Anda di halaman 1dari 7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka
Ada beberapa penelitian terdahulu yang senada dengan penelitian ini yaitu
sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan Fitriah Ulfah yang berjudul “pengaruh model


pembelajaran kooperatif teknik two stay-two stray terhadap kemampuan
komunikasi matematika Siswa, Fakultas Tarbiyah Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010”.1
Adapun hasil penelitian Fitriah Ulfah adalah kemampuan
komunikasi matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif teknik two-stray-two stray lebih baik
dari pada siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran
konvensional, rata-rata kemampuan komunikasi matematika siswa yang
diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik two stay
two stray lebih tinggi di bandingkan dengan rata-rata kemampuan
komunikasi matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional. Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan adalah sama-sama menggunakan metode two stay two
stray.

Perbedaannya pada penilitian terdahulu variabel yang diukur adalah


kemampuan komunikasi matematika siswa pada mata pelajaran
matematika,sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak.

2. Penelitian yang dilakukan Agung Hidayat, yang berjudul “Penerapan


model pembelajaran kooperatif tipe two stay-two stray untuk
1
Agung Hidayat, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray
(Tsts) untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Akutansi Siswa Kelas Xl Akutansi 2
Smk Negeri 1 Tempel Tahun Ajran 2013/2014”, ( Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta, 2015), hlm. 54.
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar akutansi siswa Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta 2015
Adapun hasil penelitian Agung Hidayat adalah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TsTs) dapat
meningkatkan meotivasi belajar akutansi siswa kelaus XI akuntansi 2
SMK Negeri 1 Tempel Tahun Ajaran 2013/2014. Hal tersebut di dukung
dengan data penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan
persentase skor motivasi belajar akutansi yang di dapat melalui
observasi dengan pedoman observasi yang di perskor sebesar 78,17%
pada siklus 1 kemudian meningkat menjadi 83,12%pada siklus llatau
terjadi peningkatan sebesar 4,83%.

Persamaan penelitian di atas dengan peneliti adalah sama-sama


menggunakan metode pembelajaran two stay two stray.
Perbedaannyapada penelitian terdahulu variabel yang di ukur adalah
motivasi dan prestasi belajar akuntansi, sedangkan pada peneliti
mengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlaktempat
lokasi penelitian terdahulu SMK Negeri 1 Tempel sedangkan peneliti di
MTs Hadil Ishlah Bilebante.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh


peneliti adalah sama-sama meneliti mata pelajaran Akidah Akhlak.
Sedangkan perbedaannya adalah pada pendekatan yang digunakan, pada
penelitian terdahulu menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan
peneliti menggunakan pendekatan PTK.

B. Kerangka Berpikir
1. Metode Two Stay-Two Stray
a. Pengertian Metode Two stay –Two stray
Metode pembelajaran two stay two stray (dua tunggal dua
kunjung) merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif yang
memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk berbagi,baik di
dalam kelompok maupun dengan kelompok lainnya. Siswa semakin
menambah pengetahuan atau mempelajari informasi baru atau
menyelesaikan masalah dua orang berperan menjaga karya kelompok
memberikan informasi kepada kelompok lain yang berkunjung dua
orang lainnya berkunjung ke kelompok lain untuk menggali banyak
informasi.2

Metode ini juga menawarkan kerja tim dalam belajar, sehingga


dari segi teknis metode ini lebih menarik dari metode ceramah karena
metode ini menuntut siswa aktif dan agresif dalam proses
pembelajaran sehingga dengan demikian siswa akan termotivasi
dalam mengikuti pembelajaran dan tentunya akan berdampak baik
juga pada hasil belajar.

Selanjutnya Miftahul Huda menyebutkan metode two stay-Two


stray model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray
dikembangkan oleh Spencer Kagan tahun 1990. Metode ini bisa di
gunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatkan
usia peserta didik. Metode Ts-Ts merupakan sistem pembelajaran
kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama,
bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan
saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi, metode ini juga
melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik.3

b. Langkah –langkah Pembelajaran Metode Two stay-Two Stray


Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode
two stay –two stray menurut Miftahul Hudaadalah sebagai berikut:

2
Asis Saefuddin dan Ika Berdiati, Pembelajaran Efektif, (Bandung: Penerbit Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm.164.
3
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Penerbit Pelajar,2013),
hlm. 207.
1) Kelas di bagi menjadi beberapa kelompok
2) Guru memberikan tugas masing-masing kelompok berupa
permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan
jawabannya
3) Siswa diskusi dalam kelompoknya masing-masing
4) Setelah diskusi kelompok selesai dua orang masing-
masingkelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu
kepadakelompok lain dua orang bertugas untuk ditugaskan
untukbertamu kepada semua kelompok
5) Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas menjadi
tamumempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu
kelompok tugasmereka adalah menyajikan hasil kerja kelompok
pada tamutersebut
6) Jika siswa yang bertugas menjadi tamu telah usai
menunaikantugasnya mereka kembali ke kelompok masing-
masing
7) Setelah kembali ke kelompok asal baik siswa yang
bertugasbertamu maupun yang bertugas menerima tamu
mencocokkandan membahas hasil kerja yang telah mereka
tunaikan.4

Langkah-langkah penerapan metode two stay-two stray lebih


mengutamakan kerjasama antar kelompok, bersosialisasi antar
kelompok dan peserta didik bertukar pikiran mengenai soal yang
diberikan oleh guru sehingga siswa menjadi aktif.

c. Kelebihan dan KelemahanMetodeTwo Stay Two Stray


Kelebihan dari metode pembelajaran two-stay two stray adalah
sebagai berikut:

4
Agus Suprijono,Cooperative Learning Teori dan Paikem, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,
2010), hlm. 93-94.
1) Dapat di terapkan pada semua kelas dan tingkatan
2) Kecendrungan belajar peserta didik menjadi lebih bermakna
3) Lebih berorientasi pada keaktifan
4) Membantu meningkatkan minat dan pretasi belajar
5) Menambahkan kekompakan dan rasa percaya diri

Adapun kelemahan dari model pembelajaran two stay-two stray adalah


sebagai berikut:

1) Memerlukan waktu yang cukup lama dalam berdiskusi


2) Guru membutuhkan banyak persiapan, baik itu materi
3) Guru akan merasa kesulitan dalam mengelola kelas
4) Pengkondisian siswa yang sulit saat perpindahan kelompok
dalamdiskusi sehingga membuat kelas menjadi gaduh
5) Terdapat siswa yang terkesan diam dan sulit bekerja sama
dengankelompoknya sehingga kurang berjalan baik.5

Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa metode


pembelajaran two stay–two stray, lebih mengembangkan peserta didik
dalam memecahkan suatu masalah dan mendorong siswa
untuksemangat belajar sehingga peserta didik akan meningkatkan hasil
belajar siswa dan dalam pembelajaran seperti ini peserta didik sangat
antusias saling bertukar pikiran mengenai pembahasan soal yang di
kasih oleh guru sehingga guru, memiliki hubungan baik dengan peserta
didik jika menggunakan metode seperti ini di sekolah.

d. Tujuan Pembelajaran Metode Two stay-Two stray


Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif two stay- two stray
adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan

5
Bandarusin Sugeng Utaya, Budijanto, “Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Two Stay Two
Stay(TSTS) Terhadap Proses dan Hasil Belajar Geografi Siswa SMA, Jurnal Penelitian dan
Pengembangan, Vol. 1, No. 12, Desember 2016, hlm. 2293.
berkolaborasi.6Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki siswa
sebagai warga masyarakat, bangsa dan negara, apalagi tantangan bagi
peserta didik, supaya mampu dalam menghadapi persaingan di dalam
pembelajaran, dan siswa dapat menjadi lebih aktif dalam belajar.

2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu proses aktivitas mental


seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga
menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik
perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotorik.
Sedangkan Menurut Dimyani hasil belajar adalah hal yang dipandang
dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang baik
dibandingkan pada saat sebelum mengajar

Sudjana mendefinisikan hasil belajar adalah kemampuan yang


dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat dari perbuatan belajar
dapat diamati melalui penampilan siswa.Salim mendefinisikan
penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-
hasil belajar yang dicapai siswa dalam kriteria tertentu. Hal ini
mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar.

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa hasil belajar


adalah suatu proses intraksi antara siswa dengan guru untuk mencapai
perubahan yang mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan
psikomotorik.

6
Ali Akbar Yulianto, ‘’Penerapan Metode Pembelajaran two Stay Two Stray Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Pada Siswa Kelas XI
Teknik Pemesinan SMK Cokroaminoto 2 Banjarnegara, ( Skripsi, UNY,Yogyakarta, 2014), hlm.
22
b. Indikator-Indikator Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai
tujuan pendidikan. Di mana tujuan pendidikan berdasarkan hasil
belajar peserta didik secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga
yakni:aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
1) Aspek Kognitif
Tujuan berhubungan dengan ingatan atau pengenalan
terhadap pengetahuan dan informasi, serta pengembangan
keterampilan. Secara umum Bloom mengemukakan ada 6
kategori yaitu pengetahuan, pemahaman, penggunaan, analisis,
sintesis, evaluasi.
2) Aspek Afektif
Tujuan ranah afektif berhubungan dengan hierrarki
perhatian, sikap penghargaan, nilai persaan dan emosi, Bloom,
dan masia mengemukakan taksonomi tujuan ranah afektif di
kategorikan meliputi: menerima, merespon, menilai,
mengorganisasi, dan karakterisasi.
3) Aspek psikomotorik
Tujuan ranah psikomotorik berhubungan dengan
keterampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang
memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi. Miles
mengemukan ranah tujuan psikomotorik meliputi: gerakan
tubuh yang mencolok, keterampilan gerakan yang
dikoordinasikan, perangkat komunikasi nonverbal.

Berdasarkan pendapat diatas dalam proses pembelajaran, tidak


hanya aspek kognitif yang harus di pahami, melainkan aspek afektif dan
psikomotorik juga. Untuk melihat keberhasilan kedua aspek ini, siswa
dapat melihat dari segi sikap dan keterampilan. Yang dilakukan oleh
siswa setelah melakukan proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai