net/publication/342522220
CITATIONS READS
0 444
3 authors, including:
Miterianifa Miterianifa
State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau
9 PUBLICATIONS 6 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Mathematics & Statistics Applied to Finance, Economics & Management View project
All content following this page was uploaded by Miterianifa Miterianifa on 29 June 2020.
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembaharuan paradigma pembelajaran dalam kurikulum 2013 menuntut
adanya kemampuan berpikir siswa, meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa merupakan salah satu upaya
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran dalam kurikulum tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana kualitas kemampuan berpikir kritis siswa pada materi koloid. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
XI IPA-B dengan jumlah 24 siswa di SMAN 2 Bengkalis tahun ajaran 2017/2018 dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes, dan
dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan secara
keseluruhan kualitas kemampuan berpikir kritis siswa pada materi koloid berada pada kategori sangat baik dengan
presentase 84,8%. Indikator yang memperoleh presentase lebih besar adalah indikator memberikan penjelasan
sederhana sebanyak 95%; Indikator keterampilan dasar sebanyak 94%; Indikator menyimpulkan sebanyak 82%
dengan kategori sangat baik; Indikator memberi penjelasan lanjut sebanyak 86% dengan kategori sangat baik.
Sedangkan aspek yang jumlah presentasenya lebih kecil adalah indikator strategi dan taktik yaitu sebanyak 67%
dengan kategori baik. Hal ini dikarenakan siswa kurang dalam mencari informasi dari suatu permasalahan.
Kata kunci: Kemampuan Berpikir Kritis, Koloid
91
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 5(1) (2019)
Jika diamati dalam ruang lingkup ilmu sebaliknya, berpikir kritis dilatih melalui belajar
sains, yang memegang peranan penting dalam kimia [3].
proses berpikir kritis adalah mata pelajaran Berpikir kritis merupakan cara berpikir
kimia [2]. Hal ini diperkuat dengan salah satu reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar
tujuan dan fungsi mata pelajaran kimia di yang difokuskan untuk menentukan apa yang
SMA/MA yang tercantum di dalam Standar Isi harus diyakini dan apa yang harus dilakukan [4].
adalah untuk memupuk sikap ilmiah, yang Bagi siswa, kemampuan berpikir kritis akan
mencakup bersikap kritis, yaitu tidak mudah dapat membantunya dalam memahami suatu
percaya tanpa ada dukungan hasil observasi konsep dengan benar.
empiris. Sehingga ilmu pelajaran kimia Siswa yang berpikir kritis akan mampu
merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mengidentifikasi suatu permasalahan, kemudian
tidak hanya menuntut pemahaman konseptual menganalisis dari berbagai informasi terkait
dan algoritmik, tetapi juga menuntut masalah yang sedang dihadapi, dan mengambil
keterampilan untuk menerapkan pengetahuan kesimpulan yang tepat untuk pemecahan
dalam menghadapi masalah kehidupan dan masalahnya tersebut.
teknologi. Pada penelitian ini, materi yang dipilih oleh
Akan tetapi, pada kenyataannya peneliti adalah materi koloid. Materi koloid
pembelajaran kimia di sekolah lebih bersifat sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-
menghafal atau pengetahuan faktual serta siswa hari, dan secara sadar atau tidak hampir setiap
cenderung hanya menerima materi yang hari kita tidak terlepas dari penggunaan koloid.
diajarkan tanpa mau menelaah lebih mendalam Selain itu, pada materi koloid diperlukan tahapan
dan berkelanjutan. Siswa menyerap informasi analisis pada beberapa bagiannya terutama pada
secara pasif dan kemudian mengingatnya pada pengelompokkan jenis koloid dan analisis sifat-
saat tes tanpa memahami konsep-konsep materi sifat koloid, sehingga materi koloid dapat
tersebut secara jelas. digunakan sebagai media untuk
Hal ini tentu saja berdampak pada mengembangkan kemampuan berpikir.
kemampuan berpikir kritis siswa yang rendah. Berdasarkan pemaparan latar belakang
Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk
dalam pelajaran kimia juga disebabkan karena melakukan penelitian mengenai “Analisis
dalam pelaksanaan pembelajaran guru kurang Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi
memperhatikan dan melatih aspek-aspek Koloid ”.
berpikir siswa. Dengan demikian,
METODE
pengembangan kemampuan berpikir kritis harus
dipandang sebagai sesuatu yang urgen dan tidak Metode penelitian yang digunakan adalah
bisa disepelekan lagi. Sebab, kemampuan metode deskriptif. Tujuan penelitian deskriptif
berpikir kritis saat ini hanya dijadikan sebagai ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran
tujuan pendidikan semata dan menjadikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
pembelajaran tidak searah dengan tujuan fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar
pendidikan nasional, padahal materi kimia dan fenomena yang diselidiki. Desain penelitian ini
keterampilan berpikir kritis merupakan dua hal menggunakan One Shot Case Study. Pada tahap
yang tidak dapat dipisahkan, karena materi kimia ini dilakukan posttest dengan instrumen tes
dipahami melalui berpikir kritis dan begitu juga essay [5]. Dalam rancangan ini digunakan satu
kelompok subjek yaitu kelas XI IPA B SMA
92
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 5(1) (2019)
Siswa
kemampuan berpikir kritis.
40
Adapun rumus yang digunakan untuk
20
menghitung nilai persentase kemampuan
berpikir kritis masing-masing siswa adalah 0
1 2 3 4 5
sebagai berikut;
𝑅 Indikator
NP = 𝑆𝑀
x 100 (1)
Gambar 1. Hasil Pencapaian Kemampuan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Tes Essay
analisis tes essay, nilai tersebut selanjutnya
diinterpretasikan dalam bentuk kategori agar
Berdasarkan diagram hasil postest
lebih mudah dibaca dan mudah untuk memberi
kemampuan berpikir tersebut pada indikator
kesimpulan masing-masing kemampuan
memberikan penjelasan sederhana yaitu siswa
berpikir kritis termasuk dalam kategori sangat
diminta untuk mengidentifikasi/ merumuskan
baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang.
kriteria tertentu untuk mempertimbangkan
Pengkategorian ini berdasarkan pedoman
kemungkinan jawaban yaitu diharapkan siswa
penilaian menurut Riduwan [6].
mampu menganalisis dan menjelaskan jenis
Tabel 1. Pengkategorian Skor jenis koloid. Dilihat dari hasil tes essay siswa
No. Interval Skor Kategori rata rata sebesar 95% dengan kategori sangat
1 81-100% Sangat Baik baik. Indikator ini mengukur kemampuan
2 61-80% Baik berpikir kritis dalam menjawab pertanyaan yang
3 41-60% Cukup bersifat analisis dari peristiwa kehidupan sehari-
4 21-40% Kurang hari dan mampu memberikan penjelasan yang
5 0-20% Sangat Kurang tepat dengan mengidentifikasi suatu pertanyaan.
Dengan demikian siswa menemukan konsep
Instrumen yang digunakan adalah soal yang bahwa ada banyak jenis-jenis koloid. Hasil
sudah divalidasi oleh ahli dan dilakukan uji jawaban siswa dapat dilihat pada Gambar 2
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, serta berikut;
daya pembeda. Hasil validasi empiris tersebut
dianalisis menggunakan bantuan software
Anates versi 4.0.5.
93
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 5(1) (2019)
94
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 5(1) (2019)
95
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 5(1) (2019)
memberikan penejelasan lanjut dari suatu masalah, siswa mampu memberikan strategi
permasalahan yang diananlis. untuk masalah bangunan pabrik yang
Berdasarkan hasil tes essay siswa rata- mengandung asap berbahaya dengan
rata sebesar sebesar 86% dengan kategori sangat menghubungkan peran koloid dalam kehidupan
baik. Pada indikator ini rasa ingin tahu siswa sehari-hari. Indikator ini mengukur kemampuan
yang sangat besar ketika diberikan soal dan siswa dalam memberikan pemecahan masalah
siswa membaca dengan kritis kemudian yang dapat dilakukan guna mengatasi asap
meningkatkan daya analisisnya dalam pabrik yang berbahaya.
menyelesaikan soal sehingga siswa dapat Siswa berpikir dengan pengetahuannya
memberikan penjelasan lebih lanjut dalam sendiri untuk merumuskan suatu alternatif solusi
mengemukakan jawabannya. Didapat hasil dalam memecahkan permasalahan yang terjadi
jawaban siswa dapat dilihat pada Gambar 5 dengan menghubungkan peranan dalam koloid.
berikut; Sehingga dengan memutuskan suatu strategi dan
taktik yang tepat siswa dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritisnya.
Berdasarkan hasil tes essay siswa rata-
rata sebesar 67% dengan kategori baik. Pada
indikator ini hanya beberapa siswa saja yang
mampu dan bisa memberikan strategi dan taktik
pada bahaya asap pabrik. Menurut kartimi
berpikir kritis merupakan proses berpikir secara
aktif, dimana kita berpikir mengenai segala
sesuatu untuk diri sendiri, dan mencari informasi
Gambar 5. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis untuk diri sendiri [11]. Kemudian pendapat lain
Indikator 4 mengatakan bahwa berpikir kritis adalah suatu
sikap yang cendrung untuk mempertimbangkan
Berdasarkan salah satu jawaban dari
dan memikirkan suatu masalah yang timbul dari
siswa tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
pengalaman. Didapat hasil jawaban siswa dapat
berpikir kritis siswa pada indikator memberikan
dilihat pada Gambar 6 berikut;
penjelasan lanjut sangat baik karena siswa
mampu menganalisis perbedaan dari koloid liofil
dan koloid liofob sehingga teliti dalam
menjawab soal. Menurut Yusi Ardiyanti berpikir
kritis adalah kemampuan memberi
alasan/memberi penjelasan lajut secara
terorganisasi dan mengevaluasi kualitas suatu
alasan secara sistematis, jadi berpikir kritis
adalah sebuah kemampuan yang harus dimiliki
oleh siswa untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan [10].
Indikator kelima strategi dan taktik yaitu
Gambar 6. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis
memilih kriteria untuk mempertimbangkan
Indikator 5
solusi yang mungkin atau memecahkan suatu
96
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 5(1) (2019)
97
S P E K T R A: Jurnal Kajian Pendidikan Sains 5(1) (2019)
Keterampilan Berpikir Kritis dan Empati [11] Kartimi, Liliasari, Dan Anna Permanasari.
Siswa Terhadap Lingkungan, Journal of Pengembangan Alat Berpikir Kritis Pada
Educational Research and Evaluation Vo. 1, Konsep Senyawa Hidrokarbon Untuk Siswa
No. 2, (Semarang: Universitas Semarang, SMA Di Kabupaten Kuningan. ( Jurnal
2012), hal. 134. Pendidikan MIPA, Vo; 13, No 1, 2012). Hal
[4] Dwi Wigati Nofiyanti, Pengembangan 20.
Lembar Kegiatan Siswa Berorientasi [12] Meiriza Ardiana Dan Sudirman. Penerapan
Problem Based Instruction (PBI) untuk Self Assessment Untuk Meningkatkan
Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa.
Siswa pada Materi Pokok Laju Reaksi (Jurnal Inoovasi Pendidikan Kimia, Vol 9, No
Siswa Kelas XI SMAN 15 Surabaya, 1, 2015) Hal 1465.
UNESA Journal of Chemical Education
Vol.4, No. 2, (Surabaya: UNESA, 2015),
hal. 173.
[5] Amos Neoloka, Metode Penelitian dan
Statistik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), hal. 82.
[6] Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk
Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 89.
[7] Ida Ayu Kade Sastrika, I Wayan Sadia, dan I
Wayan Muderawan. Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Pemahaman Konsep Kimia dan
Keterampilan Berpikir Kritis (Jurnal
Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi IPA,
Vol 3, 2015) Hal 2.
[8] Fajar Suwarno. Deskripsi Keterampilan
Berpikir Krtiis Siswa Pada Materi Koloid. (
Jurnal Program Studi Pendidikan Kimia
Universitas Tanjungpura, 2015). Hal. 10.
[9] Jane Arantika, Rachmat Sahputra, Dan Rody
Putra Sartika. Pengaruh Inkuiri Berbantuan
Pictorial Riddle Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Pada Materi Koloid SMA. (
Jurnal Program Studi Pendidikan Kimia
FKIP UNTAN, Vol 1, 2014). Hal 7.
[10] Yusi Ardiyanti. 2016. Berpikir Kritis Siswa
Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Berbantuan Kunci Determinasi. Jurnal
Pendidikan Indonesia.
98