Anda di halaman 1dari 8

PERSPEKTIF SISWA TERHADAP METODE PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


INDONESIA DI SMPN 23 PEKANBARU

Anisa Rahmadani
anisarahmadani2598@gmail.com
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Riau

PENDAHULUAN

Pembelajaran Kurikulum 2013 sudah diterapkan diseluruh sekolah di Indonesia.


Pembelajaran K13 menuntut siswa agar lebih aktif dengan menerapkan scientific
approach dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran di kelas, siswa dibagi
berdasarkan beberapa kelompok-kelompok dan diberikan materi untuk
dipersentasikan. Terkadang terbentuklah kelompok yang didalamnya hanya siswa
yang unggul, kelompok malas, dan keduanya. siswa terkadang hanya fokus dengan
materi sendiri yang akan dipersentasikan tanpa memperhatikan kelompok lain. Hal ini
membuat siswa hanya mengerti satu materi saja dan dapat mempengaruhi hasil
pembelajaran.

Suatu kekhawatian bahwa semangat siswa dalam mengembangkan diri secara


individual bisa terancam dalam penggunaan metode kerja kelompok. Siswa bukannya
belajar secara maksimal melainkan belajar mendominasi ataupun melempar tanggung
jawab. Siswa tidak bisa hanya begitu saja membonceng jerih payah rekannya tanpa
ikut berpartisipasi secara aktif didalam kelompok.

Kurikulum 2013 menuntut siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam
semua mata pelajaran. Salah satu yaitu pembelajaran bahasa Indonesia. Di lapangan
siswa terkadang bosan dengan pembelajaran bahasa Indonesia yang terkadang
memuat banyak teks-teks. Sering kali banyak siswa yang kurang antusias dan
menganggap bahwa pembelajaran bahasa Indonesia mudah dan sering disepelekan.
Memahami pembelajaran bahasa Indonesia merupakan awal dasar bagi siswa untuk
dapat mmepelajari ilmu lainnya seperti pada menulis makalah, mempelajari budaya,
dan juga materi yang menyangkut materi lainnya.

Seorang guru haruslah membuat pembelajaran menjadi menarik untuk di ikuti


oleh siswa. Dengan pembelajaran yang menarik siswa akan lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Disinilah peran guru dalam menciptakan
kreatifitas dan inovatif pembelajaran yang di tuangkan dalam sebuah metode
pembelajaran yang membuat siswa aktif, kreatif, dan inovatif sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013.

Maka dari itu, perlu adanya metode pembelajaran atau alternative pembelajaran
yang berorientasi agar siswa dapat menemukan informasi, menghubungkan topic
dengan kehidupan sehari-hari dan melakukan interaksi multiarah, baik kepada guru
maupun sesame siswa. Salah satu model pembelajaran yang disarankan oleh ahli
yaitu cooperative learning Tipe Jigsaw yang merupakan model pembelajaran
pertukaran ahli. Diharapkan dengan melaksankan model pembelajaran ini dapat
menciptakan suasana menyenangkan dan bersahabat guna meningkatkan pemahaman
dan hasil belajar siswa.

TINJAUAN PUSTAKA

Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Didalam kegiatan belajar mengajar banyak metode pembelajaran yang bisa


digunakan oleh guru. Metode pembelajaran sangat berguna untuk membuat
pembelajaran lebih aktif. Pembelajaran yang aktif akan membuat siswa lebih antusias
dalam menerima pembelajaran di kelas. Apabila siswa sudah lebih antusias dalam
menerima pembelajaran, maka suasana di dalam kelas akan lebih terkontrol dan juga
berjalan dengan sistematis.
Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran salah satunya yaitu metode
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Amri dll: 2010 mengemukakan sistem
pembelajaran kooperatif adalah sistem kerja atau belajar kelompok yang bersifat
terstruktur dan menekankan pada sikap dan tanggung jawab anggota kelompok
terhadap suatu permasalahan yang terdiri dari dua orang atau lebih.

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode Jigsaw. Istilah metode berasal
dari bahasa Yunani "Metodos". Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu "Metha" yang
berarti melalui atau melewati dan "hodos" jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu
jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian Kata Jigsaw berasal dari
bahasa Inggris yang berarti “gergaji atau memotong”. Dalam metode pembelajaran
teknik Jigsaw termasuk dalam jenis metode pembelajaran kooperatif.

Jigsaw merupakan salah satu dari berbagai pembelajaran kooperatif. Dapat


dilihat dari pengelompokkan yang teridiri dari kelompok ahli dan juga kelompok asal.
Menurut Lie (dalam Masranuddin: 2018) mengemukakan bahwa metode
pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu metode pembelajaran kooperatif
yang melihat latar belakang kognitif atau pengalaman dan kemudian mengatur hal
tersebut agar pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna.

Menurutnya Rusman (2008) model pembelajaran Jigsaw adalah pembelajaran


yang dilakukan dengan mendorong peserta didik untuk mengemukaan pendapat dan
mengelola informasi sehingga siswa secara langsung mampu untuk meningkatkan
keterampilan berkomunikasi dari materi yang telah dipelajari. Pembelajarn dengan
metode Jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru
bisa menulis topik pembelajaran pada papan tulis atau pada penayangan power point.
Kemudian aktivitas belajar siswa lebih banyak didapatkan dalam kelompok yang
sudah dibagi oleh guru.

Prinsip-Prinsip Cooperative Learning Tipe Jigsaw


Menurut Stahl (dalam Syarifuddin 2011) prinsip-prinsip dasar Cooperative learning
adalah sebagai berikut:

a. Perumusan Tujuan Belajar Siswa Harus Jelas


Sebelum menggunakan strategi pembelajaran, guru hendaknya memulai
dengan merumuskan tujuan pembelajaran dengan jelas dan spesifik.
Perumusan tujuan harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan tujuan
pembelajaran.

b. Peneriman yang Menyeluruh Oleh Siswa Tentang Tujuan Belajar

Guru hendaknya mampu mengondisikan kelas agar siswa menerima tujuan


pembelajaran dari sudut kepentingan diri dan kepentingan kelas. Agar siswa
mengetahui dan menerima kenyataan bahwa setiap orang dalam kelompoknya
menerima sendiri untuk bekerja sama.

c. Ketergantungan Yang Bersifat Positif

Guru harus merancang struktur kelompok serta tugas-tugas kelompok yang


memungkinkan siswa untuk belajar dan mengevaluasi diri. Kondisi belajar
seperti ini memungkinkan siswa untuk merasa ketergantungan secara positif
pada anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan tugas-tugas yang
diberikan oleh gurunya.

d. Interaksi yang Bersifat Terbuka

Interaksi yang terjadi dalam kelompok bel;ajar bersifat langsung dan terbuka
dalam mendiskusikan tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru. Suasana
yang seperti ini dapat membantu menumbuhkan sikap ketergantungan yang
positif dan keterbukaan diantara sesama siswa.

e. Tanggung Jawab Individu


Keberhasilan belajar dalam model belajar strategi ini dipengaruhi oleh
kemampuan individu siswa dalam menerima dan memberi apa yang telah
dipelajarinya di antara siswa lainnya.

f. Kelompok Bersifat Heterogen

Dalam pembentuka kelompok belajar, keanggotaan kelompok harus heterogen


sehingga interaksi kerja sama yang terjadi merupakan akumulasi dari berbagai
karateristik siswa yang berbeda.

g. Interaksi Sikap dan Perilaku Sosial yang Positif

Dalam mengerjakan tugas kelompok, siswa bekerja dalam kelompok sebagai


suatu kelompok kerja sama. Dalam interaksi dengan siswa lainnya siswa tidak
begitu saja menerapkan dan memaksakan sikap pendiriannya pada anggota
kelompok lainnya.

h. Tindak Lanjut

Setelah kelompok masing-masing kelompok belajar menyelesaikan tugas dan


pekerjaannya, selanjutnya perlu dianalisis bagaimana penampilan dan hasil
kerja siswa dalam kelompok belajarnya termasuk juga bagaimana hasil kerja
yang telah dihasilkan.

Dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw langkah-langkah yang harus dilakukan antara


lain :
1) Pembelajaran Jigsaw diawali dengan pengenalan topik. Guru menuliskan
topik tersebut di papan tulis dan menanyakan kepada peserta didik apa yang
mereka ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengaktifkan skemata atau struktur kognitif peserta didik agar lebih siap
menghadapi kegiatan pelajaran yang baru.

2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah topik yang
akan dibahas yang memiliki kemampuan akademik yang heterogen.
Kelompok ini dinamakan kelompok asal.

3) Masing-masing anggota kelompok asal mengambil undian untuk


menentukan topik yang akan dibahas.

4) Dari undian yang telah mereka ambil, peserta didik yang mendapat undian
pertama maka akan membahas topik pertama, sedangkan yang mendapat
undian kedua maka akan membahas topik kedua, demikian seterusnya.
Kelompok ini dinamakan kelompok ahli yang bertanggung jawab untuk
mengkaji secara mendalam topik yang mereka dapatkan. Guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mendiskusikannya

5) Setelah selesai, peserta didik dari masing-masing kelompok ahli kembali


kekelompok asal untuk membagikan pengetahuan yang mereka dapatkan dari
kelompok ahli. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berdiskusi.

6) Sebelum pembelajaran diakhiri, diadakan diskusi dengan seluruh kelas.


Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan memberikan review
terhadap topik yang telah dipelajari (Suprijono, 2009).

Hamadayana (2014) menyatakan bahwa bila dibandingkan dengan metode


pembelajaran tradisional, model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki
beberapa kelebihan yaitu:
a. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok
ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya

b. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat

c. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam
berbicara dan berpendapat.

d. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah, menerapkan


bimbingan sesame teman, rasa harga diri siswa yang lebih tinggi dan
memperbaiki kehadiran

e. Pemahaman materi lebih mendalam, meningkatkan motivasi belajar

f. Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif

g. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan


kelompok lain

h. Setiap siswa saling mengisi satu sama lain

Cooperative Learning tipe Jigsaw, Sanjaya berpendapat bahwa di dalam cooperative


learning memiliki beberapa keterbatasan yaitu:

1) Beberapa siswa mungkin pada awalnya segan untuk mengeluarkan ide dan
takut dinilai temannya dalam grup.

2) Tidak semua siswa otomatis memahami dan menerima philosophy cooperative


learning. Guru banyak tersita waktu dalam mensosialisasikan siswa belajar
dengan cara ini.

3) Penggunaan cooperative learning harus sangat rinci melaporkan setiap


penampilan siswa dan tiap tugas siswa, dan begitu banyak menghabiskan
waktu untuk menghitung hasil prestasi grup.
4) Meskipun kerja sama sangat penting untuk ketuntasan belajar siswa, banyak
aktivitas kehidupan didasarkan pada usaha individual. Namun siswa harus
belajar menjadi percaya diri. Itu sulit dicapai karena memiliki latar belakang
yang berbeda.

5) Sulit untuk membentuk kelompok yang solid, yang dapat bekerja sama dengan
secara harmonis.

6) Penilaian terhadap murid sebagai individu menjadi sulit karena tersembunyi di


belakang kelompok.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII di SMPN 23 PEKANBARU.


Dengan beberapa fenomena, berbagai kelemahan dan kelebihan dari metode
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Perspektif Siswa Terhadap Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Smpn 23 Pekanbaru”.

Anda mungkin juga menyukai