Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
JURUSAN KIMIA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanpenyusunan makalah
Chemoentrepreneurshipini. Penyusunan makalah ini tidak mampupenulis susun sendiri
tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penyusunmengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannyamakalah ini. Rasa terima
kasih penyusun ucapkan kepada dosen pengampu Dante Alighiri, teman satu kelompok
dan orang tua yang selalu mendoakan kami.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
RINGKASAN...........................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................5
BAB V PENUTUP....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12
3
RINGKASAN
Lulur Tradisional Avoring merupakan lulur yang terbuat dari bahan-bahan alami
dengan penambahan minyak essens vanila dan dikemas dalam kemasan standing pouch.
Lulur Tradisional Avoring mempunyai manfaat membantu membersihkan kulit,
mengencangkan kulit dan memperbaiki sel-sel kulit mati. Bahan-bahan digunakan
dalam pembuatan Lulur Tradiosional Avoring adalah daun sirih merah, mipagin dan
tepung beras. Proses produksi Lulur Tradisional Avoring ini melalui 2 tahap yaitu
pengolahan bahan baku dan produksi peracikan lulur avoring. Pengolahan bahan baku
meliputi proses penyortiran, pencucian, perajangan, perebusan, pengeringan,
penepungan, dan pengayakan. Sedangkan proses peracikan lulur dilakukan dengan
mencampur semua bahan sampai homogen dengan komposisi yang telah ditentukan.
4
BAB I
PENDAHULUAN
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Bahan Baku
Tumbuhan sirih dikenal sebagai antiseptik sejak 600 SM. Sirih termasuk famili
Piperaceae yang merambat dan bersandar di batang pohon lain (Duryatmo 2005).
Salah satu jenis sirih adalah sirih merah. Klasifikasi ilmiah dari sirih merah ini
adalah kingdon Plantae, subkingdom Tracheobionta, super divisi Spermatophyta,
divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida, subkelas Magnoliidae, bangsa
Piperales, suku Piperaceae, genus Piper, spesies Piper crocatum. Sirih merah
tumbuh menjalar seperti sirih hijau, batangnya bersulur dan beruas dengan jarak
buku 5-10 cm dengan setiap buku tumbuh bakal akar. Daunnya bertangkai
membentuk jantung dengan bagian atas meruncing, bertepi rata, mengkilap atau
tidak berbulu, dan mempunyai warna yang khas yaitu permukaan atas hijau gelap
berpadu dengan tulang daun dan bagian bawah daun berwarna merah hati keunguan,
daun berasa pahit, berlendir, serta mempunyai bau tidak khas seperti sirih.
Sirih merah bisa tumbuh dengan baik di tempat yang teduh dan tidak terlalu
banyak kena sinar matahari. Jika terlalu sering kena sinar matahari maka warna
merah daunnya bisa menjadi pudar, buram, kurang menarik dan batangnya cepat
mengering. Sirih merah akan tumbuh baik jika mendapatkan 60-75% cahaya
matahari sehingga tempat tumbuh yang paling cocok untuk sirih merah adalah
lingkungan berhawa dingin.
Sirih merah (Piper crocatum) merupakan salah satu jenis yang banyak
dimanfaatkan sebagai tanaman hias pada tahun 1900-an namun sekarang mengalami
perubahan fungsi menjadi tanaman obat sejak dikenalkan oleh Bambang Sudewo,
seorang produsen tanaman obat di Bulnyahrejo (Duryatmo 2005). Daun sirih merah
ini dapat digunakan untuk mengobati diabetes mellitus, maag, tekanan darah tinggi,
asam urat, batu ginjal, dan ambeien. Selain itu sirih merah dapat digunakan secara
bersama dengan tanaman obat lainnya untuk mengobati penyakit (Sudewo 2005).
Secara ilmiah, air rebusan daun sirih merah dengan dosis pemberian 20 g/kg bobot
badan dapat berfungsi sebagai anthiperglikemia (Safithri & Fahma 2005), tidak
memiliki toksik (Salim 2006), dapat memperbaiki pankreas terhadap tikus
hiperglikemia (Permata 2006), dan memiliki potensi sebagai hepatoprotektor
(Windyagiri 2006). Selain itu, air rebusan daun sirih merah mempunyai aktivitas
antioksidasi dalam menghambat oksidasi asam lemak (Alfarabi 2008).
2.3 Analisis Usaha
7
BAB III
TATALAKSANA KEGIATAN
A. Alat Bahan
1. Panci 1. Daun sirih merah
2. Sendok 2. Air
3. Baskom stainless 3. Tepung beras
4. Oven 4. Pengawet Nipagin
5. Kompor 5. Esensial Oil
B. Cara Pembuatan
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Merebus daun sirih merah sebanyak 30 lembar ke dalam panci yang sudah
diisi air setengahnya, daun sirih direbus selama 15 menit.
3. Setelah air mendidih kompor dimatikan, air rebusan daun sirih disaring dan
dimasukkan kedalam baskom stainless dan dibiarkan hingga air rebusan
dingin
4. Setelah air rebusan dingin, ditambahkan tepung beras sebanyak 2 cup ukuran
600 ml, dan diaduk hingga terampur secara merata.
5. Ditambahkan nipagin, fungsi nipagin agar produk yang dihasilkan dapat
bertahan lama dan tidak berjamur
6. Setelah semua tercampur merata, campuran dimasukkan ke dalam oven
dengan api sedang selama 40 menit hingga benar-benar kering
7. Campuran dihaluskan dengan lumpang dan alu kemudian diayak agar
produk berbentuk serbuk
8. Produk dimasukkan kedalam kemasan yang sudah diberi label
9. Produk lulur alami dari daun sirih siap digunakan
8
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari pembuatan lulur ini, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemanfaatan lulur dari rebusan daun sirih merah terhadap pencerahan kulit badan
(kulit tangan) dengan frekuensi pemakaian 1 kali pemakaian memperlihatkan
perubahan pada indikator kehalusan dan kecerahan kulit tangan.
2. Dalam percobaan pertama daki yang menempel pada kulit tangan dapat terangkat
dan menjadikan kulit lebih bersih dan terlihat lebih cerah.
Berdasarkan analisis tersebut tingkat pengaruh paling tinggi adalah keberhasilan pada
indikator kehalusan dari pemanfaatan lulur ekstrak daun sirih kondisi kulit berada pada
kategori halus dan bersih.
9
DAFTAR PUSTAKA
Alfarabi M. 2008. Aktivitas antioksidan ekstrak daun sirih merah [skripsi]. Bogor:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Duryatmo S. 2005. Dulu hiasan kini obat. Trubus 427:37
Kusantati, Herni. 2008. Tata Kecantikan Kulit SMK Jilid 1. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Permata DA. 2006. Potensi rebusan daun sirih merah (Piper crocatum) terhadap
perbaikan pankreas tikus putih hiperglikemia [skripsi]. Bogor: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Safithri M, Fahma F. 2005. Potensi rebusan daun sirih merah (Piper crocatum) sebagai
senyawa antihiperglikemia pada tikus putih galur Sprague Dawley. Laporan
penelitian. Bogor: LPPM IPB.
Windyagiri A. 2006. Potensi hepatoprotektor air rebusan daun sirih merah (Piper
crocatum) pada tikus putih hiperglikemia [skripsi]. Bogor: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
10