Anda di halaman 1dari 10

CHEMOENTREPRENEURSHIP

“LULUR KERING TRADISIONAL DARI DAUN SIRIH MERAH UNTUK


KECANTIKAN”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktikum Kimia Organik

Dosen Pengampu :

Dante Alighiri, S.Si, M.Sc.

Disusun oleh :

Rofiatun Najah (4301416010)

Etika Ayu Lestari (4301416013)

Diah Ayu Permatasari (4301416031)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanpenyusunan makalah
Chemoentrepreneurshipini. Penyusunan makalah ini tidak mampupenulis susun sendiri
tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penyusunmengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannyamakalah ini. Rasa terima
kasih penyusun ucapkan kepada dosen pengampu Dante Alighiri, teman satu kelompok
dan orang tua yang selalu mendoakan kami.

Penulis menyadari bahwa manusia tak luput dari kesalahan dan


kekurangan.Demikian pula dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari kesalahan
dankekurangan. Meski di dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi penulis
berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, 13 Desember 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

RINGKASAN...........................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7

BAB III TATALAKSANA KEGIATAN...............................................................8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................9

BAB V PENUTUP....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12

3
RINGKASAN

Lulur Tradisional Avoring merupakan lulur yang terbuat dari bahan-bahan alami
dengan penambahan minyak essens vanila dan dikemas dalam kemasan standing pouch.
Lulur Tradisional Avoring mempunyai manfaat membantu membersihkan kulit,
mengencangkan kulit dan memperbaiki sel-sel kulit mati. Bahan-bahan digunakan
dalam pembuatan Lulur Tradiosional Avoring adalah daun sirih merah, mipagin dan
tepung beras. Proses produksi Lulur Tradisional Avoring ini melalui 2 tahap yaitu
pengolahan bahan baku dan produksi peracikan lulur avoring. Pengolahan bahan baku
meliputi proses penyortiran, pencucian, perajangan, perebusan, pengeringan,
penepungan, dan pengayakan. Sedangkan proses peracikan lulur dilakukan dengan
mencampur semua bahan sampai homogen dengan komposisi yang telah ditentukan.

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara alami kulit mengalami regenerasi sel kulit, sesuai dengan siklus
pertumbuhan kulit yaitu 28 hari. Sel kulit mati yang menumpuk hasil regenarasi
tersebut jika tidak dikikis akan menjadikan kulit badan terlihat gelap. Memiliki
kulit badan yang gelap tentu saja dapat mengganggu penampilan dan mempengaruhi
rasa percaya diri dalam pergaulan, oleh sebab itu perlu dilakukan beberapa bentuk
perawatan kulit badan sejak dini.
Kusantati ( 2008:337) menjelaskan bahwa perawatan kulit badan dapat
dilakukan, (1) sehari-hari, (2) mingguan dan (3) berkala seperti penjelasan berikut
ini: Perawatan harian seperti Mandi, maksudnya adalah kegiatan mencuci tubuh
dengan air yang dilakukan dengan cara menyiramkan air, menyemprotkan air,
ataupun merendam tubuh di dalam air. Manusia perlu mandi untuk menghilangkan
keringat, debu dan sel-sel kulit mati, Perawatan Mingguan sangat penting dilakukan
guna untuk menyempurnakan perawatan kesehatan, kebersihan dan kecantikan kulit
tubuh yang tidak cukup dilakukan dengan hanya melakukan perawatan harian
(mandi) saja. Perawatan tubuh secara tradisional ini dapat dilakukan dengan
perawatan massage (pijat), perawatan lulur, mandi berendam (mandi rempah-
rempah) yang dapat dilakukan 1 kali seminggu dan 2 kali seminggu.
Seiring dengan bertambahnya usia, kulit akan mengalami proses
penuaan.Penuaan disebabkan oleh berbagi faktor baik dari dalam maupun dari luar
tubuh.Faktor dari luar tubuh seperti paparan sinar matahari dapat menyebabkan
kulitrusak. Proses perusakan kulit ditnadai dengan munculnya keriput, sisik, kering
danpecah-pecah. Selain tampak kusam, kulit menjadi lebih cepat tua (Maysurhara,
2009). Gangguan kesehatan kulit dapat diatasi dengan caraperawatan. Perawatan
kulit dapat dilakukan dengan perawatan dari dalam danperawatan dari luar.
Perawatan dari dalam dapat dilakukan dengan mengonsumsimakanan dan suplemen
yang sehat untuk kulit sedangkan perawatan dari luar dapatdilakukan dengan
menggunakan kosmetik perawatan kulit seperti menggunakanmilk cleanser, masker
wajah dan lulur atau scrub.
Salah satu perawatan kulit yang masih digemari masyarakat yaitu perawatankulit
secara tradisional. Hal ini didukung dengan adanya prinsip back to naturedimana
masyarakat mulai menyadari pentingnya kesehatan ditengah arusperkembangan
5
produk-produk perawatan kulit yang mengandung bahan-bahankimia berbahaya
yang dapat merusak kesehatan kulit. Hal tersebut menunjukkanbahwa masyarakat
lebih percaya dengan produk berbahan alami. Salah satunyaadalah lulur atau scrub
berbahan rempah dan buah-buahan, yang dikenalmasyarakat sebagai salah satu
produk perawatan kulit tradisional. Buah-buahankaya akan sumber senyawa
antioksidan seperti karotenoid, flavonoid dankandungan fenolik lainnya. Menurut
Masaki (2010), senyawa antioksidan dapatdigunakan untuk melindungi kulit dari
kerusakan oksidasi sehingga dapatmencegah penuaan dini.
Menurut Tilaar (1999), semakin tingginya biaya perawatan kulit danbanyaknya
efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan perawatan kulitberbahan kimia,
sudah saatnya masyarakat sekarang lebih mengenal danmemanfaatkan lagi tanaman
berkhasiat sebagai lulur yang tidak mempunyai efeksamping yang cukup
mengkawatirkan bagi pemakainya. Selain itu, didasari darikenyataan bahwa tingkat
kebutuhan masyarakat terhadap permintaan lulursemakin besar, tetapi taraf
kehidupan masyarakat masih banyak yangkemampuannya pas-pasan, maka dari itu,
perawatan kulit dengan bahan alam yangekonomis merupakan solusi yang baik
untuk menanggulangi masalah tersebut.Oleh karena itulah, perlu dilakukan strategi
pengembangan tanaman berkhasiatsebagai bahan baku lulur agar dapat bersaing
dengan produk perawatan kulitberbahan kimia yang ada dan dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat akankhasiat dan manfaat dari tanaman herbal tersebut
sehingga penggunaan tanamanberkhasiat obat sebagai obat pun meningkat.
1.2 Tujuan
Tujuan khusus kegiatan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui komposisi dalam produksi lulur dengan perpaduan
bahan air rebusan daun sirih merah dan tepung beras.
2. Mahasiswa menguasai cara pembuatan lulur dengan perpaduan bahan daun sirih
merah.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Bahan Baku
Tumbuhan sirih dikenal sebagai antiseptik sejak 600 SM. Sirih termasuk famili
Piperaceae yang merambat dan bersandar di batang pohon lain (Duryatmo 2005).
Salah satu jenis sirih adalah sirih merah. Klasifikasi ilmiah dari sirih merah ini
adalah kingdon Plantae, subkingdom Tracheobionta, super divisi Spermatophyta,
divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida, subkelas Magnoliidae, bangsa
Piperales, suku Piperaceae, genus Piper, spesies Piper crocatum. Sirih merah
tumbuh menjalar seperti sirih hijau, batangnya bersulur dan beruas dengan jarak
buku 5-10 cm dengan setiap buku tumbuh bakal akar. Daunnya bertangkai
membentuk jantung dengan bagian atas meruncing, bertepi rata, mengkilap atau
tidak berbulu, dan mempunyai warna yang khas yaitu permukaan atas hijau gelap
berpadu dengan tulang daun dan bagian bawah daun berwarna merah hati keunguan,
daun berasa pahit, berlendir, serta mempunyai bau tidak khas seperti sirih.
Sirih merah bisa tumbuh dengan baik di tempat yang teduh dan tidak terlalu
banyak kena sinar matahari. Jika terlalu sering kena sinar matahari maka warna
merah daunnya bisa menjadi pudar, buram, kurang menarik dan batangnya cepat
mengering. Sirih merah akan tumbuh baik jika mendapatkan 60-75% cahaya
matahari sehingga tempat tumbuh yang paling cocok untuk sirih merah adalah
lingkungan berhawa dingin.
Sirih merah (Piper crocatum) merupakan salah satu jenis yang banyak
dimanfaatkan sebagai tanaman hias pada tahun 1900-an namun sekarang mengalami
perubahan fungsi menjadi tanaman obat sejak dikenalkan oleh Bambang Sudewo,
seorang produsen tanaman obat di Bulnyahrejo (Duryatmo 2005). Daun sirih merah
ini dapat digunakan untuk mengobati diabetes mellitus, maag, tekanan darah tinggi,
asam urat, batu ginjal, dan ambeien. Selain itu sirih merah dapat digunakan secara
bersama dengan tanaman obat lainnya untuk mengobati penyakit (Sudewo 2005).
Secara ilmiah, air rebusan daun sirih merah dengan dosis pemberian 20 g/kg bobot
badan dapat berfungsi sebagai anthiperglikemia (Safithri & Fahma 2005), tidak
memiliki toksik (Salim 2006), dapat memperbaiki pankreas terhadap tikus
hiperglikemia (Permata 2006), dan memiliki potensi sebagai hepatoprotektor
(Windyagiri 2006). Selain itu, air rebusan daun sirih merah mempunyai aktivitas
antioksidasi dalam menghambat oksidasi asam lemak (Alfarabi 2008).
2.3 Analisis Usaha

7
BAB III
TATALAKSANA KEGIATAN

A. Alat Bahan
1. Panci 1. Daun sirih merah
2. Sendok 2. Air
3. Baskom stainless 3. Tepung beras
4. Oven 4. Pengawet Nipagin
5. Kompor 5. Esensial Oil

B. Cara Pembuatan
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Merebus daun sirih merah sebanyak 30 lembar ke dalam panci yang sudah
diisi air setengahnya, daun sirih direbus selama 15 menit.
3. Setelah air mendidih kompor dimatikan, air rebusan daun sirih disaring dan
dimasukkan kedalam baskom stainless dan dibiarkan hingga air rebusan
dingin
4. Setelah air rebusan dingin, ditambahkan tepung beras sebanyak 2 cup ukuran
600 ml, dan diaduk hingga terampur secara merata.
5. Ditambahkan nipagin, fungsi nipagin agar produk yang dihasilkan dapat
bertahan lama dan tidak berjamur
6. Setelah semua tercampur merata, campuran dimasukkan ke dalam oven
dengan api sedang selama 40 menit hingga benar-benar kering
7. Campuran dihaluskan dengan lumpang dan alu kemudian diayak agar
produk berbentuk serbuk
8. Produk dimasukkan kedalam kemasan yang sudah diberi label
9. Produk lulur alami dari daun sirih siap digunakan

8
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari pembuatan lulur ini, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemanfaatan lulur dari rebusan daun sirih merah terhadap pencerahan kulit badan
(kulit tangan) dengan frekuensi pemakaian 1 kali pemakaian memperlihatkan
perubahan pada indikator kehalusan dan kecerahan kulit tangan.
2. Dalam percobaan pertama daki yang menempel pada kulit tangan dapat terangkat
dan menjadikan kulit lebih bersih dan terlihat lebih cerah.
Berdasarkan analisis tersebut tingkat pengaruh paling tinggi adalah keberhasilan pada
indikator kehalusan dari pemanfaatan lulur ekstrak daun sirih kondisi kulit berada pada
kategori halus dan bersih.

9
DAFTAR PUSTAKA
Alfarabi M. 2008. Aktivitas antioksidan ekstrak daun sirih merah [skripsi]. Bogor:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Duryatmo S. 2005. Dulu hiasan kini obat. Trubus 427:37
Kusantati, Herni. 2008. Tata Kecantikan Kulit SMK Jilid 1. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Permata DA. 2006. Potensi rebusan daun sirih merah (Piper crocatum) terhadap
perbaikan pankreas tikus putih hiperglikemia [skripsi]. Bogor: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Safithri M, Fahma F. 2005. Potensi rebusan daun sirih merah (Piper crocatum) sebagai
senyawa antihiperglikemia pada tikus putih galur Sprague Dawley. Laporan
penelitian. Bogor: LPPM IPB.
Windyagiri A. 2006. Potensi hepatoprotektor air rebusan daun sirih merah (Piper
crocatum) pada tikus putih hiperglikemia [skripsi]. Bogor: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

10

Anda mungkin juga menyukai