Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH JARAK ROTOR TERHADAP EFISIENSI

PEMECAHAN BIJI PADA STASIUN RIPPLE MILL DI PABRIK


MINI KELAPA SAWIT PTKI MEDAN

PROPOSAL KARYA AKHIR

Oleh :

ASTRI SASMITA HARAHAP


NIM. 22 03 020

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I


POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS KELAPA SAWIT
2023
LEMBAR PENGESAHAN

“PENGARUH JARAK ROTOR TERHADAP EFISIENSI PEMECAHAN


BIJI PADA STASIUN RIPPLE MILL DI PABRIK MINI KELAPA SAWIT
PTKI MEDAN”

Proposal Karya Ilmiah


Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Astri Sasmita Harahap
NIM : 22 03 020

Pembimbing I

(Enda Rasilta Tarigan, M.Si) Tanggal................


NIP. 198009082005022001

Pembimbing II

(Enda Rasilta Tarigan, M.Si) Tanggal.................


NIP. 198009082005022001

Medan, Maret 2023


Politeknik Teknologi Kimia Industri
Jurusan Agribisnis Kelapa Sawit
Ketua Jurusan

(Dr.Tengku Rachmi Hidayani, M.Si )


NIP. 198803152014022001
PERNYATAAN
PERNYATAAN OROSINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, Proposal Karya Akhir dengan judul “Pengaruh Jarak Rotor Terhadap
Efisiensi Pemecahan Biji Pada Riplle Mill Di Pabrik Mini Kelapa Sawit PTKI Medan”
adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar akademik, baik di
Politeknik Teknologi Kimia Industri, maupun di Perguruan Tinggi lainnya.

2. Proposal Karya Akhir ini murni gagasan, penilaian, dan rumusan saya sendiri, tanpa
bantuan tidak sah dari pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.

3. Didalam proposal karya akhir ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan
dicantumkan pada daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi
akademik, berupa pancabutan gelar yang telah saya peroleh karena proposal karya akhir
ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan hukum yang berlaku.

Medan, 23 Oktober 2023


Saya yang menyatakan,

Astri Sasmita Harahap


NIM. 22 03 020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga, penulis dapat
menyelesaikan penulisan Karya Ilmiah ini. Adapun maksud dan tujuan Karya ini
adalah merupakan persyaratan yang harus dipenuhi pada saat ujian tengah semester
Program Studi Agribisnis Kelapa Sawit Industri Medan.
Dalam menyelesaikan penulisan Karya Ilmiah ini penulis telah banyak
memperoleh bimbingan dan bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Enda Rasilta Tarigan, M.Si selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Penulisan
Karya Ilmiah yang telah membantu penulis dalam memberikan arahan dan
dukungan sehingga penulisan Karya Ilmiah ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Oksya Hikmawan, S.T.P., M.Si selaku Dosen Wali yang telah membimbing
saya dari semester 1
3. Ibu Tengku Rachmi Hidyanai, M.Si. dan ibu Meutia Mirnandaulia, M.T., selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Agribisnis Kelapa Sawit.
4. Ibu Mahyana, SE. selaku Ka. Sub Bag. Administrasi Akademik Kemahasiswaan
dan Kerjasama.
5. Pembantu Direktur I, II dan II Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan.
6. Kedua orang tua saya tercinta Ayah saya yaitu Ismail Harahap dan Ibu saya Siti
Arni Hasibuan yang selalu senantiasa memberikan nasehat, semangat, serta
dorongan kepada saya untuk menyelesaikan perkuliahan ini.
7. Teman-teman saya yang telah memberikan dukungan saya dalam mengerjakan
tugas karya ilmiah ini, sehingga saya bisa dapat menyelesaikannya dengan baik
dan benar.
Penulis menyadari bahwa Karya Akhir ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dalam metoda maupun penyajian tata bahasa. Untuk itu,
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Karya Akhir ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, Semoga Karya Akhir
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2023


Penulis

ASTRI SASMITA HARAHAP

NIM. 22 03 020

ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERNYATAAN OROSINALITAS ................................................................ iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
Halaman ........................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
BAB I ................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................... 3
1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
1.3.2 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3
BAB II ............................................................................................................... 4
2.1. Pengertian Kelapa Sawit ................................................................ 4
2.2. Pengolahan Kelapa Sawit ............................................................... 6
2.3. Ripple Mill ....................................................................................... 7
4.3.1 Rotor ................................................................................................. 8
4.3.2 Piringan ............................................................................................ 9
4.3.3 Rotor Bar ......................................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................ 12
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 12
3.2. Alat dan Bahan .............................................................................. 12
3.2.1. Alat ..................................................................................................... 12
3.2.2. Bahan ................................................................................................ 13
3.3. Metode Penelitian .......................................................................... 13
3.3.1. Prosedur Penelitian .......................................................................... 13
3.3.2. Diagram Penelitian…………………………………………………14
3.4 Analisa data……………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17

iii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Produktivitas beberapa tanaman penghasil minyak……………………6

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Ripple Mill ………………..………………………………………8


Gambar 2. Rotor ……………………… ……………………………………..8
Gambar 3. Piringan ………………………………….……………………….9
Gambar 4. Rotor Bar ………………………………….……………………..11
Gambar 5. Diagram Penelitian ………………..…………………………….15

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Industri minyak sawit adalah industri yang sangat besar yang
menghasilkan jenis minyak penting yang kita gunakan dalam banyak hal.
Pabrik kelapa sawit adalah tempat mengambil dan mengolah buah dari
pohon sawit dan mengubahnya menjadi minyak. Salah satu langkah penting
dalam pembuatan minyak adalah memisahkan bagian-bagian buah yang
berbeda. Di Pabrik kelapa sawit terdapat mesin khusus bernama pemecah
biji (Riplle Mill) yang digunakan untuk menghancurkan biji sawit. Mesin
ini memiliki bagian khusus yang disebut rotor bar yang membantu memecah
inti sawit. Rotornya mempunyai batang khusus yang penting untuk
memecah biji sawit dan memisahkan buah dari cangkangnya. Bagaimana
jarak batangan rotor bar dirancang dan diatur dapat mempengaruhi seberapa
baik mesin bekerja untuk menghancurkan inti sawit. Sangat penting untuk
memastikan bahwa kita menghancurkan inti sawit dengan cara terbaik. Jika
kita menghancurkannya secara efisien, hal ini akan membantu kita
menghasilkan lebih banyak cangkang inti sawit dan meningkatkan kualitas
minyak yang kita peroleh. Hal ini juga membantu kita menggunakan sumber
daya kita dengan lebih baik dan pada akhirnya mendapatkan lebih banyak
minyak berkualitas tinggi. Jadi, kita perlu mencari cara terbaik untuk
mengatur jarak antara batang rotor pada mesin yang kita gunakan untuk
menghancurkan kernel.
Proses pemisahan inti dari cangkang (ripple mill) dengan
menggunakan rotor bar, adalah salah satu bentuk proses pengolahan biji
kelapa sawit agar inti dapat terlepas dari cangkang. Proses pemecahan biji
sawit dapat dinyatakan berhasil, apabila hasil yang didapatkan dari proses
pemecahan biji sawit sesuai dengan desain alat yang dirancang. Sehubungan
dengan itu, dibutuhkan adanya suatu cara untuk memperbaiki sistem kerja
guna mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Dalam produksi kelapa
sawit, proses pemecahan biji yang efesiensi tergantung pada lebar dari jarak

1
rotor. Efisiensi pemecahan biji dipengaruhi kecepatan rotor bar, jarak antara
rotor bar dengan plat bergerigi dan ketajaman gerigi plat disusun sedemikian
rupa sehingga berperan sebagai penahan dan pemecah. Jarak rotor sangat
berpengaruh terhadap efisiensi ripple mill pada pemecahan biji kelapa
sawit. Semakin renggang (besar) jarak rotor pada proses pemecahan biji
maka semakin rendah efisiensi mesin ripple mill artinya semakin sedikit biji
yang berhasil dipecah dan begitu juga sebaliknya, semakin rapat (kecil)
jarak rotor proses pemecahan biji maka semakin banyak biji yang berhasil
dipecah. Semakin renggang (besar) jarak rotor maka semakin sedikit jumlah
inti pecah dan sebaliknya semakin rapat (kecil) jarak rotor maka semakin
banyak jumlah inti pecah.
Berdasarkan Uraian di atas dapat dilakukan penelitian. Dimana
penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh jarak rotor bar terhadap
efisiensi pemecahan biji sawit dalam mesin ripple mill. Dalam konteks ini,
efisiensi dapat diukur dalam hal pemisahan daging buah sawit dari
cangkang, kualitas biji yang dihasilkan, dan konsumsi energi. Penelitian ini
akan memberikan wawasan yang berharga bagi industri kelapa sawit dalam
upaya meningkatkan proses pemecahan biji sawit, yang pada gilirannya
dapat mendukung peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi minyak
kelapa sawit. Penelitian ini juga relevan dengan isu-isu lingkungan dan
keberlanjutan, karena efisiensi dalam pemrosesan biji sawit dapat
membantu mengurangi limbah dan penggunaan energi, yang dapat
mengurangi dampak lingkungan dari industri kelapa sawit. Oleh karena itu,
penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan manfaat besar bagi
industri, ekonomi, dan lingkungan sehingga penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul:

“PENGARUH JARAK ROTOR TERHADAP EFISIENSI


PEMECAHAN BIJI PADA STASIUN RIPPLE MILL DI PABRIK
MINI KELAPA SAWIT PTKI MEDAN”

2
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh jarak rotor bar terhadap proses pemecahan biji di
Pabrik Mini Kelapa Sawit PTKI Medan?
2. Bagaimana pengaruh jarak rotor bar jumlah inti pecah pada proses
pemecahan biji di Pabrik Mini Kelapa Sawit PTKI Medan?
3. Berapakah jarak rotor bar yang sesuai agar hasil yang diperoleh memenuhi
standart dari industri?

1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian


1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh jarak rotor bar terhadap efisiensi pemecahan
biji di Pabrik Mini Kelapa Sawit PTKI Medan.
2. Untuk mengetahui cara kerja dari rotor bar terhadap efesiensi pemecahan
biji di Pabrik Mini Kelapa Sawit PTKI Medan.
3. Untuk Mengetahui Proses Pemecahan biji pada Ripple Mill Pabrik Mini
Kelapa Sawit PTKI Medan

1.3.2 Manfaat Penelitian


1. Mengetahui Berapa jarak yang paling baik digunakan untuk meningkatkan
efisiensi pemecahan biji di Pabrik Mini Kelapa Sawit PTKI Medan.
2. Mengetahui Hasil dari umpan dari kernel yang telah dilakukan proses
pemecahan biji.
3. Bagi penulis diharapkan penelitian ini dapat memenuhi syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah karya ilmiah.
4. Bagi Pembaca di harapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam
meningkatkan efesiensi pemecahan biji pada ripple mill.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kelapa Sawit


Tanaman kelapa sawit (Elaeis Quineensis Jack) merupakan
tumbuhan tropis golongan plasma yang termasuk tanaman tahunan.. Buah
sawit berukuran kecil antara 12-18 gr/butir yang duduk pada bulir.. Setiap
bulir terdiri dari 10-18 butir tergantung pada kesempurnaan penyerbukan..
Beberapa bulir bersatu membentuk tandan.. Buah sawit yang dipanen dalam
bentuk tandan disebut dengan tandan buah sawit..
Pohon kelapa sawit mulai berbuah pada umur 24 sampai 30 bulan.
Buah pertama yang keluar selalu digambarkan sebagai buah pasir, artinya
tidak bisa diolah di pabrik karena masih mengandung sedikit minyak.. Pada
suatu pohon terdapat bunga betina dan bunga jantan yang berbeda, sehingga
penyerbukan disebut juga penyerbukan silang..
Jumlah bunga betina dan bunga jantan berbeda, sehingga
penyerbukan disebut penyerbukan silang. Banyaknya bunga betina dan
jantan yang terbentuk dipengaruhi oleh sifat tanaman dan pengaruh
lingkungan seperti cahaya, pupuk dan perlakuan lainnya.. Umur buah
tergantung pada jenis pohon, umur pohon dan iklim, biasanya buah dapat
dipanen 6 bulan setelah penyerbukan.(Nugroho, 2019)
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq..) merupakan salah satu produk
tanaman pangan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian
Indonesia sebagai penyumbang devisa negara di sektor nonmigas. Produk
Minyak Sawit (MKS) diserap oleh industri pangan khususnya minyak
goreng, dan industri non pangan seperti kosmetik, farmasi, biogas dan lain-
lain.
Peningkatan permintaan global terhadap minyak nabati, khususnya
minyak sawit, terus berlanjut akibat pertumbuhan penduduk dan
meningkatnya pendapatan per kapita penduduk dunia. Peningkatan
permintaan minyak sawit dan turunannya harus diimbangi dengan
peningkatan produksi minyak sawit. Upaya peningkatan produksi kelapa

4
sawit dilakukan dengan memperluas areal budidaya kelapa sawit dan
meningkatkan produktivitas. Luas areal tanam kelapa sawit di Indonesia
pada tahun 2009 mencapai 7,51 juta hektar dengan hasil produksi minyak
sawit sebesar 18,64 juta ton dan inti sawit sebesar 3,47 juta ton.
Berdasarkan data Oil World menunjukkan bahwa pada tahun 2003-2007,
konsumsi minyak sawit mencapai 21,5% dari konsumsi minyak nabati
global. Hingga saat ini, Indonesia masih menduduki peringkat sebagai
produsen CPO terbesar di dunia, dengan produksi sebesar 21,8 juta ton pada
tahun 2010. (Eni, 1967)
Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia dan
industrinya telah menjadi andalan perekonomian karena minyak sawit
merupakan salah satu sumber utama pendapatan devisa dari ekspor
pertanian. Pada tahun 2015, Indonesia memproduksi lebih dari 31 juta ton
minyak sawit mentah (CPO) (Direktorat Penghijauan 2015). Perkebunan
kelapa sawit berkontribusi besar terhadap pembangunan wilayah sebagai
sumber penting pengentasan kemiskinan melalui hilirisasi budidaya dan
pengolahan. Budidaya kelapa sawit memberikan pendapatan yang dapat
diandalkan bagi sebagian besar masyarakat miskin pedesaan di Indonesia,
terutama di Sumatera dan Kalimantan. Kesempatan kerja yang disediakan
oleh subsektor kelapa sawit di Indonesia dapat menjangkau lebih dari 6 juta
orang sehingga menjadi sarana untuk mengentaskan kemiskinan di
masyarakat. Secara total, sekitar 11,44 juta ton minyak sawit diproduksi
oleh perkebunan skala kecil di 42% wilayah perkebunan kelapa sawit di
seluruh Indonesia (Direktorat Produksi Tanaman, 2015).
Ada beberapa alasan yang menjelaskan perkembangan perkebunan
kelapa sawit yang sangat pesat (World Growth, 2011). Pertama, harga
minyak CPO dan minyak inti sawit meningkat tajam akibat peningkatan
tajam konsumsi minyak dan lemak nabati di Tiongkok dan India.. Hal ini
mendorong investor untuk mengembangkan perkebunan skala besar di
lahan yang sesuai di Sumatera dan Kalimantan. Sejauh ini perluasan areal
kelapa sawit belum menemui permasalahan hama yang serius. Kedua,
minyak sawit dan minyak inti sawit merupakan minyak nabati yang

5
memiliki pangsa pasar signifikan dalam industri pangan dan petrokimia..
Selain itu, minyak sawit juga diketahui mengandung bahan-bahan yang
sangat menyehatkan untuk diet. Ketiga, kelapa sawit merupakan pesaing
kuat terhadap minyak nabati dari tanaman lain karena memiliki hasil per
hektar tertinggi dan menggunakan energi matahari untuk menghasilkan
minyak secara efisien.. Minyak sawit yang disimpan dengan baik
menghasilkan minyak sawit enam kali lebih produktif dibandingkan
minyak canola. Berikut disajikan data tanaman penghasil minyak selain
kelapa sawit yang banyak digunakan di indonesia. (Sudradjat, 2019)
No Komoditi Kg minyak/ha
1 Kelapa sawit 3622
2 Rape seed 552
3 Bunga matahari 550
4 Kelapa 395
5 Kacang tanah 354
6 Kedelai 332
7 Kapas 173
8 Sesame seed 159
Tabel 1. Produktivitas beberapa tanaman penghasil minyak
Sumber: World Growth (2011)
2.2. Pengolahan Kelapa Sawit
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) adalah pabrik yang mengolah minyak
sawit dengan cara dan aturan tertentu untuk menghasilkan minyak sawit
mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). Minyak sawit mentah (CPO)
merupakan hasil pengolahan ampas kelapa sawit melalui perebusan tandan
buah segar (TBS), penghancuran dan pengepresan. CPO ini diperoleh dari
kulit buah kelapa sawit yang telah melalui beberapa proses yaitu sterilisasi,
pengempaan pengepresan dan klarifikasi dan sisa ampas hasil pengepresan
di olah untuk menjadi PKO. Minyak mentah merupakan produk kelas satu
yang dapat meningkatkan nilainya sekitar 30% dari nilai jual tandan buah
segar.. Dalam proses transformasinya, perusahaan selalu berupaya
mengoptimalkan keuntungan CPO dan PKO. Salah satu sistem manajemen
yang diterapkan untuk mencapai produktivitas optimal adalah dengan
mengurangi terjadinya kehilangan minyak CPO dan kehilangan kernel

6
(PKO loss) pada saat produksi yang dapat merugikan
perusahaan.(Hikmawan et al., 2022)
Pengolahan minyak sawit merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan komersial sebuah pabrik kelapa sawit. Memang
benar, minyak sawit merupakan salah satu produk utama yang mempunyai
dampak besar terhadap perekonomian negara-negara yang didominasi oleh
minyak sawit. Oleh karena itu, penting bagi pabrik untuk memperhatikan
proses pengolahannya, karena produk olahan kelapa sawit harus dihasilkan
dengan kualitas yang baik. Dengan semakin berkembangnya budidaya
kelapa sawit, maka pabrik sangat membutuhkan mesin pengolah kelapa
sawit untuk mendapatkan hasil yang optimal. Salah satunya adalah alat
penghancur inti sawit (ripple mill).
Pengolahan minyak sawit dibagi menjadi dua bagian yaitu
pengolahan minyak sawit dan pengolahan inti sawit.. Di pabrik kelapa
sawit, stasiun benih merupakan stasiun akhir produksi inti sawit. Benih yang
diperoleh dari proses pemisahan biji dan daging buah (Depericarper) dibawa
ke stasiun ini untuk dimasak, dipecah dan dipisahkan antara inti dan
cangkangnya. Inti dikeringkan sampai batas tertentu, dan cangkangnya
dikirim ke pembangkit listrik sebagai bahan bakar yang biasanya digunakan
pada Boiler.
Proses penggilingan biji di pabrik kelapa sawit merupakan proses
yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan pengolahan kernel.
Ripple mill merupakan alat penghancur biji-bijian yang biasa digunakan di
pabrik kelapa sawit.(Hikmawan et al., 2021)
2.3. Ripple Mill
Mesin ripple mill adalah mesin pabrik kelapa sawit yang ada di
stasiun pengolahan inti. Fungsi ripple mill yaitu untuk memecahkan
cangkang biji dengan cara menggilas biji didalam plat besi yang berputar
secara sentrifugal, oleh karena adanya gaya sentrifugal yang ditimbulkan
oleh putaran rotor yang sangat tinggi, maka biji-biji yang masuk dalam
ruang pemecahan akan terbawa oleh lempengan siku-siku tersebut,

7
kemudian terlempar kesamping membentur dinding, akibatnya biji-biji
tersebut akan pecah intinya dan akan terpisah dari cangkang.

Gambar 1. : Mesin Ripple Mill


(Sumber Pabrik Mini Kelapa Sawit PTKI Medan)

4.3.1 Rotor
Rotor adalah bagian mesin yang berputar yang terdiri dari beberapa
bagian komponen, yaitu Rotor as adalah poros yang digunakan sebagai
penumpu beban komponen lain pada rotor. Akibat putaran Rotor as maka
Rotor akan berputar, putaran Rotor as adalah akibat elektromotor yang
mentransmisikan putarannya ke Rotor as melalui puli dan sabuk.

Gambar 1. : Rotor

8
4.3.2 Piringan
Piringan merupakan salah satu komponen rotor yang digunakan
sebagai kedudukan dari Rotor Bar.dan juga sebagai pengapit Rotor Bar agar
tetap pada posisinya.(No et al., 2023)

Gambar 3. : Piringan

4.3.3 Rotor Bar


Rotor Bar adalah poros pejal yang berbentuk di sekeliling Rotor
yang digunakan tempat biji sawit yang masuk ke Ripple Mill. Kemudian
Rotor membawa biji berputar bersama putaran Rotor untuk dipecah, masuk
diantara rotor dan ripple plate sehingga saling berbenturan dan memecahkan
cangkang dari inti.Karena fungsinya yang penting dan mengeluarkan biaya
jika terjadi kerusakan, maka dari itu perusahaan harus merawat mesin agar
alat tidak rusak sewaktu beroperasi sehingga tidak terjadi kerusakan alat
yang dapat merugikan perusahaan, salah satu kerusakan pada mesin ripple
mill adalah patahnya rotor bar sehingga perlu pergantian yang baru.
Proses penghancuran inti sawit (ripple mill) dengan menggunakan
rotor bar merupakan salah satu jenis proses penghancuran inti sawit.
Pergerakan rotor relatif terhadap benda kerja akan menyebabkan partikel
dari biji retak. Pemecahan biji dapat dikatakan berhasil apabila hasil yang
diperoleh pada proses pemecahan biji sesuai dengan hasil proses pemecahan
pada alat ripple mill. Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan suatu
metode perbaikan sistem kerja untuk mencapai sistem produksi yang
sempurna.
Efisiensi gilingan pada pemecahan biji adalah persentase
kemampuan gilingan dari rotor plate dalam memecah kernel menjadi biji
cangkang dan inti kelapa sawit. Tingkat efisiensi yang dibutuhkan

9
perusahaan untuk wave mill adalah sekitar 96. Hasil dari proses
perengkahan biji dibagi menjadi biji utuh, biji pecah, inti utuh, inti pecah
dan cangkang. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengoperasian
penghancur besi bergelombang adalah jarak dari rotor. Jarak rotor plate
yang terlalu rapat akan mengakibatkan tingkat efisiensi pemecahan pada
biji yang tinggi, dan jika jarak rotor plate terlalu longgar maka biji tidak
akan pecah dengan baik. Hal ini terjadi karena jarak rotor pada wave mill
tidak diatur sesuai standar efisiensi perusahaan sehingga partikel sawit
berukuran kecil akan masuk ke dalam chamber besar wave mill dan
sebaliknya partikel sawit berukuran besar akan masuk ke chamber kecil.
Rotor yang berputar terdiri dari 30 batang. Batang rotor terbuat dari
lingkaran baja karbon yang terdiri dari 2 lapisan yaitu 15 batang
pemasangan luar dan 15 batang pemasangan dalam. Pelat pemasangan
terbuat dari baja karbon tinggi dengan permukaan bergerigi dan tajam.
Mekanisme pemecahan biji berbeda dengan mekanisme pemecahan
cangkang, yaitu dengan menggunakan rotor untuk memaksa biji masuk ke
dinding gigi gergaji dan menyebabkan biji meledak. Efisiensi perengkahan
butir dipengaruhi oleh kecepatan putaran rotor karena adanya gaya resultan,
jarak antara rotor dengan pelat diatur sedemikian rupa sehingga berfungsi
sebagai penopang dan pemutus. Penghancur besi bergelombang dan
tumbukan terus menerus antara lembaran besi bergelombang dan rotor yang
bergerak. Rotor mempercepat proses pemisahan inti sawit. Untuk mencapai
efisiensi penggilingan yang optimal untuk berbagai ukuran partikel sawit,
jarak antara rotor dan pelat besi bergelombang dapat disesuaikan dengan
ukuran partikel sawit yang dimuat. Saat mengolah biji sawit cangkang tipis
(Tenera dan Psifera) kadar airnya ±20D44.(Hikmawan et al., 2021)

10
Gambar 4. : Rotor Bar

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pabrik Mini Kelapa Sawit PTKI Medan yang
terletak di Jalan Medan Tenggara Kecamatan Medan Denai Kota Medan.
3.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama praktikum teknologi pengolahan kelapa sawit
mulai pada tanggal 10 Juli 2023 sampai 14 Juli 2023.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun peralatan dan bahan yang digunakan di dalam percobaan atau
pengamatan dalam penelitian yang dilakukan penulis dalam menyusun
Proposal Karya Ilmiah ini :
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan meliputi :
1. Timbangan berdiri duduk
Jumlah Alat : 1 unit
Kegunaan : Untuk menimbang sampel.
Cara Kerja : Timbangan di sambungkan ke sumber arus listrik.
Sampel di dalam ember di taruh di atas timbangan
untuk di ukur beratnya.
2. Ember
Jumlah Alat : 4 Buah
Kegunaan : Sebagai wadah dari biji utuh,inti utuh, biji pecah,dan
cangkang
Cara Kerja : ember kosong di timbang, kemudian di zero-kan dan
di masukkan sampe ke dalam ember yang akan di
timbang
3. Karung
Jumlah Alat : 1 Buah
Kegunaan : Sebagai wadah dari sampel hasil proses pemecahan

12
Cara Kerja : Karung di sambungkan ke lubang pengeluaran hasil
pemecahan pada rotor bar agar sampel hasil
pemecahan jatuh ke karung
4. Kunci Inggris
Jumlah Alat : 1 Buah
Kegunaan : Sebagai pengatur dari variasi jarak pada rotor bar
Cara Kerja : kunci inggris di kaitkan ke baut dari rotor bar dan di
putar ke arah kanan atau kiri untuk membesarkan dan
mengecilkan ukuran jarak dari rotor bar
5. Jangka Sorong
Jumlah Alat : 1 Buah
Kegunaan : Sebagai pengatur diameter dari jarak rotor bar yang
akan di uji
Cara Kerja : Putar baut pengencang dan luncurkan rem pada jangka
sorong untuk membuka rahang bawah sejauh yang di
perlukan untuk mengukur diameter dari rotor bar yang
akan di uji
6. Ripple mill
Jumlah Alat : 1 buah
Kegunaan : Sebagai pemecah biji di pabrik mini kelapa sawit
Cara kerja : Biji yang masuk pada ripple mill kemudian akan
bertabrakan dengan rotor plat dan stationary plate
yang kemudian akan menghimpit biji yang
menyebabkan biji dapat terpecah
3.2.2. Bahan
Biji Kelapa Sawit (Kernel hasil olahan) yang telah dipecahkan dengan
menggunakan alat mesin pemecah biji (Ripple Mill)

3.3. Metode Penelitian


3.3.1. Prosedur Penelitian
1. Sampel hasil dari polishing drum jatuh ke masuk ke kernel elevator dan
masuk ke dalam ripple mill

13
2. Sampel diambil dari mesin ripplw mill menggunakan wadah
3. Timbang sampel yang telah di ambil sebanyak 500 gram dengan
menggunakan timbangan berdiri duduk
4. Sampel hasil tersebut kemudian dimasukkan ke dalam ripple mill untuk
dilakukan pemecahan biji sawit
5. Kemudian sampel akan dilakukan uji coba dengan variasi jarak rotor
plate 4 mm, 4,5 mm, 5,0 mm, 5,5 mm, 6,0 mm, 6,5 mm, 7,0 mm, 7,5 mm
8,0 mm, 8,5 mm, 9,0 mm dan 10 mm dengan menggunakan kunci inggris
dan mengukurnya dengan jangka sorong.
6. Naikkan saklar dan tekan tombol on pada panel untuk menyalakan ripple
mill
7. Sampel (biji hasil pemecahan di ripple mill) di ambil dari hasil keluaran
Ripple Mill dengan menggunakan wadah (ember)
8. Tekan tombol off dan turunkan saklar pada panel Ripple Mill
9. Kemudian sampel yang telah melalui proses pemecahan dipisahkan
berdasarkan biji utuh, biji pecah, nut utuh, nut pecah dan cangkang
10. Lalu masing-masing sampel yang telah dipisahkan di timbang kembali
akan tetapi wadah penimbangan di zero-kan terlebih dahulu kemudian
catat hasil penimbangan dari setiap sampel
11. Perhatikan perbedaan hasil pemecahan tiap sampel berdasarkan jarak
rotor plate yang telah dilakukan percobaan

3.3.2. Diagram Metode Penelitian

Mulai

Sampel hasil polishing drum


di tampung

14
Timbang sampel sebanyak
500 gram

Sampel di masukkan ke dalam


Ripple Mill

Nyalakan Mesin Ripple Mill

Sampel hasil pemecahan di


tampung

Matikan mesin Ripple Mill

Sampel dipisahkan
berdasarkan kriteria
pemecahan

Timbang sampel yang telah


dipisahkan dan catat hasilnya

Amati perbedaan hasil


pecahan dari sampel

Stop

15
3.4. Analisa Data
Penentuan Efesiensi Ripple Mill dari masing-masig jarak rotor yang berbeda-
beda sampel yang di timbang. Adapun rumus yang dipakai yaitu:

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑖𝑗𝑖 𝑢𝑡𝑢ℎ


1. Kadar Biji Utuh = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑖𝑗𝑖 𝑝𝑒𝑐𝑎ℎ


2. Kadar Biji pecah = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑛𝑢𝑡 𝑢𝑡𝑢ℎ


3. Kadar Nut utuh = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑛𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑐𝑎ℎ


4. Kadar Nut pecah = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔


5. Cangkang = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

16
DAFTAR PUSTAKA
Eni. (1967). Analisis Sistem Pengolahan Kelapa Sawit Dan Pemanfaaatan Limbah
Kelapa Sawit Di Pt. Perkebunan Nusantara Iv Unit Dolok Ilir. Angewandte
Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 6(Mi), 5–24.
Hikmawan, O., Naufa, M., & Indriani, B. M. (2021). The Effect of rotor distance
on seed cracking efficiency at Ripple Mill stastion in palm oil Factory. Jurnal
Teknik Dan Teknologi, 15(2), 14–21.
Hikmawan, O., Naufa, M., & Tarigan, A. (2022). Pengaruh Tekanan Pada Stasiun
Screw Press Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Terhadap Kehilangan Minyak
Dalam Ampas Press the Effect of Pressure in the Screw Press Station of Palm
Oil Processing Factory on Loss of Oil in Ampas Press. Jurnal Teknik Dan
Teknologi, 15(29), 36–43.
http://bpkimi1.kemenperin.go.id/jtt/article/view/6381
No, V., Fahlai, S., & Supardi, J. (2023). Analisa Kerusakan Rotor Bar Pada Mesin
Ripple Mill Dengan Metode Perhitungan Biji Sawit Utuh / Lolos Pada Proses
Pemecahan Biji Kelapa Sawit ( Studi Kasus : Pt Beurata Subur Persada ).
2(1), 26–32.
Nugroho, A. (2019). Teknologi Agroindustri Kelapa Sawit. In Lambung Mengkurat
Universitas Press (Issue August).
https://www.researchgate.net/profile/Agung-Nugroho-
13/publication/337315913_Buku_Teknologi_Agroindustri_Kelapa_Sawit/lin
ks/5dd1694792851c382f469b34/Buku-Teknologi-Agroindustri-Kelapa-
Sawit.pdf
Sudradjat. (2019). KELAPA SAWIT: Prospek Pengembangan dan Peningkatan
Produktivitas. IPB Press, 3, 5–7. www.ipbpress.com

17

Anda mungkin juga menyukai