OLEH:
Wahyu Biyan Frantama
NIM : 1807035693
Pekanbaru,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Riau
i
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH :
NIM : 1807035693
ii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmatNya
penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek Laporan Kerja Praktek ini merupakan
salah satu syarat mencapai gelar Ahli Madya Jurusan Teknik Kimia pada Fakultas Teknik
Universitas Riau
Laporan kerja praktek ini menjelaskan secara singkat mengenai proses kelapa sawit
yang penulis peroleh selama melaksanakan kerja praktek pada tanggal 5 April hingga 25
April 2021 dan secara langsung dapat membandingkan teori yang diperoleh dari
pengetahuan akademis dengan wujud aplikasi langsung di lapangan.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan Laporan Kerja Praktik ini, sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUA............................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
iv
2.4 Komposisi Minyak Kelapa Sawit............................................ 15
2.5.1 Kelebihan..................................................................... 25
v
4.3.3 Genset............................................................................. 65
vi
6.3.1 Tempat dan Waktu Menganalisa................................. 82
6.3.3 Prosedur....................................................................... 83
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
dari kebun inti, kebun plasma dan dari pihak ke-tiga. Produk yang dihasilkan oleh
PKS Tandun berupa Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit (kernel).
Adapun Misi PT. Perkebunan Nusantara V PKS Unit Tandun adalah sebagai
berikut :
a. Mengelola Agroindustri Kelapa Sawir dan Karet secara efisien bersama
mitra untuk kepentingan stakeholder.
b. Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, kriteria minyak
sawit berkelanjutan penerapan standar industry dan pelestarian
lingkungan guna menghasilkan produk yang dapat diterima oleh
pelanggan.
c. Menciptakan keunggulan kompetitif di bidang SDM melalui pengelolaan
sumber daya manusia berdasarkan praktek-praktek terbaik dan sistem
manajemen sumber daya manusia terkini guna meningkatkan kompetensi
inti perusahaan.
2. Mengadakan Komunikasi
Mengadakan komunikasi secara langsung dengan Asisten, Mandor,
Operator dan Karyawan tentang jalannya proses, baik proses pengolahan,
peralatan, laboratorium, administrasi dan organisasi perusahan serta analisa
proses Crude Palm Oil (CPO) dan kernel.
3. Peninjauan Langsung
Melihat langsung keadaan pabrik yang sebenarnya meliputi peralatan,
prinsip kerja, proses pengolahan, sarana pendukung dan laboratorium yang
ada.
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
1. Dura
Tempu rung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut
pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan presentase daging
buah terhadap buah bervariasi antara 35-50%. Kernel (daging biji) biasanya besar
dengan kandungan minyak rendah (Akbar, 2016).
2. Pisifera
Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada tetapi daging
buahnya tebal. Presentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan
daging biji sangat tipis. Jenis pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan
dengan jenis lain. Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab
7
bunga betina gugur pada fase dini. Oleh sebab itu, dalam persilangan dipakai
sebagai pohon induk jantan. Penyerbukan silang antara pisifera dengan dura akan
menghasilkan varietas tenera (Akbar, 2016).
3. Tenera
Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu
dura dan pisifera. Varietas inilah yang banyak ditanam diperkebunan-perkebunan
pada saat ini. Tempurung sudah sudah menipis, ketebalannya berkisar antara 0,5-
4mm dan terdapat lingkaran serabut disekelilingnya. Presentase daging buah
terhadap buah tinggi, antara 60-96%. Tandan buah yang dihasilkan oleh Tenera
lebih banyak dari pada Dura, tetapi ukuran tandannya relatif lebih kecil (Akbar,
2016).
4. Macro Carya
Tempurung sangat tebal, sekitar 5 mm, sedang daging buahnya tipis sekali
(Akbar, 2016).
5. Diwikka-Wakka
Varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua lapisan daging buah.
Diwikka-wakka dapat dibedakan menjadi diwikka-wakka dura, diwikka-wakka
pisifera dan diwikka-wakka tenera. Dua varietas kelapa sawit yang disebutkan
terakhir ini jarang dijumpai dan kurang begitu begitu dikenal di Indonesia.
Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan
persentase atau rendamen minyak yang dikandungnya. Rendemen minyak
tertinggi terdapat pada varietas Tenera yaitu sekitar 22-24% sedangkan pada
8
varietas Dura antara 16-18%. Jenis kelapa sawit yang diusahakan tentu saja yang
mengandung rendemen minyak tinggi sebab minyak sawit merupakan hasil
olahan yang sama. Sehingga tidak mengherankan jika lebih banyak perkebunan
yang menanam kelapa sawit dari varietas Tenera (Akbar, 2016).
1. Nigrescens
Buah berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi
jingga kehitam-hitaman pada waktu masuk. Varietas ini banyak ditanam di
perkebunan.
2. Virescens
Pada waktu muda buahnya berwarna hijau dan ketika masuk warna buah
berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijauan. Varietas ini
jarang dijumpai dilapangan.
3. Albescens
Pada waktu muda berwarna keputih-putihan sedangkan setelah masak
menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitaman. Varietas ini
juga jarang dijumpai.
c. Varietas Unggul
Pada saat ini, telah dikenal beberapa varietas unggul kelapa sawit yang
dianjurkan untuk ditanam di perkebunan. Varietas-varietas unggul tersebut
dihasilkan melalui hibridisasi atau persilangan buatan antara antara varietas Dura
sebagai induk betina dengan varietas Pisifera sebagai induk jantan. Terbukti dari
hasil pengujian yang dilakukan selama bertahun-tahun, bahwa verietas-varietas
tersebut mempunyai kualitas dan kuantitas yang lebih baik dibandingkan varietas
lainnya. Salah satu sumber benih kelapa sawit di Indonesia adalah pusat penelitian
perkebunan marihat yang berkedudukan di Pematang Siantar. Pusat penelitian
9
Kelapa sawit (Gambar 2.4) memiliki akar serabut yang berfungsi sebagai
penyerap unsur hara dan respirasi tanaman serta sebagai penyangga berdirinya
tanaman. Kelapa sawit dewasa 8000-10000 akar primer 15-20 meter dari dasar
batang dengan diameter 4-10 mm. Sebagian besar tumbuh mendatar sekitar 20-60
cm di bawah permukaan tanah. Batang kelapa sawit tidak memiliki kambium
tajuk dan tidak bercabang. Batang kelapa sawit berfungsi sebagai penyangga tajuk
dan sebagai jalan pengangkutan air dan hara (zat makan). Pertumbuhan kelapa
sawit tidak terbatas, tapi menurut pertimbangan ekonomisnya hanya sampai umur
25 tahun dengan ketinggian 10-11 m. Taksonomi dari kelapa sawit secara jelas
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
10
Taksonomi Keterangan
Divisi Tracheophyta
Sub-divisi Pteropsida
Kelas Angiospermae
Sub-kelas Monocotyledonae
Ordo Arecales
Famili Arecaceae
Sub-famili Cocoidae
Genus Elaeis
Spesies Elaesis Guineensis Jacq.
Sumber : MAKSI (2007)
cahaya matahari. Kelapa sawit tumbuh baik pada ketinggian 0-400 m dpl, iklim
dengan curah hujan 2000-2500 mm/tahun, jumlah bulan kering dalam 1 tahun
yaitu 1-2 bulan, suhu udara rata-rata 22-230C, kelembaban udara 50-90% dengan
kelembaban udara optimal 80%. Kelapa sawit tumbuh baik pada sebagian besar
jenis tanah di wilayah tropika seperti organosol, regosol, andosol, aluvial, latosol,
podsolik merah kuning, dan podsolik cokelat. Tanah yang baik untuk
pertumbuhan kelapa sawit yaitu tanah yang memiliki pH netral, lapisan tanah
dalam (tebal solum 80 cm), tekstur ringan, perkembangan struktur baik, dan
memiliki kandungan unsur hara yang tinggi.
Kematangan buah sawit ditandai oleh warna buah. Buah sawit berwarna
hitam bila masih muda dan berubah menjadi orange-merah pada saat matang.
Buah dibagian dalam janjangan buah relatif gepeng, lebih kecil dan kurang
berpigmen dibanding buah di bagian luar. Pada minggu-minggu terakhir proses
pematangan buah, pada saat produksi minyak meningkat, warna buah berubah
dengan cepat dari kuning menjadi lebih kemerahan. Kandungan asam lemak
bebas buah sawit yang baru di panen biasanya < 0,3%. Asam lemak bebas minyak
yang diperoleh dari buah yang tetap berada pada janjang sebelum diolah (tidak
mengalami memar) tidak pernah melewati 1,2%. Sedangkan, asam lemak bebas
brondolan biasanya sekitar 5,0%. Di lain pihak, sangat jarang diperoleh asam
lemak bebas dibawah 2,0% pada crude palm oil hasil produksi perkebunan kelapa
sawit, biasanya sekitar 3,0%.
Peningkatan asam lemak bebas yang mencapai sekitar 20 kali ini terjadi
karena kerusakan buah selama proses panen sampai tiba di ketel perebusan.
Kemungkinan penyebab utama kerusakan terjadi pada saat pengisian buah di
tempat pemungutan, penurunan buah di tempat pengumpulan hasil, pengisian
buah ke alat transpor pembawa buah ke pabrik, penurunan buah di loading ramp
dan pengisian buah ke lori. tandan buah segar yang memar juga akan membawa
lebih banyak tanah dan kotoran yang membantu mempercepat kenaikan asam
lemak bebas oleh karena kontaminasi mikroorganisme, sekaligus menjadi sumber
kontaminasi logam, di antara besi, yang menjadi pro-oksidan proses hidrolisis
12
minyak. Selain berpengaruh terhadap asam lemak bebas, kerusakan buah pada
saat panen juga menurunkan daya pemucatan crude palm oil yang diperoleh.
Warna dan inti juga menjadi lebih gelap pada buah yang rusah atau lewat matang.
Dalam berbagai manfaat produk yang dihasilkan oleh produksi kelapa sawit,
maka banyak pengusaha dalam dan luar negeri mengembangkan perkebunan
kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit yang terdapat di Indonesia
dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Minyak kelapa sawit tersusun atas asam lemak tak jenuh dan asam lemak
jenuh. Minyak kelapa sawit juga mengandung beta karoten atau pro-vitamin A,
antioksidan, dan pro-vitamin E (tokoferol dan tokotrienol) yang sangat diperlukan
dalam proses metabolisme dan untuk kesehatan tubuh manusia.
Minyak kelapa sawit sebagai bahan bukan pangan dapat dipakai untuk
bahan industri berat maupun ringan. Pada industri berat antara lain untuk industri
penyamakan kulit agar menjadi lembut dan fleksibel, industri tekstil sebagai
minyak pelumas yang tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi, industri perak
sebagai bahan flotasi pada pemisahan bijih tembaga dan cobalt. Sedangkan pada
15
industri ringan yaitu bahan baku sabun, deterjen, semir sepatu, lilin, tinta cetak,
dan sebagainya.
Dalam industri farmasi dan kosmetik, minyak kelapa sawit dipakai untuk
pembuatan shampo, krim, minyak rambut, sabun cair, lipstik, dan sebagainya.
Penggunaan tersebut disebabkan sifat minyak kelapa sawit yang mudah diabsorbsi
kulit.
2. Produk turunan PKO yaitu shortening, cocoa butter substitute, specialty fats,
ice cream, coffee whitener/cream, sabun dan deterjen, sampo dan kosmetik.
3. Produk turunan oleochemicals kelapa sawit yaitu methyl ester, plastic textile
processing, metal processing, lubricants, emulsifers, detergent, glicerene,
cosmetic, explosives, pharmaceutical product, dan food protective coatings.
minyak bumi sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar kendaraan maupun
mesin industri. Pengembangan komoditi kelapa sawit, jika dikuatkan keterkaitan
dengan sektor industri yang ada di seluruh Indonesia, akan menguatkan
perekonomian Indonesia secara merata (Departemen Pertanian, 2011).
Sifat-sifat minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh ikatan kimia unsur C dan
jumlah atom C yang membangun asam lemak tersebut, sedangkan sifat-sifat fisik
dipengaruhi oleh sifat-sifat kimianya. Minyak merupakan gliserida yang terdiri
dari berbagai asam lemak, sedangkan titik cair gliserida tersebut tergantung pada
kejenuhan asam. Semakin jenuh asam lemaknya, maka semakin tinggi titik cair
dari minyak sawit tersebut. Minyak sawit murni mempunyai titik cair 24,4 oC –
40oC (Ketaren, 2008).
Komposisi CPO (Crude Palm Oil) dapat dilihat pada Tabel 2.4. berikut ini:
Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah (pericarp)
dan inti (kernel). Serabut buah kelapa sawit terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan
luar/kulit buah (pericarp), lapisan tengah (mesocarp) dan lapisan dalam
(endocarp). Inti kelapa sawit terdiri dari lapisan biji (testa), endosperm dan
17
embrio. Mesocarp (lapisan tengah) mengandung kadar minyak sebesar 56%, inti
(kernel) mengandung minyak sebesar 44% dan endocarp (lapisan dalam) tidak
mengandung minyak (Pasaribu, 2004). Syarat mutu, kualitas dan kandungan gizi
minyak kelapa sawit diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01 –
2901 Tahun 2006. Seperti halnya minyak dari bahan lain, minyak kelapa sawit
tersusun atas trigliserida yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak.
Asam lemak adalah rantai hidrokarbon yang setiap atomnya mengikat satu atau
lebih atom hidrogen. Asam lemak yang memiliki ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbonnya disebut asam lemak tidak jenuh sedangkan asam lemak yang
tidak memiliki ikatan rangkap pada rantai hidrolarbonnya disebut asam lemak
jenuh.
Kolesterol 63
Kompesterol 80
Stigmasterol 26
β - sitosterol
Phospatida
Alkohol Total
Triterpenik alkohol
Alifatik alkohol
Sumber : Ayustaningwarno, 2014
a. Komponen Trigliserida
Trigliserida adalah triester dari gliserol dengan asam-asam lemak, yaitu
asam-asam karboksilat beratom karbon 6 s/d 30. Trigliserida banyak dikandung
dalam minyak dan lemak, merupakan komponen terbesar penyusun minyak
nabati. Selain trigliserida, terdapat juga monogliserida dan digliserida.
20
Struktur molekul dari ketiga macam gliserid tersebut dapat dilihat pada
Gambar 2.6.
b. Komponen Non-Trigliserida
Komponen non-trigliserida ini merupakan komponen yang menyebabkan
rasa, aroma dan warna kurang baik. Kadar minyak sawit yang terdapat dalam
jumlah sedikit ini, sering memegang peranan penting dalam menentukan mutu
minyak, yang ditampilkan pada Tabel 2.7.
Tabel 2.6 Kadar Minor Minyak Sawit
Komponen Ppm Komponen Ppm
Karoten 500-700 Besi (Fe) 10
Tokoferol 400-600 Tembaga (Cu) 0,5
Sterol Mendekati 300 Air 0,07-0,18
Phospatida 500 Kotoran-kotoran 0,01
Sumber : Ketaren, 1986
Karoten
Senyawa ini menimbulkan warna oranye tua pada CPO. Karoten larut dalam
asam lemak, minyak, lemak dan pelarut minyak serta pelarut lemak, tetapi tidak
larut dalam air. Senyawa ini dapat dihilangkan dengan proses adsorpsi dengan
tanah pemucat. Fraksi karoten yang paling berpengaruh dalam CPO adalah β-
carotein, pigmen ini juga tidak stabil terhadap pemanasan.
21
Tokoferol
Tokoferol merupakan antioksida di dalam minyak sawit (CPO). Tokoferol
dapat dibedakan atas α, β, θ tokoferol.
Senyawa Sterol
Sterol adalah komponen karakteristik dari semua minyak. Senyawa ini
merupakan senyawa unsaponifiable. Pengambilan senyawa ini dari minyak
banyak dilakukan karena senyawa ini penting untuk pembentukan vitamin D dan
untuk membuat obat-obat lain. Senyawa sterol yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan disebut phytosterol. Dua senyawa phytosterol yang telah dapat
diindentifikasikan karakteristiknya adalah β-sitosterol dan α-stigmasterol.
Senyawa Phospatida
Senyawa ini dapat dianggap sebagai senyawa trigliserida yang salah satu
asam lemaknya digantikan oleh asam phosphoric. Senyawa phospatida yang
terpenting dalam CPO ialah lesitin. Senyawa ini larut dalam alkohol.
Kontaminan logam besi (Fe) dan tembaga (Cu) merupakan katalisator yang
baik dalam proses oksidasi, walaupun dalam jumlah yang sedikit, sedangkan
kotoran-kotoran merupakan sumber makanan bagi pertumbuhan jamur lipolitik
yang dapat mengakibatkan terjadinya hidrolisa.
Air merupakan bahan perangsang tumbuhnya mikroorganisme lipolitik,
karena itu di dalam perdagangan, kadar ini juga menentukan kualitas minyak. Jika
kadar air dalam minyak tinggi, maka dapat menaikkan asam lemak bebas selama
selang waktu tertentu. Akan tetapi minyak yang terlalu kering pun mudah
teroksidasi, sehingga nilai optimum kadar air dan bahan menguap juga harus diuji.
Mutu minyak sawit juga dipengaruhi oleh kadar asam lemak bebasnya,
karena jika kadar asam lemak bebasnya tinggi, maka akan timbul bau tengik di
samping juga dapat merusak peralatan karena mengakibatkan timbulnya korosi.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan naiknya kadar asam lemak bebas dalam
CPO antara lain adalah :
- Kadar air dalam CPO.
- Enzim yang berfungsi sebagai katalis dalam CPO tersebut.
Kadar air dapat mengakibatkan naiknya kadar asam lemak bebas karena air
pada CPO dapat menyebabkan terjadinya hidrolisa pada trigliserida dengan
bantuan enzim lipase dalam CPO tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan asam lemak pada minyak
sawit telah banyak diteliti, dan 2 penemuan yang paling pokok dari penelitian-
penelitian tersebut yaitu:
1. Penemuan Fickenday (1910), yang menyatakan bahwa hidrolisa minyak
secara enzimatik dipengaruhi oleh lipoid yang terdapat di dalam minyak.
2. Penemuan Loncin (1952), yang menyatakan bahwa hidrolisa autokatalitik
secara spontan dapat terjadi pada minyak tumbuh-tumbuhan.
24
Pada minyak sawit, asam lemak bebas dapat terbentuk karena adanya aksi
mikroba atau karena hidrolisa autokatalitik oleh enzim lipase yang terdapat pada
buah sawit. Hal yang harus diingat bahwa pada pelaksanaan penelitian, perikarp
buah sawit ditumbuk dan dikupas dan selanjutnya dipisahkan dari inti, tanpa
adanya pemanasan terlebih dahulu untuk mengeluarkan minyak.
Dapat disimpulkan bahwa hidrolisa karena adanya aktifitas mikroba dapat
terjadi secara berdampingan dengan hidrolisa secara autokatalitik. Hal ini
kemungkinan dapat terjadi terutama jika kondisi optimum dari mikroba dan enzim
lipase dapat dipertahankan, seperti :
- Temperatur harus dibawah 50oC
- Adanya nutrien yang cocok untuk mikroorganisma
Enzim yang sangat berpengaruh dalam pembentukan asam lemak dan
gliserol adalah enzim lipase. Enzim lipase banyak terdapat pada biji-bijian yang
mengandung minyak, seperti kacang kedelai, biji jarak, sawit, kelapa, biji bunga
matahari, biji jagung dan juga terdapat dalam daging hewan dan dalam beberapa
jenis bakteri. Dalam buah sawit, selain enzim lipase terdapat juga enzim oksidase,
yaitu enzim peroksidase. Enzim lipase yang terdapat pada sawit ini adalah ricinus
lipase yang cara kerjanya sangat mirip dengan pancreatic lipase. Enzim lipase
bertindak sebagai biokatalisator yang menghidrolisa trigliserida menjadi asam
lemak bebas dan gliserol. Enzim peroksidase berperan dalam proses pembentukan
peroksida yang kemudian dioksidasi lagi dan pecah menjadi gugusan aldehid dan
keton. Senyawa keton ini jika dioksidasi lagi akan pecah menjadi asam.
Indikasi dari aktifitas enzim lipase ini dapat diketahui dengan mengukur
kenaikan bilangan asam. Enzim lipase ini sangat aktif, bahkan pada kondisi yang
baik, minyak sawit jarang diproduksi dengan kadar asam lemak bebas dibawah
2% atau 3%, dan pada kondisi yang optimum, kadar asam lemak pada minyak
bisa mencapai 60% atau lebih. Enzim lipase akan mengalami kerusakan pada suhu
o
60 C, dan aktifitas enzim ini lambat pada buah yang baru dipanen, tetapi
aktifitasnya akan cepat meningkat apabila buah mengalami luka. Buah yang baru
dipanen dan dilepas dari tandannya pada umumnya telah mengalami luka, tetapi
hal ini tidak cukup untuk memberi peluang berkembangnya aktifitas enzim lipase
25
secara optimum. Salah satu perlakuan secara mekanik untuk melukai buah sawit
ini adalah dengan melakukan perajangan sampai berukuran ± 1 cm. Rajangan ini
kemudian dikempa dengan menggunakan mesin kempa atau dengan screw-type
press.
Adapun sifat-sifat enzim lipase tersebut adalah sebagai berikut :
Temperatur optimum : 35oC, pada suhu 60oC enzim sebagian besar sudah
rusak.
pH optimum : 4,7 – 5,0
Berat molekul : 45000-50000
Dapat bekerja secara aerob maupun anaerob
++ ++ ++
ko-faktor : Ca , Sr , Mg . Dari ketiga ko-faktor ini yang
++
paling efektif adalah Ca
2+ 2+ 2+
Inhibitor : Zn , Cu , Hg , iodine, versene
3. Viskositas
Viskositas minyak naik jika naiknya berat molekul dan turun dengan
peningkatan ketidakjenuhan dan kenaikan temperatur.
a) Hidrolisa
Pada reaksi hidrolisa, minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan
minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau
lemak tersebut. Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisa yang
menghasilkan flavor dan bau tengik pada minyak tersebut.
H2C O C R H2C OH
O O
HC O C R + 3 HOH HC OH + 3R C OH
H 2C O C R H2C OH
gliserida gliserol asam lemak
27
b) Oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah
oksigen dengan minyak Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau
tengik pada minyak.
c) Saponifikasi
Minyak sawit dapat bereaksi dengan larutan basa seperti NaOH dan KOH
menghasilkan sabun dan gliserol. Reaksi saponifikasi minyak sawit pada
Gambar 2.9.
H2C O C R H2C OH
O O
HC O C R + 3 KOH HC OH + 3R C K
H 2C O C R H2C OH
gliserida basa gliserol sabun
2. Perlindungan otak
Dalam sebuah studi, peneliti menemukan bahwa tocotrienol (jenis vitamin
E yang ditemukan secara alami dalam minyak kepala sawit), diduga dapat
melindungi otak dari perkembangan lesi pulpa alba (lesi materi putih) dan
kelainan yang terlihat atau terdeteksi pada tes pencitraan otak. Lesi pulpa alba
dianggap sebagai manifestasi penyakit pembuluh darah serebral (otak), sebagai
gambaran berbagai derajat penuaan saraf dan kerusakan jaringan otak. Terlihatnya
lesi pulpa alba dalam suatu tes otak sering kali menjadi pertanda meningkatnya
risiko stroke, penyakit Alzheimer, dan penyakit Parkinson pada seseorang.
2.5.2. Kekurangan Minyak Kelapa Sawit
Walaupun katanya memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh, minyak kelapa
sawit juga sering kali diduga menjadi biang kerok munculnya koleterol dalam
darah dan penyakit lain.
1. Penyakit jantung
Minyak kelapa sawit tinggi akan lemak jenuh. Mengonsumsi makanan
tinggi lemak jenuh dapat menaikkan kadar kolesterol dalam darah. Terlalu banyak
kolesterol jahat LDL dapat menyebabkan penumpukan lemak di arteri. Akibatnya,
aliran darah ke jantung dan otak terhambat, hingga akhirnya meningkatkan risiko
penyakit jantung dan stroke.
2. Racun
Akrolein adalah produk beracun dan berbau busuk hasil pemecahan
minyak. Sebuah studi mengungkapkan bahwa minyak kelapa sawit yang sudah
pernah digoreng akan mengandung akrolein, walaupun jumlahnya tidak sebanyak
pada minyak biji bunga matahari.
BAB III
29
30
Pabrik CPO dan Kernel Tandun, TBS plasma berasal dari kebun milik masyarakat
yang menjadi mitra PTPN, sedangkan TBS pihak ketiga berasal dari kebun milik
masyrakat non mitra. TBS diangkut ke pabrik dengan truk, kemudian truk
melewati jembatan timbang (weighbridge) sebelum sortasi. Jembatan timbang
(weighbridge) berfungsi untuk menimbang TBS masuk, CPO dan Palm Kernel
keluar, Tandan Kosong Sawit (TKS).
Jembatan timbang terdiri dari platform untuk menerima beban secara
langsung, indikator untuk membaca berat yang diterima oleh bagian platform, dan
unit komputer untuk memproses pembacaan indikator. Proses penimbangan
dilakukan dua kali, yaitu penimbangan brutto (truk beserta muatannya) dan
penimbangan tarra (truk kosong) sehingga berat bersih muatan diperoleh dengan
mengurangkan brutto dengan tarra. Pabrik CPO dan Kernel Tandun memiliki dua
jembatan timbang, namun hanya satu yang berfungsi. Jembatan timbang
(weighbridge) di Pabrik CPO dan Kernel Tandun dapat dilihat pada Gambar 3.1.
b. Sortasi
Sebelum dimuat ke dalam loading ramp, terlebih dahulu dilakukan sortasi
terhadap TBS. Sortasi merupakan penyeleksian mutu dari buah yang akan diolah
sehingga menghasilkan CPO yang optimal dan berkualitas tinggi. Sortasi
dilakukan untuk mengontrol, mengawasi dan memeriksa TBS yang akan diolah
guna mengetahui mutu TBS yang masuk dan mengetahui sejauh mana kualitas
buah dari TBS yang dihasilkan oleh pihak kebun serta menentukan yield
31
(rendemen). Sortasi pada pabrik CPO dan kernel Tandun dapat dilihat pada
Gambar 3.2.
Spesifikasi sortasi TBS di PTPN V Tandun dapat dilihat pada Tabel 3.1.
membrondol
7. 5 Buah dalam ikut membrondol 5% Lewat matang II
Sumber : Dokumen Bagian Sortasi PKS Tandun (2021)
Buah yang memiliki mutu yang baik adalah buah yang memiliki fraksi 1, 2
dan 3 karena buah sudah matang dan membrondol. Sedangkan untuk kriteria
matang buah sawit didasarkan pada Surat Pedoman (SPED) No.
06/05.D2/VII/2002 berikut ini :
Tabel 3.2 Kriteria Matang Panen Buah Sawit PTPN V PKS Tandun
No Kriteria Persentase
1 Buah mentah 0
2 Buah matang 100
3 Buah afkir/busuk/tankos 0
Sumber : Dokumen Bagian Sortasi PKS Tandun (2018)
1. Tandan yang baru dipanen namun tangkai tandan membusuk dan buah
lapisan dalam dominan telah membrondol.
33
b. Lori
Lori adalah alat untuk mengangkut dan merebus tandan buah segar. Lori
diisi penuh dengan kapasitas 2,5 ton per lori. Lori yang dipergunakan memiliki
ukuran 140 cm x 250 cm x 120 cm dan lebar rail track 68cm. Pengisian lori
sebaiknya diisi sesuai kapasitas agar tidak terjadi kerugian. Jika pengisian lori
tidak penuh akan menurunkan kapasitas olah pabrik. Sebaliknya jika lori diisi
34
melebihi kapasitas maka akan terjadi benturan antara TBS dengan bagian
sterillizer yang mengakibatkan terlukanya buah yang merupakan salah satu
penyebab kenaikan ALB (Asam Lemak Bebas). Lori dan Bollard pada PKS
Tandun dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Untuk memudahkan perpindahan lori maka disertai juga rail track sebagai
jalur lori. Terdapat juga capstand dan bollard yang digunakan untuk penarik dan
pengkonversi arah tali yang terpasang pada lori.
Pada proses perebusan, TBS dipanaskan dengan uap pada temperatur 125-
140 oC dan tekanan 2,8-3,0 kg/cm2 selama 90 – 120 menit. Proses perebusan
dilakukan secara bertahap dalam tiga puncak (triple peak) agar diperoleh hasil
35
yang optimal serta buah sawit yang berada pada tandan bagian dalam dapat
terpipil dengan sempurna dan mempercepat pelunakan daging buah. Sterilizer di
Pabrik CPO dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Grafik perebusan sistem 3 (tiga) puncak dapat dilihat pada Gambar 3.6.
36
Waktu Tekanan
Step Keterangan
(menit) (Kg/cm2)
I 15 1,5 Puncak pertama
II 2 0 Pembuangan steam puncak pertama
III 30 2 Puncak kedua
IV 3 0 Pembuangan puncak kedua
V 45 3 Puncak ketiga
VI 5 0 Pembuangan steam puncak ketiga
Total 100
37
b. Thressing (Pemipilan)
Thressing terdiri dari beberapa peralatan yaitu auto feeder, stripper drum
dan conveyor. Auto feeder berfungsi untuk mengatur pengumpanan Tandan Buah
Rebus (TBR) ke stripper drum, dengan menuangkan buah masak ke dalam
stripper drum secara perlahan-lahan yang dapat diatur secara otomatis. Stripper
drum berbentuk silinder horizontal berkisi-kisi 5 cm. Proses pemipilan terjadi
akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut berputar,
dimana tandan bergerak keatas searah dengan putaran tromol, kemudian jatuh
sehingga membanting TBS tersebut pada dinding thresher dan menyebabkan
brondolan lepas dari tandannya dengan kecepatan putar 23 – 25 rpm. Pada bagian
dalam dari pemipil, dipasang batang-batang besi perantara sehingga membentuk
kisi-kisi yang memungkinkan brondolan keluar dari pemipil. Auto feeder dan
Thressher pada PKS Tandun dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Brondolan keluar dari bagian bawah pemipil dan ditampung oleh sebuah
fruit conveyor under threshing dan dibawa oleh fruit elevator menuju fruit
distributing conveyor untuk dikirim ke bagian digesting oleh distributing
conveyor. Sementara, tandan (janjang) kosong yang keluar dari bagian belakang
pemipil jatuh pada belt conveyor. Kemudian, hasil tersebut dikirim ke incenerator
melalui empty bunch elevator untuk dibakar kemudian dapat dijadikan sebagai
pupuk. Sebagian tandan kosong yang di hasilkan akan dibawak oleh truk untuk
ditebar di areal perkebunaan yang berfungsi sebagai pupuk dan mulsa bagi
tanaman sawit.
Kerugian yang terjadi pada proses pemipilan ada dua macam, yaitu kerugian
minyak yang terserap oleh tandan kosong dan kerugian minyak dalam buah yang
masih tertinggal di tandan (tidak membrondol). Tingkat kematangan buah dan
metoda perebusan buah sangat menentukan dalam keberhasilan proses pengolahan
buah sawit. Semakin tinggi tingkat kematangan dan semakin lama waktu
perebusan, semakin besar pula kemungkinan bahwa minyak akan meleleh ke luar
dari daging buah selama perebusan karena daging buah menjadi sangat lunak.
Saat proses pemipilan, minyak tersebut terserap oleh tandan.
a. Digester
Brondolan yang berasal dari unit pemipilan ditransfer dan dibagi ke digester
menggunakan distributing conveyor, sedangkan brondolan yang tidak tertampung
di digester ditransfer kembali ke fruit elevator. Digester merupakan alat
berbentuk bejana vertikal yang dilengkapi dengan pisau-pisau yang berputar
terdiri dari pisau pengaduk, pisau pelumat. Pisau pengaduk pada digester
berkecepatan 25-26 rpm. Pemanas berasal dari steam dengan suhu berkisar 90-
95C untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah press di screw press dan
pada suhu ini minyak telah mencair dan yang masih dalam bentuk emulsi pecah
menjadi minyak. Bagian dalam digester dilapisi skave plate untuk menghindari
keausan body, dan bagian luar dilapisi glass wool untuk meredam panas dalam
digester. Digester pada PKS Tandun dapat dilihat pada Gambar 3.9.
b. Screw Press
Screw press berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari
fibre dan nut (biji). Screw press terdiri dari silinder yang berlubang – lubang dan
didalamnya terdapat dua buah ulir (screw) yang bergerak berlawanan arah.
41
Tekanan pengempaan diatur oleh dua buah cone yang berada di ujung pengempa
yang dapat digerakkan maju mundur. Screw press di PKS Tandun dapat dilihat
pada Gambar 3.10.
pada PKS Tandun terdiri dari tahapan yaitu, sand trap tank (STT), vibrating
screen, crude oil tank, Continuous Settling Tank (CST), oil tank, vacuum dryer,
sludge tank, vibro single deck, single deck tank, buffer tank, separator, fat fit dan
storage tank.
a. Sand Trap Tank
Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pressing ditampung dalam oil gutter
dan dialirkan ke sand trap tank. Alat ini berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir
dalam minyak yang akan dialirkan ke saringan getar (vibrating screen) dengan
maksud agar ayakan terhindar dari gesekan pasir kasar yang dapat menyebabkan
keausan ayakan. Alat ini bekerja berdasarkan gravitasi yaitu mengendapkan
padatan. Pasir dengan berat jenis yang lebih besar akan mengendap dan
dikeluarkan secara kontinu sekali dalam empat jam melalui blow down hingga
volume tinggal 1/3 bagian. Sedangkan minyak yang berada dilapisan atas
mengalir karena over flow ke vibrating screen. Untuk memudahkan pengendapan
pasir, cairan minyak kasar harus cukup panas dengan temperatur dalam sand trap
tank dijaga 90-95oC dengan menginjeksikan steam.
Sand trap tank PKS Tandun dapat dilihat pada Gambar 3.11.
mesh, minyak yang akan disaring disemprotkan air panas yang bertujuan untuk
memudahkan penyaringan. Minyak hasil saringan dialirkan ke crude oil tank
(COT). Vibro Double Deck di PKS Tandun dapat dilihat pada Gambar 3.12.
Pada CST terbentuk tiga lapisan, yang pertama lapisan minyak, lapisan
kedua terdiri dari air dan sludge, serta lapisan ketiga berisi NOS. Akibat adanya
pengadukan, minyak yang mempunyai berat jenis kecil akan bergerak ke atas
sehingga minyak yang over flow melalui skimmer dialirkan ke oil tank dan
kotoran yang mengendap dialirkan menuju sludge tank. NOS yang berada
dilapisan bawah dialirkan ke bak penampungan kotoran. Alat ini dilengkapi
dengan alat pengaduk (agitator) 3-5 rpm yang diputar oleh electromotor agar
proses pemisahan minyak lebih sempurna, dimana pengadukan ini berguna untuk
menjadikan minyak yang mempunyai berat jenis lebih ringan akan bergerak naik
ke atas dan untuk mempermudah naiknya emulsi minyak dalam sludge di dasar
tangki. Kecepatan pengadukan tidak boleh terlalu tinggi karena akan
menyebabkan turbulensi sehingga mempersulit proses pemisahan.
e. Oil Tank
Minyak hasil pemisahan pada CST akan ditampung pada oil tank untuk
dipanaskan kembali sebelum diolah lebih lanjut pada vacuum dryer. Alat ini
berfungsi untuk mengendapkan kotoran halus. Diusahakan tangki tetap penuh
(minimal ½) untuk menjaga agar suhu pada oil tank dipertahankan tetap pada 90-
95 oC menggunakan steam coil berupa pipa spiral yang dialiri uap dengan tekanan
45
f. Vacuum Dryer
Minyak dari oil tank yang masuk ke vacuum dryer masih berkadar air lebih
besar dari ketentuan yang didasarkan pada mutu standar sehingga perlu
dikeringkan. Mutu produksi yang diinginkan dalam vacuum dryer adalah minyak
dengan kadar air maksimum 0,2%. Pegeringan air dari minyak bertujuan agar
mencegah terjadinya proses hidrolisis yang dapat meningkatkan komposisi asam
lemak bebas dari minyak.
g. Storage Tank
Storage tank merupakan tempat penyimpanan sementara CPO sebelum
o
dikirim. Suhu pada storage tank dipertahankan sekitar 45-55 C dengan
menggunakan sistem coil. Hal ini dilakukan agar minyak tidak mudah membeku
(tetap panas) serta menekan kenaikan asam lemak bebas (ALB) yang berkaitan
dengan mutu minyak. Selama penyimpanan terjadi peningkatan kadar asam lemak
bebas yang disebabkan oleh proses autokatalitik yang dipercepat oleh panas.
Untuk mempertahankan kualitasnya maka dihindari penggunaan panas yang
berlebihan. Kapasitas dari storage tank adalah 2000 ton dengan jumlah storage
tiga unit. Pemanas yang digunakan adalah coil bukan steam karena steam akan
menamabah kadar air dalam minyak.Storage tank PKS Tandun dapat dilihat pada
Gambar 3.14.
Lapisan selain minyak (sludge) pada VCT akan melalui proses sebagai berikut :
Vibro single deck di PKS Tandun dapat dilihat pada Gambar 3.15.
2. Buffer Tank
Buffer tank merupakan tempat penampungan sementara minyak dari vibro
single deck sebelum dialirkan ke sludge separator. Sludge yang masih terbawa
dalam minyak akan terendapkan pada bagian bawah tangki dan dikeluarkan
melalui kran-kran outlet untuk dialirkan ke decanter Pada alat ini diberikan
pemanasan dengan sistem injeksi steam langsung, dengan suhu sekitar 90-95 oC
dan tekanan 3 kg/cm2.
3. Decanter
Tahap berikutnya pemisahan minyak yang masih terbawa sludge yaitu
Decanter. Decanter berfungsi untuk memisahkan minyak yang masih terdapat
dalam serat serat halus yang terkandung dalam minyak kasar (crude oil) dari
COT. Selanjutnya minyak diproses kembali ke dalam CST. Lumpur dan kotoran
lainnya yang memiliki berat jenis yang lebih besar dari minyak terdorong ke
dinding bowl dan keluar melalui nozzle dibuang ke bak kondensat
4. Fat Pit
Fat Pit berfungsi sebagai tempat pengambilan akhir minyak yang terbuang
dari unit klarifikasi dan air kondensat yang berbentuk tangki bersekat. Campuran
48
dalam fat fit dipanaskan dengan menggunakan injeksi uap bertekanan 3 kg/cm2, di
fat Pit diinjeksikan uap sebagai pemanas untuk mempermudah proses pemisahan
minyak dengan kotoran. Minyak yang ada pada permukaan dibiarkan melimpah
(Overflow). Pengutipan minyak berasal dari fat fit dilakukan berdasarkan system
over flow (aliran limpah) yang mengalir pada suatu tempat kemudian dipompakan
kembali ke CST. Sludge kemudian dipompakan ke unit pengolahan limbah. Fat fit
PKS Tandun dapat dilihat pada Gambar 3.16
3.3.2. Depericarper
Depericarper merupakan alat pemisahan campuran serat dengan biji serta
membersihkan biji dari sisa – sisa serabut yang masih melekat dengan
menggunakan blower sebagai. Depericarper berupa suatu tromol tegak dan
panjang yang ujungnya terdapat blower penghisap dan fibre cyclone. Pemisahan
terjadi berdasarkan gaya gravitasi karena berat jenis ampas lebih ringan dari biji
sehingga ampas akan terhisap ke atas dan masuk ke fiber cyclone, kemudian
dibawa oleh fiber shell conveyor sebagai bahan bakar boiler dan biji yang lebih
berat akan jatuh melalui kisi-kisi ke nut polishing drum. Temperatur cake sebesar
60oC dengan kehilangan inti sawit pada fibre sebesar 1,5%.
LTDS I tapi hisapan blowernya lebih kuat. Cangkang dan inti pecah yang tidak
terpisah pada LTDS II diumpankan ke claybath. Kernel utuh yang lebih berat
jatuh ke kernel conveyor, selanjutnya dikirim ke kernel silo. Looses inti sawit
pada LTDS I dan LTDS II masing-masing sebesar 1,5% dan 2%.
3.3.8. Hydrocyclone
Penggunaan hydrocyclone tergantung pada jenis TBS yang diolah yaitu
jenis Dura. Apabila jenis TBS tenera maka hydrocyclone tidak perlu dioperasikan.
Campuran kernel dan cangkang yang berasal dari LTDS II didistribusikan
menggunakan conveyor ke hydrocyclone. Setelah dipisahkan antara kernel dan
cangkang, maka kernel diumpankan ke claybath sedangkan cangkang dikeluarkan
ke penampungan cangkang menggunakan blower.
analisa yang harus dilakukan dalam pengendalian mutu, antara lain analisa CPO,
kernel, losses dan air boiler, serta pengendalian limbah. Pengendalian mutu
dilakukan oleh bagian laboratorium. Pengendalian mutu produk merupakan
tahapan yang sangat penting dilakukan, karena baik buruknya mutu produk akan
mempengaruhi nilai jual produk itu sendiri. Pengendalian kualitas dapat dikatakan
suatu proses pengaturan secara standar yang telah ditentukan, dan melakukan
tidakan tertentu jika terdapat perbedaan. Analisa kualitas produksi dilakukan
sebagai pencapaian nilai kualitas yang menjadi standar produksi dan dapat
diterima dipasaran. Laboratorium sebagai pusat pengendalian mutu produk
berfungsi sebagai peneliti, pengontrol dan pemeriksa hasil-hasil produk olahan
apakah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Proses
analisa pengendalian mutu dapat dilihat pada Lampiran B. Untuk data losses
minyak sawit dan losses kernel dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Pengawasan mutu tidak hanya dilakukan pada produk yang siap dijual,
namun juga pada proses pengolahan produk itu sendiri. Pengawasan mutu minyak
dan inti sawit dapat dilakukan pada setiap proses pengolahan dengan
memperhatikan setiap unit proses pengolahan, sebagai berikut:
1. Sortasi dilakukan pada setiap truk yang masuk dengan menggolongkan fraksi
dari 00 sampai fraksi 5
2. Tekanan kerja sterilizer harus mencapai 2,8 – 3 kg/cm2 dan pembuangan air
kondensat harus betul- betul memperhatikan agar buah tidak basah
3. Tandan yang telah direbus, yang dimasukkan ke dalam drum pada stasiun
pemipilan sedapat mungkin dalam jumlah yang konstan sehingga pemisahan
brondolan berjalan dengan baik
4. Pada waktu operasi screw press sedapat mungkin digester dalam keadaan
penuh dan suhu harus dijaga 95oC. Penambahan air panas sebagai pengencer
diatur sehingga kadar air dalam minyak maksimum 30 %.
5. Mutu yang terbaik untuk mendapatkan lapisan minyak yang murni adalah 4 –
5 jam, dengan suhu minimal 90 oC
53
6. Daya isap di blower harus diatur agar serabut dan biji dapat terpisah dengan
baik dan harus selalu menjaga suhu pengeringan biji minimal 50 oC
Untuk membantu pelaksanaan dan operasi pabrik kelapa sawit maka harus
dilengkapi dengan unit pendukung yaitu unit utilitas. Unit utilitas pabrik kelapa
sawit meliputi:
54
55
b) Clarifier Tank
Clarifier tank merupakan tangki yang berbentuk silinder atau kerucut,
yang digunakan sebagai tempat penampungan air yang dipompakan dari
waduk.Clarifier Tank berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotoran yang tidak
larut seperti Lumpur. Alat ini bekerja memisahkan partikel berat dengan aliran
berputar. Partikel dengan berat jenis < 1 akan bergerak menuju permukaan air
sedangkan partikel dengan berat jenis > 1 akan mengendap kedasar clarifier.
Sebelum masuk ke clarifier tank, air terlebih dahulu diinjeksi tawas
(Al2(SO4)318H2O) dan soda ash (Na2CO3) dengan menggunakan pompa bahan
kimia, yang bertujuan untuk menjernihkan dan menaikkan pH air.
c) Sediment Tank
Sediment tank adalah tempat penampungan air dari clarifier tank. Sediment
tank berfungsi untuk mengendapkan kotoran yang masih terbawa dari clarifier
tank. Pengendapan kotoran terjadi secara gravitasi.
feed tank. Temperatur air dijaga 60-80oC sebagai pemanasan awal yang
bertujuan untuk mengurangi beban pemanasan pada deaerator.
4.2.3. Daerator
Deaerator adalah tempat penampungan air dari feed tank sebelum
dipompakan ke boiler. Deaerator berfungsi untuk menghilangkan oksigen
dan karbondioksida yang larut dalam air. Deaerator dilengkapi dengan pipa
– 20 kg/cm2 dan suhu 280oC. Sedangkan jumlah air yang diumpankan untuk
menghasilkan steam adalah maksimum 30 ton/jam. Adapun bagian-bagian dari
boiler pipa air yang digunakan di PTPN V PKS Sei Tandun adalah sebagai
berikut :
a) Ruang Pembakaran
Ruang ini merupakan tempat terjadinya proses pembakaran bahan bakar
untuk menghasilkan energi panas. Panas yang dihasilkan akan diterima oleh air
yang ada di dalam pipa-pipa di sekeliling ruang bakar dan akan mengubahnya
menjadi steam. Bahan bakar yang digunakan adalah cangkang (25%) dan
60
fiber (75%) yang merupakan limbah padat pada pabrik minyak sawit PTPN V
PKS Tandun.
b) Drum Boiler
Drum boiler merupakan tempat sirkulasi air dan uap. Drum boiler terdiri
dari dua buah drum yakni drum atas (upper drum) yang berfungsi sebagai
tempat supplyair serta pembentukan uap, dan drum bawah (lower drum) sebagai
tempat pemanasan air boiler. Maksimum batas air pada drum atas adalah
sebanyak ¾ kapasitas drum, sementara ruang sisa yang ada merupakan
tempat berkumpulnya steam yang terbentuk dari pemanasan pipa-pipa air yang
selanjutnya disupply untuk digunakan.
e) Pipa Superheater
Steam yang berasal dari drum atas tidak serta merta dipakai untuk proses
karena kemungkinan masih bersifat uap basah akibat berkontak dengan air.
Olehkarena itu perlu dipanaskan lagi agar terbentuk steam yang benar-benar
kering (superheated steam). Pemanasan itu dilakukan pada pipa yang disebut
dengan pipa superheater. Pipa-pipa superheater menerima panas dari gas panas
yang sudah melewati pipa-pipa pembentuk uap sebelumnya.
61
kg/cm2 dan temperatur uap masuk 270 oC. Sedangkan tekanan uap keluarnya
membuang steam jika tekanan di dalam BPV lebih dari 3,5 kg/cm2. Tekanan
Pada kolam ini terjadi reaksi mikrobiologis yang bertujuan untuk merombak
senyawa bahan organik yang komplek menjadi senyawa asam organik yang lebih
sederhana yang mudah menguap. Proses ini ditandai dengan adanya gelembug gas
metana dan CO2 sebagai hasil dari proses fermentasi secara anaerob.
2. Deoling Pond
Deoling Pond berfungsi untuk mengutip minyak hingga kadar minyak 0,4
%. Deoling pond ini merupakan instalasi tambahan untuk membantu fat pit yang
hanya mmapu mengutip minyak.
3. Maturation Pond
Kedalaman kolam ini sekitar 30 sampai 45 cm, kolam ini tidak perlu
digunakan apabila standart mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah
yang telah diproses telah masuk. Kolam ini dilakukan perhitungan dengan
pengukuran mikroorganisme yang terkanding dalam air yang telah diolah di
kolam anaerob.
4. Degradation Pond
Kolam ini berfungsi menguraikan senyawa-senyawa sederhana menjadi
senyawa terlarut. Pada proses ini gelembung gas metana dan CO2 sudah
berkurang. Kedalaman kolam ini 6,5 m. PKS Sei Tapung juga mempunyai 2
kolam anaerobik sekunder.
5. Sedimentation Pond
Sedimentation pond berfungsi sebagai pembersih limbah secara keseluruhan
dengan cara mengendapkan lumpur. Kolam ini adalah kolam yang terakhir dan air
limbah telah dapat dialirkan ke land application ke Afdeling I.
a) Tandan kosong
Tandan kosong yang dihasilkan sekitar 23-25% dari TBS yang diolah,
sehingga jumlahnya sangat besar. Ada tiga cara dalam memanfaatkannya:
66
67
Rumah Sakit. Areal yang dikelola oleh Perusahaan seluas 160.745 Ha, yang
terdiri dari 86.219 Ha lahan sendiri/inti dan 74.526 Ha lahan plasma.
1. Perusahaan Perkebunan
2. Tangguh
Tidak goyah dan tidak kehilangan arah dalam kondisi adanya tekanan atau
goncangan, baik dari luar maupun dari dalam karena mempunyai sifat
kelenturan (fleksibilitas) dan daya adaptasi yang tinggi. Tangguh dalam arti
mempunyai kekuatan dalam persaingan yang tajam.
3. Tumbuh
4. Berkembang
5. Persaingan Global
Mengelola agroindustri kelapa sawit dan karet secara efisien bersama mitra,
untuk kepentingan stakeholder, berwawasan lingkungan, unggul dalam
pengembangan sumber daya manusia dan teknologi.
1. Agroindustri
Adalah suatu kegiatan bisnis dalam industri perkebunan yang mencakup
kegiatan di hulu dan hilir.
3. Efisien
Efisiensi adalah ukuran yang menunjukkan bagaimana baiknya sumber-
sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output.
4. Mitra
5. Kepentingan Stakeholder
6. Berwawasan Lingkungan
7. Unggul
MANAGER PKS
TANDUN
Ismail, S.T
Kelompok karyawan shift memiliki hari dan jam kerja mulai dari senin
sampai sabtu dengan dua kali istirahat pada pukul 09.00 s.d 10.00 WIB dan 12.00
s.d 14.00 WIB.
6.1 Pendahuluan
Mesin Screw press Kelapa Sawit merupakan alat yang biasa digunakan
dalam proses pemisahan minyak di mesin digester. Worm Screw (Kempa Ulir) di
mesin Screw Press adalah salah satu komponen utama pada mesin pengekstraksi
CPO (Crude Palm Oil) / minyak mentah sawit dari Tandan Buah Segar. Pabrik
Minyak Kelapa Sawit memproses bahan baku berupa Buah Sawit atau sering
disebut Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude
Palm Oil) dan inti sawit ( Palm Kernel).
Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras berondolan yang telah
dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah – buah
yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau – pisau pelempar
dimasukkan kedalam feed screw conveyor dan mendorongnya masuk kedalam
mesin pengempa ( twin screw press ). Oleh adanya tekanan screw yang ditahan
oleh cone, massa tersebut diperas sehingga melalui lubang – lubang press cage
minyak dipishkan dari serabut dan biji.
6.1.1 Latar Belakang
Minyak sawit merupakan salah satu dari jenis minyak nabati dunia.
Konsumsi minyak nabati dunia rata-rata 90,5 juta ton/tahun pada periode 1993-
1997 dan diperkirakan 12,2 juta ton pada 2008-2012. Crude palm oil (CPO)
merupakan minyak nabati yang dihasilkan dari proses ekstraksi daging buah
sawit. Minyak ini merupakan produk awal dari proses pengolahan sawit. Minyak
CPO memiliki warna kemerah-merahan. Pemanfaatan minyak CPO sudah meluas,
yaitu telah dihasilkannya produk-produk turunan dari minyak CPO.
Persaingan sektor industri dihadapkan pada tantangan yang semakin berat
seiring dengan kemajuan peradaban manusia, suatu industri kelapa sawit harus
74
75
mampu menghasilkan minyak CPO yang mutunya lebih baik. Kualitas menjadi
faktor utama dalam pengambilan keputusan konsumen sebelum membeli barang
dan jasa, akibatnya kualitas merupakan faktor utama keberhasilan suatu produk
dipasaran.
Mutu minyak kelapa sawit bisa diukur dengan angka-angka dari minyak
sawit. Beberapa kriteria sederhana yang bias digunakan untuk mengukur kualitas
minyak sawit yaitu kadar : asam lemak bebas, kadar kotoran dan kadar air.
Produk CPO memiliki banyak kegunaan diberbagai industri antara lain :
1. Industri sabun berupa bahan penghasil busa
2. Industri baja berupa bahan pelumas
3. Industri pangan berupa minyak goreng, margarin, shortening dan vegetable
ghee
4. Industri oleokimia, antara lain berupa :fatty acids, fatty alcohol, dan
glyserin, dan biodiesel.
Ekstraksi atau pengutipan minyak dari buah kelapa sawit tidak akan pernah
mencapai 100%. Kehilangan minyak pasti akan terjadi, tetapi harus
diusahakan sekecil mungkin atau pada batas-batas yang telah ditolelir. Salah
satu parameter untuk menentukan apakah suatu PKS dapat dikatakan bekerja
efektif dan efisien yaitu angka-angka kehilangan minyak dan inti yang sudah
distandarkan seperti yang ditampilkan pada tabel. Jika pada proses
pengolahan pabrik ternyata angka-angka kehilangan minyak yang terjadi
melebihi angka-angka yang telah distandarkan maka dapat dikatakan pabrik
tersebut kurang efisien dan efektif.
Tujuan dari pengendalian proses mutu minyak kelapa sawit adalah untuk
memenuhi mutu minyak yang diharapkan oleh konsumen dan kelangsungan
proses lanjutan. Gangguan dapat terjadi karena pengaruh bahan baku atau oleh
perlakuan proses pengolahan yang dapat terjadi mulai dari awal proses sampai
dengan pada akhir proses. Untuk setiap proses pengolahan selalu ditemukan unit
78
Tabel 6.1 Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit Mentah (CPO), SNI 01-2901-2006
No. Kriteria Satuan Persyaratan
buah sebelum diolah. Agar proses di PKS berjalan dengan efektif dan efisien,
maka perlu ditetapkan standar kematengan buah yang di panen. Derajat
kematangan buah yang telah distandarkan yang ditampilkan pada tabel 6.3.
8 Brondolan 7%
Stasiun press adalah stasiun tempat pengolahan buah sawit yang telah
direbus untuk dipress dengan tujuan mengambil minyak dari buah sawit
tersebut. Unit operasi yang ada pada stasiun ini adalah sebagai berikut.
Conveyor/Elevator
Digester
Screw Press
Crude Oil Gutter
Sand Trap Tank
Cake Breaker Conveyor
81
Terdapat tiga tipe screw press yang umum digunakan dalam PKS yaitu
Speichim, Usine de Wecker dan Stork. Ketiga jenis alat ini mempunyai
pengaruh yang berbeda-beda terhadap efisiensi pengempaan. Alat kempa
Speichim memiliki feed screw, sehingga kontinuitas dan jumlah bahan yang
masuk konstan dibandingkan dengan adonan yang masuk berdasarkan
gravitasi. Kontinuitas adonan yang masuk kedalam screw press mempengaruhi
volume worm yang paralel dengan penekanan ampas, jika kosong maka
tekanan akan berkurang dan oil losses dalam ampas akan tinggi. Penggunaan
feed screw juga akan menimbulkan pertambahan investasi dan biaya perawatan
yang lebih besar.Oleh sebab itu dalam pengoperasiannya perlu dilakukan
perhatian yang lebih intensif. Screw press yang digunakan terdiri dari single
shaft dan double shaft yang memiliki kemampuan press yang berbeda-beda,
dimana alat press yang double shaft umumnya kapasitasnya lebih tinggi dari
single shaft.
2.Tekanan lawan
3. Stabilitas tekanan
4. Air pengencer
air pengencer yang terlalu banyak dapat mengakibatkan kandungan air cake
tinggi.Hal ini menyebabkan pemecahan cake yang lebih sulit dalam cake
breaker conveyor (CBC),semakin tinggi kandungan air ampas maka kalor
bakarnya akan semakin menurun yang dapat memperkecil kapasitas dan
efisiensi boiler, dan pemerahan biji yang berkadar air yang tinggi dalam silo
biji akan lebih dan dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekstraksi biji yang
lebih rendah.
Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras berondolan yang telah
dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah –
buah yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau – pisau pelempar
dimasukkan kedalam feed screw conveyor dan mendorongnya masuk kedalam
mesin pengempa ( twin screw press ). Oleh adanya tekanan screw yang ditahan
oleh cone, massa tersebut diperas sehingga melalui lubang – lubang press
cage minyak dipishkan dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju
stasaiun clarifikasi, sedangkan ampas dan biji masuk kestasiun kernel.
6.3 Metodologi
Pada sub bab metode penelitian diuraikan secara jelas dan singkat
mengenai peralatan, bahan dan rumus-rumus yang digunakan.
Analisa dilakukan di PKS Tandun pada hari kamis 8 April- 14 April 2021.
Alat dan bahan yang digunakan dalam menghitung oil losses ampas press
adalah cawan,timbangan analitik,oven,desikator,extraction,timble extraction,ampas
press,iso hexane,kertas saring.
6.3.3 Prosedur
a. Cawan petri dikeringkan menggunakan oven selama 15 menit pada
suhu 105oC
b. Kemudian dimasukkan kedalam desikator
c. Dilakukan penimbangan cawan petri, kemudian ditambah sampel
d. Dilakukan penimbangan cawan petri dan sampel, kemudian
didapatkan berat netto sampel yang digunakan
e. Cawan petri berisi sampel dimasukkan kedaam oven selama 3 jam
dengan temperatur 105oC
f. Dilakukan penimbangan kembali sampel yang telah dioven, untuk
mengetahui berat keringnya.
g. Timbang gelas labu kosong lalu isi dengan iso hexan ± 250 ml
h. Masukkan sampel ke dalam timble extraction lalu di extraksi selama 4
jam. Keluarkan timble extraction.
i. Gelas yang berisi minyak masukkan ke dalam oven selama 1 jam
dengan temperatur 105⁰C.
86
0,4567
Kadar minyak = × 100%=4,52%
110,1118
6.4.2 Pembahasan
Kadar minyak adalah minyak yang masing tersisa pada ampas press yang
menandakan efisien kerja alat screw press untuk memisahkan minyak kasar.
Banyaknya kadar minyak yang diperoleh pada ampas menandakan kurang efisien
nya kinerja alat screw press pada pengempaan massa adukkan dari digester.dari
data hasil diperoleh rata rata sebesar 4,79%,sedangkan norma untuk kehilangan
(losses) minyak ampas press maks 4,50%.Hasil ini menunjukan terjadi kehilangan
minyak diatas normayang sudah ditentukan.Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya losses
1.Tekanan yang tidak stabil
2.Jumlah biji yang pecah tinggi
3.Kondisi alat yang kurang bagus
4.Pemberian air pengencer pada screw press tidak tepat
5.Sistem hidrolik tidak bekerja dengan baik
Solusi untuk memperkecil losses pada screw press
1.Menstabilkan tekanan dan meratakan ampas yang masuk ke dalam screw press
2.Menurunkan jumlah biji pecah, semakin tinggi variasi tekanan dalam screw
press maka jumlah biji pecah semakin tinggi.
3. Perawatan (Maintenance) sebaiknya harus dilakukan secara rutin dan terjadwal
agar alat dapat beroprasi dengan baik supaya tidak menggangu proses produksi,
sehingga dapat memperkecil kerusakan alat dan dapat beroperasi secara
maksimal.
4.Mengatur jumlah air pengencer,Jumlah air pengencer yang diberikan tergantung
pada suhu air pengencer, semakin tinggi suhu air pengencer maka jumlah air
yang diberikan semakin sedikit
5.Sebaiknya perlu tindakan cepat untuk mengatasi dan memperbaiki jika terjadi
kerusakan. Agar proses press dapat berjalan dengan optimal.
88
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan kerja praktek yang telah dilakukan di PT. Perkebunan
Nusantara V Tandun dapat disimpulkan:
1. Kehilangan minyak ampas press melebihi norma yang ditentukan pada
tanggal 9,12,13 dan 14 yaitu 4,84%;4,83%;5,07% dan 5,36%.
2. Rata rata kehilangan minyak sebesar 4,79%
3. Kehilangan minyak ampas press dapat disebabkan oleh tekanan,air
pengencer,dan kondisi alat pengolahan.
4. Solusi untuk menurunkan kehilangan (losses) minyak adalah melakukan
menstabilkan tekanan dan melakukan perawatan pada alat.
7.2 Saran
Untuk meminimalkan kehilangan (losses) minyak ampas sebaiknya
dilakukan pemeriksaan dan perawatan yang telah ditetapkan untuk alat screw
press.
8
DAFTAR PUSTAKA
90