Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
1. Karya tulis saya, Proposal Karya Akhir dengan judul “Pengaruh Jarak Rotor Terhadap
Efisiensi Pemecahan Biji Pada Riplle Mill Di Pabrik Mini Kelapa Sawit PTKI Medan”
adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar akademik, baik di
Politeknik Teknologi Kimia Industri, maupun di Perguruan Tinggi lainnya.
2. Proposal Karya Akhir ini murni gagasan, penilaian, dan rumusan saya sendiri, tanpa
bantuan tidak sah dari pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Didalam proposal karya akhir ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan
dicantumkan pada daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi
akademik, berupa pancabutan gelar yang telah saya peroleh karena proposal karya akhir
ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan hukum yang berlaku.
NIM. 22 03 020
ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERNYATAAN OROSINALITAS ................................................................ iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
Halaman ........................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
BAB I ................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................... 3
1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
1.3.2 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3
BAB II ............................................................................................................... 4
2.1. Pengertian Kelapa Sawit ................................................................ 4
2.2. Pengolahan Kelapa Sawit ............................................................... 6
2.3. Ripple Mill ....................................................................................... 7
4.3.1 Rotor ................................................................................................. 8
4.3.2 Piringan ............................................................................................ 9
4.3.3 Rotor Bar ......................................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................ 12
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 12
3.2. Alat dan Bahan .............................................................................. 12
3.2.1. Alat ..................................................................................................... 12
3.2.2. Bahan ................................................................................................ 13
3.3. Metode Penelitian .......................................................................... 13
3.3.1. Prosedur Penelitian .......................................................................... 13
3.3.2. Diagram Penelitian…………………………………………………14
3.4 Analisa data……………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
rotor. Efisiensi pemecahan biji dipengaruhi kecepatan rotor bar, jarak antara
rotor bar dengan plat bergerigi dan ketajaman gerigi plat disusun sedemikian
rupa sehingga berperan sebagai penahan dan pemecah. Jarak rotor sangat
berpengaruh terhadap efisiensi ripple mill pada pemecahan biji kelapa
sawit. Semakin renggang (besar) jarak rotor pada proses pemecahan biji
maka semakin rendah efisiensi mesin ripple mill artinya semakin sedikit biji
yang berhasil dipecah dan begitu juga sebaliknya, semakin rapat (kecil)
jarak rotor proses pemecahan biji maka semakin banyak biji yang berhasil
dipecah. Semakin renggang (besar) jarak rotor maka semakin sedikit jumlah
inti pecah dan sebaliknya semakin rapat (kecil) jarak rotor maka semakin
banyak jumlah inti pecah.
Berdasarkan Uraian di atas dapat dilakukan penelitian. Dimana
penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh jarak rotor bar terhadap
efisiensi pemecahan biji sawit dalam mesin ripple mill. Dalam konteks ini,
efisiensi dapat diukur dalam hal pemisahan daging buah sawit dari
cangkang, kualitas biji yang dihasilkan, dan konsumsi energi. Penelitian ini
akan memberikan wawasan yang berharga bagi industri kelapa sawit dalam
upaya meningkatkan proses pemecahan biji sawit, yang pada gilirannya
dapat mendukung peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi minyak
kelapa sawit. Penelitian ini juga relevan dengan isu-isu lingkungan dan
keberlanjutan, karena efisiensi dalam pemrosesan biji sawit dapat
membantu mengurangi limbah dan penggunaan energi, yang dapat
mengurangi dampak lingkungan dari industri kelapa sawit. Oleh karena itu,
penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan manfaat besar bagi
industri, ekonomi, dan lingkungan sehingga penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul:
2
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh jarak rotor bar terhadap proses pemecahan biji di
Pabrik Mini Kelapa Sawit PTKI Medan?
2. Bagaimana pengaruh jarak rotor bar jumlah inti pecah pada proses
pemecahan biji di Pabrik Mini Kelapa Sawit PTKI Medan?
3. Berapakah jarak rotor bar yang sesuai agar hasil yang diperoleh memenuhi
standart dari industri?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
sawit dilakukan dengan memperluas areal budidaya kelapa sawit dan
meningkatkan produktivitas. Luas areal tanam kelapa sawit di Indonesia
pada tahun 2009 mencapai 7,51 juta hektar dengan hasil produksi minyak
sawit sebesar 18,64 juta ton dan inti sawit sebesar 3,47 juta ton.
Berdasarkan data Oil World menunjukkan bahwa pada tahun 2003-2007,
konsumsi minyak sawit mencapai 21,5% dari konsumsi minyak nabati
global. Hingga saat ini, Indonesia masih menduduki peringkat sebagai
produsen CPO terbesar di dunia, dengan produksi sebesar 21,8 juta ton pada
tahun 2010. (Eni, 1967)
Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia dan
industrinya telah menjadi andalan perekonomian karena minyak sawit
merupakan salah satu sumber utama pendapatan devisa dari ekspor
pertanian. Pada tahun 2015, Indonesia memproduksi lebih dari 31 juta ton
minyak sawit mentah (CPO) (Direktorat Penghijauan 2015). Perkebunan
kelapa sawit berkontribusi besar terhadap pembangunan wilayah sebagai
sumber penting pengentasan kemiskinan melalui hilirisasi budidaya dan
pengolahan. Budidaya kelapa sawit memberikan pendapatan yang dapat
diandalkan bagi sebagian besar masyarakat miskin pedesaan di Indonesia,
terutama di Sumatera dan Kalimantan. Kesempatan kerja yang disediakan
oleh subsektor kelapa sawit di Indonesia dapat menjangkau lebih dari 6 juta
orang sehingga menjadi sarana untuk mengentaskan kemiskinan di
masyarakat. Secara total, sekitar 11,44 juta ton minyak sawit diproduksi
oleh perkebunan skala kecil di 42% wilayah perkebunan kelapa sawit di
seluruh Indonesia (Direktorat Produksi Tanaman, 2015).
Ada beberapa alasan yang menjelaskan perkembangan perkebunan
kelapa sawit yang sangat pesat (World Growth, 2011). Pertama, harga
minyak CPO dan minyak inti sawit meningkat tajam akibat peningkatan
tajam konsumsi minyak dan lemak nabati di Tiongkok dan India.. Hal ini
mendorong investor untuk mengembangkan perkebunan skala besar di
lahan yang sesuai di Sumatera dan Kalimantan. Sejauh ini perluasan areal
kelapa sawit belum menemui permasalahan hama yang serius. Kedua,
minyak sawit dan minyak inti sawit merupakan minyak nabati yang
5
memiliki pangsa pasar signifikan dalam industri pangan dan petrokimia..
Selain itu, minyak sawit juga diketahui mengandung bahan-bahan yang
sangat menyehatkan untuk diet. Ketiga, kelapa sawit merupakan pesaing
kuat terhadap minyak nabati dari tanaman lain karena memiliki hasil per
hektar tertinggi dan menggunakan energi matahari untuk menghasilkan
minyak secara efisien.. Minyak sawit yang disimpan dengan baik
menghasilkan minyak sawit enam kali lebih produktif dibandingkan
minyak canola. Berikut disajikan data tanaman penghasil minyak selain
kelapa sawit yang banyak digunakan di indonesia. (Sudradjat, 2019)
No Komoditi Kg minyak/ha
1 Kelapa sawit 3622
2 Rape seed 552
3 Bunga matahari 550
4 Kelapa 395
5 Kacang tanah 354
6 Kedelai 332
7 Kapas 173
8 Sesame seed 159
Tabel 1. Produktivitas beberapa tanaman penghasil minyak
Sumber: World Growth (2011)
2.2. Pengolahan Kelapa Sawit
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) adalah pabrik yang mengolah minyak
sawit dengan cara dan aturan tertentu untuk menghasilkan minyak sawit
mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). Minyak sawit mentah (CPO)
merupakan hasil pengolahan ampas kelapa sawit melalui perebusan tandan
buah segar (TBS), penghancuran dan pengepresan. CPO ini diperoleh dari
kulit buah kelapa sawit yang telah melalui beberapa proses yaitu sterilisasi,
pengempaan pengepresan dan klarifikasi dan sisa ampas hasil pengepresan
di olah untuk menjadi PKO. Minyak mentah merupakan produk kelas satu
yang dapat meningkatkan nilainya sekitar 30% dari nilai jual tandan buah
segar.. Dalam proses transformasinya, perusahaan selalu berupaya
mengoptimalkan keuntungan CPO dan PKO. Salah satu sistem manajemen
yang diterapkan untuk mencapai produktivitas optimal adalah dengan
mengurangi terjadinya kehilangan minyak CPO dan kehilangan kernel
6
(PKO loss) pada saat produksi yang dapat merugikan
perusahaan.(Hikmawan et al., 2022)
Pengolahan minyak sawit merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan komersial sebuah pabrik kelapa sawit. Memang
benar, minyak sawit merupakan salah satu produk utama yang mempunyai
dampak besar terhadap perekonomian negara-negara yang didominasi oleh
minyak sawit. Oleh karena itu, penting bagi pabrik untuk memperhatikan
proses pengolahannya, karena produk olahan kelapa sawit harus dihasilkan
dengan kualitas yang baik. Dengan semakin berkembangnya budidaya
kelapa sawit, maka pabrik sangat membutuhkan mesin pengolah kelapa
sawit untuk mendapatkan hasil yang optimal. Salah satunya adalah alat
penghancur inti sawit (ripple mill).
Pengolahan minyak sawit dibagi menjadi dua bagian yaitu
pengolahan minyak sawit dan pengolahan inti sawit.. Di pabrik kelapa
sawit, stasiun benih merupakan stasiun akhir produksi inti sawit. Benih yang
diperoleh dari proses pemisahan biji dan daging buah (Depericarper) dibawa
ke stasiun ini untuk dimasak, dipecah dan dipisahkan antara inti dan
cangkangnya. Inti dikeringkan sampai batas tertentu, dan cangkangnya
dikirim ke pembangkit listrik sebagai bahan bakar yang biasanya digunakan
pada Boiler.
Proses penggilingan biji di pabrik kelapa sawit merupakan proses
yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan pengolahan kernel.
Ripple mill merupakan alat penghancur biji-bijian yang biasa digunakan di
pabrik kelapa sawit.(Hikmawan et al., 2021)
2.3. Ripple Mill
Mesin ripple mill adalah mesin pabrik kelapa sawit yang ada di
stasiun pengolahan inti. Fungsi ripple mill yaitu untuk memecahkan
cangkang biji dengan cara menggilas biji didalam plat besi yang berputar
secara sentrifugal, oleh karena adanya gaya sentrifugal yang ditimbulkan
oleh putaran rotor yang sangat tinggi, maka biji-biji yang masuk dalam
ruang pemecahan akan terbawa oleh lempengan siku-siku tersebut,
7
kemudian terlempar kesamping membentur dinding, akibatnya biji-biji
tersebut akan pecah intinya dan akan terpisah dari cangkang.
4.3.1 Rotor
Rotor adalah bagian mesin yang berputar yang terdiri dari beberapa
bagian komponen, yaitu Rotor as adalah poros yang digunakan sebagai
penumpu beban komponen lain pada rotor. Akibat putaran Rotor as maka
Rotor akan berputar, putaran Rotor as adalah akibat elektromotor yang
mentransmisikan putarannya ke Rotor as melalui puli dan sabuk.
Gambar 1. : Rotor
8
4.3.2 Piringan
Piringan merupakan salah satu komponen rotor yang digunakan
sebagai kedudukan dari Rotor Bar.dan juga sebagai pengapit Rotor Bar agar
tetap pada posisinya.(No et al., 2023)
Gambar 3. : Piringan
9
perusahaan untuk wave mill adalah sekitar 96. Hasil dari proses
perengkahan biji dibagi menjadi biji utuh, biji pecah, inti utuh, inti pecah
dan cangkang. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengoperasian
penghancur besi bergelombang adalah jarak dari rotor. Jarak rotor plate
yang terlalu rapat akan mengakibatkan tingkat efisiensi pemecahan pada
biji yang tinggi, dan jika jarak rotor plate terlalu longgar maka biji tidak
akan pecah dengan baik. Hal ini terjadi karena jarak rotor pada wave mill
tidak diatur sesuai standar efisiensi perusahaan sehingga partikel sawit
berukuran kecil akan masuk ke dalam chamber besar wave mill dan
sebaliknya partikel sawit berukuran besar akan masuk ke chamber kecil.
Rotor yang berputar terdiri dari 30 batang. Batang rotor terbuat dari
lingkaran baja karbon yang terdiri dari 2 lapisan yaitu 15 batang
pemasangan luar dan 15 batang pemasangan dalam. Pelat pemasangan
terbuat dari baja karbon tinggi dengan permukaan bergerigi dan tajam.
Mekanisme pemecahan biji berbeda dengan mekanisme pemecahan
cangkang, yaitu dengan menggunakan rotor untuk memaksa biji masuk ke
dinding gigi gergaji dan menyebabkan biji meledak. Efisiensi perengkahan
butir dipengaruhi oleh kecepatan putaran rotor karena adanya gaya resultan,
jarak antara rotor dengan pelat diatur sedemikian rupa sehingga berfungsi
sebagai penopang dan pemutus. Penghancur besi bergelombang dan
tumbukan terus menerus antara lembaran besi bergelombang dan rotor yang
bergerak. Rotor mempercepat proses pemisahan inti sawit. Untuk mencapai
efisiensi penggilingan yang optimal untuk berbagai ukuran partikel sawit,
jarak antara rotor dan pelat besi bergelombang dapat disesuaikan dengan
ukuran partikel sawit yang dimuat. Saat mengolah biji sawit cangkang tipis
(Tenera dan Psifera) kadar airnya ±20D44.(Hikmawan et al., 2021)
10
Gambar 4. : Rotor Bar
11
BAB III
METODE PENELITIAN
12
Cara Kerja : Karung di sambungkan ke lubang pengeluaran hasil
pemecahan pada rotor bar agar sampel hasil
pemecahan jatuh ke karung
4. Kunci Inggris
Jumlah Alat : 1 Buah
Kegunaan : Sebagai pengatur dari variasi jarak pada rotor bar
Cara Kerja : kunci inggris di kaitkan ke baut dari rotor bar dan di
putar ke arah kanan atau kiri untuk membesarkan dan
mengecilkan ukuran jarak dari rotor bar
5. Jangka Sorong
Jumlah Alat : 1 Buah
Kegunaan : Sebagai pengatur diameter dari jarak rotor bar yang
akan di uji
Cara Kerja : Putar baut pengencang dan luncurkan rem pada jangka
sorong untuk membuka rahang bawah sejauh yang di
perlukan untuk mengukur diameter dari rotor bar yang
akan di uji
6. Ripple mill
Jumlah Alat : 1 buah
Kegunaan : Sebagai pemecah biji di pabrik mini kelapa sawit
Cara kerja : Biji yang masuk pada ripple mill kemudian akan
bertabrakan dengan rotor plat dan stationary plate
yang kemudian akan menghimpit biji yang
menyebabkan biji dapat terpecah
3.2.2. Bahan
Biji Kelapa Sawit (Kernel hasil olahan) yang telah dipecahkan dengan
menggunakan alat mesin pemecah biji (Ripple Mill)
13
2. Sampel diambil dari mesin ripplw mill menggunakan wadah
3. Timbang sampel yang telah di ambil sebanyak 500 gram dengan
menggunakan timbangan berdiri duduk
4. Sampel hasil tersebut kemudian dimasukkan ke dalam ripple mill untuk
dilakukan pemecahan biji sawit
5. Kemudian sampel akan dilakukan uji coba dengan variasi jarak rotor
plate 4 mm, 4,5 mm, 5,0 mm, 5,5 mm, 6,0 mm, 6,5 mm, 7,0 mm, 7,5 mm
8,0 mm, 8,5 mm, 9,0 mm dan 10 mm dengan menggunakan kunci inggris
dan mengukurnya dengan jangka sorong.
6. Naikkan saklar dan tekan tombol on pada panel untuk menyalakan ripple
mill
7. Sampel (biji hasil pemecahan di ripple mill) di ambil dari hasil keluaran
Ripple Mill dengan menggunakan wadah (ember)
8. Tekan tombol off dan turunkan saklar pada panel Ripple Mill
9. Kemudian sampel yang telah melalui proses pemecahan dipisahkan
berdasarkan biji utuh, biji pecah, nut utuh, nut pecah dan cangkang
10. Lalu masing-masing sampel yang telah dipisahkan di timbang kembali
akan tetapi wadah penimbangan di zero-kan terlebih dahulu kemudian
catat hasil penimbangan dari setiap sampel
11. Perhatikan perbedaan hasil pemecahan tiap sampel berdasarkan jarak
rotor plate yang telah dilakukan percobaan
Mulai
14
Timbang sampel sebanyak
500 gram
Sampel dipisahkan
berdasarkan kriteria
pemecahan
Stop
15
3.4. Analisa Data
Penentuan Efesiensi Ripple Mill dari masing-masig jarak rotor yang berbeda-
beda sampel yang di timbang. Adapun rumus yang dipakai yaitu:
16
DAFTAR PUSTAKA
Eni. (1967). Analisis Sistem Pengolahan Kelapa Sawit Dan Pemanfaaatan Limbah
Kelapa Sawit Di Pt. Perkebunan Nusantara Iv Unit Dolok Ilir. Angewandte
Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 6(Mi), 5–24.
Hikmawan, O., Naufa, M., & Indriani, B. M. (2021). The Effect of rotor distance
on seed cracking efficiency at Ripple Mill stastion in palm oil Factory. Jurnal
Teknik Dan Teknologi, 15(2), 14–21.
Hikmawan, O., Naufa, M., & Tarigan, A. (2022). Pengaruh Tekanan Pada Stasiun
Screw Press Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Terhadap Kehilangan Minyak
Dalam Ampas Press the Effect of Pressure in the Screw Press Station of Palm
Oil Processing Factory on Loss of Oil in Ampas Press. Jurnal Teknik Dan
Teknologi, 15(29), 36–43.
http://bpkimi1.kemenperin.go.id/jtt/article/view/6381
No, V., Fahlai, S., & Supardi, J. (2023). Analisa Kerusakan Rotor Bar Pada Mesin
Ripple Mill Dengan Metode Perhitungan Biji Sawit Utuh / Lolos Pada Proses
Pemecahan Biji Kelapa Sawit ( Studi Kasus : Pt Beurata Subur Persada ).
2(1), 26–32.
Nugroho, A. (2019). Teknologi Agroindustri Kelapa Sawit. In Lambung Mengkurat
Universitas Press (Issue August).
https://www.researchgate.net/profile/Agung-Nugroho-
13/publication/337315913_Buku_Teknologi_Agroindustri_Kelapa_Sawit/lin
ks/5dd1694792851c382f469b34/Buku-Teknologi-Agroindustri-Kelapa-
Sawit.pdf
Sudradjat. (2019). KELAPA SAWIT: Prospek Pengembangan dan Peningkatan
Produktivitas. IPB Press, 3, 5–7. www.ipbpress.com
17