Anda di halaman 1dari 7

“ONTOLOGI”

KELOMPOK 1
• SHERLY AULIA
• SULFI ASMAPUTRI
• SIRMAYENI
ONTOLOGI
1 Pengertian Ontologi

2 Landasan Ontologi

3 Cara berpikir Ontologi

4 Aliran Ontologi
1. Pengertian Ontologi

Kata ontology berasal dari perkataan Yunani: On = being, dan logos = logic. Jadi
ontololgy adalah The theory of being qua being teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan) atau ilmu tentang yang ada. Menurut istilah, ontologi ialah ilmu yang
membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang
berbentuk jasamani/konkret maupun rohani/abstrak.

Ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M.
untuk menamai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis. Dalam
perkembanganya Cristian Wolff membagi metafisika menjadi dua, yaitu
metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika umum dimaksudkan sebagai
istilah lain dari ontologi. Namun pada kenyataannya, ontologi hanya merupakan
bagian pertama metafisika, yakni teori mengenai yang ada, yang berada se-
cara terbatas sebagaimana adanya dan apa yang secara hakiki dan secara lang-
sung termasuk ada tersebut.
Didalam pemahaman ontologi dapat diketemukan
pemikiran monoisme, paham ini menganggap
hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu
hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah
satu hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik
yang asal berupa materi atau rohani. Kemudian
paham ini terbagi dalam dua aliran yaitu:

• Materialisme aliran ini menganggap bahwa


sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani
• Idealisme adalah aliran yang dinamakan juga
dengan spritualisme, idealisme berarti serba cita
sedang spritualisme berarti serba ruh.
Adapun mengenai objek material ontologi ialah yang ada, yaitu ada individu, ada
umum, ada terbatas, ada tidak terbatas, ada universal, ada mutlak, termasuk
kosmologi dan metafisika dan ada sesudah kematian maupun sumber segala
yang ada. Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas, bagi pendekatan
kualitif, realitas tranpil dalam kuantitas atau jumlah, telaahnya menjadi telaah
monism, paralerisme atau plurarisme.
 
Beberapa karekteristik ontologi antara lain dapat disederhanakan sebagai
berikut:
• Ontologi adalah study tentang arti “ada” dan “berada”, tentang ciri-ciri esen-
sial dari yang ada dalam dirinya sendirinya, menurut bentuknya yang paling
abstrak.
• Ontologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tata dan struktur realitas
dalam arti seluas mungkin, dengan menggunakan kategori-kategori seperti:
ada atau menjadi, aktualitas atau potensialitas, nyata atau penampakan,
esensi atau eksistensi, kesempurnaan, ruang dan waktu, perubahan, dan se-
bagainya
• Ontologi adalah cabang filsafat yang mencoba melukiskan hakikat terakhir
yang ada, yaitu yang satu, yang absolute, bentuk abadi, sempurna, dan
keberadaan segala sesuatu yang mutlak bergantung kepada-nya.
• Cabang filsafat yang mempelajari tentang status realitas apakah nyata atau
semu, apakah pikiran itu nyata, dan sebagainya.
2. Landasan ontologi
Hal-hal yang menjadi obyek telaah atau kajian ilmu dalam
seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera
manusia. Dalam batas-batas ilmu hanya mempelajari
obyek- obyek yang empiris saja sebab ia harus menghasilkan
bukti- bukti yang empiris juga. Obyek-obyek yang empiris
yang dapat diteliti oleh manusia banyak sekali seperti : alam,
binatang, tumbuh tumbuhan dan bahkan manusia itu
sendiri. Kendati demikian berbeda dengan kajian filsafat.
Dalam kajian filsafat segala yang ada dapat diamati, dicermati
dan dianalisa, baik yang tampak oleh panca indera, maupun
hal-hal yang berkenaan dengan dunia mistik (abstrak). Ahmad
Tafsir mengatakan bahwa, landasan ontology filsafat adalah
segala obyek yang abstrak, rasionl dan mistik yang landasan
ontologisnya abstrak supra rasional.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai