Girik Jean Fery Yani Bangun, Mustika Wati, dan Sarah Miriam
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lambung Mangkurat
girikbangun13@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini di latarbelakangi rendahnya keterampilan proses sains peserta didik di SMA
Negeri 3 Banjarmasin. Tujuan penelitian yaitu mengembangkan modul fisika
menggunakan model inkuiri terbimbing untuk melatihkan keterampilan proses sains dan
sikap sosial peserta didik, dengan tujuan khusus yaitu untuk mendeskripsikan: 1) validitas
modul, 2) kepraktisan modul, dan 3) efektivitas modul. Jenis penelitian yaitu R & D
dengan model ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation and Evaluation).
Subjek uji coba penelitian yaitu peserta didik kelas XI PMIA 1 berjumlah 30 orang. Data
diperoleh dari lembar validasi modul, lembar pengamatan keterlaksanaan RPP, tes hasil
belajar, lembar pengamatan keterampilan proses sains dan sikap sosial. Hasil penelitian ini
menunjukkan: 1) validitas modul dilihat dari hasil lembar validitas ahli akademisi dan
praktisi berkategori sangat baik, 2) kepraktisan modul dilihat dari lembar keterlaksanaan
RPP berkategori sangat baik, dan 3) efektivitas modul dilihat dari tes hasil belajar
berkategori sedang, pencapaian keterampilan proses sains dilihat dari hasil pengamatan
berkategori baik, dan pencapaian sikap sosial dilihat dari hasil pengamatan berkategori
baik. Disimpulkan bahwa modul fisika menggunakan model inkuiri terbimbing valid
dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.
Kata kunci: modul, inkuiri terbimbing, keterampilan proses sains, sikap sosial.
Abstract
This research was based on the background of low science process skills of students in State
Senior High School 3. The purpose of this research is to develop a physics module using a guided
inquiry model to train science process skills and social attitudes, with specific objectives to
describe: 1) validity of module, 2) practicality of module, and 3) effectiveness of module. The types
of research is R & D with ADDIE models (Analyze, Design, Development, Implementation and
Evaluation). The research subjects were 30 students of class XI PMIA 1. Data were obtained from
validity of module, observation sheets for the implementation of lesson plan learning outcommes
test, observation sheets for science process skills and social attitude. The results of this research
indicate: 1) the validity of module seen from the results of the validity sheet of academics and
practitioners very good categories, 2) the practicality of module seen from observation sheets for
the implementation of lesson plan very good categories, and 3) the effectiveness of the module
seen based on the learning outcomes test medium categories, the achievement of science process
skills seen from the results of observations good categories, and the attainment of social attitudes
seen from the results observations good categorie. The conclusions that the module of physics
using a guided inquiry model said to be suitable for use in the learning process.
Keywords: modules, guided inquiry, science process skills, social attitude.
How to cite: Bangun, G. J. F. Y., Wati, M., & Miriam, S. S., (2019). Pengembangan
modul fisika menggunakan model inkuiri terbimbing untuk melatihkan
keterampilan proses sains dan sikap sosial peserta didik. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Fisika, 3(2), 77-88.
77
Bangun et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 3 (2) 2019 77-88
78
Bangun et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 3 (2) 2019 77-88
79
Bangun et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 3 (2) 2019 77-88
kesempatan untuk menumbuhkan dan baik, KPS berkategori sangat baik, dan
melatih KPS melalui kegiatan efektivitas berkategori sedang.
penyelidikan (Wulanningsih, Prayitno, Oleh karena itu peneliti tertarik
& Probosar, 2012). Hal ini dukung oleh untuk melakukan penelitian dengan
peneliti (Hartini, Zainuddin, & Miriam, judul “Pengembangan Modul Fisika
2018) menyatakan bahwa model inquiry Menggunakan Model Inkuiri
learning dapat melatihkan dan Terbimbing Untuk Melatihkan
meningkatkan KPS. Keterampilan Proses Sains dan Sikap
Upaya dalam melatih KPS dapat Sosial Peserta didik”. Tujuan penelitian
menggunakan model inkuiri terbimbing. yaitu untuk mendeskripsikan kelayakan
Model ini guru berperan dalam memilih modul fisika menggunakan model
materi, memberikan pertanyaan, inkuiri terbimbing untuk melatihkan
menyediakan materi, menentukan keterampilan proses sains dan sikap
masalah, dan membimbing peserta didik sosial peserta didik ditinjau dari aspek
dalam pemecahan masalah, sedangkan validitas modul, kepraktisan modul,
peserta didik diharuskan memahami, dan keefektifan modul.
menemukan konsep fisika melalui
kegiatan penyelidikan agar dapat METODE PENELITIAN
menyelesaikan masalah, dan menarik Penelitian ini merupakan jenis
kesimpulan (Ayuningtyas, W, & penelitian pengembangan. Penelitian ini
Supardi, 2015). Pernyataan tersebut mengembangkan modul fisika
didukung oleh peneliti (Astuti et al., menggunakan model inkuiri terbimbing
2018) menunjukkan bahwa modul yang untuk melatihkan keterampilan proses
dikembangkan untuk pembelajaran IPA sains dan sikap sosial peserta didik.
dengan model inkuiri terbimbing Penelitian ini menggunakan model
mampu melatihkan keterampilan proses ADDIE (Analyze, Design, Development,
sains, dan dinyatakan layak dan dapat Implementation, and Evaluation).
digunakan dengan validitas berkategori Berikut tahapan model pengembangan
ADDIE dapat dilihat pada Tabel 1.
80
Bangun et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 3 (2) 2019 77-88
Tahapan Keterangan
Implementasi Modul fisika layak di uji coba kepada subjek penelitian. Subjek
penelitian yaitu peserta didik kelas XI PMIA 1 yang berjumlah 30
orang, dan objek penelitian yaitu modul fisika menggunakan model
inkuiri terbimbing.
Evaluasi Upaya penilaian terhadap dampak modul fisika yang telah
dikembangkan. Evaluasi dilakukan dengan cara mengukur dan menilai
validitas modul, kepraktisan modul, dan efektivitas modul.
81
Bangun et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 3 (2) 2019 77-88
82
Bangun et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 3 (2) 2019 77-88
dikembangkan oleh peneliti ditinjau dari kali pertemuan. Hasil kepraktisan modul
keterlaksaaan RPP. Keterlaksanaan RPP dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai
pada proses pembelajaran yang berikut.
dilakukan oleh peneliti sebanyak tiga
83
Bangun et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 3 (2) 2019 77-88
et al., 2015) bahwa peserta didik masih meningkatkan hasil belajar. Hasil THB
merasa tidak terbiasa dengan tersebut sangat jauh dari nilai KKM
pembelajaran inkuiri terbimbing, sebesar 70. Hasil THB yang tidak
sehingga membutuhkan waktu cukup mencapai nilai KKM sebesar 70 ini
lama untuk menjelaskan hal yang baru didukung oleh peneliti (Hartini et al.,
mengenai pembelajaran inkuiri 2018) bahwa keefektifan perangkat
terbimbing. pembelajaran belum sejalan dengan
KKM peserta didik dikarenakan
Efektivitas modul menggunakan perolehan nilai N-gain berada di tingkat
model inkuiri terbimbing bawah.
Keefektifan modul Penyebab nilai THB tidak
menggunakan model inkuiri terbimbing mencapai KKM yaitu 1) kurangnya
yang dikembangkan dilihat dari pemahaman pemecahan masalah peserta
tercapaiannya tujuan pembelajaran yang didik terutama pada soal-soal tipe C4
meliputi THB, keterampilan proses (skor rata-rata 15 : 32) artinya skor rata-
sains, dan sikap sosial. Untuk hasil rata yang diperoleh setengah dari nilai
efektivitas modul berdasarkan THB maksimumnya, 2) kurangnya persiapan
dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai belajar peserta didik dalam
berikut. menyelesaikan soal post-test, 3) dilihat
dari instrumen THB untuk soal-soal tipe
Tabel 4 Hasil Analisis N-Gain C4 masih belum dikuasi oleh peserta
Rata- Rata-rata N- Kategori didik karena saat proses pembelajaran
rata pre- post-test gain peserta didik masih memerlukan
test bimbingan guru, dan 4) diperlukan
11,18 55,54 0,50 Sedang waktu yang lama agar guru dapat
melatihkan soal-soal tipe C4 yang belum
Berdasarkan pada Tabel 4 Hasil dikuasai peserta didik, agar nantinya
efektivitas modul dilihat hasil peserta didik dapat menyelesaikan soal
perhitungan N-gain sebesar 0,50 tersebut dengan baik dan benar. Alasan-
berkategori sedang. Efektivitas modul alasan tersebut ada karena model inkuiri
dapat dilihat dari nilai pre-test dan post- terbimbing memiliki kelemahan seperti
test peserta didik, kemudian diukur proses pembelajaran membutuhkan
peningkatan kedua tes tersebut melalui waktu yang lebih lama (Nurdyansyah &
perhitungan N-gain yang dapat Fahyuni, 2016). Jadi, untuk
dinyatakan dengan kategori rendah, meningkatkan hasil belajar peserta didik
sedang, tinggi. Hasil rata-rata post-test yang melebihi KKM, diperlukan
yang diperoleh sebesar 54,92 hasil post- pembelajaran soal-soal tipe C4 yang
test ini mengalami peningkatan yang lebih lama.
cukup besar dibandingkan hasil pre-test Adapun hasil efektivitas modul ditinjau
sebesar 11,18. Hasil THB ini sesuai dari pencapaian KPS dapat dilihat pada
dengan peneliti (Azizah, Indrawati, & Tabel 5 sebagai berikut.
Harijanto, 2014) bahwa penggunaan
model inkuiri terbimbing dapat
84
Bangun et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 3 (2) 2019 77-88
85
Bangun et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 3 (2) 2019 77-88
peserta didik secara maksimal yang peneliti (Astuti et al., 2018) dan (Elnada
menyebabkan peningkatan dalam aspek et al., 2016) bahwa model inkuiri
mencoba ini sesuai pernyataan terbimbing dapat melatihkan dan
(Musfiqun & Nurdyansyah, 2015). meningkatkan KPS peserta didik. Model
Dilihat dari Tabel 5 diperoleh pembelajaran ini dipersiapkan oleh guru
hasil data KPS dengan peningkatan dan dan guru membimbing peserta didik
penurunan dibeberapa aspek KPS, sehingga peserta didik dapat menemukan
namun rata-rata secara keseluruhan dan menyelediki apa yang belum
aspek dari pertemuan pertama sampai diketahui.
pertemuan ketiga KPS berkategori baik, Pencapaian sikap sosial siswa dapat
artinya peserta sudah baik dalam dilihat pada Tabel 6.
melakukan KPS, hal ini didukung oleh
86
Bangun et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 3 (2) 2019 77-88
87
Bangun et al./Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 3 (2) 2019 77-88
88