Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Publikasi Pendidikan Submitted : 08/09/2020

http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend Reviewed : 08/10/2020


Volume 10 Nomor 3, Oktober 2020 Accepted : 28/10/2020
p-ISSN 2088-2092 e-ISSN 2548-6721 Published : 02/11/2020

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Terhadap Hasil Belajar
Matematika

Nana Harlina Haruna1, Muhdaniar Darwis2


1,2
Universitas Sawerigading Makassar
1
nanaharlina86@gmail.com
2
muhdaniardarwis1985@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah menelaah Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
Match Terhadap Hasil Belajar Matematika. Pendekatan yang digunakan adalah Pre Experimental
Design dengan tipe One-Shot Case Study dimana peneliti hanya mengadakan treatment satu kali yang
diperkirakan sudah mempunyai pengaruh. Kemudian diadakan post test. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa SDN 149 Tungke dengan sampel kelas VA sebagai Kelas Eksperimen dan VB
sebagai Kelas Kontrol. Teknik analisis data terdiri dari Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji
Hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make A Match pada mata pelajaran matematika memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan
hasil belajar siswa yang meningkat sehingga memberikan pengaruh yang signifikan.

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Tipe Make A Match¸Hasil Belajar

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of Make A Match Cooperative Learning
Model on Mathematics Learning Outcomes. The approach used is the Pre Experimental Design with
the type of One-Shot Case Study where the researcher only carries out one treatment that is considered
influential. Then the post test was held. The population in this study were all students of SDN 149 Tungke
with a sample class VA as the Experiment Class and VB as the Control Class. The data analysis
technique consisted of Normality Test, Homogeneity Test and Hypothesis Test. The results showed that:
The use of the Make A Match type of cooperative learning model in mathematics has a positive effect
on improving student learning outcomes which increases so that it has a significant effect.

Keywords: Cooperative Learning Model, Type Make A Match¸ Learning Outcomes.

PENDAHULUAN Salah satu cara mengatasi kesulitan


Dalam kehidupan sehari-hari, siswa belajar ini adalah dengan menciptakan
memiliki perbedaan dalam hal kemampuan inovasi-inovasi baru yang dilakukan dan
intelektual, kemampuan fisik, latar digunakan para guru dalam proses
belakang keluarga, kebiasaan dan pengajaran. Salah satu aspek yang
pendekatan belajar yang terkadang sangat mempengaruhi proses belajar mengajar
mencolok antara seorang siswa dengan adalah model pembelajaran yang sesuai.
siswa lainnya. Penyelenggaraan pendidikan Guru dapat menciptakan inovasi
di sekolahsekolah pada umumnya hanya mengajar dengan model pembelajaran yang
ditujukan kepada para siswa yang bervariasi. Model mengajar merupakan
berkemampuan rata-rata, sehingga siswa suatu jalan atau cara dalam pembelajaran.
yang berkemampuan lebih atau Agar siswa dapat menerima, menguasai,
berkemampuan kurang terabaikan. Dengan dan selalu mengingat materi pelajaran,
demikian, siswa yang berkategori di luar maka cara mengajar guru harus efektif dan
rata-rata itu tidak mendapat kesempatan efisien.
yang memadai untuk berkembang sesuai Dalam proses belajar mengajar di
dengan kapasitasnya. Dari hal inilah sekolah, model pembelajaran yang
kemudian timbul kesulitan belajar. digunakan guru merupakan salah satu
223
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 10 Nomor 3, 2020| 224

faktor dari luar diri siswa yang dapat mencari pasangan dikembangkan oleh Lorn
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Curran. Keunggulan make a match adalah
Penggunaan pendekatan pembelajaran yang siswa mencari pasangan sambil belajar
cenderung membuat siswa pasif dalam mengenai topik dalam suasana yang
proses belajar mengajar, dapat membuat menyenangkan.
siswa merasa bosan sehingga tidak tertarik Hasil Belajar Matematika
lagi untuk mengikuti pelajaran tersebut, Hasil belajar merupakan
terlebih lagi pelajaran matematika berkaitan kemampuan-kemampuan yang dimiliki
dengan konsep-konsep abstrak, sehingga siswa setelah ia menerima pengalaman
pemahamannya membutuhkan daya nalar belajarnya. Gagne membagi hasil belajar
yang tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan menjadi lima kategori, yaitu informasi
ketekunan, keuletan, perhatian, dan verbal, keterampilan intelektual, strategi
motivasi yang tinggi untuk memahami kognitif, sikap, dan keterampilan motoris.
materi pelajaran matematika. Menurut Bloom, hasil belajar mencakup
Permasalahan dalam proses belajar kemampuan kognitif, afektif, dan
mengajar juga terjadi di SD Negeri 149 psikomotorik.
Tungke Kabupaten Bone. Sebagaimana Hasil Belajar Matematika adalah
hasil wawancara peneliti dengan guru Kelas ukuran kemampuan siswa atau nilai yang
V di sekolah tersebut bahwa pada umumnya diperoleh siswa sebagai gambaran atas hasil
proses pembelajaran yang digunakan usaha yang dicapai dalam proses
adalah dengan menggunakan model pembelajaran matematika yang dapat
pembelajaran konvensional yakni ceramah, diketahui melalui tes yang diberikan.
tanya jawab, pemberian tugas dan Hasil belajar dapat dinyatakan dari
pembelajarannya didominasi oleh guru dan berbagai bentuk: (1) Keterampilan sebagai
sedikit sekali melibatkan siswa. hasil belajar; (2) Himpunan tanggapan
Pada pembelajaran matematika, sebagai pernyataan hasil belajar; (3) Sikap
guru kurang memberikan peluang kepada dan rujukan nilai sebagai pernyataan hasil
siswa untuk mengkonstruksi sendiri belajar; (4) Kecakapan menyelesaikan
konsep-konsep matematika, siswa hanya masalah; (5) Pengetahuan sikap; (6)
menyalin apa yang dikerjakan oleh guru. Keterampilan menggunakan metode baru.
Selain itu siswa tidak diberikan kesempatan Model Pembelajaran Kooperatif
untuk mengemukakan ide dan Pembelajaran kooperatif adalah
mengkonstruksi sendiri dalam menjawab bagian dari sebuah perubahan paradigma
soal latihan yang diberikan oleh guru. yang lebih luas yang terjadi dalam bidang
Salah satu model pembelajaran yang pengajaran. Pembelajaran kooperatif adalah
dapat digunakan pada mata pelajaran pembelajaran yang secara sadar
Matematika adalah model pembelajaran menciptakan interaksi yang silih asah
kooperatif atau cooperative learning. sehingga sumber belajar bagi siswa bukan
Pembelajaran kooperatif merujuk pada hanya guru dan buku ajar, tetapi juga teman
berbagai macam metode pengajaran di sesama siswa.
mana para siswa bekerja dalam kelompok- Pembelajaran kooperatif adalah
kelompok kecil untuk saling membantu pembelajaran yang di dalamnya
sama lainnya dalam mempelajari materi mengkondisikan para siswa untuk bekerja
pelajaran. Model pembelajaran kooperatif bersama-sama di dalam kelompok-
merupakan teknik pengelompokkan yang di kelompok kecil untuk membantu satu sama
dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan lain dalam belajar.
belajar bersama dalam kelompok kecil yang Tipe Make A Match
umumnya terdiri dari 4-5 orang. Tipe mencari dan membuat pasangan
Pembelajaran kooperatif tipe make a (make a match) dikembangkan oleh Lorna
match dapat menjadi salah satu upaya Curran pada tahun 1994. Tipe make a match
pembelajaran pada mata pelajaran ini adalah metode pembelajaran yang
Matematika. Tipe make a match atau mengajak siswa mencari jawaban terhadap

Nana Harlina Haruna1, Muhdaniar Darwis2. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe … , halaman 223-231
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 10 Nomor 3, 2020| 225

suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu matematika yang lebih bermakna, karena
konsep melalui suatu permainan kartu cara pendidik menyajikan pembelajaran
pasangan. dengan cara yang berbeda dari yang biasa
Penerapan metode ini dimulai dengan digunakan.
teknik, yaitu guru menyuruh siswa mencari
pasangan kartu yang merupakan jawaban METODE PENELITIAN
atau soal sebelum batas waktunya, siswa Jenis penelitian yang digunakan dalam
yang mencocokkan kartunya diberi poin. penelitian ini adalah penelitian eksperimen.
Tipe make a match atau mencari Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD
pasangan ini dapat menjadi salah satu tipe Negeri 149 Tungke Kabupaten Bone dan
sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas
pembelajaran kooperatif yang dapat V Tahun Ajaran 2020/2021.
digunakan guru dalam mengembangkan Penelitian menggunakan Pre
kemampuan siswa. Pembelajaran di kelas Experimental Design dengan tipe One-Shot
dengan menggunakan make a match ini Case Study dimana peneliti hanya mengadakan
dapat digunakan dalam semua mata treatment satu kali yang diperkirakan sudah
pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak mempunyai pengaruh. Kemudian diadakan post
didik. test.
Salah satu keunggulan metode ini Table 3.1 Desain Penelitian
adalah siswa mencari pasangan sambil X O
belajar mengenai suatu konsep atau topik
dalam suasana yang menyenangkan. Keterangan:
Langkah-langkah pembelajaran X = Treatment atau Perlakuan
O = Hasil observasi sesudah treatment
metode Make A Match adalah:
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang
Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
berisi beberapa konsep atau topik yang
Sebelum melakukan penelitian, peneliti
cocok untuk sesi review (satu sisi kartu
terlebih dahulu melakukan persiapan
berupa kartu soal dan sisi sebaliknya
sebagai berikut:
berupa kartu jawaban).
a. Menentukan sekolah untuk penelitian.
b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu dan
b. Meminta izin kepada kepala SD Negeri
memikirkan jawaban atau soal dari kartu
149 Tungke Kabupaten Bone.
yang dipegang.
c. Menentukan kelas untuk melakukan
c. Siswa mencari pasangan yang mempunyai
eksperimen penelitian.
kartu yang cocok dengan kartunya (kartu
d. Melakukan kesepakatan dengan guru
soal atau kartu jawaban).
kelas tentang materi yang akan diteliti
d. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya
dan lamanya waktu penelitian.
sebelum batas waktu diberi poin.
e. Menyusun dan menyiapkan perangkat
e. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar
pembelajaran.
tiap siswa mendapat kartu yang berbeda
f. Menyusun dan menyiapkan instrumen
dari sebelumnya, demikian seterusnya.
penelitian, yaitu: tes hasil belajar dalam
f. Kesimpulan.
bentuk pilihan ganda.
Pada aturan main di atas dapat juga
2. Tahap pelaksanaan
dilakukan secara bervariasi, misalkan Tahap pelaksanaan meliputi pemberian
metode make a match tersebut bisa treatment yakni proses pembelajaran
dilakukan di dalam ruangan atau di luar dengan menggunakan model pembelajaran
ruangan, sehingga siswa tidak merasa bosan kooperatif tipe Make a Match oleh guru.
dan pembelajaran kooperatif metode make 3. Tes hasil belajar
a match ini akan tetap menarik minat, Kelas eksperimen diberi tes pada
motivasi, dan keaktifan siswa pada mata pertemuan akhir.
pelajaran Matematika sehingga dapat 4. Respons Siswa
meningkatkan hasil belajar.dimiliki serta Pada akhir pembelajaran, siswa diberi
berdiskusi terkait pembelajaran tanpa takut lembar angket respon siswa untuk
mengetahui tanggapan/respon siswa
untuk berargumentasi. Selain itu, make a terhadap pembelajaran.
match ini akan menciptakan pembelajaran

Nana Harlina Haruna1, Muhdaniar Darwis2. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe … , halaman 223-231
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 10 Nomor 3, 2020| 226

5. Dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan


Teknik Pengumpulan Data segala dokumen yang diperlukan seperti
Adapun tahapan pengumpulan data yang lembar kegiatan siswa dan gambar-gambar
dilakukan penulis sebagai berikut: kegiatan selama melakukan penelitian di
1. Dilakukan observasi untuk menentukan kelas yang menggambarkan situasi
kelas yang akan dijadikan obyek penelitian pembelajaran di kelas.
serta menentukan kelas eksperimen dan 6. Siswa diberi angket untuk memperoleh data
kelas kontrol. berupa respons siswa terhadap
2. Siswa diberikan perlakuan, bagi kelas pembelajaran. Siswa memberikan respons
eksperimen diajarkan dengan model dengan mengisi angket respons melalui
pembelajaran tipe Make A Match dan kelas aplikasi Google Form.
kontrol diajarkan dengan metode ceramah. Instrument Penelitian
Karena adanya Pandemi Covid-19, maka Instrumen penelitian yang digunakan adalah
perlakuan bagi kelas eksperimen digantikan berupa tes obyektif dalam bentuk pilihan ganda
dengan pengiriman video model yang terdiri dari empat opsi dan angket respons
pembelajaran tipe Make A Match. Peneliti siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian
membuat group pembelajaran di aplikasi perlu dilakukan uji validitas agar ketetapan alat
WhatsApp kemudian mengunggah video ke penelitian terhadap konsep yang dinilai sesuai,
group. sehingga benar-benar menilai apa yang
3. Siswa diberikan tes berupa pretest dan seharusnya dinilai.
postest. Pretest digunakan untuk Teknik Analisis Data
menentukan uji normalitas dan homogenitas 1. Uji Normalitas
soal Matematika pada kedua kelas dengan Uji normalitas dilakukan untuk
soal yang sama. Dan posttest untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
mengetahui perbedaan hasil belajar siswa berdistribusi normal atau tidak. Dalam
yang menggunakan model pembelajaran menghitung uji normalitas, penulis
kooperatif tipe Make a Match dan siswa menggunakan SPSS dengan lilifors.
yang tidak menggunakan model 2. Uji Homogenitas
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Uji homogenitas dilakukan untuk
Tes diberikan dengan menggunakan aplikasi mengetahui apakah sampel mempunyai
Google Form. varians yang homogen atau tidak.
Tes digunakan untuk memperoleh data 3. Uji Hipotesis
berupa nilai hasil belajar matematika setelah Teknik yang digunakan dalam
menggunakan model pembelajaran penelitian ini adalah menggunakan rumus t-
kooperatif tipe Make a Match pada kelas test untuk menguji hipotesis. Uji hipotesis
eksperimen. Indikator hasil belajar siswa ini digunakan untuk mengetahui adanya
disajikan dalam bentuk kategori matriks perbedaan hasil belajar Matematika siswa
tabulasi data sebagai berikut: yang diajar dengan model pembelajaran
Tabel 3.2 Indikator Hasil Belajar kooperatif tipe Make a Match dengan siswa
Kategori yang tidak diajarkan dengan model
No Skor pembelajaran kooperatif tipe Make a Match.
1 90 – 100 Sangat Tinggi
HASIL & PEMBAHASAN
Tinggi Hasil Penelitian
2 75 – 89
Langkah awal yang dilakukan peneliti
Sedang adalah melakukan validitas instrument yang
3 55 – 74
terdiri dari soal tes hasil belajar (Posttest) dan
Rendah angket respons siswa. Validitas yang digunakan
4 40 – 54 adalah validitas isi dan validitas empirik
Sangat Rendah sebelum digunakan dan dilanjutkan dengan
5 0 – 39 pemberian treatment penggunakan model
4. Siswa dinilai dari hasil tes yang diperoleh pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
dari kedua kelompok di atas, yaitu kelompok untuk mengetahui pengaruh model
kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
hasil belajar Matematika. terhadap hasil belajar matematika siswa.

Nana Harlina Haruna1, Muhdaniar Darwis2. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe … , halaman 223-231
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 10 Nomor 3, 2020| 227

Data yang diperoleh dan dianalisis dalam Kelas


Kelas
penelitian ini meliputi posstest yang diambil Kontrol
dari kelas VA sebagai kelas Eksperimen yang Eksperimen
berjumlah 27 orang dan kelas VB sebagai kelas 27
control yang berjumlah 27 orang. Hasil Subjek 27
penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 40.37
Mean 85.19

Median 80.00 40.00


1. Penyajian Data Hasil Penelitian
Mode 80 30
a. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan dengan
Std. 9.799
tujuan untuk mengetahui pengaruh model 8.932
pembelajaran kooperatif Tipe Make a Match Deviation
terhadap hasil belajar matematika materi Variance 79.772 96.011
pecahan kelas V SD Negeri 149 Tungke
Kabupaten Bone semester ganjil tahun 30
Range 30
pelajaran 2020/2021. Penelitian ini termasuk
penelitian eksperimen karena penelitian ini 30
Minimum 70
bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab
akibat serta beberapa perlakuan-perlakuan 60
tertentu pada kelas eksperimen. Sedangkan Maximum 100
pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan. 1090
Data dalam penelitian ini diperoleh Sum 2300
melalui beberapa metode, yaitu metode tes. Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat
Metode tes digunakan peneliti untuk bahwa standar deviasi nilai Posstest Kelas
mengetahui hasil belajar siswa pada materi Eksperimen dan Kelas Kontrol lumayan
pecahan siswa kelas V SD Negeri 149 Tungke beragam. Nilai rata-rata, nilai tengah, dan
Kabupaten Bone. modus berada pada kategori cukup baik dengan
Berkaitan dengan metode tes, dalam penyebaran nlai terendah pada kelas
penelitian ini peneliti memberikan tes Eksperimen 70 dengan nilai tertingginya 100
pemahaman berupa 10 soal pilihan ganda dengan rentang 30 dan Kelas Kontrol nilai
mengenai pecahan kepada sampel penelitian terendah 30 dari nilai tertinggi 60 dengan
yaitu kelas VA sebagai kelas eksperimen dan rentang 30.
kelas VB sebagai kelas kontrol. Setelah Jika skor Posttest hasil belajar Kelas
pelaksanaan tes diketahui hasil belajar yang Eksperimen dan Kelas Kontrol tersebut
kemudian kita dapat mengetahui hasil belajar dikelompokkan ke dalam 5 kategori, maka
siswa pada pecahan.Saat pemberian tes kepada diperoleh daftar distribusi frekuensi dan
siswa, peneliti memberikan tes berupa 10 butir presentase kategori hadil Posttest Kelas
soal mengenai materi pecahan. Tes yang Eksperimen dan Kelas Kontrol pada tabel
diberikan telah teruji dengan validasi oleh ahli berikut:
dan validitas hitung. Selain itu soal tes juga diuji Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan
kereliabelannya. Sebelum ditentukan kelas Presentase Kategori Hasil Posttest Kelas
yang akan diberikan tes yaitu kelas VA dan Eksperimen dan Kelas Kontrol
kelas VB terlebih dahulu kelas tersebut diuji Presentase
homogenitas untuk mengetahui apakah kedua Frekuensi
Katego Kelas Kelas
kelas tersebut homogen atau tidak, jika Skor
homogen maka kedua kelas tersebut dapat ri
dijadikan sampel penelitian. Eksp Kont Eksp Kont
Berikut data Posstest kelas VA sebagai
Kelas Eksperimen dan kelas VB sebagai Kelas 90 – Sangat 48.1 0
13 0
Kontrol hasil belajar Matematika: 100 Tinggi 5
75 – 40.7 0
5.1 Deskripsi Data Posttest Tinggi 11 0
89 4
Statistik Nilai Statistik
55 – Sedan 11.1 7,41
3 2
74 g 1

Nana Harlina Haruna1, Muhdaniar Darwis2. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe … , halaman 223-231
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 10 Nomor 3, 2020| 228

55,5 dengan menggunakan t-Test. sebelum


40 – Renda
0 15 0 6 melakukan t-Test telebih dahulu peneliti
54 h melakukan uji prasyarat yakni uji homogenitas
Sangat dan uji normalitas.
37,0 2. Uji Validitas Instrumen
0 – 39 Renda 0 10 0 3 Uji Validitas ada dua cara yaitu validasi
h ahli dan validasi empirik. Validitas ahli
Jumlah 27 27 100 100 divalidasi oleh dua orang yang ahli dalam
bidangnya. Peneliti mempunyai 2 orang
validator yakni Rahmawati Patta, S.Si.,M.Pd.
Berdasarkan tabel frekuensi dan sebagai validator 1 dan Fatmawati Gaffar,
presentase kategori di atas, dapat diketahui S.Pd.,M.Pd. sebagai validator 2. Pada validitas
bahwa Posttest Kelas Eksperimen terdapat ahli, soal yang divalidasi dinyatakan layak
siswa yang berada pada kategori Sangat Tinggi, untuk digunakan. Sedangka pada validitas
Tinggi dan Sedang namun pada Kelas Kontrol emperik sebanyak 10 soal yang diuji cobakan
siswa berada pada kategori Sedang, Rendah dan kepada 10 siswa atau responden, dan dari hasil
Sangat Rendah. Jika skor Posttest Kelas uji validitas tersebut peneliti menggunakan 10
Eksperimen dan Kelas Kontrol dikategorikan soal yang telah diuji cobakan tersebut untuk
ke dalam 5 pengkategorian, maka daftar soal test, baik kelas eksperimen maupun kelas
distribusi frekuensi dan presentase hasil kontrol.
Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Setelah divalidasi oleh validator
dapat digambarkan pada diagram berikut: kemudian soal yang akan diujikan kepada siswa
Gambar 5.1 Pengkategorian Hasil Posttest terlebih dahulu diujikan kepada siswa yang
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol telah mempelajari materi pecahan. . Dalam
pengujian ini peneliti mengambil 10 responden
sebagai sampel untuk pengujian. Setelah
melakukan pengujian soal, diperoleh data hasil
uji coba Posttest dan uji coba angket.
Setelah melakukan uji coba terhadap soal
posttest langkah selanjutnya adalah
menentukan valid atau tidaknya soal nomor 1
sampai 10. Sesuai dengan kaidah valid, soal
akan dikatakan valid jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢n𝑔 > 𝑟𝑡𝑎 . Dengan
melihat tabel apabila kita mengambil responden
sebanyak 10 dengan menggunakan 𝑎 = 0,05
maka 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,632.
Dengan menggunakan pengujian
menggunakan SPSS 16.0 for windows diperoleh
hasil pada Lampiran 10. Dari perhitungan SPSS
diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya
hasil dari 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, 𝑏𝑒𝑙 = 0,632 dengan 𝑎 =
0,05. Sehingga soal nomor 1 sampai 10 valid.
3. Uji Hipotesis
Setelah data terkumpul selanjutnya
adalah menganalisis data tersebut. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
beda, yaitu dengan menggunakan Independent
sample t-test. Sebelum menguji Independent
sample t-test terlebih dahulu menguji prasyarat
b. Analisis Data Hasil Penelitian yaitu uji homogenitas dan uji normalitas.
Setelah semua data yang diperlukan telah a. Uji Homogenitas Sampel Penelitian
terkumpul peneliti melakukan beberapa uji Uji homogenitas dimaksudkan untuk
yakni uji terhadap instrumen dan uji hipotesis. menguji apakah data dari sampel penelitian
Untuk uji terhadap instrument peneliti pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
melakukan uji validitas dan reliabilitas. mempunyai varians yang sama atau tidak. Data
Kemudian melakukan uji hipotesis yakni yang digunakan untuk menguji homogenitas
kelas adalah nilai ulangan harian semester
Nana Harlina Haruna1, Muhdaniar Darwis2. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe … , halaman 223-231
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 10 Nomor 3, 2020| 229

ganjil. Uji homogenitas untuk menentukan make a match terhadap hasil belajar matematika
sampel penelitian dilakukan dengan bantuan siswa kelas V SDN 149 Tungke Kabupaten
SPSS 16.0 for windows. Suatu distribusi Bone tahun ajaran 2020/2021.
dikatakan homogen jika taraf signifikansinya Dengan dasar pengambilan keputusan
lebih besar dari 0,05. Sedangkan jika taraf sebagai berikut :
signifikansinya kurang dari 0,05 maka a. Jika nilai signifikansi atau Sig.(2-tailed) >
distribusi dikatakan tidak homogen. Data hasil 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut: b. Jika nilai signifikansi atau Sig.(2-tailed) ≤
Test of Homogeneity of Variances 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Hasil_Belajar c. Jika statistik 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka terima H0
dan tolak H1
Levene d. Jika statistik 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka tolak H0
Statistic df1 df2 Sig. dan terima H1
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS,
.048 1 52 .827
diperoleh bahwa kelas control memiliki mean
Berdasarkan tabel di atas diperoleh sebesar 40,37 dengan jumlah responden 27
signifikansi 0,827 yang lebih besar dari 0,05. orang dan kelas eksperimen memiliki mean
Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian sebesar 85,19 dengan jumlah responden 27
homogen. Jika sampel penelitian homogen orang. Nilai 𝑡ℎ!"#$% diperoleh sebesar 17,564
maka dapat dilakukan suatu penelitian. dengan Sig.(2-tailed) 0,000. Sebelum melihat
b. Uji Normalitas Data
𝑡"&'() , terlebih dahulu mencari derajat
Uji normalitas dimaksudkan untuk
kebebasan (db) pada keseluruhan sampel yang
menguji apakah dalam sebuah t-test
diteliti. 𝑑𝑏 = 𝑛 − 2 = 54 − 2 = 52 .
mempunyai distribusi normal atau tidak. Suatu
Berdasarkan 𝑑𝑏 = 52 pada taraf signifikansi
distribusi dikatakan normal jika taraf
0,05 diperoleh 𝑡"&'() = 1,671 . Karena
signifikansinya lebih besar dari 0,05.
𝑡ℎ!"#$% ≥ 𝑡"&'() = 17,564 ≥ 1,671 maka dapat
Sedangkan jika taraf signifikansinya kurang
dari 0,05 maka distribusi dikatakan tidak disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
normal. Uji normalitas dilakukan sebanyak dua signifikan, adanya pengaruh tersebut juga
kali yaitu yang pertama uji normalitas data hasil ditunjukkan oleh Sig.(2-tailed) = 0,000 ≤
angket dan yang kedua uji normalitas hasil post- 0,05.
test. Data tersebut dihitung menggunakan Dengan demikian dapat disimpulkan 𝐻+
bantuan SPSS 16.0 for windows yaitu uji ditolak yaitu ada pengaruh model pembelajaran
Kolmogorov-Smrnov. kooperatif tipe make a match terhadap hasil
Berdasarkan yang diperoleh dari belajar matemati kelas V materi pecahan pada
perhitungan hasil uji Kolmogorov-Smirnov, siswa kelas V SDN 149 Tungke Kabupaten
dapat disimpulkan bahwa data rata-rata Bone Tahun Ajaran 020/2021.
berdistribusi normal karena memiliki Berdasarkan analisis data yang dilakukan
Asymp.Sign ≥0,05. Hasil belajar kelas dapat diartikan adanya perbedaan antara 𝑡ℎ!"#$%
eksperimen memiliki Asymp.Sign 0,94 dan dan 𝑡"&'() sehingga sesuai dengan dasar
kelas kontrol memiliki Asymp.Sign. 0,129. ini pengambilan keputusan jika 𝑡ℎ!"#$% ≥ 𝑡"&'()
berarti data di atas berdistribusi normal pada serta ditunjukkan dengan nilai signifikasi ≤
taraf signifikasi 0,05. 0,05 maka 𝐻, diterima dan 𝐻+ ditolak, yang
c. Uji Hipotesis berarti berarti dalam hal ini “Ada Pengaruh
Uji hipotesis yang digunakan dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
penelitian ini adalah uji statistic parametrik, Match Terhadap Hasil Belajar Matematika
yaitu Independent sample t-test. Uji ini Kelas V Materi Pecahan Pada Siswa kelas V
digunakan untuk mengambil keputusan apakah SDN 149 Tungke Kabupaten Bone Tahun
hipotesis diterima atau ditolak. Ajaran 2020/2021”. Besar pengaruh Model
Ho = 𝜇1 ≤ 𝜇2 tidak ada pengaruh yang Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
signifikan model pembelajaran kooperatif tipe yaitu sebesar 90,55% maka dapat disimpulkan
make a match terhadap hasil belajar matematika bahwa persentase pengaruhnya tergolong
siswa kelas V SDN 149 Tungke Kabupaten tinggi.
Bone tahun ajaran 2020/2021. Pembahasan
H1 = 𝜇1 > 𝜇2 ada pengaruh yang Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh Model Pembelajaran
signifikan model pembelajaran kooperatif tipe
Koperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil

Nana Harlina Haruna1, Muhdaniar Darwis2. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe … , halaman 223-231
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 10 Nomor 3, 2020| 230

Belajar Matematika siswa Kelas V SDN menekankan pada upaya bagaimana peserta
Mangkura V. Penelitian eksperimen dengan dapat menguasai konsep melalui metode
menggunakan Pre Experimental Design dengan ceramah dan tanya jawab.
tipe One-Shot Case Study. Hasil penelitian ini adalah
Sampel pada penelitian ini terdiri dari du pembelajaran yang menyenangkan dan
akelas yaitu Kelas Eksperimen sebanyak 27 bernuansa hiburan, siswa lebih aktif dan
orang dan Kelas Kontrol sebanyak 27 orang. saling bekerja sama antar anggota
Kelas Eksperimen merupakan kelas yang kelompok dalam menyelesaikan masalah
mendapatkan perlakuan berupa penggunaan
matematika. Untuk mencapai pembelajaran
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
Match. yang efektif, suasana pembelajaran perlu
Peneliti melakukan analisis data hasil direncanakan dan dibangun sedemikian
penelitian, maka proses selanjutnya adalah rupa, sehingga peserta didik mendapat
mendeskripsikan hasil penelitian tersebut dalam kesempatan untuk berinteraksi satu sama
bentuk tabel yang menggambarkan perbedaan lain. Model pembelajaran Kooperatif Tipe
hasil belajar matematika peserta didik pada Make A Match memperkenalakan cara
pecahan. Hasil belajar ini dilihat dari proses belajar yang bernuansa hiburan,
pembelajaran kelas yang menggunakan Model menyenangkan tetapi dengan tidak
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match meninggalkan tujuan pendidikan tersebut.
pada kelas eksperimen serta metode Walaupun ada sedikit kendala ketika
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
Berdasarkan penyajian data dan analisis
pembelajaran berlangsung namun Model
data, hasilnya menunjukkan adanya perbedaan pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
yang signifikan antara 𝑡ℎ!"#$% dan 𝑡"&'() . Match telah berhasil meningkatkan hasil
𝑡ℎ!"#$% yang diperoleh dari perhitungan yaitu belajar matematika peserta didik. Sehingga
𝑡ℎ!"#$% = 17,564, sedangkan 𝑡"&'() pada taraf dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
signifikasi 5% adalah 1,671 . Sehingga dapat
pembelajaran menggunakan Model
disimpulkan bahwa Model Pembelajaran pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
Kooperatif Tipe Make A Match berpengaruh Match lebih baik jika dibandingkan dengan
Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas V pembelajaran yang hanya menggunakan
Materi Pecahan Pada Siswa SDN 149 Tungke ceramah.
Kabupaten Bone Tahun Ajaran 2020/2021
Model pembelajaran Kooperatif Tipe KESIMPULAN & SARAN
Make A Match terbukti dapat meningkatkan Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
hasil belajar peserta didik, ditunjukkan oleh 1. Model pembelajaran kooperatif tipe make a
tabel Group Statistics dimana nilai rata-rata match mempunyai pengaruh terhadap hasil
hasil belajar peserta didik kelompok belajar matematika materi pecahan siswa
eksperimen 85,19 sedangkan rata-rata hasil kelas V SDN 149 Tungke Kabupaten Bone,
belajar siswa kelompok kontrol 40,87. Rata- tahun pelajaran 2020/2021. Karena
rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi 𝑡ℎ!"#$% > 𝑡"&'() maka ada perbedaan antara
dibandingkan kelas kontrol dapat disebabkan kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu
oleh Model pembelajaran Kooperatif Tipe 17,564 > 1,671.
Make A Match, karena siswa menjadi lebih 2. Hasil perhitungan statistik menggunakan
tertarik dan dapat mempelajari konsep uji-t diperoleh 𝑡ℎ!"#$% = 17,564 ,
pembelajaran dengan menyenangkan.
sedangkan dengan 𝑑𝑏 = 52 pada taraf
Sedangkan pada kelompok kontrol
signifikasi 5% di dapat 𝑡"&'() = 1,671 ,
menggunakan pembelajaran konvensional yang
karena 𝑡ℎ!"#$% > 𝑡"&'() maka ada perbedaan
tekadang membuat siswa bosan walaupun
metode konvensional ini ada beberapa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol,
kelebihannya seperti guru mudah menguasai sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh
kelas, mudah dilaksanakan, dapat diikuti Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make
peserta didik dalam jumlah besar. Pada saat A Match terhadap hasil belajar matemetika
proses pembelajaran berlangsung kelas kontrol materi pecahan siswa kelas V SDN 149
tidak banyak berperan aktif dalam Tungke kabupaten Bone tahun ajaran
pembelajaran. Hal ini memang pada 2020/2021.
pembelajaran metode konvensional lebih

Nana Harlina Haruna1, Muhdaniar Darwis2. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe … , halaman 223-231
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 10 Nomor 3, 2020| 231

DAFTAR PUSTAKA jenis Pekerjaan di SD. Pedadidaktika;


E. Slavin, Robert. 2005. Cooperative Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar. 4(2),
Learning: Teori, Riset dan Praktik. 199-207.
Bandung: Nusa Media. Nuraida dan Halid Alkaf. 2009. Metodologi
Fahrurozi, Muh. Dkk. 2016. Pengaruh Penelitian Pendidikan. Ciputat: Islamic
Model Pembelajaran Make A Match Research Publishing.
Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Rusman. 2012. Model-Model
Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi. Pembelajaran: Mengembangkan
Education ; Jurnal Ilmu Kependidikan, Profesionalisme Guru, Edisi Kedua.
2(1), 139–147. Jakarta: Grafindo.
Lapono, Nabisi. Dkk. 2008. Belajar dan Sri Windayani, Kadek. Dkk. 2017.
Pembelajaran SD. Departemen Pengaruh Model Make A Match
Pendidikan nasional. Terhadap Hasil Belajar Matematika
Minatul Maula, Rustopo. 2012. Pengaruh Kelas IV SD. E-Journal PGSD
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Universitas Pendidikan Ganesha.
Make A Match Terhadap Hasil Belajar 5(2),1-10.
Matematika Siswa Kelas IV SD. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil
MALIH PEDDAS; Majalah Ilmiah Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Pendidikan Dasar, 2(2), 36-41. Remaja Rosdakarya.
Nafisha, Vanya. Dkk. 2017. Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make A Match untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Materi Jenis-

Nana Harlina Haruna1, Muhdaniar Darwis2. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe … , halaman 223-231

Anda mungkin juga menyukai