Anisa Rahmadani
anisarahmadani2598@gmail.com
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Riau
PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 menuntut siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam
semua mata pelajaran. Salah satu yaitu pembelajaran bahasa Indonesia. Di lapangan
siswa terkadang bosan dengan pembelajaran bahasa Indonesia yang terkadang
memuat banyak teks-teks. Sering kali banyak siswa yang kurang antusias dan
menganggap bahwa pembelajaran bahasa Indonesia mudah dan sering disepelekan.
Memahami pembelajaran bahasa Indonesia merupakan awal dasar bagi siswa untuk
dapat mmepelajari ilmu lainnya seperti pada menulis makalah, mempelajari budaya,
dan juga materi yang menyangkut materi lainnya.
Maka dari itu, perlu adanya metode pembelajaran atau alternative pembelajaran
yang berorientasi agar siswa dapat menemukan informasi, menghubungkan topic
dengan kehidupan sehari-hari dan melakukan interaksi multiarah, baik kepada guru
maupun sesame siswa. Salah satu model pembelajaran yang disarankan oleh ahli
yaitu cooperative learning Tipe Jigsaw yang merupakan model pembelajaran
pertukaran ahli. Diharapkan dengan melaksankan model pembelajaran ini dapat
menciptakan suasana menyenangkan dan bersahabat guna meningkatkan pemahaman
dan hasil belajar siswa.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode Jigsaw. Istilah metode berasal
dari bahasa Yunani "Metodos". Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu "Metha" yang
berarti melalui atau melewati dan "hodos" jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu
jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian Kata Jigsaw berasal dari
bahasa Inggris yang berarti “gergaji atau memotong”. Dalam metode pembelajaran
teknik Jigsaw termasuk dalam jenis metode pembelajaran kooperatif.
Interaksi yang terjadi dalam kelompok bel;ajar bersifat langsung dan terbuka
dalam mendiskusikan tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru. Suasana
yang seperti ini dapat membantu menumbuhkan sikap ketergantungan yang
positif dan keterbukaan diantara sesama siswa.
h. Tindak Lanjut
2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah topik yang
akan dibahas yang memiliki kemampuan akademik yang heterogen.
Kelompok ini dinamakan kelompok asal.
4) Dari undian yang telah mereka ambil, peserta didik yang mendapat undian
pertama maka akan membahas topik pertama, sedangkan yang mendapat
undian kedua maka akan membahas topik kedua, demikian seterusnya.
Kelompok ini dinamakan kelompok ahli yang bertanggung jawab untuk
mengkaji secara mendalam topik yang mereka dapatkan. Guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mendiskusikannya
b. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat
c. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam
berbicara dan berpendapat.
1) Beberapa siswa mungkin pada awalnya segan untuk mengeluarkan ide dan
takut dinilai temannya dalam grup.
5) Sulit untuk membentuk kelompok yang solid, yang dapat bekerja sama dengan
secara harmonis.