PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hidupnya. Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah dalam dalam
potensi diri dan memiliki bekal dalam menghadapi perubahan zaman. Perubahan
dan mampu bertumpu pada kaki sendiri salah satunya dengan mengubah
merdeka sudah tentu membawa efek dan perubahan secara signifikan mengenai
guru dan murid di sekolah, baik dari segi administrasi, strategi pendekatan,
peserta didik agar dapat memahami kembali materi yang disajikan disekolah
terjadi pada peserta didik saat ini adalah malas berpikir, mereka cenderung
menjawab sebuah pertanyaan dengan cara mengutip dari buku atau Pustaka
dengan tujuan menemukan solusi yang berguna pada masalah tersebut. Kemudian
pendapat yang sama dikatakan oleh Annuru et al. (2017), memberikan penjelasan
bahwa berpikir kritis merupakan menggabungkan antara fakta yang ada dan
berpikir tingkat tinggi dapat dilatih melalui proses pembelajaran di dalam kelas,
ruang untuk beraktivitas dan dapat mendorong kemampuan berpikir kritis peserta
didik disekolah.
SMA Negeri 1 Sendana diperoleh data bahwa dalam pembelajaran peserta didik
cenderung pasif, tidak memberi respon ketika guru bertanya atau menjelaskan
materi, Saat menjawab pertanyaan mereka menjawab dengan jawaban dari google
informasi atau ceramah dari guru dan pemberian contoh soal, selain itu ditinjau
dari media yang digunakan, guru hanya memanfaatan buku paket disekolah
sebagai bahan ajar. Penggunaan Lembara kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai
model atau pendekatan dalam membuat bahan ajar seperti LKPD. Guru hanya
menekankan pada hasil belajar saja, hal ini diperkuat oleh data Tahun Pelajaran
2023/2024 pada semester ganjil, tentang hasil ulangan peserta didik, dari jumlah
35 orang dalam 1 kelas terdapat 62,86 % peserta didik yang belum mencapai
umumya tidak mengajak peserta didik untuk berpikir kritis terhadap materi yang
dipelajari karena tidak adanya aktivitas yang dapat mendorong keterampilan abad
berpikir kritis bagi peserta didik, untuk itu tentunya diperlukan langkah langkah
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Model PBL adalah
yang dianjurkan untuk diterapkan dalam Kurikulum Merdeka menurut Ariyani &
Kristin (2021). Selain itu model PBL merupakan salah satu model pembelajaran
inovatif yang sangat cocok diimplemetasikan dalam Ilmu kimia. Kajian ilmu
kimia merupakan ilmu yang membutuhkan pemahaman yang sangat dalam bagi
peserta didik. hal ini didukung oleh beberapa hasil penelitian sebelumnya, antara
lain; Sri Astuty (2018), pengembangan LKPD berbasis PBL ini dapat
analisis uji N-Gain sebesar 0,824 dengan kategori tinggi. Demikian pula dengan
literasi sains dengan menggunakan uji normalitas gain. Diperkuat oleh Hilbertus
bantuan LKPD lalu ditambahkan oleh Suyanta (2022), dengan menerapkan model
PBL pada pembelajaran kimia dengan bantuan LKPD, hal tersebut dapat
B. Rumusan Masalah
Merujuk hasil rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang dapat
D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
2) Manfaat Praktis
a) Bagi guru
dan mengembangkan LPKD pada materi yang lain dengan strategi atau
dengan baik.
lainnya.