OLEH
NURUL AIN
( 15.231.008 )
2021
BAB I
PENDAHULUAN
yaitu menciptakan sumber daya manusia yang handal melalui proses kegiatan
melestarikan dan menciptakan sumber daya alam yang dapat digunakan untuk
kegiatan pembelajaran dapat diperoleh dimana saja dan kapan saja. Kimia
bahan alam merupakan salah satu mata kuliah wajib yang ditempuh di
Senyawa metabolit sekuder dapat diperoleh dari berbagai jenis tanaman yang
Kecematan yang ada di Kabupaten Bima sebagai hasil alam yang berguna
pengetahuan lokal dan kebijakan yang telah dipatuhi sebagai tradisi dan
Nusa Tenggara Barat memiliki banyak sekali kearifan lokal. Kearifan lokal
tersebut tidak hanya yang berfokus pada budaya dan tradisi namun juga aspek
sirih, kapur, cengkeh, pala, merica dan jahe, lalu disemburkan kepada
Modul yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut: self instruction, self
pemahaman mahasiswa.
Terpenoid”
terpenoid?
terpenoid?
2. Untuk mengetahui kelayakan modul kimia kimia bahan alam berbasis
3. Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap modul kimia bahan alam
terpenoid?
bagi peserta didik agar dapat belajar secara mandiri dan dapat
pengusaan kompetensi.
mengembangkan bahan ajar yang layak dan menarik bagi peserta didik
KAJIAN PUSTAKA
memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya
untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru. Pengembangan adalah suatu proses
ini mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus. Langkah penelitian atau proses
pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan
melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di mana produk tersebut akan
dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan (Punaji Setyosari, 2013:
222-223).
non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan
arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi
membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang
bersifat internal atau segala upaya untuk menciptakan kondisi degan sengaja agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai (Gagne dan Brings dalam Warsita, 2003: 266)
Dari beberapa pendapat para ahli yang ada ditarik kesimpulan bahwa pengembangan
merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar, terencana dan terarah untuk
pembelajaran sebagai penyalur pesan yang bisa disebut dengan istilah visual verbal.
Russel (dalam Sungkono, 2003) menjelaskan bahwa modul merupakan suatu paket
belajar yang berkenaan dengan suatu unit bahan pelajaran. Dengan menggunakan
modul peserta belajar dapat menyelesaikan bahan belajarnya secara mandiri atau
saja dan dimana saja. Lama penggunaan modul tidak tertentu, tergantung mengelola
Modul dapat dirumuskan sebagai unit yang lengkap dan berdiri sendiri dan
terdiri atas su atu unit rangkaian kegiatan yang disusun membantu mahasiswa
mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas, (Nasution,
2003). Pendapat lain mengatakan bahwa Modul ialah bahan belajar yang dirancang
secara sistematik berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan
Sudjana dan Rifai (2002) makna modul menurut istilah asalnya, adalah alat
ukur yang lengkap, merupakan unit yang berfungsi secara mandiri, terpisah tetapi
juga dapat berfungsi sebagai kesatuan dari seluruh unit lainnya. Modul merupakan
jenis kesatuan kegiatan belajar yang terencana, dirancang untuk membantu para
yang berisi tujuan belajar, bahan ajar, metode belajar, alat atau media, serta sumber
mahasiswa yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar maka akan lebih cepat
yang lainnya. Oleh sebab itu, modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang
akan dicapai oleh mahasiswa, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik,
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, pada dasarnya modul adalah sebuah
bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh mahasiswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya agar dapat
membantu mereka dalam belajar secara mandiri dengan bantuan atau tanpa bimbingan
penyusunan modul memiliki arti penting bagi kegiatan pembelajaran. Arti penting ini
diantaranya adalah fungsi, tujuan, dan kegunaan modul bagi kegiatan pembelajaran,
(Prastowo, 2014).
2.1.2.2 Fungsi dan Tujuan Modul
sebagai berikut :
2. Pengganti fungsi pendidik. Dalam hal ini, modul dapat menggantikan guru
4. Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa. Hal ini karena modul berisi mengenai
berikut :
1. Supaya mahasiswa dapat belajar mandiri baik dengan bimbingan guru maupun
2. Supaya peran guru tidak terlalu dominan dan otoriter dalam pembelajaran.
memiliki tingkat belajar yang cepat akan dapat menyelesaikan modul dengan
Menurut Prastowo (2015: 112-113) modul paling tidak memiliki tujuh unsur
lembar kerja, dan evaluasi. Selain itu, ada pendapat lain dari Surahman (Prastowo,
2015: 113-114) mengenai struktur modul yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
3. Materi modul. Bagian ini berisi materi secara rinci yang akan diberikan.
mahasiswa.
Prosedur penulisan modul menurut Depdiknas (2008: 12-16) dapat dijelaskan sebagai
berikut :
dikembangkan.
2. Penyusunan Draft
Proses ini merupakan pengorganisasian materi pembelajaran menjadi
satu kesatuan yang utuh dan sistematis. Proses ini dapat dilaksanakan melalui
a) Judul modul
3. Uji Coba
dalam jumlah terbatas. Hal ini untuk mengetahui keterlaksanaan dan manfaat
coba.
Dalam uji coba, terdapat dua jenis yaitu uji coba dalam
kelompok kecil dan uji coba lapangan. Uji coba kelompok kecil dilakukan
pada 2-4 mahasiswa, sedangkan uji coba lapangan dilakukan pada 20-29
mahasiswa
4. Validasi
ahli ataupun praktisi sesuai bidang yang terkait dalam modul. Validasi dapat
dimintakan dari beberapa pihak seperti ahli materi, ahli bahasa, dan ahli
validator.
5. Revisi
mendapat masukan dari kegiatan uji coba dan validasi. Proses ini bertujuan
untuk melakukan finalisasi atau penyempurnaan akhir modul. Perbaikan
c) Penggunaan bahasa
Kearifan lokal adalah identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang
berasal dari luar/bangsa lain menjadi watak dan kemampuan sendiri (Wibowo, 2015).
masyarakat sekitar agar tidak terjadi pergesaran nilai-nilai. Kearifan lokal adalah
salah satu sarana dalam mengolah kebudayaan dan mempertahankan diri dari
Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai
strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal
bahasa asing sering juga dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat local wisdom atau
(Fajarini, 2014). Berbagai strategi dilakukan oleh masyarakat setempat untuk menjaga
kebudayaannya. Hal senada juga diungkapkan oleh Alfian (2013) Kearifan lokal
diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta sebagai strategi kehidupan
yang berwujud aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam memenuhi
kebutuhan mereka. Berdasarkan pendapat Alfian itu dapat diartikan bahwa kearifan
lokal merupakan adat dan kebiasan yang telah mentradisi dilakukan oleh sekelompok
masyarakat secara turun temurun yang hingga saat ini masih dipertahankan
pengertian di atas dapat diartikan bahwa local wisdom (kearifan lokal) dapat dipahami
cara orang bersikap dan bertindak dalam menanggapi perubahan dalam lingkungan
fisik dan budaya. Suatu gagasan konseptual yang hidup dalam masyarakat, tumbuh
dan berkembang secara terus-menerus dalam kesadaran masyarakat dari yang sifatnya
berkaitan dengan kehidupan yang sakral sampai dengan yang profan (bagian
keseharian dari hidup dan sifatnya biasa-biasa saja). Kearifan lokal atau local wisdom
penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
dalam suatu masyarakat, yang diyakini kebenarannya dan menjadi acuan dalam
bertingkah laku sehari-hari, serta menggambarkan cara bersikap dan bertindak untuk
Kerukunan beragaman dalam wujud praktik sosial yang dilandasi suatu kearifan dari
budaya. Bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa budaya (nilai,
norma, etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus).
Nilai-nilai luhur terkait kearifan lokal meliputi Cinta kepada Tuhan, alam semester
beserta isinya, Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri, Jujur, Hormat dan santun,
Kasih sayang dan peduli, Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah,
Keadilan dan kepemimpinan, Baik dan rendah hati, Toleransi, cinta damai, dan
persatuan.
merupakan tata aturan tak tertulis yang menjadi acuan masyarakat yang meliputi
seluruh aspek kehidupan, berupa Tata aturan yang menyangkut hubungan antar
sesama manusia, misalnya dalam interaksi sosial baik antar individu maupun
kelompok, yang berkaitan dengan hirarkhi dalam kepemerintahan dan adat, aturan
alternatif ke depan yang dapat dikembangkan, tumbuhan obat dapat menjadi alternatif
pilihan untuk mengobati berbagai jenis penyakit, selain itu efek negatif yang
Dompu dari zaman dulu hingga sekarang yang memanfaatkan tumbuhan obat, meski
hanya sebagian orang saja yang melakukannya. Mama istilah Mbojo (Bima dan
seperti pinang, daun sirih, kapur, cengkeh, pala, merica dan jahe, lalu disemburkan
menyusui, anak-anak yang sering mengompol. Kombinasi aneka bahan herbal ini
akan membuat proses sampuru menghasilkan sensasi rasa hangat dan pedas. Setelah
disembur biasanya didiamkan beberapa saat hingga kering. Agar rasa hangatnya lebih
meresap maka dapat juga dengan cara menutupinya dengan kain pada bagian-bagian
yang disemburi. Sampuru ini merupakan tradisi lama yang harus tetap dipertahankan
dan harus lebih dikembangkan untuk menjaga nilai tradisi dan kebiasaan lama Suku
metabolit sekunder yang bersifat toksik dan dapat digunakan untuk mengobati
berbagai jenis penyakit pada manusia, misalnya tradisi sampuru ini. Golongan
senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, steroid dan
triterpenoid (Harborne, 1987). Untuk mengkaji secara ilmiah senyawa penting yang
terdapat pada tumbuhan obat tradisional yang dapat bermanfaat terhadap kesehatan
dan berfungsi sebagai obat, maka perlu adanya ekstraksi senyawa metabolit sekunder
Pada tanaman obat yang digunakan pada tradisi sampuru ini diantaranya
pinang, daun sirih, kapur, cengkeh, pala, merica dan jahe, masing-masing memiliki
yang telah melakukan penelitian kandungan metabolisme sekunder serta uji fitokimia
mempunyai potensi sebagai antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 46,67 pada ekstrak
metanol. Selain itu, menurut Revina Petrina, dkk., (2017) menyatakan bahwa kulit biji
pinang sirih (Areca catechu L) mempunyai sifat antioksidan yang kuat dengan nilai
IC50 sebesar 7,695 ppm. Antioksidan memiliki peran penting untuk mencegah
satu atau lebih elektron mengarah pada senyawa oksidan satu atau lebih sehingga
menjadi stabil. Antioksidan dapat juga mengeleminasi senyawa radikal bebas didalam
Sirih telah dibuktikan memiliki daya antibakteri. Minyak dan ekstraknya dapat
melawan beberapa bakteri Gram positif dan Gram negatif (Candrasari, 2012).
Menurut Yadav (2014), daun Piper betle menunjukkan perantara yang sangat baik
triterpenoid, fenolat, dan tanin yang merupakan senyawa bersifat antibakteri (Huda,
Rodhiansyah, & Ningsih, 2018). Daun cengkeh juga diketahui mengandung senyawa
2015).
alkaloid, flavonoid, terpenoid dan tanin, sedangkan ekstrak etil asetat mengandung
senyawa alkaloid, flavonoid dan terpenoid. (Ginting, dkk, 2014). Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas minyak atsiri buah pala yang didapat,
yaitu nilai indeks bias 1,475 sesuai dengan SNI 06-2388- 2006 dan dari hasil uji
toksisitas menunjukkan nilai LC50 sebesar 5, 192 ppm dan dapat dikatakan minyak
atsiri tumbuhan pala bersifat toksik dengan ditunjukkan hasil fitokimia yaitu minyak
Lada hitam merupakan salah satu tanaman yang telah terbukti memiliki
aktivitas antibakteri. Ekstrak etanol buah lada hitam memiliki aktivitas antibakteri
terhadap bakteri gram positif S. aureus dengan daya hambat > 10 mm (Pundir dan
Pranay, 2010). Erturk (2006) juga melaporkan bahwa ekstrak etanol dari buah lada
epidermidis sebesar 12,5 mm dan 15 mm. Kandungan kimia dari buah lada hitam
adalah alkaloid, fenol, tanin, kumarin, saponin, flavonoid, glikosida, dan minyak atsiri
(Nahak dan Sahu, 2011; Trivedi et al., 2011). Senyawa aktif seperti seperti flavonoid,
tanin, alkaloid, terpenoid, minyak atsiri dan senyawa fenolik telah diteliti memiliki
obat-obatan, bahan kosmetik, parfum, serta bahan makanan dan miuman (Kartika
dkk., 2017). Berdasarkan bentuk, ukuran dan warna rimpanganya, jahe umum
dibedakan atas tiga jenis yakni jahe merah, jahe putih/kuning besar (jahe gajah) dan
jahe putih/kuning kecil (jahe emprit) (Boer dan Karimuna, 2013). Hamad., dkk (2017)
mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, terpenoid namun negatif tanin dan steroid.
Sementara itu, Koban., dkk (2016) melaporkan ekstrak total metanol, fraksi n-heksana
dan fraksi etil asetat jahe merah (Z. officinale var. Amarum), ketiganya positif
nheksana) dan negatif saponin serta memiliki antioksidan sangat baik dengn masing-
masing nilai IC50 berturut-turut adalah 32,19 ppm; 35,63 ppm; dan 25,69 ppm.
Mayfi., dkk (2017) melaporkan bahwa ekstrak etanol hasil maserasi jahe emprit yang
berasal dari Bogor, Jawa Barat positif mengandung senyawa flavonoid, saponin,
triterpenoid/ steroid, serta fenol dan negatif alkalod dan tanin. Sukaeshi dan
Wiendarlina (2018) melaporkan bahwa jahe emprit dalam sediaan cair berbasis
bawang putih memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar
3,310 µg/mL. Penelitian lain oleh Adnyane., dkk (2003) melaporkan bahwa aktivitas
kimia alkaloid, tanin, minyak atsiri dan saponin (Kumar, 2013; Dahiya, 2011). Singh
et al., (2011) melaporkan bahwa golongan senyawa kimia tanin, alkaloid, minyak
Senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada buah cabe jawa salah
yang mempunyai bau dan dapat diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan
disebut sebagai minyak atsiri (Harbone, 1987). Komponen minyak atsiri terbanyak
pada buah cabe jawa asal Cina dilaporkan terdiri dari β-caryophillen (33.44%), 3-
caren (7.58%), eugenol (7.39%), dlimonen (6.70%), zingiberen (6.68%) dan kubenol
(3.64%) (Jamal et al., 2013). Pada penelitian yang dilakukan oleh LiChing & Jiau-
Ching (2009), menyimpulkan bahwa eugenol yang terkandung dalam suatu ekstrak
berpotensi sebagai larvasida. Bahan aktif minyak atsiri cabe jawa memiliki
kandungan utama terpenoid. Terpenoid sendiri terdiri dari n-oktanol, linanool, terpinil
asetat, sitronelil asetat, piperin, alkaloid, saponin, polifenol, resin (kavisin) (Aulia,
2009).
2.2 Hakikat Ilmu Kimia dan Pembelajaran Kimia
Hakikat ilmu Kimia mencakup dua hal, yaitu Kimia sebagai produk dan Kimia
sebagai proses. Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas
tersebut disebut keterampilan proses, dan sikap-sikap yang dimiliki para ilmuwan disebut
sikap ilmiah.
bagian dari rumpun sains, karena itu pembelajaran kimia juga merupakan bagian dari
pembelajaran sains. Pembelajaran sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih
terkandung dalam tubuh mikroorganisme, flora dan fauna yang terbentuk melalui proses
metabolisme sekunder yang disintesis dari banyak senyawa metabolisme primer, seperti
asam amino, asetil koenzim A, asam mevalonat dan senyawa antara dari jalur shikimate
(Herbert, 1995).
metabolit sekunder yang menonjol bagi manusia adalah pemanfaatan sebagai obat. Badan
kesehatannya yang berasal dari tumbuhan (Joy dkk, 1998; Fabricant and Farnsworth
2001; Tripathi and Tripathi 2003), dan 25% obat modern yang telah diekstraksi langsung
dari tumbuhan.
terpenoid, fenolik, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Pada penelitian ini akan
dari jumlah senyawa maupun variasi kerangka dasar strukturnya. Terpenoid ditemukan
berlimpah dalam tanaman tingkat tinggi, meskipun demikian, dari penelitian diketahui
bahwa jamur, organisme laut dan serangga juga menghasilkan terpenoid. Selain dalam
bentuk bebasnya, terpenoid di alam juga dijumpai dalam bentuk glikosida, glikosil ester
dan iridoid. Terpenoid juga merupakan komponen utama penyusun minyak atsiri.
selesai yaitu :
meliputi pengertian senyawa bahan alam, klasifikasi, struktur, sifat, asal-usul biogenesis,
biosintesis, cara isolasi, dan identifikasi yang meliputi golongan senyawa terpenoid, ,
serta beberapa contoh senyawa bahan alam yang berguna, yang ditemukan pada famili
tumbuhan tertentu.
2.3.1 Penelitian yang dilakukan oleh Farida Nur Kumala dan Prihatin Sulistyowati (2016)
Inspirasi Pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil validasi segi materi,
demikian bahan ajar IPA berbasis kearifan lokal efektifitas digunakan dalam
2.3.2 Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Riza, R. Arizal Firmansyah, Muhammad
Kearifan Lokal Kota Semarang Pada Materi Larutan Asam Dan Basa”. Jipva (Jurnal
Pendidikan Ipa Veteran 4(1) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas modul
kimia berorientasi kearifan lokal dibuktikan dengan vallidasi ahli dan angket
tanggapan peserta didik. validasi ahli materi dan ahli media kategori “sangat baik”
2.3.3 Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Lestari, Nasrudin, Rahmanpiu (2020). Tentang :
bahwa golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada sampel segar,
serbuk, dan seduhan serbuk rimpang jahe emprit (Z. officinale var. Rubrum) adalah
Pembelajaran kimia di sekolah cenderung hanya terfokus pada teori dan konsep saja tanpa
mengaitkannya dengan kearifan lokal daerah setempat. Hal ini membuat wawasan peserta
didik tentang ilmu kimia menjadi terbatas. Padahal sudah seharusnya peserta didik
mengetahui tentang penerapan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari khususnya yang
berkaitan dengan kearifan lokal daerah setempat. Pembelajaran kimia yang berorintasi
pada kearifan lokal merangkul peserta didik untuk ikut berperan mengambil tindakan,
menjadikan mereka lebih dekat dan mengenal fenomena yang ditemukan pada lingkungan
sehari-hari.
memperhatikan salah satunya yaitu potensi daerah dan lingkungan tempat tinggal
berbasis keunggulan lokal. Berdasarkan hal di atas, kearifan lokal dapat dijadikan
sebagai salah satu cara untuk menjalankan kurikulum 2013 yang memiliki karakteristik
masyarakat. Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta
berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat
Ada banyak isu-isu sosial yang dijumpai pada kalangan masyarakt seperti yang
terjadi di Desa Dena Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat,
salah satunya adalah masyarakat selalu menggunakan tradisi ”sampuru” yang artinya
mengunyah rempah-rempah seperti pinang, daun sirih, kapur, cengkeh, pala, merica dan
badan seperti badan yang sakit, pegal-pegal, kedinginan, untuk ibu-ibu hamil yang
selesai melahirkan dan ibu-ibu menyusui, serta untuk anak-anak yang sering
mengompol.
Dari kebiasaan-kebiasaan arif tersebut dikaji aspek literasi sains terutama pada
bidang kimia untuk mengetahui kandungan kimia apa saja yang terdapat pada bahan
alam tersebut. Melek literasi terutama literasi sains sangat penting diterapkan kepada
pembelajaran selain dapat memberikan pengajaran yang baik melalui strategi, dan metode
pembelajaran namun alat bantu dalam proses pembelajaran seperti bahan ajar sangat
dibutuhkan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Akan tetapi peneliti menemukan
adanya permasalahan bahwa bahan ajar yang digunakan meskipun buku paket dapat
membantu peserta didik dalam proses pembelajaran namun peserta didik cenderung bosan
dalam menggunakan buku paket. Dengan demikian sangat minimnya bahan ajar yang
digunakan pendidik serta sumber belajar yang sangat terbatas bagi peserta didik sehingga
Belum tersedianya bahan ajar berupa modul khususnya yang berbasis kearifan lokal
Modul sebagai bahan ajar dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dan
pembelajaran menjadi lebih efektif
Konsep kearifan lokal yang ada di masyarakat dapat disisipkan dalam proses belajar
disekolah sebagai kajian yang dapat menambah pengetahuan serta wawasan peserta didik
Dikembangkannya modul berbasis kearifan lokal yang menyajikan materi kimia pokok
Proses pembelajaran bermakna dan mengembangkan wawasan serta pengetahuan peserta
didik pada bidang keilmuan.
Sebagai sarana memperkenalkan kearifan lokal yang memiliki nilai luhur dan penting
ditransmisikan kepada peserta didik.
BAB III
METODELOGI PENGEMBANGAN
alam berbasis kearifan lokal adalah model pengembangan 4-D (four D model) yang
dikembangkan oleh Thiagarajan dan Semmel pada tahun 1974. Alas an pemilihan model
ini karena : a) Model ini disusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang
sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik mahasiswa. b) model ini khusus digunakan pad pengembangan bahan ajar
bahwa model 4-D yang diadopsi dalam penelitian pengembangan ini terbatas dengan
tahap define, design, serta develop, dan tidak pada tahap disseminate dengan beberapa
Analisis mahasiwa
Define
(Pendefinisian)
Analisis materi Analisis tugas
Penyusunan teks
Design
Pemilihan metode (Perancangan)
Pemilihan Format
Rancangan Awal
Develop
Validasi Ahli
(Pengembangan)
Uji Pengembangan
Uji Validasi
Disseminate
Pengemasan (Penyebaran)
Penyebaran
sebagaimana dijelaskan diatas, prosedur penelitian dalam penelitian ini dapat dijelaskan
Pengidentifikasian
● Analisis awal akhir
Perancangan Desain Produk
● Analisis tugas
● Modul pegangan dosen
● Analisis konsep
● Perumusan tujuan pembelajaran
syarat-syarat pengembangan. Dalam model lain, tahap ini sering dinamakan analisis
modul pembelajaran kimia bahan alam berbasis kearifan lokal dengan pendekatan
tugas hingga dapat menjadi lebih profesioanl dan dinyatakan dengan tingkah laku
yang dapat diamati. Pada analisis tugas telah tercantum analisis kurikulum,
diantaranya yang berisi Kometensi Dasar (KD) sebagai dasar penyusunan tujuan
mengetahui kajian apa saja yang akan ditampilkan dalam bahan ajar.
Tahap design meliputi kegiatan format selection dan initial design. Kegiatan
lebih mendetail spesifikasi hasil pengembangan yang telah disebutkan pada bagian
firmat selection.
Tahap develop meliput kegiatan penilaian dari para ahli merupakan tahap uji
Penilaian dari para ahli ditempuh melalui kegiatan kajian kritis oleh para
ahli bidang isi/materi dan oleh bidang pembelajaran baik secara kuantitatif
kualitaif berisi tanggapan dan saran perbaikan dari bidang isi/materi dan ahli
bidang pembelajaran. Interprestasi hasil analisis data kuantitatif bersama dengan
data kualitatif kegiatan penilaian dari ahli dijadikan sebagai acuan untuk
awal (initial testing). Tes awal merupakan tahap ujicoba hasil pengembangan
pengembangan. Hasil pada kegiatan tes awal digunakan sebagai acuan untuk
revisi III. Subjek uji coba perorangan yang telah dipilih adalah mahasiswa
Jenis data yang diperoleh terdiri atas data kuantitatif dan data kualitatif. Data ini
merupakan data yang berkaitan dengan validasi dan tanggapan dari dosen ahli, dan
tanggapan mahasiswa tentang modul pembelajaran kimia bahan alam berbasis kearifan
literasi sains yang dikembangkan. Data kuantitatif terdiri atas data angket hasil penilaian
kelayakan hasil pengembangan yang telah diisi oleh ahli bidang isi/materi dan ahli bidang
pembelajaran pada kegiatan penilain dari ahli maupun dari subjek uji coba perorangan
Menurut Arikunto (2011) angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada
orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon
sesuai dengan permintaan pengguna. Angket cocok digunakan bila jumlah responden
cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Lebih lanjut Arikunto menguraikan
4. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu
menjawab, dan
5. Dapat dibuat standar bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar
sama.
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk menguji kelayakan isi/materi hasil
pengembangan.
yang termasuk dalam keperluan analisis deskripsi kelayakan hasil pengembangan adalah
data kuantitatif yang diperoleh melalui kegiatan Expert Appraisal dan Developmental
kualitatif untuk menentukan tingkat kelayakan yang diadaptasi dari uraian Arikunto
(2010) tentang teknik analisis deskriptif kulitatif, yaitu menggunakan rumus presentasi