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) yang keaktifan belajar siswa dapat dilihat
dapat meningkatkan keaktifan dan hasil dalam berbagai hal diantaranya
belajar siswa. sebagai berikut.
a. Turut serta dalam
melaksanakan tugas belajarnya,
2. KAJIAN TEORI
b. Terlibat dalam pemecahan
A. Pembelajaran Matematika masalah,
c. Bertanya kepada siswa lain
Menurut Abdul Majid (2014: 4),
atau kepada guru apabila tidak
pembelajaran (instruction) memahami persoalan yang
dihadapinya,
bermakna sebagai upaya untuk
d. Berusaha mencari berbagai
membelajarkan seseorang atau informasi yang diperlukan
untuk pemecahan masalah,
kelompok orang melalui berbagai
e. Melaksanakan diskusi
upaya (effort) dan berbagai strategi, kelompok sesuai dengan
petunjuk guru,
metode dan pendekatan kearah
f. Menilai kemampuan dirinya
pencapaian tujuan yang telah dan hasil-hasil yang
diperolehnya,
direncanakan. Pembelajaran
g. Melatih diri dalam
matematika diartikan sebagai memecahkan soal atau masalah
yang sejenis,
proses belajar matematika oleh
h. Kesempatan menggunakan atau
siswa dengan bantuan/ menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam
pendampingan guru. Hal ini
menyelesaikan tugas atau
dimaksudkan bahwa dalam persoalan yang dihadapinya.
pembelajaran matematika, kegiatan
C. Hasil Belajar saling bekerja sama, bertanggung
Nana Sudjana (2005: 22) dijelaskan baik (Miftahul Huda, 2013: 207).
80.00% 72.15%
diri dan kembali ke kelompok 56.38%
66.18%
60.00%
0.00%
lain (kembali diskusi dengan PraSiklus Siklus I Siklus II
Nilai Rata-rata
yang dilaksanakan secara
100 kolaboratif antara peneliti dengan
75.91
80 68.7
60
56.83 guru matematika kelas VIIIA SMP
40
Mataram Kasihan, Bantul,
20
0%
lebih mudah memahami dan
PraSiklus Siklus I Siklus II
menyelesaikan masalah
matematika, berani bertanya
Gambar 16. Grafik Peningkatan kepada siswa lain atau kepada guru
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa apabila tidak memahami persoalan
Pada prasiklus rata-rata belajar yang dihadapinya, menggunakan
siswa yaitu 56,83 dengan ketuntasan kesempatan menerapkan apa yang
belajar 16,67% mengalami telah diperolehnya dalam
peningkatan menjadi 68,70 dengan menyelesaikan tugas atau persoalan
ketuntasan belajar 62,5% pada siklus yang dihadapinya.
I dan mengalami peningkatan pada Penggunaan model
siklus II dengan rata-rata hasil belajar pembelajaran kooperatif tipe Two
siswa 75,91 dengan ketuntasan Stay Two Stray (TS-TS) dapat
belajar 83,3%. meningkatkan keaktifan belajar
siswa. Berdasarkan analisis angket
keaktifan, pada siklus I mencapai
66,18% kategori cukup, di siklus II dengan PTK. Yogyakarta: PT Citra Aji
meningkat menjadi 72,15% Parama.
kategori cukup, sehingga dapat Abdul Majid. 2014. Strategi
disimpulkan keaktifan belajar siswa Pembelajaran. Bandung: Remaja
dari siklus I ke siklus II mengalami Rosdakarya.
peningkatan sebesar 5,97%. Agus Suprijono. 2014. Cooperative
Berdasarkan analisis lembar Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
observasi keaktifan, pada siklus I Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
keaktifan siswa mencapai 80,3% Ahmad Susanto. 2015. Teori Belajar
dan siklus II mencapai 88,64%, dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
sehingga dapat disimpulkan Jakarta: Prenadamedia Group.
keaktifan belajar siswa dari siklus I Aunurrahman. 2012. Belajar dan
ke siklus II mengalami peningkatan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
sebesar 8,34%. Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis
Penggunaan model Kompetensi: Pembelajaran Tuntas.
pembelajaran kooperatif tipe Two Jakarta: Direktorat PLP.
Stay Two Stray (TS-TS) pada siswa Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar
dapat meningkatkan hasil belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
siswa, dari nilai rata-rata kelas pada Cipta.
siklus I, nilai rata-rata kelas sebesar Endang Susetyawati dan Sumaryanta.
68,70 dengan ketuntasan sebesar 2005. Teknologi Pembelajaran
62,5%. Pada siklus II nilai rata-rata Matematika. Yogyakarta: Universitas
kelas menjadi 75,91 dengan PGRI Yogyakarta.
ketuntasan sebesar 83,3%, sehingga Miftahul Huda. 2013. Model-model
dapat disimpulkan rata-rata kelas Pengajaran dan Pembelajaran.
mengalami peningkatan dari siklus Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
I ke siklus II sebesar 7,21 dan Mohammad Jauhar. 2011.
ketuntasan belajar mengalami Implementasi PAIKEM dari
kenaikan dari siklus I ke siklus II Behavioristik sampai Konstruktivistik.
sebesar 20,8%. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Muhammad Thobroni dan Arif
6. REFERENSI Mustofa. 2013. Belajar dan
Abdul Aziz Saefudin. 2012. Pembelajaran Pengembangan Wacana
Meningkatkan Profesionalisme Guru dan Praktik Pembelajaran dalam
Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Suharsimi Arikunto dkk. 2013.
Ar-Ruzz Media. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Nana Sudjana. 2014. Penilaian Hasil Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Proses Belajar Mengajar. Bandung: _________. 2012. Penelitian Tindakan
Remaja Rosdakarya. Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
__________. 2010. CBSA Cara Belajar _________. 2012. Dasar-dasar
Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Bandung: Sinar Baru Algensindo. Aksara.
__________. 2005. Penilaian Hasil Sumaryanta. 2010. Kajian Kurikulum
Proses Belajar Mengajar. Bandung: Pendidikan Matematika. Yogyakarta:
Remaja Rosdakarya Universitas PGRI Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian http://www.asikbelajar.com/2012/11/m
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, odel.pembelajaran.two.stay.two.stray.ht
Kualitatif, dan R&D. Bandung: ml diakses pada tanggal 9 Maret 2015.
Alfabeta.