Anda di halaman 1dari 7

UNESA Journal of Chemical Education ISSN:2252-9454

Vol.7, No.3, pp.358-364 September 2018

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI


LITERASI SAINS PADA MATERI IKATAN KIMIA

DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET ORIENTED SCIENCE LITERACY


IN CHEMICAL BONDING MATTER
Puput Fuzi Adytia dan *Kusumawati Dwiningsih
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya
email: kusumawatidwiningsih@unesa.ac.id

Abstrak

Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan kevalidan LKS berorientasi literasi sains pada materi
ikatan kimia. Validitas LKS dinilai baik dari segi isi maupun konstruk. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian dan pengembangan dengan model 4-D Thiagarajan,dkk.(1974). LKS yang
dikembangkan akan diujicobakan kepada 15 siswa di SMAN 1 Gedeg Mojokerto. Hasil penilaian yang
diperoleh untuk validitas isi LKS antara 80% sampai 93,33% dengan kategori valid dan sangat valid.
Adapun presentasi validitas konstruk yang ditinjau dari penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan berada
pada kategori valid dan sangat valid dengan besar persentase antara 73% sampai 93,33%. Berdasarkan
hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa LKS berorientasi literasi sains pada materi ikatan kimia
valid digunakan sebagai bahan ajar untuk melatihkan literasi sains.
Kata Kunci: LKS, literasi sains, ikatan kimia.

Abstract

The purpose of research is describe validity of student worksheet oriented science literacy in chemical
bonding matter. The validity student worksheet oriented science literacy consist of content validity dan
construct validity. Research and development 4-D model Thiagarajan, et al. (1974) is used as metode of
this research. Student worksheet were tested to 15 student in senior high school 1 Gedeg Mojokerto.
Result of assessment to validity content about 80 until 93,33% in valid and very valid category.
Meanwhile, validity construct consist of the presentation, language, and graphs classified in valid and
very valid category. Percentage of validity construct about 73% until 93,33%. Based on these results can
be concluded that worksheet-oriented science literacy on chemical bonding matter valid or feasible as
teaching materials to train science literacy.
Keywords: worksheet, science literacy, chemical bonding.

Melalui pendidikan, diharapkan dapat terbentuk


PENDAHULUAN manusia yang produktif, kreatif, dan inovatif
Kehidupan manusia terus mengalami serta mampu memberikan manfaat bagi bangsa,
perubahan dan perkembangan. Perkembangan negara dan peradaban dunia [2]. Salah satu cara
yang terjadi berjalan seiringan dengan kemajuan membentuk manusia yang siap menghadapi
teknologi dan sains. Dalam situasi seperti ini, persaingan global adalah manusia yang melek
pendidikan memegang peranan penting baik akan sains dan teknologi. Individu yang melek
dalam kemajuan suatu bangsa maupun untuk teknologi dapat diartikan bahwa individu tersebut
mempersiapkan masyarakat yang mampu mampu menggunakan teknologi secara aman,
menghadapi persaingan global. Untuk tepat, efektif dan efisien, serta mengetahui
menghadapi persaingan globlal dibutuhkan warga dampak dari penggunaan. Adapun individu yang
negara yang dapat berpikir kritis [1]. Pada era melek sains dapat disebut juga individu yang
modern ini, penyelesaian masalah-masalah memiliki literasi sains.
dilakukan dengan melibatkan pemikiran- Melek sains atau literasi sains berarti
pemikiran ilmiah dan komponen teknologi. pengetahuan sains yang dimiliki dapat
Pengambilan keputusan- keputusan nantinya akan diaplikasikan dalam memecahkan permasalahan
dilakukan berdasarkan pemahaman yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Individu yang melek
akan aspek ilmiah dan teknologi. Oleh karena itu, sains akan menghadapi masalah dengan
guna mempersiapkan tantangan tersebut, dunia menganalisis permasalahan tersebut berdasarkan
pendidikan memiliki peran penting dalam bukti-bukti ilmiah dan kemudian
membentuk individu yang sesuai tuntutan zaman. menyimpulkannya secara ilmiah [3]. Pada
358
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol.7, No.3, pp.358-364 September 2018

hakekatnya sains merupakan suatu produk dan sifat suatu senyawa adalah titik didih garam dapur
proses. Produk sains berupa fakta, konsep, (NaCl) yang memiliki ikatan ionik cenderung
prinsip, teori dan hukum yang diperoleh melalui lebih tinggi dibandingkan gula yang memiliki
proses sains. Kedua komponen sains tersebut ikatan kovalen. Oleh karena itu, untuk melelehkan
terkandung dalam ilmu kimia. Kimia memiliki gula tidak diperlukan pemanasan yang tinggi dan
karakteristik yang membedakannya dengan ilmu lama. Contoh sederhana tersebut menunjukkan
pengetahuan lain. Karakteristik tersebut berupa bahwa ikatan kimia perlu untuk dipelajari dan erat
konsep-konsep yang abstrak namun erat kaitannya kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.
dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Namun, berdasarkan hasil studi PISA guru SMAN 1 Gedeg Mojokerto, siswa lebih
2015 menunjukkan bahwa kemampuan literasi sering diajarkan teori tanpa ada penjelasan
sains siswa Indonesia masih kurang. Siswa mengenai aplikasi dari materi tersebut. Sebanyak
Indonesia kurang dapat menghubungkan konsep- 60% siswa juga mengatakan bahwa mereka tidak
konsep abstrak tersebut dalam kehidupan sehari- mengetahui manfaat dari memelajari ikatan kimia
hari. Hasil studi tersebut menunjukkan Indonesia sehingga materi ini kurang memberikan
memperoleh peringkat ke 64 dari 72 negara yang kebermaknaan dalam ingatan. Materi ikatan kimia
berpartisipasi [3]. Pencapaian tersebut cukup dianggap sebagai materi yang hanya berisikan
memprihatinkan. Rendahnya literasi sains siswa hafalan konsep-konsep dan teori yang abstrak.
dapat dipengaruhi oleh kualitas sekolah, Berdasarkan hasil tes prapenelitian literasi
kurikulum, dan kualitas pengajaran [4]. Oleh sains menunjukkan bahwa kompetensi siswa
karena itu perlu dilakukan perbaikan rata-rata tergolong dalam kategori kurang
pembelajaran yang dapat melatihkan literasi sains baik dan tidak baik. Sebanyak 28,20% siswa
siswa. masih sangat kurang dalam menyusun percobaan
Pembelajaran dengan melatihkan literasi ilmiah.Oleh karena itu, pembelajaran yang
sains akan memberikan dampak positif terhadap melatihkan literasi sains pada materi ikatan kimia
pemahaman siswa. Siswa dapat memiliki memerlukan perencanaan yang baik.
kebermaknaan dalam setiap pembelajaran kimia. Salah satu bentuk perencanaan tersebut
Kemampuan literasi sains siswa perlu dilatihkan adalah menyiapkan perangkat pembelajaran yang
dengan menghubungkan konsep-konsep dan dapat melatihkan literasi sains. Berdasarkan
proses yang mereka pelajari di kelas dengan angket pra penelitian yang disebar di SMAN 1
permasalahan dalam kehidupan mereka sehari- Gedeg Mojokerto menunjukkan belum ada LKS
hari [12]. Perbaikan pengajaran ini dapat yang melatihkan literasi sains. Berdasarkan uraian
dilakukan dengan melakukan pemilihan metode di atas, maka peneliti memilih untuk
dan sumber belajar siswa. Sumber belajar yang mengembangkan LKS berorientasi literasi sains
digunakan hendaknya dapat melatihkan keempat yang valid untuk materi ikatan kimia. LKS yang
domain literasi sains yaitu konteks, pengetahuan, dikembangkan bisa dijadikan sebagai bahan ajar
kompetensi, dan sikap. Pemilihan materi juga alternatif sehingga mampu terjalin proses
perlu diperhitungkan dalam melatihkan literasi pembelajaran yang efektif dan menarik antara
sains. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang guru dan siswa. Proses pembelajaran yang
diangkat memiliki karakteristik antara lain masih menyenangkan dan menarik dapat menjadikan
digunakan dalam jangka waktu yang panjang dan materi yang disampaikan guru mudah diterima
relevan dengan kehidupan sehari-hari [3]. dan dipahami sehingga pembelajaran juga terasa
Berdasarkan karakteristik tersebut, salah satu lebih bermakna [13]. LKS yang dikembangkan
materi kimia yang sesuai untuk melatihkan literasi memuat keempat domain literasi sains dengan
sains adalah ikatan kimia. tujuan dapat melatihkan literasi sains.
Materi ikatan kimia merupakan materi Validitas LKS ditinjau berdasarkan isi dan
yang bersifat abstrak dan cenderung diajarkan kosntruk. Validitas isi meliputi kesesuaian dengan
hanya berupa teori-teori. Materi ini membahas Kompetensi Dasar yang diajukan oleh kurikulum,
mengenai jenis-jenis ikatan yakni ikatan ion dan kesesuaian dengan perkembangan kognitif siswa,
ikatan kovalen dalam suatu senyawa. Jenis-jenis kebenaran substansi dan materi, serta kesesuaian
ikatan yang dimiliki tersebut akan memberikan dengan keempat domain literasi sains meliputi
pengaruh pada karakteristik dari senyawa domain pengetahuan, kompetensi, konteks, dan
tersebut. Benda-benda yang ada dalam kehidupan sikap. Adapun penilaian validitas konstruk
sehari-hari tak akan lepas dari pengaruh ikatan ditinjau berdasarkan penyajian, kegrafikan dan
kimia. Misalkan pengaruh ikatan kimia terhadap bahasa seperti kejelasan tujuan yang ingin
359
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol.7, No.3, pp.358-364 September 2018

dicapai, urutan sajian, desain tampilan, tata letak,


penggunaan bahasa Indonesia yang efektif, Tabel 2. kriteria interpretasi skor
pemberian motivasi dan daya tarik, dll. Skala Kategori
0%-2% Buruk sekali
METODE 25%-40% Buruk
Pengembangan LKS berorientasi literasi
sains pada materi ikatan kimia menggunakan 41%-60% Sedang
model pengembangkan 4-D oleh Thiagarajan,dkk. 61%-80% Valid
[8]. Model ini terdiri atas 4 tahap yakni define, 81%-100% Sangat valid
design, develop, dan disseminate. Namun pada Adaptasi [9]
penelitian ini dibatasi sampai pada tahap develop
(pengembangan). HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun instrumen yang digunakan untuk Pengembangan LKS dilakukan dengan
mengetahui validitas LKS yang dikembangkan menggunakan model 4-D oleh Thiagaraja,dkk
adalah lembar telaah dan lembar validasi. Lembar yang dibatasi sampai pda tahap develop. Berikut
telaah digunakan untuk memberikan saran/ ini adalah pemaparan hasil dan pembahasan
masukan bagi LKS. Masukan yang diberikan baik mengenai langkah pengembangan LKS yang telah
dari segi isi maupun konstruk. LKS berorientasi dilakukan.
literasi sains ditelaah oleh seorang dosen kimia
dan lembar validasi digunakan untuk memberikan 1. Tahap Define (pendefinisian)
penilain terhadap LKS baik dari segi isi maupun Pada tahap ini dilakukan analisis beberapa
konstruk. aspek untuk melihat masalah yang
Data hasil telaah kemudian dianalisis dimungkinan akan dihadapi. Analisis tersebut
secara deskriptif. Hasil telaah tersebut kemudian meliputi analisis ujung depan, analisis siswa,
digunakan untuk memperbaiki kekurangan LKS analisis konsep, analisis tugas, dan
berorientasi literasi sains pada materi ikatan kimia perumusan tujuan pembelajaran.
sehingga diperoleh draft II. Setelah dilakukan Pada tahap awal dilakukan analisis ujung
perbaikan kemudian LKS divalidasi oleh 2 orang depan berupa menganalisis kurikulum yang
dosen kimia dan 1 guru kimia SMAN 1 Gedeg digunakan saat ini serta analisis terhadap
Mojokerto. Adapun data hasil validasi dianalisis tuntutan masa depan. Hasil analisis tuntutan
secara deskriptif kuantitatif. Hasil dari analisis masa depan menunjukkan bahwa pada abad
setiap kriteria akan dipaparkan dalam bentuk 21 ini mulai terjadi perubahan masysrakat
persentase berdasarkan perhitungan skala Likert dari yang bersifat tradisional menuju
pada Tabel 1. masyarakat yang modern. Karena itu,
diperlukan individu yang memiliki
Tabel.1 Skala Likert kemampuan untuk berpikir kritis dan mampu
Kategori Skala menyelesaikan permasalahan yang
Sangat baik 5 melibatkan ilmiah dan teknologi. Literasi
Baik 4 sains diperlukan untuk membentuk individu
yang mampu bersaing dalam dunia global
Sedang 3 yang sangat mengandalkan aspek ilmiah dan
Buruk 2 teknologi. Seiring dengan tuntutan tersebut,
maka penerapan kurikulum perlu
Buruk sekali 1
dipertimbangkan. Hasil analisis terhadap
Rumus yang digunakan dalam perhitungan hasil kurikulum menunjukkan kurikulum yang
validasi untuk memperoleh persentase adalah : digunakan di SMAN 1 Gedeg Mojokerto
adalah kurikulum 2013 yang telah direvisi.
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎
%= 𝑥 100% Sesuai dengan Permendikbud No. 69 Tahun
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑢𝑚
2013, kurikulum 2013 yang diterapkan di
sekolah diharapkan mampu membentuk
Skor kriterium = skor tertinggi tiap item x jumlah individu yang produktif, kreatif, inovatif dan
aspek x jumlah responden mampu berkontribusi. Karena itu siswa
dituntut agar memiliki beberapa kompetensi.
Kemudian hasil perhitungan diinterpretasikan Salah satu kompetensi yang harus dimiliki
sesuai dengan Tabel 2. siswa adalah dapat membandingkan ikatan
360
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol.7, No.3, pp.358-364 September 2018

ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen diajarkan. Instrument berupa soal-soal yang
koordinasi, dan ikatan logam serta kaitannya mencakup keempat domain literasi sains.
dengan sifat zat. Selain itu, yaitu siswa Kemudian dilakukan pemilihan media berupa
dituntut dapat merancang dan melakukan bahan ajar cetak yaitu LKS yang berorientasi
percobaan untuk menunjukkan karakteristik literasi sains untuk melatihkan kemampuan
senyawa ion atau senyawa kovalen literasi sains siswa.selanjutnya dilakukan
berdasarkan beberapa sifat fisika [10]. pemilihan format dan perancangan desain
Kompetensi tersebut cocok diguanakan LKS. LKS disusun dengan berpedoman pada
sebagai materi untuk melatihkan kemampuan ketentuan Depdikanas. LKS disusun dengan
literasi sains. menggunakan format berikut: judul,
Selanjutnya dilakukan analisis siswa. kompetensi dasar yang ingin dicapai, adanya
Analisis ini ditujukan untuk mengetahui informasi mengenai materi ikatan , langkah
perkembangan kognitif siswa dan kerja seperti petunjuk penggunaan LKS,
kemampuan literasi siswa. Siswa SMAN 1 tugas yang harus dilakukan beserta kalimat
Gedeg Mojokerto berada pada tahap operasi instruksional dalam pengerjaan [6]. Desain
formal. Pada tahap tersebut anak telah awal salah satu bagian dari LKS ditunjukkan
mampu untuk berpikir abstrak dan mampu pada Gambar 1.
menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan bernalar secara logis [11]. Bernalar
logis erat kaitannya dengan kemampuan
literasi sains siswa. Dalam literasi sains
terdapat empat domain yaitu domain konteks,
pengetahuan, kompetensi,dan sikap yang
mana keempatnya membutuhkan penalaran
yang logis. Menurut prapenelitian yang
dilakukan di SMAN 1 Gedeg Mojokerto
menunjukkan bahwa kemampuan literasi
siswa masih kurang baik. Oleh karena itu
perlu dilatihakan literasi sains.
Analisis selanjutnya adalah analisi konsep Gambar 1. Judul LKS Berorientasi
dan analisis tugas. Pada analisis komsep, Literasi Sains
konsep-konsep mengenai ikatan ion, kovalen
dan sifat yang dipengaruhi oleh ikatan-ikatan 3. Tahap Develop (Pengembangan)
tersebut dianalisis untuk disampaikan ke Pada tahap ini, desain awal LKS yang telah
siswa. Adapun anlisi tugas dilakukan dengan dirancang kemudian ditelaah dan divalidasi.
menguraikan yugas-tugas yang nantinya akan Hasil telaah digunakan untuk memperbaiki
diberikan kepada siswa yang berkaitan LKS. Penelaah memberikan beberapa
dengan materi ikatan kimia. masukan dinatarnya mengenai tata letak,
Setelah analisis keempatnya, maka tampilan dari LKS agar dibuat lebih menari
dirumuskan tujuan pembelajaran yang ingin serta memilihan warna tulisan yang sesuai
dicapai. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan warna background. Desain tampilan
dengan berpatokan pada tuntutan kemenarikan tat letak penting untuk
kompetensi dalam kurikulum. diperhatikan karena hal tersebut dapat
memotivasi siswa dalam belajar [6].
2. Tahap Design (Perencanaan) Masukkan lain berupa kebenaran fenomena
Pada tahap ini LKS berorientasi literasi yang digunakan dalam LKS sehingga tidak
sains pada materi ikatan kimia mulai disusun menjadikan miskonsepsi bagi siswa dan
sehingga diperoleh draft I atau desain awal penyusunan tujuan pembelajaran yang
LKS. langkah penyusunan LKS antara lain terdapat dalam LKS agar sesuai dengan
adalah penyusunan standar tes pemilihan prinsip Audience, Behaviour, Condition, dan
media, pemilihan format, dan merancang Degree. Hal ini dikarenakan penyusunan
desain LKS. penyusunan standart tes tujuan yang benar akan menentukan
dilakukan dengan menyusun instrumen yang penyusunan materi dalam LKS oleh karena
digunakan untuk mengukur hasil dari itu tujuan pembelajaran yang digunakan
kemampuan literasi sains siswa yang akan haruslah jelas[6]
361
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol.7, No.3, pp.358-364 September 2018

Setelah LKS ditelaah dan diperbaiki maka yang memperoleh hasil persentase tertinggi.
diperoleh Draft II. Draft II ini kemudian Hal ini dikarenakan LKS telah disesuaikan
divalidasi oleh dosen dan guru untuk dengan kurikulum 2013 yang tertera dalam
mengetahui validitas LKS yang aturan Permendikbud [7]. Dalam aturan
dikembangkan. Menurut Nieveen [5], tersebut, siswa diharapkan memiliki
Validitas LKS ditinjau dari isi dan kosntruk. kompetensi dasar berupa dapat
Berdasarkan adaptasi dari Depdiknas [6] , membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen,
validasi isi memuat beberapa aspek antara ikatan kovalen, koordinasi, dan ikatan logam
lain kesesuaian dengan kurikulum, serta kaitannya dengan sifat zat. Siswa juga
kesesuaian dengan perkembangan usia anak, diharapkan dapat merancang dan melakukan
kesesuaian dengan domain-domain literasi percobaan untuk menunjukkan karakteristik
sains, dan kebenaran substansi materi. senyawa ion atau senyawa kovalen
Adapun validasi konstruk ditinjau dari berdasarkan beberapa sifat fisika. Adapun
beberapa hal yaitu penyajian, kegrafikan dan kriteria yang memperoleh persentase
kebahasaan. Setiap kriteria tersebut terendah adalah kriteria kesesuaian dengan
mengandung aspek-aspek yang mendukung perkembangan kognitif siswa. Rendahnya
validitas LKS sebagai bahan ajar dan hasil persentase tersebut dikarenakan LKS
tampilannya. yang dikembangkan dinilai kurang
Sesuai dengan Riduwan [9], LKS dapat mempertimbangkan penentuan fenomena
dikatakan layak apabila memperoleh hasil yang diangkat. Salah satu fenomena yang
persentase ≥ 61% dengan kategori valid dan diangkat dalam LKS merupakan fenomena
sangat valid. Hasil validasi isi ditunjukkan yang terlalu asing bagi siswa. Menurut
pada Grafik 2. Nasution dalam [4], pengalaman yang terlalu
asing bagi anak akan mempengaruhi proses
akomodasi siswa. Terhambatnya proses
95,00% 91,11% akomodasi ini akan mempengaruhi
86,67% perkembangan kognitif siswa.
90,00%
Selain validasi isi, LKS juga divalidasi
85,00% 82%
80% secara konstruk. Validasi konstruk
80,00% merupakan penilaian terhadap syarat LKS
75,00% sebagai bahan ajar dan syarat tampilan dari
LKS. LKS sebagai salah satu bahan ajar
70,00%
1 2 3 4 cetak harus memperhatikan beberapa aspek
Keterangan
penting yaitu susunan tampilan, bahasa yang
1 : Kesesuaian dengan KD mudah, menguji pemahaman, stimulan,
2 : Kesesuaian dengan perkembangan kognitif kemudahan dibaca, dan materi instruksional.
anak
3 : Kesesuaian dengan substansi materi Oleh karena itu validasi konstruk ditinjau
4 : Kesesuaian dengan literasi sains atas kriteria penyajian, kebahasaan, dan
kegrafikan. Berikut adalah hasil persentase
Grafik 2. Hasil Validasi Isi LKS untuk kriteria penyajian yang ditunjukkan
Berorientasi Literasi Sains pada pada Tabel 3.
Materi Ikatan Kimia
Berdasarkan Grafik 2 dapat diketahui Tabel 3. Hasil validasi konstruk kriteria
bahwa LKS yang dikembangkan valid secara penyajian
isi karena telah hasil persentase telah Kriteria yang Persentase Kategori
mencapai ≥ 61%. Materi LKS yang dinilai
dikembangkan telah sesuai dengan Kejelasan 83,33% Sangat valid
kompetensi dasar yang menjadi tuntutan tujuan yang
dalam kurikulum 2013. Persentase yang ingin dicapai
diperoleh sebesar 91,11%. Kesesuaian LKS Urutan sajian 86,67% Sangat valid
dengan perkembangan usia siswa Pemberian 80% valid
memperoleh persentase 80%. Kebenaran motivasi dan
substansi materi dalam LKS diperoleh daya tarik
86,67% dan kesesuaian LKS dengan domain Kelengkapan 86.67% Sangat valid
informasi
literasi sains sebesar 82%. Kriteria
Interaksi 73,33% valid
kesesuaian dengan KD merupakan kriteria
362
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol.7, No.3, pp.358-364 September 2018

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa Tabel 5. Hasil validasi konstruk kriteria


aspek terendah yang diperoleh dalam penilaian kegrafikan
ini adalah aspek interaksi. Aspek interaksi Kriteria yang dinilai Persentase Kategori
menilai mengenai stimulus dan respon yang
diberikan siswa terhadap LKS. berdasarkan penggunaan font, 86,67% Sangat
hasil tersebut menyatakan bahwa 26,66% jenis dan ukuran valid
validator menilai bahwa LKS yang desain tampilan 93,33% Sangat
dikembangkan kurang dapat memberikan valid
stimulus yang baik bagi siswa. Hal ini lay out atau tata letak 93,33% Sangat
dikarenakan terdapat fenomena yang kurang valid
memberikan kebermanfaatan bagi siswa dalam
kehidupan sehari-hari sehingga dapat Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan
mempengaruhi keaktifan siswa untuk bahwa kriteria kegrafikan memperoleh hasil
mempelajarinya [4]. yang sangat valid. Ketiga aspek yang
dinilaikan menurut Riduwan masuk ke dalam
Tabel 4. Hasil validasi konstruk kriteria kategori sangat valid [9]. Penggunaan font,
kebahasaan jenis dan ukuran yang ada di dalam LKS telah
Kriteria yang dinilai Persentase Kategori sesuai dengan syarat penyusunan bahan ajar
cetak yang dikemukakan oleh Steffen-Peter
Ballstaedt dalam Depdiknas yaitu kemudahan
Kejelasan informasi 73,33% Valid dibaca yang meliputi penggunaan huruf yang
tidak terlalu kecil dan enak dibaca [6].
Kesesuaian dengan 80% Valid Pada aspek desain tampilan yang
kaidah Bahasa dinilai meliputi cover menarik dan
Indonesia yang baik
dan benar
kesesuaian dengan warna tulisan. Persentase
yang diperoleh tinggi dikarenakan desain
Penggunaan bahasa 86.67% Sangat cover dibuat semenarik mungkin dengan
yang jelas dan valid tujuan mampu memberikan stimulus siswa
singkat untuk mempelajari LKS. Hal ini sesuai dengan
syarat dalam penyusunan bahan ajar cetak
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui yakni stimulan yang meliputi enak tidaknya
bahwa hasil tertinggi yang diperoleh adalah dipandang.
aspek penggunaan bahasa yang jelas dan Berdasarkan hasil persentase dari tiap
singkat dan presentase terendalah adalah aspek aspek tersebut apabila diinterpretasikan pada
kejelasan informasi. Tabel 2 maka kriteria penyajian, kebahasaan,
Pada aspek kejelasan informasi, dan kegrafikan termasuk kategori sangat valid
persentase tersebut tergolong dalam kategori dan valid.
valid dan sebanyak 26,67% dinyatakan tidak
valid [9]. Ketidakvalidan tersebut dikarenakan SIMPULAN
penggunaan istilah yang dirasa cukup asing Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka
bagi siswa kelas X SMA seperti istilah dapat disimpulkan sebagai berikut :
demineralisasi dan refraktori. Penggunaan 1. LKS berorientasi literasi sains pada materi
istilah seharusnya mempertimbangkan ikatan kimia dikatakan valid secara isi
beberapa aspek perkembangan siswa sehingga dengan besar persentase untuk kesesuaian
dapat mudah dipahami [4]. Adapun pada aspek dengan kurikulum, kesesuaian dengan
penggunaan bahasa yang jelas dan singkat perkembangan usia, kebenaran substansi
memperoleh persentase tertinggi dikarenakan materi, dan kesesuaian dengan domain
LKS disusun dengan mempertimbangkan literasi sains antara 80% hingga 93,33%
penyusunan kalimat di dalamnya. Penyusunan dengan kategori valid dan sangat valid.
kalimat dibuat agar tidak terlalu panjang 2. LKS berorientasi literasi sains pada materi
dengan jumlah kata yang digunakan ikatan kimia dikatakan valid secara konstruk.
perkalimatnya tidak lebih dari 25 kata dan validitas konstruk dinilai dari hasil persentase
untuk satu paragraf jumlah kalimat yang yang diperoleh pada kriteria penyajian,
digunakan sebanyak 3-7 kalimat [6]. kebahasaan, dan kegrafikan memperoleh
363
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol.7, No.3, pp.358-364 September 2018

hasil antara 73,33% hingga 93,33% dalam Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan
kategori valid dan sangat valid. Sekolah Menengah Atas.

SARAN 7. Lampiran Permendikbud. 2014. Peraturan


Pada penelitian selanjutnya sebaiknya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
peneliti dapat menambahkan informasi mengenai Republik Indonesia Nomor 59 Tahun
istilah-istilah yang cukup asing dalam LKS 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah
sehingga siswa lebih mudah dalam memahami. Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Menteri
Informasi yang diberikan dapat berupa glosarium Pendidikan dan Kebudayaan RI.
atau referensi buku atau alamat website yang
mendukung. Saran lain, pada penelitian 8. Thiagarajan,S., Semmel,D.S & Semmel,M.I.
selanjutnya diharapkan dapat mengembangakn 1974. Instructional Development for
LKS untuk sub materi ikatan kimia yang lain Training Teachers of Expectional Children.
seperti ikatan kovalen koordinasi dan ikatan Minneapolis, Minnesota: Leadership
logam. Training Institute/Special Education,
University of Minnesota
DAFTAR PUSTAKA
9. Riduwan. 2015. Skala Pengukuran
1. Ogunkola, Babalola J. 2013. Scientific Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : CV
Literacy: Conceptual Overview, Importance Alfabeta.
and Strategies for Improvement. Journal of
Educationai and Sociai Research. 265-274 10. Lampiran Permendikbud. 2014. Peraturan
2. Lampiran Permendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun
Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka dasar dan Struktur
20134 Tentang Kerangka Dasar Dan Kurikulum Sekolah Menengah
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Menteri
Atas/Madrasah Aliyah.Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Pendidikan dan Kebudayaan RI.
11. Nur, Muhammad. 1998. Teori-Teori
3. OECD. 2016. PISA 2015 Assessment and Perkembangan. Surabaya: institut Keguruan
Analytical Framework: Science, Reading, dan Ilmu Pendidikan Surabaya
Mathematic and Financial Literacy, PISA,
OECD Publishing, Paris. 12. Aisyah & Dwiningsih,K. 2017.
Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa
4. Toharudin, Uus & Hendrawati, Sri. 2011. (LKS) Berorientasi Literasi Sains pada
Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Materi Elektrolit dan Nonelektrolit.UNESA
Bandung : Anggota IKAPI Journal of Chemical Education Vol 6, No. 2,
pp329-333
5. Nieveen,N.& Plomp,T. 2013. Educational
Design Research -Part A: An Intruduction. 13. Nawangati, Ari Zuhro I. & Dwiningsih,K.
Enschede,the Netherlands: SLO 2017. Pengembangan Lembar Kegiatan
Siswa (LKS) Berorientasi Inkuri Terbimbing
6. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. untuk Melatihkan Kemampuan Literasi
Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Sains pada Materi Kesetimbangan Kimia.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional UNESA Journal of Chemical Education Vol
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan 6, No. 2, pp 334-338

364

Anda mungkin juga menyukai