OLEH:
INDAH ZIAN NINGRUM
NIM. 1906124524
OLEH:
INDAH ZIAN NINGRUM
NIM. 1906124524
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Dewi Fortuna Ayu, S.TP., M.Si. Emma Riftyan, S.TP., M.Sc.
NIP. 19761214 2005011 2 001 NIP. 19890821 201903 2 014
Mengetahui
Ketua Jurusan
Teknologi Pertanian
Ta’ala atas segala rahmat, hidayah, dan kemudahan sehingga penulis dapat
Coconut Oil)”.
Ucapan terima kasih dan rasa hormat disampaikan kepada Ibu Dr. Dewi
Fortuna Ayu, S.TP., M.Si. selaku dosen pembimbing akademis serta pembimbing
I dan Ibu Emma Riftyan, S.TP., M.Sc. selaku dosen pembimbing II yang telah
usul penelitian ini. Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penulisan usul penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
I PENDAHULUAN.................................................................................................0
1.1 Latar Belakang......................................................................................................0
1.2 Tujuan Penelitian..................................................................................................2
1.3 Hipotesis.................................................................................................................3
II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................4
2.1 Mayones.................................................................................................................4
2.1.1 Reduced fat mayonnaise..........................................................................6
2.2 Komponen Mayones.............................................................................................8
2.2.1 Virgin Coconut Oil..................................................................................8
2.2.2 Kedelai (Glycine max L) dan Susu Kedelai.............................................8
2.2.3 Mustard..................................................................................................10
2.2.4 Jeruk Lemon..........................................................................................11
2.2.5 Garam....................................................................................................11
2.2.6 Gula........................................................................................................12
2.2.7 Air..........................................................................................................12
2.3 Carboxy Methyl Cellulose..................................................................................13
2.4 Emulsifier.............................................................................................................14
2.5 Nilai pH................................................................................................................14
III METODOLOGI................................................................................................16
3.1 Tempat dan Waktu..............................................................................................16
3.2 Bahan dan Alat....................................................................................................16
3.3 Metode Penelitian...............................................................................................16
3.4 Pelaksanaan Penelitian.......................................................................................17
3.4.1 Preparasi Bahan.....................................................................................17
3.4.2 Pembuatan Mayones..............................................................................18
3.5 Pengamatan..........................................................................................................18
3.5.1 Viskositas...............................................................................................18
3.5.2 Derajat keasaman (pH)..........................................................................19
3.5.3 Penilaian sensori....................................................................................19
3.6 Analisis Data........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Persyaratan mutu mayones.................................................................. 6
2. Formulasi mayones.............................................................................. 18
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Mayones..................................................................................................... 5
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Diagram alir preparasi sampel............................................................. 28
2. Diagram alir pembuatan mayones....................................................... 28
I PENDAHULUAN
Mayones merupakan salah satu jenis saus yang paling banyak penggunaannya
pada berbagai produk pangan di dunia saat ini. Di Indonesia, mayones digunakan
sebagai tambahan pada produk makanan, seperti salad, burger, pizza, sandwich,
kentang goreng, risoles, sosis dan sebagainya. Mayones adalah produk olahan
emulsi semi solid (minyak dalam air) yang memiliki kandungan lemak
yang sangat tinggi karena mengandung minyak nabati (70-80%) dan kuning
menyebabkan kandungan lemak dalam mayones menjadi tinggi. Menurut SNI 01-
penyakit. Anjuran asupan total lemak yang direkomendasikan adalah kurang dari
30% kalori dan asupan lemak jenuh kurang dari 10% (Ognean et al., 2006). Solusi
dari hal tersebut adalah pembuatan reduced fat mayonnaise dengan menggunakan
minyak nabati. Minyak nabati merupakan minyak yang dibuat dengan bahan dasar
Minyak nabati juga sebagai sumber asam lemak esensial yang berguna bagi tubuh
salah satunya adalah virgin coconut oil (VCO). Virgin Coconut Oil (VCO) adalah
minyak yang didapat dari buah kelapa (Cocos nucifera L.) tua yang masih segar
dan dalam prosesnya diperas dengan atau tanpa penambahan air, tanpa proses
pemanasan atau pemanasan tidak lebih dari 60℃ dan sangat aman dikonsumsi
manusia (Badan Standar Nasional, 2008). Dilihat dari sisi kesehatan, telah dikenal
bahwa VCO lebih bermanfaat, dalam uji klinis menyatakan bahwa VCO memiliki
Tiga komponen utama pembentuk mayones terdiri dari larutan asam sebagai
medium pendispersi, kuning telur sebagai emulsifier, dan minyak nabati sebagai
medium terdispersi (Prabowo, 2020). Tiga komponen ini harus sebanding, untuk
kuning telur sebagai emulsifier. Kandungan kolesterol yang tinggi pada kuning
telur dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan seperti obesitas, kanker,
dan jantung koroner, sehingga diperlukan bahan pengganti kuning telur, salah
satunya adalah susu kedelai. Susu kedelai dalam pembuatan mayones dianggap
sebagai pengganti kuning telur karena mengandung lesitin yang juga terdapat
pada kuning telur yang berfungsi sebagai emulsifier alami dengan mekanisme
sebesar 44,1% (Friberg, 2004). Namun, sifat emulsi dengan penambahan susu
et al., 2014). Menurut Cahyadi (2008) salah satu cara untuk mengatasi masalah
(Carboxymethyl Cellulose).
11
Carboxy Methyl Cellulose banyak digunakan sebagai bahan penstabil atau
untuk emulsi minyak dalam air dalam pembuatan produk seperti mayones
memisah. Partikel yang stabil menghasilkan emulsi kental dan stabil. Peningkatan
0,4% menghasilkan kualitas mayones yang terbaik dengan nilai keasaman 0,32%
kuning telur sebagai emulsifier dengan susu kedelai dan menggunakan stabilizer
konsentrasi sebesar 3,5% dan mampu mengurangi kadar lemak pada mayones
minyak kedelai menjadi 47,51%. Berdasarkan uraian di atas maka penulis akan
13
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mayones
diciptakan oleh Louis Francois Armand du Plessis, duc de Richelieu, seorang ahli
masak Prancis di tahun 1756 (OED, 2005). Pada umumnya, mayones memiliki
kenampakan berwarna putih kekuningan, berasa yang khas, dan bertekstur semi-
berbagai makanan fast food lainnya. Prinsip dari pembuatan mayones adalah
mencampurkan minyak nabati dengan cuka, gula, garam, lada, mustard, dan
kuning telur sebagai pengemulsi yang akan membentuk sistem emulsi (Jaya et al.,
t2013).Karakteristik mayones adalah kualitas dan stabilitas yang dilihat dari sifat
fisik, kimia, sensorik dan reology. Kualitas dari emulsi mayones tergantung pada
stabilitas dan viskositas emulsi sejak proses homogenisasi (Evanuarini et al.,
2015).
Mayones memiliki rasa yang khas. Rasa mayones yang dihasilkan adalah rasa
asam karena adanya penambahan cuka. Rasa manis pada mayones dihasilkan dari
penambahan oleh gula, rasa asin yang dihasilkan oleh garam serta memiliki rasa
sedikit pedas dan sedikit menyengat bila dirasakan di lidah dan di langit-langit
al., 2010). Standar mutu mayones menurut SNI No.01- 4473-1998 disajikan pada
Tabel 1.
15
Sumber: SNI 01-4473-1998
lemak atau minyaknya yang dinyatakan oleh Morley (2016), sebagai berikut
penuh lemak (full fat mayonnaise) mengandung 65-75% lemak, mayones ringan
atau kurang minyak (light atau reduced fat mayonnaise) mengandung lemak
Reduced fat mayonnaise merupakan salah satu jenis mayones yang memiliki
kadar lemak rendah, dalam produksi biasanya terkait dengan beberapa masalah
teknis dari tekstur,rasa, penampilan, stabilitas, hingga rasa yang kurang baik
mayonnaise perlu adanya penggantian lemak pada formula dasar dengan fungsi
agar mendapatkan suatu produk dengan kualitas yang sama dengan produk full fat
mayonnaise. Kadar air yang terkandung reduced fat mayonnaise cukup tinggi
sehingga perlu ditambahkan stabilizer agar kestabilan emulsi tetap terjaga (Amin
et al., 2014). Menurut Evanuarini et al. (2016) upaya dalam penurunan kandungan
lemak pada mayones adalah mengganti komponen kuning telur dengan bahan
Menurut Amin et al. (2014) produksi reduced fat mayonnaise biasanya terkait
dengan beberapa masalah teknis seperti tekstur, rasa, penampilan, stabilitas, dan
rasa yang kurang baik. Reduced fat mayonnaise yang dibuat perlu dilakukan
penggantian lemak dari formula dasar dengan berbagai fungsi untuk mendapatkan
produk dengan atribut kualitas yang sama dengan produk lemak murni. Produk
mayones yang rendah lemak dalam pembuatannya perlu untuk mengurangi fase
terdispersi dan meningkatkan kadar air dalam emulsi. Evanuarini et al., (2016)
kandungan lemak pada mayones. Emulsifier yang digunakan selain kuning telur,
rendah lemak dengan istilah “fat free”, “reduced fat”, dan “low fat” dan telah
dengan tujuan untuk menghasilkan produk yang memiliki atribut mutu yang sama
dari pengolahan produk ini adalah dengan menurunkan fase terdispersi yaitu
minyak dan meningkatkan fase pendispersi yaitu air (Hutapea et al., 2016). Efek
industri makanan mulai memproduksi pangan yang rendah lemak. Pada mayones,
tinggi dikaitkan dengan peningkatan resiko obesitas, beberapa jenis kanker, dan
17
2.2 Komponen Mayones
Virgin coconut oil (VCO) merupakan minyak yang dihasilkan dari daging
buah kelapa tua segar, diproses secara mekanis maupun alami, dengan atau tanpa
pada minyak (Mansor et al. 2012). VCO berbeda dengan minyak kelapa (Coconut
oil - CNO) yang dalam pembuatannya digunakan kopra (daging kelapa yang
Deodorized (RBD) yang dikenal sebagai RBD coconut oil (Daryit, 2014). VCO
dibuat tanpa proses RBD, pemurniannya hanya melalui pencucian dengan air,
Medium Chain Fatty Acids (MCFA), diantaranya asam laurat. Antioksidan pada
VCO dapat berfungsi mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh. Selain
itu, VCO juga mengandung Medium Chain Fatty Acids (MCFA) atau asam lemak
berantai pendek (Agarwal dan Bosco, 2017). MCFA mudah diserap tubuh
beberapa nama ilmiah yaitu Glycine max untuk jenis kedelai kuning dan Glycine
soja untuk kedelai hitam (Arifin, 2015). Kedelai berasal dari daratan pusat dan
utara Cina. Hal ini berdasarkan pada catatan sejarah tentang budidaya dan
produksi kedelai yang dimulai dari daratan Cina dan adanya penyebaran Glycine
ussuriensis, yakni spesies kedelai liar yang diduga sebagai asal muasal Glycine
semusim yang biasanya ditanam pada musim kemarau, tanaman ini memiliki
tinggi berkisar 40- 90 cm, berbatang tegak dan bercabang, memiliki daun tunggal
dan daun bertiga, terkadang juga ada daun berlima, terdapat bulu pada daun,
polong tidak terlalu padat dan umur tanaman antara 72 hingga 90 hari (Adie dan
Krisnawati, 2013).
Kacang kedelai dapat diolah menjadi berbagai jenis produk yang dapat
olahan kedelai fermentasi, diantaranya miso, keju kedelai (soy cheese), yogurt sari
kedelai (soyghurt), tempe, tauco, kecap, dan tamari. Produk olahan kedelai non-
fermentasi, diantaranya: kedelai panggang, kedelai rebus, tahu, kembang tahu, sari
kedelai, mayones kedelai, tepung kedelai, konsentrat dan isolat protein kedelai,
daging analog, dan minyak kedelai (Dukariya et al., 2020). Kacang kedelai
minyak salad (salad dressing), bahan baku dalam pembuatan margarin dan
lemak dan air, tetapi mampu menjaga kestabilan emulsi dalam adonan
19
proses produksi makanan juga memiliki kemampuan sebagai pengental,
mempertahankan kandungan air pada produk (Chen et al., 2014), mengontrol dan
rasa, dan tekstur creamy yang menyerupai kuning telur (Angkadjaja et al., 2014).
Susu kedelai adalah produk seperti susu sapi, tetapi dibuat dari ekstrak fraksi
terlarut dari kedelai. Susu kedelai diperoleh dengan cara penggilingan biji kedelai
yang telah direndam dalam air. Hasil penggilingan kemudian disaring untuk
Kedelai mengandung protein sekitar 35%, bahkan pada varietas unggul, kadar
proteinnya dapat mencapai 40-43% (Margono et al. 2000). Susu kedelai juga
B kompleks (kecuali B12) dan air (Setiavani, 2012). Kualitas protein susu kedelai
hampir sama dengan protein dari susu sapi, tetapi tidak mengandung kolesterol
dan tidak menyebabkan alergi, sehingga dapat dikonsumsi oleh penderita lactose
2.2.3 Mustard
adalah salah satu rempah-rempah didapatkan dari proses penggilingan biji sesawi
(jenis Brassica dan Sinapsis) yang dicampur dengan cuka sehingga terbentuk
seperti bumbu. Berbagai spesies tanaman memberikan biji mustard: Sinapis alba
dan Brassica hirta (untuk mustard putih dan kuning), Brassica juncea (untuk sawi
coklat India atau mustard oriental), dan Brassica nigra (untuk mustard hitam)
(Regismond et al., 2017). Rempah ini memiliki rasa agak pedas dan agak
dihasilkan (Evanuarini et al., 2016). Sumber warna yang terdapat pada mayones
berasal dari bubuk mustard yang tidak larut dalam air dan minyak serta berwarna
kuning (Angkadjaja et al., 2014). Warna mustard tergantung dari bahan bakunya,
Bahan lain yang dapat ditambahkan untuk mayones adalah larutan asam yang
berfungsi untuk memberi cita rasa asam. Larutan asam yang biasanya
ditambahkan adalah asam asetat dari vinegar (Muaris, 2018). Kelemahan asam
asetat dari vinegar pada pembuatan mayones adalah aromanya yang kurang baik
dan kuat yang dapat menutup aroma bahan penyusun lainnya. Upaya untuk
mengganti asam asetat dari vinegar adalah dengan menggunakan asam sitrat dari
jeruk lemon. Penambahan jeruk lemon pada mayones adalah untuk memberikan
rasa asam, menurunkan pH, dan memperbaiki warna. Buah lemon mengandung
6% asam sitrat yang membuat rasa asam. Buah ini juga mengandung banyak
vitamin C, vitamin B6, kalsium, zat besi, magnesium, kalium, karbohidrat, bahkan
2.2.5 Garam
21
berarti mudah menyerap air (Herman dan Joetra, 2015). Penggunaan garam atau
NaCl dalam pembuatan mayones sebagai pemberi rasa asin pada mayones. Selain
itu, dengan adanya penambahan garam makan emulsi antara minyak dan air dalam
Garam (NaCl) berguna untuk mempertahankan emulsi antara minyak dan air
sistem emulsi. Garam (NaCl) cadalah pemberi asin pada mayones (Mooduto et
2.2.6 Gula
dan menetralkan rasa manis pada suatu produk. Gula juga digunakan seperti
pengawet karena dapat menambah kekentalan pada larutan. Gula memiliki fungsi
untuk mengubah aroma dan rasa, peningkatan gula dalam produk makanan
sebanyak 0,96 gram adalah solusi dapat mengurangi AW dari makanan. Sama
halnya dengan penelitian (Gianti dan Evanuarini, 2011) pemakaian gula akan
pertumbuhan. Selain pemberi manis, gula juga mempunyai fungsi sebagai tekstur,
merupakan emulsi semi padat minyak dalam air. Pembuatan mayones melibatkan
peran fase terdispersi (fase minyak), fase pendispersi (fase air) dan emulsifier.
Pemisahan minyak dan air merupakan indikator ketidakstabilan emulsi, hal ini
2016). Air juga berfungsi sebagai pengontrol kepadatan adonan. Air merupakan
pada mayones. Air juga menentukan kesegaran dan daya tahan serta untuk
viskositas produk pangan. Semua zat pengental memiliki sifat hidrofilik dan
terdispersi dalam larutan yang dikenal sebagai hidrokoloid (Nisa dan Putri, 2014).
xanthan gum, natrium alginat dan guar gum (Thomareisa dan Chatziantoniou,
stabil pada porsi air yang lebih tinggi, sehingga cocok untuk emulsi minyak dalam
sulit bergabung kembali. Partikel yang stabil menghasilkan emulsi yang kental
23
kestabilan, dimana butir-butir CMC bersifat berikatan dengan air sehingga akan
mempunyai nilai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan gum arab karena
kemampuan CMC dalam mengikat air bebas lebih kuat dalam produk dimana
akan terbentuk kerangka gel yang kuat, sehingga diperoleh emulsi yang stabil dan
2.4 Emulsifier
tegangan permukaan antara dua fase yang normalnya tidak dapat saling
Pengemulsi memiliki gugus hidrofilik yang suka air maupun lipofilik yang suka
lemak dalam satu molekul yang sama. Penggunaan pengemulsi dapat menyatukan
fase air dengan minyak, seperti dalam pembuatan margarin, mayones, dan
kosmetik (Hernani et al., 2016). Menurut Isnaini et al. (2021) menyatakan bahwa
protein dan fosfolipid merupakan contoh senyawa yang dapat berperan sebagai
2.5 Nilai pH
guargum, xanthan gum dan CMC cenderung memiliki pH yang lebih tinggi. Hal
25
III METODOLOGI
Waktu penelitian selama enam bulan yaitu Oktober hingga Maret 2023.
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Virgin Coconut Oil
bubuk (merek Mahkota), mustard (merek Heinz), lemon, gula, dan garam. Bahan-
bahan yang digunakan untuk analisis adalah bentonit, etanol, heksan, indikator
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hand mixer, timbangan
stopwatch, baskom, sendok, gelas jar, cup, alat uji sensori seperti booth, alat tulis,
lengkap (RAL), yang terdiri dari lima perlakuan dan tiga kali ulangan sehingga
Yij = μ + τi + ∑ij
Keterangan:
Formulasi pembuatan mayones mengacu pada Gaol (2020) yang digunakan dapat
Larutan susu kedelai dibuat dengan melarutkan susu kedelai bubuk dengan air
mineral hangat dengan perbandingan 1:3 (konsentrasi akhir 25% (b/b)). Diagram
27
alir preparasi sampel dapat dilihat pada Lampiran 1.
(2014) dengan beberapa modifikasi, terdiri dari beberapa tahapan dimulai dengan
susu kedelai dicampur dengan bumbu-bumbu seperti gula, mustard, dan garam,
bumbu sedikit demi sedikit hingga terbentuk emulsi semi padat. Tahap
mixer selama ±2 menit hingga tercampur rata. Diagram alir pembuatan mayones
3.5 Pengamatan
3.5.1 Viskositas
piala 100 mL. Spindle 2 dan speed 30 rpm digunakan untuk melakukan
pembacaan jarum pada posisi yang stabil. Rotor berputar dan jarum akan bergerak
setelah jarum stabil. Skala yang terbaca menunjukkan kekentalan sampel yang
dikonversi dalam tampilan digital sehingga dapat dibaca secara langsung. Prinsip
dikeringkan dengan kertas tisu. Sampel dapat diukur setelah pH meter dikalibrasi,
dicelupkan pH meter pada sampel lalu dibiarkan sampai angka pH meter stabil.
dilakukan dengan cara menyajikan sampel mayones dan minyak ikan patin dalam
cup kecil ±2 g setiap perlakuan dan diberi kode angka acak. Panelis memberikan
penilaian secara deskriptif dan hedonik pada lembaran kuesioner yang telah
disajikan. Penyaji menyediakan air mineral sebagai penetral lidah terhadap uji
of Variance (ANOVA) atau sidik ragam. Jika F hitung ≥ Ftabel akan dilanjutkan
dengan uji lanjut duncan’s new multiple range test (DNMRT) pada taraf 5%.
29
DAFTAR PUSTAKA
Adie, M.M., dan Krisnawati, A. 2013. Biologi Tanaman Kedelai. Kedelai: Teknik
Agarwal, R., and Bosco, S. (2017). Extraction processes of virgin coconut oil.
Susu Kedelai Reduced Fat. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi. 13(2): 47-
56.
Analytical Chemists 20th ed. Assoc. off. Anal. Chem. Washington, D.C.
Deepublish, Yogyakarta.
Badan Stadarisasi Nasional. 2008. Standar Mutu Minyak Kelapa Murni. SNI
7381-2008. Jakarta.
1998.
Berliani, Z.W. 2018. Kualitas fisik dan organoleptik reduced fat mayonnaise
Malang
Cahyadi, W. 2008. Analisis dan aspek kesehatan bahan tambahan pangan. Edisi
Chen, W., Li, X., Rahman, M. R. T., Al-Hajj, N. Q. M., Dey, K. C., & Raqib, S.
166.
Dukariya, G., Shah, S., Singh, G., dan Kumar, A., 2020. Soybean and Its
Products: Nutritional and Health Benefits. J Nut Sci Heal Diet, 1(2) : 22-
29.
Endasari, R., & Nugraheni, D. (2012). Pengaruh berbagai cara pengolahan sari
31
Evanuarini, H., Nurliyani, Indratiningsih dan Hastuti. 2016. Kestabilan Emulsi
Ternak, 1(2):53-59.
Friberg, S. E. 2004. Food Emulsion 4th Edition, Revised and Expanded. Marcell
Gorji, S.G., Calingacion, M., Smyth, H.E., dan Fitzgerald, M., 2019.
4076–4090.
Hendrianto, E., dan Rukmi, W. D. 2015. Pengaruh penambahan beras kencur pada
es krim sari tempe terhadap kualitas fisik dan kimia. Jurnal Pangan dan
(MDAG) Hasil Sintesa Dari Butter Biji Pala dan Gliserol Sebagai
Zat Penstabil Dan Konsentrasi Kuning Telur Terhadap Mutu Reduced Fat
Isnaini, L., Estiasih, T., Suseno, S.H., dan Lestari, L.A., 2021. The Role
Bahan Dasar Minyak Nabati dan Kuning Telur Ayam Buras. Jurnal
Kestabilan dan Sifat Reologi Emulsi Oil Water Minyak Sawit Merah.
Koswara, S. 2006. Susu Kedelai Tak Kalah dengan Susu Sapi. Jurusan Teknologi
Mansor, T., Man, YC., Shuhaimi, M., Afiq, MA., and Nurul, FK. (2012).
33
Margono, T., D. Suryati dan S. Hartinah. 2000. Susu Kedelai. Deputi Menegristek
Teknologi. Jakarta.
Marina, A. M., Che Man, Y. B., Nazimah, S. A. H., & Amin, I. (2009). Chemical
Society, 86(4), 301-307.
Marina, A., Che Man, Y., Nazimah, S. and Amin, I. (2009) Antioxidant Capacity
Mooduto, I. P. U., Liputo, S. A., & Antuli, Z. (2022). Analisis Fisiko-Kimia dan
Muaris, H.J. 2013. Minyak Untuk Salad Dressing Fungsi Lemak dan Minyak. PT
Muaris, H.J. 2018. Khasiat Lemon Untuk Kestabilan Kesehatan. PT. Gramedia
Nikzade, V., Tehrani, M., & Tarzjan, M.S. (2012). Optimization of low
cholesterol, low fat mayones formulation: Effect of using soy milk and
some stabilizer by a mixture design approach. Food Hydrocolloids, 2
(8) :344-355.
Nisa, D dan W. D. R Putri. 2014. Pemanfaatan selulosa dari kulit buah kakao
O’Brien R. D. 2009. Fats and oils: Formulating and processing for application,
Ognean, C. F., Darie, N., & Ognean, M. (2006). Fat replacers: review. Journal of
https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/definition/english/mayonnaise
Prabowo Yhonas. 2020. Sifat Fisik, Kimia Dan Sensori Mayones Dengan
35
Rusalim, M. M., Tamrin, dan Gusnawaty. 2017. Analisis sifat fisik mayonnaise
berbahan dasar putih telur dan kuning telur dengan penambahan berbagai
Setiavani, G. 2012. Inovasi pembuatan susu kedelai tanpa rasa langu. STPP
untuk Industri Pangan dan Agro. Institute Pertanian Bogor Press. Bogor.
1-6.
Usman, N. A., Eka, W., dan Kusmajadi, S. 2015. Pengaruh Jenis Minyak Nabati
15 (2) : 22 – 27.
Widayanti, A., Naniek, S.R., Rizka, A.D. 2013. Pengaruh Kombinasi Sukrosa dan
Fruktosa Cair sebagai Pemanis terhadap Sifat Fisik Kembang Gula Jeli
Sari Buah Pare (Momordica charantia L). Farmasi, Fakultas farmasi dan
Winarto, F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. M-Brio Press. Bogor.
Dilarutan susu kedelai bubuk dengan air mineral hangat dengan perbandingan
25 g susu kedelai bubuk:75 ml air
37
Susu kedelai
Mayones