Bioedusiana
http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/bioed/index
DOI: https://doi.org/10.34289/285232
1)
Program Studi PGSD FKIP Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, 60237 Jawa Timur
Email korespondensi: evisusanti698@gmail.com
Abstract
___________________________________________________________________
Critical thinking skills is the ability to analyze based on logical reasoning. In principle, people who are able to think critically
are people who don’t just accept or reject something, they will examine, analyze and evaluation before determining whether
they accept or reject information. The purpose of this research was to determine the effect of the jigsaw learning model on IPA
subjects to student’s critical thinking skills. The researcher meansured student’s critical thinking skill using the pretest and
posttest questions with minimal completeness criteria of 75. The jigsaw learning model is a learning model that is designed
with a original and expert group patterns to increase student’s sense of responbility for their own and others people’s learning,
the syntax of the jigsaw learning is (1) group division, (2) giving of material, (3) members of the group study the assigned
material section, (4) meeting of the expert group, (5) back to the original group, (6) giving of quiz. The researcher meansured
the jigsaw learning model using the jigsaw model implementation sheet. In this research using two classes namely the control
class and the experimental class. Types of research is quantitative descriptive with experimental methods, and using the design
of the pretest posttest control group design with a total of fourty students. The Data collection techniques used are observation
and test methods. The data analysis used the non-parametric statistical test with the Mann Whitney test analysis, because the
data are not normally distributed and not homogeneous. Based on the output “Test Statistics” from Mann Whitney test which
shows Asymp. Sig. (2-Tailed) is worth 0,000 <0,05. It can be concluded that hypothesis 1 (H1) is accepted, which means there
is a difference in the pretest and posttest values and there is an effect of the jigsaw learning model on student’s critical thinking
abilities.
55
Evi Susanti, dkk. / Bioedusiana 4 (1) (2019)
Alamat korespondensi: ISSN 2684-7604 (Online)
Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi
ISSN 2477-5193 (Printed)
Gedung Perkantoran FKIP Lt. 3
Jalan Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya 46115
HP. 08112344989 (a.n. Rinaldi Rizal Putra, M.Sc.)
E-mail: bioedusiana@unsil.ac.id
56
Evi Susanti, dkk. / Bioedusiana 4 (1) (2019)
pembelajaran Jigsaw pada kelas V SDN Teori belajar yang mendukung dalam
Margorejo VI Surabaya. Menurut Arends (dalam pembelajaran ini adalah teori belajar
Priansa, 2017: 34), Model pembelajaran Jigsaw konstruktivisme yang menekankan bahwa siswa
merupakan model pembelajaran yang di desain harus menemukan dan mentransformasikan
dengan pola kelompok asal dan kelompok ahli informasi, dalam hal ini pengetahuan dapat
untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa dikembangkan dalam diri manusia itu sendiri,
terhadap pembelajarannya sendiri dan orang lain. esensi dari teori konstruktivisme adalah ide.
Siswa tidak hanya mempelajari materi yang Sedangkan teori belajar piaget menyatakan
diberikan, tetapi mereka juga harus siap bahwa pengalaman dan interaksi sosial dapat
memberikan dan mengajarkan materi tersebut membantu siswa mengembangkan kemampuan
kepada anggota kelompoknya yang lain. Dengan berpikirnya, dan teori belajar vygotsky yang
demikian siswa saling bergantung satu dengan menyatakan pengetahuan berkembang pada saat
yang lain dan harus bekerjasama secara individu menghadapi kegiatan, tantangan baru
kelompok untuk mempelajari materi yang atau masalah.
ditugaskan, Lie (dalam Priansa, 2017: 342). Model pembelajaran dan metode mengajar
Keunggulan dari pembelajaran model sangat penting dalam proses pembelajaran agar
Jigsaw, diantaranya: (1) mampu interaksi antara guru dan siswa menjadi aktif,
mengembangkan hubungan antarpribadi positif sehingga pada saat kegiatan pembelajaran tidak
diantara siswa yang memiliki kemampuan belajar berlangsung, terlihat kaku, dan membosankan
yang berbeda (2) menerapkan bimbingan sesama model pembelajaran Jigsaw dapat diterapkan
teman (3) rasa harga diri siswa yang lebih tinggi dalam kegiatan pembelajaran untuk mendorong
(4) (5) penerimaan terhadap perbedaan individu peningkatan kemampuan berpikir siswa dalam
lebih besar (6) sikap apatis berkurang (7) memecahkan berbagai masalah yang ditemui
pemahaman materi lebih mendalam. selama kegiatan pembelajaran. Karena, siswa
Kemampuan berpikir kritis melatih siswa dapat bekerjasama dengan siswa yang lainnya
untuk mencermati, menganalisis dan dalam menemukan dan merumuskan alternatif
mengevaluasi informasi atau pendapat sebelum pemecahan terhadap masalah materi pelajaran
menentukan menerima atau menolak informasi yang dihadapi.
tersebut (Ennis, 1996). Oleh karena itu, Model pembelajaran Jigsaw mendorong
pembelajaran di sekolah sebaiknya melatih siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
untuk menggali kemampuan dan keterampilan terampil dalam berkomunikasi. Artinya siswa
dalam mencari, mengolah, dan menilai berbagai didorong untuk mampu menyatakan pendapat
informasi secara kritis. Meningkatnya atau idenya dengan jelas, mendegarkan orang
kemampuan berpikir kritis siswa juga dipengaruhi lain dan menanggapinya dengan tepat, serta
oleh ketepatan guru dalam memilih model mengajukan pertanyaan dengan baik. Sehingga
pembelajaran. Menurut Fisher (dalam Kowiyah, secara tidak langsung kemampuan berpikir kritis
2012: 177) menyebutkan ciri ciri kemampuan siswa akan berkembang dengan menggunakan
berpikir kritis sebagai berikut: 1) mengenal model pembelajaran Jigsaw. Berkaitan dengan
masalah 2) menemukan cara untuk menangani uraian latar belakang diatas peneliti terdorong
masalah 3) mengumpulkan dan menyusun untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh
informasi 4) mengenal asumsi dan nilai-nilai yang model pembelajaran Jigsaw terhadap
tidak dinyatakan 5) Memahami dan kemampuan berpikir kritis pada materi
menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas Hubungan antar Makhluk hidup kelas V SDN
6) menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan 7) Margorejo VI Surabaya“.
mengenal adanya hubungan yang logis 8) Berdasarkan identifikasi masalah, maka
menarik kesimpulan 9) menguji kesamaan dan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
kesimpulan seseorang diambil 10) menyusun pengaruh model pembelajaran Jigsaw terhadap
kembali pola keyakinan seseorang berdasarkan kemampuan berpikir kritis siswa?
pengalaman yang lebih. Berdasarkan identifikasi masalah maka
penelitian ini dibatasi dan difokuskan pada:
58
Evi Susanti, dkk. / Bioedusiana 4 (1) (2019)
1) Menggunakan 2 kelas dalam kegiatan Kedua kelas tesebut dipilih karena memiliki
penelitian, satu kelas eksperimen dan satu kelas tingkat kognitif yang hampir sama. Penelitian ini
sebagai kelas kontrol 2) model pembelajaran yang dilaksanakan di SDN Margorejo VI Surabaya
digunakan dalam kelas eksperimen adalah model dengan menggunakan kelas V sebagai sasaran
pembelajaran Jigsaw 3) model pembelajaran yang penelitian yang terbagai atas 2 kelas yakni kelas
digunakan dalam kelas kontrol adalah model kontrol dan eksperimen. Waktu penelitian pada
pembelaran ceramah 4) subyek penelitian adalah bulan Februari tahun ajaran 2018/2019 yang
siswa kelas V SDN Margorejo VI Surabaya dilakukan sebanyak 2x pertemuan 1 pertemuan
dengan jumlah 40 siswa 5) sekolah yang untuk kelas eksperimen (4x35 menit) dan 1
digunakan adalah SDN Margorejo VI Surabaya pertemuan untuk kelas kontrol (2x35 menit).
6) materi yang digunakan adalah tema 5 Teknik pengumpulan data yang digunakan
ekosistem 7) alokasi waktu yang digunakan 2x dalam penelitian ini adalah 1) metode observasi
pertemuan (1x pertemuan = 2x35 menit). 2) tes. Penelitian ini menggunakan instrument 1)
lembar tes berpikir kritis yakni pretest dan
METODE posttest 2) lembar validasi perangkat
Penelitian ini menggunakan pendekatan pembelajaran 3) lembar observasi atau
kuantitatif. Penelitian kuantitatif memiliki pengamatan keterlaksanaan RPP. Analisis uji
berbagai metode penelitian, salah satu metode coba instrument dalam penelitian ini
yang digunakan adalah metode eksperimen. menggunakan uji validitas yang merupakan
Metode eksperimen dapat memunculkan suatu kualitas yang menunjukkan kesesuaian antara
percobaan permasalahan yang dapat membuat alat pengukur dengan tujuan yang diukur atau
siswa berpikir secara logis sehingga apa yang seharusnya diukur (Maolani &
keterlaksanaan penelitian dapat berjalan sesuai Cahyana, 2015: 132), peneliti menguji validitas
dengan tujuan dalam penelitian. Menurut perangkat pembelajaran dengan bantuan pakar
(Sugiyono, 2016: 76), desain penelitian yang atau ahli.
digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest- Teknik analisis data yang digunakan 1) uji
Posttest Control Group Design. Desain ini terdiri prasyaratan yang terdiri dari uji normalitas dan
dari dua kelompok, yakni kelompok eksperimen homogenitas. a) uji normalitas akan di analisis
dan kelompok kontrol yang dipilih secara dengan menggunakan SPSS versi 23 dengan
random. Kelompok eksperimen dan kelompok tingkat signifikasi 0,05, populasi data dikatakan
kontrol diberikan pretest terlebih dahulu berdistribusi normal apabila hasil tes
kemudian kelompok eksperimen diberikan Kolmogorove-Seminov (P) > 0,05 sedangkan
perlakuan pembelajaran dengan model dikatakan tidak normal ketika data < 0,05
pembelajaran Jigsaw, sedangkan kelompok (Rojihah, Asa, & Hasanah, 2015). b) Uji
kontrol diberikan perlakuan dengan model homogenitas dilakukan dengan menggunakan
pembelajaran ceramah. Lalu, kelompok Test of Homogeneity of Variance. Taraf
eksperimen maupun kelompok kontrol diberikan signifikasi yang digunakan apabila sig. > 0,05
posttest untuk melihat dampak dari perlakuan, maka data dikatakan homogen namun, apabila
sehingga dapat diketahui peningkatan atau sig. < 0,05 maka data dikatakan tidak homogen
perubahan yang terjadi pada kelompok (Rojihah, Asa, & Hasanah, 2015). 2) Uji
eksperimen dan dapat membandingkannya independent sample t-test, digunakan untuk
dengan kelompok kontrol. Berdasarkan desain korelasi data rasio sehingga apabila diketahui
penelitian yang telah dikemukakan di atas, data berdistribusi normal dan homogen, maka uji
berikut merupakan gambaran desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah
Pretest-Posttest Control Group Design. independent sample t-test, namun apabila data
Penentuan sampel dalam penelitian ini diketahui tidak normal dan tidak homogen maka
dengan cara pengambilan secara acak atau menggunakan uji statistic non parametric dengan
random dari beberapa kelas yang ada. Sehingga analisis uji mann whitney.
sampel dalam penelitian adalah siswa kelas VB
dan VC. Dengan jumlah siswa sebanyak 40.
59
Evi Susanti, dkk. / Bioedusiana 4 (1) (2019)
Pada uji coba 2 kelas eksperimen dalam kategori sangat tinggi, maka dapat
menggunakan model pembelajaran Jigsaw dinyatakan bahwa model pembelajaran
menggambarkan bahwa hasil penguasaan Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan
konsep pada materi hubungan antar makhluk berpikir kritis siswa.
hidup sebelum diberi perlakuan memperoleh Berdasarkan kriteria ketuntasan
hasil rata-rata sebesar 38 dalam kategori minimal (KKM) dengan nilai 75 dapat
sangat rendah, artinya siswa kurang dinyatakan bahwa berpikir kritis siswa yang
menguasai materi, salah satu upaya yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw
dilakukan pada penelitian ini adalah lebih tinggi, yakni dapat dilihat pada hasil
menerapkan model pembelajaran Jigsaw posttest rata-rata sebesar 86 sedangkan pada
untuk meningkatkan kemampuan berpikir hasil berpikir kritis siswa yang menggunakan
kritis siswa, setelah diberikan perlakuan siswa model pembelajaran ceramah memperoleh
memperoleh nilai posttest rata-rata sebesar 86 nilai posttest rata-rata yakni sebesar 78,25.
60
Evi Susanti, dkk. / Bioedusiana 4 (1) (2019)
Hal ini dikuatkan oleh penelitian lain sehingga, siswa harus mampu berpikir
sebelumnya yang dilakukan oleh Mukaram bagaimana caranya siswa menyerap dan
et.al. (2016), pada mata pelajaran IPA memahami materi lalu menyampaikan
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kepada temannya.
menggunakan model pembelajaran Jigsaw Penelitian ini melibatkan dua kelas di
meningkat bila dibandingkan dengan yang SDN Margorejo VI Surabaya, yakni kelas VB
menggunakan model pembelajaran ceramah. sebagai kelas kontrol dimana dalam proses
Sehingga dalam hal ini, dinyatakan model pembelajaran diberi perlakuan model
pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan pembelajaran ceramah yang melibatkan 20
kemampuan berpikir kritis siswa. siswa. Sedangkan kelas VC sebagai kelas
eksperimen dengan menerapkan model
C. Pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw pembelajaran Jigsaw yang melibatkan 20
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis siswa.
Peserta Didik Hasil kemampuan berpikir kritis
Usaha yang dilakukan oleh peneliti siswa diiperoleh dari nilai pretest dan posttest
dalam meningkatkan kemampuan berpikir yang terdiri dari 5 soal uraian dengan materi
kritis siswa yaitu dengan mengembangkan hubungan antar makhluk hidup. Nilai pretest
model pembelajaran yang bervariasi karena diperoleh dari hasil tes yang diberikan di awal
tidak ada model pembelajaran yang sebelum diberikan perlakuan atau penerapan
sempurna, sehingga perlu di variasikan model pembelajaran, sedangkan nilai posttest
dengan model pembelajaran yang lain. Dalam diperoleh dari hasil tes yang diberikan di akhir
penelitian ini terdapat dua model pembelajaran sesudah penerapan model
pembelajaran yakni model pembelajaran pembelajaran.
ceramah dan model pembelajaran Jigsaw. Sebelum mengetahui ada atau tidaknya
Sebelum peneliti menerapkan model pengaruh model pembelajaran Jigsaw dalam
pembelajaran Jigsaw peneliti menjelaskan mata pelajaran IPA maka dilakukan uji
langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw persyaratan untuk mengetahui apakah data
agar siswa tidak bingung saat penerapan normal atau tidak dan homogen atau tidak
model pembelajaran berlangsung. Peneliti homogen dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:
juga menekankan bahwa dalam model
pembelajaran Jigsaw siswa bertanggung jawab
terhadap pembelajarannya sendiri dan orang
Berdasarkan output data di atas maupun uji sapiro-wilk < 0,05. Maka, dapat
diketahui nilai signifikasi (Sig.) untuk semua disimpulkan bahwa data penelitian
data baik pada uji Kolmogorov-smirnov berdistribusi tidak normal. Sedangkan untuk
61
Evi Susanti, dkk. / Bioedusiana 4 (1) (2019)
melihat data homogen atau tidak dapat dilihat Berdasarkan output “Test Statistic”
pada Tabel 3 berikut. dalam uji Mann-Whitney diatas diketahui
Berdasarkan output pada Tabel di atas bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar
bahwa hasil pengujian homogenitas 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05.
menggunakan Test of Homogeneity of Oleh karena itu, sebagaimana dasar
Variance dengan nilai sig. yang sama yaitu pengambilan keputusan uji Mann Whitney
sebesar 0,007 < 0,05, sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa “H1 diterima”.
disimpulkan bahwa varians data posttest kelas Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada
eksperimen dan data posttest kelas kontrol perbedaan hasil kemampuan berpikir kritis
adalah tidak sama atau tidak homogen. siswa di kelas kontrol dengan menggunakan
Berdasarkan data yang tidak model pembelajaran ceramah dan di kelas
berdistribusi normal dan tidak homogen maka eksperimen dengan menggunakan model
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Jigsaw dan ada pengaruh
pembelajaran Jigsaw terhadap kemampuan model pembelajaran Jigsaw terhadap
berpikir kritis siswa dapat di uji dengan kemampuan berpikir kritis siswa.
menggunakan Uji Mann Whitney seperti pada
Tabel 4 berikut.
62
Evi Susanti, dkk. / Bioedusiana 4 (1) (2019)
64