TUGAS AKHIR
OLEH :
MUHAMMAD FERZA
NIM. 3032019002
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
iii
DETERMINASI KEHILANGAN MINYAK KELAPA SAWIT DARI
STASIUNSTERILIZER PADA AIR BUANGAN KONDENDAT.
Email: muhammadferzapolitap@gmail.com
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT serta sholawat dan salam kepada
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya dengan judul
“Determinasi Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Dari Stasiun Sterilizer Pada Air
Bungan Kondensat”.
Tugas akhir ini diajukan sebagai syarat untuk mendapat gelar Ahli Madya
pada jenjang Diploma III Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan, Program Studi
1. Kedua Orangtua yang telah memberikan doa dan semangat serta dukungannya
Negeri Ketapang.
3. Ibu Nenengsih Verawati, STP., M.P., selaku Ketua Jurusan Pengelolaan Hasil
Perkebunan.
v
6. Marisa Nopriyanti, STP., M.P., selaku dosen pembimbing 2 yang selalu
Akhir ini.
kepada penulis.
penulis.
Jika masih ditemukan kekurangan dan kesalahan dalam Tugas Akhir ini, penulis
mengharapkan keritik dan saran yang dapat membangun. Semoga Tugas Akhir ini
dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai referensi. Akhir kata penulis ucapkan
terimakasih.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. iii
ABSTRAK.............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR TABEL ...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
I. PENDAHULUAN .............................................................................................1
1.1. Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................3
1.3 Tujuan ........................................................................................................3
1.4. Manfaat ......................................................................................................3
V. PENUTUP .......................................................................................................30
5.1. Kesimpulan ..............................................................................................30
5.2. Saran ........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 31
viii
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
I. PENDAHULUAN
diproses oleh Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk menghasilkan minyak sawit
mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunan lainnya. Salah satu
karakteristik TBS adalah mudah rusak. Pascapanen, dalam 48 jam TBS harus diolah
yang tinggi menjadikan kelapa sawit kompetitif sebagai alternatif minyak yang
dapat digunakan oleh industri makanan, kosmetik, produk kesehatan, biofuel dan
memproduksi TBS yang limbahnya berupa padatan dan cairan. Limbah padat
Penanganan pasca panen TBS harus diolah dalam 48 jam untuk mengurangi
didapatkan dari daging dan serabut buah (mesocarp) yang mengandung banyak
minyak yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi, terdiri atas asam lemak
1
sawit mengalami oksidasi. Dalam proses pengolahan sawit, perusahaan selalu
jumlah rendemen yang optimal adalah menekan terjadinya kehilangan minyak (oil
losses) pada CPO selama proses produksi. Oil losses yang terjadi pada setiap
stasiun proses pengolahan minyak kelapa sawit dikarenakan berbagai faktor. Kadar
kerugian, hal ini disebabkan peralatan yang tidak memiliki kemampuan dan
Losses atau kehilangan produksi umumnya merupakan hal yang wajar dalam
proses pengolahan kelapa sawit. Oil losses merupakan kehilangan jumlah minyak
yang seharusnya diperoleh dari hasil suatu proses namun minyak tersebut tidak
dapat diperoleh atau hilang. Angka kehilangan atau kerugian minyak sawit
Minyak yang tidak terambil ini sebagian terbuang ke boiler sebagai bahan bakar
(minyak dari fibre). Oil losses merupakan kehilangan jumlah minyak yang
seharusnya diperoleh dari hasil suatu proses namun minyak tersebut tidak dapat
2
Lain (APL) sesuai dengan KEMENHUT nomor 643 tahun 2009 dengan luas
17.986,90 Ha. Saat ini PT KAL merupakan PKS dengan kapasitas olah 90 Ton/jam.
salah satu alat yang menentukan kualitas dalam proses pengolahan minyak kelapa
sawit.
1. Faktor apa saja yang menyebabkan kehilangan minyak pada air buangan
kondensat ?
2. Apa faktor utama yang menjadi penentu dalam kehilangan minyak pada air
buangan kondensat ?
1.3 Tujuan
sterilizer.
1.4. Manfaat
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis jacq) termasuk dalam palm yang
ditemukan di Nigeria pada tahun 1763. Elaeis yang berarti minyak dan guinensis
adalah nama daerah di Afrika sedangkan Jacq diambil dari nama penemunya.
Indonesia.
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledon
Ordo : Palmales
Familia : Palmaceae
Genus : Elaeis
1. Varietes Dura, dengn ciri yaitu ketebalan cangkangnya 2-8 mm, dibagian luar
cangkang tidak terdapat bagian serabut, daging buah relatif tipis dan daging biji
2. Varietes Pisifera, dengan ciri ketebalan cangkang yang sangat tipis (bahkan
hampir tidak ada). Daging buah pisifera tebal dan daging biji sangat tipis.
4
3. Varietes Tenera, merupakan hasil persilangan antara dura dan pisifera.
Varietes ini memiliki ciri yaitu cangkang yang tipis dengan ketebalan 1,5 – 4
mm, terdapat serabut melingkar di kelilingi tempurung dan daging buah yang
sangat tebal.
dimana buah telah sempurna bentuknya serta kandungan minyak sudah optimal.
Kedua, matang fisiologis yaitu kematangan buah sudah lebih lanjut dari satu bulan
dibutuhkan agar hasil rendemen yang dihasilkan tinggi dengan kadar asam lemak
bebas rendah. Kriteria matang panen berdasarkan jumlah brondolan yang jatuh
hal tersebut ada beberapa tingkatan atau fraksi dari TBS yang di panen. Fraksi
hasilkan. Derajat kematangan buah yang telah di standarkan disajikan pada Tabel
5
2.2. Teknologi Ekstraksi Minyak Kelapa Sawit
keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang diperoleh ialah
minyak sawit, inti sawit, serabut, cangkang dan tandan kosong. PKS dalam konteks
industri di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi CPO dan inti sawit dari TBS
kelapa sawit. PKS tersusun atas unit-unit proses yang memanfatkan kombinasi
pengolahan kelapa sawit merupakan proses ekstraksi CPO secara mekanis dari TBS
yang diikuti dengan proses pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri
dari beberapa tahap yang berjalan searah berkesinambungan, kegagalan satu tahap
Sulaiman 2018). Olahan utama pada pengolahan TBS di pabrik, yaitu minyak sawit
yang merupakan hasil pengolahan daging buah dan inti sawit dari ekstraksi inti
sawit.
Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari pengolahan PKS masih disebut
dengan CPO. Selain CPO, kelapa sawit juga menghasilkan inti atau kernel yang
dapat di olah menjadi Palm Kernel Oil (PKO). CPO bersifat setengah padat pada
suhu kamar, dengan titik cair 40 – 70 ºC, berwarna jingga kemerahan karena
menjadi 2 (dua) fraksi besar, yaitu fraksi olein (ringan) bentuk cair mengandung
6
asam lemak jenuh, dan fraksi sterain (berat) yang berbentuk padat yang
produk sangat penting peranannya dalam menjamin daya saing industri perkebunan
kelapa sawit dibanding minyak nabati lainnya. Tujuan utama pabrik kelapa sawit
inginkan. Rendemen dan kehilangan minyak produksi memiliki kaitan yang erat,
minyak adalah kehilangan yang terjadi dari selama proses pengolahan. Kehilangan
minyak ini ada yang masih dapat dikutip kembali dan tidak.
minyak dapat dilakukan dengan perbaikan kinerja proses pengolahan PKS yang
berkesinambungan dapat dilakukan dan mencari metode yang tepat serta sesuai
dengan sistem kerja yang ada di PKS tersebut. Sehingga diperoleh angka
kehilangan minyak yang rendah sehingga tercipta suatu pengendalian yang efektif
dan efisien. Maintenance atau pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau
proses pproduksi yang sesuai dengan standar produksi perusahaan. Efisiensi Teknik
suatu pabrik. Suatu pabrik dikatakan kurang efisien apabila angka kehilangan
7
dengan aturan standar. Hal ini dapat di lihat dari kapasitas desain yang tidak sesuai
mutu dari minyak sawit itu sendiri, sehingga minyak yang dihasilkan memiliki
kualitas yang baik. Standar kualitas CPO dapat dilihat pada Tabel 2.2. Standar Mutu
Ekstraksi mutu atau pengutipan minyak dari buah kelapa sawit tidak akan
pernah mencapai 100%. Kehilangan pasti terjadi, tetapi harus di usahakan sekecil
mungkin atau pada batas batas yang di tolerir. Salah satu parameter apakah suatu
PKS dapat dikatuakan bekerja efektif dan efisien yaitu angka-angka kehilangan
pertama kali oleh prof. Kouru Ishikawa (Tokyo University) pada tahun 1943 untuk
8
(Wingnjosoebroto dalam Widi Widiarti 2021). Diagram ini berguna untuk
Orang akan selalu mendapatkan bahwa ada lima faktor penyebab utama yang
signifikan yang perlu di perhatikan, yaitu manusia (man), metode kerja (work
method), mesin atau alat kerja lainnya (machine or equipment), bahan baku (raw),
Lima faktor yang harus diperhatikan yaitu manusia, bahan, metode, mesin
dan lingkungan, diagram ini berfungsi menemukan faktor yang berpengaruh pada
eksperimental. Diagram sebab akibat juga dikenal sebagai diagram tulang ikan
tarik dari tulang belakang dari diagram dan penyebab potensial atau faktor desain
diatur dalam serangkaian tulang rusuk, hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1.
9
Metode
Bahan Baku
Problem
Manusia
Lingkungan Mesin
matematik dan psikologi. AHP dikembangkan oleh Prof. Thomas Lorie Saaty dari
Wharston Business School untuk mencari ranking atau urutan prioritas dari
Penilaian ini dapat disajikan dalam bentuk matriks yang disebut matriks pairwise
10
dibandingkan satu dengan lainnya (tingkat kepentingannya) adalah penekanan
utama pada konsep AHP. Pada dasarnya AHP adalah sebuah kerangka untuk
ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan
bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode AHP ini
hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai
11
III. METODE PENELITIAN
Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan di PKS Kasai Oil Mill, PT Kayung
Agro Lestari, ANJ Group yang terletak di desa Tolak, Kecamatan Matan Hilir
kelapa sawit pada air buangan kondensate pada sterilizer Kasai Oil Mill.
Mulai
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Analisis Data
Interpresentasi Data
Kesimpulan
12
3.3. Prosedur Penelitian
sawit pada air buangan kondensat dengan melakukan observasi dilapangan dan
studi pustaka mengenai literature – literature serta teori yang dapat di gunakan
untuk melakukan perbaikan keadaan yang ada dilapangan, kemudian setelah itu
data hasil analisa kehilangan minyak dan data tersebut direkapitulasi dan diolah
menggunakan Microsoft Excel. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini antar
lain :
Merupakan salah satu teknik untuk mendapatkan data serta teori yang
13
3.4.3. Pengumpulan Data
Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer mengenai
diperoleh dari hasil observasi lapangan berdasarkan dari data yang telah di
analisa.
karakteristik populasi berdasarkan data yang didapatkan dari sampel. Analisa data
juga dilakukan untuk mengubah data dari hasil penelitian menjadi informasi yang
bisa dipergunakan dalam mengambil keputusan. Dalam penelitian ini analisa data
dilakukan dengan cara merekapitulasi data yang kemudian ditabulasikan dan diolah
manusia, lingkungan. Kemudian dilanjutkan dengan sub faktor pada setiap faktor
yang menjadi penyebab kehilangan minyak. Dari hasil penyusunan tersebut dapat
14
ditarik faktor yang menjadi penyebab kehilangan minyak pada air buangan
AHP pada Tugas Akhir ini digunakan dengan tujuan menentukan faktor
utama dari permaslahan kehilangan minyak pada air buangan kondensat. Langkah
tersebut, dalam hal ini adalah kehilangan minyak pada air buangan kondensat.
yang telah di sesuaikan dengan tori fishbone. Untuk mendapatkan penilaian yang
dalam hal ini adalah Asisten Kepala (ASKEP) yang mengetahui dan memahami
15
Langkah ketiga adalah membuat perbandingan dengan nilai setiap kriteria
16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang diinginkan dapat tercapai dengan cara menekan angka kehilangan minyak
kehilangan minyak pada air buangan kondensat pada sterilizer dapat diketahui
menggunakan diagram tulang ikan pada Gambar 4.1. Gambar Diagram Tulang Ikan
Material Metode
Tingkat Resep
Kematangan Sterilizer Sistem
Perebusan
Kehilangan
Minyak
Suhu
Tekanan
Mesin
17
Berdasarkan diagram sebab akibat atau diagram tulang ikan diatas dapat
diketahui bahwa faktor dari penyebab dari kehilangan minyak pada air buangan
kondensat PT KAL antara lain faktor metode yang berkaitan dengan prosedur saat
proses melakukan proses perebusan pada sterilizer yang tidak sesuai dengan
dengan tingkat kematangan buah yang masuk dalam proses produksi, faktor mesin
yang berhubungan dengan kualitas uap dan tekanan yang masuk pada saat proses
menggunakan metode fishbone atau sebab akibat sehingga diketahu dan dapat
selanjutnya. Steam yang digunakan untuk perebusan adalah saturated steam (steam
basah) dengan tekanan 1,50 s/d 2,75 BAR dan suhu 127 s/d 141 ºC. Selain tekanan
dan temperatur, waktu perebusan dan masa penahanan steam dan air kondensate
menggunakan tekanan 2,75 BAR dimana hal ini belum mencukupi tekanan yang
dianjurkan yaitu 2,8 BAR – 3 BAR. Namun hal ini sudah diperbaiki perusahaan
18
Peak pertama dilakukan proses deaerasi yang bertujuan untuk mengurangi
bejana sterilizer dari inlet valve dengan sebelumnya sudah membuka valve
condensate. Proses ini dilakukan selama 3 menit. Setelah proses deaerasi selesai
dilanjutkan dengan memasukan steam 1,5 BAR dengan suhu 128 ºC selama 10
menit dengan kondisi valve Exhaust dan Condensate tertutup. Proses ini dilakukan
untuk membuang kotoran yang terikut pada buah seperti pasir, lumpur, dan
mendorong udara yang masih ada dalam bejana. Udara merupakan penghambat
Peak kedua dimasukan steam selama 15 menit dengan tekanan 2.5 BAR dengan
suhu 138 ºC. Peak kedua brfungsi menekan udara yang masih tersisa dalam bejana,
pembuangan udara Bersama uap air dan bersamaan dengan air condensate sehingga
kandungan udara dalam bejana semakin mengecil dan mengurangi kadar air
condensate.
Peak ketiga steam dimasukan dengan tekanan 2,75 BAR selama 30 menit
dengan suhu 141 ºC setelah itu air condensate dibuang selama 3 menit, kemudian
dilakukan penahanan selama 10 menit. Proses ini disebut holding time atau proses
dimana perebusan dilakukan penahanan tekanan 2.75 BAR guana steam masuk
buah (Mesocarp) agar mudah terlepas dari tandan dan nut. Proses perebusan buah
normal adalah 90 menit, sedangkan buah mentah ditambah 5 menit dan buah restan
dikurangi 5 menit.
19
Penggunaan steam dengan tekanan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan buah
menjadi terlalu masak, sehingga minyak yang terkandung dalam TBS menjadi
keluar dan ikut terbawa air buangan kondensat. Hal tersebut dapat menyebabkan
tekanan yang terlalu rendah dapat menyebabkan TBS akan sulit dipisahkan antara
Dalam hal ini penggunaan metode yang tepat sangat diperlukan dalam
pelaksanaan perebusan stasiun ini. SOP yang diterapkan pada perushaan ini dengan
puncak tekanan tertinggi pada 2,75 BAR dengan suhu 141 ºC. Sedangkan menurut
(Sitepu dalam Lilis Masruroh 2021), waktu dan tekanan uap perebusan yang paling
ideal dengan hasil optimal dengan persentase minyak terendah adalah waktu 80
menit sampai dengan 90 menit dengan tekanan 2.8 BAR sampai dengan 3 BAR.
dari gas-gas yang tidak bereaksi, tekanan total yang dihasilkan sistem adalah sama
penghambat panas sehinga dalam perebusan udara perlu di hilangkan dengan tujuan
panas dapat tersalurkan secara sempurna. Hal ini berdampak pada proses perebusan
sehingga dengan persamaan gas parsial dapat dilihat hasil perhitungan pada Tabel
20
Tabel 4. 1. Efisiensi Rebusan Sterilizer
Efisiensi diartikan sebagai rasio output dan input, seberapa besar output
perhitungan mencari rendemen minyak kelapa sawit. Dari hasil perhitungan di atas
dapat di lihat bahwa kandungan udara yang ada pada sterilizer PT KAL yaitu
optimal.
21
4.1.2. Faktor Bahan Baku
baku yang baik. Karena persediaan merupakan aset perusahaan yang cukup besar,
sehingga apabila dalam penanganannya tidak dilakukan dengan baik, maka akan
menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan (Alex Tarukdatu dalam
dalam proses produksi. Bahan baku yang di gunakan TBS kelapa sawit.
Faktor bahan baku sangat dipengaruhi oleh mutu bahan baku itu sendiri.
Bahan baku yang baik harus memenuhi kriteria atau standar mutu bahan baku.
Dalam hal ini PT KAL selain buah dari kebun sendiri juga menerima TBS dari
kebun luar (Koperasi). Perlakuan berbeda diterapkan antara TBS dari perusahaan
dengan TBS luar. Perlakuan sortasi dan grading lebih ketat dilakukan terhadap
TBS luar dengan melakukan sortasi pada setiap unit kendaraan angkut TBS guna
menjaga kualitas bahan baku. Bahan baku yang diolah harus sesuai dengan standar
sesuai dengan kriteria pengolahan dapat di lihat pada tabel 4.2. Tabel Data Buah
Masuk. Hal ini dapat diatasi dengan TBS yang masuk harus dilakukan sortasi
dengan lebih teliti, diberlakukan sanksi jika TBS yang dikirim tidak sesuai dengan
22
Tabel 4. 2. Data Buah Masuk
Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui tingkat kematangan buah mulai dari
1 Maret – 27 Maret 2022. Bahan baku TBS perlu diperhatikan karena menentukan
kualitas dari produk CPO dan Kernel yang dihasilkan. Tingkat kematangan buah
yang ada di proses produksi. Faktor buah mentah yang tidak ikut tersortasi dan tidak
direbus secara optimal maka akan mempengaruhi proses selanjutnya. Buah lewat
23
pada saat proses perebusan akan terikut dengan air sehingga ikut terbawa pada
saat pembuangan air kondensat pada saat perebusan. Hal ini dapat di lihat dari
Tabel 4.3. Data Pengamatan Kehilangan Minyak Condensat PIT sebagai berikut :
Berdasarkan sistem jaminan mutu ISO 9000 pada pabrik kelapa sawit,
toleransi kehilangan minyak pada air kondensat 0,7 % dari kapasitas TBS
perharinya. Sedangkan standar pada PT KAL adalah 1%. Pada Tabel 4.3 Data
24
Pengamatan Kehilangan Minyak, setelah dihitung rata pada tanggal 1 – 27 Maret
2022 diperoleh hasil 0,86 %. Jika dilihat berdasarkan standar ISO 9000 maka PT
KAL belum memenuhi strander yang di tentukan, akan tetapi bila di tinjau dari
bersamaan dengan lori masuk sampai TBS dan lori tersebut selesai di rebus.
Proses pengumpanan atau pengamatan terhadap buah yang akan di rebus perlu di
perhatikan agar dapat menentukan waktu yang tepat untuk merebus TBS tersebut.
Buah lewat matang akan direbus dan di kurangi 5 menit dari waktu normal
perebusan. Sedangkan buah mentah akan di tambah 5 menit dari waktu normal.
2 1.5
1.5 1 1 1
1
0.5 0 0 0 0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1415 16
Tekanan 0 1 1.5 0 1 2.5 1 0 2.75 2.6 2.75 2.6 2.75 2.6 2.6 0
Step
25
Pengaruh temperatur steam masuk terhadap efisiensi sterilizer temperatur pada
steam masuk memiliki tiga kali kenaikan yaitu pada sistem 3 puncak. Ini dilakukan
agar TBS dapat masak secara keseluruhan, hal ini dapat di lihat dari Tabel 4.4.
Jika secara langsung saja diberikan tekanan 3 bar maka minyak dan airnya akan
minyak nantinya akan kecil (Sulaiman dan RM, Randa 2018). Pada resep sterilizer
akan di atur secara otomatis antara waktu atau tekanan yang akan tercapai terlebih
dahulu. Apabila tekanan tidak tercapai maka secara otomatis sistem akan
menggunakan metode tulang ikan dan Analytical Hirarki Proces, dimana yang
26
menjadi penyebab permasalahan yaitu faktor metode, bahan baku, dan mesin.
kehilangan minyak pada air buangan kondensat pada sterilizer dapat di sajikan
pada Tabel 4.5. Solusi Dari Permasalahan Diagram Tulang Ikan sebagai berikut :
pada air buangan kondensat pada stasiun sterilizer dengan menggunakan diagram
sebab akibat hal tersebut dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan yang tepat harus dilaksanakan guna mencapai tujuan yang
diinginkan, dalam hal ini pengambilan keputusan menggunakan metode AHP. Pada
27
Tujuan Determinasi Kehilangan
Minyak Pada Sterilizer
28
Kalimat yang sifatnya deskriptif di ubah menjadi skor dengan rentang angka
dari 1 (satu) sampai 9 (Sembilan). Dari penilaian tersebut dapat ditarik perhitungan
penunjang dalam pengambilan data. Dalam hal ini secara teori AHP hanya
memerlukan 1 (satu) orang responden yang ahli pada suatu bidang tertentu.
Ranking AHP
1.2 1
1 0.888889
0.8
0.6
0.4
0.2 0.1111111
0
Kematangan TBS Tekanan dan Resep Sistem Perebusan dan Suhu
sub faktor kematangan TBS menjadi skor yang paling tinggi (1) hal tersebut
kehilangan minyak pada air buangan kondensat. Bahan baku dengan kualitas yang
tidak sesuai dengan kriteria kematangan buah yang telah ditetapkan perusahaan
dapat menjadi salah satu faktor penyumbang kehilangan minyak. Hal tersebut
dikarenakan metode dan alat yang digunakan dalam PKS telah didesign dengan
bahan baku yang telah distandarkan. Proses pengolahan kelapa sawit saling
berkaitan, oleh sebab itu diperlukan manajement yang tepat guna memperoleh hasil
yang diinginkan. Dalam hal pengolahan kelapa sawit hasil yang ingin diperoleh
minyak sekecil-kecilnya.
29
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
buangan kondensat pada sterilizer antara lain adalah waktu perebusan yang
terlalu lama, tekanan steam dan banyaknya buah mentah yang diolah sedangkan
2. Faktor utama yang harus diatasi adalah tingkat kematangan TBS sebagai bahan
5.2. Saran
Berdasarkan dari hasil dari penelitian ini serta studi literature guna
mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat sebaiknya pengumpulan data pada
setiap peak rebusan perlu dilakukan guna mengetahui pengaruh suhu, tekanan, dan
30
DAFTAR PUSTAKA
Haryanti, A., Norsamsi, Sholiha, P. S., dan Putri, N. P. 2014. Studi Pemanfaatan
Limbah Padat Kelapa Sawit. Jurnal Konversi,vol.3(2):57-66.
http://konversi.ulm.ac.id/index.php/konversi/article/view/52/42. Diakses
tanggal : 18 Mei 2022.
31
Stepnanie, H., Tinaprilla, N., dan Rifin, A. 2018. Efisiensi Pabrik Kelapa
Sawit di Indonesia . Jurnal Agribisnis Indonesia, vol.6(1):27-36.
https://www.mendeley.com/catalogue/13a78847-76da-3ee0-a188-
51b0f90f1648/. Diakses tanggal : 10 Mei 2022.
Surono, Ingrid S dkk. 2014. Riset Dan Pengembangan Produk Baru Konsep
Dan Metode Praktis Untuk Industri Pangan. Jakarta : BINUS
UNIVERSITY.
Widiarti Widi., dan Dene Herwanto. 2021. Analysis of Standard Time for
Making Gasket at PT. Nichias Rockwool Indonesia. Jurnal Ilmiah Teknik
Industri dan Informasi, Vol.10 No.1
http://ejurnal.setiabudi.ac.id/ojs/index.php/tekinfo/issue/view/103. Diakses
tanggal : 13 Juli 2021.
32
LAMPIRAN
KUISIONER PENELITIAN
DETERMINASI KEHILANGAN MINYAK KELAPA SAWIT DARI
STASIUN STERILIZER PADA AIR BUANGAN KONDENSAT
Berikut ini adalah kuisioner yang berkaitan dengan penelitian tentang Determinasi
Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Dari Stasiun Sterilizer Pada Air Buangan
Kondensat. Oleh karena itu, di sela-sela kesibukan anda, kami memohon dengan
hormat kesediaan anda untuk mengisi kuisioner berikut ini. Atas ketersediaan anda
untuk mengisi kuisioner ini saya ucapkan terimakasih.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : Muhammad Taufiq Siregar
Usia : 32 tahun
Jabatan : Asisten Kepala
Jenis Kelamin : Laki-laki
DAFATAR KUISIONER
Mohon untuk mengisi dengan memberikan nilai pada setiap kuisioner dengan
rentang angka yang terdapat pada tabel di bawah ini :
Nilai Definisi Keterangan
Kepentingan
1-2 Sama-sama penting Dua pilihan memiliki kepentingan
yang sama terhadap suatu kriteria
3-4 Dominan Lemah Penilaian sedikit cenderung (ragu)
memilih salah satu pilihan
5-6 Dominan kuat Penilaian secara kuat memilih
salah satu pilihan
7-8 Dominan di sertai Salah satu pilihan dalam praktek
Bukti sudah terbukti lebih baik dari
(Demonstrated pilihan lainnya.
Dominance)
9 Dominan Absolut Satu pilihan secara tegas telah
terbukti, tidak terbantahkan jauh
lebih baik dari pilihan lainnya
33
Pertanyaan :
1. Bandingkanlah alternatif faktor Utama berikut ini !
Kriteria Bahan Baku Mesin Metode
Bahan Baku 1 5 5
Mesin 1/5 1 1/5
Metode 1/5 5 1
34
Lampiran 2. Perhitungan Analytical Hirarki Proces
• Jumlahkan angka yang ada pada setiap kolom, yaitu kolom bahan baku
adalah 1 + 1/5 + 1/5 = 7/5, dan seterusnya lakukan hal yang sama pada
kolom lainnya.
• Masing-masing sel dalam satu kolom dibagi dengan jumlah total satu kolom
tersebut.
• Masukan nilai sel yang ada dalam satu kolom menjadi proporsional, yaitu
35
Lajur 2. Rata-rata Mesin : ((5/35)+(1/11)+(1/31))/3 = 0.0886748
Perbandingan Nilai Antar Kriteria sampai Tabel Matriks yang di normalkan pada
adalah 1.
36
Tabel 6. Penilaian terhadap Kriteria 2 (Mesin) yang telah Dinormalkan
Suhu Tekanan
Suhu 1/9 8/72
Tekanan 8/9 8/9
[0.8888889 0.1111111]
[0.888889 0.111111]
Vektor prioritas total dihitung dengan cara mengalikan Vektor Prioritas Kriteria
37
Vektor Prioritas Kriteria :
38
DOKUMENTASI
39