Anda di halaman 1dari 18

METODE PEMBELAJARAN

KOOPERATIF JIGSAW

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
NOPRIANTI

06121011001

VIOLANTY ANARKI

06121011028

HESIH PERMAWATI

06121011041

DOSEN PENGAMPUH : DR. ISMET, S.PD, M.SI

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Metode
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Fisika Sekolah 1.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan dan dorongan berbagai pihak. Tak lupa penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ismet, selaku dosen pengampu mata
kuliah Fisika Sekolah 1 yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi
penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Indralaya, 18 September 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
Bab I. Pendahuluan................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................................2
Bab II. Landasan Teori..........................................................................................3
2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw............................................................3
2.2 Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif Jigsaw................................5
Bab III. Pembahasan.............................................................................................6
3.1 Pengertian Jigsaw..............................................................................................6
3.2 Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Jigsaw............................................8
3.3 Konsep Materi Fisika yang Sesuai dengan Jigsaw...........................................9
3.4 Tingkatan Skill Pembelajaran Kooperatif.......................................................10
Bab IV. Penutup...................................................................................................13
4.1 Kesimpulan......................................................................................................13
4.2 Saran.................................................................................................................13
Daftar Pustaka......................................................................................................14

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi
akademik dan kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, sosial,
kepribadian, dan profesional. Pada kompetensi profesional untuk guru Sekolah
Dasar mengandung tuntutan diantaranya adalah menerapkan berbagai
pendekatan, model, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik
secara kreatif.
Dalam Permendiknas RI No. 41 tahun 2007 disebutkan pula proses
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
Fisika merupakan mata pelajaran yang dekat dengan kehidupan sehari-hari
manusia. Fisika penting untuk dipelajari dan dikuasai. Pembelajaran pada
kelas awal menjadi urgen dikemas dalam proses pembelajaran yang menarik.
Penyampaian materi diharapkan tidak hanya dengan satu model pembelajaran,
namun guru diharapkan dapat menggunakan variasi berbagai model
pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran Jigsaw?
2. Apa langkah-langkah pembelajaran metode jigsaw?
3. Penerapan konsep Fisika apa yang cocok untuk metode pembelajaran
Jigsaw?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Model Pembelajaran Jigsaw.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw.
3. Untuk mengetahui konsep Fisika yang sesuai pada Pembelajaran Metode
Jigsaw.

1.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa memiliki kemampuan dalam menentukan metode
pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan sebagai calon guru.
2. Agas mahasiswa dapat menerapkan metode pembelajaran Jigsaw secara
tepat sesuai dengan materi pelajaran yang akan dibahas.
3. Agar mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode
pembelajaran jigsaw itu sendiri.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw


Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam
pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang
diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat
merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran
yang matang oleh guru.
Model
pembelajaran

pembelajaran
yang

kooperatif

mendukung

merupakan

pembelajaran

salah

satu

kontekstual.

model
Sistem

pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar


kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima
unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual,
interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.1
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang lebih
banyak melibatkan interaksi aktif antar siswa dengan siswa, siswa dengan
guru maupun siswa dengan lingkungan belajarnya. Siswa belajar bersama sama dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah benar - benar
menguasai materi yang sedang dipelajari. Keuntungan yang bisa diperoleh
dari penerapan pembelajaran kooperatif ini yaitu siswa dapat mencapai hasil
belajar yang bagus karena pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa yangmerupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
hasil belajar.

Johnson. Learning Together and Alone. (Massa Chussetts: Allin and Bacon.1991)

Siswa juga dapat menerima dengan senang hati pembelajaran yang digunakan
karena adanya kontak fisik antar siswa, serta dapat mengembangkan
kemampuan sosial siswa. Terdapat banyak tipe dalam pembelajaran
kooperatif salah satunya adalah Jigsaw. Pembelajaran kooperatif Jigsaw
adalah metode pembelajaran yang dikembangkan agar dapat membangun kelas
sebagai komunitas belajar yang menghargai semua kemampuan siswa.
Pembelajaran dengan kooperatif jigsaw siswa secara individual dapat
mengembangkan keahliannya dalam satu aspek dari materi yang sedang
dipelajari serta menjelaskan konsep dan keahliannya itu pada kelompoknya.
Setiap anggota kelompok dalam pembelajaran kooperatif jigsaw mempelajari
materi yang berbeda dan bertanggung jawab untuk mempelajari bagiannya
masing-masing. Pembelajaran dengan kooperatif jigsaw diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pembelajaran kooperatif Jigsaw menjadikan siswa termotivasi untuk
belajar karena skor-skor yang dikontribusikan para siswa kepada tim
didasarkan pada sistem skor perkembangan individual, dan para siswayang
skor timnya meraih skor tertinggi akan menerima sertifikat atau bentukbentuk rekognisi tim lainnya sehingga para siswa termotivasi untuk
mempelajari materi dengan baik dan untuk bekerja keras dalam kelompok
ahli mereka supaya mereka dapat membantu timnya melakukan tugas dengan
baik.2

Slavin, R, E. Cooperative Learning (Bostom: Allyn and Bacod Publisher.1995)

2.2 Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif Jigsaw


Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berbeda dengan kelompok
kooperatif lainnya, karena setiap siswa bekerja sama pada dua kelompok
secara bergantian, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
1. Siswa dikelompokan dalam kelompok-kelompok kecil yang dibentuk
oleh guru. Jumlah tiap kelompok sekitar 4-6 orang dengan kondisi
siswa yang heterogen baik dari segi kemampuan maupun karakteristik
lainnya.
2. Setelah dikelompokkkan, disesuaikan dengan banyaknya materi yang
akan didiskusikan maka Setiap anggota kelompok ditugaskan untuk
mempelajari suatu materi tertentu. Kemudian perwakilan dari
kelompoknya

masing-masing

bertemu

dengan

anggota-anggota

kelompok lain yang mempelajari materi yang sama.


3. Setelah

masing-masing

perwakilan

menguasai

materi

yang

ditugaskannya, kemudian perwakilan tersebut kembali ke kelompok


asalnya dan saling menjelaskan pada teman satu kelompoknya
sehingga teman satu kelompoknya dapat memahami materi yang
ditugaskan guru.
4. Siswa diberikan tes/kuis oleh guru, hal tersebut dilakukan untuk
mengetahui apakah siswa sudah memahami suatu materi dengan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tersebut.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Jigsaw


Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson
dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin
dan teman-teman di Universitas John Hopkins. Teknik mengajar Jigsaw
dikembangkan oleh Aronson sebagai metode pembelajaran kooperatif.
Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,
mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan
skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa
mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.
Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong
royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.3
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Model

pembelajaran

kooperatif

tipe

Jigsaw

merupakan

model

pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang


terdiri dari 4 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling
ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian

Arends. Belajar untuk Mengajar (Yogyakarta: Pustaka Belajar.2001)

materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut


kepada anggota kelompok yang lain.4
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap
memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya
yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain
dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang
ditugaskan.5
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu
untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik
pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu
kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota
kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada
pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal
dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang
beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga
yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli.
Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal
yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik
tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya
untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. 6

Arends, Op.cit. h. 108-109


Lie. Cooperative learning. Memperaktikkan Cooperative learning di ruang kelas, (Jakarta: PT.
Grasindo.2010)
6
Sanjaya. Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group. 2007)
5

3.2 Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Jigsaw


a.

Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal guru dapatmelibatkan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:

Membuka pelajaran dengan salam

Mengecek kehadiran siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Memberikan motivasi dengan mengajukan sebuah pertanyaan yang


berkaitan dengan materi.

Menginformasikan tentang materi yang akan di pelajari serta metode


pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b.

Kegiatan Inti
Eksplorasi
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
Guru menjelaskan atau mengemukakan masalah yang akan dicari
jawabannya melalui metode Jigsaw
Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya
4-5 orang) dan memberi pengarahan mengenai metode Jigsaw.
Kelompok ini disebut dengan kelompok asal.
Guru memberikan materi dalam bentuk teks yang telah dibagibagi dalam bentuk sub bab
Guru meminta setiap anggota kelompok asal membaca sub bab
yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya
Membantu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa
Elaborasi
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
Guru meminta kepada tiap anggota kelompok lain yang telah
mempelajari sub bab yang sama agar bertemu dalam suatu
kelompok ahli untuk mendiskusikannya.

Guru mengarahkan agar setiap kelompok ahli setelah kembali ke


kelompoknya bertugas untuk mengajarkan teman-temannya di
kelompok asal
Mengarahkan terjadinya interaksi antar siswa
Guru memberi pengarahan kepada setiap kelompok untuk
menyampaikan hasil pengamatan (presentasi)
Konfirmasi
Kegiatan yang dilakukan diantaranya:
Guru memberikan umpan balik yang positif dan penguatan secara
lisan dan tulisan
Guru bertanggungjawab terhadap semua yang belum dipahami
oleh siswa

c.

Kegiatan Penutup
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
Guru membimbing siswa untuk merangkum materi yang telah
dipelajari.
Guru memberi tugas rumah agar siswa membaca materi pelajaran
untuk pertemuan selanjutnya.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.

3.3 Konsep Materi Fisika yang Sesuai dengan Jigsaw


Model pembelajaran Jigsaw dapat diterapkan pada pembelajaran Fisika.
Pada dasarnya, jika guru akan menerapkan model pembelajaran ini yang perlu
diperhatikan adalah topik yang memuat sub-sub topik. Model pembelajaran
jigsaw sangat cocok untuk materi yang mempunyai bahasan yang cukup luas
seperti usaha dan energi, konsep gerak, alat-alat optik dan sebagainya.
Dengan adanya model pembelajaran Jigsaw ini diharapkan agar materi dapat
tersampaikan

secara

efektif tanpa
9

banyak

membuang waktu

serta

penyampaian materi dapat terselesaikan dengan tuntas, sehingga siwa lebih


mengerti karena proses belajar yang melibatkan mereka secara aktif dengan
adanya kelompok ahli.

3.4 Tingkatan Skill Pembelajaran Kooperatif


Dalam pembelajaran kooperatif ada beberapa keterampilan yang perlu
dimiliki seorang siswa. Lundgre membagi keterampilan tersebut menjadi tiga
tingkatan yaitu:7
1. Keterampilan tingkat awal, meliputi:

Menjalankan tugas

Menggunakan kesepakatan

Menghargai kontribusi

Mengambil giliran dan berbagi tugas

Berada dalam kelompok

Mendorong partisipasi

Mengundang orang lain untuk berbicara

Menyelesaikan tugas pada waktunya

Menghormati perbedaan individu

2. Keterampilan tingkat menengah, meliputi:

Menunujukan penghargaan dan simpati

Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat


diterima

Mendengarkan dengan aktif

Bertanya

Membuat ringkasan

Menafsirkan

Isjoni. Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, (Bandung: Alfabeta,

2009)

10

Memeriksa ketepatan (evaluatif)

Mengatur dan mengorganisir

Menerima tanggung jawab

Mengurangi ketegangan

3. Keterampilan tingkat mahir meliputi:

Mengelaborasi

Menghubungkan dengan konsep

Memeriksa dengan cermat

Menanyakan kebenaran

Menetapkan tujuan

Berkompromi

Membuat kesimpulan

Berdasarkan poin-poin tingkatan skill pembelajaran Kooperatif diatas,


model pembelajaran Jigsaw ini dapat dikategorikan ke dalam tingkatan skill
menengah karena skill-skill yang digunakan lebih di dominasi dalam
tingkatan menengah ini. Namun tidak dipingkiri bahwa tingkatan skill yang
lain juga berpengaruh terhadap model pembelajaran jigsaw ini.

3.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw


a. Kelebihan
1. Cocok diterapkan untuk semua kelas/tingkatan
2. Belajar dalam suasana gotong-royong mempunyai banyak kesempatan
untuk

mengolah

informasi

dan

meningkatkan

keterampilan

berkomunikasi.
3. Mendorong siswa untuk lebih aktif di kelas, kreatif dalam berfikir
serta bertanggungjawab terhadap proses belajar yang dilakukannya.
Baik terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang
lain.

11

4. Membimbing siswa ke arah berpikir satu tujuan.


5. Mengurangi kesalahan karena didiskusikan bersama tim ahli.
6. Perhatian siswa terpusat pada hal-hal yang dianggap penting.
7. Permasalahan yang terpendam mendapat penjelasan guru pada waktu
itu pula.

b. Kelemahan
1. Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan
keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masingmasing maka dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan
diskusi.
2. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah.
3. Proses belajar mengajar (PBM) membutuhkan lebih banyak waktu dibanding
metode yang lain. Apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan

baik sehingga perlu waktu untuk merubah posisi yang dapat


menimbulkan kegaduhan.
4. Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap
kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda.

12

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa,
bukan hanya guru, yang memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan
pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim,
ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam
yang tidak mungkin diperoleh apabila siswa mencoba untuk mempelajari
semua materi sendirian.
Metode jigsaw ini dapat memberikan prestasi dan hasil belajar yang
maksimal apabila diterapkan pada mata pelajaran dan materi yang cocok.
Untuk itu, guru atau seorang calon guru harus mengetahui metode
pembelajaran apa yang sesuai yang diterapkan pada siswa dengan melihat
kemampuan

siswa,

kesesuaian

materi

dan

langkah

langkah

pembelajarannya. Apabila seorang guru telah mampu memahami dan


menerapkan metode pembelajaran salah satunya metode jigsaw ini dengan
baik, maka hasil atau prestasi belajar akan mencapai hasil yang maksimal.

4.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini kita sebagi calon guru dapat
mengetahui secara mendalam tentang pengertian metode jigsaw, sejarah,
langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan, serta dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam belajar melalui pembelajaran kooperatif model
pembelajaran jigsaw.

13

DAFTAR PUSTAKA

Arends,R.I 2001. Belajar untuk Mengajar.Yogyakarta: Pustaka Belajar.


Isjoni. 2009. Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar
Berkelompok. Bandung: Alfabeta.
Johnson DW & Johnson, R, T. 1991. Learning Together and Alone. Allin and
Bacon : Massa Chussetts.
Lie, A. 2010. Cooperative learning. Memperaktikkan Cooperative learning di
ruang kelas. Jakarta: PT. Grasindo.
Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.
Slavin, R, E. 1995. Cooperative Learning. Bostom: Allyn and Bacod Publisher.

14

Anda mungkin juga menyukai