Anda di halaman 1dari 5

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)


DALAM PEMBELAJARAN PRODUKTIF
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
JURUSAN OTOMOTIF

Citra Kasmili
SMK Negeri 2 Kota Bengkulu, Jl Batanghari No 2 Padang Harapan
e-mail: ckasmili@yahoo.com

Abstract: The purpose of research is to increase the activity and student learning outcomes
through the management of STAD cooperative learning. This type of research is the Classroom
Action Research with three cycles. The subjects were students of SMKNN 2 Bengkulu City
2014/2015 school year. The results of this study showed that the activity of students in the first
cycle is not effective while in the second cycle and third cycle has been effective. Student learning
outcomes in the first cycle the average value of 74.07 students, then on the second cycle into
74.15. Furthermore, in the third cycle students' average score increased to 82.93. Mastery learning
classically in the first cycle only reaches 75.60%, then the second cycle increased by 12.20% from
the first cycle to be 87.80%. Furthermore, in the third cycle of classical learning completeness
increased by 4.88% from the second cycle to be 92.68%

Keywords: student learning outcome, activity, cooperative learning, STAD

Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui
pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMKN 2 Kota
Bengkulu tahun ajaran 2014/2015. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada
siklus I belum efektif sedangkan pada siklus II dan siklus III sudah efektif. Hasil belajar siswa
pada siklus I nilai rata-rata siswa 74,07, kemudian pada siklus II menjadi 74,15. Selanjutnya pada
siklus III nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 82,93. Ketuntasan belajar secara klasikal pada
siklus I hanya mencapai 75,60%, kemudian pada siklus II meningkat sebesar 12,20% dari siklus I
sehingga menjadi 87,80%. Selanjutnya pada siklus III ketuntasan belajar klasikal meningkat
sebesar 4,88% dari siklus II sehingga menjadi 92,68%.

Kata kunci: hasil belajar, aktivitas siswa, pembelajaran kooperatif, STAD

PENDAHULUAN siswa akan mengalami kesulitan pada


Mata pelajaran produktif sering dianggap pembelajaran produktif tingkat selanjutnya.
sulit oleh siswa SMK khususnya jurusan Untuk itu, guru harus menggunakan strategi,
otomotif. Kesulitan belajar produktif biasanya pendekatan, dan model yang tepat dalam
disebabkan oleh faktor intrinsik dan faktor mengajarkan materi kepada siswa. Guru juga
ekstrinsik. Dimyati (2002:90) menyatakan harus membuat siswa merasa senang dan tidak
bahwa: Faktor intrinsik dapat berupa motivasi bosan untuk belajar produktif serta membuat
yang dimiliki oleh siswa. Motivasi belajar yang siswa benar-benar memahami dan tidak
rendah dari siswa biasanya membuat siswa mengalami kesulitan dengan materi yang
malas untuk belajar sehingga, siswa tidak akan diajarkan guru. Siswa harus menganggap bahwa
mengerti materi-materi yang diajarkan guru. tidak ada pelajaran yang sulit jika mau terus
Faktor ekstrinsik berupa pengaruh lingkungan belajar. Sehingga dengan demikian, siswa akan
sekitar serta strategi, pendekatan, dan model termotivasi untuk belajar. Pemilihan model
pembelajaran yang digunakan guru. pengajaran harus disesuaikan dengan sasaran
Dalam mempelajari produktif tidak cukup yang hendak dicapai, karena masing-masing
hanya hapal saja, tetapi membutuhkan pema- model mempunyai karakteristik sendiri
haman materi. Karena, tanpa pemahaman materi, (Djamarah, 2002:7). Pemilihan model peng-

345
346 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 345-349

ajaran yang tepat ini akan mempengaruhi anggota kelompok dalam menyumbangkan nilai
motivasi siswa dalam belajar yang pada akhirnya untuk kelompok.
akan berdampak pada hasil belajar siswa. Adapun jenis-jenis dari pembelajaran
Harapan yang tidak pernah sirna dan kooperatif adalah antara lain Jigsaw, STAD,
selalu dituntut guru adalah, bagaimana bahan Berpikir-Berpasangan-Berdiskusi (Think-Pair-
pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai Share), Kepala Bernomor (Numbered Heads),
siswa secara tuntas. Sehingga, guru sangat Kepala bernomor berstruktur, Mencari Pasangan
mengharapkan siswanya dapat memahami (Make a Match), Dua Tinggal Dua Tamu (Two
dengan baik konsep-konsep dalam mata Stay Two Stray) (Lie, 2002:54 -71).
pelajaran yang diajarkan. Pemahaman konsep Slavin (2008:11) menyatakan bahwa,
yang baik akan memudahkan siswa untuk salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan
memahami informasi yang baru diterima, baik guru untuk menyelesaikan permasalahan
melalui pengalaman langsung maupun tidak mengenai pemahaman siswa, mendorong siswa
langsung. Pada hakikatnya, pemahaman mem- agar terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga
butuhkan kemampuan siswa untuk meng- motivasi dan hasil belajar dapat meningkat
hubungkan informasi-informasi yang baru adalah dengan menerapkan model pembelajaran
diterimanya dengan informasi yang dimilikinya. kooperatif model STAD. Sehingga, siswa
Ketidakmampuan menghubungkan berbagai diharapkan akan mudah dalam memahami
informasi, seperti yang terjadi pada pem- konsep produktif. Dikarenakan, siswa akan aktif
belajaran yang tidak bemakna, informasi atau dan mengalami sendiri proses belajar mengajar.
materi sebelumnya menyebabkan informasi yang Pengalaman siswa dalam belajar, akan
diterima mudah lupa (Dahar, 1989:126). membuat siswa tidak mudah lupa dalam
Sehingga, hal ini akan menjadi kendala dalam memahami konsep produktif atau secara tidak
memahami materi berikutnya dalam situasi baru. langsung, siswa telah melakukan suatu
Hasil belajar produktif yang rendah salah pembelajaran yang bermakna. Oleh karena itu,
satunya terjadi pada siswa SMKN 2 Kota berdasarkan latar belakang tersebut peneliti
Bengkulu terutama pada siswa kelas X. Hal ini tertarik untuk melakukan penerapan model
merupakan tantangan serius bagi guru produktif pembelajaran kooperatif tipe STAD.
dan pihak sekolah karena produktif termasuk Berdasakan uraian diatas, maka penulis
pelajaran yang diUN kan. Untuk itu guru perlu bermaksud melakukan penelitian “Pengelolaan
mencari suatu pendekatan atau model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student
pembelajaran yang bisa membangkitkan Teams Achievement Division)Dalam Pembelajar-
motivasi belajar siswa, dan untuk siswa an Produktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
diharapkan lebih giat menggali dan memahami Siswa Jurusan Otomotif di kelas X SMKN 2
konsep-konsep dalam produktif. Hal ini Kota Bengkulu Tengah Tahun Ajaran
dimaksudkan agar siswa tidak jenuh dalam 2014/2015.”
menerima dan mengikuti proses pembelajaran Tujuan umum dari penelitian ini adalah:
produktif. untuk mendeskripsikan bagaimana pengelolaan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student
penulis mencoba menerapkan suatu model Teams Achievement Division) untuk mening-
pembelajaran yaitu model “Cooperatif katkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Learning” (pembelajaran kooperatif). Dalam produktif di kelas X SMKN 2 Kota Bengkulu
model pembelajaran kooperatif, para siswa akan Tahun Ajaran 2014/2015.
duduk bersama dalam kelompok yang
beranggotakan empat orang untuk menguasai METODE
materi yang disampaikan oleh guru (Slavin, Jenis penelitian yang dilakukan adalah
2008: 8). penelitian tindakan kelas. PTK adalah penelitian
Menurut Lie (2002: 3), melalui yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
pembelajaran kooperatif, siswa diharapkan dapat sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
bekerja sama dan berdiskusi untuk menye- memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga
lesaikan tugas-tugas yang diberikan guru yaitu, hasil belajar siswa dapat meningkat (Tim
siswa yang pandai akan membimbing temannya Pelatihan Proyek PGSM, 1999).
yang lemah, karena keberhasilan kelompok Arikunto, (2008: 58) menjelaskan PTK
ditentukan oleh keberhasilan masing-masing melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata,
Penelitian; Tindakan; Kelas, sebagai berikut:
Kasmili, Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 347

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu b. Siswa kurang memperhatikan apa yang
objek, menggunakan aturan meteodologi diajarkan guru seperti mengobrol, meng-
tertentu untuk memperoleh data atau ganggu teman yang sedang belajar, melamun,
informasi yang bermanfaat untuk mening- mondar-mandir di kelas, keluar masuk kelas
katkan mutu suatu hal yang menarik minat saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung.
dan penting bagi peneliti. c. Saat guru memberikan latihan soal, ada siswa
2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang yang tidak ikut mengerjakan latihan soal
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang diberikan, bahkan ada siswa yang hanya
yang dalam penelitian berbentuk rangkaian mencontek pekerjaan temannya.
Siklus kegiatan. d. Interaksi pembelajaran berlangsung satu arah,
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam yaitu guru menyampaikan informasi dan
waktu yang sama menerima pelajaran yang siswa menerima informasi sehingga siswa
sama dari seorang guru. cenderung pasif dan tidak ada variasi dalam
Tujuan utama PTK adalah untuk proses pembelajaran yang dapat membuat
memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di siswa bediskusi dalam menyelesaikan tugas
dalam kelas. Kegiatan ini tidak saja bertujuan yang diberikan.
untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus e. Sebelum diadakannya penerapan
mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD, peneliti
dapat dipecahkan dengan tindakan yang lebih dahulu memberikan tes awal kepada
dilakukan. siswa, tes awal dilakukan pada hari senin 30
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan di Januari 2012 dari hasil tes awal diperoleh
SMKN 2 Kota Bengkulutahun ajaran 2014/2015 nilai rata-rata siswa sebesar 52,95. Dari 42
dengan subyek penelitian siswa kelas X A siswa hanya 6 siswa yang memperoleh nilai ≥
semester II yang berjumlah 42 orang terdiri dari 65.
20 laki-laki dan 12perempuan.Sekolah ini
terletak di jalan raya Kertapati-Pagar Jati- Siklus I
Sekayun Kecamatan Pagar Jati . Penelitian ini Pada tahap ini merencanakan untuk;
akan dilaksanakan dari bulan Februari sampai a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran
Maret 2012. yang akan digunakan saat pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas terdiri atas tindakan berlangsung, yaitu:
rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam  Menyusun dan membuat rencana
Siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pelaksanaan pembelajaran (RPP) berorien-
pada setiap Siklus, yaitu: perencanaan, tindakan, tasi pada Model Pembelajaran Kooperatif
pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan Tipe STAD (Student Teams Achievement
data dapat dilakukan dengan observasi, serta Division) Siklus I relasi dan fungsi.
instrument penelitian meliputi: lembar penga-  Mempersiapkan materi yang akan
matan/observasi dan lembar tes hasil belajar. disampaikan.
 Mempersiapkan lembar pengamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN aktivitas siswa pertemuan I dan pertemuan
Sebelum dilaksanakan tindakan kelas II pada Siklus I.
melalui model pembelajaran kooperatif tipe  Membuat dan merancang Lembar
STAD (Student Teams Achievement Division) Kegiatan Siswa pada Siklus I, kunci
dalam pembelajaran produktif untuk mening- jawaban dan panduan penilaiannya.
katkan hasil belajar siswa di kelas X SMKN 2  Membuat soal tes Siklus I, kunci jawaban
Kota Bengkulu, terlebih dahulu peneliti dan panduan penilaiannya.
melakukan observasi dan wawancara dengan b. Membuat kelompok pembelajaran kooperatif
guru yang bersangkutan. Pada saat observasi tipe STAD.
peneliti ikut masuk ke kelas untuk melihat Sebelumnya kegiatan pembelajaran dilaksa-
proses belajar mengajar, sehingga peneliti nakan, siswa kelas X dibagi dalam 8
melihat secara langsung proses pembelajaran kelompok. Adapun cara pembagian
yang terjadi didalam kelas. Dari observasi dan kelompok sebagai berikut:
wawancara tersebut diketahui bahwa:  Merangking siswa berdasarkan nilai
a. Ketuntasan Klasikal Minimum (KKM) yang ulangan harian bab sebelumnya dan nilai
ditetapkan adalah siswa memperoleh nilai ≥ tes awal
65 sebanyak 85%.
348 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 345-349

 Menentukan jumlah kelompok dengan  Mempersiapkan materi yang akan


cara membagi siswa sebanyak 41 siswa disampaikan.
dengan anggota masing-masing kelompok  Mempersiapkan lembar pengamatan
yang diharapkan yaitu 4 – 5 orang. aktivitas siswa pertemuan I dan
 Membagi siswa menjadi kelompok pertemuan II pada Siklus II.
kooperatif dengan cara mengkode tiap  Membuat dan merancang Lembar
siswa secara berurutan dengan angka 1 Kegiatan Siswa pada Siklus II, kunci
hingga 8 seperti ini: Sa1 untuk siswa 1 dan jawabannya dan panduan penilaiannya.
Si1 untuk siswi 1, sesuai dengan rangking  Membuat soal tes Siklus II, kunci
nilai ulangan harian bab sebelumnya, nilai jawaban dan panduan penilaiannya.
tes awal yang diperoleh siswa dan b. Guru meningkatkan kemampuan dalam
memperhatikan jenis kelaminnya. memotivasi siswa agar terjadi keaktifan dan
 Siswa yang mendapat kode Sa1 dijadikan percaya diri siswa terbangun pada saat
satu kelompok dengan sesama siswa yang mempersentasikan dan mendiskusikan hasil
mendapat kode Si1. Begitu pula untuk LKS kelompoknya.
siswa dengan kode Sa2 dengan Si2, Sa3 c. Mengurangi terjadinya aktivitas siswa yang
dengan Si3, Sa4 dengan Si4, Sa5 dengan Si5, tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran
Sa6 dengan Si6, Sa7 dengan Si7 dan dengan cara melarang siswa keluar masuk
Sa8dengan Si8. Sehingga diperoleh 7 kelas saat pembelajaran berlangsung, kecuali
kelompok yang beranggotakan 5 siswa dengan alasan yang bisa ditoleransi dan
dan 1 kelompok yang beranggotakan 6 melarang siswa meminjam alat tulis dengan
siswa. Apabila didapatkan suatu kelompok kelompok lain.
yang tidak berimbang jenis kelaminnya, d. Guru mengingatkan siswa agar saling bekerja
maka siswa didalam kelompok tersebut sama dan saling mengkomunikasikan hasil
dipertukarkan dengan siswa lain dengan kerja kelompok dalam menyelesaikan LKS,
memperhatikan kesetaraan kemampuan agar seluruh siswa didalam masing – masing
akademiknya. Sehingga diperoleh kelom- kelompok memahami dan mengerti dengan
pok-kelompok kooperatif tipe STAD yang hasil kerja kelompok sehingga aspek ke 8
seimbang prestasi akademik dan jenis dari sebelas aspek yang diamati untuk
kelaminnya. menentukan keefektifan frekuensi aktivitas
 Menerapkan pembelajaran tipe STAD siswa bisa efektif pada siklus II ini.
untuk meningkatkan keaktifan siswa e. Guru memerintahkan siswa untuk
dalam proses belajar mengajar. mengulangi materi yang telah dipelajari,
 Mengatasi siswa yang tidak memperhati- terutama sebelum dilakukan tes siklus II dan
kan pelajaran dan penjelasan guru/teman, memberikan bimbingan yang intensif kepada
tidak aktif dalam kegiatan belajar- siswa yang belum mencapai KKM ≥ 65%
mengajar dan tidak mengerjakan soal-soal dari tujuan pembelajaran yang telah
latihan. ditetapkan. Sehingga diharapkan jumlah
 Memberikan bantuan dan bimbingan pada siswa yang mampu mencapai KKM ≥ 65%
kelompok yang mengalami kesulitan meningkat dari siklus I dan bisa mencapai
dalam memahami dan mengerjakan LKS ketuntasan belajar klasikal ≥ 85%.
yang diberikan. Pada siklus I rata – rata persentase
aktivitas siswa 72,73% dan diantara sepuluh dari
Siklus II sebelas aspek tersebut belum dipenuhi yaitu
Pada tahap ini merencanakan untuk: aspek 2 dan 8 belum dipenuhi, hal ini
a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran menunjukan bahwa kegiatan belum menunjuk-
yang akan digunakan saat pelaksanaan tinda- kan keefektifannya, kemudian pada siklus II rata
kan berlangsung, yaitu: – rata persentase aktivitas siswa mengalami
 Menyusun dan membuat rencana peningkatan 22,72% menjadi 95,45% dari siklus
pelaksanaan pembelajaran (RPP) I dan diantara sepuluh dari sebelas aspek
berorientasi pada Model Pembelajaran tersebut sudah dipenuhi yaitu aspek 2, 6, 7 dan 8
Kooperatif Tipe STAD (Student Teams sudah dipenuhi serta pada siklus III rata – rata
Achievement Division) Siklus II, persentase aktivitas siswa mengalami
kodomain, range dan nilai fungsi. peningkatan 4,55% menjadi 100% dari siklus II
dan diantara sepuluh dari sebelas aspek tersebut
Kasmili, Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 349

sudah dipenuhi yaitu aspek 2, 6, 7 dan 8 sudah mempermudah dalam menyampaikan materi
dipenuhi. Hal ini menunjukkan keefektifan dan pelajaran. LKS yang telah dibuat peneliti
terorganisasinya aktivitas siswa dengan baik dapat digunakan dengan melakukan modifi-
dalam kegiatan pembelajaran. kasi sehingga menjadi lebih baik.
Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar c. Pada saat proses model pembelajaran
siswa 74,07 kemudian pada siklus II nilai rata- kooperatif tipe STAD (Student Teams
rata siswa meningkat sebesar 0,08 sehingga Achievement Division) berlangsung, diharap-
menjadi 74,15. Selanjutnya pada siklus III nilai kan guru dapat lebih mengefektifkan alokasi
rata-rata siswa meningkat sebesar 8,78dari nilai waktu yang ada. Selain itu, guru juga harus
rata-rata pada siklus II sehingga menjadi 82,93. lebih pintar dalam memotivasi siswa agar
Ketuntasan belajar secara klasikal juga menga- lebih terlibat aktif.
lami peningkatan di setiap siklusnya. Dimana d. Penelitian yang dilakukan dapat diterapkan
pada siklus I ketuntasan belajar secara klasikal pada tingkat kelas selanjutnya dan pada
hanya mencapai 75,60% dan belum tuntas hal ini pokok bahasan yang berbeda, sehingga model
disebabkan juga karena siswa kurang memahami pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
materi. Kemudian pada siklus II meningkat Teams Achievement Division) dalam proses
sebesar 12,20% dari siklus I sehingga menjadi pembelajaran produktif dapat meningkatkan
87,80% dan tuntas tetapi siswa masih kurang hasil belajar siswa.
memahami sebagian materi. Selanjutnya pada e. Guru hendaknya lebih berpikir kreatif dalam
siklus III ketuntasan belajar klasikal meningkat membangkitkan minat siswa dalam belajar
sebesar 4,48% dari siklus II sehingga menjadi dan menggunakan bermacam-macam strategi
92,68% dan tuntas dan media pembelajaran pada setiap kegiatan
pembelajaran
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah DAFTAR RUJUKAN
dilaksanakan dan dibahas sebelumnya, tentang
pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2008.
(Student Teams Achievement Division) dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
pembelajaran produktif untuk meningkatkan Aksara
hasil belajar siswa di kelas X SMKN 2 Kota Dahar, Ratna Wilis.1989. Teori-Teori Belajar.
Bengkulu , diperoleh simpulan sebagai berikut: Bandung: PT Gelora Aksara Pratama.
a. Pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan
STAD (Student Teams Achievement Division) Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
dapat meningkatkan frekuensi aktivitas siswa. Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
b. Pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe Jakarta: Rineka Cipta
STAD (Student Teams Achievement Division) Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning
dapat meningkatkan hasil belajar siswa Mempratikkan Cooperative Learning di
menggunakan bantuan LKS. Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.
Mulyono, Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi
Saran Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
Adapun saran yang dapat diberikan Cipta
adalah: Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan.
a. Guru diharapkan terlebih dahulu menguasai Bandung: Remaja Rosdakarya
teknik/tahapan model pembelajaran koopera- Sardiman. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar
tif tipe STAD (Student Teams Achievement Mengajar. Jakarta: Rajawali Press
Division) agar dapat menguasai kondisi kelas. Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning.
b. Jika guru hendak mengunakan model Bandung: Nusa Media
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif,
Teams Achievement Division) disarankan Kualitatif, R, & D. Bandung: ALFABETA
untuk membuat LKS sendiri yang dapat

Anda mungkin juga menyukai