Anda di halaman 1dari 6

KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK YANG DIAJAR

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PJBL DAN MODEL KONVENSIONAL


MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Sitti Ashriah1), Abd. Muis2), A. Faridah Arsal3)


1
Mahasiswa Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Makassar
email: sashriah@yahoo.com
2
Dosen Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Makassar
email: abdmuismuhsen2@gmail.com
3
Dosen Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Makassar
email: a.faridaharsal@gmail.com
Parang Tambung, Jl. Dg. Tata Raya, Tamalate, Kota Makassar. 9022

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kreatif peserta didik yang
diajar menggunakan model pembelajaran PjBL dan pembelajaran konvensional materi pencemaran
lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan bentuk pretest-postest
control group design. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII A dan VII C yang berjumlah 34
orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes uraian. Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan Uji-t. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) keterampilan berpikir
kreatif peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran PjBL materi pencemaran
lingkungan berada pada kategori cukup dengan nilai rata-rata sebesar 58,23; (2) keterampilan
berpikir kreatif peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional materi
pencemaran lingkungan berada pada kategori kurang dengan nilai rata-rata sebesar 46,70; (3) ada
perbedaan keterampilan berpikir kreatif peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran
PjBL dan model pembelajaran konvensional dimana peserta didik yang diajar melalui model
pembelajaran PjBL memiliki keterampilan berpikir kreatif lebih tinggi dibanding yang diajar melalui
model pembelajaran konvensional.

Kata kunci: keterampilan berpikir kreatif, project based learning, pembelajaran konvensional.

Abstract

This research aims to to find out the difference of students’ creative thinking skill using the PjBL
learning model and conventional learning model for environmental pollution material. This research
is a quasi-experiment with pretest-posttest control group design. The population were all the students
of class VII and the sample were 34 students of class VII A and VII C. Data collection techniques used
an essay. Data analysis in this study was conducted by t-test. The results showed that (1) creative
thinking skill of students taught using PjBL learning model of environmental pollution material are in
the moderate category with an average value of 58.23; (2) creative thinking skill of students taught
using conventional learning model of environmental pollution are in the low category with an average
value of 46.70; (3) there is difference of students’ creative thinking skill using PjBL learning model
and conventional learning model of environmental pollution materials where students taught through
PjBL learning model have higher creative thinking skills than taught by conventional learning model.

Keywords: creative thinking skill, project based learning, coventional learning.

PENDAHULUAN akan mudah mengikuti pelajaran berikutnya.


Mata pelajaran Biologi tersusun secara Kenyataan di lapangan bahwa pelajaran
sistematis, dimulai dari materi dasar yang Biologi masih dianggap mata pelajaran yang
sederhana hingga yang kompleks. Apabila sulit. Pandangan ini menyebabkan peserta
peserta didik mampu menguasai konsep dasar didik tidak atau kurang termotivasi terhadap
pelajaran Biologi. Oleh karena itu menjadi direkomendasikan oleh kurikulum 2013 adalah
tanggung jawab seorang guru untuk melakukan model pembelajaran project based learning.
perbaikan dalam proses belajar mengajar. Model PjBL merupakan suatu model
Berdasarkan alasan tersebut, maka sangatlah pembelajaran yang menitik beratkan proses
penting bagi para pendidik khususnya guru belajar mengajar siswa dengan melaksanakan
memahami karakteristik materi, peserta didik proyek dan menghasilkan produk sebagai
dan metodologi pembelajaran dalam proses output dari pembelajaran yang telah dilakukan
pembelajaran. Agar proses pembelajaran lebih (Luthfi dkk, 2018).
variatif, inovatif dan efesien dalam Setiap manusia pada dasarnya
membangun wawasan pengetahuan dan membutuhkan proses berpikir di setiap aspek
implementasinya sehingga dapat meningkatkan kehidupannya. Berpikir menjadi salah satu
aktivitas dan kreativitas peserta didik (Akbar penyebab seseorang dapat menghasilkan suatu
dan Bahri, 2017). produk dan juga menyelesaikan permasalahan
Kreativitas pada intinya merupakan (Syamsu dkk, 2016).
kemampuan seseorang untuk melahirkan Pembelajaran Project Based Learning
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan diterapkan untuk menumbuhkan peserta didik
maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri- lebih aktif dan berinisiatif untuk memperoleh
ciri aptitude maupun nonaptitude, baik dalam pengetahuan, pemahaman dan
karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal keterampilannya, karena Project Based
yang sudah ada, yang semuanya itu relatif Learning mengkondisikan dan memaksa
berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya mereka mau mencari solusi pemecahan untuk
(Reni dalam Suriyani dkk, 2015). menuntaskan proyeknya sehingga menuntut
Menurut model Williams dalam Sugiono peserta didik untuk berpikir kreatif.
(2009) menyatakan bahwa perilaku siswa yang Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi
termasuk dalam keterampilan kognitif kreatif yang sangat besar untuk melatih proses
yang mencerminkan indikator sebagai berikut: berpikir peserta didik yang mengarah pada
1) Berpikir lancar (Fluent thinking)/kelancaran kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
(menghasilkan banyak gagasan); 2) Berpikir Berdasarkan hasil wawancara dengan
luwes (Flexible thinking)/kelenturan guru bidang studi biologi di SMP Negeri 1
(menghasilkan gagasan-gagasan yang Malili diketahui bahwa dalam kegiatan belajar
seragam); 3) Berpikir orisinil (Original mengajar peserta didik cenderung pasif. Guru
thinking) (memberikan jawaban yang lain masih menggunakan model pembelajaran
daripada yang lain) dan 4) Berpikir terperinci konvensional dalam proses pembelajaran yaitu
(Elaboration) yang menyebabkan seseorang berpusat pada guru (teacher centered). Dalam
mampu mengembangkan/memperkaya suatu model pembelajaran konvensional, guru
gagasan. dituntut lebih berperan aktif sebagai
Keterampilan berpikir kreatif merupakan penyampai informasi. Akibatnya peserta didik
salah satu tujuan yang harus dicapai dalam kurang aktif dan berinisiatif untuk memperoleh
pembelajaran biologi di sekolah. Kreativitas pengetahuan. Banyak peserta didik yang belum
atau berpikir kreatif tidak bisa muncul dengan paham materi yang diajarkan, hal ini
sendirinya melainkan butuh suatu latihan. dikarenakan banyaknya peserta didik yang
Dalam hal ini guru harus bisa melatih dan terjebak dalam kondisi pembelajaran yang
mengasah kemampuan berpikir kreatif peserta menggunakan metode ceramah.
didik dengan pembelajaran yang memunculkan Dengan demikian, peneliti mengajukan
permasalahan-permasalahan sehari-hari (Meika judul “Perbedaan Keterampilan Berpikir
& Sujana, 2017). Kreatif Yang Diajar Melalui Model
Kurikulum 2013 adalah sebuah Pembelajaran Pjbl Dan Model Konvensional
kurikulum yang dirancang untuk menyiapkan Materi Pencemaran Lingkungan”.
peserta didik dalam menghadapi tantangan
dimasa depan, yaitu tuntutan globalisasi dan METODE PENELITIAN
kemajuan teknologi informasi. Penerapan K13 Jenis dan Desain Penelitian
didukung oleh model-model pembelajaran Jenis penelitian yang digunakan dalam
yang mengaktifkan peserta didik baik penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasy
kognitifnya, psikomotoriknya dan afektifnya. experiment).
Salah satu model pembelajaran yang
Desain penelitian yang digunakan dalam pertemuan, yaitu 1 kali pertemuan
penelitian ini adalah pretest-postest control dilaksanakan untuk tes kemampuan awal
grup design. Desain penelitian ini terdiri atas (pretest), 4 kali pertemuan dilaksanakan untuk
dua kelompok yang ditentukan secara random proses belajar mengajar, 1 kali pertemuan
(acak). Pada kelompok pertama sebagai dilaksanakan untuk evaluasi atau tes akhir
kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan (posttest).
model pembelajaran PjBL dan kelompok lain
sebagai kelompok kontrol diberi pembelajaran Tekhnik Pengumpulan Data
dengan metode ceramah yang biasa dilakukan Pengumpulan data dalam penelitian
oleh guru. Kedua kelompok tersebut terlebih ini dilakukan dengan memberikan soal
dahulu diberikan pretest dan pada akhir ujian dalam bentuk tes uraian yang telah
diberikan posttest, kemudian hasil dari kedua
diuji validitasnya untuk mengukur
kelompok tersebut dibandingkan.
keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
Definisi Operasional Data mengenai keterampilan berpikir
1. Model pembelajaran PjBL adalah model kreatif peserta didik diperoleh melalui
pembelajaran dimana peserta didik pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir).
melaksanakan suatu proyek berdasarkan Dari jumlah skor yang diperoleh tersebut
permasalahan (problem) dalam jangka selanjutnya dianalisis untuk menentukan nilai
keterampilan berpikir kreatif peserta didik
waktu tertentu secara kolaboratif yang yang diperoleh dengan menggunakan rumus
kemudian hasilnya ditampilkan atau Arikunto (2009) sebagai berikut:
dipresentasikan.
2. Model pembelajaran konvensional Nilai =
adalah model pembelajaran yang
ditandai dengan ceramah dari guru
diiringi dengan penjelasan, serta Tekhnik Analisis Data
Data yang diperoleh mengenai
pembagian tugas dan latihan.
keterampilan berpikir kreatif peserta didik,
3. Keterampilan berpikir kreatif adalah selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
keterampilan seseorang dalam berfikir dua cara yaitu analisis statistik deskriptif dan
untuk menghasilkan sesuatu yang baru analisis statistik inferensial.
dimana sebelumnya belum ada atau Analisis statistik deskriptif terdiri dari
sebelumnya sudah ada namun nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
dikembangkan atau dikombinasikan tertinggi dan nilai terendah dengan
berdasarkan dua atau lebih ide-ide yang menggunakan SPSS.
telah ada. Pada penelitian ini untuk menyajikan
data keterampilan berpikir kreatif, skor yang
Populasi dan Sampel telah diperoleh kemudian dikonversikan dalam
Populasi penelitian adalah siswa kategori nilai persentase keterampilan berpikir
kreatif peserta didik.
kelas VII SMP Negeri 1 Malili. Sedangkan
Tabel 1 Kategori Keterampilan Berpikir
sampelnya adalah kelas VII A sebagai Kreatif
kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai Nilai Kategori
kelas kontrol. Masing-masing kedua kelas 80-100 Sangat Baik
tersebut berjumlah 17 siswa sehingga 66-79 Baik
jumlah totalnya 34 siswa. 56-65 Cukup
40-55 Kurang
Tempat dan Waktu Penelitian 0-39 Sangat Kurang
Penelitian ini dilaksanakan di SMP (Sumber: Arikunto, 2018)
Negeri 1 Malili. Waktu penelitian dilakukan
pada semestar genap tahun ajaran 2018/2019. Sedangkan analisis statistik inferensial
Peneliti mengajarkan materi pencemaran dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
lingkungan pada kelas eksperimen dan kelas hipotesis menggunakan uji t melalui sistem
kontrol masing-masing sebanyak 6 kali Statictical Package of Sosial Science. Sebelum
dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu (mean) untuk pretest sebesar 45,82 dan untuk
dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. posttest sebesar 46,71.
Syarat yang harus dipenuhi untuk pengujian Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis adalah data yang diperoleh keterampilan berpikir kreatif kelas eksprimen
terdistribusi normal dan mempunyai variansi lebih baik dibandingkan keterampilan berpikir
yang homogen. kreatif di kelas kontrol.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian diperoleh dari 34
60
peserta didik, kelas VII A sebagai kelas
eksperimen sebanyak 17 peserta didik dan 50
kelas VII C sebagai kelas kontrol sebanyak 17 40
peserta didik. Pada kelas eksperimen,
30
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
Kelas Kelas Kontrol
model Project Based Learning (PjBL) Eksperimen
sedangkan pada kelas kontrol menggunakan
model konvensional. Hasil penelitian tersebut Pretest
diuraikan sebagai berikut.

Tabel 2 Analisis Statistik Deskriptif


Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta didik Gambar 1. Diagram Rata-Rata Perolehan Skor
Kelompok Eksperimen Pretest Keterampilan Berpikir Kreatif
Keterampilan Berdasarkan skor pretest, diketahui
Statistik
Berpikir Kreatif bahwa peserta didik kelas eksperimen
Deskriptif
Pretest Posttest mempunyai keterampilan berpikir kreatif yang
Sampel (N) 17 17 masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari
perolehan skor rata-rata hasil pretes kelas
Nilai minimum 33 36 eksperimen sebesar 49,76.
Nilai maksimum 66 89
Rata-rata 49,76 58,24 60
50
Tabel 3 Analisis Statistik Deskriptif
40
Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta didik
Kelompok Kontrol 30
Keterampilan Kelas Kelas Kontrol
Statistik Eksperimen
Berpikir Kreatif
Deskriptif
Pretest Posttest Postest
Sampel (N) 17 17
Gambar 2. Diagram Rata-Rata Perolehan Skor
Nilai minimum 26 26 Postest Keterampilan Berpikir Kreatif
Nilai maksimum 86 68 Setelah dilakukan proses pembelajaran
Rata-rata dengan menggunakan model PjBL, terdapat
45,82 46,71 peningkatan. Skor rata-rata hasil postest kelas
eksperimen menjadi sebesar 58,24. Hal
Dapat dilihat bahwa sampel (N) dalam tersebut menunjukkan penerapan model PjBL
penelitian terlihat pada tabel tersebut adalah 17 mempunyai dampak yang konsisten terhadap
peserta didik dengan nilai rerata (mean) untuk keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
pretest kelompok eksperimen sebesar 49,76 Tabel 3 Nilai Hasil pretest dan posttest
dan untuk posttest sebesar 58,24. Sedangkan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan Data tes keterampilan berpikir kreatif
model konvensional terlihat bahwa nilai rerata Parameter
Eksperimen Kontrol
Perbandingan
Pretest Postest Pretest Postest didik secara berkelompok mengerjakan tugas
proyek tentang daur ulang limbah organik
Skor 49,76 58,23 45,82 46,70
berupa pembuatan pupuk kompos untuk
Kriteria Kurang Cukup Kurang Kurang mengurangi pencemaran lingkungan. Dengan
demikian secara tidak langsung dapat melatih
Terdapat keterampilan berpikir kreatif keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
yang diajar melalui model pembeajaran PjBL Model project based learning (PjBL)
pada materi pencemaran lingkungan. Hal ini memberi pengalaman belajar yang menarik
dapat dilihat dari kelas yang menerapkan dan bermakna bagi peserta didik. Hal ini sesuai
model PjBL dengan nilai rata-rata lebih tinggi dengan pendapat Made Wina dalam Al-Tabany
dibandingkan kelas yang menggunakan model (2017) yang mendefinisikan project based
pembelajaran yang umum digunakan di kelas learning/pembelajaran berbasis proyek sebagai
yaitu model konvensional. Berdasarkan skor model pembelajaran yang memberikan
pretest, diketahui bahwa skor skor rata-rata kesempatan kepada guru untuk mengelola
kelas kontrol sebesar 45,82. Setelah dilakukan pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja
proses pembelajaran menggunakan model proyek. Kerja proyek adalah suatu bentuk kerja
pembelajaran konvensional diperoleh skor yang memuat tugas-tugas yang kompleks
rata-rata pretest sebesar 46,70. Hal ini berdasarkan kepada pertanyaan dan
disebabkan karena pada kelas kontrol tidak permasalahan (problem) yang sangat
dilakukan perlakuan seperti pada kelas menantang, menuntut peserta didik untuk
eksperimen, dimana pada kelas kontrol merancang, memecahkan masalah, membuat
menggunakan model yang umum digunakan di keputusan, melakukan kegiatan investigasi,
kelas yaitu model konvensional dengan metode serta memberikan kesempatan kepada peserta
ceramah. Siswa menjadi pasif karena hanya didik untuk bekerja secara mandiri.
mendengarkan ceramah guru sehingga Model pembelajaran berbasis proyek
keterampilan berpikir kreatif mereka kurang sangat mendukung terwujudnya kompenen
terpupuk. Pada model pembelajaran ini guru IPA yang meliputi proses dan produk karena
lebih banyak melakukan kegiatan belajar dalam proses pembelajarannya guru
mengajar dalam bentuk ceramah. Model ini memberikan proyek kepada peserta didik dan
berarti memberikan informasi satu arah memberikan kesempatan kepada peserta didik
sehingga yang ada hanyalah transfer mulai dari merencanakan, melaksanakan,
pengetahuan dari guru kepada peserta didik mempresentasikan hasil karya mulai dari alat
tanpa adanya transfer keterampilan berpikir dan bahan yang digunakan, cara membuat,
kreatif. Sedangkan skor rata-rata hasil pretest kegunaan, dengan demikian dapat membentuk
kelas eksperimen sebesar 49,76. Setelah berpikir kreatif pada diri peserta didik.
dilakukan proses pembelajaran dengan
menggunakan model PjBL, terdapat KESIMPULAN
peningkatan. Skor rata-rata hasil postest kelas Berdasarkan hasil analisis data dan
eksperimen menjadi sebesar 58,24. Hasil ini pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
masih tergolong dalam kategori cukup. Hal ini (1) keterampilan berpikir kreatif peserta didik
diduga disebabkan beberapa faktor yaitu yang diajar melalui model pembelajaran PjBL
peserta didik belum terbiasa menggunakan materi pencemaran lingkungan berada pada
model PjBL dan beberapa peserta didik belum kategori cukup dengan nilai rata-rata
berani mengemukakan pendapat maupun sebesar 58,23, (2) keterampilan berpikir
menjawab pertanyaan pada saat proses kreatif peserta didik yang diajar melalui model
pembelajaran. pembelajaran konvensional materi pencemaran
Tingginya rata-rata keterampilan lingkungan berada pada kategori kurang
berpikir kreatif pada kelas eksperimen dengan dengan nilai rata-rata sebesar 46,70, (3) ada
menggunakan model project based learning perbedaan keterampilan berpikir kreatif peserta
(PjBL) dibandingkan dengan model didik yang diajar melalui model pembelajaran
konvensional diduga terjadi karena model PjBL materi pencemaran lingkungan di SMP
pembelajaran ini dapat memberikan Negeri 1 Malili dimana peserta didik yang
kesempatan kepada guru untuk mengelola diajar melalui model pembelajaran PjBL
pembelajaran di kelas dengan melibatkan memiliki keterampilan berpikir kreatif lebih
peserta didik dalam situasi dunia nyata, peserta
tinggi dibanding yang diajar melalui model lingkungan dalam meningkatkan keterampilan
pembelajaran konvensional. berpikir kreatif peserta didik. Penerapan model
Melalui penelitian ini diharapkan PjBL efektif membutuhkan banyak waktu
kepada guru agar menjadikan model sehingga lebih efektif dalam mengembangkan
pembelajaran PjBL sebagai alternatif model keterampilan berpikir kreatif peserta didik.
pembelajaran biologi materi pencemaran

REFERENSI
Akbar, F., & Arsad, B. 2017. Potensi Model
PjBL (Project-Based Learning) dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar
Peserta Didik dengan Gaya Belajar
Berbeda. Jurnal Sainsmat. 6(1).

Al-Tabany, T. I. B. 2017. Mendesain


Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, dan Kontekstual:
Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum
2013 (Kurikulum Tematik
Integratif/KTI). Jakarta: PT
Kharisma Putra Utama.

Luthfi, R. R. M., Ismail., & Muhammad, W.


Memberdayakan Keterampilan
Berpikir Kreatif dan Self Regulated
Learning Peserta Didik Melalui Model
Project Based Learning. Prosiding
Seminar Nasional Biologi dan
Pembelajarannya. Makassar: UNM.

Meika, I., & Asep, S. 2017. Kemampuan


Berpikir Kreatif Dan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa Sma. JPPM.
10(2).

Suriyani., Hasratuddin., & Asmin. 2015.


Peningkatan Kemampuan Berpikir
Kreatif dan Kemandirian Belajar Siswa
Mts Negeri 2 Medan melalui
Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan Open-Ended. Jurnal
Tabularasa Pps Unimed. 12(3).

Syamsu, S. A., Yunus, M., & Masri, M. 2016.


Penerapan Model Creative Problem
Solving (CPS) untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta
Didik Kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1
Bulukumba (Studi pada Materi Pokok
Laju Reaksi). Jurnal Chemica. 17(2).

Anda mungkin juga menyukai