“HAND HYGIENE”
DISUSUN OLEH :
Dosen Pengampu :
Dr. Haerawati Idris, SKM, MKM
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas anugrah-Nya penulisan
review buku ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan review buku ini hingga bisa
tersusun dengan baik.
Makalah ini saya susun berdasarkan pengetahuan yang saya peroleh selama proses
pembelajaran, dari beberapa buku, pedoman, dan media elektronik dengan harapan orang yang
membaca dapat memahami jurnal tentang pentingnya penerapan manajemen strategis di rumah
sakit untuk menjadi rumah sakit pilihan masyarakat.
Akhirnya, saya menyadari bahwa review ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan review ini di
masa mendatang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
masalah kesehatan yang dialami di berbagai Negara di dunia. Menurut laporan 15 tahunan who
(1995-2010) menunjukan, bahwa di Negara amerika serikat dan Negara Negara eropa yang
memiliki tingkat ekonomi yang tinggi, kasus Hals ini masih terjadi. Di eropa tercatat angka
prevlensi sebesar 7,1 persen atau lebih dari 4 juta orang terinfeksi HAIs, sedangkan di amerika
serikat angka prevalensi sebesar 4,5 persen atau telah tercatat 1,7 juta kasus.
incidence rate lebih besar dibandingkan dengan negara-negara yang memiliki tingkat ekonomi
yang tinggi yakni sebesar 13,0 hingga 20,3 kasus/1.000 pasien-hari. Menurut laporan WHO,
negara dengan angka prevalensi tertinggi untuk kategori negara ekonomi menengah ke bawah
terjadi pada Albania (19,1 persen), Mali (18,7 persen), Tunisia (17,9 persen), Maroko (17,8
persen), dan Serbia (17,4 persen). Adapun angka prevalensi HAIs di Indonesia menurut laporan
WHO (2010) tercatat sebesar 7,1 persen, angka ini hampir dua kali lebih rendah dibandingkan
Pemerintah Indonesia masih belum optimal dalam upaya pencatatan surveilens terkait
Healthcare-associated infection ini secara spesifik. Data terkait kasus infeksi ini (seluruh kasus
infeksi ) di jadikan satu table secara keseluruhan, sehingga pembaca harus menggali informasi
tingginya angka prevalensi HAls di Indonesia berbanding lurus dengan rendahnya angka
kepatuhan petugas medis dalam melaksanakan prosedur hand hygiene di Indonesia. Menurut
WHO salah satu cara yang paling tepat untuk mencegah teerjadinya kasus infeksi di rumah
4
sakit adalah dengan melakukan hand hygiene yang baik dan benar sesuai dengan panduan yang
5
BAB 2
Hand hygiene merupakan teknik dasar yang paling penting dalam upaya
merupakan cara mencuci tangan dengan membasahi kedua tangan pada air mengalir yang
penyakit.
Hand hygiene merupakan istilah yang dipakai untuk mencuci tangan, baik
Antiseptik merupakan zat kimia yang bertujuan untuk mencegah terjadinya multiplikasi
Pedoman mencuci tangan dan antisipasi tangan yang di terbitkan oleh association
for professionals in infection controls (APIC) pada 1988 dan 1995. Kemudian, pada 2009
WHO mengeluarkan global patient safety challenge dengan cara clean care is safe care
yang merupakan rumusan inovasi strategi dalam penerapan hand hygiene untuk petugas
medis dan petugas kesehatan dengan my five moments for hand hygiene.
Praktik hand hygiene telah terbukti secara ilmiah bahwa apabila di lakukan dengan
benar, maka secara signifikan akan mengurangi resiko terjadinya infeksi terutama bagi
petugas kesehatan di fasilitas kesehatan, namun dalam praktiknya hand hygiene secara
6
BAB 3
Hand hygiene merupakan salah satu faktor penting dalam standar operasional
prosedur sanitasi(SOPS). Menurut world health organization (WHO) dan center for disease
control (CDC) terdapat dua metodehand hygiene, yaitu menggunakan air dan sabun serta
menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol. Kedua metode tersebut memiliki kekurangan
Menurut World Health Organization (WHO) dan Center for Disease Control (CDC)
terdapat dua metode hand hygiene, yaitu menggunakan air dan sabun serta serta menggunakan
hand sanitezer berbasis alkohol. Kedua metode tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing.
A. Hand Wash Atau Mencuci Tangan Menggunakan Air Mengalir Dan Sabun
1. Kelebihan
b. Murah
2. Kekurangan
b. Pemboros air
c. Tingkat kebersihan tangan tergantung pada cara, langkah dan lama mencuci tangan.
7
B. Hand Rub atau Mencuci Tangan Dengan Hand Sanitizer
Hand rub atau mencuci tangan menggunkan hand sanitizer berbasis alcohol
merupakan alternatif dalam menjaga kebersihan tangan ketika persediaan air tidak ada
1. Kelebihan
a. Murah
2. Kekurangan
a. Tidak menghilangkan kotoran secara menyeluruh (seperti tangan yang kotor terkena
tanah)
8
BAB 4
WORLDHEALTH ORGANIZATION
Menurut world health organization (2009), air saja tidak cukup dapat secara langsung
menghilangkan zat hidrofobik seperti lemak dan minyak seperti yang sering ada di tangan yang
kotor.
Menurut kementerian kesehatan RI (2020), agar petugas mencuci tangan dengan benar,
1. Mewajibkan petugas mencuci tangan sesuai dengan rekomendasi WHO atau pemerintah.
2. Memastikan bahwa tenaga kesehatan mencuci tangan pakai sabun dan air.
3. Menjamin tersedianya peralatan yang diperlukan agar seluruh pihak dapat mematuhi
protokol.
yang ada pada permukaan tubuh, dengan cara membunuh atau meghambat pertumbuhan
dan aktivitas metabolik dari mikroorganisme tersebut. Umumnya konsentrasi dari bahan
yang digunakan untuk antiseptik lebih rendah dari desinfektan .alkohol dapat bekerja
maksimal pada kisaran 60-80 persen dan itu merupakan kosentrasi yang terbaik sebagai
antiseptik karena konsentrasi alkohol yang lebih tinggi dapat mengurangi kemampuannya
9
3. Produk mudah tersedia di tempat perawatan
1. Apabila tangan terlihat kotor, pembersihan menggunakan alkohol tidak berhasil karena
tidak melunturkan dan membasuh kotoran seperti mencuci tangan menggunakn air dan
sabun.
2. Biaya alkohol cenderung lebih maham di bandingkan dengan sabun pencuci tangan .
Mencuci tangan dilakukan dengan air sabun, jika kondisi tangan terlihat kotor
seperti kotor dengan darah atau cairan tubuh lainnya, atau terbukti terpapar organisme
Ada tiga langkah yang disarankan dalam persiapan tangan bedah yaitu :
1. Mencuci tangan dengan air panas, sabun obat dan menyikat selama 3 menit
D. Teknik Persiapan Cuci Tangan Bedah Dengan Formulasi Hand Rub Berbasis
Alkohol
10
Teknik menggosok tangan untuk persiapan tangan bedah harus dilakukan pada
tangan yang benar-benar bersih dan kering. Setibanya di ruang operasi dan setelah
mengenakan pakaian teater (topi/kap, mesin dan masker) tangan harus dicuci dengan
sabun dan air. Setelah operasi saat melepas sarung tangan, tangan digosok dengan
formulasi berbasis alkohol atau dicuci dengan sabun dan air, jika ada sisa bedak atau cairan
Infeksi nosokomial yakni infeksi yang didapatkan seseorang selama di rumah sakit.
1. Cuci tangan hiegienis atau rutin, berfungsi untuk mengurangi kotoran dan flora yang
berada di tangan dengan menggunakan sabun atau deterjen tanpa harus merusak kulit
2. Cuci tangan eptik, dilakukan sebelum melakukan prosedur aseptik pada pasien dengan
menggunakan antiseptik
3. Cuci tangan bedah (surgical handscrub), dilakukan pada saat sebelum melakukan
tindakan bedah cara aseptik dengan antiseptik dan sikat yang steril.
1. Kontak langsung antara pasien dengan petugas kesehatan yang merawat atau menjaga
pasien
2. Kontak tidak langsung saat objek dalam kondisi lemah dalam lingkungan menjadikan
kontaminasi dan tidak didesinfeksi atau tidak di sterilkan, seperti perawatan luka pasca
operasi
11
4. Penularan melalui vektor yaitu penularan melalui hewan/ serangga yang membawa
kuman.
12
BAB 5
A. Promosi
dengan promotional mix, yang merupakan personall selling, mass selling, promosi
1. Personal Selling
2. Mass Selling
berfungsi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam suatu waktu
tertentu.metode mass selling ini tidak seflesibel metode personal selling, namun metode
ini menjadi alternatif yang lebih hemat untuk dapat menyampaikan informasi ke
3. Promosi Penjualan
penggunaan sebagai insentif yang bisa di atur agar merangsang pelanggan untuk segera
13
4. Direct Marketing
Direct marketing merupakan sebuah system pemasaran yang sifat nya interaktif
dalam memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk memunculkan respon yang
14
BAB 6
A. Budaya Kerja
Budaya kerja sudah lama dikenal oleh manusia,namun belum disadari bahwa suatu
keberhasilan kerja itu berakar pada nilai nilai yang dimiliki dan perilaku yang menjadi
kebiasaannya. Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubahcsikap dan perilaku SDM
yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai di masa
yang akan datang.faktor budaya sangat mempengaruhi sikap terhadap kebiasaan mencuci
tangan dalam komunitas yang semakin multikutural dan mengglobal yang merupakan
penyediaan layanan kesehatan saat ini,kesadaran budaya belum optimal untuk menerapkan
praktik yang baik sesuai dengan perkembangan ilmiah. Penularan penyakit dapat terjadi di
tempat kerja, infeksi penyakit pada pekerja adalah masalah yang sangat besar bagi
keselamatan penerima layanan yang dampak nya dapat memperluas penyebaran penyakit
menular.
Perawatan terhadap HAIs merupakan salah satu komplikasi yang berdampak serius
juga memakan biaya yang sangat besar baik dari segi fasilitas pelayanan kesehatan maupun
pasien.pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit merupakan salah satu indicator
patient safety. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan merupakan salah
15
BAB 7
HAND HYGIENE
Salah satu komponen penting sebagai indicator mutu pelayanan di rumah sakit adalah
kejadian infeksi yang dapat di cegah melalui penerapan hand hygiene five mo ment
peningkatan kebersihan tangan yang berkelanjutan akan tercapai dengan menerapkan berbagai
tindakan untuk mengatasi berbagai permasalahan dan hambatan dalam melakukan hand
hygiene.
Pelatihan kebersihan tangan merupakan salah satu fungsi pengarahan dari manajemen
.fungsi pengarahan yang berkaitan dengan kebersihan tangan dapat di berikan dengan
keterampilan sesuai dengan visi dan misi intasi pelayanan kesehatan,menjadi mentor bagi
Evaluasi merupakan komponen penting dari kegiatan promosi kesehatan yang harus
dilakukan dengan integritas yang baik. Evaluasi bertujuan untuk melihat keberlangsungan
16
BAB 8
DIINDONESIA
Menurut standar nasional akreditasi rumah sakit (SNARS) hand hygiene atau cuci tangan
merupakan proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan
dengan memggunakan sabun dan air. Hand hygiene di lakukan dengan cara mecuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh , atau
menggunakan alcohol (alcohol –besed handrubs) bila tangan tidak tampak kotor.
Air bersih merupakan air yang dapat di minum serta di gunakan pemakaian lainnya
(misalnya mencuci tngan dan membersihkan instrument medis) yang secara alami atau
kimiawi di bersihkan dan di saring, sehingga aman untuk di gunakan dan juga telah memenuhi
17
BAB 9
FASILITAS KESEHATAN
WHO dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial yang dapat dilakukan oleh tenaga
(standard precautioin) dengan komponen utamanya merupakan salah satu metode paling
efektif untuk mencegah penularan patogen berkaitan dengan pelayanan kesehatan adalah
dengan melakukan praktik kebersihan tangan (hand hygiene), bahkan sejak tahun 2009 WHO
Menurut laporan WHO tahun 2012 menunjukan bahwa lebih dari 2.000 fasilitas
kesehatan di 69 negara sekitar 65 persen fasilitas kesehatan telah menerapkan hand hygiene
dengan baik namun 35 persen masih rendah dalam melakukan penerapan hand hygiene.
Adapun laporan WHO tahun 2014 menyatakan bahwa sekitar 70 persen tenaga kesehatan dan
50 persen tenaga kesehatan yang bertugas di ruang operasi tidak rutin dalam menerapkan hand
hygiene.
dalam menerapkan hand hygiene sangat penting di lakukan, namun beberapa penelitian
menunjukan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi kepatuhan penerapan
hand hygiene oleh tenaga kesehatan yaitu pengetahuan, sikap, perilaku, motivasi, ketersediaan
18
BAB 10
PENUTUP
rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan. Selain itu, infeksi nosokomial ini juga di kenal
dengan sebutan health-care associated infection (HAIs). Infeksi ini dapat muncul dan
menginfeksi pasien sekurang kurang nya 3x24 jam sejak pasien mulai di rawat, dan bukan
Dalam penerapan hand hygiene pada petugas medis yang menangani pasien secara
langsung, adapun lima momen atau saat kapan sebaiknya petugas medis mencuci tangan nya
menurut WHO, yakni ; sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan tindakan
aseptic, setelah bersentuhan dengan cairan dari tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan tubuh
Adapun 6 langkah mencuci tangan menurut WHO adalah gosokan telapak tangan
lainnya, gosok punggung tangan menggunakan telapak tangan secara bergantian, gosok sela-
sela jari, usap-usap punggung jari dengan gestur mengunci, bersihkan jempol kan dan kiri
bergantian dengan cara di gosok memutar, bersihkan ujung jari atau bagian kuku dengan cara
menguncup.
19
DAFTAR PUSTAKA
KENCANA.
20
21