TUGAS AKHIR
OLEH:
NICA SEPTIANI
NIM. 303 2019 030
i
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
saya, di dalam naskah TUGAS AKHIR ini tidak terdapat karya ilmiah yang
pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu
Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini
Ketapang, 2022
Yang menyatakan,
MATERAI
10.000
Nica Septiani
303 2019 030
iii
ANALISIS PRODUKTIFITAS PENGGUNAAN MESIN EMPTY BUNCH
PRESS UNTUK MENAIKAN JUMLAH OIL EXTRACTION RENDEMEN
(OER) MINYAK KELAPA SAWIT DI PT SENTOSA PRIMA AGRO
ABSTRAK
Kata Kunci : OER minyak kelapa sawit, Rendemen CPO, Janjang kosong, mesin
Empty Bunch Press.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena
penulisan laporan ini banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki
penulis, Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
dan dukungan.
2. Bapak Endang Kusmana, SE., MM., Ak., CA, selaku Direktur Politeknik
Negeri Ketapang.
Pertanian (PHP).
v
4. Bapak Irianto SP.,S.ST.,M.MA selaku ketua program studi Teknologi Hasil
(TA) yang tidak pernah lelah memberikan inspirasinya dan bimbingan kepada
Penulis.
6. Bapak Munawar Kholil, S.Si., M.Pd selaku Dosen pembimbing 2 yang selalu
7. Ibu Emy Arahman, S.Pd., M.Pd selaku dosen penguji 1 yang telah
kepada penulis.
Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
Penulis
vi
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI .............................................................................................vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
vii
BAB III. METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................... 39
3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................... 39
3.2.1 Alat ................................................................................................. 39
3.2.2 Bahan .............................................................................................. 39
3.3 Prosedur Penelitian............................................................................... 39
3.3.1 Prosedur Pengolahan Tandan Kosong ............................................ 40
3.4 Parameter Penelitian............................................................................. 40
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 40
3.4.2 Analisa Minyak Pada Tandan Kosong ........................................... 42
3.5 Diagram Alir ........................................................................................ 45
3.5.1 Diagram Alir Penelitian .................................................................. 45
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 57
5.2 Saran ..................................................................................................... 57
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
I. PENDAHULUAN
meningkatkan mutu minyak kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit merupakan salah
satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting dalam sektor
pertanian umumnya. Hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang
Besar Swasta (PBS) sebesar 51,86%, Perkebunan Rakyat (PR) sebesar 41,42%,
dan Perkebunan Besar Negara (PBN) sebesar 6,72%. Luas areal perkebunan
peningkatan, yaitu 6,59 juta ha pada tahun 2006 menjadi 11,44 juta ha pada tahun
2015.
telah optimis pada tahun 2019 Industri Kelapa Sawit Indonesia tetap memiliki
prospek yang baik. Hal ini didukung dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia
1
yang semakin membaik. Produksi CPO (Crude Oil Palm) pada Tahun 2018
mencapai 43 juta ton naik sebesar 12% dibandingkan produksi pada tahun 2017
yang sebesar 28 juta ton dan dalam jumpa pers Refleksi Industri Kelapa Sawit
diperkirakan tetap tumbuh 4% -5% dalam tahun 2019, meskipun permintaan CPO
di dalam negeri dipastikan meningkat sering dengan program B20 yaitu program
pencampuran biodisel 20% pada bahan bakar. Mengingat mutu pendidikan telah
menjadi sorotan di mata dunia baik dari dalam maupun luar negeri, maka tenaga-
Di samping penghasil CPO (Crude Palm Oil) dan Palm Kernel, juga
menghasilkan tandan kosong sawit (TKS) yang merupakan limbah buangan dari
sementara standart penetapan management untuk oil losses dan palm kernel losses
di Unstripped Bunch (USB) adalah 0% terhadap TBS yang diolah dan target
Rendemen Palm Kernel 5,70% dan selalu terjadi komplen dari pihak ke tiga
(Kebun) tandan kosong yang akan di aplikasikan ke areal tanaman kelapa sawit
masih terdapat berondolan yang tidak terpipil yang di sebut USB, apabila terdapat
2
USB yang tak terkendali maka akan berpengaruh terhadap pencapaian produksi
Crude Palm Oil (CPO) dan palm kernel yang dihasilkan (Julianto, ddk., 2019)
itu milik masyarakat setempat dan perkebunan swasta. Luas lahan perkebunan
kelapa sawit di Kabupaten Ketapang pada tahun 2019 mencapai 490.739 Ha dan
pada tahun 2020 mencapai 673.200 Ha. Luas lahan yang didapat maka
Bukit Belaban Jaya Mill PT Sentosa Prima Agro (SPA) merupakan salah
satu perusaan yang bergerak di bidang industri kelapa sawit yang terletak di
anak dari Bumitama Gunajaya Agro (BGA) Group. Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
Bukit Belaban Jaya Mill ( BBNM) di PT Sentosa Prima Agro (SPA) saat ini
memproduksi Tandan Buah Segar (TBS) sebanyak 60 ton per jam dan Oil
Tahap pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) yang pertama kali dilakukan
adalah proses perebusan yaitu di stasiun rebusan (sterilization station). Proses ini
kehilangan minyak di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) awalnya terjadi pada proses
3
Sawit (TKKS) lebih besar (Tambos,A.S., 2021)
mesin tambahan yaitu empty bunch press. Analisa ini akan mencoba melihat
berapa banyak minyak yang dapat dikutip oleh mesin empty bunch press sehingga
jumlah minyak atau Oil Exraction Rendemen (OER) pada pabrik kelapa
press?
empty bunch press dan sesudah ada mesin empty bunch press.
4
1.4 Manfaat Penelitian
minyak atau Oil Extraction Rendemen (OER) dari hasil press janjang
kosong.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin yaitu Elaeis guineensis Jacq.
Tanaman kelapa sawit ini banyak sekali ditemukan di Indonesia terutama di Pulau
Sumatra dan Kalimantan yang merupakan daerah produsen minyak sawit terbesar
Indonesia.
Tanaman kelapa sawit, bukanlah tanaman asli yang tumbuh dari wilayah
Negara Indonesia. Tanaman ini berasal dari Nigeria daerah tropis di Afrika barat.
Kelapa sawit mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun 1848 oleh pemerintah
Belanda. Saat itu, pemerintah belanda membawa 4 bibit kelapa sawit yang terdiri
dari 2 bibit berasal dari daerah Bourbon (Maurutius) dan 2 bibit berasal dari
yang saat itu berkuasa di Indonesia, bibit kelapa sawit tersebut ditanam dan
pada tahun 1911. Usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia dirintis oleh
usahanya diikuti oleh K.Schadt. Dari usaha pembudidayaan kelapa sawit pada
periode awal dikembangkan berada di wilayah Deli, Sumatra Utara dan Aceh
dengan luas areal perkebunan mencapai 5.000 ha yang kemudian pada masa-masa
6
selanjutnya terus berkembang.
di Indonesia pada awal abad ke-20, menunjukan perkembangan yang sangat pesat
dan maju. Bahkan mampu menggeser dominasi ekspor Negara Afrika saat itu.
Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 578 ton ke
kelapa sawit sebesar 16% dari total luas lahan yang ada pada tahun 1948/1949,
padahal pada tahun 940 Indonesia mengekspor 250.000 ton minyak kelapa sawit
produksi kelapa sawit saat itu begitu berdampak tergesernya posisi Indonesia
berkembang pesat. Hingga tahun 1980 luas lahan areal perkebunan kelapa sawit
sawit sebesar 721.172 ton. Dari luas areal perkebunan 294.540 ha tersebut
7
semakin berkembang didukung oleh kebijakan pemerintah yang melaksanakan
program perkebunan inti rakyak perkebunan (PIR-Bun). Hingga tahun 2009 luas
perkebunan kelapa sawit Indonesia telah mencapai 7,2 juta ha atau pertumbuhan
double setiap tahunnya selama 30 tahun. Kebun rakyat, baik pola PIR maupun
Pada tahun 2017 luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia telah
mencapai 12,38 juta ha yang sebagaian besar terdapat di Sumatra dan Kalimantan.
Perkebangan perkebunan kelapa sawit ini telah berdampak luas dan posistif
devisa negara selain dari sektor migas, tapi juga mampu mendorong terciptanya
solusi reforestasi hutan gundul dan terlantar serta memperkuat nilai tawar
Buah (fructus) kelapa sawit merupakan buah yang dihasilkan dari tanaman
kelapa sawit. Buah kelapa sawit ini termasuk dalam jenis buah berdaging serabut
yang dikategorikan dalam tipe buah batu (drope). Buah kelapa sawit mempunyai
warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan.
Buah tumbuh bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah. Menurut
Pahan (2008) dalam satu tandan, terdapat 1000-3000 brondolan dengan berat
berkisar 3-6 kg pada tahun pertama berbuah dan semakin bertambah tahun
8
tanaman semakin tua yaitu berkisar 25-35 kg/tandan.
dalam identifikasi secara ilmiah. Klarifikasi tanaman kelapa sawit adalah sebagai
berikut:
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Subfamili : Cocodeae
Genus : Elaeis
Odora.
pada kisaran suhu 24-28˚C. Di bawah sekitar garis khatulistiwa, tanaman kelapa
sawit liar masih dapat menghasilkan buah pada ketinggian 1.300 m dari
dapat tumbuh dengan baik sampai kisaran suhu 20˚C, tetapi pertumbuhannya
Tanaman kelapa sawit baru menghasilkan buah saat berumur tiga tahun dan
masa produktifnya rata-rata 25 tahun. Buah kelapa sawit terdiri dari 3 lapisan
yaitu :
hingga kemerahan pada saat matang dan memiliki permukaan yang licin serta
9
mengkilap karena adanya lapisan malam yang tebal.
berserabut dan bagian ini mengandung minyak kelapa sawit (crude palm oil)
(endoperm) dan memiliki tekstur yang keras. Inti sawit atau endoperm
memiliki kandungan minyak yang biasa disebut minyak inti sawit (palm kernel
oil).
sawit. Berdasarkan ketebalan cangkang, tanaman kelapa sawit terdiri dari tiga
a. Dura
Buah dura memiliki ciri-ciri cangkang tebal (2-5 mm), daging buah yang
sedikit atau berkisar 20-65% dari berat buah, dan memiliki inti/palm kernel
yang besar yaitu 4-20% dari berat buah serta memiliki kandungan minyak atau
10
rendemen minyak sebesar15-17% dari berat buah.
b. Tenera
Buah tenera memiliki ciri-ciri daging buah yang tebal atau berkisar 60-90%
dari buah, dan memiliki inti yang tidak terlalu besar yaitu 3-15% dari berat
dari berat buah. Tipe buah ini merupakan hasil persilangan anatara sura dan
psifera.
c. Psifera
Buah psifera ini memiliki ciri-ciri cangkang tipis hingga tidak ada (0-0,5 mm),
daging buah yang tebal atau berkisar 92-97% dari buah, dan memiliki inti palm
kernel yang kecil yaitu 3-8% dari berat buah serta memiliki kandungan minyak
atau rendemen minyak sebesar lebih dari 23% dari berat buah.
Karakteristik varietas kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini:
Kenampakan
11
Pada umunya, buah yang dijadikan bahan baku untuk pengolahan miyak
kelapa sawit adalah tipe atau varietas Tenera. Tenera dipilih dikarenakan memiliki
kandungan minyak yang optimal dan memiliki cangkang yang tidak terlalu tebal
atau tipis.
Buah kelapa sawit merupakan bahan baku utama dalam industri pengolahan
minyak kelapa sawit (crude palm oil). Didalam buah kelapa sawit terutama dalam
bagian daging buah atau mesocrap mengandung minyak berkisar antara 19-26%
tergantung umur dan tipe/varietas buah. Selain pada daging buah, bagian lain yang
Utami (2010) menyatakn ada dua jenis minyak yang dapat diperoleh dari
bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) yaitu Crude Palm Oil (CPKO) dan Crude
Palm Kernel Oil (PKO). CPO diperoleh dari hasil pengolahan daging buah dan
CPKO diperoleh dari hasil pengolahan inti sawit. Secara garis besar buah kelapa
sawit terdiri dari daging buah (mesocarp) dan inti (palm kernel). Daging buah
kelapa sawit terdiri dari tiga lapis yaitu lapisan luar dan kulit (pericarp), lapisan
dalam (mesocarp) dan lapisan paling dalam (endocarp). Inti kelapa sawit terdiri
dari lapisan kulit biji (testa),(endosperm) dan (embrio). Daging buah mengandung
kadar minyak rata-rata 56% sedangkan intik mengandung minyak sekitar 44%.
Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi tetap.
12
Rata-rata komposisi minyak kelapa sawit dapat di lihat pada Tabel 2.2
berikut ini :
Minyak kelapa sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dan
asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya, minyak sawit
termasuk golongan minyak asam oleat dan linoleat. Minyak sawit berwarna
dapa suhu kamar, titik lebur banyak ditentukan oleh kadar asam lemak bebas
Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak
yang berbeda-beda. Panjang rantai antara 14-20 atom karbon. Dengan demikian,
Sesuai dengan panjang rantai dan sifat-sifat asam lemak yang ada dalam minyak
sawit, kandungan asam lemak terbanyak adalah asam lemak tak jenuh yakni oleat
(Mangoensoekarjo, 2003)
13
2.3.2 Sifat Fisik Minyak dan Lemak
kelarutan, titik cair, titik didih, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan dan titik
nyala. Warna minyak ditentukan oleh adarnya pigmen yang masih tersisa setelah
orange atau kuning disebabkan oleh adanya pigmen karoten yang larut dalam
minyak. Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami dan juga terjadi
monokarboksilat dengan jumlah atom karbon yang genap. Reaksi penting pada
A. Hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis, minyak atau lemak akan diubah menjadi asam lemak
bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis dapat menyebabkan kerusakan minyak atau
lemak karena tercampurnya sejumlah air dalam minyak atau lemak tersebut.
Minyak atau lemak dapat di hidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak bebas
lkarena adanya kadar air. Reaksi ini diperepat karena adanya basa,asam dan
enzim. Hidrolisis oleh enzim lipase akan menyebabkan kadar asam lemak bebas
B. Oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung jika terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik
14
pada minyak. Oksidasi dimulai dengan pembentukan peroksida dan terurainya
C. Hidrogenasi
dalam rangkaian asam lemak dari trigliserida. Akibat yang ditimbulkan yaitu titik
cair lemak atau minyak akan meningkat atau naik dan minyak atau lemak menjadi
dihasilkan terhadap TBS yang diolah (Pardamean, 2008). Bagi pabrik, rendemen
dapat menjadi indikator untuk menjaga kualitas minyak kelapa sawit yang
yang sangat penting dalam perdagangan dunia. Oleh karena itu, syarat mutu harus
merupakan parameter yang sangat penting dalam pengolahan CPO karena mutu
sebagai salah satu standar yang menentukan kualitas dan nilai jual dari CPO itu
sendiri.
15
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2901-2006 mengenai
mutu minyak kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut ini :
CPO yang bermutu serta dapat bersaing di pasar global dapat diperoleh
kualitas (quality control). Parameter dan standar mutu CPO PT Sentosa Prima
Tabel 2.4 Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit PT Sentosa Prima Agro
No Parameter Standar
1 Warna Jingga kemerah-merahan
2 Kadar air 0,20 Maks
3 Asam lemak bebas 3,5 Maks
4 Kadar kotoran 0,020 Maks
Sumber : PT Sentosa Prima Agro, 2022
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pengolahan CPO berupa
TBS (Tandah Buah Segar). Pabrik kelapa sawit PT SPA mengolah tandan buah
sawit segar dengan kapasitas olah 60 ton TBS/jam, setiap hari menerima dan
mengolah TBS yang berasal dari kebun internal dan eksternal. TBS internal
berasal dari kebun milik BGA Group yang berada di seluruh wilayah, sedangkan
TBS eksternal berasal dari koperasi dan kelompok tani yang berada di sekitar
16
pabrik kelapa sawit.
Stasiun penerimaaan buah adalah sebagai tahapan awal dari seluruh tahapan
stasiun yang penting, karena daristasiun penerimaan bisa diketahui mutu buah
yang akan diolah untuk didapatkan hasil olahan berupa Crude Palm Oil (CPO)
dan Palm Kernel, mutu TBS yang diterima harus benar diperhatikan agar
Satpam merupakan salah satu unit yang menjaga dalam sebuah pabrik.
Mobil yang mengangkut TBS, CPO, palm kernel dan janjang kosong yang harus
melapor dan menunjukan Surat Pengiriman Buah (SPB), lalu di pos satpam
dilakukan pencatatan plat nomor polisi, nama supir, nomor Surat Pengirim Barang
berikut:
17
4. Memeriksa dan mencatat nomor seluruh kendaraan serta kelengkapan
stasiun jembatan timbang berfungsi untuk mengetahui jumlah berat bahan atau
elektronik yang terdiri dari jembatan timbang, ruang timbang, dilengkapi dengan
indikator dan komputer. Jenis jembatan timbang yang digunakan di PT SPA yaitu
JTR 600-DM dengan kapasitas timbangan 40 ton. Jenis penimbangan terdiri dari 2
yaitu untuk menimbang TBS yang masuk dan untuk menimbang hasil produksi
meliputi CPO, palm kernel, jangkos, fiber, cangkang dan besi tua.
timbangan, untuk keakuratan data, jika posisi kendaraan tidak berada di tengah-
tengah maka keseimbangan berat beban tidak stabil. Sebagai antisipasi maka
security atau pihak keamanan berperan penting juga untuk mengatur posisi
kendaraan pada saat penimbangan. Kondisi mesin kendaraan yang masih menyala
dan sopir dipastikan keluar dari kendraan. Hal ini perlu diperhatikan karena
getaran yang ditimbulkan oleh mesin kendaraan dan sopir yang berada didalam
18
kendaraan akan mempengaruhi sensor dan timbangan yang diterima oleh load cell
bahan baku berdasarkan mutu atau kualitas TBS berdasarkan bobot,ukuran dan
jenisnya. Di pabrik bertujuan untuk mengetahui dan menjaga mutu TBS yang
diterima sesuai kriteria yang telah ditentukan oleh PKS. Sedangkan sortasi adalah
kegiatan menyortir TBS yang diterima apakah TBS tersebut memenuhi kriteria
atau tidak. Jika tidak termasuk kriteria maka TBS akan dikembalikan.
tujuan utama penyortiran TBS untuk memperoleh kadar minyak yang tinggi dan
kadar Asam Lemak Bebas (ALB) yang rendah. Penyortiran yang dilakukan di PT
Pada kegiatan ini dilakukan pemulangan pada buah – buah yang tidak
masuk dalam kriteria. Buah yang di terima di PT SPA ini adalah buah yang
berjenis dura dan tenera , buah yang masak dan memenuhi standart . Kriteria buah
a. Buah Mentah yaitu buah yang tidak matang dimana buah dalam satu tandan
b. Buah Tandan Kosong yaitu buah sawit yang tidak memiliki brondolan, hal ini
bisa terjadi akibat proses pemanenan yang sudah lewat masa panen.
c. Buah Sakit yaitu buah yang tidak bagus. Buah yang berwarna matang tetapi
19
tidak dapat membrondol dan daging buah tersebut membusuk dan gugur.
d. Buah Jantan yaitu buah yang gak jadi yang berukuran kecil yang tidak
mempunyai biji.
buah segar) sebelum diproses dan diolah menjadi produk CPO (crude palm oil)
dan palm kernel. Di PT SPA memiliki loading ramp terdiri dari 50 pintu, 30 pintu
buah eksternal (buah yang berasal dari kebun masyarakat sekitar) dan 20 pintu
buah internal (buah yang berasal dari kebun milik BGA Gruop). Pintu loading
Sistem yang digunakan untuk memasukan TBS ke perebusan adalah prinsip First
In First Out (FIFO). Sistem FIFO adalah sistem dengan prinsip TBS yang lebih
awal masuk akan terjadi TBS yang lebih awal keluar dari stasiun loading ramp.
Stasiun loading ramp dikontrol 2 orang operator yang masing-masing dibagi atas
2 shift. Setelah TBS masuk ke dalam Conveyor, maka selanjutnya TBS akan
1. Hopper
Hopper penampungan loading ramp ini dilengkapi dengan hydrolic system untuk
20
membuka dan menutup pintu. Hopper adalah pintu yang berfungsi sebagai tempat
memasukkan buah dan mengatur buah yang akan masuk ke dalam conveyor.
2. Hydrolic system
bekerja dengan memanfaatkan tekanan oli dari pompa dalam rangkaian power
pack, kemudian tenaga atau tekanan tersebut diteruskan ke unit motor hydrolic
FFB merupakan alat yang membawa TBS dari hopper yang akan diterukan
FFBIC merupakan alat yang membawa TBS dari FFBIC menuju Fresh
5. Chute
Chute merupakan alat yang digunakan sebagai masuknya TBS kedalam tabung
sterilizer. Chute di PT. SPA terdapat 6 unit pada masing-masing tabung sterilizer.
21
Persyaratan atau kriteria kematangan TBS yang digunakan pabrik kelapa
pematangan TBS, dengan menggunakan steam dari Back Pressure Vessel (BPV)
dengan tekanan sebesar 2,8 barg - 3 barg. Perebusan di pabrik kelapa sawit PT
SPA berjumlah 6 unit yang berbentuk vertikal dengan suhu 130ºC - 140ºC .
Kapasitas sterilizer 30 ton/unit yang dilengkapi dengan pintu bawah dan pintu
atas. Waktu perebusan di PT SPA selama 90 menit dengan sistem Tiga Puncak
(Triple Peak). Masak atau tidaknya hasil perebusan buah sangat menetukan untuk
22
Berikut Grafik pola Tiga Puncak (Triple Peak) pada sistem perebusan dapat
Gambar 2.2 Sistem Perebusan Tiga Puncak PT Sentosa Prima Agro (SPA)
Fungsi dalam setiap Tiga Puncak (Triple peak) di PT SPA dapat dilihat
dibawah ini :
1. Peak 1 bertekanan 1,5 barg yaitu untuk membuang udara yang terdapat di
dalam sterilizer selama 2 menit, menaikan tekanan steam dari 0 – 1,5 barg
selama 7,5 menit, dilakukan pembuangan steam dari 1,5 – 0 barg dan
2. Peak 2 bertekanan 2,5 barg yaitu untuk membuang kadar air dan zat asam.
Untuk menekan kembali sisa-sisa udara yang masih tersisa dalam bejana dan
membuang udara bersama uap air dan bersamaan dengan kondensat. Menaikan
tekanan steam dari 0 – 2,5 barg selama 10 menit, dilakukan pembuangan steam
dari 2,5 – 0 barg dan dilakukan buangan air kondensate selama 3 menit.
23
3. Peak 3 bertekanan 2,98 barg – 3 barg yaitu untuk memaksimalkan perebusan
barg selama 16,5 menit, dilakukan penahanan waktu perebusan untuk merebus
TBS selama 38 menit, pembuangan steam dari 2,98/3 barg – 0 barg dan
berikut:
Dalam buah yang dipanen terdapat enzim lipase dan oksidasi yang tetap
tertentu. Enzim dapat dihentikan secara fisika dan kimia. Aktifitas enzim
buah dalam presentase yang relative kecil. Enzim pada umumnya tidak efektif
lagi pada suhu 50˚C. Namun jika ditinjau dari proses pengolahan selanjutnya
atau di threser. Minyak dan inti sawit terdapat pada dalam buah, maka untuk
24
3. Mengurangi kadar air dalam buah yang direbus.
Sterilisasi buah dapat menyebabkan menurunkan kadar air buah dan inti,
yaitu dengan cara penguapan baik saat perebusan sebelum saat pemipilan.
proses pengempaan. Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah
akan menyebabkan minyak sawit antar sel akan bersatu dan mempunyai
viskositas yang rendah sehingga mudah keluar dari dalam sel sewaktu proses
penempaan berlangsung.
Selama perebusan, kadar air dalam buah akan berkurang karena proses
mempermudah pemisahan zat non lemak (zat non-solid). Dalam proses ini
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 15%.
Kadar air yang turun hingga 15% akan menyebabkan inti susut sedangkan
tempurung biji tetap, maka terjadi inti yang lekang dari cangkang. Hal
25
ini akan memebantu fermentasi didalam palm nut silo, sehingga pemecahan
biji dapat berlangsung dengan baik demikian juga pemisahan inti dari
cangkang dalam proses pemisahan kering atau basah dapat menghasilkan inti
yaitu :
1. Tekanan sterilizer/steam
2. Suhu sterilizer/temperatur
1. Unit Sterilizer (vessel) yang dilengkapi dengan dua unit fungsi yang berfungsi
2. Pipa dan valve inlet yang berfungsi untuk memasukan steam dari anggine
room ke sterilizer.
3. Pipa dan valve kondensate yang berfungsi untuk pembuangan steam hasil
26
6. Savety Valve berfungsi sebagai katup pengaman saat tekanan dalam sterilizer
conveyor.
direbus menjadi brondolan dan janjang kosong (jangkos) dengan sistem putaran
ton/jam. Pada stasiun ini tandan buah segar yang telah direbus dipisahkan antara
brondolan dengan tandannya dengan putaran 20-21 rpm/menit dan bantuan kisi-
kisi yang ada di dalam thresher, tandan buah segar dibanting sehingga brondolan
terlepas dari tandan kemudian masuk ke conveyor dan elevator fruit distributing
dibawa ke empty bunch press untuk di press dan diambil minyak yang masih
terdapat pada janjang kosong. Alat-alat yang terdapat pada Threser yaitu :
1. Threser Drum
dengan cara bantingan atau sentrifugal. Alat ini berupa mesin berbentuk drum
2. Bunch crusher
27
yang masih tertinggal mudah lepas dari second threser.
threser.
Bottom cross conveyor adalah alat yang berfungsi sebagai tempat penampung
Fruit conveyor adalah alat yang berfungsi membawa naik brondolan yang
berasal dari bottom cross conveyor menuju distributing feed conveyor untuk
brondolan-brondolan yang berasal dari elevator fruit menuju digester. Jika tabung
8. Chute
Chute merupakan alat yang berfungsi sebagai pintu masuk buah atau alat pen
28
transfer buah yang akan masuk ke tabung digester.
Empty bunch press merupakan alat pengepressan pada stasiun Empty bunch
press dengan tekanan 80-95 Psi yang mengolah tandan kosong dari hasil
klarifikasi untuk diolah kembali. Kapasitas mesin ini 14 ton/jam, dengan tipe KH-
Janjangan yang keluar dari EB Press diharapkan kandungan oil nya sedikit
mungkin sehingga dapat mengurangi oil losses proses produksi CPO. Janjangan
(IEBC) menuju area luar janjang kosong. Sedangkan cairan / Liquor (oil dan air)
Empty Bunch Press merupakan suatu unit mesin yang berfungsi untuk
terurai untuk dijadikan pupuk PKS. Dari hasil pengepresan janjang kosong
tersebut juga akan diperoleh minyak yang masih terperangkap dalam janjang
kosong. Empty bunch press memiliki komponen atau peralatan yang terdiri dari
29
Penggunaan mesin Empty Bunch Press dimaksudkan untuk mengutip
produksi, tandan kosong akan di press dengan mesin Empty Bunch Press yang
menghasilkan minyak kasar dari jumlah TBS olah dengan kemampuan pengutipan
oleh mesin EBP. Setelah itu, hasil pengutipan diteruskan ke proses berikutnya
Masin Fibre cutter adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghancurkan
penghancur tandan kosong yang bekerja berdasarkan putaran dua buah drum
berulir yang berputar berlawanan arah. Umpan akan masuk dari bagian atas
kemudian akan jatuh tergilas diantara kedua drum berulir tersebut. Terdapat
lapisan press cage di bagian bawah drum dan masing-masing terdapat 4 buah
Prinsip kerja dari alat Fibre cutter adalah berdasarkan dari putaran drum
penghancur tandan buah kosong dan terdapat pelat dinding yang berkisi-kisi
sehingga tandan kosong tersebut akan keluar menjadi berupa serat-serat. Putaran
drum tersebut digerakan oleh elektromotor yang dipindahkan melalui belf dan
Naban (2011) mengatakan bahwa pada dasarnya apabila unit pada Stasiun
Threser sudah bekerja dengan baik maka proses selanjutnya pada Stasiun Empty
30
Bunch akan lebih efektif bekerja sesuai fungsinya dalam pengempaan janjangan
kosong agar meminimalisir oil losses yang masih ada pada janjangan kosong
tersebut.
Cairan yang keluar dari alat kempa terdiri dari campuran minyak, air dan
padatan bukan minyak. Untuk memisahkan minyak dari fase lainnya perlu
kualitas atau mutu dari minyak tersebut akibat adanya proses reaksi hidrolisis dan
Kelapa Sawit) merupakan limbah yang hasil pengolahan dari pabrik kelapa sawit.
Selama ini tandan kosong dari hasil pengolahan pada PKS belum dimanfaatkan
limbah padat tandan kosong oleh PKS masih sangat terbatas. Tandan kosong
memiliki potensi untuk dijadikan berbagai macam produk. Alat-alat yang terdapat
1. Screw Press
Screw Press berfungsi untuk memeras atau mengepres janjang kosong keluaran
2. Press Cage
Press Cage berfungsi sebagai alat yang mengeluarkan dan menyaring minyak
hasil press an dari alat screw press agar janjangan tidak masuk ke bak penampung
31
3. Gear box
Gear box merupakan komponen utama motor yang disebut sebagai sistem
pemindah dan mengubah tenaga dari motoran yang berputar, yang digunakan
4. Perangkat Elektromotor
gerak.
minyak hasil press di stasiun Empty bunch press ke stasiun Klarifikasi untuk
Janjang kosong yang telah di press akan dibuang ke komposting atau tempat
32
TBS
Jembatan Timbang
Sterilizer
Jangkos
diaplikasikan ke
Threser Empty Bunch Press lahan sebagai
pupuk
perkebunan
Digester
Press
Sand Trap Tank Depericarper
Continious LTDS 1
Setling Tank
Sand Cyclone
Storage Tank Shell Hopper
Buffer Tank
Despact CPO Kernel Silo
Continous
Contrifuge Tank
Fat Pit Kernel Bunker
Suldge Pit
Recovery Pit Despact Palm Kernel
Sumber : PT. Sentosa Prima Agro, 2022
Gambar 2.3 Skema Alur Proses Pengolahan Kelapa Sawit
33
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendemen CPO
2.5.1 Varietas Tanaman
varietas kelapa sawit diantaranya Dura, Pisifera, dan Tenera. Perbedaan ketebalan
daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan rendemen minyak sawit yang
dari umur 3-7 tahun (periode tanaman muda) mencapai tingkat produksi maksimal
pada umur sekitar 15 tahun (periode tanaman remaja) dan mulai menurun pada
34
periode tanaman tua sampai saat-saat menjelang peremajaan kembali (replanting).
Setiap pohon sawit dapat menghasilkan 10-15 TBS per tahun dengan berat 3-40
kg per tandan, tergantung umur tanaman. Dalam satu tandan terdapat 1000-3000
Salah satu tindakan yang amat penting dalam teknik budidaya tanaman
kelapa sawit mampu lebih cepat berproduksi. Pemeliharaan tanaman kelapa sawit
meliputi beberapa hal, antara lain penyulaman (pergantian tanaman yang mati atau
kurang baik), penanaman tanaman sela (tanaman yang berumur pendek dan tidak
Mutu CPO yang dihasilkan sangat ditentukan oleh mutu TBS, sedangkan
mutu TBS dipengaruhi oleh sistem panen. Kesalahan pada langkah pengumpulan
hasil dapat mengakibatkan mutu CPO tidak memenuhi syarat. Sebagai akibatnya
sistem panen yang ditetapkan di suatu perkebunan. Panen yang tidak terkendali
35
dipengaruhi perlakuan sejak awal panen. Faktor penting yang cukup berpengaruh
kematangan buah mempunyai arti penting sebab jumlah dan mutu minyak yang
akan diperoleh sangat ditetikan oleh faktor ini. Apabila pemanenan buah
mengandung ALB dalam presentase tinggi (lebih dari 5%). Sebaiknya, jika
pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang, selain kadang ALB-
nya rendah, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah (Pahan, 2006).
Pengolahan kelapa sawit yang dilakukan secara mekanis dan fisika dapat
berperan dengan baik jika tersedia bahan baku yang sesuai dan kinerja pabrik
penguasaan terhadap proses pengolahan, kinerja mesin dan alat serta memadukan
Stasiun penerimaan TBS, TBS yang diterima ditimbang dengan teliti agar
didapat perhitungan rendemen yang tepat dan langsung diolah agar tidak terjadi
pelakuan pada buah yang dapat meningkatkan Asam Lemak Bebas (ALB) dan
Dimana tekanan yang digunakan adalah 2-3 kg/cm². Apabila tekanan ˂ 2 kg/cm²,
maka waktu perebusan akan semakin lama. Hal ini akan menyebabkan kehilangan
minyak pada tandan kosong dan pada air kondensate akan meningkat. Pada
stasiun penebahan atau threser berputar dengan kecepatan 23-25 rpm. Bila
36
putaran dibawah 23 rpm maka brondolan buah tidak terlepas sempurna dari
penentu dalam pencapaian kapasitas dan efisiensi olah, tetapi dapat juga
menentukan pencapaian rendemen atau mutu hasil minyak kelapa sawit. Secara
perbandingan antara masukan (input) yang diberikan dan keluaran yang diperoleh
(output). Efisiensi yang dimaksud adalah efisiensi mesin olah. Biasanya yang
menjadi acuan adalah efisiensi jalan mesin press dan efesiensi jalan pabrik, pada
pabrik yang dikendalikan dengan semestinya efisiensi jalan mesin press minimum
adalah 90% dan efisiensi maksimum adalah 95%. Efiensi tersebut dapat diukur
dengan mencatat jam berhenti mesin press, baik karena kerusakan atau kemacetan
2003).
Pabrik kelapa sawit tidak hanya sekedar memproduksi minyak kelapa sawit.
Pabrik yang memproduksi minyak kelapa sawit penting untuk mengetahui cara
mengetahui seberapa besar pabrik dalam memproduksi minyak kelapa sawit. Hal
ini akan berguna bagi pabrik karena rendemen yang diketahui dapat menjadi
sawit. Berikut lebih jauh mengenai rendemen minyak kelapa sawit yang pasti ada
37
kelapa sawit kasar atau CPO yang di produksi dalam setiap kilogram buah kelapa
dipergunakan untuk menghitung rendemen dari kelapa sawit dalam sebuah pabrik,
kelapa sawit dengan satuan dalam persen (%). CPO merupakan jumlah atau
kuantitas dari Crude Palm Oil yang di produksi dengan satuan dalam kilogram
(kg). TBS merupakan jumlah atau kuantitas dari Tandan Buah Segar yang
rendemen dari minyak kelapa sawit. Pengendalian mutu minyak kelapa sawit
terkait dengan kualitas. Jika tidak dikendalikan, maka mutu dari minyak kelapa
sawit menjadi tidak konsisten. Kadang memiliki mutu yang baik dan kadang
tidak. Jika demikian, tidak hanya akan membahayakan pabrik, pekerja pabrik,
rendemen pabrik kelapa sawit juga untuk mengukut kualitas pabrik dalam
38
III. METODELOGI PENELITIAN
Agro (SPA) Unit kerja Bukit Belaban Jaya Mill (BBNM) Kecamatan Sungai
Melayu Rayak, Kabupaten Ketapang pada tanggal 12 Juni 2022 dan data yang
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah crystallizing dish, paper
timble, Soklet, Kondensor, Oven, Hot Plate, Beaker Glass, Desikator, Neraca
Analitik, Electro heating manthel, Spatula Labu ekstraksi atau flask bottom
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah N-Heksan, Sampel padat
(Tandan kosong), Sampel cair (Minyak hasil dari empty bunch press).
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Creswell (2015), metode studi kasus (case
(bounded system) atas satu kasus ataupun pada sebagian kasus secara terperinci
dengan penggalian data secara mendalam. Beragam sumber informasi yang kaya
39
3.3.1 Prosedur Pengolahan Tandan Kosong
Proses pengolahan tandan kosong yang berasal dari stasiun Threser setelah
diolah pada proses selanjutnya. Buah yang terpipil akan dilanjutkan ke stasiun
digester dan press untuk menghasilkan minyak kelapa sawit. Tandan kosong
mesin press agar minyak yang terkandung dalam tandan kosong dapat dikutip dan
tandan kosong berupa minyak, air, dan sludge akan disaring pada mesin penyaring
cairan atau vibrating screen single deek untuk disaring serabut yang ikut mengalir
di pompa tranfer untuk diteruskan ke recovery fit atau bak pengutipan minyak.
Untuk analisa minyak pada tandan kosong yang sudah di press diambil sampel
cair pada bak penampung atau liquer tank agar dapat dikelahui jumlah minyak
yang terkutip. Sedangkan analisa minyak pada tandan kosong sebelum di press
diambil sampel padat berupa tandang kosong keluaran stasiun threser dan
kandungan minyaknya.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
40
dari penelitian ini.
Studi literatur merupakan salah satu teknik untuk mendapatkan data serta
dilakuakan secara langsung data dilapangan baik dari bahan baku, proses
stasiun empty bunch press di PT Sentosa Prima Agro selama periode 01 Juni
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini dilakukan dengan pengumpulan data TBS yang diolah
penelitian ini adalah data primer mengenai jumlah hasil minyak yang terdapat
pada tandan kosong setelah di press di mesin empty bunch press dari tanggal
5. Pengolahan Data
Pengolahan data Tugas Akhir ini adalah dengan menggunakan data primer
dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari hasil
perhitungan TBS olah dan hasil jumlah minyak dari pengepressan di mesin
Empty Bunch Press selama periode 01 Juni sampai dengan tanggal 27 Juni
41
6. Hasil dan pembahasan, membahas hasil dari penelitian yang dilakukan serta
bunch press.
diteliti.
8. Selesai.
pemisahan zat dari campurannya dengan pemanasan, pelarut yang digunakan akan
memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi (Sri Irianty dan Yenti,2014).
a. Sampel padat
dingin
42
11) Dimasukkan sampel yang di paper thimble tadi ke dalam soxhlet extractor
13) Dirangkai alat soxhlet dan dialirkan air pada kondensor pada alat soxhlet
19) Ditimbang dan dicatat berat minyak yang ada di flask bottom
b. Sampel cair
43
extractor
13) Dirangkai alat soxhlet dan dialirkan air pada kondensor pada alat soxhlet
19) Ditimbang dan dicatat berat minyak yang ada di flask bottom
44
3.5 Diagram Alir
Diagram alir penelitian studi kasus dalam penelitian tampak pada Gambar
Mulai
Identifikasi Masalah
Pengumpulan data
Pengolahan data
Kesimpulan
Selesai
45
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
(BBNM) PT Sentosa Prima Agro dari tanggal 01 Juni 2022 sampai 27 Juni 2022
Tabel 4.1 Data Hasil Analisa % OER Minyak yang terkutip di Empty Bunch
Press
Empty Empty Empty Oil
Ratio Oil
TBS Olah Bunch Ratio Bunch Bunch Oil To
Tanggal Empty Produksi
(ton) Product Liquor Before after Save OER
Bunch (ton)
(ton) Press press CPO
01-Jun-22 1.403.183 23,90% 335.361 9,80% 8,85% 2,20% 6,65% 21,86 0,16%
02-Jun-22 1.198.934 23,90% 286,545 9,80% 7,76% 2,09% 5,67% 15,92 0,13%
03-Jun-22 1.431.093 23,90% 342,031 9,80% 8,30% 2,21% 6,09% 20,41 0,14%
04-Jun-22 1.143.531 23,90% 273,304 9,80% 9,26% 2,18% 7,08% 18,96 0,17%
05-Jun-22 920.852 23,90% 220,084 9,80% 7,54% 2,24% 5,30% 11,43 0,12%
06-Jun-22 1.372.703 23,90% 328,076 9,80% 9,42% 2,22% 7,20% 23,15 0,17%
07-Jun-22 1.449.595 23,90% 346,453 9,80% 10,11% 2,17% 7,94% 26,96 0,19%
08-Jun-22 1.311.514 23,90% 313,452 9,80% 10,74% 2,28% 8,46% 25,99 0,20%
09-Jun-22 1.493.044 23,90% 356,838 9,80% 10,25% 2,21% 8,04% 28,12 0,19%
10-Jun-22 1.535.143 23,90% 366,899 9,80% 8,64% 2,06% 6,58% 23,66 0,15%
11-Jun-22 1.335.056 23,90% 319,078 9,80% 7,13% 2,12% 5,01% 15,67 0,12%
12-Jun-22 874.948 23,90% 209,113 9,80% 8,55% 2,28% 6,27% 12,85 0,15%
13-Jun-22 1.440.174 23,90% 344,202 9,80% 8,24% 2,15% 6,09% 20,54 0,14%
14-Jun-22 1.382.441 23,90% 330,403 9,80% 8,32% 1,97% 6,35% 20,56 0,15%
15-Jun-22 1.080.300 23,90% 258,192 9,80% 8,81% 2,11% 6,70% 16,95 0,16%
16-Jun-22 1.218.766 23,90% 291,285 9,80% 8,17% 1,97% 6,20% 17,70 0,15%
17-Jun-22 1.289.989 23,90% 308,307 9,80% 9,85% 2,26% 7,59% 22,93 0,18%
18-Jun-22 1.219.611 23,90% 291,487 9,80% 9,42% 2,11% 7,31% 20,88 0,17%
19-Jun-22 901.099 23,90% 215,363 9,80% 8,84% 2,19% 6,65% 14,04 0,16%
20-Jun-22 1.393.639 23,90% 333,080 9,80% 10,70% 2,33% 8,37% 27,32 0,20%
21-Jun-22 1.152.523 23,90% 275,453 9,80% 11,57% 2,38% 9,19% 24,81 0,22%
22-Jun-22 1.483.211 23,90% 354,487 9,80% 10,64% 2,51% 8,13% 28,24 0,19%
23-Jun-22 1.350.748 23,90% 322,829 9,80% 12,09% 1,91% 10,18% 32,21 0,24%
24-Jun-22 1.392.284 23,90% 332,756 9,80% 8,39% 1,95% 6,44% 21,00 0,15%
25-Jun-22 1.501.545 23,90% 358,869 9,80% 8,51% 1,96% 6,55% 23,04 0,15%
26-Jun-22 1.441.061 23,90% 344,414 9,80% 7,36% 2,23% 5,13% 17,32 0,12%
27-Jun-22 1.417.866 23,90% 338,870 9,80% 8,28% 2,19% 6,09% 20,22 0,14%
Rata-rata 1.301.291 23,90% 311,009 9,80% 9,10% 2,17% 6,94% 21,21 0,16%
Sumber: Laboratorium PT Sentosa Prima Agro, 2022
46
Tabel 4.2 Data Hasil %OER setelah pengutipan di Empty Bunch Press
TBS olah % Oil to OER
Tanggal % OER Total OER
(ton) CPO
01-Jun-22 1.403.183 22,35% 0,16% 22,51%
02-Jun-22 1.198.934 22,32% 0,13% 22,45%
03-Jun-22 1.431.093 22,36% 0,14% 22,50%
04-Jun-22 1.143.531 22,33% 0,17% 22,50%
05-Jun-22 920.852 22,25% 0,12% 22,37%
06-Jun-22 1.372.703 22,19% 0,17% 22,36%
07-Jun-22 1.449.595 22,14% 0,19% 22,33%
08-Jun-22 1.311.514 22,16% 0,10% 22,26%
09-Jun-22 1.493.044 22,14% 0,19% 22,33%
10-Jun-22 1.535.143 22,12% 0,15% 22,27%
11-Jun-22 1.335.056 22,11% 0,12% 22,23%
12-Jun-22 874.948 22,06% 0,15% 22,21%
13-Jun-22 1.440.174 22,01% 0,14% 22,15%
14-Jun-22 1.382.441 21,83% 0,15% 21,98%
15-Jun-22 1.080.300 21,85% 0,16% 22,01%
16-Jun-22 1.218.766 21,91% 0,15% 22,06%
17-Jun-22 1.289.989 21,93% 0,18% 22,11%
18-Jun-22 1.219.611 21,81% 0,17% 21,98%
19-Jun-22 901.099 21,03% 0,16% 21,19%
20-Jun-22 1.393.639 21,06% 0,20% 21,26%
21-Jun-22 1.152.523 21,02% 0,22% 21,24%
22-Jun-22 1.483.211 21,03% 0,19% 21,22%
23-Jun-22 1.350.748 21,05% 0,24% 21,29%
24-Jun-22 1.392.284 21,03% 0,15% 21,18%
25-Jun-22 1.501.545 21,06% 0,15% 21,21%
26-Jun-22 1.441.061 21,01% 0,12% 21,13%
27-Jun-22 1.417.866 21,19% 0,14% 21,33%
Rata-rata 1.301.291 21,17% 0,16% 21,91%
Sumber : Laboratorium PT Sentosa Prima Agro, 2022
4.2 Pembahasan
dapat menambah OER rata-rata yaitu 0,16% terhadap TBS olah. Awalnya OER
sebelum penambahan dari empty bunch press yaitu 21,17% menjadi 21,91%.
Rata-rata TBS olah 1.301.291 ton, empty bunch product rata-rata 311,009 ton,
empty bunch sebelum di press (oil before press) rata-rata 9,10%, empty bunch
setelah di press (oil after press) rata-rata 2,17%, minyak yang terkutip (oil save)
rata-rata 6,24% dan minyak produksi dari empty bunch press rata-rata 21,21 ton.
47
Oil Extraction Rendemen (OER) pabrik merupakan salah tolak ukur
keberhasilan suatu proses pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil
(CPO) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS). OER pabrik dapat dipengaruhi oleh jumlah
TBS yang diolah dengan minyak yang dihasilkan. Pencapaian rata-rata OER
pabrik kelapa sawit PT Sentosa Prima Agro selama 1 bulan yaitu 21,91% dengan
standar OER pabrik minimal 22%. Pada tanggal 01 Juni sampai dengan tanggal
13 Juni 2022 nilai %OER sudah memenuhi standar pabrik dari 22,01% - 22,51%
karena kualitas buah yang diolah sudah baik atau memenuhi standar pabrik. Pada
tanggal 14 Juni sampai dengan tanggal 27 Juni 2022 nilai %OER mengalami
penurunan dari 21,13% - 21,98% karena kualitas buah yang diolah banyak buah
menggunakan mesin empty bunch press pada periode tanggal 01 Juni 2022 sampai
dengan tanggal 27 Juni 2022 di PT Sentosa Prima Agro dapat diketahui % OER
minyak yang terdapat pada janjang kosong setelah dilakukan pengepresan rata-
rata 0,16%.
Mengetahui hasil analisa minyak yang terkandung pada janjang kosong atau
TTKS dengan mengambil dua macam sampel yaitu sampel padat berupa janjang
kosong keluaran dari stasiun threser dan sampel cair berupa hasil press an janjang
kosong yang terdapat pada bak penampung di bawah mesin empty bunch press
diambil sudah mewakili dari TBS olah karena SOP perusahaan tentang
48
dahulu agar bisa mendapat hasil yang maksimal dalam analisa minyak yang
akan di press menggunakan mesin empty bunch press dan menghasilkan minyak
kasar dari jumlah TBS olah dengan kemampuan pengutipan oleh mesin empty
bunch press. Setelah itu, hasil pengutipan diteruskan ke proses berikutnya agar
jumlah minyak kasar yang terkutip yaitu dari TBS olah dengan efesiensi mesin
terhadap minyak produksi dan material belance terhadap minyak kasar dengan
jumlah minyak kasar yang terkutip. Hasil yang diperoleh, maka didapatkan
dapat dilihat jika dilakukan pengutipan minyak yang terkandung dalam empty
bunch menggunakan mesin empty bunch press maka dapat menambah nilai OER
melakukan kualitas kontrol terhadap minyak kelapa sawit yang dihasilkan dengan
melalukan analisa kadar asam lemak bebas atau FFA, kadar kotoran dan kadar air
atau moisture.
Salah satu cara untuk mengukur mutu produk ialah penerapan kualitas
kontrol atau quality control. Fungsi penerapan quality control tersebut adalah
49
penyelesaian bahan baku, proses produksi, sampai kepada proses output barang
jadi (finished goods). Dengan adanya penerapan quality control maka perusahaan
minyak warna kemerahan, rasa dan bau yang enak, dapat disimpan dalam jangka
yang lama, mudah dimurnikan dan tingkat hidrolisa pada pembentukan Asam
Lemak Bebas (ALB) yang dihasilkan rendah. Untuk itu perlu dilakukan analisa
mutu produksi dengan cara menganalisa kadar ALB, air dan kotoran dalam
minyak kelapa sawit tersebut apakah sudah sesuai dengan mutu yang ditetapkan
baik mutu maupun kuantitas maka dalam pengolahan kelapa sawit di pabrik mulai
menjaga standar mutu yang berlaku pada perusahaan tersebut (Tim Standarisasi
50
Perbandingan % OER sebelum pengutipan bunch press dan % OER setelah
pengutipan bunch press dapat dilihat pada grafik 4.1 dibawah ini :
Berdasarkan grafik % OER diatas dapat diketahui bahwa nilai %OER dari
tanggal 14 Juni sampai dengan tanggal 27 Juni 2022 mengalami penurunan atau
tidak memenuhi standar pabrik karena sebebkan oleh TBS yang diolah merupakan
buah luka akibat penanganan pada stasiun loading ramp. Buah restan dilapangan
Selain buah restan, rendemen CPO juga dapat dipengaruhi oleh perlakuan
dilapangan yang berupa luka TBS akibat penggeseran TBS menggunakan Loader,
penurunan TBS dari Truk yang mengakibatkan tertimpanya TBS menjadi luka,
51
(Vertical Sterilizer) sehingga buah bagian bawah tertimpa menjadi luka pada TBS.
kandungan FFA, maka semakin rendah kualitas CPO. Pengaruh rendah atau
tingginya FFA dan rendemen CPO terletak pada mutu buah yang dipanen. Mutu
buah yang baik akan menghasilkan CPO dan FFA rendah dan rendemen minyak
yang tinggi. Buah yang terlambat diolah akibat terlambat pengangkutan (restan)
dapat meningkatkan FFA, selain itu penanganan yang kasar juga dapat
meningkatkan lajunya FFA. Luka pada buah kelapa sawit akibat penanganan yang
kasar dapat menstimulasi konversi molekul minyak menjadi FFA dengna laju
Mutu buah buruk yang diprediksi menyebabkan rendemen CPO rendah adalah
buah mentah (unripe), buah lewat matang (over ripe), buah busuk dan janjang
kosong (empty bunch) buah abnormal dan buah bergagang panjang (long stalk).
penurunan rendemen minyak. Kelompok empty bunch dan abnormal adalah dua
kelompok mutu buah buruk yang pengaruhnya paling besar terhadap penurunan
rendemen minyak dari pada kelompok mutu buah buruk lainnya. Kelompok empty
bunch adalah kelompok buah yang telah hampir 90% brondolannya telah lepas
dari tandan atau telah terserang penyakit hama, artinya pengolahan buah empty
bunch hanya akan menambah tonase TBS tanpa menghailkan tambahan rendemen
52
minyak karena tidak menghasilkan minyak.
memperoleh hasil yang baik dapat diperoleh salah satunya dengan mengolah TBS
yang memiliki kualitas yang baik, selain itu juga harus ditunjang dengan kegiatan
pengolahan dari awal hingga aikhir dengan sistem pengolahan yang baik.
Beberapa kriteria buah yang dihasilkan antara lain buah mentah (F0),buah kurang
matang (F1),buah matang (F2),buah lewat matang (F3) dan janjang kosong (F4).
Dalam proses pengolahannya tidak semua kriteria buah dapat diolah, umumnya
kriteria buah yang diolah antara lain F1, F2, F3, hal ini bertujuan agar
menghasilkan rendemen sesuai dengan standar yang sudah ada dan mengurangi
2. Buah Restan
Buah restan yang disebabkan oleh pengangkutan buah yang terlambat dan
terjadi karena jalan atau jembatan tidak dapat dilalui truk buah (dump truck) serta
waktu pengangkutan buah yang kurang efektif. Besarnya pengaruh buah restan
bervariasi bergantung dari umur buah restan, semakin lama buah terlambat
rendah. Kenaikan kandungan FFA akan bervariasi apabila buah restan berasal dari
buah mentah atau lewat masak. Restan dapat menurunkan kualitas fraksi atau
53
mutu buah karena terjadinya penundaan pengolahan buah baik di TPH maupun di
loading ramp PKS (Hidayat 2009 dalam Lukito, A.P., dan Sudrajat., 2017).
Matang panen kelapa sawit dapat dilihat secara visual dan secara fisiologi.
Secara visual dapat dilihat dari perubahan warna kulit buah menjadi merah jingga,
sedangkan secara fisiolosi dapat dilihat dari kandungan minyak yang maksimal
dan kandungan asam lemak bebas yang minimal. Pada saat matang dicirikan pula
oleh membrondolnya buah. Jumlah brondolan buah inilah yang dijadikan dasar
untuk memanen tandan buah, yaitu tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun,
jumlah brondolan kurang lebih 10 butir dan tanaman umur lebih 10 tahun dengan
jumlah brondolan sekitar 10-15 butir. Brondolan yang tidak terkutip dan tidak
atau OER karena persentase minyak pada brondolan lapisan luar sekitar 45-50%
(PT SPA,2022)
beda antara lain ada yang minimum 1,2,5 dan 10 berondolan, 2-4 butir berondolan
minyak sawit (crude palm oil atau CPO) dan palm kernel serta mutunya berbeda-
beda. Buah mentah menghasilkan rendemen minyak rendah dan mutu minyak
tinggi sedangkan buah matang menghasilkan rendemen minyak tinggi dan mutu
dibandingkan buah lewat matang. Rendemen minyak pada buah lewat matang
54
panen tidak terkutip, sehingga menyebabkan rendemen minyak menjadi rendah.
Umumnya, buah yang terlepas (berondolan) ini adalah buah bagian luar
(Hasibuan, 2016). Buah bagian luar merupakan buah yang mengandung minyak
lebih tinggi dibandingkan buah bagian tengah dan dalam buah (Keshvadi et al.,
Sampai saat ini, kriteria matang panen masih terus diperdebatkan oleh pihak
kebun dan pihak pabrik kelapa sawit (PKS) karena rendemen dan mutu CPO dan
palm kernel yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini
kurang matang agar tidak banyak berondolan yang terlepas dari TBS.
namun pada kasus di Indonesia, kriteria matang panen secara konvensional masih
akan terus digunakan terkait dengan sumber daya manusia, budaya, dan kondisi
rendemen, mutu, kualitas minyak sawit, palm kernel dan minyak inti sawit. Proses
minyak kelapa sawit, karena tingginya oil losses pada saat pengolahan
menyebabkan OER menurun. Selain oil losses, TBS rusak dan sampah juga
55
menyebabkan rendemen minyak menurun. TBS yang rusak akibat perlakuan
mengakibatkan minyak yang terkandung pada TBS hilang atau tertinggal pada
lantai loading ramp atau conveyor. Sampah berupa batu, potongan kayu, daun,
dan lainnya yang terikut pada pengangkutan TBS dari kebun ke pabrik juga
dalam timbangan.
oleh tingkat kematangan buah yang di panen, akan tetapi perlakuan di PKS juga
sangat berperan penting. Sebaik apa pun TBS yang dikirimkan ke PKS, jika tidak
diiringi dengan perlakuan yang benar, maka akan menurunkan pencapaian OER
tersebut. Inilah yang disebut dengan oil losses, yaitu tingkat kehilangan minyak
atau presentase minyak yang gagal diperoleh dalam proses pengolahan TBS di
56
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
press rata-rata dibulan Juni adalah 21,17% dan jumlah % OER dari minyak
produksi empty bunch press rata-rata sebanyak 0,16%. Total nilai %OER
bunch press dapat menambah minyak produksi rata-rata pada bulan Juni 2022
adalah 21,91%.
sawit adalah tingkat kematangan TBS, proses pengolahan TBS di pabrik kelapa
sawit, buah restan dan buah luka, dan mutu buah yang diolah.
5.2 Saran
Adapun saran dari Tugas akhir ini, yaitu perlu dilakukan kajian lebih lanjut
mengenai analisis penentuan rendemen atau OER minyak kelapa sawit dari
derajat kematangan TBS yang meliputi buah mentah, buah setengah matang, dan
57
DAFTAR PUSTAKA
Aziz. 2009. “Penentuan Kadar Air dan Kotoran Minyak Sawit Mentah Pada
Tangki Penyimpanan di Pabrik Kelapa Sawit PT. IV Kebun
Adolina, Karya Ilmiah” Universitas Sumatra Utara.
Badan Standarisasi Nasional. 2006. Syarat Mutu Minyak Kelapa Sawit. SNI
01-2901-2006. Badan Standarisasi Nasional : Jakarta.
Fauzi. 2008. Kelapa Sawit Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis
Usaha Pemasaran. Edisi Revisi. Penebar Swadaya : Jakarta.
Hudori, M., dan Mahadibyanti. R. 2020 “Analisis Hubungan Antara Jam Olah
dengan Kinerja Pabrik Kelapa Sawit” Jurnal Citra Widya Edukasi,
Vol 12(1) : 27-34.
Julianto., Dermawan, D., Lukman, J., dan Hendri,A. A. 2021 “Rancang Bangun
Mesin Unstripped Buch (USB) Chrusher Dengan Value Engineering”
Jurnal Teknik Industri Terintegrasi, Vol 4(2) : 8-16.
58
Lukito, A. P., Sudradjat, 2017 “Pengaruh Kerusakan Buah Kelapa Sawit
Terhadap Kandungan Free Fatty Acid dan Rendemen CPO Di
Kebun Talisayan 1 Berau” Jurnal Dapartemen Agronomi dan
Hortikultura, Vol 5(1) : 37-44.
Moody Sitorus. 2015. Mekanisasi Alat dan Mesin Pengolahan Kelapa Sawit.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Novelena, T. A., Komari., N., Mei 2022 “Analisis Hubungan Antar Parameter
Kualitas Crude Palm Oil (CPO) di PT Laguna Mandiri Rantau
Factory” Jurnal Natural Scientiae, Vol 2(1) : 32-31.
Rantawi, B.A., 2017 “Pengaruh Kualitas Buah yang Diolah Terhadap Daya
Serap Janjang Dengan Variabel Berondolan” Jurnal Citra Widya
Edukasi, Vol 9(3) : 223-228.
Sari. 2013. Penerapan Kadar Losses Minyak Pada Crude Palm Oil (CPO).
Universitas Sumatra Utara : Medan.
Tambos, A.S., Mei 2014 “Analisis Pertambahan Hasil Minyak Kelapa Sawit
Dengan Menggunakan Alat Empty Bunch Press” Jurnal Ilmiah
Teknobiz, Vol 4(2) : 66-72.
59
LAMPIRAN
- Empty bunch product = TBS Olah x Ratio empty bunch produk (material
belance)
= 1.403.183 x 23,90%
= 335.361 ton
Berat Minyak
- Oil before press = x 100%
Berat Sampel
0,886
= x 100%
10,014
= 8,85%
Berat Minyak
- Oil after press = x 100%
Berat Sampel
0,222%
= x 100%
10,0776
= 2,20%
Oil Produksi
- % Oil to OER =
TBS Olah
21,86%
=
1.403.183
= 0,16%
60
Lampiran 2. Dokumentasi Mesin Empty Bunch Press
61
Lampiran 4. Dokumentasi Bak Liqour
62
Lampiran 6. Dokumentasi Tandan Kosong yang sudah dipotong-potong
63
Lampiran 8. Dokumentasi Timbangan Analisa Sampel Cair
64
Lampiran 10. Dokumentasi Timbangan Bottom Flask Kosong
65
Lampiran 12. Dokumentasi Minyak Hasil Ekstraksi Sokletasi
66