Anda di halaman 1dari 24

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL

Di SMP NEGERI 3 OKU

OLEH :

Lusi Yana (1922026)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BATURAJA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif,
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini merupakan salah satu
aspek penting dalam upaya untuk membebaskan manusia dari keterpurukan,
keterbelakangan, kebodohan, kehinaan, dan ketertinggalan globalisasi.Indonesia
terdiri lebih dari 3500 buah pulau yang dihuni oleh berbagai suku bangsa yang
mempunyai berbagai macam adat
istiadat,bahasa,kebudayaan,agama,kepercayaan,dan sebagainya. Berbagai
kekayaan alam baik yang terdapat didarat,laut,flora fauna,dan berbagai hasil
tambang yang kesemuanya merupakan sumber daya alam.Kebudayaan nasional
yang didukung oleh berbagai nilai kebudayaan daerah yang luhur
beradap,merupakan nilai jati diri yang menjiwai perilaku manusia dan masyarakat
dalam segenap aspek kehidupan,baik dalam lapangan industri,kerajinan,industri
rumah tangga,jasa pertanian (agroindustri dan agro bisnis)
perkebunan,perikanan,peternakan,pertanian hortikultura (sayur-sayuran, buah-
buahan,tanaman hias dan tanaman obat-obatan),kepariwisataan,pemeliharaan
lingkungan hidup sehingga terjadi kesesuaian,keselarasan,dan keseimbangan yang
dinamis.

Muatan lokal merupakan salah satu kajian mata pelajaran yang diberikan
satuan pendidikan mulai dari jenjang SD, SMP dan SMA/sederajat yang bertujuan
untuk mengembangkan potensi dari suatu daerah. Pemberian materi yang bersifat
muatan lokal berisi materi tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan
agar budaya dan tradisi di daerah peserta didik tidak terkikis oleh perkembangan
budaya-budaya baru yang hadir di lingkungan peserta didik. Dengan demikian,
penanaman kearifan lokal di setiap daerah di seluruh Indonesia tetap lestari dan
terjaga keasliannya sebagai aset bangsa yang kaya akan keberagaman
budaya.Kurikulum adalah sebuah sistem pada pembelajaran yang di dalamnya
terdapat komponen tujuan, isi, strategi, dan evaluasi untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan. Menurut Toenlioe (2016), komponen tujuan adalah komponen yang
memuat target pencapaian atau kemampuan yang akan dikembangkan dalam diri
peserta didik, komponen isi kurikulum adalah komponen yang memuat pesan yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, komponen strategi adalah
komponen yang berisi pernyataan tentang penataan dan pemanfaatan berbagai hal
untuk pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efesiensi, serta komponen
evaluasi kurikulum yaitu komponen yang berisikan pernyataan tentang upaya untuk
mengetahui tingkat pencapaian pembelajaran, serta efesiensi dan efektifitas proses
pembelajaran.

Pendidikan di lingkungan sekolah lebih bersifat formal guru sebagai


pendidik telah disiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan. Di sekolah guru
melakukan interaksi secara terencana dan sadar serta telah ada kurikulum formal
yang bersifat tertulis. Guru melakukan tugas mendidik secara formal. Oleh karena
itu, sekolah sering disebut formal. Dalam lingkungan masyarakat pun terjadi
berbagai bentuk interaksi pendidikan dari yang sangat formal yang mirip dengan
pendidikan di sekolah dalam bentuk kursus-kursus sampai dengan yang kurang
formal seperti ceramah,pergaulan kerja.

Agar tujuan pendidikan itu dapat tercapai secara maksimal maka harus ada
peningkatan pada kurikulum pendidikan. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016
pasal 1 Ayat (2) tentang Standar isi dikemukakan bahwa “Kompetensi inti meliputi
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan”. Mengingat pentingnya
peranan kurikulum dalam pembelajaran, serta dalam pembentukan kompetensi dan
pribadi peserta didik dan dalam perkembangan kehidupan masyarakat pada
umumnya, maka pembinaan dan pengembangan kurikulum tidak dapat dilakukan
secara sembarangan, tetapi memerlukan landasan yang kuat berdasarkan hasil-hasil
pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Salah satu usaha pengembangan kurikulum pendidikan yaitu dengan
dimasukkannya muatan lokal, hal ini didasarkan oleh kenyataan bahwa Indonesia
memilki beraneka ragam adat istiadat, kesenian, tata cara, tata krama pergaulan,
bahasa, dan pola kehidupan yang diwariskan secara turun temurun dari nenek
moyang. Hal tersebut tentunya perlu dilestarikan dan dikembangkan, agar bangsa
Indonesia tidak kehilangan jati dirinya. Keberadaan muatan lokal berperan sebagai
salah satu agen pembinaan budaya yang ruhnya telah tertanam secara tidak sengaja
pada masing-masing anak.Sehubungan dengan itu kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat kurikulum nasional (pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan, bahasa, matematika, IPA, IPS, seni dan budaya, pendidikan
jasmani dan olah raga, ketrampilan) dan muatan lokal. Kurikulum muatan lokal
merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.Wujud
dari kurikulum muatan lokal tidak hanya berbentuk keterampilan (peternakan,
pertanian, industri ), tapi juga berkaiatan dengan mata pelajaran yang bisa
meningkatkan prilaku (akhlak) dan kepribadian peserta didik.

Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di SMP Negeri 3


Oku, peneliti melakukan wawancara dengan salah seorang guru mata pelajaran
muatan lokal mengenai muatan lokal yang diajarkan di kelas IX. Dari hasil
wawancara, guru mengemukakan bahwa muatan lokal yang diajarkan di kelas IX
adalah muatan lokal pertamanan. Alasan menerapkan muatan lokal pertamanan
karena sekolah tersebut merupakan sekolah adiwiyata,dan sekolah tersebut bisa
menciptakan,mengkreasikan sekolah dengan tema pertamanan dengan lingkungan
hidup. Berdasarkan observasi tersebut, peneliti bermaksud meneliti implementasi
kurikulum muatan lokal di SMP Negeri 3 Oku dengan judul penelitian
“Impelementasi Pengembangan kurikulum muatan lokal di SMP Negeri 3 Oku“.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang seperti yang telah diuraikan tersebut di atas, maka
permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :

1. Implementasi pengembangan kurikulum muatan lokal di SMP Negeri 3


Oku.
2. Faktor pendukung dan penghambat implementasi pengembangan
kurikulum muatan lokal di SMP Negeri 3 Oku.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian pada penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui implementasi pengembangan kurikulum muatan lokal di


SMP Negeri 3 Oku.
2. Untuk mengetahui Faktor pendukung dan penghambat implementasi
pengembangan kurikulum muatan lokal di SMP Negeri 3 Oku.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan khususnya pada kurikulum muatan lokal.
b. Sebagai sarana bagi peneliti dalam meningkatkan atau
mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan khususnya
yang berkaitan dengan implementasi pengembangan kurikulum
muatan lokal.
2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan memberikan

a. Manfaat praktis
Penelitian ini nantinya akan saya gunakan sebagai penulisan skripsi
atau karya ilmiah saya yang nantinya untuk salah satu syarat
kelulusan diUniversitas Baturaja.

b. Manfaat teoritis

Diharapkan pada nantinya penelitian ini dapat menjadi acuan atau


dasar dalam pengembangan muatan lokal tidak hanya setara SMP
saja melainkan jenjang pendidikan lainnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kajian Teori

1. Pengertian Implementasi

Usman (2002:70) menyatakan bahwa implementasi bermuara pada


aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan
sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan
kegiatan.Menurut Harsono (2002:67), Implementasi adalah suatu proses untuk
melaksanakan kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik ke dalam
administrasi.

Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program.


Setiawan (2004) juga mengemukakan pengertian implementasi perluasan dari
aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan
untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana birokrasi yang efektif.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, penulis menyimpulkan bahwa


implementasi merupakan aksi nyata dalam menjalankan rencana yang telah
dirancang dengan matang sebelumnya. Implementasi harus dilakukan sesuai
dengan rancangan yang telah dibuat, jika tidak maka hasilnya tidak akan sesuai
dengan yang diharapkan.

2. Pengertian Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal

Proses pembelajaran disekolah dapat dilaksanakan secara intrakurikuler,


kokurikuler,dan ekstrakurikuler. Begitu pula bahan yang ada pada muatan lokal
dapat tercantum pada intrakulikuler,misalnya berbagai mata pelajaran yang
termasuk dalam bidang studi kesenian dan keterampilan,bahasa(bahasa daerah dan
inggris)dan beberapa topik subtropik bahasan yang bernaung dalam bidang studi
IPA,IPS dan pelajaran lainya.Sedang bagi buatan muatan lokal yang dilaksanakan
secara kurikuler,bahan dikembangkan dari pola kehidupan dalam lingkungannya
dan perlu dibicarakan dengan narasumber yang bersangkutan dan bekerja sama
dengan instansi-instansi lain yang terkait untuk mencari atau menyeleksi bahan
muatan lokal yang sesuai dengan harapan dan keadaan sekolah.

karena bahan muatan lokal sifatnya mandiri dan tidak terikat oleh
pusat,maka peranan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam muatan
lokal ini sangat menentukan.Untuk melaksanakan pengembangan,langkah-
langkahnya dapat ditempuh sebagai berikut.

a. Menyusun perencanaan muatan lokal.


b. Melaksanakan pembinaan.
c. Merencanakan pengembangan.

1. Menyusun Perencanaan Muatan Lokal

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran selalu menyangkut berbagai unsur


atau komponen yang saling terkait. Begitu pula dalam menyusun perencanaan
muatan lokal juga akan menyangkut berbagai sumber,seperti pengajar,metode,
media,dana,dan evaluasinya.Merencankan bahan muatan lokal yang akan
diajarkan,langkah-langkahnya dapat ditempuh sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi segala sesuatu yang mungkin dapat dijadikan bahan


muatan lokal.
b. Menyeleksi bahan muatan lokal dengan kriteria sebagai berikut.
1. Sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
2. Tidak bertentangan dengan pancasila dan berbagai peraturan ada adat
yang berlaku.
3. Letaknya terangkau dari sekolah
4. Ada narasumber baik di dalam maupun diluar sekolah
5. Bahan/kegiatan tersebut merupakan ciri khas didaerah itu.
c. Menyusun GBPP yang bersangkutan.
d. Mencari sumber bahan,baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis
e. Mengusahakan sarana/prasarana yang relavan dan yang terjangkau.

2. Pembinaan dan Pengembangan Muatan Lokal

Meskipun kurikulum muatan lokal telah direncanakan dengan serapi


mungkin dalam pelaksanaanya tentu akan mengalami berbagai hambatan.Atas
dasar berbagai pengalaman bagi si pelaksana dan berbagai sarana,kritik dan
tanggapan yang merupakan bahan masukan yang sangat berguna bagi revisi bahan
muatan lokal selanjutnya.

3. Pengembangan Muatan Lokal

Ada dua pengembangan dalam muatan lokal,yakni;

a. Pengembnagan untuk jangka jauh,dan:


b. Pengembangan untuk jangka pendek.

Pengembangan jarak jauh dilaksanakan secara berurutan atau


berkesinambungan dari berbagai muatan lokal yang pernah ada di sekolah-sekolah
bawahnya.sedang di perguruan tinggi akan lebih tepat kalau diistilahkan dengan
“program khusus”yang akan menyebabkan adanya ciri khas bagi setiap perguruan
tinggi yang bersangkutan.Kalau ada istilah muatan lokal kiranya akan didapatkan
juga muatan regional,muatan nasional dan muatan internasional.Batasan untuk
berbagi istilah tersebut seolah-olah dibatasi oleh terbaya (Scope) yang menyangkut
batas daerah atau lokasi.Sedangkan pengembangan muatan lokal dalam jangka
pendek dapat dilakukan oleh sekolah setempat dengan cara:menyusun kurikulum
muatan lokal kemudian menyusun GBPP-nya dan direvisi setiap saat.Dalam
pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Perluasan muatan lokal

Dasarnya ialah bahan muatan lokal yang ada di daerahnya itu yang
terdiri dari berbagai jenis muatan lokal,misalnya: pertanian kalau sudah
dianggap cukup ganti peternakan ,perikanan,kerajinan dan
sebagainya.Siswa cukup di beri dasar-dasarnya saja dari berbagai muatan
lokal sedang pendalamannya sedang dilaksanakan pada periode berikutnya.

b. Pendalaman muatan lokal

Dasarnya ialah bahan muatan lokal yang sudah ada kemudian


diperdalam sampai,misalnya:masalah pertanian dibicarakan dan
dilaksanakan mengenai bagaimana cara memupuk ,memelihara
mengembangkannya,penyakitnya, pemasarannya, dan sebagainya.oleh
karena itu, pelajaran ini diberikan pada siswa yang sudah dewasa.

Hasil tindakan pengembangan di sekolah tergantung pada:

1. Kekreatifan guru

2. Kesesuaian program

3. Ketersediaan Prasarana /sarana

4. Cara pengelolaan

5. Kesiapan siswa

6. Partisipasi masyarakat setempat

7. Pendekatan kepala sekolah dengan instansi dan narasumber yang terkait.

3. Pengertian Kurikulum Muatan Lokal

Sekolah adalah wahana untuk proses pendidikan secara formal.Sekolah


adalah sebagian dari masyarakat,karena itu sekolah harus dapat mengupayakan
pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekitar sekolah ataupun didaerah
sekolah itu berada.Untuk merealisasikan usaha ini,sekolah harus menyajikan
program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada peserta didik tentang
apa yang menjadi karakteristik lingkungan di daerahnya,baik yang berkaitan
dengan kondisi alam,lingkungan sosial dan lingkungan budaya maupun yang
menjadi kebutuhan daerah.

Berdasarkan kenyataan ini,diperlukan program pendidikan yang


disesuaikan dengan potensi daerah,minat dan kebutuhan peserta didik serta
kebutuhan daerah.Hal ini berarti sekolah harus mengembangkan suatu program
pendidikan yang berorientasi pada lingkungan sekitar dan potensi daerah atau
muatan lokal.Dengan demikian anak didik diharapkan memiliki perasaan cinta
terhadap lingkungan,suatu pemahaman dan pemeliharaan modal akan keterampilan
dasar yang selanjutnya dapat dikembangkan lebih jauh lagi.

4. Pengertian Muatan Lokal

Muatan lokal yaitu “muatan untuk mengembangkan potensi daerah sebagai


sebagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan disekolah.Disamping itu,
“muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kopetensi
yang di sesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,termasuk keunggulan
daerah,yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang
ada.Subtansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan suatu
pendidikan”(muslich,2011:30).

Pengertian muatan lokal menurut Idi(2011:284) adalah:

Program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan


dengan lingkungan alam,lingkungan sosial,serta lingkungan budaya dan
kebutuhan daerah,sedangkan anak didik didaerah itu wajib
mempelajarinya.Maksud dari lingkungan alamiah yang ada disekitar kehidupan
kita,berupa benda-benda mati yang terbagi dalam empat kelompok
lingkungan,yaitu: (1)Pantai, (2) Daratan rendah termasuk didalamnya daerah
aliran sungai, (3) Daratan tinggi, dan (4) pegunungan atau gunung.Dengan kata
lain,lingkungan alam adalah lingkungan hidup dan tidak hidup tempat mahkluk
hidup tinggal dan membentuk ekosistem.

Sementara itu lingkungan sosial adalah lingkungan dimana terjadi interaksi


orang per orang dengan kelompok sosial atau sebaliknya,dan antara kelompok
sosial dengan kelompok lain.pendidikan sebagai lembaga sosial dalam sistem sosial
dilaksanakan disekolah,keluarga dan masyarakat,dan itu perlu dikembangkan
didaerah masing-masing.Selanjutnya lingkungan budaya adalah daerah dalam pola
kehidupan masyarakat yang berbentuk bahasa daerah,seni daerah,adat istiadat,serta
tata cara dan tata krama khas daerah.Lingkungan sosial dalam pola kehidupan
daerah berbentuk lembaga-lembaga masyarakat dengan peraturan-peraturan yang
ada dan berlaku didaerah itu dimana sekolah dan peserta didik berada,menurut Idi
(2011:285).Berdasarkan para ahli diatas ,muatan lokal adalah program pendidikan
untuk mengembangkan potensi daerah sebagai sebagian dari upaya peningkatan
mutu pendidikan dan sebagai upaya untuk melestarikan lingkungan alam dimana
sekolah itu berkembang.

5. Tujuan Muatan Lokal

Tujuan muatan lokal dalam peraturan kemendikbut nomor 79 tahun


2014,muatan lokal diajarkan dengan tujuan membekali peserta didik dengan
sikap,pengentahuan,keterampilan yang diperlukan untuk:

(1) Mengenal dan mencintai lingkungan alam,sosial,budaya dan spritual


didaerahnya; (2) Melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan
kearifan daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam
rangka pembangunan nasional.

Menurut Hidayat (2013: 40) muatan lokal merupakan bagian dari kurikulum
pendidikan yang memiliki tujuan pendididkan yang disesuaikan dalam azas
pendidikan, salah satunya yaitu azas sosial-budaya. Azas sosial-budaya berkenaan
dengan penyampaian kebudayaan proses sosial individu, dan rekonstruksi
masyarakat. Masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang mau tidak
mau harus disampaikan, dikenal dan diwujudkan pada peserta didik dalam bentuk
perilakunya.

Muslich (2007: 17) berpendapat bahwa muatan lokal merupakan kegiatan


kulikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sesuai dengan ciri
khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Secara umum tujuan muatan
lokal adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki wawasan yang luas
dan mantap tentang kondisi lingkungannya, keterampilan fungsional, sikap dan
nilai-nilai, bersedia melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam, serta
meningkatkan kualitas sosial dan budaya daerah sesuai dengan pembangunan
daerah dan pembangunan nasional. Secara khusus tujuan muatan lokal adalah:

a. Peserta didik dapat belajar dengan lebih mudah tentang lingkungan dan
kebudayaan di daerah serta bahan-bahan yang bersifat aplikatif dan
terintegrasi dengan kehidupan nyata,
b. Peserta didik dapat memanfaatkan sumber-sumber belajar setempat untuk
kepentingan pembelajaran di sekolah,
c. Peserta didik lebih mengenal dan akrab dengan lingkungan alam,
d. Peserta didik dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikat dan
nilai-nilai yang dapat menunjang pengetahuan daerah,
e. Peserta didik dapat mengembangkan materi muatan lokal yang dapat
menghasilkan nilai ekonomi tinggi di daerahnya sehingga dapat hidup
mandiri, menolong orang tuanya dan menolong dirinya sendiri dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidup,
f. Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
dipelajari untuk memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya, dan
g. Peserta didik menjadi termotivasi untuk ikut melestarikan budaya dan
lingkungannya serta terhindar dari keterasingan dari lingkungannya sendiri.

Mata pelajaran muatan lokal menurut Arifin (2013: 208-209) bertujuan


untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan perilaku pada peserta
didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaaan lingkungan
dan kebudayaan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/ aturan yang berlaku di
daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan
nasional. Lebih jelas lagi agar peserta didik dapat:

a. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan alam, sosial, dan budaya.
b. Memiliki bekal kemampuan, keterampilan serta pengetahuan
mengenai daerah yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan
masyarakat pada umumnya.
c. Memiliki sikap selaras dengan nilai-nilai dan aturan yang berlaku di
daerahnya.

Pelaksanaan muatan lokal selain dimaksud untuk mempertahankan


kelestarian (berkenaan dengan kebudayaan daerah) juga untuk melakukan usaha
pembaharuan atau modernisasi (berkenaan dengan penyesuaian keterampilan atau
kejuruan setempat dengan perkembangan ilmu dan teknologi modern).Idi (2007:
262) mengungkapkan bahwa pelaksanaan muatan lokal juga bermaksud untuk
mengembangkan sumberdaya manusia yang ada di daerah itu sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan daerah, sekaligus mencegah
depopulasi daerah itu dari tenaga produktif. Muatan lokal merupakan cara untuk
meningkatkan produktifitas suatu daerah.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ada


beberapa aspek dari tujuan dilaksanakanya muatan lokal. Tujuan tersebut meliputi,
penyampaian normanorma yang berlaku di masyarakat sehingga peserta didik dapat
diterima di lingkungannya.Muatan lokal juga memiliki tujuan untuk menyampaikan
informasi tetang lingkungan, ciri khas dan kekayaan budaya yang dimiliki
daerahnya sehngga dapat dilestarikan dan dikembangkan untuk meningkatkan
sumber daya manusia yang dapat menunjang kesejahteraan masyarakat.
Pelaksanaan muatan lokal dapat menjadi ujung tombak yang memberikan manfaat
ganda pada peserta didik sebagai penerus generasi yang akan menerima informasi
tentang budaya, mengembangkan, dan melestarikannya serta menghasilkan
manfaat bagi lingkungannya.
6.Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum Muatan
Lokal

faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum muatan lokal


yaitu:

a. Faktor Pendukung

1) Materi muatan lokal yang dapat dijadikan sasaran belajar cukup banyak
tersedia baik macamnya maupun penyebarannya di semua daerah, sehingga
penentuan daerah perintisan maupun tidak diseminasinya tidak sulit.
2) Ketenagaan yang bervariasi yang partisivasinya dapat menunjanng dan
dapat dilibatkan dalam penyelenggaraan muatan lokal tidak sulit ditemukan
pada semua daerah/lokasi.
3) Adanya materi muatan lokal yang sudah tercantum sebagai materi
kurikulum dan sudah dilaksanakan secara rutin.

b. Faktor Penghambat

1) Dilihat dari segi ketenagaan, pelaksanaan muatan lokal memerlukan


pengorganisasian secara khusus karena melibatkan pihak-pihak luar selain
pihak sekolah itu sendiri.
2) Dilihat dari segi proses belajar mengajar, pelaksanaan muatan lokal
menggunakan pendekatan keterampilan proses.
3) Sarana penunjang tertentu bagi pelaksanaan muatan lokal secara optimal
kebanyakan tidak dimiliki oleh sekolah, dan mungkin juga tidak tersedia di
masyarakat (misalnya untuk keperluan stimulasi).

B. Kerangka Konseptual

Depdiknas (2006) menjelaskan mata pelajaran muatan lokal bertujuan untuk


memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peserta didik agar
memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan
mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional.

Pengembangan materi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan dan


tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.Muatan lokal berorientasi pada
kompetensi. Implikasinya adalah pengembangan muatan lokal harus mengacu pada
standar isi, standar proses, dan stndar penilaian yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Dengan demikian setiap satuan pendidikan harus mengembangkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang
dikembangkan.

Adapun indikator yang akan diteliti adalah pada bentuk penerapan


kurikulum muatan lokal dalam pengembangan karakter dan strategi pembentukan
karakter siswa pada kurikulum muatan lokal. Melihat bagaimana penerapan
kurikulum muatan lokal di sekolah dapat mengembangkan karakter siswa di
sekolah serta strategi apa yang digunakan untuk membentuk karakter siswa melalui
kurikulum muatan lokal.

Dengan adanya kerangka konseptual ini, diharapkan pada proses peneltian


di lapangan, dapat menjadi pedoman dan menjadi sebuah instrument sehingga
memudahkan peneliti untuk mendapatkan data di lapangan.

Adapun kerangka konseptualnya adalah sebagai berikut:

Impelemtasi Kurikulum
Muatan Lokal
Faktor Faktor
Pendukungan Penghambat

Keefektifan Kurikulum
Muatan Lokal

Gambar Skema Kerangka Konseptual

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan jenis penelitian


Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis
deskriktif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan desain
penelitian deskriptif yang dapat berupa kata-kata tertulis ataupun lisan dari
orang-orang dan tingkah laku yang diamati.

Semua data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif yang berupa


pernyataan dari para informan digambarkan dalam bentuk narasi dari hasil
pernyataan lisan. Begitu pula dengan data yang diperoleh dari hasil
pengamatan dan dokumen yang berhubungan dengan tujuan penelitian yang
ditemukan di lokasi penelitian. Semua data-data yang diperoleh ini
selanjutnya dipaparkan berdasarkan uraian informasi yang diperoleh dari
informan yang mengetahui persis pokok persoalan yang akan diteliti.

Hal ini sesuai dengan pengertian penelitian kualitatif yaitu proses


penelitian dan pemahaman berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki
suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pemilihan penggunaan
pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada
fenomena kasus yang akan diteliti yaitu “Implementasi Pengembangan
Kurikulum Muatan Lokal di SMP Negeri 3 Oku”.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen aktif


sekaligus pengumpul data di lapangan, sedangkan instrumen pengumpulan
data yang lain selain peneliti adalah berbagai bentuk alat-alat bantu dan
berupa dokumen dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang
keberhasilan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrumen
pendukung. Dengan adanya kehadiran peneliti secara langsung di lapangan
maka dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami
kasus yang di teliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif
dengan informasi atau sumber data lainnya disini mutlak diperlukan.
C. Lokasi Penelitian

Lokasi yang diambil dalam penelitian ini di tentukan dengan sengaja


(purposive), yang dilakukan di SMP Negeri 3 Oku Jln Jendral H.M Soeharto
Dusun Wanarata , BATU RADEN, Kec. Lubuk Raja, Kab. Ogan Komering
Ulu Prov.Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk memperjelas
obyek yang menjadi sasaran penelitian, sehingga permasalahan tidak terlalu
luas.

D. Sumber Data

Data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini bersifat


kualitatif. Data kualitatif yang berkenaan dengan data yang masih
memerlukan pengolahan dan analisis yang berkaitan dengan informasi yang
relevan dari penggunaan tersebut. Adapun sumber data dalam penelitian ini
yakni :

1. Kepala sekolah, Wakil kepala sekolah bidang Kurikulum, Guru


mata pelajaran Muatan Lokal, dan Siswa.
2. Perangkat pembelajaran, Silabus, RPP, Bahan ajar dan Instrumen
penilaian.

E. Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu :

1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara tidak


terstruktur atau bebas dimana peneliti akan mewawacarai Kepala
sekolah, Wakil kepala sekolah bidang kurikulum, Guru mata pelaran
muatan lokal dan siswa untuk mendapatkan informasi dan data-data
terkait implementasi pengembangan kurikulum muatan lokal di SMP
Negeri 3 Oku.

2. Observasi Prosedur

Observasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini terkait


dengan implementasi Pengembangan kurikulum muatan lokal di SMP
Negeri 3 Oku adalah observasi nonpartisipan yang tidak menuntut
adanya partisipasi penulis dalam kegiatan yang dilakukan oleh
narasumber. Hal ini disebabkan penulis bukan termasuk guru atau staf di
SMP Negeri 3 Oku, sehingga penulis menggunakan prosedur observasi
nonpartisipan dalam artian penulis datang ke tempat kegiatan orang yang
diamati tetapi tidak ikut dalam kegiatan tersebut.

Dalam penelitian ini, pertama-tama peneliti melakukan


perencanaan lapangan dalam rangka perkenalan untuk mengakrabkan
sekaligus memberitahu maksud kedatangan peneliti dan memohonan izin
agar dapat diterima untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 3 Oku.

3. Dokumentasi

Dokumen adalah catatan kejadian yang sudah lampau yang


dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan karya bentuk (Satori: 2013).
Diantara dokumen yang akan dianalisis untuk didapatkan datanya adalah
profil SMP Negeri 3 Oku, Silabus, RPP, Bahan ajar dan Instrumen
penilaian mata pelajaran muatan lokal pertmanan. Data-data
dokumentasi ini berfungsi untuk melengkapi dan menguatkan data yang
diperoleh dari wawancara dan observasi. Pada saat dilokasi peneliti
melalakukan dokumentasi dengan meminta beberapa file dokumen yang
berkaitan dengan hasil penelitian serta melakukan dokumentasi berupa
foto-foto pada saat wawancara .

F. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data yang lainya terkumpul.Setelah semua data terkumpul, maka langka
selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengolah data atau biasa disebut
analisis data. Menurut Sugiyono (2011: 244) menyatakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.

Satori (2013) mengemukakan empat tahapan yang harus dikerjakan dalam


menganalisis data yaitu, (1) reduksi data (data reduction); (2) paparan data (data
display); dan (3) conclusion drawing.

Data Data
Collection Display

Data Conclution:
Reduciton Drawing/verifying

Komponen Analisis Data Model Interaktif

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,


memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dengan
menggunakan instrumen-instrumen yang telah dibuat sebelumnya seperti pedoman
wawancara, pedoman, catatan lapangan, dan dokumentasi. Setelah mengumpulkan
data, data disaring dengan memilah dan memilih pokok bahasan, merangkum dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran


yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
Data collection Conclusion: drawing/verifying Data Display Data Reduction
selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Adapun data yang direduksi hanya
yang berkaitan dengan pengelolaan sarana pembelajaran.

2. Data Display (Penyajian Data)

Langkah selanjutnya adalah menyajikan data langkah yang digunakan untuk


menyajikan data dalam penelitian ini adalah teks yang berupa naratif juga maupun
tabel yang disajikan secara jelas tentu saja hal tersebut harus berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan. Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam
uraian laporan lengkap dan terinci. Data dan laporan lapangan yang didapatkan di
SMP Negeri 3 Oku kemudian dirangkum, dan dipilih-pilih hal yang pokok. Pada
tahapan ini setelah data dipilih kemudian disederhananakan, data yang tidak
diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan. Data yang akan
direduksi yaitu data yang berasal hasil wawancara dan hasil dokumentasi yang
peneliti dapatkan di lapangan.

Selanjutnya data yang sudah direduksi akan dipaparkan. Pemaparan data


sebagai sekumpulan informasi yang tersusun. Display data dilakukan dengan
menguraikan data yang telah disortir/direduksi kemudian diuraikan secara
mendetail. Penguraian dilakukan sesuai dengan data yang di dapatkan di SMP
Negeri 3 Oku. Penguraian data dilakukan menurut kelompoknya dan disusun sesuai
dengan kategori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan
yang dihadapi. Setelah melakukan pemaparan data selanjutnya dilakukan penarikan
kesimpulan/verifikasi, verifikasi data dilakukan secara terus-menerus sepanjang
proses penelitian dilakukan.
Sejak pertama memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data,
peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna data yang dikumpulkan.
Dalam tahapan untuk menarik kesimpulan dari data telah direduksi dan dipaparkan
untuk selanjutnya menuju kesimpulan akhir mampu menjawab permasalahan yang
dihadapi.

3. Conclusion drawing/verification (Pengambilan Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam penelitian ini adalah kesimpulan dan verifikasi,


kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan masih akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tapi bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap
awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
mengumpulkan data ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel atau dapat dipercaya.

G. Pengecekan keabsahan data

Uji keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dikenal
dengan istilah “triangulasi data” yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Dengan trianggulasi data peneliti dapat merechek
temuannya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber, metode atau
teori yang dapat dilakukan dengan jalan mengajukan berbagai macam variasi
pertanyaan, mengecek dengan berbagai sumber data, serta memanfaatkan metode
agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.

Tujuan berada di lapangan adalah untuk mengeksplorasi data atau


informasi, sehingga diperlukan kaidah-kaidah untuk mendapatkan informasi yang
banyak dan akurat. Di samping itu, informasi yang diperoleh harus memenuhi
syarat objektivitas sehingga peneliti harus melakukan triangulasi dalam
mendapatka atau menggali informasi.

H. Tahap-Tahap Penelitian
Tahapan-tahapan penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah dengan tahap
terakhir penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Tahaptahap
penelitian tersebut adalah:

1. Tahap pra lapangan, yang meliputi penyusunan rancangan penelitian,


memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai
keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan
perlengkapan penelitian dan menyangkut persoalan etika penelitian;
2. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi memahami latar penelitian dan
persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil
mengumpulkan data. Pekerjaan lapangan dilaksanakan selama tiga
hari.Peneliti tinggal melakukan wawancara singkat dengan Tenaga
Kependidikan dan lebih banyak melakukan pengamatan pada Standar
Nasional Pendidikan (Standar Isi) selama peneliti melakukan penelitian di
Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Oku.
3. Tahap analisis data, yang meliputi analisis selama dan setelah pengumpulan
data. Tahap penulisan laporan, meliputi kegiatan penyusunan hasil
penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai
pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian
dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi
kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindak lanjuti hasil bimbingan
tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna. Langkah terakhir
melakukan pengurusan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.

Anda mungkin juga menyukai