Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342522220

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI KOLOID

Article · June 2020


DOI: 10.32699/spektra.v5vi1i.80

CITATIONS READS

0 444

3 authors, including:

Miterianifa Miterianifa
State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau
9 PUBLICATIONS   6 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Mathematics & Statistics Applied to Psychology & Sociology View project

Mathematics & Statistics Applied to Finance, Economics & Management View project

All content following this page was uploaded by Miterianifa Miterianifa on 29 June 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


P-ISSN : 2442-9910 S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 5(1) (2019)
E-ISSN : 2548-642X DOI: 10.32699/spektra.v5vi1i.80

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI


KOLOID
Josi Agustiana1)*, Miterianifa2)
1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FTK, UIN SUSKA Riau
2)
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FTK, UIN SUSKA Riau
*josiagustiana96@gmail.com
miterianifa@uin-suska.ac.id
*082284626088

Dikirimkan: 25/02/2019 Diterima: 15/04/2019 Dipublikasikan: 18/05/2019

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembaharuan paradigma pembelajaran dalam kurikulum 2013 menuntut
adanya kemampuan berpikir siswa, meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa merupakan salah satu upaya
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran dalam kurikulum tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana kualitas kemampuan berpikir kritis siswa pada materi koloid. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
XI IPA-B dengan jumlah 24 siswa di SMAN 2 Bengkalis tahun ajaran 2017/2018 dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes, dan
dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan secara
keseluruhan kualitas kemampuan berpikir kritis siswa pada materi koloid berada pada kategori sangat baik dengan
presentase 84,8%. Indikator yang memperoleh presentase lebih besar adalah indikator memberikan penjelasan
sederhana sebanyak 95%; Indikator keterampilan dasar sebanyak 94%; Indikator menyimpulkan sebanyak 82%
dengan kategori sangat baik; Indikator memberi penjelasan lanjut sebanyak 86% dengan kategori sangat baik.
Sedangkan aspek yang jumlah presentasenya lebih kecil adalah indikator strategi dan taktik yaitu sebanyak 67%
dengan kategori baik. Hal ini dikarenakan siswa kurang dalam mencari informasi dari suatu permasalahan.
Kata kunci: Kemampuan Berpikir Kritis, Koloid

PENDAHULUAN berdasarkan pengetahuan dan informasi, dan


memberikan kesimpulan yang dapat dipercaya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan Hal ini selaras dengan harapan capaian
teknologi saat ini mengalami perubahan yang lulusan SMA sebagaimana tercantum dalam
sangat pesat sehingga memudahkan berbagai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
informasi datang dengan cepat dan mudah dari Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2006 yang
berbagai sumber. Untuk menghadapi perubahan menyatakan bahwa kemampuan berpikir adalah
teknologi yang cepat itu dibutuhkan kemampuan salah satu tujuan yang diharapkan dapat dimiliki
berpikir kritis bagi tiap individu. Oleh karena itu oleh peserta didik yang telah menempuh jenjang
kemampuan berpikir kritis menjadi perhatian pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) [1].
penting di dunia pendidikan modern saat ini, Salah satu contoh pengaplikasiannya adalah
sebab seseorang yang berpikir kritis mampu dalam proses pembelajaran sains yang
mengajukan pertanyaan yang sesuai, menekankan pada pemberian pengalaman
mengumpulkan informasi yang relevan, langsung untuk mengembangkan kompetensi
bertindak secara efisien dan kreatif berdasarkan siswa agar dapat menjelajahi dan memahami
informasi, mengemukakan argumen yang logis alam sekitar secara ilmiah sehingga dapat
menggali kemampuan berpikir kritisnya.

91
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 5(1) (2019)

Jika diamati dalam ruang lingkup ilmu sebaliknya, berpikir kritis dilatih melalui belajar
sains, yang memegang peranan penting dalam kimia [3].
proses berpikir kritis adalah mata pelajaran Berpikir kritis merupakan cara berpikir
kimia [2]. Hal ini diperkuat dengan salah satu reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar
tujuan dan fungsi mata pelajaran kimia di yang difokuskan untuk menentukan apa yang
SMA/MA yang tercantum di dalam Standar Isi harus diyakini dan apa yang harus dilakukan [4].
adalah untuk memupuk sikap ilmiah, yang Bagi siswa, kemampuan berpikir kritis akan
mencakup bersikap kritis, yaitu tidak mudah dapat membantunya dalam memahami suatu
percaya tanpa ada dukungan hasil observasi konsep dengan benar.
empiris. Sehingga ilmu pelajaran kimia Siswa yang berpikir kritis akan mampu
merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mengidentifikasi suatu permasalahan, kemudian
tidak hanya menuntut pemahaman konseptual menganalisis dari berbagai informasi terkait
dan algoritmik, tetapi juga menuntut masalah yang sedang dihadapi, dan mengambil
keterampilan untuk menerapkan pengetahuan kesimpulan yang tepat untuk pemecahan
dalam menghadapi masalah kehidupan dan masalahnya tersebut.
teknologi. Pada penelitian ini, materi yang dipilih oleh
Akan tetapi, pada kenyataannya peneliti adalah materi koloid. Materi koloid
pembelajaran kimia di sekolah lebih bersifat sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-
menghafal atau pengetahuan faktual serta siswa hari, dan secara sadar atau tidak hampir setiap
cenderung hanya menerima materi yang hari kita tidak terlepas dari penggunaan koloid.
diajarkan tanpa mau menelaah lebih mendalam Selain itu, pada materi koloid diperlukan tahapan
dan berkelanjutan. Siswa menyerap informasi analisis pada beberapa bagiannya terutama pada
secara pasif dan kemudian mengingatnya pada pengelompokkan jenis koloid dan analisis sifat-
saat tes tanpa memahami konsep-konsep materi sifat koloid, sehingga materi koloid dapat
tersebut secara jelas. digunakan sebagai media untuk
Hal ini tentu saja berdampak pada mengembangkan kemampuan berpikir.
kemampuan berpikir kritis siswa yang rendah. Berdasarkan pemaparan latar belakang
Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk
dalam pelajaran kimia juga disebabkan karena melakukan penelitian mengenai “Analisis
dalam pelaksanaan pembelajaran guru kurang Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi
memperhatikan dan melatih aspek-aspek Koloid ”.
berpikir siswa. Dengan demikian,
METODE
pengembangan kemampuan berpikir kritis harus
dipandang sebagai sesuatu yang urgen dan tidak Metode penelitian yang digunakan adalah
bisa disepelekan lagi. Sebab, kemampuan metode deskriptif. Tujuan penelitian deskriptif
berpikir kritis saat ini hanya dijadikan sebagai ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran
tujuan pendidikan semata dan menjadikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
pembelajaran tidak searah dengan tujuan fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar
pendidikan nasional, padahal materi kimia dan fenomena yang diselidiki. Desain penelitian ini
keterampilan berpikir kritis merupakan dua hal menggunakan One Shot Case Study. Pada tahap
yang tidak dapat dipisahkan, karena materi kimia ini dilakukan posttest dengan instrumen tes
dipahami melalui berpikir kritis dan begitu juga essay [5]. Dalam rancangan ini digunakan satu
kelompok subjek yaitu kelas XI IPA B SMA

92
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 5(1) (2019)

Negeri 2 Bengkalis dengan jumlah sampel HASIL DAN PEMBAHASAN


sebanyak 24 orang siswa yang dipilih dengan
teknik pengambilan sampel secara purposive. Hasil pencapaian tes kemampuan berpikir
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan kritis secara keseluruhan dari 24 siswa yang
April-Mei 2018 semester genap tahun ajaran telah dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1
2017/2018. Teknik pengumpulan data yang berikut:
digunakan dalam penelitian ini adalah tes
100
berbentuk essay yang digunakan untuk

Kemampuan Berpikir Kritis


mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa 80

secara tertulis berdasarkan kisi-kisi indikator 60

Siswa
kemampuan berpikir kritis.
40
Adapun rumus yang digunakan untuk
20
menghitung nilai persentase kemampuan
berpikir kritis masing-masing siswa adalah 0
1 2 3 4 5
sebagai berikut;
𝑅 Indikator
NP = 𝑆𝑀
x 100 (1)
Gambar 1. Hasil Pencapaian Kemampuan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Tes Essay
analisis tes essay, nilai tersebut selanjutnya
diinterpretasikan dalam bentuk kategori agar
Berdasarkan diagram hasil postest
lebih mudah dibaca dan mudah untuk memberi
kemampuan berpikir tersebut pada indikator
kesimpulan masing-masing kemampuan
memberikan penjelasan sederhana yaitu siswa
berpikir kritis termasuk dalam kategori sangat
diminta untuk mengidentifikasi/ merumuskan
baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang.
kriteria tertentu untuk mempertimbangkan
Pengkategorian ini berdasarkan pedoman
kemungkinan jawaban yaitu diharapkan siswa
penilaian menurut Riduwan [6].
mampu menganalisis dan menjelaskan jenis
Tabel 1. Pengkategorian Skor jenis koloid. Dilihat dari hasil tes essay siswa
No. Interval Skor Kategori rata rata sebesar 95% dengan kategori sangat
1 81-100% Sangat Baik baik. Indikator ini mengukur kemampuan
2 61-80% Baik berpikir kritis dalam menjawab pertanyaan yang
3 41-60% Cukup bersifat analisis dari peristiwa kehidupan sehari-
4 21-40% Kurang hari dan mampu memberikan penjelasan yang
5 0-20% Sangat Kurang tepat dengan mengidentifikasi suatu pertanyaan.
Dengan demikian siswa menemukan konsep
Instrumen yang digunakan adalah soal yang bahwa ada banyak jenis-jenis koloid. Hasil
sudah divalidasi oleh ahli dan dilakukan uji jawaban siswa dapat dilihat pada Gambar 2
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, serta berikut;
daya pembeda. Hasil validasi empiris tersebut
dianalisis menggunakan bantuan software
Anates versi 4.0.5.

93
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 5(1) (2019)

bercampur. Indikator ini megukur kemampuan


siswa pada asumsi-asumsi yang ada dalam
memecahkan suatu masalah. Siswa melakukan
penyelidikan untuk memecahkan masalah yang
sifatnya konstektual, sehingga dihasilkan suatu
penjelasan dari permasalahan yang didapat dari
keterampilan dasar.
Hasil tes essay siswa dengan rata-rata
sebesar 94% dengan kategori sangat baik. Pada
indikator ini siswa ingin agar dalam pembahasan
setiap soal hanya terfokus kepada materi yang
dipelajari pada hari itu sehingga siswa bisa
mengembangkan keterampilan dasarnya serta
Gambar 2. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis dapat menganalisis soal dengan baik dan bisa
Indikator 1 memberikan alasan terhadap jawabannya.
Dalam proses pembelajaran kimia
Berdasarkan salah satu jawaban dari membutuhkan kemampuan berpikir kritis untuk
siswa tersebut menunjukkan bahwa kemampuan menganalisis gejala-gejala maupun fenomena-
berpikir kritis siswa pada indikator memberikan fenomena yang muncul [7]. Untuk membangun
penjelasan sederhana sangat baik karena siswa kemampua berpikir kritis siswa perlu
mampu menganalisis dan teliti dalam menjawab dihadapkan pada masalah sehingga siswa
soal. mengkonstruksi pikirannya untuk mencari
Hasil wawancara dengan guru, selama penyelesaian dengan alasan yang jelas. Didapat
ini siswa terbiasa mengerjakan soal-soal yang hasil jawaban siswa dapat dilihat pada Gambar 3
mengambil ranah aspek mengingat (C1) sampai berikut;
mengaplikasikan (C3) yang sering diberikan
guru pada saat pembelajaran. Mengingat disini
maksudnya adalah soal yang dapat mereka
jawab dengan mengingat materi yang
disampaikan guru, oleh sebab itu siswa mampu
memberikan penjelasan sederhana walaupun
materi yang sudah dipelajari munggu
sebelumnya. Kelemahan siswa pada indikator
memberikan penjelasan sederhana ini adalah
kurangnya merumuskan kriteria-kriteria untuk
mempertimbangkan jawaban yang mungkin
Gambar 3. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis
sehingga terdapat beberapa orang yang kurang
Indikator 2
lengkap dalam menjawab pertanyaan.
Indikator kedua adalah membangun
Berdasarkan salah satu jawaban dari
keterampilan dasar yaitu siswa diharapkan
siswa tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
mampu menganalisis dan memberi alasan
berpikir kritis siswa pada indikator membangun
mengapa air dan lemak didalam susu dapat
keterampilan dasar sangat baik karena siswa

94
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 5(1) (2019)

mampu menganalisis mengapa air dan minyak


dalam susu dapat bercampur dan teliti dalam
menjawab soal.
Indikator ketiga menyimpulkan yaitu
siswa diharapkan mampu menganalisis dan
menyimpulkan sifat dari koloid efek tyndal
kemudian siswa mampu menganalisis dan
Gambar 4. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis
menjelasakan partikel gerak Brown dan siswa
Indikator 3
mampu menjelaskan fungsi dari pemberian
tawas dalam pengolahan air. Indikator ini Berdasarkan salah satu jawaban dari
mengukur kemampuan siswa dalam siswa tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
menganalisis dan menyimpulkan sifat dari berpikir kritis siswa pada indikator
koloid yang diperoleh dari sebuah informasi menyimpulkan sangat baik karena siswa mampu
yang diananlisis. Informasi yang dianalisis bisa menganalisis partikel gerak Brown dan teliti
dihasilakan dari suatu argumen. Seseorang yang dalam menjawab soal.
dapat menganalisis harus memiliki tingkat Penarikan kesimpulan dapat dilakukan
berpikir kritis yang tinggi, berpikir kritis yang dengan melakukan penalaran secara deduktif
tinggi merupakan proses mental untuk maupun induktif. Penalaran deduktif adalah
mengananlisis atau mengevaluasi informasi, kegiatan berpikir dari pertanyaan yang bersifat
setelah diperoleh informasi dari hasil ananlisis umum ditarik suatu kesimpulan yang bersifat
maka dilakukan evaluasi untuk mrngambil suat khusus sedangkan penalaran induktif merupakan
keputusan yang tepat [8]. cara berpikir dengan menarik suatu kesimpulan
Berdasarkan hasil tes essay siswa yang bersifat umum umum dari berbagai kasus
dengan rata-rata sebesar 83% dengan kategori yang bersifat khusus. Sebagian besar siswa
sangat baik. Pada indikator siswa termotivasi sudah dapat menuliskan kesimpulan dengan
dalam menyelesaikan suatu permasalahan benar karena indikator ketiga inilah yang
sehingga siswa bisa menyimpulkan jawaban dari menekankan aspek menyimpulkan. Aspek
soal tersebut. Selain itu siswa dapat menyimpulkan ini menekankan siswa untuk
mengembangkan kemampuannya untuk berpikir kritis dalam mengambil keputusan atau
mengajukan berbagai pendapat/pertanyaan, kesimpulan yang paling benar dari berbagai
menjawab sejumlah soal dan memberikan alasan informasi dan alternatif penyelesaian yang
yang logis, yang merupakan bagian dari mereka peroleh dalam menyelesaikan suatu
rangkaian kemampuan berpikir kritis siswa [9]. masalah.
Didapat hasil jawaban siswa dapat dilihat pada Indikator keempat memberikan
Gambar 4 berikut; penjelasan lebih lanjut yaitu mengkronstruksi
argumen siswa mampu menganalisis dan
memberikan penjelasan terhadap sifat dari gerak
Brown kemudian siswa mampu menggambarkan
perbedaan antara koloid liofil dan koloid liofob,
siswa mampu menjelaskan fungsi dari deterjen
dan siswa mampu menjelaskan sifat koloid.
Indikator ini mengukur kemampuan siswa dalam

95
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 5(1) (2019)

memberikan penejelasan lanjut dari suatu masalah, siswa mampu memberikan strategi
permasalahan yang diananlis. untuk masalah bangunan pabrik yang
Berdasarkan hasil tes essay siswa rata- mengandung asap berbahaya dengan
rata sebesar sebesar 86% dengan kategori sangat menghubungkan peran koloid dalam kehidupan
baik. Pada indikator ini rasa ingin tahu siswa sehari-hari. Indikator ini mengukur kemampuan
yang sangat besar ketika diberikan soal dan siswa dalam memberikan pemecahan masalah
siswa membaca dengan kritis kemudian yang dapat dilakukan guna mengatasi asap
meningkatkan daya analisisnya dalam pabrik yang berbahaya.
menyelesaikan soal sehingga siswa dapat Siswa berpikir dengan pengetahuannya
memberikan penjelasan lebih lanjut dalam sendiri untuk merumuskan suatu alternatif solusi
mengemukakan jawabannya. Didapat hasil dalam memecahkan permasalahan yang terjadi
jawaban siswa dapat dilihat pada Gambar 5 dengan menghubungkan peranan dalam koloid.
berikut; Sehingga dengan memutuskan suatu strategi dan
taktik yang tepat siswa dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritisnya.
Berdasarkan hasil tes essay siswa rata-
rata sebesar 67% dengan kategori baik. Pada
indikator ini hanya beberapa siswa saja yang
mampu dan bisa memberikan strategi dan taktik
pada bahaya asap pabrik. Menurut kartimi
berpikir kritis merupakan proses berpikir secara
aktif, dimana kita berpikir mengenai segala
sesuatu untuk diri sendiri, dan mencari informasi
Gambar 5. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis untuk diri sendiri [11]. Kemudian pendapat lain
Indikator 4 mengatakan bahwa berpikir kritis adalah suatu
sikap yang cendrung untuk mempertimbangkan
Berdasarkan salah satu jawaban dari
dan memikirkan suatu masalah yang timbul dari
siswa tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
pengalaman. Didapat hasil jawaban siswa dapat
berpikir kritis siswa pada indikator memberikan
dilihat pada Gambar 6 berikut;
penjelasan lanjut sangat baik karena siswa
mampu menganalisis perbedaan dari koloid liofil
dan koloid liofob sehingga teliti dalam
menjawab soal. Menurut Yusi Ardiyanti berpikir
kritis adalah kemampuan memberi
alasan/memberi penjelasan lajut secara
terorganisasi dan mengevaluasi kualitas suatu
alasan secara sistematis, jadi berpikir kritis
adalah sebuah kemampuan yang harus dimiliki
oleh siswa untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan [10].
Indikator kelima strategi dan taktik yaitu
Gambar 6. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis
memilih kriteria untuk mempertimbangkan
Indikator 5
solusi yang mungkin atau memecahkan suatu

96
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 5(1) (2019)

Berdasarkan salah satu jawaban dari PENUTUP


siswa tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
berpikir kritis siswa pada indikator strategi dan Simpulan
taktik kategori baik karena siswa mampu Berdasarkan hasil temuan penelitian,
menganalisis solusi atau strategi dari bahaya diperoleh kesimpulan secara keseluruhan
asap pabrik, tetapi dalam indikator ini hanya kemampuan berpikir kritis siswa tergolong
beberapa orang saja menjawab sesuai dengan sangat baik yaitu dengan kategori 84,8% dan
kriteria jawaban karena butuh pengalaman dan dapat dikembangkan secara optimal. Kemudian
membutuhkaninformasi-informasi. Kebanyakan terdapat perbedaan kualitas kemampuan berpikir
siswa tersebut pada indikator strategi dan taktik kritis siswa pada tiap indikator, 4 indikator
ini tidak bisa menjawab karena kurangnya kemampuan berpikir kritis siswa mendapatkan
pengalaman dan kurangnya mencari informasi tingkat capaian sangat baik yaitu indikator
kemudian dalam proses pembelajaran hanya memberikan penjelasan sederhana sebesar 95%
mengetahui manfaat dari koloidnya saja tetapi dengan kategori sangat baik; Indikator
cara penggunaan atau prinsip kerjanya tidak keterampilan dasar sebesar 94% dengan kategori
diketahui. sangat baik; Indkator menyimpulkan sebesar
Pada indikator 5 ini terjadi sedikit 82% dengan kategori sangat baik; Indikator
peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa memberi penjelasan lanjut sebsesar 86% dengan
disebabkan soal ini membutuhkan pemahaman kategori sangat baik. Sedangkan aspek yang
yang tinggi sehingga siswa bisa menemukan jumlah presentasenya lebih kecil adalah
strategi atau taktik dalam menjawab soal, oleh indikator strategi dan taktik yaitu sebanyak 67%
karena itu diperlukan adanya pengembangan dengan kategori baik.
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
terutama pada indikator strategi dan taktik salah DAFTAR PUSTAKA
satu cara untuk meningkatkan kemampuan
[1] Peraturan Mendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006
berpikir kritis siswa yitu melalui pengajuan
tentang Standar Kompetensi Lulusan.
masalah [12]. Indikator yang paling dominan
https://bsnp-
diperoleh siswa tersebut, apabila dilihat dari indonesia.org/id/wpcontent/uploads/2009/04
indikator soal berpikir kritis memiliki ranah /Permen_23_2006. pdf, diakses pada 7
kognitif antara C3 dan C4 sedangkan pada soal Januari 2018, hal. 1.
yang memiliki indikator berpikir kritis paling [2] Ahmad Fauji, Meningkatkan Keterampilan
rendah memiliki ranah kognitif C4. Walaupun Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa
soal dengan indikator strategi dan taktik Melalui Model Pembelajaran Auditory,
memiliki indikator soal dengan ranah kognitif Intellectually, Repetition (AIR) pada Materi
C4 tetapi soal yang disajikan masih sangat jarang Hidrolisis Garam di Kelas XI IPA 2 SMA
dijumpai oleh peserta didik sehingga membuat PGRI 6 Banjarmasin, Jurnal Inovasi
mereka kesulitan dalam memberikan jawaban Pendidikan Sains Vol. 6, No. 2, (Banjarmasin:
yang tepat pada soal ini. Universitas Lambung Mangkurat, 2015), hal.
1.
[3] Alifa Noora Rahma, Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Model Inkuiri Berpendekatan
SETS Materi Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan untuk Menumbuhkan

97
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 5(1) (2019)

Keterampilan Berpikir Kritis dan Empati [11] Kartimi, Liliasari, Dan Anna Permanasari.
Siswa Terhadap Lingkungan, Journal of Pengembangan Alat Berpikir Kritis Pada
Educational Research and Evaluation Vo. 1, Konsep Senyawa Hidrokarbon Untuk Siswa
No. 2, (Semarang: Universitas Semarang, SMA Di Kabupaten Kuningan. ( Jurnal
2012), hal. 134. Pendidikan MIPA, Vo; 13, No 1, 2012). Hal
[4] Dwi Wigati Nofiyanti, Pengembangan 20.
Lembar Kegiatan Siswa Berorientasi [12] Meiriza Ardiana Dan Sudirman. Penerapan
Problem Based Instruction (PBI) untuk Self Assessment Untuk Meningkatkan
Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa.
Siswa pada Materi Pokok Laju Reaksi (Jurnal Inoovasi Pendidikan Kimia, Vol 9, No
Siswa Kelas XI SMAN 15 Surabaya, 1, 2015) Hal 1465.
UNESA Journal of Chemical Education
Vol.4, No. 2, (Surabaya: UNESA, 2015),
hal. 173.
[5] Amos Neoloka, Metode Penelitian dan
Statistik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), hal. 82.
[6] Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk
Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 89.
[7] Ida Ayu Kade Sastrika, I Wayan Sadia, dan I
Wayan Muderawan. Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Pemahaman Konsep Kimia dan
Keterampilan Berpikir Kritis (Jurnal
Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi IPA,
Vol 3, 2015) Hal 2.
[8] Fajar Suwarno. Deskripsi Keterampilan
Berpikir Krtiis Siswa Pada Materi Koloid. (
Jurnal Program Studi Pendidikan Kimia
Universitas Tanjungpura, 2015). Hal. 10.
[9] Jane Arantika, Rachmat Sahputra, Dan Rody
Putra Sartika. Pengaruh Inkuiri Berbantuan
Pictorial Riddle Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Pada Materi Koloid SMA. (
Jurnal Program Studi Pendidikan Kimia
FKIP UNTAN, Vol 1, 2014). Hal 7.
[10] Yusi Ardiyanti. 2016. Berpikir Kritis Siswa
Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Berbantuan Kunci Determinasi. Jurnal
Pendidikan Indonesia.

98

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai